Mycobacterium
2. Meningitis Tuberkulosis
Meningitis adalah manifestasi paling sering dari tuberkulosis SSP yang mana
merupakan kondisi paling sering terlihat pada anak-anak dan remaja. Meningitis
TB adalah sebagian besar disebabkan oleh penyebaran hematogen dari
Mycobacterium tuberculosis; namun, kondisi ini juga dapat terjadi karena ekstensi
dan/atau
ruptur
suatu
fokus
subpial
atau
subependymal
(yaitu,
Rich
gambar-gambar gambar
kontras/contrast-enhanced
dalam
deteksi
T1-weighted
enhancement
3. Tuberkulosis Parenkim
Penyakit parenkim dapat terisolasi/tersendiri atau terkait dengan meningitis TB.
Keterlibatan parenkim biasanya tampil sebagai tuberkuloma. Kondisi ini juga
dapat bermanifestasi sebagai cerebritis, abses otak, tuberkulosis milier, atau
tuberkulosis ensefalopati.
3.1. Cerebritis dan Abses Serebral. Tuberkulosis parenkim dapat terjadi dengan
atau tanpa meningitis yang menyertainya. Cerebritis atau abses tuberkulosis
mungkin memiliki suatu penampilan mirip dengan infeksi bakteri piogenik pada
pemeriksaan-pemeriksaan neuroimaging.
Cerebritis tuberkulosis fokal sangat jarang terjadi, dengan tampilan
intensitas hiposinyal dan hipersinyal pada masing-masing gambar T1- dan T2weighted, dan menyebabkan area-area kecil dari patchy enhancement pada
gambar-gambar pasca-kontras.
Abses TB jarang terjadi dan dikarakteristikkan dengan suatu area sentral
likuifaksi dengan nanah. Kondisi ini dapt berupa soliter atau multipel dan sering
multiloculated (Gambar 3). Abses tuberkulosis berbeda dari tuberkuloma yang
mengandung kaseasi sentral dan likuifaksi yang menyerupai nanah. Abses
tuberkulosis adalah hipodens dengan edema perifer dan efek massa pada CT. Pada
gambar T2-weighted, area nekrotik sentral memiliki intensitas sinyal yang
meningkat. Gambar-gambar pasca-kontras menunjukkan ring enhancement yang
biasanya tipis dan seragam/uniform, meskipun juga dapat berupa tidak
teratur/ireguler dan tebal (Gambar 4), terutama pada pasien immunocompromise.
Magnetisasi
transfer
(MT)
gambar
meningkatkan/memperbaiki
conspicuity dari semua lesi tuberkulosis SSP. Pada spektroskopi MR, puncak asam
amino, yang dapat dideteksi pada abses piogenik, tidak biasanya terlihat pada
abses tuberkulosis.
3.2. Tuberkuloma. Tuberkuloma adalah lesi parenkim yang paling sering pada
tuberkulosis SSP yang dapat ditemukan di setiap bagian dari ruang intrakranial.
Lesi ini dapat berupa soliter atau multipel dan dapat terlihat dengan atau tanpa
meningitis. Secara histologis, tuberkuloma matur terdiri dari suatu pusat kaseosa
nekrotik yang dikelilingi oleh suatu kapsul yang mengandung fibroblast, sel
syringomyelia
(kavitasi
medula
spinalis)
yang
biasanya
pencitraan yang identik dengan abses piogenik lainnya, yaitu, isointesitas hingga
hipointensitas pada gambar T1-weighted, intensitas sinyal hiper atau campuran
pada gambar T2-weighted, dan rim enhancement pada gambar pasca-kontras.
5. Kesimpulan
Tuberkulosis SSP memiliki berbagai tampilan pencitraan, meliputi meningitis,
tuberkuloma, tuberkulosis milier, abses, cerebritis, dan ensefalopati. Selain itu,
manifestasi radiologis penyakit ini tidak selalu khas dan kadang-kadang dapat
keliru dengan lesi-lesi lain seperti tumor otak. Familiaritas dengan berbagai
tampilan pencitraan tuberkulosis SSP adalah kunci penting untuk ahli radiologi
dan spesialis penyakit menular dalam diagnosis tepat waktu, sehingga mengurangi
morbiditas dan mortalitas penyakit yang berpotensi mengancam jiwa ini.
10
11