Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

TEORI LINGKUNGAN
Dosen Mata Kuliah
SetyaWahyuningsih

Di susun untuk memenuhi tugas landasan pendidikan tahun 2015/2016

Disusun oleh :
Gina Oktavani 152151117
Sofa Sofiatul Wahidah 152151110
Anis Mulyani 152151122
2015-C

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
1

2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik guna
memenuhi tugas mata kuliah landasan pendidikan

tahun ajaran 2015/2016 pada

Universitas Siliwangi.
Makalah ini berjudul TEORI LINGKUNGAN yang disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah landasan pendidikan dan menambah wawasan bagi pembaca. Makalah ini
berisi tentang pengertian lingkungan, fungsi lingkungan, dan jenis-jenis lingkungan.
Makalah ini tersusun atas kerjasama anggota kelompok mata kuliah landasan
pendidikan, dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah berjasa membantu
penyusunan makalah ini.
Penulis sangat menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
materi maupun sistematikanya. Sehubungan dengan itu, kritik dan saran sangatlah berharga
bagi penulis untuk perbaikan makalah berikutnya. Akhirnya penulis sampaikan
permohonan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Tasikmalaya,
Penulis

DAFTAR ISI
1

September 2015

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan.......................................................................................1
1.4 Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan................................................................3
B. Jenis Jenis lingkungan.................................................................................5
C. Pengaruh Timbal Balik Antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan
Peserta Didik.......................................................................................................14

BAB III PENUTUP...................................................................................................18


Simpulan.............................................................................................................18
Saran...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia tumbuh dan berkembang di lingkungan sehingga manusia akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah dam masyarakat luas. Ketiga lingkungan ini akan akan
mempengaruhimanusia secara bervariasi. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang penting dari bayi hinggaanak mulai masuk taman kanak kanak ataupun sekolah.
Makin bertambah usia manusia, peranan sekolah dan masyarakat semakin penting, namun
peran keluarga tidak terputus
Pemahaman peran keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan
pendidikan akan sangat penting dan upaya dalam membantu perkembangkan peserta didik
yang optimal. Pemahaman itu bukan hanya tentang peranannya masing masing, tetapi
juga keterkaitan dan saling pengaruh antar ketiganya dalam perkembangan manusia. Sebab
pada hakikatnya peranan ketiga pusat pendidikan itu secara bersama sama mempengaruhi
manusia, meskipun dengan bobot pengaruh yang bervariasi sepanjang hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas perlu dilakukan perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan fungsi lingkungan?
2. Apasaja jenis jenis lingkungan?
3. Bagaimana keterkaitan jenis lingkungan terhadap perkembangan peserta didik?
1.3 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi lingkungan.
2. Untuk mengetahui jenis jenis lingkungan.
3. Untuk mengetahui keterkaitan jenis jenis lingkungan terhadap perkembangan
peserta didik
1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat di peroleh dari pembuatan makalah ini oleh penulis
diantaranya:
1. Penulis dapat mengetahui lebih luas tentang teori lingkungan.
2. Penulis menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab karena adanya tugas
pembuatan makalah ini.
3. Penulis mempunyai pengalaman untuk bekal masa depan setelah lulus dari
perguruan tinggi negeri

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan


1. Pengertian lingkungan
Menurut UU No 23 tahun 2007
Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan mahluk hidup
termasuk didalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahluk hidup lainnya yang ada di
sekitarnya.
Lingkungan sosial (social environment), yaitu manusia dengan manusia lain yang berada
di sekitar kita, yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang
berlaku dalam suatu lingkungan spasial(ruang), yang ruang lingkupnya ditentukan oleh
keberlakuan pola-pola hubungan sosial seperti, interaksi manusia di keluarga, sekolah, dan
masyarakat

2. Fungsi lingkungan
Fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, lingkungan, social) utamanya berbagai
sumber daya pendidikan yang yang tersedia,agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang
optimal. Penataan lingkungan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat
berkembang efisien dan efektif. Seperti diketahui proses pertumbuhan dan perkembangan

manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya dapatberlangsung secara alamiah


dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan
menyimpang dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu diperlukan usaha sadar untuk
mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh
peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta daya / dana yang
seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu sumberdaya manusia makin lama
semakin meningkat. Halite hanya dapat di wujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan
tersebutdapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya
Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik baiknya jika setiap individu
belajar berbagai hal bik pola pola tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda
beda. Untuk itu proses belajar harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan
untuk menyeleksi / mempersiapkan individu untuk peranan peranan tertentu.
Sehubungan dengan fungsi yang ke dua ini pendidikan bertugas untuk mengajarkan
berbagai macam keterampilan dan keahlian. Meskipun pendidikan informal juga
melaksanakan kedua fungsi tersebut, tetapi sangat terbatas khususnya dilaksanakan oleh
masyarakat yang masih primitif. Pada masyarakat yangsudah maju, fungsi yang kedua dari
pendidikan itu hampir sepenuhnya diambil alih oleh lembaga pendidikan formal.
Pendidkan formalberfungsi untuk mengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan
pengetahuan yang bersifat khusus dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan
pekerjaan tertentu.
Menurut UU RI No. 2/1989 Ayat 1 pasal 1 pelaksanaan pendidikan dilakukan
melalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar, dan /atau melatih. Meskipun ketiga
kegiatan itu pada hakikatnya tritunggal, namun dapat dibedakan aspek tujuan pokok dari
ketiganya yakni:
1. Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi
segi perilaku umum (aspek pembudayaan ).
2. Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan.
3. Melatih,terutama berkaitan dengan keterampilan dan kemahiran (aspek teknologi)

Kualitas manusia, baik aspek kepribadian maupun aspek penguasaan dasar dasar ilmu
pengetahuan, serta kemahiran dalam spesialisasi tertentu,merupakan hasil kerja dari katiga
lingkungan pendidkan itu.

B. Jenis Jenis Lingkungan (Tripusat Pendidikan)


Dalam hidupnya manusia akan selalu menerima pengaruh dari tiga lingkungan
pendidkan utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga lingkungan pendidikan
itu disebut tripusat pendidikan. Lingkungan pendidikan yang mula mula tetapi terpenting
adalah keluarga. Pada masyarakat yang masih sederhana dengan struktur sosial yang
belum kompleks, cakrawala anak sebagian besar masih terbatas pada keluarga. Pada
masyarakat tersebut keluarga mempunyai dua fungsi yaitu fungsi produksi dan fungsi
konsumsi. Kedua fungsi itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak. Pada
masyarakat tradisional tradisional orang tua yangmengajar oengetahuan yang diperlukan
untuk hidup , orang tua pula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek
kehidupan, sampai anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri. Tetapi pada masyarakat
modern dimana industalisasi semakin berkembang dan memerlukan spesialisasi, maka
pendidikan yang semula menjadi tanggung jawab keluarga itu kini sebagian besar diambil
alih oleh sekolah dan lembaga lembaga sosial lainnya. Fungsi pembentukan watak yang
seharusnya di lakukan oleh kedua orang tua kini berangsur angsur diambil alih oleh
sekolah dan organisasi sosial lainnya seperti perkumpulan pemuda, pramuka, lembaga
lembaga keagamaan, media massa, dsb.
Perubahan sifat hubungan antara orang tua dengan anaknya itu, akan diiringi
oilehhubungan

antara guru dan murid serta didukung oleh iklim keterbukaan yang

demokratis dalam masyarakat. Dengan kata lain, terdapat saling pengaruh antara ketiga
pusat pendidikan itu.
Dalam peraturan Dasar Perguruan Nasional Taman Siswa (Putusan Kongres X
tanggal 5 10 Desember 1966) pasal 15 ditetapkan bahwa:

1. untuk mencapai tujuan pendidikannya, taman siswa melaksanakan kerjasama yang


harmonis antara ketiga pusat pendidikan yaitu:
a. ingkungan keluarga
b. Lingkungan perguruan
c. Lingkungan masyarakat / pemuda
2. system pendidkan tersebut dinamakan system Tripusat (Suparlan,1984 :110). Bagi
Taman Siswa , disamping siswa yang tetap tinggal di lingkungan keluarga sebagiansiswa
tinggal di asrama (Wisma Priya dan Wisma Rini) yang dikelola secara kekeluargaan
dengan menerapkan sistem Among. Sedangkan pada lingkungan masyarakat. Taman
Siswa, menerapkan dengan penekanan pemupukan semangat kebangsaan (Suparlan,1984 :
119 120).
1. keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
karena hubungan semenda dan darah. Keluarga (nucleus family : Ayah, ibu, dan anak),
nenek, adik/ipar, pembantu, dll). Meskipun pengaruh ibu terhadap perkembangan anak
sangat besar, tetapi pada akhirnya seluruh anggota keluarga itu ikut berpengaruh. Faktor
lainnya

yang

berpengaruh

adalah

kebudayaan

tingkat

kemakmuran,

keadaan

perumahannya, dsb. Dengan kata lain,seluruh kondisidan situsi berpengruh terhadap


tumbuh kembangnya.
Dengan mreningkatnyakebutuhan dan aspirasi anak, maka keluarga pada umumnya
tidakmapu memenuhinya. Oleh karena itu,sebagian dari tujuan pedidikan itu akan dicapai
melalui jalur pendidikan sekolah ataupun jalur pendidikan luar sekolah. Bahkan peran jalur
pendidikan sekolah makin lama makin penting, khususnya yang berkaitan dengan aspek
pengetahuan dan keterampilan. Orang tua diharapkan dapat bekerja sama dan mendukung
kegiatan pusat pendidikan lainnya (sekolah dan masyarakat).
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan
peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun manusia
seutuhnya.

Pasal10 ayat 4 pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar
sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,
nilai, budaya, nilai moral dan keterampilan.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat
yang sebaik baiknya untuk melakukan pendidikan orang seorang (pendidikan individual)
maupun pendidikan sosial.
Lingkungan keluarga adalah pusat pendidikan yang penting dan menentukan
kepribadian. Tapi tidak hanya pusat penanaman dasar pendidikan watak pribadi saja
tetapipendidikan soaial.
Menurut Decroly 70 % dari anak anak yang jatuh ke jurang kejahatan berasal dari
keluarga yang rusak kehidupannya.
Pengaruh hubungan antara ibu dan anak sangat besar sehingga perlu mendapat
perhatian, utamanya pengaruh pengawasan berlebihan terhadap pengertian anak. Levy
membedakan pengawasan yang berlebihan ini menjadi dua yaitu memanjakan dan
mendominasi anak. Anak yang dimanjakan akan lebih bersifat tidak penurut, agresif, dan
suka menentang. Sebaliknya anak yang diasuh oleh ibu yang suka mendominasi akan
berkembang menjadi anak yang penurut dan selalu bergantung pada orang lain (kurang
inisiatif). Akan tetapi disekolah baik anak yang dimanjakan maupun anak yang didominasi
pada umumnya tidak mendapatkan kesulitan dalam belajar. Berdasarkan hasil
penelitiannya Levy menyimpulkan bahwa meskipun anak yang suka dimanjakan selalu
merepotkan orang tuanya dirumah, tetapi baik anak yang dimanjakan maupun selalu
didominasi oleh ibu ternyata sangat teliti sebagai murid dan dapat menyelesaikan
pekerjaan pekerjaan sekolahnya dengan baik
Disamping itu komposisi keluarga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
dan sosialisasi. Anak yang pertama lahir akan mendapat perhatian penuh,tetapi setelah
kelahiran adiknya maka dia harus menerima perhatiannya dibagi dengan adiknya. Anak
bungsu mempunyai pengalaman yang berbeda disbanding dengan anaktengah atau sulung.
Anak tunggal biasanya manja dan selalu menggantungkan diri kepada orang tuanya,
karena dia telah mendapatkan supervise sehingga anaktersebut disiplin dan tertib dalam
menyelesaikan tugas , hanyasaja anak tunggal cenderung kurang bersifat kompetitif.
Selainitu dalam keluarga ayah mempunyai arti yang berbeda beda dimata anak. Bagi

anak kecil ayah sebagai seseorang yang dapat melindungi dirinya dan sumber kekuatan
yang dapat mengatasi semua masalah. Bagi seorang anak laki - laki yang sedang tumbuh,
ayah dijadikan sebagai model yang patut dicontoh. Utamanya dalam proses sosialisasi.
Untuk anak perempuan, ayah dipandang sebagai pendorong berkembangnya feminis
(kewanitaan) yang akan terjadi jika ayah sering memberi komentar kepada anak
perempuannya mengenai pakaian dan tingkah lakunya. Sebaliknya ayah yang
memperlakukan anak perempuannya seperti anak laki laki akan mempersulit anak
perempuan itu dalam mengembangkan feminitasnya. Dari penelitian itu ternyata bahwa
ketiadaan ayah dalam keluarga menimbulkan berbagai persoalan, seperti kurangnya rasa
aman dan ketiadaan model bagi anak laki laki, ataupun perasaan kekosongan dan tidak
puas bagi anak perempuan. Apabila di sekolah ditemukan anak yang mengalami masalah
ketiadaan ayah tersebut, maka guru seyogianya dapat membantu mengatasi masalah itu
antara lain dengan mengalihkan kepada figure pengganti ayah.
Beberapa tahun ini terdapat masalh ayah dan ibu yang sibuk bekerja dan anaknya
di asuh oleh pembantu yang pendidikan dan sosial budaya yang relatif rendah. Sehingga
peran edukatif dari ibu sulit didapat oleh anak. Perlu diperhatikan lingkungan anak seperti
pembantu agar diyakini kontribusinya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
bermutu.
2. Sekolah
Diantara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yang secara sengaja
dirancang untuk melaksanan pendidikan.
Seiring perkembangan zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh
kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap iptek. Sehingga peranan sekolah sangat
penting dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan
masyarakatnya itu. Namun sekolah pun mendapat kritik atas berbagi kekurangnnya yang
mencapi puncaknya dengan gagasan Ivan Illich untuk membebaskan masyarakat dari
wajib sekolah dengan buku yang terkenal Bebas dari sekolah . Meskipun gagasan itu
belum dapat diwujudkan termasuk dinegara Meksiko, meskipun begitu sekolah perlu
mendapatkan perhatian. Oleh karena itu kajian ini terutama diarahkan kepada pencarian
berbagai upayayang dapat dilakukan untuk meningkatkan peranan dan fungsi sekolah.

10

Sekolah

seharusnya

menjadi

pusat

pendidikan

yang

mencerminkan

masyarakatyang maju karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi tetap berpijak pada ciri keindonesiaan. Dengan demikian pendidkan di sekolah
seyogianya secara seimbang dan serasi menjamah aspek pembudayaan, penguasaan
pengetahuan, dan pemilikan keterampilan peserta didik.
Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah,
antara lain:
a. pengajaran yang mendidik
Yakni pengajaran yang secara serentak memberi peluang pencapaian tujuan
instruksional bidang studi dan tujuan tujuan umum pendidikan lainnya.
Proses pelajar seyogionya memberi peranan dan tanggung jawab yang selaras dan
seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar, yakni CBSA ( Cara
Belajar Siswa Aktif) atau pendekatan proses.
Untuk mewujudkan pengajaran yang mendidik, perlu pula dikemukakan bahwa
setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan
membawa berbagai dampak atau efek kepada

siswa, baik efek instruksional (

instructional effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) . Efek instruksional


merupakan efek langsung dari bahan ajaran yang menjadiisi pesan dai belajar mengajar.
Efek instruksional ini terutama ditunjukan untuk mencapai tujuan instruksional, khususnya
tujuan instruksional khusus (TIK). Sedangkan efek pengiring merupakan efek tidak
langsung dari bahan ajaran dan atau pengalaman belajar yang dihayati oleh siswa sebagai
akibat dari strategi belajar mengajar yang menjadi landasan dari kegiatan belajar mengajar
tersebut.
Efek instruksional dan efek pengiring merupakan hal yang sangat penting dalam
setiap kegiatan belajar mengjar, yang harus mendapat perhatian yang seimbang oleh setiap
guru di dalam perancangan dan pelaksanaan program belajar mengajar.
Pengalaman belajar merupakan suatu yang unikyang kompleks dan dapat di
bedakan menjadi tiga jenis sesuai dengan sasaran pembentukan atau tujuan pendidikan
yang akan dicapai. Secara singkat ketiga jenis pengalaman tersebut adalah

11

1) pengkajian untuk pembentukan pengetahuan pemahaman, yang seyogianya


dapat diwujudkan secara utuh, baik hasilnya ( fakta, pengertian, kaidah dan
sebagainya) maupun prosesnya. Untuk maksud tersebut, pengalaman belajar harus
dirancang dan dilaksanakan dalam bentuk yang beraneka ragam, seperti :
a) Dari segi caranya : mendengarkan ceramah, membaca buku, berdiskusi,
melakukan pengamatan langsung atau percobaan laboratorik, dan sebagainya .
b) Dari segiperanan subjek didik di dalam pengolahan (apa yang di pelajarinya ) :
ekspositorik yakni pesan diolah hanya oleh guru, ataukah heuristik / problematik
yakni pesan diolah bersama guru dan siswa.
c) Dari segi cara pengolahan pesan : deduktif (dari umum ke khusus) ataukah
induktif (dari khusus ke umum)
d) Dari segi pengaturan subjek didik : kelompok besar (klasikal) kelompok kecil
ataukah perseorangan (individual)
2.) Latihan untuk sasaran pembentukan keterampilan (fisik,sosial, maupun
intelektual).
3.) penghayatankegiatan atau peristiwa sarat nilai untuk sasaran pembentukan nilai
dan sikap (afektif), dngan pelibatan secara lansung,baik sebagai pelaku maupun penerima
perlakuan.
Pemilihan kegiatan belajar mengajar yang tepat, baik ditinjau dari efek intruksional
maupun efek pengiring, akan memberikan pengalaman elajar siswa yang efisien dan
efektif untuk mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pernerapan CBSA
(cara belajar siswa aktif) dengan pendekatan keterampilan proses akan dapat memberi
peranan dan tanggungjawab yang seimbang dan selaras antara guru dan murid
didalamkegiatan belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan secara kumulatif
akanterpupuk sikap, polafikir dan perilaku klreatif, movatif, kritis, serta kemampuan awal
sebagai ilmuwan, danciri-ciri lain dari manusia Indonesia sesuai TUPN seperti:
mandiri,kerjakeras,dsb.seiring dengan itu, pemberian prakarsa dan tanggung jawab sedini
mungkin kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar akan memupuk kebiasaan dan
kemampuan belajar mandiri yang terus menerus, dalam upaya membangun dirinya sendiri.
Yangdiharapkandapatmewujudkansuatumasyarakat
mencerdaskan kehidupan bangsa.

belajar

sebagai

upaya

dalam

12

b. peningkatan dan pemanfaatan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan


(BP) di sekolah. Dalam pedoman kurikulum 1984 SMA (Depdikbud, 1984:41) dinyatakan
antara lain: pelaksanaan kegiatan BP di sekolah menitikberatkan kepada bimbingan
terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatan perseorangan dan kelompok. Siswa
yang mendapatkan masalah mendapatkan bantuan khusus untuk mampu mengatasinya.
Sementara itu semua siswa etap mendapatkan imbingan karier teruama secara kelompok.
Pelaksanaan bimbingan karier yang mnengutamakan bimbingan kelompok bertujuan
membantu memahami diri sendiri dan lingkungannya serta merencanakan masa depan
secara lebih tepat.
Fuad hassan mengemukakan bahwa pemantapan kesejatian diri lebih penting dari
pada apa yang tergolong sebagai milik (penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi)
(1986:40) pendidikan afektif dapat diawali dengan kajian tentang nilai dan sikap yang
seharusnya dikejar lebih jau dalam perwujudannya melalui perilaku sehari-hari, khususnya
selama berada disekolah. Sekolah seyogianya dikembangkan menjadi pusat pendidikan
dan kebudayaan yang mencermikan suatu masyarakat pancasilais.
c. pengembangan perpustakaan sekolah menjadi pusat sumber belajar (PSB). Dengan
kedudukan sebagai PSB diharapkan peranannya akan lebih aktif dalam mendukung
program pengajaran, bahkan dapat berperan sebagai mitra kelas dalam upaya menjawa
tantangan perkembangan iptek yang semakin cepat. Dengan peyediaan sebagai perangkat
lunak yang didukung oleh perangkat keras yang memadai, seperti modul, rekaman
elektronik baik audio (ATR) maupun video (VTR) akan sangat penting. Suatu PSB yang
memadai akan sangat mendorong siswa dan warga sekolah lainnya untuk belajar mandiri.
d. peningkatan dan pemantapan program pengelolaanm sekolah, khususnya yang
terkait dengan peserta didik. Ketiga alternatif yang telah dipaparkan (butir a-d hanya
mungkin terlaksana apabila mendapat dukungan yang memadai dari program pengelolaan
sekolah, aik dukungan sarana/ prasarana maupun dukungan iklim profesional yang
memadai) khusus pengelolaan kesiswaan, agar ditera/2an asas t4t w4r5 handayan5 dengan
tidak mengabaikan ing ngarsa sung tulada dan ing madya mangun karsa. Dengan demikian
kehidupan disekolah mencermikan kehidupan masyarakat demokratis yang dinamis dan
terbuka.
3. masyarakat

13

Kaitan antara masyarakt dan pendidik dapat ditimjau dari 3 segi yakni:
a. Masyarakat sebagai penyelenggra pendidikan, bak yang dilembagakan ( jalur
sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar
sekolah).
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial dimasyarakat, baik
langsung maupun tak langsng, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam masyarakat terdapat berbagai sumber belajar, aik yang di rancang maupun
di manfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup seharihari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu
untuk meningkatkan dirinya.
Manusia sepanjang selalu terbuka akan peluang memperoleh pendidikan (asas
pendidikan seumur hidup), dan dari sisi lain, manusia seyogiamya belajar sepanjang
hayat. Implikasi dari asas tersebut adalah dalam bebera[a tahun terakhir ini belajar melalui
pengalaman (experiential learning ) makin lama makn penting (Kolb, 1984), bahkan telah
dinilai dan diakui sebagai sesuatu yang setara dengan hasil belajar lainnya melalui
penilaian hasil belajar melalui pengalaman (PHBMP) serta dihargai seagai bagian dari
kredit dalam program pendidikan tinggi (Raka Joni,1992 : Lamdin, 1992). Di amerika
serikat dikembangkan program khusus school for new learning dari de paul university.
Dalam UU RI No 2 Tahun 1989 Sisdiknas, gagasan-gagasan tersebut telah tercermin
dalam pasal 24 ayat 2 (pendidikan berkelanjutan dan terbuka) pasal, 26 dll.
Menurut Koentjaningrat (dari Wayan Ardhana 1986. Modul 1/71-72 paling sedikit
dapat dibedakan menjadi 6 type sosial udaya, sbb:
a.) Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana, hidup dengan
berrburu, dan belum mempunyai kebiasaan menanam padi.
b.) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah
dengan tanaman pokok padi.
c.) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau
sawah dengan tanaman pokok padi.
d.) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan
tanaman pokok padi.
e.) Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan
sektor perdagangan dan industri yang lemah.

14

Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial yang


mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, antara lain : kelompok sebaya,
organisasi kepemudaan ( pramuka, karang taruna, remaja masjid). Lembaga sosial tersebut
pada umumnya memerikan kontribusi bukan hanya dalam proses sosialisasi, tetapi juga
dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya.
Setelah keluarga, kelompok sebaya mungkin paling besar pengaruhnya terhadap
pembentukan kepribadian, terutama pada saat anak berusaha melepaskan diri dari
pengaruh kekuasaa orang tua. Yang dimaksud kelompok sebaya adalah suatu kelompok
yang terdiri dari orang-orang yang bersamaan usianya, seperti: kelompok bermain,
kelompok monoseksual yg sejenis kelamin, kelompok anak geng motor , dll. Dampak
edukatif dalam keanggotaan kelompok sebaya itu antara lain karena interaksi sosial yang
intensif dan dapat terjadi setiap waktu, dan dengan melalui peniruan (model) serta
mekanisme penerimaan/ penolakan kelompok. Fungsi kelompok sebaya menurut Wayan
Ardhana, 1989 : modul /19 , antara lain:
(a) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
(b) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
(c) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
orang dewasa.
(d) Memerikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk memebaskan diri dari
pengaruh kekuasaan otoritas.
(e) Memerikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada
prinsif persamaan hak.
(f) Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan

oleh keluarga secara

memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah


laku tertentu, dll.)
(g) Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih
kompleks,
Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat penting karena berkaitan dengan
keyakinan agama. Karena semua organisasi keagamaan mempunyai keinginan untuk
melestarikan

keyakinan

agama

anggota-anggotanya,

maka

organisasi

tersebut

menyediakan programpendidikan bagi anak-anaknya, yakni:


(a) Mengajarkan

keyakinan

serta

praktek-praktek

keagamaan

dengan

memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan agi mereka.

cara

15

(b) Mengajarkan pada merka tingkah laku dan prinsif-prinsif moral yang sesuai
dengan keyakinan-keyakinan agamanya.
(c) Memberikan model-model bagi perkembangan watak.
Media masa ,erupakan salah satu faktor dalam lngkungan masyarakat yang makin
penting peranannya. Pada umunya media masa itu mempunyai 3 fungsi: informasi,
edukasi, dan rekreasi. Karena kemajuan teknologi komunikasi pada masa ini, dan terlebih
masa yang akan datang, maka media masa sedang mengalami perubahan yang cepat.
Media masa mempunyai sumbangan yang besar dalam mengitregasikan kebudayaan serta
mensosialisasikan generasi mudanya. Wayan Ard hana (1989 : modul 4/23)
mengemukakan bahwa media masa memiliki 3 macam pengaruh. Pertama, pengaruh
sosialisasi dalam arti luas, utamanya tentang sikap dan nilai ni lai dasar masyarakat serta
model tingkah laku dalam berbagai bidang kehidupan. Kedua, pengaruh khusus jangka
pendek, media masa mungkin menyebabkan orang memberi produk tertentu ataupun
memberi suara/pendapat dengan cara tertentu. Ketiga, media masa memberikan pendidikan
dalam pengertian yang lebih formal, yaitu dalam memberikan informasi atau menyajikan
pengajaran dalam suatu idang studi.

C.Pengaruh Timbal Balik Antara Tripusat Pendidikan Terhadap


Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh kembang anak pada umumnya,
dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan
anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan peranan tripusat pendidik tanah itulah yang
paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ke 3
kegiatan pendidikan yakni:
(1) Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berudaya.
(2) Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.

16

(3) Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.


SEKOLAH
MASYARAKAT

PELATIHAN
PENGAJARAN

PEMBIMBINGAN

PRIBAD
I
JATI
PENGETAHUA
N
KETERAMPILAN

KELUARGA

Bagan .5.1 saling pengaruh tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta


didik

Disamping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan


peserta didik, diprasyaratkan pula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan
harmonis antar pusat tersebut.
Salah satu masyarakat yang banyak dibicarakan adalah sekolah sebagai produk
masysarakat modern sering membawa damak negatif karena secara terselubung
menghantar generasi terdidik ke kotakota besar.
Titik kulminasi dari pemikiran tersebut diatas akhirnya dituangkan dalam
Kep.Men.Dikbud RI No. 0412/u/1987 TANGGAL 11 JULI 1987 tentang penerapan
muatan lokal kurikulum sekolah dasar. Dengan demikian, pada tingkat sistem nasional

17

telah ditetapkan berbagai aturan sebagai acuan pengembangan/pelaksanaan muatan lokal


kurikulum SD. Muatan 362a3 24r524340 SD tersebut adalah program pendidikan yang isi
dan media penyampaiannya d52aitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial,
lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah yang perlu dipelajari oleh murid.
Berdasarkan ketentuan yuridis tersebut ternyata bahwa kurikulum SD mempunyai 2
jenis muatan, yakni muatan lokal dan muatan nasional. Muata lokal kurikulum SD
ditetapkan secara nasional, dan berlaku sama diseluruh Indonesia. Sedangkan muatan lokal
kurikulum SD dapat berupa mata pelajaran tambahan dan atau penjabaran/tambahan kajian
dari mata pelajaran yang telah ada. Yang disesuaikan dengan lingkungan serta kebutuhan
pembangunan di daerah tertentu.
Disamping isi kurikulum muatan lokal juga dapat berkaitan dengan cara penyampaian
isi kurikulum tersebut. Cara penyampaiannya itu meliputi aik kegiatan intra-kulikuler,
maupun ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler. Dalam cara penyampaiannya kurikulum,
muatan lokal itu sangat meningkatkan kadar relevansi kurikulum dengan situasi dan
kebutuhan setempat.
Dalam petunjuk penerapan muatan lokal kurikulum SD (lampiran kep.men.dikud no
0412/u/987) dikemukakan berapa tujuan yang lebih rinci dari muatan lokal tersebut yang
dapat dikategorikan dalam 2 kelompok, sbb:
1. Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai, yakni:
(a) Bahan pengajaran leih mudah diserap oleh murid.
(b) Sumer belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan.
(c) Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang
ditemukan disekitarnya.
(d) Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya
yang terdapat didaerah nya.
2. Tujuantujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya, :
(a) Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai dawerahnya.
(b) Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
(c) Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan
terhadap lingkungannya sendiri.
Perluasandan peningkatan muatan lokal dilakukan dengan memperhatikan:

18

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

GBPP yang berlaku.


Sumber daya yang tersedia.
Kekhasan lingkungan dan kebutuhan daerah.
Mobilitas murid.
Perkembangan dan kemampuan murid . dengan demikian, pendidikan akan
mampu melaksanakan secara serentak fungsi pelestarian kebudayaan dan fungsi
pengembangan dari kebudayaan yang di emannya itu.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.

Menurut UU No 23 tahun 2007

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan mahluk hidup
termasuk didalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahluk hidup lainnya yang ada di
sekitarnya.
2. Fungsi utama Lingkungan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagia lingkungan di sekitarnya
3. Jenis-jenis lingkungan antara lain: lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat
4.

Adanya

hubungan

timbal

balik

jenis

jenis

lingkungan

terhadap

perkembanganpeserta didik

Saran
Untuk mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan makalah mengenai
lingkungan ini dengan baik lagi, sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi

19

DAFTAR PUSTAKA

Peranan lingkungan bagi kehidupan branly.co.id


www.wikipedia.Pengertian lingkungan.co.id
jjenis lingkungan.branly.co.id

Anda mungkin juga menyukai