Anda di halaman 1dari 14

Kasus tutorial BLOK CHOP tahun 2020 9.

Klasifikasi puskesmas menurut tingkat kesulitan akses


geografis serta implikasi manajerial dan
dr C bertugas sebagai dokter komunitas yang bekerja di Puskesmas Kecamatan D. Sejak 1 yang lalu, epidemiologisnya
Puskesmas tersebut mendapati 100 pasien yang menderita demam dan batuk, baik kasus rawat jalan 10. Bagaimana peran dokter dalam menghadapi Pandemik
maupun rawat inap. Kebannyakan pasien tersebut adalah dari segala umur, terutama pasien dengan 11. Bagaimana mekanisme penetapan Pandemik dan
komorbid, gejala demam disertai sesak. Semakin hari semakin banyak pasien dengan gejala yang serupa pencabutan penetapan Pandemik
baik diwilayahnya, diseluruh wilayah Indonesia, dan diseluruh dunia. Dokter C mendata tentang 12. Bagaimana penanggulangan Pandemik
penyakit menular di wilayah kerja puskesmas tersebut dengan wilayah lainnya, sehingga dapat 13. Apa saja peran dokter sebagai 5 star doctor?
mendeteksi potensi Pandemik. Karena melihat informasi dari Dinas Kesehatan dan Pemerintah yang
menyatakan bahwa ada penularan Covid – 19 yang sedang melanda di Indonesia maupun dinegara lain. Kerangka Berpikir
Sebagai dokter yang berorientasi pada kedokteran komunitas, dr C sebagai the agent of change
menjalankan fungsinya the five star of doctor dalam rangka menanggulangi kasus dan mencegah
penularan lebih lanjut kasus. Dr C mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang termasuk dalam
segitiga epidemiologi (segitiga Bloom. Dari hasil analisis, bersama tim menentukan kegiatan-kegiatan
yang termasuk dalam 5 level of prevention untuk diselenggarakan di wilayah kerjanya.

Langkah- Pertanyaan Topik


langkah PBL Pembelajaran
Kata Kunci & Informasi apa yang ditemukan pada kasus di atas? Pandemik
Infromasi Umum o Seorang dokter komunitas Kedokteran
o Puskesmas Kecamatan D Komunitas
o Surveilance Puskesmas
o Pandemik Teori H Bloom
o Five star doctor 5 level of
o Level of prevention prevention
o segitiga epidemiologi (segitiga Bloom)
Masalah Kejadian Pandemik
Analisa masalah Lihat kerangka berpikir *
Teori Singkat
Hipotesis Hipotesa
APAKAH KOMUNITAS?
Kejadian Pandemik disebabkan oleh Covid -19
Komunitas berasal dari kata Inggris “community” yang artinya “A group of people living in a particular
Pertanyaan yang 1. Definisi Kedokteran komunitas
local area” – sekelompok orang yang tinggal di suatu area lokal tertentu. Komunitas (community)
terjaring 2. Apa saja perbedaan kedokteran komunitas dan
merupakan bagian dari masyarakat (society) yang memiliki persamaan karakteristik tertentu dan
kedokteran klinis
biasanya bertempat tinggal di suatu area geografis yang bisa didefinisikan dengan jelas. Sebagai contoh,
3. Definisi pandemic, endemic, KLB, wabah
pusat kesehatan masyarakat dalam bahasa Inggris disebut community health center, bukan societal
4. Definisi Puskesmas
health center atau public health center, karena memang didirikan dengan tujuan untuk melindungi dan
5. Apa saja program pokok Puskesmas
meningkatkan kesehatan komunitas tertentu, yaitu masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kecamatan.
6. Apa yang dimaksud dengan surveilance
Para pekerja di suatu pertambangan minyak lepas pantai juga merupakan contoh komunitas lainnya,
7. Apa saja yang termasuk 5 level of prevention
yaitu komunitas pekerja yang memiliki sejumlah persamaan karakteristik, yakni jenis pekerjaan, tempat
8. Apakah yang dimaksud segitiga epidemiologi
bekerja, dan tempat tinggal (meskipun sementara). Sivitas akademika yang terdiri atas mahasiswa, maka kedokteran komunitas kadang-kadang disebut juga kedokteran pencegahan (preventive medicine).
dosen, dan karyawan administrasi, membentuk suatu komunitas akademik di suatu area yang disebut Kedokteran komunitas memberikan pelayanan komprehensif dari preventif, promotif, kuratif hingga
kampus. Gambar 1 menyajikan prototipe sebuah komunitas yang tinggal di area geografis yang terbatas, rehabilitatif.
yang dilayani dengan sejumlah fasilitas pelayanan publik, misalnya puskesmas, pasar, restoran, Fokus perhatian kedokteran komunitas adalah masalah kesehatan dan penyakit yang terjadi pada
bioskop, jalan mobil, tempat pejalan kaki yang aman, telepon umum, dan sebagainya. komunitas di mana individu tersebut tinggal, bekerja, atau bersekolah. Implikasinya, kedokteran
komunitas memberikan prioritas perhatian kepada penyakit-penyakit yang menunjukkan angka kejadian
yang tinggi pada populasi, yang disebut “public health importance”.
Untuk itu seorang dokter yang berorientasi kedokteran komunitas diharapkan memiliki kemampuan
untuk menghitung frekuensi penyakit dan angka kejadian penyakit pada populasi, mendiagnosis
masalah penyakit pada populasi (community diagnosis), membandingkan distribusi penyakit pada
populasi-populasi, lalu menarik kesimpulan tentang penyebab perbedaan distribusi penyakit pada
populasi, dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah penyakit, melindungi,
memulihkan, dan meningkatkan kesehatan populasi.
Selanjutnya, dalam memandang kausa masalah kesehatan pada pasien maupun komunitas, kedokteran
komunitas mengakui kausa penyakit yang terletak pada level populasi dan lingkungan. Artinya, dokter
komunitas tidak hanya memperhatikan faktor-faktor penyebab yang terletak pada level individu, tetapi
juga determinan lainnya pada level keluarga, komunitas dan lingkungan dimana pasien tersebut tinggal,
bekerja, ataupun bersekolah. Perspektif populasi memusatkan perhatian kepada kausa-kausa kontekstual
yang melatari penyakit, yakni determinan lingkungan, sosial, kultural, ekonomi, dan politik yang
menyebabkan terjadinya perbedaan frekuensi penyakit antar populasi (Gambar 2). Sebagai contoh,
keberhasilan pelayanan kesehatan ditentukan tidak hanya oleh efikasi klinis dari pelayanan kesehatan
itu sendiri tetapi juga oleh nilai-nilai sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi keputusan pasien
untuk menggunakan atau tidak menggunakan pelayanan kesehatan tersebut. Alat kontrasepsi IUD
Gambar 1. Komunitas memiliki efikasi tinggi untuk mencegah kehamilan, tetapi metode itu tidak efektif jika diterapkan pada
Perlu dibedakan pengertian komunitas dan masyarakat. Masyarakat, dalam bahasa Inggris disebut komunitas yang memiliki nilai-nilai sosial bahwa memasang alat pada organ reproduksi wanita
“society” atau “human society” adalah “A group of people related to each other through persistent merupakan cara yang tidak pantas.
relations such as social status, roles and social networks. By extension, society denotes the people of a
region or country, sometimes even the world, taken as a whole” – Masyarakat adalah kelompok orang
yang terhubungkan satu dengan lainnya melalui relasi terus-menerus seperti status sosial, peran, dan
jejaring sosial. Perluasan pengertian masyarakat adalah kumpulan orang-orang di suatu wilayah atau
negara, bahkan kadang-kadang secara keseluruhan di seluruh dunia.

APAKAH KEDOKTERAN KOMUNITAS?


Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran yang memusatkan perhatian
kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan menekankan diagnosis dini penyakit,
memperhatikan faktor-faktor yang membahayakan (hazard) kesehatan yang berasal dari lingkungan dan
pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada komunitas (The Free Dictionary, 2010). Kedokteran
komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota komunitas yang sakit tetapi juga anggota
komunitas yang sehat. Sebab tujuan utama kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan anggota-anggota komunitas. Karena menekankan upaya pencegahan penyakit,
epidemiologi, merujuk kepada upaya pencegahan yang bisa dilakukan pada berbagai fase dalam
kontinum perjalanan penyakit yang disebut Riwayat Alamiah Penyakit (Natural History of Disease).

Tabel 1 Perbedaan pendekatan kedokteran komunitas dan kedokteran klinis


No Variabel Kedokteran Klinis Kedokteran Komunitas
1 Klien Individu sakit (pasien) Individu sakit dan sehat, dan
anggota komunitas
2 Konsep kausasi Teori kuman (“Germ theory”) Kausasi majemuk
(penyebab) masalah – kausa tunggal (multikausal); prioritas kepada
kesehatan dan faktor risiko perilaku, sosial,
penyakit dan lingkungan
3 Level kausa masalah Individu Individu, keluarga, komunitas,
kesehatan dan dan lingkungannya
penyakit
4 Jenis pelayanan Kuratif Komprehensif (preventif,
Gambar 2. Perspektif biomedis tentang akibat paparan terhadap terjadinya penyakit pada individu dan kesehatan promotif, kuratif,
perspektif populasi tentang akibat paparan terhadap distribusi penyakit pada populasi rehabilitatif); penekanan pada
pelayanan kesehatan preventif
KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN KEDOKTERAN KLINIS dan promotif
Untuk bisa memahami dengan lebih jelas konsep kedokteran komunitas, perhatikan perbedaan antara 5 Tingkat kecanggihan Pelayanan medis spesialistik Pelayanan kesehatan esensial
pendekatan kedokteran komunitas dan kedokteran klinis (Tabel 1). Tabel 1 menunjukkan, kedokteran pelayanan kesehatan (=dasar, primer)
klinis memusatkan perhatian kepada pelayanan kesehatan individu sakit, yaitu pasien. Kedokteran klinis 6 Level intervensi Individu (upaya kesehatan Individu (UKP) dan
mempelajari kesehatan dan penyakit pada individu. Kedokteran klinis menggunakan perspektif (pelayanan kesehatan) perorangan, UKP) komunitas (upaya kesehatan
biomedis dalam memandang kausa penyakit. Kausa penyakit biasanya dilihat dengan model kausasi masyarakat, UKM)
tunggal dengan menggunakan Teori Kuman (Germ Theory), bahwa kausa penyakit adalah kuman 7 Tujuan pelayanan Ketiadaan penyakit (“absence Ketiadaan penyakit dan
(misalnya, kausa tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis; kausa sifilis adalah Treponema kesehatan of disease”) perbaikan kualitas hidup
pallidum, dan sebagainya). 8 Dampak kesehatan Kesehatan individu (pasien) Kesehatan semua anggota
Di pihak lain, kedokteran komunitas menggunakan perspektif biomedis dan populasi dalam memandang yang ingin dicapai komunitas (“Health for All”),
kausa penyakit dan masalah kesehatan. Kedokteran komunitas menggunakan model kausasi majemuk produktivitas dan
(multikausal) dalam menjelaskan terjadinya penyakit, baik pada individu maupun komunitas. Kejadian pembangunan sosial-ekonomi
penyakit pada individu merupakan akibat tidak hanya dari kausa proksimal atau kausa langsung (seperti 9 Tanggung jawab Dokter dan tenaga kesehatan Dokter, tenaga kesehatan
agen infeksi, toksin, gen, dan perilaku) tetapi juga kausa distal (faktor lingkungan, sosial, ekonomi, kesehatan profesional profesional dan komunitas
kultural, dan politik). Sebagai contoh, terjadinya kasus tuberkulosis klinis tidak hanya ditentukan oleh
infeksi mycobacterium tuberkulosis tetapi juga sejumlah faktor lain di tingkat individu maupun Pelayanan kesehatan dapat dilakukan pada level individu (upaya kesehatan perorangan/ UKP) maupun
populasi. level populasi (upaya kesehatan masyarakat, UKM). Upaya pencegahan primer mencakup promosi
Dokter sebagai klinisi memberikan pelayanan kuratif, mengembalikan keadaan sakit pasien kepada kesehatan (misalnya, pendidikan kesehatan, pemberian makanan tambahan dan mikronutrien) dan
keadaan sehat. Dokter komunitas memberikan pelayanan kesehatan komprehensif, tidak hanya perlindungan spesifik (misalnya, imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat dicegah
memberikan pelayanan kuratif dasar tetapi juga upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier. dengan imunisasi, penggunaan helm dan kacamata pengaman oleh pekerja untuk mencegah cedera,
Tingkat upaya pencegahan penyakit, terdiri atas primer, sekunder, tersier, merupakan konsep pengabutan untuk membunuh Aedes aegypti sebagai vektor Demam Berdarah Dengue).
Upaya pencegahan sekunder meliputi deteksi dini penyakit (misalnya, skrining hapusan Pap untuk Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kanker leher rahim, pemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi) dan pengobatan segera. kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam
Upaya pencegahan tersier meliputi rehabilitasi, pemulihan fungsi dan anatomi, pembatasan kecacatan, melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
pencegahan komplikasi dan rekurensi, dan pencegahan kematian dini (misalnya, pemberian aspirin a. penyelenggaraan UKM
pasca infark myokard akut untuk mencegah rekurensi dan kematian, fisioterapi dan rehabilitasi pasien Dalam menyelenggarakan fungsi, Puskesmas berwenang untuk:
pasca stroke untuk mengembalikan semaksimal mungkin fungsi kognitif, afektif dan psikomotor). 1) melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis
kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
Jelas bahwa konsep kedokteran komunitas merupakan perluasan dari konsep kedokteran klinis, karena 3) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
fokusnya tetap pada pelayanan kesehatan primer, tetapi masalah (concern) yang diperhatikan tidak kesehatan;
hanya kesehatan pasien an sich, tetapi juga kesehatan keluarga dan anggota komunitas lainnya. Di sisi 4) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan
lain, kedokteran komunitas perlu dibedakan dengan ilmu kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
masyarakat (UKM) yang dilakukan dokter yang berorientasi kedokteran komunitas adalah UKM yang 5) melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis
dilakukan sesuai dengan peran dan kapasitasnya sebagai seorang dokter, bukan sebagai ahli kesehatan masyarakat;
masyaarakat (public health specialist) (Wikipedia, 2010d). Sebagai contoh, telah banyak bukti kuat dari 6) melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
studi epidemiologi, biomedis, dan klinis, yang menunjukkan bahwa merokok aktif maupun pasif 7) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
merupakan kausa berbagai penyakit kronis utama, seperti hipertensi, penjakit jantung koroner, diabetes 8) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
melitus, dan stroke. Tetapi kedokteran komunitas tidak menuntut seorang dokter untuk memiliki Pelayanan Kesehatan; dan
kompetensi membuat rancangan undangundang maupun melakukan advokasi terbentuknya undang- 9) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan
undang, peraturan, atau kebijakan yang melarang merokok di tempat-tempat umum. Intervensi tersebut terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
dapat dirancang dan diimplementasikan oleh ahli kesehatan masyarakat. b. penyelenggaraan UKP
1) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan
PUSKESMAS bermutu;
2) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 3) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT kelompok dan masyarakat;
4) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat pasien, petugas dan pengunjung;
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan 5) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. antar profesi;
6) melaksanakan rekam medis;
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: 7) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
a. paradigma sehat; Kesehatan;
b. pertanggungjawaban wilayah; 8) melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
c. kemandirian masyarakat; 9) mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
d. pemerataan; pertama di wilayah kerjanya; dan
e. teknologi tepat guna; dan 10) melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
f. keterpaduan dan kesinambungan.
Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya, Puskesmas dikategorikan menjadi:
1. Puskesmas kawasan perkotaan; Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang a. berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau, atau
memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut: pesisir;
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris, terutama b. akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibukota
industri, perdagangan dan jasa; kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat
b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki terhalang iklim atau cuaca;
rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel; c. kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
c. lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil
d. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan. memiliki karakteristik sebagai berikut:
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik a. memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga kesehatan;
sebagai berikut: b. dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu bagi
a. memprioritaskan pelayanan UKM; dokter, perawat, dan bidan;
b. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat; c. pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;
c. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang d. pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di
diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat; kawasan terpencil dan sangat terpencil;
d. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas e. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan; dan pelayanan kesehatan; dan
e. pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sesuai f. pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster dan/atau
dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan. pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.
2. Puskesmas kawasan pedesaan; Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan Puskesmas dikategorikan menjadi:
pedesaan sebagai berikut: a. Puskesmas non rawat inap; dan
a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris; b. Puskesmas rawat inap.
b. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan radius lebih
dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya
hotel; kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
c. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen) a. kepala Puskesmas;
d. terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas. b. kepala sub bagian tata usaha;
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki karakteristik c. penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
sebagai berikut: d. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
a. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat; e. penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
b. pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat; Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi:
c. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas 1. upaya kesehatan masyarakat esensial, yang diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
pelayanan kesehatan; dan mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. meliputi:
d. pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat a. pelayanan promosi kesehatan;
perdesaan. b. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
terpencil merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik d. pelayanan gizi; dan
sebagai berikut: e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2. upaya kesehatan masyarakat pengembangan. merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan 3. Endemik
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja Arti endemik dalam rujukan KBBI yaitu berkenaan dengan penyakit yang muncul dalam wilayah
dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. meliputi: tertentu. Endemik merupakan frekuensi suatu masalah kesehatan yang pada umumnya berupa sebuah
a. rawat jalan; penyakit pada suatu wilayah tertentu yang menetap dalam waktu yang lama.
b. pelayanan gawat darurat;  
c. pelayanan satu hari (one day care); Mike Ryan, Assistant Director-General for Emergency Preparedness and Response di WHO's Health
d. home care; dan/atau Emergencies Programme dari 2017 sampai 2019 mengatakan endemik merupakan keadaan atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. karakteristik wilayah atau lingkungan tertentu yang ada hubungannya dengan penyakit. Penyakit ini
Untuk melaksanakan upaya kesehatan, Puskesmas harus menyelenggarakan: selalu ada di daerah tersebut tapi frekuensinya rendah. 
a. manajemen Puskesmas;
b. pelayanan kefarmasian; Penyakit endemik adalah suatu penyakit yang menyerang wilayah geografis atau kelompok populasi
c. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan tertentu. Endemik bisa digambarkan salah satunya dengan definisi kejadian DBD misalnya.
d. pelayanan laboratorium.
4. Wabah
Hampir mirip dengan defisini epidemik, kata wabah dalam KBBI berarti penyakit menular yang
PANDEMIK, ENDEMIK, KLB, WABAH berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas (seperti penyakit lainnya
misalnya wabah cacar, disentri, kolera).
1. Pandemik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata tersebut berarti tersebar luas (tentang penyakit) di Wabah adalah terjadinya suatu penyakit dalam masyarakat, di mana jumlah orang terjangkit lebih
suatu kawasan, benua, atau di seluruh dunia. banyak daripada biasanya. Penyakit dikatakan wabah ketika penyakit itu sudah lama tidak pernah
  menjangkiti masyarakat, datang penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui, dan penyakit tersebut
WHO mendefinisikan istilah ini sebagai wabah patogen baru yang menyebar dengan mudah dari orang adalah penyakit yang baru pertama kali menjangkiti masyarakat di daerah itu.
ke orang di seluruh dunia. Pandemik adalah ketika ia menyebar di beberapa negara atau benua dan
biasanya memengaruhi orang dalam jumlah besar. Penyebarannya secara global. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010
Wabah penyakit yang masuk dalam kategori pandemi adalah penyakit yang menular dan memiliki garis
infeksi yang berkelanjutan. Jadi, jika ada kasus terjadi di beberapa negara lainnya selain negara asal, Wabah, adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
tetap digolongkan sebagai pandemi. penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
2. Epidemik Kejadian Luar Biasa (KLB), adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian
definisinya dalam KBBI adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan
menimbulkan banyak korban - misalnya penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di daerah itu. keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Dalam laman Verywell, kata epidemik berarti adanya peningkatan jumlah penyakit di atas normal yang Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai
diharapkan. Epidemi adalah istilah secara luas digunakan untuk menggambarkan setiap permasalahan berikut:
yang telah tumbuh di luar kendali. Epidemi didefinisikan sebagai wabah dari suatu penyakit yang terjadi a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yang
lebih luas - wilayah geografis yang sangat tinggi dan memengaruhi proporsi penduduk. sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau
minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
d. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau e. penanganan jenazah akibat wabah;
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya. f. penyuluhan kepada masyarakat; dan
e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua g. upaya penanggulangan lainnya, berupa meliburkan sekolah untuk sementara waktu, menutup
kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun fasilitas umum untuk sementara waktu, melakukan pengamatan secara intensif/surveilans
sebelumnya. selama terjadi KLB serta melakukan evaluasi terhadap upaya penanggulangan secara
f. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu keseluruhan.
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT
g. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan DEFINISI
kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus-menerus
dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi, atau Menteri dapat bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya (DCP2, 2008).
menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi salah satu kriteria dengan Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan
menerbitkan laporan KLB sesuai contoh formulir W1. Bila kepala dinas kesehatan kabupaten/kota tidak memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit,
menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, kepala dinas kesehatan provinsi dapat seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans
menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB. Bila kepala dinas kesehatan provinsi atau kepala menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah
dinas kesehatan kabupaten/kota tidak menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, pencegahan dan pengendalian penyakit (Last, 2001). Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi.
Menteri menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB. Baik surveilans kesehatan masyarakat maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi, atau Menteri harus mencabut menggunakan metode yang sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah
penetapan daerah dalam keadaan KLB berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut tidak sesuai kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core
dengan keadaan KLB. science of public health).
Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif.
Penetapan suatu daerah dalam keadaan wabah dilakukan apabila situasi KLB berkembang atau Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan
meningkat dan berpotensi menimbulkan malapetaka, dengan pertimbangan sebagai berikut: dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi.
a. Secara epidemiologis data penyakit menunjukkan peningkatan angka kesakitan dan/atau angka Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan
kematian. mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari
b. Terganggunya keadaan masyarakat berdasarkan aspek sosial budaya, ekonomi, dan pertimbangan surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan donor, untuk
keamanan. memonitor sejauh mana populasi telah terlayani dengan baik (DCP2, 2008).
Menteri harus mencabut penetapan daerah wabah berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa. Surveilans dilakukan secara terus-menerus
tidak sesuai dengan keadaan. tanpa terputus (kontinu), sedang pemantauan dilakukan intermiten atau episodik. Dengan mengamati
secara terus-menerus dan sistematis maka perubahan-perubahan kecenderungan penyakit dan faktor
Penanggulangan KLB/Wabah yang mempengaruhinya dapat diamati atau diantisipasi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah
1. Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat.
masyarakat.
2. Penanggulangan KLB/Wabah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: Tujuan Surveilans
a. penyelidikan epidemiologi dan survaeilans; Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga
b. penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan
isolasi penderita, termasuk tindakan karantina; lebih efektif. Tujuan khusus surveilans: (1) Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; (2)
c. pencegahan dan pengebalan; Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; (3) Memantau
d. pemusnahan penyebab penyakit; kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; (4) Menentukan
kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus
program kesehatan; (5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; (6) Mengidentifikasi terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing penyakit. Surveilans
kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002). sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun populasi yang
bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans sindromik mengamati indikator-indikator
JENIS SURVEILANS individu sakit, seperti pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat
Dikenal beberapa jenis surveilans: (1) Surveilans individu; (2) Surveilans penyakit; (3) Surveilans ditelusuri dari aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit.
sindromik; (4) Surveilans Berbasis Laboratorium; (5) Surveilans terpadu; (6) Surveilans kesehatan Surveilans sindromik dapat dikembangkan pada level lokal, regional, maupun nasional. Sebagai
masyarakat global. contoh, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menerapkan kegiatan surveilans
1. Surveilans Individu sindromik berskala nasional terhadap penyakit-penyakit yang mirip influenza (flu-like illnesses)
Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu-individu yang berdasarkan laporan berkala praktik dokter di AS. Dalam surveilans tersebut, para dokter yang
mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, berpartisipasi melakukan skrining pasien berdasarkan definisi kasus sederhana (demam dan batuk
sifilis. Surveilans individu memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera terhadap atau sakit tenggorok) dan membuat laporan mingguan tentang jumlah kasus, jumlah kunjungan
kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat dikendalikan. Sebagai contoh, karantina menurut kelompok umur dan jenis kelamin, dan jumlah total kasus yang teramati. Surveilans
merupakan isolasi institusional yang membatasi gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang tersebut berguna untuk memonitor aneka penyakit yang menyerupai influenza, termasuk flu
yang sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode menular. Tujuan burung, dan antraks, sehingga dapat memberikan peringatan dini dan dapat digunakan sebagai
karantina adalah mencegah transmisi penyakit selama masa inkubasi seandainya terjadi infeksi instrumen untuk memonitor krisis yang tengah berlangsung (Mandl et al., 2004; Sloan et al.,
(Last, 2001). Isolasi institusional pernah digunakan kembali ketika timbul AIDS 1980an dan 2006). Suatu sistem yang mengandalkan laporan semua kasus penyakit tertentu dari fasilitas
SARS. Dikenal dua jenis karantina: (1) Karantina total; (2) Karantina parsial. Karantina total kesehatan, laboratorium, atau anggota komunitas, pada lokasi tertentu, disebut surveilans sentinel.
membatasi kebebasan gerak semua orang yang terpapar penyakit menular selama masa inkubasi, Pelaporan sampel melalui sistem surveilans sentinel merupakan cara yang baik untuk memonitor
untuk mencegah kontak denganorang yang tak terpapar. Karantina parsial membatasi kebebasan masalah kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang terbatas (DCP2, 2008; Erme dan
gerak kontak secara selektif, berdasarkan perbedaan tingkat kerawanan dan tingkat bahaya Quade, 2010).
transmisi penyakit. Contoh, anak sekolah diliburkan untuk mencegah penularan penyakit campak, 4. Surveilans Berbasis Laboratorium
sedang orang dewasa diperkenankan terus bekerja. Satuan tentara yang ditugaskan pada pos Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi.
tertentu dicutikan, sedang di pospos lainnya tetap bekerja. Dewasa ini karantina diterapkan secara Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti salmonellosis,
terbatas, sehubungan dengan masalah legal, politis, etika, moral, dan filosofi tentang legitimasi, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi strain bakteri tertentu memungkinkan
akseptabilitas, dan efektivitas langkah-langkah pembatasan tersebut untuk mencapai tujuan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan
kesehatan masyarakat (Bensimon dan Upshur, 2007). pelaporan sindroma dari klinik-klinik (DCP2, 2008).
2. Surveilans Penyakit 5. Surveilans Terpadu
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di
distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan publik
evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus bersama. Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama, melakukan
perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu. Di banyak negara, pendekatan fungsi mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit. Kendatipun
surveilans penyakit biasanya didukung melalui program vertikal (pusat-daerah). Contoh, program pendekatan surveilans terpadu tetap memperhatikan perbedaan kebutuhan data khusus
surveilans tuberkulosis, program surveilans malaria. Beberapa dari sistem surveilans vertikal dapat penyakitpenyakit tertentu (WHO, 2001, 2002; Sloan et al., 2006).
berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang tidak terpelihara dengan baik dan akhirnya kolaps, Karakteristik pendekatan surveilans terpadu: (1) Memandang surveilans sebagai pelayanan
karena pemerintah kekurangan biaya. Banyak program surveilans penyakit vertikal yang bersama (common services); (2) Menggunakan pendekatan solusi majemuk; (3) Menggunakan
berlangsung paralel antara satu penyakit dengan penyakit lainnya, menggunakan fungsi penunjang pendekatan fungsional, bukan struktural; (4) Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilans
masing-masing, mengeluarkan biaya untuk sumberdaya masingmasing, dan memberikan informasi (yakni, pengumpulan, pelaporan, analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans
duplikatif, sehingga mengakibatkan inefisiensi. (yakni, pelatihan dan supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi, manajemen sumber daya);
3. Surveilans Sindromik (5) Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit. Meskipun menggunakan
pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap memandang penyakit yang berbeda memiliki Kelebihan surveilans pasif, relatif murah dan mudah untuk dilakukan. Negara-negara anggota WHO
kebutuhan surveilans yang berbeda (WHO, 2002). diwajibkan melaporkan sejumlah penyakit infeksi yang harus dilaporkan, sehingga dengan surveilans
6. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global pasif dapat dilakukan analisis perbandingan penyakit internasional. Kekurangan surveilans pasif adalah
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia dan binatang serta kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan penyakit. Data yang dihasilkan cenderung under-
organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara. Konsekunsinya, masalah- reported, karena tidak semua kasus datang ke fasilitas pelayanan kesehatan formal. Selain itu, tingkat
masalah yang dihadapi negara-negara berkembang dan negara maju di dunia makin serupa dan pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah, karena waktu petugas terbagi dengan
bergayut. Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya menuntut dikembangkannya jejaring tanggungjawab utama memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan masing-masing. Untuk
yang terpadu di seluruh dunia, yang manyatukan para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan mengatasi problem tersebut, instrumen pelaporan perlu dibuat sederhana dan ringkas.
organisasi internasional untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan surveilans yang melintasi Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala ke lapangan, desa-
batas-batas negara. Ancaman aneka penyakit menular merebak pada skala global, baik penyakit- desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya, puskesmas, klinik, dan rumah sakit,
penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging diseases), maupun penyakit-penyakit yang baru dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case
muncul (new emerging diseases), seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS. Agenda surveilans finding), dan konfirmasi laporan kasus indeks. Kelebihan surveilans aktif, lebih akurat daripada
global yang komprehensif melibatkan aktor-aktor baru, termasuk pemangku kepentingan surveilans pasif, sebab dilakukan oleh petugas yang memang dipekerjakan untuk menjalankan
pertahanan keamanan dan ekonomi (Calain, 2006; DCP2, 2008). tanggungjawab itu. Selain itu, surveilans aktif dapat mengidentifikasi outbreak lokal. Kelemahan
surveilans aktif, lebih mahal dan lebih sulit untuk dilakukan daripada surveilans pasif.
Sistem surveilans dapat diperluas pada level komunitas, disebut community surveilance. Dalam
MANAJEMEN SURVEILANS community surveilance, informasi dikumpulkan langsung dari komunitas oleh kader kesehatan,
Surveilans mencakup dua fungsi manajemen: (1) fungsi inti; dan (2) fungsi pendukung. Fungsi inti sehingga memerlukan pelatihan diagnosis kasus bagi kader kesehatan. Definisi kasus yang sensitif dapat
(core activities) mencakup kegiatan surveilans dan langkah-langkah intervensi kesehatan masyarakat. membantu para kader kesehatan mengenali dan merujuk kasus mungkin (probable cases) ke fasilitas
Kegiatan surveilans mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan data, analisis data, konfirmasi kesehatan tingkat pertama. Petugas kesehatan di tingkat lebih tinggi dilatih menggunakan definsi kasus
epidemiologis maupun laboratoris, umpan-balik (feedback). Langkah intervensi kesehatan masyarakat lebih spesifik, yang memerlukan konfirmasi laboratorium. Community surveilans mengurangi
mencakup respons segera (epidemic type response) dan respons terencana (management type response). kemungkinan negatif palsu (JHU, 2006).
Fungsi pendukung (support activities) mencakup pelatihan, supervisi, penyediaan sumber daya manusia
dan laboratorium, manajemen sumber daya, dan komunikasi (WHO, 2001; McNabb et al., 2002). SURVEILANS EFEKTIF
Hakikatnya tujuan surveilans adalah memandu intervensi kesehatan. Karena itu sifat dari masalah Karakteristik surveilans yang efektif, yaitu: cepat, akurat, reliabel, representatif, sederhana, fleksibel,
kesehatan masyarakat menentukan desain dan implementasi sistem surveilans. Sebagai contoh, jika akseptabel, digunakan (Wuhib et al., 2002; McNabb et al., 2002; Giesecke, 2002; JHU, 2006).
tujuannya mencegah penyebaran penyakit infeksi akut, misalnya SARS, maka manajer program
kesehatan perlu melakukan intervensi kesehatan dengan segera. Karena itu dibutuhkan suatu sistem  
surveilans yang dapat memberikan informasi peringatan dini dari klinik dan laboratorium. Sistem pelayanan dokter keluarga, sesungguhnya merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional
Sebaliknya penyakit kronis dan perilaku terkait kesehatan, seperti kebiasaan merokok, berubah dengan (SKN) yang perlu diatur dalam Undang-undang. Disinilah sesungguhnya tumbuh kembangnya "the five
lebih lambat. Para manajer program kesehatan hanya perlu memonitor perubahan-perubahan sekali stars doctors", sebagai "the agent of change", yang berkemampuan dan berfungsi sebagai:
setahun atau lebih jarang dari itu. Sebagai contoh, sistem surveilans yang menilai dampak program 1. "care provider" (sebagai bagian dari kelurga, sebagai pelaksana pealyanan kedokteran
pengendalian tuberkulosis mungkin hanya perlu memberikan informasi sekali setahun atau lima tahun, komprehensif, terpadu, berkesinambungan, pada pelayanan dokter tingkat pertama; sebagai pelapis
tergantung prevalensi. Informasi yang diperlukan bisa diperoleh dari survei rumah tangga. menuju ke pelayanan kedokteran tingkat kedua),
2. "decicion maker" (sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan
PENDEKATAN SURVEILANS semua kondisi yang ikut mempengaruhinya),
Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis: (1) Surveilans pasif; (2) Surveilans aktif (Gordis, 3. "communicator" (sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasehat keluarga
2000).Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif, dengan menggunakan data penyakit yang harus dalam banyak hal dan masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, seks, HIV, AIDS, sters,
dilaporkan (reportable diseases) yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. kebersihan, pola hidup sehat, olah raga, olah jiwa, kesehatan lingkungan),
4. "community leader" (membantu mengambil keputusan dalan ikhwal kemasyarakatan, utamanya
kesehatan dan kedokteran keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran
keluarga),
5. "manager" (ia berkemampuan untuk berkolaborasi dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan
kesehatan dan kedokteran keluarga). 
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker.
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk
tingkatan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut : memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy 
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1.      Promosi kesehatan ( health promotion) 1)  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan 2)  Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3)  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education,
4. Pembatasan cacat (disability limitation)
persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause. Oleh karena kurangnyaa pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit,
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
Beberapa usaha di antaranya : mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
- Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat
- Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga yang atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah terjadinya
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat infertilitas.
- Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik. 5. Rehabilitasi (rehabilitation)
2.   Perlindungan khusus (specific protection) Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk
Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya
diperlukan terutama di Negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun anak-anaknya dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat stelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu
masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai pencegahan terjadinya untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai
kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja. anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan
Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada  masyarakat.
masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan
Beberapa usaha lain di antaranya :
-     Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
-     Isolasi penderitaan penyakit menular .
-     Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja.
3.   Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka
sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan
masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan
kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini.
Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka kelompok usia 46-59 tahun
Virus Corona memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan golongan usia lainnya.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 56,7% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang 43,3% sisanya adalah perempuan.
sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Gejala Virus Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah
adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah,
seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini  Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
ditemukan. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan  Batuk kering
pulih tanpa penanganan khusus.  Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
CARA PENYEBARAN VIRUS INI  Diare
Virus yang menyebabkan COVID-19 terutama ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan  Sakit kepala
saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan  Konjungtivitis
di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya.  Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
Anda dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika Anda berada terlalu dekat dengan orang  Ruam di kulit
yang sudah terinfeksi COVID-19. Anda juga dapat tertular jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi
lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke  hampir apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah Anda, klik di sini.
mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Kapan harus ke dokter
Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan atau kontak dengan penderita COVID-19. 
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang
tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. Penyebab Virus Corona (COVID-19)
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem
penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang,
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia,  Middle-East
memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
gejala. Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa
virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)  Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau
Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas
bersin
Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 30 November
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena
2020 adalah 534.266 orang dengan jumlah kematian 16.815 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat
cipratan ludah penderita COVID-19
COVID-19 adalah sekitar 3,1%.
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada Selain itu, pada beberapa kasus, seseorang juga bisa mengalami kondisi yang disebut post-acute COVID-
orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya 19 syndrome, meski telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus Corona.
lemah, misalnya pada penderita kanker.
Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien
COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19
Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
perlu menggunakan alat pelindung diri (APD). Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Namun, beberapa
perusahaan farmasi dan institusi kesehatan tengah berupaya untuk meneliti dan mengembangkan vaksin COVID-
19. Apabila lulus uji klinis dan dinyatakan efektif dan aman untuk mencegah COVID-19, vaksin tersebut akan
Diagnosis Virus Corona (COVID-19) mulai diproduksi lebih banyak agar dapat diberikan pada masyarakat.
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan
apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga  Terapkan physical  distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke
menderita COVID-19. luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:  Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan
 Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul Adha.
Corona  Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%,
 Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru  Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus  Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi,
Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau
orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
Pengobatan Virus Corona (COVID-19)  Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19. Pilihan pengobatan  Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa
gejala akan di sarankan untuk melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap melakukan langkah Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut
pencegahan penyebaran infeksi virus Corona. sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa
Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa langkah untuk meredakan gejalanya dan mencegah dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
penyebaran virus corona, yaitu:  Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita  Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup  Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh menjemput.
 Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
Komplikasi Virus Corona (COVID-19)  Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:  Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang
 Pneumonia (infeksi paru-paru) lain.
 Infeksi sekunder pada organ lain  Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
 Gagal ginjal  Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat
 Acute cardiac injury sampah.
 Acute respiratory distress syndrome
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi,
 Kematian
cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi
COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit.
Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
Apabila Anda ingin mendapatkan lebih banyak informasi mengenai gejala, pencegahan, dan penanganan infeksi
virus Corona, silakan download aplikasi ALODOKTER di Google Play atau App Store. Melalui aplikasi
ALODOKTER, Anda juga bisa chat langsung dengan dokter dan membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai