Anda di halaman 1dari 41

ANATOMI, FISIOLOGI, DAN

CARA PEMERIKSAAN LARING


TIFANI VIANDRA DEVI
30101407338

Pembimbing :
Kolonel CKM (Purn) dr. Budi W, Sp. THT-KL
Anatomi Laring
Batas-batas Laring
Ligamentum ekstrinsik :

• Membran tirohioid
• Ligamentum tirohioid
• Ligamentum tiroepiglotis
• Ligamentum hioepiglotis
• Ligamentum krikotrakeal
Ligamentum intrinsik :
• Membran quadrangularis
• Ligamentum vestibular
• Konus elastikus
• Ligamentum krikotiroid
media
• Ligamentum vokalis
ADITUS LARINGIS
Merupakan pintu masuk
kedalam cavum laringis.
Batas- batasnya:
-Ventral: Pinggir atas
epiglotis
-Lateral: plika
ariepiglotika
-Dorsal : tuberkulum
cuneiforme dan
corniculatum.
Cavum Laring
Supraglotis (vestibulum
superior) :
• Yaitu ruangan diantara permukaan
atas pita suara palsu dan inlet laring.

Glotis (pars media) :


• Yaitu ruangan yang terletak antara
pita suara sejati serta,
• Membentuk rongga yang disebut
ventrikel laring Morgagni.

Infraglotis (pars inferior) :


• Yaitu ruangan diantara pita suara
sejati dengan tepi bawah kartilago
krikoidea.
OTOT LARING
Intrinsik Ektrinsik
 Krikotyroid → menegangkan lig. Elevator “Suprahioid”
Vokalis  tensor.  M. Milohioideus
 Tyroaritenoid → mengendurkan  M. Digastrikus
plica vokalis  relax.  M. Stilohioideus
 Krikoariteroid lateral ( menutup  M. Geniohioideus
rima glottides)  adductor.
 M. Genioglossus
 Tyroepiglotika → membuka
 M. Hioglossus
aditus laring.
 Ariepiglotis → menutup aditus
laring. Depresor “Infrahioid”

 Interaritenoid oblique &  M. Omohioideus


transversal → adductor.  M. Tirohioideus
 Krioaritenoid post = safety  M. Sternokleidomastoideus
muscle = postikus → abduktor
(membuka rima glottidis).
Otot Intrinsik Laring

10
Otot Ekstrinsik Laring

Anterior view 11
Vaskularisasi Arteri

Laring mendapat
perdarahan dari :
• a.laringis superior
(cabang a.tiroidea
superior) yang
memperdarahi mukosa
dan otot-otot laring.
• A.laringis inferior
(cabang a.tiroidea
inferior) yang akan
beranastomosis dgn
a.laringis superior.
Vaskularisasi Vena
Darah vena dialirkan melalui vena laringis superior
dan inferior yang letaknya sejajar dengan
a.laringis superior dan inferior dan bergabung
dengan vena tiroid superior dan inferior yang
kemudian akan bermuara ke V. Jugularis Interna.
Innervasi
• Laring dipersarafi oleh cabang-cabang Nervus Vagus yaitu
n.Laringeus Superior dan n.Laringeus Inferior (lanjutan
dari n.Laringeus Rekuren) kiri dan kanan. Kedua saraf ini
merupakan campuran saraf sensorik dan motorik.
Pembuluh Limfe

Tiga sistem penyaluran limfe :


1. Daerah bagian atas pita suara
sejati.
2. Daerah bagian bawah pita suara
sejati bergabung dengan sistem
limfe trakea, middle jugular
node, dan inferior jugular node.
3. Bagian anterior laring
berhubungan dengan kedua
sistem tersebut dan sistem limfe
esophagus.
Mukosa Laring

Mukosa laring dibentuk oleh epitel berlapis silindris semu


bersilia kecuali pada daerah pita suara yang terdiri dari epitel
squamous kompleks tak berkeratin. Diantara sel-sel bersilia
terdapat sel goblet.
Mukosa laring berwarna merah muda sedangkan pita suara
berwarna keputihan.
FISIOLOGI LARING
1. Fonasi
• Fungsi laring sbg fonasi : dengan membuat suara serta
menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya
nada diatur oleh ketegangan plika vokalis.
Ketegangan plika vokalis

Plika vokalis aduksi


( m.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah &
ke depan, menjauhi kartilago aritenoid) bersamaan ( m.
krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik
kartilago aritenoid ke belakang)

Plika vokalis dalam keadaan yang efektif untuk berkontraksi


Sebaliknya kontraksi m. krioaritenoid akan mendorong
kartilago aritenoid ke depan sehingga plika vokalis akan
mengendor

Kontraksi serta mengendornya plika vokalis akan menentukan


tinggi rendahnya nada
2. Proteksi
• Untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke
dalam trakea.
• Caranya: dengan jalan menutup aditus laring dan rima
glotis secara bersamaan.
Kontraksi otot-otot ekstrinsik laring  pengangkatan laring
keatas

Penutupan aditus laring

Kartilago aritenoid bergerak ke depan (kontraksi
m.tiroaritenoid & m.aritenoid)

m. ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter
Penutupan rima glotis

Karena aduksi plika vokalis

Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat


karena aduksi otot- otot intrinsik
3. Respirasi

Dengan mengatur besar kecilnya rima glotis

Bila m. krikoaritenoid posterior berkontraksi

Menyebabkan prosesus vokalis kartilago aritenoid


bergerak ke lateral

Sehingga rima glotis terbuka (abduksi)


4. Menelan (Deglutisi)
Fase Oral :
Lidah membentuk bolus makanan ke mulut (voluntar)
mengangkat ke atas dan belakang ke arah palatum
mole menuju orofaring.
Fase Faringal :
Bolus makanan masuk ke dalam orofaring bolus
makanan menekan rangsang menelan sinyal dibawa
olen n.V dan n. IX ke pons dan med-ob kontraksi otot
faringeal (mll n.IX, X, XII)dikendalikan oleh pons dan
med-ob nasofaring tertutup oleh palatum mole yg
tertarik ke atas
plika palatofaringeal tertarik ke arah medial
menyebabkan makanan terdorong ke faring bagian
bawah (bolus kecil bisa lewat) laring terangkat ke
atas oleh otot leher, epiglotis dan plica vocalis
menutup (mencegah makanan masuk laring) dan
gerakan laring juga membuka esofagus otot faring
mendorong makanan masuk esofagus esofagus
terbuka.
Fase Esofageal :
Bolus makanan sudah masuk esofagus bolus
makanan didorong ke lambung dgn grkn
peristaltik rangsangan makanan oleh dinding
esofagus dikoordinir n.X.
5. Sirkulasi
• Berfungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah tubuh.
• Terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus
trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi
darah dari alveolus, sehingga mempengaruhi sirkulasi
darah tubuh.

6. Emosi
• Fungsi untuk mengekpresikan emosi : berteriak,
mengeluh, menangis, dll.
7. Mekanisme batuk
Benda asing & debu

Bersentuhan dan melekat palut lendir

Absorpsi kuman dan benda asing dalam palut & di bunuh oleh
enzim lisozim

Rangsangan terhadap reseptor batuk di saluran napas


Ditangkap oleh sensor taktil & kemoreseptor aferen
(n.vagus) ke pusat pusat napas medula oblongata

• Timbul respon batuk


• Inspirasi udara keparu-paru
• Menutupnya glotik oleh gerakan epiglotis
• Menutupnya pita suara
• Udara inspirasi tertahan di paru-paru
Udara yang tertahan menimbulkan tekanan dalam alveolus

Kontraksi kuat otot-otot abdominal dan interkosta

Ekspirasi secara mendadak

Epiglotis dan pita suara terbuka

Udara dengan cepat melewati bronkus besar dan trakea

Timbul refleks batuk

Pengeluaran benda-benda asing dari saluran napas


Cegukan/hiccup/singultus adalah kontraksi
diafragma yang terjadi secara mendadak dan
umumnya terjadi berulang-ulang setiap
menitnya.

Kontraksi otot-otot pernapasan (diafragma dan


otot-otot diantara tulang rusuk)  menyebabkan
gerakan menarik napas (dada mengembang) 
tiba-tiba diikuti dengan menutupnya epiglottis
(katup saluran napas) secara tidak normal 
“cegukan”.
Pemeriksaan Laring
• Pemeriksaan Umum (Status Generalis)
• Pemeriksaan THT
• Pemeriksaan Luar : Inspeksi dan Palpasi
• Pemeriksaan Laringokopi Indirek : Cermin laring
• Pemeriksaan Laringokopi Direk : Laringoskop
Rigid / Fiber Optik
• Pemeriksaan kelenjar leher
• Pemeriksaan foto polos leher dan dada
• Pemeriksaan CT Scan Laring
• Biopsi Jaringan
Inspeksi
Palpasi
Palpasi
Cara Laringoscopy Indirect

Anda mungkin juga menyukai