Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memiliki keluarga bahagia dan sejahtera adalah dambaan setiap masyarakat Bangsa. Namun
sayangnya, realitas mayoritas keluarga Indonesia justru sebaliknya. Jauh dari kondisi bahagia
maupun sejahtera. Perceraian masih terus meningkat. Kekerasan dalam rumahtangga juga kian
merajalela. Kemiskinan, narkoba, pergaulan bebas pun tak mereda, masih mendera banyak keluarga
Indonesia. Harus dipahami, realita ini bukan ditentukan oleh kecil atau besarnya keluarga. Sebab
secara keimanan, Allah Swt. sudah gamblang menegaskan bahwa setiap jiwa telah ditetapkan
jatahnya untuk hidup di dunia. Setiap nyawa yang ada di Bumi sudah pasti peroleh jaminan
kecukupan hidup dari Allah Swt. Maka berapapun jumlah keluarga seharusnya tidak perlu
dipersoalkan.
Bagi seorang muslim, paling utama tentu saja membangun keluarga yang beriman dan
bertakwa. Sebab hanya dengan takwa inilah seluruh anggota keluarga akan bergerak dalam koridor
kebaikan. Secara otomatis akan menjauhi segala kemaksiatan. Berbekal iman dan takwa, seorang
suami dengan penuh kesadaran menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga. Giat bekerja
mencari nafkah yang halal untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan menggapai kesejahteraan.
Mencurahkan kasih sayang Juga memberikan pembinaan kepada istri dan anak-anaknya agar
terhindar dari api Neraka. Masya Allah!
Istri yang bertakwa juga demikian. Penuh kesadaran menjalankan peran utamanya dalam
rumahtangga. Yakni menjadi ibu dan pengatur rumahtangga. Serta menjadi pendidik yang pertama
dan utama bagi anak-anaknya. Sehingga persoalan domestik aman terkendali. Anak-anak peroleh
perhatian dan kasih sayang yang berlimpah hingga tumbuh sehat dan cerdas jiwa serta akalnya.
Tugas utama istri inilah yang menjadi kunci terwujudnya bahagia bahkan Surga dalam setiap rumah
tangga.Tidakkah kita menginginkannya?
a. Apa itu taqwa?
b. Definisi keluarga dan mengetahui bagaimana keluarga yang baik menurut islam?
c. Bagaimana cara membangun keluarga diatas pondasi taqwa?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taqwa
Taqwa (bahasa Arab: ‫ تقوي‬taqwā / taqwá ) adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada
kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.[1] Istilah ini sering
ditemukan dalam Al-Quran, Al-Muttaqin (bahasa Arab: َ‫ لِّ ْل ُمتَّقِين‬Al-Muttaqin) yang merujuk kepada
orang-orang yang bertakwa, atau dalam perkataan Ibnu Abbas, "orang-orang yang meyakini (Allah)
dengan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh akan segala perintah-Nya."
Allah berfirman

Artinya :
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan Kalian yang telah menciptakan kalian dari
seorang diri, dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah. kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminla satu sama lain, dan peliharalah hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.[Surat An-Nisa’ 1]
Ayat ini sungguh sangat indah sekaligus sangat menakutkan. Sangat indah karena tema kekuarga
yang diangkat mengawali pembukaan surat An Nisa’ ini. Sekaligus sangat menakutkan karena ayat
ini dimulai dan diakhiri dengan peringatan agar “tidak main-main” dengan syariat Allah ini.
Ayat ini dimulai dengan perintah bertaqwa sekaligus juga diakhiri dengan perintah bertaqwa
pula. Taqwa yang merupakan buah dari keimanan kepada Allah Rabb sekalian alam. Keyakinan
akan adanya Allah harus mengantarkan seorang manusia kepada ketaqwaan dalam menjalani proses
kehidupannya, termasuk di dalamnya adalah proses membangun rumah tangga. Taqwa karena
seorang laki-laki telah berani menghalalkan kehormatan seorang wanita dengan nama Allah swt.
Saling meminta, saling berhubungan, menjalin kebersamaan atas nama Allah. Sedemikian
pentingnya taqwa menjadi landasan membangun kehidupan suami istri, maka setelah akad nikah itu
terucap selanjutnya kehidupan keduanya dalam mengarungi bahtera rumah tangga juga harus
senantiasa diwarnai dengan nilai taqwa.

B. Definisi keluarga dan keluarga yang baik menurut islam


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Keluarga yang di capai dengan pernikahan atau perkawinan pada dasarnya
merupakan tempat menyalurkan kebutuhan seksual secara terhormat, melalui keluarga juga cinta

2
dan kasih sayang dipupuk dan dibina, anak-anak (turunan) juga dapat dilindungi dari
ketidakpastian1 masa depannya. Dengan itu diharapkan memperhatikan dengan penuh kejelasan
terhadap berbagai tugas terpenting dan tujuan berkeluarga menurut Islam. Karena sebuah keluarga
akan kokoh bila dibentuk atas dasar pernikahan yang sah yang sesuai dengan akidah Islam.
Keluarga merupakan pondasi bagi terbentuk masyarakat muslim yg berkualitas. Dalam
pembinaan keluarga dalam Islam, agama memiliki peran yang sangat penting dalam membina
keluarga yang sejahtera. Karena dengan adanya agama dapat menjadikan jawaban atau penyelesaian
dari suatu masalah dalam kehidupan berumah tangga. Karena itu Islam memperhatikan hal ini
dengan cara membina manusia sebagai bagian dari masyarakat di atas akidah yg lurus disertai
akhlak yg mulia. Bersamaan dgn itu pembinaan individu-individu manusia tidak mungkin dapat
terlaksana dgn baik tanpa ada wadah dan lingkungan yg baik. Dari sudut inilah kita dapat melihat
nilai sebuah keluarga.
Dalam Islam, keluarga harmonis adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Atau bisa diartikan dengan keluarga yang damai tentram, penuh cinta kasih atau harapan, dan kasih
sayang. Hal ini bisa menjadi landasan dalam berkeluarga, agar senantiasa mendapat keridhoan
Allah SWT. Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan kepada kita bagaimana menjaga ikatan
keluarga dalam Islam. Dia suka menghabiskan waktu bersama keluarga dan selalu mengingatkan
keluarganya untuk tetap berada di jalan yang benar dan berbuat baik.
Dalam Islam terdapat konsep keluarga sakinnah, mawaddah, dan warrahmah. Dimana yang
dimaksud kedalam keluarga sakinah itu sendiri ialah keluarga yang terbentuk dari pasangan suami
istri yang diawali dengan pasangan yang baik, dengan menerapkan nilai-nilai Islam dalam
melakukan hak dan kewajiban berumah tangga serta mendidik anak dalam suasana yang mawaddah
dan warrahmah.
Oleh karena itu untuk mewujudkan terbentuknya keluarga yang harmonis dengan prinsip-
p2rinsip Islam adalah dengan melakukan pembinaan keluarga menurut aturan-aturan yang telah di
gariskan didalam islam dengan sedini mungkin. Insyaallah akan di ridhai Allah swt.

C. Bagaimana cara membangun keluarga diatas pondasi taqwa


Keluarga sakinah merupakan dambaan setiap pasangan dalam membina rumah tangga,
kehidupan berkeluarga adalah suatu yang bersifat fitrah. Sebagai miniature masyarakat, ia
merupakan nuklesus atau inti bagi proses perkembangan masyarakat. Lalu bagaimana ketaqwaan itu
harus terpancar dalam sisi-sisi kehidupan rumah tangga? Sebelum membahas hal itu menarik untuk
kita cermati dialog doa orang sahabat Rasulullah saw. dalam mendefinisikan taqwa.
Percakapan antara sahabat Umar bin Khattab ra. dan Ubay bin Ka'ab ra. Umar yang meriwayatkan
atsar ini bertanya kepada Ubay, “Wahai Ubay, apa makna takwa?” Ubay yang ditanya justru balik
bertanya. “Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri?” Umar
menjawab, “Tentu saja pernah.” “Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar?” lanjut Ubay
bertanya. “Tentu saja aku akan berjalan hati-hati,” jawab Umar. Ubay lantas berkata, “Itulah
hakikat takwa.”

1
http//:id.m.wikipedia.com
Pati,(2020)Alfaqir,membangun keluarga surgawi,pelayanSMPIT InsanMuliaBoardingSchool patinanagpati@yahoo.com
2

3
Sesungguhnya Islam sangat memperhatikan masalah keluarga. Karena kebahagiaan
keluarga, berefek pada kebahagiaan penduduk dunia secara keseluruhan. Dan wanita sebagai
makhluk istimewa untuk mewujudkan “Rumahku, Surgaku ”, berkat Allah Subhanahu Wata'ala,
tentusaja dengan bantuan suami yang bertakwa.
Artinya, rumah akan menjadi surga atau neraka tergantung peran yang dimainkan pasangan.
Karena, tugas ini sangat berat, maka Islam mewajibkan keduanya berperan satu sama lain. Suami
untuk memberi nafkah, dan menjadi pemimpin di keluarga dan istri adalah salihah karena bekerja
sebagai madrasah (sekolah) bagi anak-anak mereka.
Allah berfirman

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, maka yang ta'at
bersama Allah memelihara diri ketika tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah
mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisa (4) : 34).
Keluarga yang melahirkan yang shalih dan salihah Keluarga adalah batu bata perjuangan. Generasi
dari keturunan rumah tangga yang rabbi radhiyya (diridhai Allah) adalah mereka-mereka yang
hukma shabiyya (kecil-kecil paham kitab suci), keturunannya bisa menjadi qurratu a'yun (sedap
dipandang mata), muqimush sholah ( penegak shalat). Dan merekalah ansarullah ( penolong agama
Allah).
Berikut ini beberapa cara yang bisa di lakukan untuk mewujudkan keluarga harmonis
menurut Islam. Berikut ini beberapa tipsnya seperti dikutip dari Azislam dan Productive Muslim.

1. Memperkuat Hubungan dengan Allah SWT


Tips membangun keluarga harmonis yang pertama adalah memperkuat hubungan dengan Allah
SWT. Jangan pernah melupakan Allah SWT dalam setiap langkah kecil yang kita ambil dalam
hidup. Mintalah bantuan-Nya untuk menjaga keluarga kita tetap kuat dan harmonis.Pasangan yang
saling mencintai karena Allah juga akan semakin membuat rumah tangga bahagia dan harmonis,

4
karena hubungan yang baik dengan Allah akan memengaruhi hubungan yang baik juga dengan
pasangan.3

2. Saling Menjaga Ibadah


Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah saling menjaga ibadah. Keluarga
yang sakinah, mawaddah, dan warohmah tidak akan terwujud bila pasangan tidak menjaga
ibadahnya dengan baik. Pasangan suami istri dapat meraih kebahagiaan jika mereka taat berada di
jalan Allah SWT dan saling mengingatkan dalam hal beribadah dan mengingatkan juga kewajiban
kita pada Allah SWT.
3. Saling Mencurahkan Perhatian
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah saling mencurahkan perhatian.
Suami istri yang saling perhatian juga dapat membuat rumah tangga semakin harmonis dan bahagia.
Bahkan sedikit perhatian kecil saja dapat membuat pasangan senang. Mencurahkan perhatian ini
maksudnya juga bisa saling ucapkan kata cinta dan juga sayang kepada pasangan kita. Hal ini
memang terlihat sangat sederhaa akan tetapi jika usia pernikahan telah lama terkadang suami
ataupun istri sudah jarang mengucapkan kata cinta dan juga sayang. Oleh karena itu sering-
seringlah mengucapkan kata-kata sayang ataupun cinta kepada pasangan.
4. Menghabiskan Waktu Berkualitas Bersama Keluarga
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah menghabiskan waktu berkualitas
bersama keluarga. Kunci utama dari harmonisnya suatu keluarga yaitu adanya waktu luang untuk
menghabiskan waktu bersama. Menghabiskan waktu berkualitas merupakan hal penting dalam
menjaga ikatan keluarga.
5. Bersyukur kepada Allah
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah bersyukur kepada Allah. Rasa
syukur juga meruoakan salah satu pondasi memiliki rumah tangga dan keluarga yang harmonis.
Dengan bersyukur, suami akan membuat istrinya berada di jalan yang benar, begitu pun sebaliknya.
6. Bersabar Satu Sama Lain
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah bersabar satu sama lain.
Terkadang, ujian atau konflik dalam rumah tangga tak bisa kita hindari. Karenanya suami dan istri
sebaiknya bisa saling jujur dan mempercayai satu sama lain. Bila salah satu pasangan berbuat
kesalahan, pasangan lainnya harus bersabar menghadapinya.
7. Maafkan Kesalahan Mereka
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah memaafkan kesalahan pasangan.
"Siapa pun yang memaafkan dan membuat rekonsiliasi, hadiahnya adalah [karena] dari Allah."
(QS. An-Nuur: 22).

3
Yusuf, A.(2010) Fiqh Keluarga Pedoman dalam Islam. Jakarta, Amzah.
Yusuf, Q. (2007) Halal Haram dalam islam,Laweyan, Era Intermedia

5
Manusia membuat kesalahan dari waktu ke waktu pada manusia lain, termasuk keluarga mereka
sendiri. Jika kita tidak ingin keluarga tak terpisah, kita harus memaafkan mereka dengan hati yang
besar.
"... dan biarkan mereka memaafkan dan mengabaikannya. Apakah Anda tidak suka bahwa Allah
akan memaafkan Anda?" (QS. An-Nur: 22).
8. Tidak Mudah Marah
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah tidak mudah marah. Tidak hanya
memaafkan kesalahan keluarga kita, kita juga harus menahan amarah kita terhadap mereka.
“Orang yang kuat bukanlah orang yang dapat mengalahkan orang lain (dalam gulat); sebaliknya,
pria yang kuat adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika dia marah." [HR. Ahmad].
9. Mengetahui Tugas Seorang Suami
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah mengetahui tugas seorang suami.
Selanjutnya untuk membangun rumah tangga yang harmonis, perlu memahami, mengerti dan
mengamalkan kewajiban suami terhadap istri dalam Islam. Ada banyak sekali tugas suami dalam
membina rumah tangga agar bisa harmonis, salah satunya yaitu membayar mahar, memperlakukan
istri dengan baik dan memberikan nafkah, baik itu makanan, pakaian, maupun tempat tinggal.
Selain itu untuk membangun rumah tangga yang harmonis maka sebagai suami jangan sampai
berbuat kasar terhadap istri dan juga tidak boleh pelit dalam menafkahi istri maupun anaknya.
10. Memahami Tugas Seorang Istri
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah memahami tugas seorang istri.
Sedangkan bagi seorang istri untuk membangun rumah tangga yang harmonis, istri juga harus
memenuhi kewajibannya. Jangan hanya menuntut suami saja untuk menjalankan tugasnya.
Beberapa adab dan juga akhlak istri yang harus dilakukan oleh wanita yaitu hendaklah diam
dirumah, jika mempunyai suami yang dapat memenuhi semua kebutuhan perekonomian keluarga
alangkah lebih baiknya sebagai istri diam dirumah hal tersebut tercantum dalam surat Al-Ahzab
ayat 33

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti
orang-orang jahiliah terlebih dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, wahai
ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.4

4
Hidayatullah,(2013)Taqwa pilar utama berkeluarga, Kudus, Jawa Tengah

6
11. Saling Terbuka Satu Sama Lain
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah saling terbuka satu sama lain.
Sikap saling terbuka atau mushorohah merupakan sikap yang sangat penting dalam membangun
rumah tangga yang harmonis. Dimana yang sebelumnya haram akan menjadi halal ketika telah
melakukan pernikahan contohnya seperti halal dalam bersentuhan.
Dengan menumbuhkan sikap saling terbuka maka akan membuat timbulnya rasa saling percaya
antara istri dan suami. Dengan begitu maka suami ataupun istri akan mengetahui kepribadian,
kesenangan, kebiasaan dan juga hal yang tidak disukai oleh istri ataupun suami.
12. Bangun Komunikasi yang Baik
Tips membangun keluarga harmonis yang selanjutnya adalah membangun komunikasi yang
baik. Tips selanjutnya dan umumnya untuk membangun rumah tangga yang harmonis, yaitu
terapkan komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan satu hal yang dapat mempengaruhi
harmonis nya suatu rumah tangga karena dengan salah komunikasi akan muncul kesalahpahaman
yang nantinya memicu adanya pertengkaran.

Itulah cara mewujudkan keluarga harmonis menurut Islam. Cara - cara tersebut bisa digunakan
dalam membangun keluarga yang harmonis, tentu keluarga yang harmonis harus dilandaskan
dengan taqwa dan berlandaskan ajaran - ajaran Rasulullah Saw. Keimanan kepada Allah sangat
berpengaruh dalam membina keluarga yang harmonis karena saat kita beriman kepada Allah hati
kita menjadi tenang kita akan tau langkah langkah apa yang akan diambil saat ada permasalahan
rumah tangga. Jika ingin mewujudkan keluarga yang harmonis maka kita harus pandai memilih
pasangan yang mencintai Allah, agar dapat mendidik anak-anak menjadi sholeh dan sholeha.

7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Taqwa adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah,
membenarkannya, dan takut akan Allah.[1] Istilah ini sering ditemukan dalam Al-Quran. Keluarga
merupakan pondasi bagi terbentuk masyarakat muslim yg berkualitas. Dalam pembinaan keluarga
dalam Islam, agama memiliki peran yang sangat penting dalam membina keluarga yang sejahtera.
keluarga sakinah merupakan dambaan setiap pasangan dalam membina rumah tangga, kehidupan
berkeluarga adalah suatu yang bersifat fitrah. Berikut ini beberapa cara yang bisa di lakukan untuk
mewujudkan keluarga harmonis menurut Islam. Berikut ini beberapa tipsnya seperti dikutip dari
Azislam dan Productive Muslim: 1. Memperkuat Hubungan dengan Allah SWT (2).Saling Menjaga
Ibadah (3). Saling Mencurahkan Perhatian (4). Menghabiskan Waktu Berkualitas Bersama Keluarga
(5). Bersyukur kepada Allah (6). Bersabar Satu Sama Lain (7).Maafkan Kesalahan Mereka (8).
Tidak Mudah Marah (9). Mengetahui Tugas Seorang Suami (10). Memahami Tugas Seorang Istri
(11). Saling Terbuka Satu Sama Lain (12). Bangun Komunikasi yang Baik

8
Daftar pustaka
http://id.m.wikipedia.org.com
Pati, (2020) Alfaqir, Membangun keluarga surgawi. Pelayan SMPIT Insan Mulia Boarding School
Pati nanangpati@yahoo.co.id
Yusuf, A. (2010) Fiqh Keluarga Pedoman dalam Islam. Jakarta: Amzah.
Yusuf, Q. (2007) Halal Haram dalam Islam. Laweyan: Era Intermedia.
Hidayatullah.(2013) Taqwa pilar utama berkeluarga , Kudus, Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai