Anda di halaman 1dari 8

MENINGKATKAN LAYANAN FASILITAS PENDIDIKAN YANG MERATA

UNTUK PENDIDIKAN YANG LEBIH MERATA

BINTANG ADHITAMA RAMADHAN 1402223320


M RIDHO ALVANDI RAIKHAN 1402223221
OGI BERTHA NERHALEN SIMBOLON 1402223039
ZIKRA MAKHRIZA 1402223138

KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2022
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pendidikan pada society 5.0. Bagaimana


meningkatkan layanan fasilitas seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin modern
sehingga memberikan dampak positif bagi pelaksanaan proses belajar mengajar di Indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan mempunyai
tugas untuk menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan perubahan dan pertumbuhan ke arah yang
lebih kompleks. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial dan tuntutan-tuntutan baru yang
tidak dapat diramalkan sebelumnya, sehingga pendidikan selalu menghadapi masalah karena
adanya kesenjangan antara yang diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses
Pendidikan sehingga perlu pemerataan Pendidikan agar tercapai Pendidikan yang berkualitas
secara menyeluruh di Indonesia. (Syah M, 2004:39).
I.2. Tujuan
Tujuan penelitian yang kami lakukan adalah untuk:
1. Mengetahui cara mengoptimalkan pendidikan di era 5.0
2. Mengetahui Perkembangan teknologi yang dibutuhkan untuk terlaksananya Pendidikan

I.3. Urgensi yang perlu dibahas


Pemilihan fasilitas yang tepat pada pelaksanaan pendidikan era society 5.0 dan berpedoman
pada ideologi yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia (SDGs 4, Pendidikan
Berkualitas)
I.4. Pengambilan Data
Adapun jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Data Primer, data yang penulis kumpulkan langsung dari responden dalam penelitian ini
penulis mengambil data dalam bentuk pendapat responden dengan menggunakan metode
kuesioner.
B. Data Sekunder, data yang diperoleh dari kegiatan menelaah dokumen maupun informasi-
informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang diambil dari lembaga
atau instansi yang berkaitan.

I.5. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan yang berkualitas?
2. Kriteria apa yang perlu dipenuhi untuk mencapai Pendidikan yang berkualitas dan peran
IPTEK dalam Pendidikan di era Society 5.0?
3. Permasalahan apa yang timbul pada Pendidikan di era Society 5.0?
4. Bagaimana upaya yang harus dilakukan dalam menangani permasalahan yang timbul?
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pendidikan yang berkualitas dan kriteria apa yang perlu dipenuhi untuk mencapai
Pendidikan yang berkualitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Beberapa ahli yang mendefinisikan pendidikan, salah satunya adalah
menurut John Dewey, pendidikan adalah proses tanpa akhir (education in the process without
end). Dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental,
baik menyangkut daya piker (daya intelektual) maupun daya emosional (perasaan) yang
diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.
Menurut Sallis dalam (Nurkolis, 2003: 67) kualitas memiliki dua konsep yang berbeda
antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut sesuatu barang disebut berkualitas bila
memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang
melebihi. Dalam konsep ini kualitas mirip dengan suatu kebaikan, kecantikan, kepercayaan
yang ideal tanpa ada kompromi. Kualitas dalam makna absolut adalah yang terbaik, tercantik,
terpercaya. Bila di praktek kan dalam dunia pendidikan konsep kualitas absolut ini bersifat elitis
karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas tinggi
kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu membayarnya.
Pendidikan berkualitas dapat kita simpulkan bahwa Ketika instansi yang tempat kita di
didik mampu memberikan layanan dan fasilitas yang baik. Selain itu tenaga pengajar yang
memiliki integritas serta pengetahuan yang dapat diajarkan kepada siswa tentu berperan penting
dalam memenuhi kriteria Pendidikan yang berkualitas. Siswa juga diharapkan mampu dan
memenuhi kewajiban dalam proses Pendidikan sehingga tercapai Pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan berkualitas memiliki kriteria yang harus digapai yakni: Menurut Hasan (2005) ada
empat persyaratan yang dapat dikategorikan sebagai kelembagaan pendidikan yang baik
"sekolah bermutu", yaitu:
(1) SDM kependidikan yang profesional.
(2) Manajemen yang efektif dan profesional.
(3) Lingkungan pendidikan yang kondusif.
(4) mampu membangun kepercayaan kepada masyarakat.
Kriteria itu harus terpenuhi agar mencapai Pendidikan yang berkualitas.

II.2. Kriteria dan Peran IPTEK dalam Pendidikan di era Society 5.0
Perkembangan IPTEK telah mengantarkan bangsa pada kemajuan dalam beberapa
bidang, salah satunya adalah bidang Pendidikan. Melalui perkembangan IPTEK di Indonesia
bangsa telah menciptakan generasi penerus yang bermutu dan berkualitas, penggunaan
teknologi untuk pendidikan dan latihan yang dilakukan dengan kreatif dan bijak membawa
kemajuan bagi pendidikan. Dengan adanya perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi di
dalam dunia pendidikan, maka sekarang sudah menjamin adanya sistem Belajar Jarak Jauh atau
dengan menggunakan media internet yang bisa menghubungkan antara pendidik (guru) dengan
peserta didik(siswa) secara online.
Menurut H. Hamzah B. Uno dan Hj. Nina Lamatenggo, (2011, 61) mengatakan bahwa
kecendrungan pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah sebagai berikut:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus Belajar Jarak Jauh (Distance Learning).
Kemudian untuk menyelenggarakannya perlu dimasukkan sebagai strategi pertama.
2. Dalam sebuah jaringan Sharing Resource, perpustakaan dan instrumen pendidikan (guru,
laboratorium) tidak hanya sebagai rak buku, tetapi sudah berubah menjadi sumber informasi.
3. Ketiga, perangkat teknologi informasi (CD-ROM Multimedia) dalam bidang pendidikan
secara bertahap sudah berubah dengan televisi dan radio.
Pendapat yang di kemukakan oleh H. Hamzah B. Uno dan Hj. Nina Lamatenggo (2011, 61)
masa sekarang ini memang sudah terjadi dan berkembang dengan begitu pesat.
II.3. Permasalahan yang timbul pada Pendidikan di era Society 5.0
Pada era milenial, manusia mulai meninggalkan cara-cara konvensional dalam
menjalani kehidupan, digantikan dengan trend dan gaya hidup yang lebih fresh and youth, atau
yang biasa dikenal dengan istilah “kekinian”. Seorang aktivis HMI, Muhammad Ridal, dalam
bukunya yang berjudul “HMI Milenial” mengungkapkan bahwa 33% masyarakat Indonesia
saat ini merupakan generasi milenial. Era milenial umumnya didominasi oleh orang-orang
kelahiran tahun 1980 sampai tahun 2000an, dan berusia 15-34 tahun. Usia ini, tentu saja,
merupakan usia dimana individu masih berstatus sebagai pelajar di sekolah.
Permasalahan utama dalam Pendidikan adalah ketidakmerataan penyaluran sarana dan
prasarana dalam Pendidikan. Terjadi ketimpangan dan ketertinggalan bagi masyarakat terpencil
sehingga pada era Society 5.0 tidak merata dialami oleh pelajar Indonesia. Penyebab utamanya
yakni karena kurangnya fasilitas, akses yang sulit dan tenaga pendidik yang belum mendapat
kesempatan untuk belajar menyesuaikan kemajuan teknologi. Terjadi gagap teknologi bagi
tenaga pengajar dan juga pelajar pada daerah terpencil sehingga sulit bagi Indonesia mencapai
Pendidikan yang berkualitas karena masih banyak daerah yang masih mengalami
ketertinggalan. Permasalahan kesenjangan ini tidak sesuai dengan Pancasila dimana keadilan
harus didapat oleh setiap elemen masyarakat.
Contoh kesenjangan sarana dan prasarana sekolah yang terdapat di pedesaan dengan sekolah
yang terdapat di perkotaan. Memberitakan kondisi memprihatinkan Madrasah Ibtidaiyah (SD)
Darul Ulum di pesisir pantai Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Sekolah
yang berdiri sejak 2007 hanya memiliki fisik bangunan semi permanen. Berdinding anyaman
bambu dan berlantai tanah, tanpa bantuan pemerintah, pendiri sekolah dan para guru tetap tegar
hingga kini. Bisa dibayangkan, seperti apa kondisi waktu belajar setiap hari. Guru hanya
berbekal idealisme mereka sebagai pengajar, tanpa imbalan yang memadai sebagai pemberi
ilmu bagi masa depan muridnya.
Pada era Society 5.0 para pelajar juga mengalami perubahan karakteristik, yaitu:
1. Memanfaatkan Internet untuk keperluan belajar namun membawa dampak negative dimana
penggunaan internet tidak sesuai dan melanggar kode etik pelajar.
2. Menggunakan sosial media untuk mencari informasi pengerjaan tugas secara instan.
3. Millennial kurang suka membaca secara konvensional. Bagi generasi ini, tulisan dinilai
memusingkan dan membosankan.
4. Lebih tahu teknologi dibanding orangtua mereka sehingga dapat menimbulkan tindakan
menyimpang.
II.4. Upaya yang harus dilakukan dalam Penanganan permasalahan yang timbul
A. Pemerintah
Pemerintah harus memberikan dukungan fasilitas yang memadai serta menyusun
program yang bertujuan untuk pemerataan Pendidikan di Indonesia sehingga tidak
terjadi ketimpangan. Pemerintah mengelola dana Pendidikan dengan baik serta
memastikan pengalokasian dana dilakukan dengan benar sehingga tidak terjadi hal yang
melanggar dan menghambat terlaksananya pembangunan Pendidikan yang lebih
berkualitas.

B. Sekolah dan Guru


Sekolah dengan segala kebijakanya sebaiknya memberikan solusi solusi terbaik bagi
para siswa. Sebagai Pendidik di era society 5.0, para guru harus memiliki keterampilan
dibidang digital dan berpikir kreatif. Menurut Zulfikar Alimuddin, Director of Hafecs
(Highly Functioning Education Consulting Services) menilai di era masyarakat 5.0
(society 5.0) guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di kelas
(Alimuddin, 2019). Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di
internet pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual reality dalam dunia Pendidikan,
Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan untuk mengetahui
serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh pelajar. Tenaga
pendidik di abad society 5.0 ini harus menjadi guru penggerak yang mengutamakan
murid dibandingkan dirinya, inisiatif untuk melakukan perubahan pada muridnya,
mengambil tindakan tanpa disuruh, terus berinovasi serta keberpihakan kepada murid.

C. Masyarakat/Orang Tua
Masyarakat dan orang tua sangat berpengaruh pada perubahan bagi para pelajar.
Masyarakat dan Orang tua dapat memberikan dukungan yang bisa didapat di luar
sekolah. Memberikan fasilitas baik berupa tempat belajar yang difasilitasi oleh
masyarakat dan orang tua juga dapat memberikan fasilitas-fasilitas pendukung yang
mengikuti teknologi baru.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Di era Society 5.0 tantangan Pendidikan sangat sulit dilakukan karena banyaknya
daerah yang belum tersentuh oleh teknologi. Namun, secara bertahap dan perlahan hal
tersebut akan dapat diselesaikan dengan upaya serta peran pemerintah, tenaga pengajar,
dan masyarakat serta orangtua, dan tentunya para pelajar yang mau belajar dan
mengikuti perubahan yang semakin maju demi Pendidikan yang lebih berkualitas.
Pemerintah dapat melaksanakan kebijakan-kebijakan yang akan membawa perubahan
dan manfaat bagi negara dan tentu para pelajar. Dengan terlaksananya pemerataan
Pendidikan di Indonesia maka akan lebih cepat tercapai Pendidikan yang berkualitas di
Indonesia sesuai dengan SDGs 4 yaitu Pendidikan berkualitas yang bertujuan untuk
Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan
Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua. Pendidikan merupakan hak
mendasar dalam nilai kehidupan manusia. Pendidikan memilik i peranan yang
sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia karena pada dasarnya
manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan.
Implementasi dan pengembangan kajian pendidikan juga harus disesuaikan
dengan kondisi serta situasi sosial yang ada di masyarakat. Pendidikan
merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus
berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi
kreatif dan inovatif.
Teknologi yang semakin pesat membuat generasi muda harus mampu mempertahankan
nilai-nilai dasar pancasila dengan beriringan pada perkembangan era digital saat ini.
Semangat patriotisme dan nasionalisme mulai memudar di kalangan generasi muda saat
ini. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa generasi muda yang menganggap bahwa
dengan adanya perkembangan teknologi semakin mudah untuk mengakses sesuatu dan
mementingkan kepentingan individunya, tetapi hal ini terbalik dengan adanya teknologi
generasi muda harus siap menghadapi semua tantangan yang terjadi. Generasi muda
merupakan pilar bangsa yang mempunyai peran penting dalam menghadapi berbagai
macam tantangan. Masa depan bangsa tergantung dari sikap dan cara bertindak generasi
muda. Dengan Pendidikan yang berkualitas maka generasi era Society 5.0 diharapkan
akan mampu mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila dan melakukan Implementasi
dalam kehidupan sehari hari.
Daftar Pustaka

Barni, M (2019) Tantangan pendidik di era milenial. Jurnal Transormatif, 3 (1) 99-116.

Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:
Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai