Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA ISLAM

(KELUARGA MUSLIM)

KELOMPOK 8:

1. RIO ALDYANTO (103220001)


2. SILVIA APRILIA (103220007)

DOSEN PENGAMPU: MUFTI AFAN M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima berbagai masukan dari pembaca, dan akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
yang di berikan oleh dosen dan di lanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul
“KELUARGA MUSLIM”.

Kami sebagai Penulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari sisi materi
maupun penulisan saran yang bersifat membangun yang di harapkan bagi seluruh pembaca.

Lubuklinggau, mei 2023

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan Masalah ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................2
A. Pengertian keluarga menurut islam..............................................................................2
B. Konsep keluarga menurut islam ..................................................................................3
C. Tujuan membina keluarga menurut islam....................................................................5
D. Pembinaan keluarga menurut islam..............................................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hidup berumah tangga merupakan tuntutan fitrah manusia sebagai makhluk


sosial. Keluarga atau rumah tangga muslim adalah lembaga terpenting dalam
kehidupan kaum muslimin umumnya dan manhaj amal Islami khususnya. Ini semua
disebabkan karena peran besar yang dimainkan oleh keluarga, yaitu mencetak dan
menumbuhkan generasi masa depan, pilar penyangga bangunan umat dan perisai
penyelamat bagi negara.

Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa keluarga merupakan pondasi


awal dari bangunan masyarakat dan bangsa. Oleh karenanya, keselamatan dan
kemurnian rumah tangga adalah faktor penentu bagi keselamatan dan kemurnian
masyarakat, serta sebagai penentu kekuatan, kekokohan, dan keselamatan dari
bangunan negara. Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa apabila bangunan sebuah
rumah tangga hancur maka sebagai konsekuensi logisnya masyarakat serta negara bisa
dipastikan juga akan turut hancur.

Kemudian setiap adanya sekumpulan atau sekelompok manusia yang terdiri atas
dua individu atau lebih, tidak bisa tidak, pasti dibutuhkan keberadaan seorang
pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang mengatur dan sekaligus
membawahi individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti keberadaan atasan dan
bawahan). Untuk lebih jelas dari pembahasan tetnag keluarga ini akan lebih dijelaskan
di bab pembahasan pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keluarga menurut islam?
2. Bagaimana konsep keluarga menurut islam?
3. Apa tujuan membina keluarga menurut islam?
4. Bagaimana membina keluarga menurut islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keluarga menurut islam.
2. Untuk mengetahui konsep keluarga menurut islam.
3. Untuk mengetahui tujuan pembinaan kerluarga menurut islam.
4. Untuk mengetahui cara membina keluarga menurut islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga Menurut Islam

Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, isteri dan anak-
anak. Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam
menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga degan meletakkan kaidah-
kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ke tidak harmonisan dan
kehancuran. Kenapa demikian besar perhatian Islam? Karena tidak dapat dipungkiri
bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat
muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-
generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi.
Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota maka akan kuat pula
masyarakat dan akan terwujud keamanan yang didambakan. Sebalik bila tercerai berai
ikatan keluarga dan kerusakan meracuni anggota-anggota maka dampak terlihat pada
masyarakat bagaimana kegoncangan melanda dan rapuh kekuatan sehingga tidak
diperoleh rasa aman.
Kemudian setiap adanya keluarga ataupun sekumpulan atau sekelompok manusia
yang terdiri atas dua individu atau lebih, tidak bisa tidak, pasti dibutuhkan keberadaan
seorang pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang mengatur dan
sekaligus membawahi individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti keberadaan atasan
dan bawahan).
Demikian juga dengan sebuah keluarga, karena yang dinamakan keluarga adalah
minimal terdiri atas seorang suami dan seorang istri yang selanjutnya muncul adanya
anak atau anak-anak dan seterusnya. Maka, sudah semestinya di dalam sebuah
keluarga juga dibutuhkan adanya seorang pemimpin keluarga yang tugasnya
membimbing dan mengarahkan sekaligus mencukupi kebutuhan baik itu kebutuhan
yang sifatnya dhohir maupun yang sifatnya batiniyah di dalam rumah tangga tersebut
supaya terbentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Di dalam al-
Qur’ān disebutkan bahwa suami atau ayahlah yang mempuyai tugas memimipin
keluarganya karena laki-laki adalah seorang pemimpin bagi perempuan. Seperti yang
terungkap dalam Al-Qur’an surah An-nisa sebagai berikut.
‫ألرّجال قوّامون علىالنّسآء‬.
“laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan”

B. Konsep Keluarga Menurut Islam


Konsep keluarga menurut islam secara substansial tidak begitu berbeda
dengan bentuk konsep keluarga sakinah yang ada pada hukum Islam yaitu
membentuk rumah tangga yang bernafaskan Islam, yang mawaddah wa
rahmah. Hanya pada poin-poin tertentu yang memberi penekanan yang lebih dalam
pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut tentang hak dan kewajiban atau
peran suami-istri di dalam rumah tangga.
a. Kewajiban-kewajiban dan peran suami dalam keluarga.
Kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi seorang ayah sebagai kepala keluarga
meliputi :
a) Kebutuhan yang berhubungan dengan jasādiyah
Yang berhubungan dengan jasādiyah atau yang identik dengan
kebutuhan lahiriyah antara lain seperti:
 kebutuhan sandang,
 kebutuhan pangan,
 kebutuhan tempat tinggal, dan
 kebutuhan yang sifatnya sosial seperti kebutuhan berinteraksi dengan
sesamanya dan lain sebagainya.
b) Kebutuhan yang berhubungan dengan rūhiyah,
Kebutuhan yang berhubungan dengan rūhiyah seperti:
 Kebutuhan beragama,
 kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid, dst
c) Kebutuhan yang berhubungan dengan aqliyahnya.
Kebutuhan aqliyah adalah kebutuhan yang bersifat aqliyah yaitu
kebutuhan akan pendidikan.
Namun dari semua kebutuhan yang tersebut di atas,
kebutuhan ruhiyah lah yang paling penting. Yaitu apa saja yang berhubungan
dengan aqidah islamiyah. Karena masalah ini berlanjut sampai kehidupan
kelak di akherat. Allah SWT berfirman:
 ‫يآأيّها ألّذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا‬.
“Hai orang-orang yang beriman jagalah diri mu dan keluargamu dari api
neraka”
Selain sebagai seorang suami dan atau ayah yang mempunyai tanggung jawab
terhadap keluarga yang dipimpinnya, laki-laki sebagai seorang muslim juga
mempunyai tugas yang tidak kalah pentingya dan merupakan tugas pokok
setiap muslim atau mu’min yaitu melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an QS Al-Imran ayat 104 Allah SWT
berfirman:
ٓ
َ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ‬
‫ك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫` َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung”.
Amar ma’ruf nahi munkar diperintahkan untuk dikerjakan di manapun
dan kapanpun seorang muslim berada dan kepada siapa saja hal itu perlu
dilakukan. Akan tetapi yang paling penting dan utama dilakukan amar ma’ruf
nahi munkar adalah dimulai dari diri sendiri, keluarga dekat maupun jauh,
baru kemudian kepada masyarakat secara umum. Juga dengan cara apapun
sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, misalnya dengan ucapan saja
ataukah diperlukan dengan perbuatan.
Namun dari semua kebutuhan yang tersebut di atas,
kebutuhan ruhiyah lah yang paling penting. Yaitu apa saja yang berhubungan
dengan aqidah islamiyah. Karena masalah ini berlanjut sampai kehidupan
kelak di akherat.
b. Kewajiban-kewajiban dan peran seorang istri dalam keluarga.
Konsep lain seperti yang tertera dalam Al-Qur’an ialah sakinah, mawaddah,
warahmah. Didalam islam membina keluraga yang sakinah, mawaddah, dan
warahmah sangat ditegaskan dan dianjurkan seperti yang di jelaskan dalam Al-
Qur’an QS Arrum ayat 21. Allah Berfirman :
َ ِ‫ق لَ ُكم ِّم ْن َأنفُ ِس ُك ْم َأ ْز ٰ َوجًا لِّتَ ْس ُكنُ ٓو ۟ا ِإلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُكم َّم َو َّدةً َو َرحْ َمةً ۚ ِإ َّن فِى ٰ َذل‬
ٍ َ‫ك َل َءا ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ َ‫َو ِم ْن َءا ٰيَتِ ِٓۦه َأ ْن خَ ل‬
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Ulama tafsir menyatakan bahwa sakinah dalam ayat tersebut adalah suasana
damai yang melingkupi rumah tangga dimana masing-masing pihak (suami-isteri)
menjalankan perintah Allah SWT. dengan tekun, saling menghormati, dan saling
toleransi. Dari suasana as-sakinah tersebut akan muncul rasa saling mengasihi dan
menyayangi (al-mawaddah), sehingga rasa bertanggung jawab kedua belah pihak
semakin tinggi.
Sehingga ungkapan Rasulullah SAW. “Baitii jannatii”, rumahku adalah surgaku,
merupakan ungkapan tepat tentang bangunan rumah tangga/ keluarga ideal. Dimana
dalam pembangunannya mesti dilandasi fondasi kokoh berupa Iman, kelengkapan
bangunan dengan Islam, dan pengisian ruang kehidupannya dengan Ihsan, tanpa
mengurangi kehirauan kepada tuntutan kebutuhan hidup sebagaimana layaknya
manusia tak lepas dari hajat keduniaan, baik yang bersifat kebendaan maupun
bukan.
Keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, merupakan suatu keluarga dambaan
bahkan merupakan tujuan dalam suatu perkawinan dan sakinah itu didatangkan
Allah SWT. Maka untuk mewujudkan keluarga sakinah harus melalui usaha
maksimal baik melalui usaha bathiniah (memohon kepada Allah SWT.), maupun
berusaha secara lahiriah (berusaha untuk memenuhi ketentuan baik yang datangnya
dari Allah SWT. dan Rasul-Nya, maupun peraturan yang dibuat oleh para pemimpin
dalam hal ini pemerintah berupa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku).
C. Tujuan Membina Keluarga Menurut Islam
Tujuannya Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan pasal 1 bahwa “Tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Membentuk keluarga bahagia itu, dalam penjelasannya berkaitan erat dengan
keturunan, pemeliharaan dan pendidikan (keturunan) yang menjadi hak dan kewaiban
(kedua) orang tua.
Al-Qur’ān juga menyebutkan tujuan dari menikah yaitu antara lain adalah
supaya memperoleh ketenangan dan membina keluarga yang penuh cinta dan kasih
sayang, disamping untuk memenuhi kebutuhan seksual dan memperoleh keturunan.
QS. Arrum 21.
Menurut ajaran Islam membentuk keluarga Islami merupakan kebahagiaan
dunia akherat juga merupakan salah satu tujuan dari pembinaan keluarga dalam islam.
Kepuasan dan ketenangan jiwa akan tercermin dalam kondisi keluarga yang damai,
tenteram, tidak penuh gejolak. Bentuk keluarga seperti enilah yang dinamakan
keluarga sakinah. Keluarga demikian ini akan dapat tercipta apabila dalam kehidupan
sehari-harinya seluruh kegiatan dan perilaku yang terjadi di dalamnya diwarnai dan
didasarkan dengan ajaran agama.
Lebih lanjut diperjelas oleh Nabi SAW di dalam hadisnya bahwa di dalam
keluarga sakinah terjalin hubungan suami-istri yang serasi dan seimbang, tersalurkan
nafsu seksual dengan baik di jalan yang diridhoi Allah SWT, terdidiknya anak-anak
yang shaleh dan shalihah, terpenuhi kebutuhan lahir, bathin, terjalin hubungan
persaudaraan yang akrab antara keluarga besar dari pihak suami dan dari pihak istri,
dapat melaksanakan ajaran agama dengan baik, dapat menjalin hubungan yang mesra
dengan tetangga, dan dapat hidup bermasyarakat dan bernegara secara baik pula.
Seperti hadis yang disampaikan oleh Anas ra. Bahwasanya ketika Allah menghendaki
suatu keluarga menjadi individu yang mengerti dan memahami agama, yang lebih tua
menyayangi yang lebih kecil dan sebaliknya, memberi rezeki yang berkecukupan di
dalam hidup mereka, tercapai setiap keinginannya, dan menghindarkan mereka dari
segala cobaan, maka terciptalah sebuah keluarga yang dinamakan sakinah,
mawaddah, warahmah.
D. Pemembinaan Keluarga Dalam Islam
Dalam membina keluarga sudah tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kita pasti
dihadapkan kepada suatu permasalahan, disini islam juga mengajarkan cara membina
suatu keluaraga agar tetap sakinah, mawaddah, warahmah yang meliputi:
1. Memperkokoh rasa cinta kita dan saling menjaga kehormatan
Baik suami maupun istri harus senantiasa menjaga kehormatan/harga diri.
Seorang istri sebaiknya bila dipandang menyenangkan suaminya. Semua
dilakukan dengan niat iklas.
2. Saling menghormati dan menghargai
Allah Swt berfirman dalam surat An Nisa ayat 19
َ‫ض َم=ا َآتَ ْيتُ ُم=وهُنَّ ِإاَّل َأنْ يَ=ْأتِين‬
ِ ‫ض=لُوهُنَّ لِت َْ=ذ َهبُوا بِبَ ْع‬ُ ‫س=ا َء َك ْرهً=ا َواَل تَ ْع‬َ ِّ‫ا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اَل يَ ِح= ُّل لَ ُك ْم َأنْ تَ ِرثُ=وا الن‬
َ ‫سى َأنْ تَ ْك َرهُوا‬
‫ش ْيًئا َويَ ْج َع َل هَّللا ُ فِي ِه َخ ْي ًرا‬ َ ‫وف فَِإنْ َك ِر ْهتُ ُموهُنَّ فَ َع‬
ِ ‫ش ُروهُنَّ بِا ْل َم ْع ُر‬ِ ‫وف َوعَا‬ ِ ‫ش ُروهُنَّ ِبا ْل َم ْع ُر‬ ِ ‫ش ٍة ُمبَيِّنَ ٍة َوعَا‬َ ‫بِفَا ِح‬
)19( ‫َكثِي ًرا‬
"bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) dengan cara yang patut/baik. Kemudian bila kamu
tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak"
Artinya disini ada respect (penghargaan) satu sama lain. Setiap manusia sangat
merasa suka bila dirinya dihargai dan dihormati. Itulah makanya banyak sekali
keutuhan rumah tangga memudar dikarenakan tidak adanya penghargaan ataupun
penghormatan terhadap pasangan kita.
3. Menjaga rahasia dan tidak menyebarkan kekurangan pasangan kita masing-
masing.
Istrimu adalah pakaian bagimu, demikian pula suamimu adalah pakaian
bagimu. Oleh karena itu jangan sampai kekurangan yang ada pada pasangan kita
sampai keluar dari rumah. Menjelekkan pasangan kita sama saja dengan
mengotori pakaian kita sendiri (menjelekkan dirimu sendiri).Bila ada masalah
sebaiknya diselesaikan dengan cara yang dingin, bahkan dapat pula diselesaikan
ditempat tidur.
4. Kerjasama (ta'awun) antara suami istri
5. Memfungsikan keluarga kita dengan optimal guna membentuk
manusia paripurna,muttaqin.
Penting bagi orang tua mengajarkan anaknya pendidikan agama sejak dini.
Anak merupakan amanah Allah kepada orangtuanya. Dari Abu
Hurairah, Rasulullah s.a.w bersabda:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci yakni Muslim).
Kedua orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau
Majusi." (Bukhari)
Pendidikan agama Islam sejak dini sangat penting terutama didalam
membentuk karakter anak. Ketika ada kesalahan pada anak, segera tegur, namun
tegurlah dengan cara yang baik, tidak dengan kekerasan. Sebab bila kita mendidik
dengan kekerasan maka generasi yang terbentuk akan keras juga.
Ajarkan anak untuk menjadi manusia yang muttaqin yaitu senantiasa
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Suami juga harus
mendidik istrinya,menjadi istri yang baik. Bila istri ada kesalahan maka tergurlah,
bila tidak didengar setelah ditegur sekali dua kali, tiga kali, maka
berpisah ranjanglah, bila tidak mempan juga maka pukullah (pukul disini
maksudnya ditegur dengan keras). Jadi mendidik keluarga disini sangatlah
penting dalam rangka membentuk manusia yang paripurna (muttaqin).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, isteri dan anak-
anak. Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam
menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga degan meletakkan kaidah-
kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ke tidak harmonisan dan
kehancuran. keluarga juga dibutuhkan adanya seorang pemimpin keluarga yang
tugasnya membimbing dan mengarahkan sekaligus mencukupi kebutuhan baik itu
kebutuhan yang sifatnya dhohir maupun yang sifatnya batiniyah di dalam rumah
tangga tersebut supaya terbentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Konsep Keluarga Menurut Islam yaitu


a. Kewajiban-kewajiban dan peran suami dalam keluarga
b. Kewajiban-kewajiban dan peran seorang istri dalam keluarga.

Tujuan Rumah Tangga Islam yaitu


Membangun sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, serta menjadi
keinginan setiap pasangan untuk bisa memiliki buah hati serta mendidik generasi
barunya

Pembinaan keluarga dalam islam yaitu


a. Memperkokoh rasa cinta kita dan saling menjaga kehormatan
b. Saling menghormati dan menghargai
c. Menjaga rahasia dan tidak menyebarkan kekurangan pasangan kita masing-
masing.
d. Kerjasama (ta'awun) antara suami istri
Memfungsikan keluarga kita dengan optimal guna membentuk
manusia paripurna,muttaqin.
DAFTAR PUSTAKA

http://cbdotnet.blogspot.com/2009/02/pandangan-kaluarga-menurut-islam.html

http://blog.re.or.id/keluarga-dalam-pandangan-islam.htm
http://blog.re.or.id/konsep-keluarga-sakinah-dalam-pandangan-islam.htm
DEPAG RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Al-Hikmah, Dipenogoro, Bandung, 2008
http://blog.re.or.id/keluarga-dalam-pandangan-islam.htm

Anda mungkin juga menyukai