Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELUARGA SAMARA

( SAKINAH , MAWADDAH , WARAHMAH )


8 JANUARI 2015 | YENIZESKA

MAKALAH AGAMA ISLAM


KELUARGA SAMARA
( SAKINAH , MAWADAH , WARAHMAH )
DISUSUN OLEH :

Wardatus Tsalatsah

Yeni Reska

Yulis Eka Syahputri


PRODI : D IV GIZI Tingkat I
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN GIZI
2014 /2015
Kata Pengantar
Assalamualaikum wa rohmatullohi wa barokatuh
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah
Subhanahu Wa Taala, karena dengan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya akhirnya makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik.

Makalah ini membahas tentang keluarga sakinah


yang kami beri judul : KELUARGA
SAMARA( Sakinah ,Mawaddah , Warahmah )
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak, penyusunan
makalah ini tidak akan
berjalan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh
darikesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat
membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan
datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum wa rohmatullohi wabarokatuh
Bengkulu , 05 november 2014
Tim penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu kehidupan dapat dicapai dengan
berbagai cara, antara lain dengan pendidikan yang baik
dan berkualitas dan penanaman nilai moral ke dalam sikap
dan prilaku individu. Dimana semua itu dapat dicapai dari
sebuah keluarga. Keluarga merupakan awal dari sebuah

kehidupan. Dalam agamapun islam mengajarkan untuk


membentuk keluarga. Islam mengajak manusia untuk
hidup dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti
gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi
pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan
kebutuhannya. Dalam mewujudkan keluarga pun di capai
dengan melakukan apa yang di sebut dengan pernikahan
atau perkawinan.
Untuk mencapai suatu keluarga yang sakinah, mawaddah
dan warahmah seperti diharapkan Nabi dan rasul mungkin
tidaklah mudah tetapi jika ada kemauan untuk
memperbaikinya bisa di mulai dari sekarang. Karena bagi
Allah swt tidak ada kata terlambat untuk berubah ke arah
yang benar. Suatu keluarga yang baik di mulai dari
perkawinan atau pernikahan yang baik pula. Pada
dasarnya pernikahan merupakan salah satu cara seseorang
untuk mengindari perbuatan zina. Dimana kita juga dapati
bahwa semua agama langit mengharamkan dan
memerangi yang namanya perzinaan.
Terakhir adalah agama Islam, yang dengan sangat keras
melarang dan mengancam pelakunya. Hal ini di karenakan
zina menyebabkan simpang siurnya suatu keturunan,
terjadinya kejahatan terhadap keturunan, dan juga yang
akan menyebabkan berantakannya sebuah keluarga,
hingga tercerabutnya akar kekeluargaan dengan
menyebarnya penyakit menular, merajalelanya nafsu, dan
maraknya kebobrokan moral. Maha besar Allah swt.
Dalam Q.S. Al-Isra ayat 32 disebutkan:
Dan janganlah kalian dekati zina. Sesungguhnya
perzinaan itu perbuatan keji dan jalan hidup yang
buruk. (Q.S. Al-Isra: 32)

1
Sebagaimana telah kita ketahui apabila Islam
mengharamkan sesuatu, ia pasti akan membendung
dengan segala jalan dan pintu yang menuju ke arahnya.
Islam mengharamkan segala sesuatu yang mengantarkan
ke arah sana. Maka dari itu apabila seseorang yang berpikir
atas dorongan islam untuk menghindari perbuatan haram
tersebut dalam mewujudkannya pastilah ia akan
berkeluarga. Keluarga yang di capai dengan pernikahan
atau perkawinan pada dasarnya merupakan tempat
menyalurkan kebutuhan seksual secara terhormat, melalui
keluarga juga cinta dan kasih sayang dipupuk dan dibina,
anak-anak (turunan) juga dapat dilindungi dari
ketidakpastian masa depannya. Dengan itu diharapkan
memperhatikan dengan penuh kejelasan terhadap
berbagai tugas terpenting dan tujuan berkeluarga menurut
Islam. Karena sebuah keluarga akan kokoh bila dibentuk
atas dasar pernikahan yang sah yang sesuai dengan
akidah Islam.
Berkenaan dengan itu sebagai dasar pengetahuan dalam
membentuk keluarga yang baik menurut Islam perlu
disusun sebuah Makalah yang mampu menjadi wahana
bagi sebagian muslim untuk memperoleh wawasan,
pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan dengan
hukum perkawinan dalam islam demi mencapai sebuah
keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah sesuai
dengan sunnah Nabi dan Rasul baik secara teoritis maupun
secara praktis.

Rumusan Masalah

Makalah ini merupakan beberapa permasalahan sebagai


berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa pengertian keluarga?


Apa saja fungsi keluarga?
Apa pengertian keluarga sakinah?
Bagaimana ciri-ciri keluarga sakinah?
Bagaimana cara membangun keluarga sakinah?
Faktor apa saja yang berhubungan dengan
pembentukan keluarga sakinah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Keluarga Sakinah Mawaddah
Warahmah
Keluarga adalah komponen masyarakat yang terdiri dari
suami, istri dan anak-anak. Atau bisa juga suami dan istri
saja (sekiranya pasangan masih belum mmpunyai anak
baik anak kandung atau anak angakat). Keluarga dapat
diartikan juga sebagai kelompok paling kcil dalam
masyarakat, sekurang kurangnya dianggotai oleh suami
dan istri atau ibu bapak dan anak. Ia adalah asas
pembentukan sebuah masyarakat kebahagiaan
masyarakat adalah bergantung setiap keluarga yang
menganggotai masyarakat.
Sakinah
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung
arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh
kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan.
Namun, penggunaan nama sakinah itu diambil dari
penggalan al Quran surat 30:21 Litaskunu ilaiha yang
artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan perjodohan
bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap
yang lain.Jadi keluarga sakinah itu adalah keluarga yang

semua anggota keluarganya merasakan cinta kasih,


keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia,
keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati
oleh Allah SWT.
Mawaddah
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebugebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan
mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan
nafsu seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap
mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini, mulai dari hewan
sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada
material seperti cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi
yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain
sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah
yang artinya cinta dan kasih sayang.
Warahmah
Wa artinya dan sedangkan Rahmah (dari Allah SWT) yang
berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat, belas kasih,
rejeki. (lihat : Kamus Arab, kitab tariifat, Hisnul Muslim
(Perisai Muslim) Jadi, Rahmah adalah jenis cinta kasih
sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan
melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai.
Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana
batin yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang,
seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu,
menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari
cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala
niatan pertama saat melangsungkan pernikahan adalah
karena mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah
serta bertujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Dengan demikian keluarga sakinah mawadah warohmah
adalah sebuah kondisi sebuah keluarga yang sangat ideal
yang terbntuk berlndaskan Al Quran dan sunah untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Keluarga

sakinah akan terwujud jika para anggota keluarga dapat


memenuhi kewajiban-kewajibanya terhadap allah, terhadap
diri sendiri, terhadap keluarga, terhadap masyarakat dan
terhadap lingkunganya,sesuai ajaran Al Quran dan Sunah
Rasul.
B.FUNGSI KELUARGA DALAM ISLAM
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, perlu
diberdayakan fungsinya agar dapat mensejahterakan
ummat secara keseluruhan. Dalam Islam fungsi keluarga
meliputi :
1. Penerus Misi Ummat Islam
Menurut riwayat Abu Zarah Arrozi bahwa jumlah kaum
muslimin ketika Rasulullah Saw wafat sebanyak 120.000
orang pria dan wanita. Para sahabat sebanyak itu
kemudian berguguran dalam berbagai peperangan, ada
yang syahid dalam perang jamal atau perang Shiffin.
Namun sebagian besar dari para syuhada itu telah
meninggalkan keturunan yang berkah sehingga muncullah
berpuluh singa yang semuanya serupa dengan sang
ayah dalam hal kepahlawanan dan keimanan. Kaum
muslimin yang jujur tersebut telah menyambut pengarahan
Nabi-nya: Nikah-lah kalian, sesungguhnya aku bangga
dengan jumlah kalian dari ummat lainnya, dan janganlah
kalian berfaham seperti rahib nashrani .
Demikianlah, berlomba-lomba untuk mendapatkan
keturunan yang bermutu merupakan faktor penting yang
telah memelihara keberadaan ummat Islam yang sedikit.
Pada waktu itu menjadi pendukung Islam dalam
mempertahankan kehidupannya.
2.

Perlindungan Terhadap Akhlaq

Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana


efektif memelihara pemuda dari kerusakan dan melidungi
masyarakat dari kekacauan. Karena itulah bagi pemuda
yang mampu dianjurkan untuk menyambut seruan Rosul.
Wahai pemuda! Siapa di antara kalian berkemampuan
maka menikahlah. Karena nikah lebih melindungi mata dan
farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah
shoum, karena shoum itu baginya adalah penenang
( HR.AL-Khosah dari Abdullah bin Masud ).
3. Wahana Pembentukan Generasi Islam
Pembentukan generasi yang handal, utamanya dilakukan
oleh keluarga, karena keluargalah sekolah kepribadian
pertama dan utama bagi seorang anak. Penyair kondang
Hafidz Ibrohim mengatakan: Ibu adalah sekolah bagi
anak-anaknya. Bila engaku mendidiknya berarti engkau
telah menyiapkan bangsa yang baik perangainya. Ibu
sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara
ayah mempunyai tugas yang penting yaitu menyediakan
sarana bagi berlangsungnya pendidikan tersebut. Keluargalah yang menerapkan sunnah Rosul sejak bangun tidur,
sampai akan tidur lagi, sehingga bimbingan keluarga dalam
melahirkan generasi Islam yang berkualitas sangat
dominan.
4. Memelihara Status Sosial dan Ekonomi
Dalam pembentukan keluarga, Islam mempunyai tujuan
untuk mewujudkan ikatan dan persatuan. Dengan adanya
ikatan keturunan maka diharapkan akan mempererat tali
persaudaraan anggota masyarakat dan antar bangsa.
Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab
dan Ajam (non Arab), antara kulit hitam dan kulit putih,
antara orang Timur dan orang Barat. Berdasarkan fakta ini
menunjukkan bahwa Islam sudah mendahului semua

sistem Demokrasi dalam mewujudkan persatuan Ummat


manusia.
Untuk menjamin hubungan persudaraan yang akrab antara
anak-anak satu agama, maka Islam menganjurkan
dilangsungkannya pernikahan dengan orang-orang asing
(jauh), karena dengan tujuan ini akan terwujud apa-apa
yang tidak pernah direalisasikan melalui pernikahan
keluarga dekat.
Selain fungsi sosial, fungsi ekonomi dalam berkeluarga juga
akan nampak. Mari kita simak hadist Rosul Nikahilah
wanita, karena ia akan mendatangkan Maal (HR. Abu
Dawud, dari Urwah RA). Maksud dari hadist tersebut adalah
bahwa perkawinan merupakan sarana untuk mendapatkan
keberkahan, karena apabila kita bandingkan antara
kehidupan bujangan dengan yang telah berkeluarga, maka
akan kita dapatkan bahwa yang telah berkeluarga lebih
hemat dan ekonomis dibandingkan dengan yang bujangan.
Selain itu orang yang telah berkeluarga lebih giat dalam
mencari nafkah karena perasaan bertanggung jawab pada
keluarga daripada para bujangan.
5. Menjaga Kesehatan
Ditinjau dari segi kesehatan, pernikahan berguna untuk
memelihara para pemuda dari kebiasaan onani yang
banyak menguras tenaga, dan juga dapat mencegah
timbulnya penyakit kelamin.
6. Memantapkan Spiritual (Ruhiyyah)
Pernikahan berfungsi sebagai pelengkap, karena ia
setengah dari keimanan dan pelapang jalan menuju
sabilillah, hati menjadi bersih dari berbagai kecendrungan
dan jiwa menjadi terlindung dari berbagai waswas.

C.Ciri-ciri keluarga sakinah mawaddah wa rahmah


itu antara lain:
1. Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada
empat (idza aradallohu bi ahli baitin khoiran dst);
(a) memiliki kecenderungan kepada agama,
(b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua
menyayangi yang muda,
(c) sederhana dalam belanja,
(d) santun dalam bergaul dan
(e) selalu introspeksi.
2.

Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling


membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya
(hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna,
Q/2:187).
3. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal
yang secara sosial dianggap patut (ma`ruf), tidak asal
benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19).
Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya
harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama
harus diperhatikan oleh suami isteri yang berasal dari
kultur yang menyolok perbedaannya.
4. Suami istri secara tulus menjalankan masing-masing
kewajibannya dengan didasari keyakinan bahwa
menjalankan kewajiban itu merupakan perintah Allah
SWT yang dalam menjalankannya harus tulus ikhlas.
5. Semua anggota keluarganya seperti anak-anaknya,
isrti dan suaminya beriman dan bertaqwa kepada Allah
dan rasul-Nya (shaleh-shalehah). Artinya hukum-hukum

Allah dan agama Allah terimplementasi dalam pergaulan


rumah tangganya.
6. Riskinya selalu bersih dari yang diharamkan Allah
SWT. Penghasilan suami sebagai tonggak berdirinya
keluarga itu selalu menjaga rizki yang halal. Suami
menjaga agar anak dan istrinya tidak berpakaian,
makan, bertempat tinggal, memakai kendaraan, dan
semua pemenuhan kebutuhan dari harta haram. Dia
berjuang untuk mendapatkan rizki halal saja.
7. Anggota keluarga selalu ridha terhadap anugrah Allah
SWT yang diberikan kepada mereka. Jika diberi lebih
mereka bersyukur dan berbagi dengan fakir miskin. Jika
kekurangan mereka sabar dan terus berikhtiar. Mereka
keluarga yang selalu berusaha untuk memperbaiki
semua aspek kehidupan mereka dengan wajib menuntut
ilmu-ilmu agama Allah SWT.
D.mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa
rahmah
Untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa
rahmah perlu melalui proses yang panjang dan
pengorbanan yang besar, di antaranya:
1.

Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat


menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SWT.
2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan
dan ketaqwaannya dari pada kecantikannya,
kekayaannya, kedudukannya.
3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga
kehormatan dan nasabnya.
4. Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah
SWT dan untuk menghidari hubungan yang dilaran Allah
SWT
5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai
seorang suami dengan dorongan iman, cinta, dan

ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi keamanan,


memberikan didikan islami pada anak istrinya,
memberikan sandang pangan, papan yang halal,
menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak
anggota keluaganya menuju ridha Allah dan surga -Nya
serta dapat menyelamatkan anggota keluarganya dario
siksa api neraka.
6. Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri
dengan dorongan ibadah dan berharap ridha Allah
semata. Seperti melayani suami, mendidik putraputrinya tentan agama islam dan ilmu pengetahuan,
mendidik mereka dengan akhlak yang mulia, menjaga
kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan
membahagiakan suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan
kelebihan pasangannya, saling menghargai, merasa
saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati,
mencintai, saling mempercai kesetiaan masing-masing,
saling keterbukaan dengan merajut komunikasi yang
intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga
untuk selalu bersama dalam mengarungi badai dan
gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat
berjamaah atau ibadah bersama-sama, seperti suami
mengajak anak istrinya bersedekah pada fakir miskin,
dengan tujuan suami mendidik anaknya agar gemar
bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak
bersukur kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama,
mengajak anak istri membaca al-quran, berziarah
qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk
melihat keagungan ciptaan Allah SWT. Dan lain-lain.
10.Suami istri selalu meomoh kepada Allah agar diberikan
keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.

11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya


melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan
dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan
anak-anaknya saling meminta maaf pada anggota
keluarga itu pada setiap hari kamis malam jumat.
Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi
harmonis, terbuka, plong, tanpa beban kesalahan pada
pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masingmasing anggota keluarga.
12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu
mengadakan musyawarah keluarga. Dan ketika terjadi
perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat
memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan
nafsu amarahnya.
E.Ayat ayat Alquran dan Hadits tentang Keluarga
Sakinah Mawaddah Warahmah
1. Sakinah
Yaitu perasaan nyaman, cenderung, tentram atau tenang
kepada yang dicintai,

Artinya : supaya kamu merasa nyaman kepadanya.
Seperti orang yang penat dengan kesibukan dan
kebisingan siang lalu menemukan kenyamanan dan
ketenangan dalam kegelapan malam.
Surat Yunus ayat 67 :


Artinya : Dialah yang menjadikan malam bagi kamu
supaya kamu beristirahat padanya (litaskunu fihi) dan

(menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu


mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orangorang yang mendengar.


Artinya : Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir [Ar-Rum 21].
2. Mawadah
Dalam ayat :

Artinya : dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah.
Mawadah adalah perasaan ingin bersatu atau bersama.
Rasulullah shallallahualaihi wasalam bersabda:

Artinya : Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah/lebih baik
oleh) orang-orang yang saling mencintai seperti halnya
pernikahan.
Al-Quran juga menegaskan hubungan antara mawadah
dan keinginan bersama,

Artinya : Dan sungguh jika kamu beroleh karunia


(kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolaholah belum pernah ada mawadah antara kamu dengan dia:
Wahai, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu
saya mendapat kemenangan yang besar (pula) [An-Nissa
73].
surat Al-Maidah ayat 82-83, tentang doa orang-orang yang
memiliki mawadah:

Artinya : Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi
(atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad
shallallahualaihi wasalam )
3. Warahmah
Dalam ayat diatas :

Artinya : dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan
rahmah.
Rahmah adalah kasih sayang dan kelembutan, timbul
terutama karena ada ikatan. Al-Quran menyebut
hubungan darah ini al-arham,


Artinya : Orang-orang yang mempunyai al-arham


(hubungan) itu sebagiannya lebih berhak terhadap
sebagiannya dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu [Al-Anfal 75]
4. Allah Taala berfirman yang bermaksud:
Hai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu dan ahli
keluargamu dari api Neraka. (At Tahrim : 6)
5. Allah Taala berfirman yang bermaksud:
Perintahkanlah keluargamu agar melakukan sholat.
(Thaha:132)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung
arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh
kasih sayang, mantap dan memperoleh
pembelaan. Mawaddahadalah jenis cinta membara, yang
menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa
dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh
kekuatan nafsu seseorang pada lawan
jenisnya).Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang
lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan
siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih
condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang
terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta
tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai,
rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman.
Demikianlah bentuk keluarga yang sempurna di dalam
Islam, yang semua hal didasarkan pada bimbingan alQurn dan as-Sunnah.

1. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan
saran sebagai berikut:
1.

Seorang muslim yang telah mempunyai kemampuan


secara lahir dan bathin hendaknya secepatnya untuk
menikah. Karena pada dasarnya pernikahan merupakan
salah satu cara seseorang untuk mengindari perbuatan
zina dan melindungi sebuah keturunan dari
ketidakpastian masa depannya.
2. Dalam membangun dan membina sebuah keluarga
diharapkan memperhatikan dengan penuh kejelasan
terhadap berbagai tugas terpenting dan tujuan
berkeluarga menurut Islam.
3. untuk mewujudkan terbentuknya keluarga yang
harmonis dengan prinsip-prinsip Islam adalah dengan
melakukan pembinaan keluarga menurut aturan-aturan
yang telah di gariskan didalam islam dengan sedini
mungkin. Insyaallah akan di ridhai Allah swt
Daftar pustaka
http://annajib.wordpress.com
http://teambulls.wordpress.com/2010/11/06/kewajibansuami-terhadap-istri-nas-al-quran-dan-hadis/
http://gusuwik.info/2009/03/11/training-keluarga-sakinahmawaddah-wa-rahmah-samara/
http://mujahid.wordpress.com/2006/11/02/sakinahmawaddah-wa-rahmah
http://sekteislam.wordpress.com/2013/03/04/keluargadalam-islam/
http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/02/contohmakalah-agama-islam-membangun.html
http://www.ayahara.abatasa.com/post/detail/18305/7larangan-untuk-istri-

http://mewujudkan keluarga sakinah PENDIDIKAN ISLAM


UNTUK ANAK.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai