KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2022
ABSTRAK
II.2. Kriteria dan Peran IPTEK dalam Pendidikan di era Society 5.0
Perkembangan IPTEK telah mengantarkan bangsa pada kemajuan dalam beberapa
bidang, salah satunya adalah bidang Pendidikan. Melalui perkembangan IPTEK di Indonesia
bangsa telah menciptakan generasi penerus yang bermutu dan berkualitas, penggunaan
teknologi untuk pendidikan dan latihan yang dilakukan dengan kreatif dan bijak membawa
kemajuan bagi pendidikan. Dengan adanya perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi di
dalam dunia pendidikan, maka sekarang sudah menjamin adanya sistem Belajar Jarak Jauh atau
dengan menggunakan media internet yang bisa menghubungkan antara pendidik (guru) dengan
peserta didik(siswa) secara online.
Menurut H. Hamzah B. Uno dan Hj. Nina Lamatenggo, (2011, 61) mengatakan bahwa
kecendrungan pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah sebagai berikut:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus Belajar Jarak Jauh (Distance Learning).
Kemudian untuk menyelenggarakannya perlu dimasukkan sebagai strategi pertama.
2. Dalam sebuah jaringan Sharing Resource, perpustakaan dan instrumen pendidikan (guru,
laboratorium) tidak hanya sebagai rak buku, tetapi sudah berubah menjadi sumber informasi.
3. Ketiga, perangkat teknologi informasi (CD-ROM Multimedia) dalam bidang pendidikan
secara bertahap sudah berubah dengan televisi dan radio.
Pendapat yang di kemukakan oleh H. Hamzah B. Uno dan Hj. Nina Lamatenggo (2011, 61)
masa sekarang ini memang sudah terjadi dan berkembang dengan begitu pesat.
II.3. Permasalahan yang timbul pada Pendidikan di era Society 5.0
Pada era milenial, manusia mulai meninggalkan cara-cara konvensional dalam
menjalani kehidupan, digantikan dengan trend dan gaya hidup yang lebih fresh and youth, atau
yang biasa dikenal dengan istilah “kekinian”. Seorang aktivis HMI, Muhammad Ridal, dalam
bukunya yang berjudul “HMI Milenial” mengungkapkan bahwa 33% masyarakat Indonesia
saat ini merupakan generasi milenial. Era milenial umumnya didominasi oleh orang-orang
kelahiran tahun 1980 sampai tahun 2000an, dan berusia 15-34 tahun. Usia ini, tentu saja,
merupakan usia dimana individu masih berstatus sebagai pelajar di sekolah.
Permasalahan utama dalam Pendidikan adalah ketidakmerataan penyaluran sarana dan
prasarana dalam Pendidikan. Terjadi ketimpangan dan ketertinggalan bagi masyarakat terpencil
sehingga pada era Society 5.0 tidak merata dialami oleh pelajar Indonesia. Penyebab utamanya
yakni karena kurangnya fasilitas, akses yang sulit dan tenaga pendidik yang belum mendapat
kesempatan untuk belajar menyesuaikan kemajuan teknologi. Terjadi gagap teknologi bagi
tenaga pengajar dan juga pelajar pada daerah terpencil sehingga sulit bagi Indonesia mencapai
Pendidikan yang berkualitas karena masih banyak daerah yang masih mengalami
ketertinggalan. Permasalahan kesenjangan ini tidak sesuai dengan Pancasila dimana keadilan
harus didapat oleh setiap elemen masyarakat.
Contoh kesenjangan sarana dan prasarana sekolah yang terdapat di pedesaan dengan sekolah
yang terdapat di perkotaan. Memberitakan kondisi memprihatinkan Madrasah Ibtidaiyah (SD)
Darul Ulum di pesisir pantai Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Sekolah
yang berdiri sejak 2007 hanya memiliki fisik bangunan semi permanen. Berdinding anyaman
bambu dan berlantai tanah, tanpa bantuan pemerintah, pendiri sekolah dan para guru tetap tegar
hingga kini. Bisa dibayangkan, seperti apa kondisi waktu belajar setiap hari. Guru hanya
berbekal idealisme mereka sebagai pengajar, tanpa imbalan yang memadai sebagai pemberi
ilmu bagi masa depan muridnya.
Pada era Society 5.0 para pelajar juga mengalami perubahan karakteristik, yaitu:
1. Memanfaatkan Internet untuk keperluan belajar namun membawa dampak negative dimana
penggunaan internet tidak sesuai dan melanggar kode etik pelajar.
2. Menggunakan sosial media untuk mencari informasi pengerjaan tugas secara instan.
3. Millennial kurang suka membaca secara konvensional. Bagi generasi ini, tulisan dinilai
memusingkan dan membosankan.
4. Lebih tahu teknologi dibanding orangtua mereka sehingga dapat menimbulkan tindakan
menyimpang.
II.4. Upaya yang harus dilakukan dalam Penanganan permasalahan yang timbul
A. Pemerintah
Pemerintah harus memberikan dukungan fasilitas yang memadai serta menyusun
program yang bertujuan untuk pemerataan Pendidikan di Indonesia sehingga tidak
terjadi ketimpangan. Pemerintah mengelola dana Pendidikan dengan baik serta
memastikan pengalokasian dana dilakukan dengan benar sehingga tidak terjadi hal yang
melanggar dan menghambat terlaksananya pembangunan Pendidikan yang lebih
berkualitas.
C. Masyarakat/Orang Tua
Masyarakat dan orang tua sangat berpengaruh pada perubahan bagi para pelajar.
Masyarakat dan Orang tua dapat memberikan dukungan yang bisa didapat di luar
sekolah. Memberikan fasilitas baik berupa tempat belajar yang difasilitasi oleh
masyarakat dan orang tua juga dapat memberikan fasilitas-fasilitas pendukung yang
mengikuti teknologi baru.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Di era Society 5.0 tantangan Pendidikan sangat sulit dilakukan karena banyaknya
daerah yang belum tersentuh oleh teknologi. Namun, secara bertahap dan perlahan hal
tersebut akan dapat diselesaikan dengan upaya serta peran pemerintah, tenaga pengajar,
dan masyarakat serta orangtua, dan tentunya para pelajar yang mau belajar dan
mengikuti perubahan yang semakin maju demi Pendidikan yang lebih berkualitas.
Pemerintah dapat melaksanakan kebijakan-kebijakan yang akan membawa perubahan
dan manfaat bagi negara dan tentu para pelajar. Dengan terlaksananya pemerataan
Pendidikan di Indonesia maka akan lebih cepat tercapai Pendidikan yang berkualitas di
Indonesia sesuai dengan SDGs 4 yaitu Pendidikan berkualitas yang bertujuan untuk
Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan
Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua. Pendidikan merupakan hak
mendasar dalam nilai kehidupan manusia. Pendidikan memilik i peranan yang
sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia karena pada dasarnya
manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan.
Implementasi dan pengembangan kajian pendidikan juga harus disesuaikan
dengan kondisi serta situasi sosial yang ada di masyarakat. Pendidikan
merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus
berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi
kreatif dan inovatif.
Teknologi yang semakin pesat membuat generasi muda harus mampu mempertahankan
nilai-nilai dasar pancasila dengan beriringan pada perkembangan era digital saat ini.
Semangat patriotisme dan nasionalisme mulai memudar di kalangan generasi muda saat
ini. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa generasi muda yang menganggap bahwa
dengan adanya perkembangan teknologi semakin mudah untuk mengakses sesuatu dan
mementingkan kepentingan individunya, tetapi hal ini terbalik dengan adanya teknologi
generasi muda harus siap menghadapi semua tantangan yang terjadi. Generasi muda
merupakan pilar bangsa yang mempunyai peran penting dalam menghadapi berbagai
macam tantangan. Masa depan bangsa tergantung dari sikap dan cara bertindak generasi
muda. Dengan Pendidikan yang berkualitas maka generasi era Society 5.0 diharapkan
akan mampu mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila dan melakukan Implementasi
dalam kehidupan sehari hari.
Daftar Pustaka
Barni, M (2019) Tantangan pendidik di era milenial. Jurnal Transormatif, 3 (1) 99-116.
Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:
Grasindo.