SOAL :
1. Mengapa manusia harus berkeluarga?Jelaskan secara akademik-
argumentative.(skor 15)
2. Jelaskan konsep keluarga menurut Islam !(skor 15)
3. Jelaskan perbedaan dalam pengasuhan anak antara keluarga inti
dengan keluarga luas! (skor 20)
4. Analisislah kelebihan dan kekurangan dari pola asuh otoriter,
demokratis dan permisif. (skor 20)
5. Jelaskan ajaran Al-Qur’an tentang Pendidikan anak dalam
keluarga.(skor 15)
6. Nabi Muhammad SAW. Lahir sebagai yatim. Beliau diasuh sebentar
oleh ibunya karena beliau wafat, lalu pengasuhan beralih pada sang
kakek. Tak lama kemudian kakekpun wafat dan pengasuhan beralih
pada pamannya. Dari kisah tsb.bagaimana bentuk struktur keluarga
Nabi Muhammad SAW?dan bagaimana model pengasuhannya?(Skor
15)
Selamat mengerjakan,semoga sukses.
Terjalin hubungan suami dan istri yang serasi dan seimbang, tersalurkan
nafsu seksual dengan baik yang diridhai Allah Swt. Mendidik anak-anak
menjadi anak yang sholih dan shalihah.
6. Menentramkan jiwa
Persolan hidup yang timbul dapat dipecahkan bersama istrinya. Suami
istri dapat senantiasa memadu kasih bersikap mesra dan saling memberi
kesejukan.
7. Menjaga kesehatan
Perilaku seksual yang sehat merupakan faktor penting dalam menjaga
kesehatan karena sekarang banyak sekali penyakit kelamin seperti, AIDS,
raja singa (GO), dll. Melalui perilaku seks yang sehat, setia pada
pasangan akan menjaga dari tertular penyakit tersebut.
Adapun untuk pengertian keluarga, dalam hal ini yang asal katanya berasal dari
Islam maka rujukannya adalah Al Qur’an, sebab jika menginginkan konsep Islam
mengenai keluarga harus dimulai bagaimana Al Qur’an mendudukannya.
Dalam Al Qur’an kata “keluarga” disebutkan Allah SWT dengan lafadz; – أهل
( عشيرة – قربىahlun – qurbaa – ‘asyirah).
1. أهل/ahlun: Al-Raghib menyebutkan ada dua Ahlun:
a. Ahlu al Rajul: adalah keluarga yang senasab seketurunan, mereka berkumpul dalam
satu tempat tinggal. ‘Ahli’ tersebut adalah istri dan anak-anak serta yang dikaitkan
dengan keduanya. Ditunjukkan Q.S At Tahrim: 6.
ِ سا َٰٓ ِء ن
َصيب ِم َّما ت َ َر َك َۡ ُان َو ۡٱۡل َ ۡق َرب
َ ِون َو ِللن ِ ََصيب ِم َّما ت َ َر َك ٱل َو ِلد ِ ِل ِلر َجا ِل ن
٧ َصيبٗ ا َّمف ُروضٗ ا َۡ ُان َو ۡٱۡل َ ۡق َرب
ِ ون ِم َّما قَ َّل ِمنهُ أَو َكث ُ َر ن ِ َٱل َو ِلد
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak
dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian
yang telah ditetapkan.
Dan keluarga kerabat yang bersifat umum, yang ada hubungan kerabat dengan ibu dan
bapak, seperti pada ayat al-Nisa: 36.
َ ِيرت ُ ُكم َوأَم َول ٱقت َ َرفت ُ ُموهَا َو ِت َج َرة تَخشَونَ َك
٤٠ سادَهَا َ عشَ َوأَز َو ُج ُكم َو
24. ... isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, ...”
Pengertian menurut istilah (terminologi) dalam Islam, keluarga adalah satu kesatuan
hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui akad nikah menurut ajaran Islam.
Dengan adanya ikatan akad pernikahan tersebut dimaksudkan anak dan keturunan
yang dihasilkan menjadi sah secara hukum agama. Dari pengertian ini, pernikahan
adalah langkah awal dalam membangun keluarga, sehingga berketurunan dan
terjalinnya pertalian antara 2 keluarga besar. Keluarga kemudian menjalankan
organisasi rumah tangganya dengan tujuan, prinsip, metode, dan fungsi yang
berlandaskan Islam. Inilah yang kemudian menjadi konsep keluarga dalam Islam yang
akan dibahas.
Jadi, jika kita telaah dari pengertian konsep dan keluarga tersebut dan
dikaitkan dalam Islam, maka pengertian konsep keluarga dalam Islam menurut kami
adalah suatu rancangan ide yang dirumuskan untuk suatu keluarga yang terikat dalam
hubungan pernikahan baik dari segi metodenya, tujuannya, prinsip, dan fungsinya dari
keluarga tersebut berdasarkan ajaran Islam.
3. Perbedaan pola asuh pada keluarga besar dan keluarga inti.
Dua jenis keluarga yang berperan besar dalam proses pengasuhan adalah
keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extendend family).
Hubungan melalui darah dari ayah, ibu, dan keturunan pertamanya
seringkali dipahami sebagai definisi dari keluarga inti. Di sisi lain, sebuah
rumah tangga yang didalamnya terdapat sebuah keluarga inti dan juga
satu atau lebih kerabat dewasa (nenek, kakek, paman, atau bibi) biasanya
dipahami sebagai definisi dari keluarga besar.
Dulu, hidup bersama keluarga besar sering kali menjadi solusi atas
kesulitan ekonomi. Namun sekarang, faktor ekonomi tidak selalu menjadi
penyebab sebuah keluarga inti tinggal bersama keluarga besar. Berbagai
pertimbangan seperti tradisi budaya, kesehatan orangtua, keselamatan
anak, efektifitas waktu, jarak tempat tinggal dan kantor, waktu tempuh
dari rumah ke sekolah anak, kesulitan menemukan pembantu rumah
tangga, dan sebagainya sering menjadi dasar keputusan tinggal dengan
keluarga besar.
Pada ayat di atas terdapat kata qu anfusakum yang berarti buatlah sesuatu
yang dapat menjadi penghalang datangnya siksaan api neraka dengan
cara menjauhkan perbuatan maksiat.6 Memperkuat diri agar tidak
mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah.
Selanjutnya kata wa ahlikum, maksudnya adalah keluargamu yang terdiri
dari istri, anak, saudara, kerabat, pembantu dan budak, diperintahkan
kepada mereka agar menjaganya, dengan cara memberikan bimbingan,
nasehat, dan pendidikan kepada mereka. Perintahkan mereka untuk
melaksanakannya dan membantu mereka dalam merealisasikannya. Bila
kita melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka cegah dan
larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu
mengajarkan kepada orang yang berada di bawah tanggung jawabnya
segala sesuatu yang telah diwajibkan dan dilarang oleh Allah.
Makna ayat di atas sejalan dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Ahmad dan Abu Dawud dari Saburah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, َ
"Suruhlah anakmu melakukan sholat ketika berumur tujuh tahun. Dan
pukullah mereka karena mereka meninggalkan sholat ketika berumur
sepuluh tahun. Dan pisahlah mereka (anak laki-laki dan perempuan) dari
tempat tidur.” (H.R. Abu Dawud).
Kemudian waqud adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalakan api, yaitu kayu bakar. Sedangkan al-hijarah adalah batu
berhala yang biasa disembah oleh masyarakat jahiliyah. Dan malaikatun
maksudnya, mereka (para malaikat) yang jumlahnya19 dan bertugas
menjaga neraka, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yaitu yang
tabiatnya kasar. Allah telah mencabut dari hati-hati mereka rasa kasih
sayang terhadap orang-orang kafir. "Yang keras" yaitu susunan tubuh
mereka sangat keras, tebal, dan penampilannya yang mengerikan. Wajah-
wajah mereka hitam, dan taring-taring mereka menakutkan. Tidak
tersimpan dalam hati masing-masing mereka rasa kasih sayang terhadap
orang-orang kafir, walaupun sebesar biji dzarrah. Yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Mereka tidak pernah
menangguhkan bila datang perintah dari Allah walaupun sekejap mata,
padahal mereka bisa saja melakukan hal itu dan mereka tidak mengenal
lelah. Mereka itulah para malaikat Zabaniah, kita berlindung kepada
Allah dari mereka. Ghiladzun maksudnya adalah hati yang keras, hati
yang tidak memiliki rasa belas kasihan apabila ada orang yang meminta
dikasihani. Sementara syidadun artinya memiliki kekuatan yang tidak
dapat dikalahkan.
6. Pola asuh yang ditekankan kepada Rasulullah adalah pola asuh
demokratis oleh keluarga besar. Yang mana, Rasulullah diberi kebebasan
berpendapat dan diasuh oleh keluarga besar.
Pola asuh ini, orang tua memberikan kebebasan serta bimbingan kepada
anak. Anak dapat berkembang secara wajar dan mampu berhubungan
secara harmonis dengan orang tuanya. Anak akan bersifat terbuka,
bijaksana karena adanya komunikasi dua arah. Sedangkan orang tua
bersikap obyektif, perhatian, dan memberikan dorongan positif kepada
anaknya. Pola asuh demokratis ini mendorong anak menjadi mandiri, bisa
mengatasi masalahnya, tidak tertekan, berperilaku baik terhadap
lingkungan, dan mampu berprestasi dengan baik. Pola pengasuhan ini
dianjurkan bagi orang tua.