Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi sangat dibutuhkan untuk interaksi sesama manusia, oleh karena itu
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari, sehingga
tanpa adanya komunikasi, kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan sempurna.
Karena komunikasi itu memiliki peranan sangat penting, dibuatlah suatu model
komunikasi.

Komunikasi memiliki beberapa model dan setiap modelnya memiliki definisi yang
berbeda pula. Model komunikasi dibuat supaya mempermudah dalam memahami
proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu
komunikasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses. Hal ini terlihat dari setiap
gejala atau peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu komunikasi yang terjalin
antarmanusia.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan model komunikasi Aristoteles, Stimulus-


Respons (S-R), dan model Lasswell.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa definisi Model Komunikasi?
b. Apa definisi dari model komunikasi Aristoteles, Stimulus-Respon (S-R), dan
Lasswell?
c. Apa kekurangan dan kelebihan dari ketiga model komunikasi tersebut?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Model Komunikasi.
b. Agar pembaca dapat mengetahui beberapa Model Komunikasi.
c. Untuk menambah wawasan pembaca tentang ketiga Model Komunikasi tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Model Komunikasi adalah suatu gambaran yang sistematis dan abstrak yang menggambarkan
potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses. Model
komunikasi dibuat untuk membantu dalam memberi pengertian tentang komunikasi dan juga
untuk menspesifikasi bentuk-bentuk komunikasi yang ada dalam hubungan antarmanusia.
Selain itu, model juga dapat membantu untuk memberi gambaran fungsi komunikasi dari segi
alur kerja, membuat hipotesis, riset dan juga untuk memenuhi perkiraan-perkiraan praktis
dalam strategi komunikasi. Terdapat beberapa model komunikasi menurut para ahli, yaitu :

2.1. Model Komunikasi Aristoteles


Aristoteles (384 SM–322 SM) adalah seorang filsuf Yunani. Model komunikasi yang
digunakan oleh Aristoteles pada dasarnya adalah model komunikasi paling klasik,
model ini disebut model retoris (rhetorical model). Inti dari komunikasi ini adalah
persuasi, yaitu komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan
pembicaraannya kepada khalayak dalam mengubah sikap mereka. Aristoteles berusaha
mengkaji mengenai ilmu komunikasi itu sendiri dan merumuskannya ke dalam model
komunikasi verbal. Model komunikasi verbal dari Aristoteles ini merupakan model
komunikasi pertama dalam ilmu komunikasi.

Model Aristoteles merupakan model komunikasi antarmanusia yang tertua yang


ditunjukkan Aristoteles dalam karyanya retorika. Ia memberikan tekanan dalam setiap
komunikasi, ada 3 unsur penting, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan
pendengar (listener). Aristoteles memfokuskan komunikasi pada komunikasi retoris
atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik (public speaking).

Model tersebut dikembangkannya lagi dalam setiap tindakan komunikasi yang bersifat
persuasif dan menghasilkan gambar model sebagai berikut :

Gambar 2.1

Model komunikasi yang dibuat Aristoteles belum menempatkan unsur media dalam
proses komunikasi. Hal ini dapat dimengerti, karena retorika pada masa Aristoteles
merupakan seni keterampilan komunikasi yang sangat populer. Media seperti surat
kabar, radio, dan televisi belum tersedia.
Perlu diingat bahwa model komunikasi ini semakin lama semakin berkembang, tapi
selalu akan ada tiga aspek yang selalu sama dari masa ke masa, yaitu : sumber pengirim
pesan, pesan yang dikirimkan, dan penerima pesan.

2
2.1.1. Segitiga Retorika dan Jenis-jenis Retorika
Segitiga retorika adalah metode untuk menyusun kalimat-kalimat yang tepat
dalam penerapan prinsip persuasi. Segitiga retorika terdiri dari ethos, logos, dan
phatos.
a. Ethos
Ethos adalah komponen di dalam argumen yang menegakkan kepercayaan
pendengar terhadap kompetensi sang pembicara. Dalam prinsip persuasi bisa
termasuk ke dalam prinsip otoritas dan rasa suka. Wawasan, etika dan
karakter orang yang menyampaikan argumen haruslah meyakinkan. Ada tiga
kategori ethos, yaitu phronesis atau kemampuan dan kebijaksanaan yang
berarti kepakaran dan kecerdasan sang pembicara. Yang kedua adalah arete
atau kebaikan dan kehebatan sang pembicara yang dinilai sebagai kredibilitas
serta reputasinya, dan yang terakhir adalah eunoia atau niat baik
komunikator.
b. Logos
Logos adalah isi dari argumen yang menarik dari sisi logika. Data-data yang
disajikan haruslah akurat dan tidak membingungkan. Struktur bahasa yang
rasional dan proporsional akan ditangkap dengan jelas oleh pikiran para
pendengar. Kejelasan dari alasan-alasan serta bukti-bukti yang kuat akan
mendorong pesan dan argumen menjadi semakin persuasif. Persiapan yang
matang adalah kuncinya.
d. Phatos
Phatos adalah sisi daya tarik emosional yang menyertai isi argumen dari sisi
logos dan kompetensi komunikator dari sisi ethos. Penyampaian argumentasi
dengan pathos inilah yang menguatkan unsur persuasinya. Pathos adalah
penentu dari persetujuan pendengar pada pemaparan sang pembicara.

2.1.2. Jenis-jenis Retorika


a. Retorika forensik: keadaan ketika para pembicara mendorong munculnya
rasa bersalah atau tidak bersalah dari khalayak. Pidato forensik atau juga
disebut pidato Yudisial biasanya ditemui dalam kerangka hukum. Retorika
forensik berorientasi pada masa waktu lampau.
b. Retorika epideiktik : wacana yang berhubungan dengan pujian atau tuduhan
Sering disebut juga pidato seremonial. Pidato jenis ini disampaikan kepada
publik dengan tujuan untuk memuji, menghormati, menyalahkan dan
mempermalukan. Pidato jenis ini berfokus pada isu-isu sosial yang ada pada
masa waktu sekarang.
c. Retorika deliberatif : saat pembicara harus menentukan suatu tindakan yang
harus diambil, sesuatu yang harus atau tidak boleh di lakukan oleh khalayak.
Pidato ini sering disebut juga dengan pidato politis. Pidato deliberatif
berorientasi pada masa waktu yang akan datang.

2.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Komunikasi Aristoteles


Kelebihan model Aristoteles antara lain :
a) Keyakinan bahwa berbicara membedakan manusia dari binatang.

3
b) Ada kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam forum
demokrasi adalah cara yang lebih efektif untuk memecahkan masalah
politik.
c) Retorika merupakan sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba
mempengaruhi audience melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasif
dan juga sebuah keistimewaan bagi pergerakan wanita di Amerika yang
memperjuangkan haknya untuk dapat berbicara di depan publik.
d) Menekankan pada kekuatan dan keindahan bahasa untuk menggerakkan
orang banyak secara emosional dan menggerakkan mereka untuk
beraksi/bertindak. Pengertian Retorika lebih merujuk kepada seni bicara
daripada ilmu berbicara.
e) Menjadi inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan
model komunikasi modern.

Adapun kekurangannya ialah :


a) Komunikasi dianggap sebagai fenomena statis. Dimana hanya terdapat
transfer pesan dari pembicara ke pendengar saja. Misalnya, seorang
pembicara sedang berbicara tentang sesuatu hal dan kemudian ia
menyampaikan pesan kepada para khalayak. Kemudian, khalayak
mendengarkan apa yang menjadi pesan dari si pembicara. Tahap-tahap
komunikasi dalam peristiwa ini terjadi secara berurutan dimana itu terjadi
terus-menerus terjadi secara statis ketimbang terjadi secara simultan.
b) Model komunikasi ini memunculkan persepsi yang salah bahwa kegiatan
yang terstruktur selalu disengaja. Seperti, pembicara menyampaikan dan
pendengar hanya mendengarkan tanpa di jelaskan lebih jauh mengenai
gangguan yang mungkin terjadi dalam proses penyampaian pesan, efek
yang akan terjadi, dan sebagainya.
c) Tidak membahas mengenai aspek-aspek non-verbal dalam persuasi yang
berperan dalam proses komunikasi.

2.2. Model S-R (Stimulus-Respons)


Model ini merupakan model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh
disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristic atau sesuai kebiasaan. Model
tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respon.

Gambar 2.2

Model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi-reaksi yang sangat sederhana.
Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita, dan wanita itu kemudian tersipu
malu, itulah pola S-R. Jadi, model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-
4
tulisan), isyarat-isyarat non-verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu
akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Oleh
karena itu, anda dapat menganggap proses ini sebagai pertukaran atau pemindahan
informasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat timbal balik dan mempunyai banyak
efek. Pola S-R ini dapat berlangsung secara positif dan negatif.

Contoh positif : ada seseorang yang menepuk pundak anda sambil menyapa anda
dengan kata “hai”, anda juga akan membalasnya dengan kata “hai”.

Contoh negative : Orang pertama menatap orang kedua dengan tajam, dan orang kedua
balik menatap, menunduk malu, memalingkan wajah, atau membentak, “apa lihat-lihat!
Nantang, ya!” atau orang pertama melotot dan orang kedua ketakutan.

Model S-R mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya yang berkenaan
dengan faktor manusia. Secara implisit ada asumsi dalam model S-R ini, bahwa
perilaku (respon) manusia dapat diramalkan. Ringkasnya, komunikasi dianggap statis;
manusia dianggap berperilaku karena kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasarkan
kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya. Model ini lebih sesuai bila diterapkan
pada sistem pengendalian suhu udara alih-alih pada perilaku manusia.

2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model S-R


a. Kelebihan Model S-R
a) Model ini mudah dipahami
b) Efektif karena tidak butuh alat apapun
c) Komunikasi dua arah

b. Kekurangan Model S-R

Tidak efisien, karena harus bertemu secara langsung

Banyak hambatan seperti lawan bicara tidak merespon, suasana tidak


kondusif, dll

2.3. Model Lasswell


Model ini umumnya digunakan dalam komunikasi massa di mana komunikator sangat
mampu mempengaruhi komunikan dan menganggap pesan yang disampaikan mampu
membawa efek dalam diri komunikan.

Lasswell (1948) mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu: pertama, pengawasan


lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang
dalam lingkungan; kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang
merespons lingkungan; dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke
generasi lainnya.

Unsur-unsur dalam komunikasi ini menggunakan lima pertanyaan, yaitu:

5
a. Who (komunikator)
b. Say what (pesan yang disampaikan)
c. In which channel (saluran komunikasi)
d. To whom (penerima pesan)
e. With what effect (efek komunikasi yang disampaikan)

Gambar 2.3

Lasswell mengakui bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua arah dengan suatu
aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Model
Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan
bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who) merangsang
pertanyaan mengenai pengendalian pesan, misalnya oleh penjaga gerbang, sedangkan
unsur pesan (say what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in
which channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan
dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas
berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa
pada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.

Paradigma komunikasi Lasswell mengisyaratkan bahwa komunikasi harus memiliki


efek, yakni terjadinya perubahan perilaku audience, yaitu:
a. Terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan (kognitif)
b. Terjadinya perubahan pada tingkat emosi/perasaan (afektif)
c. Terjadinya perubahan pada tingkat tingkah laku (psikomotor)

Model Lasswell dikritik karena model itu tampaknya mengisyaratkan kehadiran


komunikator dan pesan yang bertujuan. Model itu juga dianggap terlalu
menyederhanakan masalah. Tetapi, seperti setiap model yang baik, model Lasswell
memfokuskan perhatian pada aspek-apek penting komunikasi.

2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Komunikasi Lasswell


Model komunikasi Lasswell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan model komunikasi Lasswell
a) Model komunikasi sangat sederhana dan mudah dipahami.
b) Dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk komunikasi.
c) Adanya konsep efek.
b. Kekurangan model komunikasi Lasswell
a) Tidak adanya konsep tujuan komunikasi.

6
b) Tidak adanya konteks dimana komunikasi berlangsung.
c) Tidak dapat diterapkan dalam komunikasi manusia secara langsung.
d) Model komunikasi hanya dapat diterapkan dalam konteks komunikasi
massa.
e) Tidak adanya cara untuk mengetahui apakah komunikasi yang
efektif dapat dicapai atau tidak.
f) Tidak adanya konsep gangguan atau hambatan-hambatan komunikasi.
g) Dipandang terlalu umum.
h) Komunikasi bersifat satu arah.
i) Khalayak digambarkan bersifat pasif dan harus memiliki kemampuan
untuk melakukan decoding terhadap pesan.
j) Tidak ada komunikasi timbal balik.
k) Jumlah pesan yang dapat dikirimkan pada satu waktu dapat lebih dari
satu.

7
BAB III

KESIMPULAN

8
DAFTAR PUSTAKA

http://rudytahu.blogspot.com/2013/10/model-komunikasi-stimulus-respons-s-r.html
http://dinazainuddin.blogspot.com/2013/04/model-komunikasi-stimulus-respons-s-r.html
http://sebilahukirankata.blogspot.com/2013/11/model-model-komunikasi-kesehatan.html
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-lasswell
Mulyana, Dedy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja
Rosda Karya.
Cangara, Hafied. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai