COMMUNITY BASED
PUBLIC HEALTH PROFESSIONAL
PRACTICE SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Tonggak I, Terjadinya penyakit yang dihubungkan
Para profesional kesehatan masyarakat fokus
dengan faktor lingkungan, seperti air, tanah, udara,
terhadap pencegahan penyakit. Upaya
Tonggak II, Perhitungan kejadian penyakit di
pencegahan tersebut, seperti:
masyarakat (John Graunt).
1. Promosi kesehatan Tonggak III, Eksperimen alamiah (John Snow), pada
2. Advokasi waktu itu ada wabah Cholera, kemudian dia
3. Mengembangkan kebijakan melakukan eksperimen secara alamiah karena dia
4. Menyelenggarakan pelayanan penasaran kenapa masyarakat yang sumber airnya dari
CABANG ILMU KEDOKTERAN sumur bisa lebih banyak yang menderita Cholera
5. Melakukan penelitian
6. Mengatur sistem kesehatan 1. Ilmu Kedokteran Dasar dibandingkan dengan masyarakat yang sumber airnya
2. Ilmu Kedokteran Klinis dari perpipaan
Tonggak IV, Eksperimen yang sesungguhnya (Studi
3. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Intervensi)
DETERMINANT OF MORBIDITY AND
MORTALITY IN POPULATION PUBLIC HEALTH &
COMMUNITY MEDICINE
EMPAT TIPE CAUSAL RELATIONSHIP Public Health: suatu ilmu dan seni untuk
1. Necessary and Sufficient mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
2. Necessary but not Sufficient dan mempromosikan kesehatan dengan cara
3. Sufficient but not necessary mengorganisir komunitad dan populasi
4. Neither sufficient nor necessary Community Medicine: cabang kedokteran yang
fokus pada kesehatan komunitas secara umum
TEORI/MODEL TERKAIT PENYEBAB SUATU COMMUNITY MEDICINE & CLINICAL MEDICINE
PENYAKIT TERJADI DI KOMUNITAS
DETERMINANT OF HEALTH
COMMUNITY BASED
NATURAL HISTORY OF NON
COMMUNICABLE DISEASE
PRACTICE
NATURAL HISTORY OF
COMMUNICABLE DISEASE
DEMOGRAPHIC AND EPIDEMIOLOGIC
TRANSITIONS OF POPULATAION
PIRAMIDA PENDUDUK
& 3 CIRI PENDUDUK
PENGERTIAN DEMOGRAFI
Piramida penduduk: gambaran sebaran penduduk Berasal dari bahasa Yunani, yakni Demos: rakyat atau
menurut umur dan jenis kelamin penduduk dan Grafien: menulis
Faktor yang memengaruhi struktur umur penduduk: Menurut United Nation, demografi adalah studi ilmiah yang
kelahiran, kematian kematian bayi, dan migrasi menyangkut masalah penduduk, terutama dalam kaitannya
3 ciri penduduk: expansive, constructive, stationary dengan jumlah, struktur maupun perkembangannya
COMMUNITY BASED
Pencegahan primer: membatasi kasus baru dengan 1. Mempelajari jumlah & distribusi penduduk dalam suatu
daerah tertentu
strategi popuasi dan strategi kelompok risiko tinggi
Pencegahan sekunder: menemukan kasus sedini PRACTICE 2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunan,&
pesebarannya
mungkin dan memberikan terapi yang tepat 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara
Pencegahan tersier perkembangan penduduk terhadap aneka ragam aspek
sosial
TRANSISI DEMOGRAFI & EPIDEMIOLOGIC TRANSITION 4. Mencoba memprediksi pertumbuhan penduduk dan
Teori transisi demografi: menerangkan perubahan konsekuensi di masa depan
penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi ALIRAN DALAM KEPENDUDUKAN
ke tingkat pertumbuhan rendah. KOMPONEN DEMOGRAFI & Teori Malthus, Pesimis: aliran ini memandang bahwa
Epidemiologic transition KOMPOSISI PENDUDUK jumlah penduduk yang besar akan merugikan
Komponen Demografi terdiri atas 2 kelompok besar, pembangunan
yakni: Struktur Demografi & Proses Demografi Teori J.P.Simon, Optimis: aliran ini memandang bahwa
Komposisi Penduduk dalam arti demografi, jumlah penduduk yang besar akan menguntungkan
penduduk hanya menurut umur dan jenis kelamin,
pembangunan
tetapi terdapat pengelompokkan penduduk
Teori Marxis, Netral: aliran ini beranggapan bahwa tidak
berdasarkan ciri-ciri tertentu dan dapat
ada kaitan antara penduduk dengan pembangunan
terklasifikasi, yakni: biologis, sosial, ekonomi,
geografis
MEASUREMENTS OF MORBIDITY AND
MORTALITY IN A POPULATION; SOURCE OF
ERROR
HUBUNGAN PREVALENCE & INSIDEN INTRODUCTION
Mempelajari angka kesakitan dan
kematian sangat penting karena
bermanfaat dalam proses menegakkan
diagnosis, menentukan terapi, dan
menentukan prognosis terhadap suatu
penyakit yang dialami oleh
masyarakat.
COMMUNITY BASED
PRACTICE
INSIDEN TERMINOLOGI
Angka Absolut: hanyalah angka pembilang saja,
Insiden orang
yang menunjukkan jumlah
Insiden kejadian
Angka Relatif: terdapat angka pembilang dan
Incidence rate: angka
angka penyebut
penyebutnya
Dependency Ratio: angka pembilangnya adalah
memperhitungkan berapa
masyarakat yang berusia tidak produktif,
lama masing-masing PREVALENCE sedangkan angka penyebutnya adalah
subjek ikut dalam Point Prevalence: kasus baru dan lama pada masyarakat yang berusia produktif
penelitian saat (titik waktu) pengukuran (maksudnya
Sex Ratio: jumlah laki-laki dibandingkan dengan
Cumulative incidence: pengukuran hanya dilakukan 1 kali dan tidak
jumlah perempuan
angka penyebutnya ada pengulangan pengukuran, bukan berarti
menggunakan jumlah pengukurannya hanya boleh dalam 1 hari
populasi berisiko, tidak Period prevalence 🡪 kasus baru dan lama di
memperhitungkan berapa awal pengukuran ditambah dengan kasus baru
lama subjek ikut dalam di seluruh periode pengukuran
CRUDE, SPECIFIC, AND ADJUSTED
RATE
ADJUSTED RATE CRUDE RATE
Crude Rate adalah rate yang berdasarkan
Adjusted Rate: angka fiktif yang dibuat dengan
angka sebenarnya (actual number) dari suatu
tujuan untuk membandingkan secara adil (fair
kejadian (misalnya kelahiran, kematian,
comparison) di antara 2 grup populasi yang berbeda
kesakitan, dsb) dalam populasi total (total
untuk beberapa karakteristik
population) dalam periode waktu tertentu
COMMUNITY BASED
PRACTICE
KRITERIA SAMPLING
Kriteria Inklusi: semua kriteria yang mewakili
TIPE-TIPE SAMPEL
Sampel Probabilitas/Random: semua populasinya populasi pada penelitian/ semua ciri-ciri populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi haris terdapat disini
sampel. Contoh: simple random sampling, Kriteria Eksklusi: hal terkait dengan
systematic random sampling, cluster sampling, kontraindikasi atau kebalikan
stratified sampling, multistage
Kriteria Drop Out: terjadi suatu hal terjadi
Sampel non-probabilitas/Non-random: dipilih seara
manual. Contoh: snowball sampling, convenience sehingga berhenti menjadi sampel
sample, purposive sampling, consecutive sampling Kriteria Substitusi: bertujuan untuk
menggantikan individu tertentu
Sampel Representatif: sampel harus mewakili
populasi yang ingin kita miliki
DATA PRESENTATION & DATA DESCRIPTION
Tabel
Grafik
Statistik
ANALISIS & INTERPRETASI DATA
INNOVATIVE SURVEILANS
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cepat melalui
komunikasi elektronik COMMUNITY BASED
Dampak positif penggunaan surveilans non-tradisional:
informasi tersebar secara cepat, mencakup area geografi
PRACTICE
yang luas.
Dampak negatif penggunaan surveilans non-tradisional: data
yang terlalu cepat dilaporkan berpotensi "false positive"
APLIKASI SURVEILANS COVID-19
ATRIBUT SISTEM SURVEILANS
JENIS-JENIS
SURVEILANS
Berdasarkan metode pelaksanaan
Berdasarkan aktivitas pengumpulan
data
Berdasarkan pola pelaksanaan
Berdasarkan kualitas pemeriksaan
VARIABILITY, BIAS, & CONFOUNDING
CARA MENGONTROL VARIABLE LEVEL VARIABILITAS
CONFOUNDER Variabilitas terbagi menjadi 4 level, yaitu:
Control by design: 1. Tingkat individu: harus memperhatikan individual
Randomisasi characteristic dan measurement characteristic
Matching 2. Tingkat populasi: pada masyarakat, genetic variability satu
Control by analysis: kelompok dengan kelompok masyarakat lain akan berbeda,
Standarisasi terdapat pula environmental variability
Stratified analysis 3. Tingkat sampel: dipengaruhi metode sampling, besar
Multivariat analysis sampling
CONFOUNDING VARIABLE/FAKTOR PERANCU VARIASI & SUMBER VARIABILITAS
COMMUNITY BASED
Confounding Variable: variabel yang tidak berhasil Variasi adalah perbedaan hasil pengukuran yang diperoleh
diidentifikasi di awal penelitian atau berhasil dalam sebuah penelitian. Sifatnya tidak bisa dihindari tetapi
diidentifikasi tetapi masih memengaruhi penelitian. PRACTICE bisa dikurangi efeknya terhadap hasil penelitian.
Contoh: hubungan minum kopi dan kanker pankreas. Kita Cara mengurangi efeknya: meningkatkan jumlah sampel,
tahu bahwa kanker pankreas bisa disebabkan oleh metode sampling, atau metode pengukuran terkalibrasi
konsumsi lemak dan riwayat keluarga sehingga pasti ada Sumber variabilitas: subjek yang diteliti, perbedaan
variabel lain yang juga akan mempengaruhi penelitian ini antarindividu, strategi sampling, dan alat pengukuran
PRACTICE
kelompok orang yang juga memiliki paparan yang sama
2. Propagated: penularannya dari orang ke orang atau Komponen penting: diagnosis/kelompok gejala yang sama
membutuhkan vektor mengarahkan pada suatu penyakit dan terdapat asosiasi
3. Mixed: diawali dengan common source lalu yang jelas. Jika asosiasi kasus dalam suatu kelompok orang
ditransmisikan secara sekunder dari orang ke orang tidak jelas maka disebut cluster
UJI DIAGNOSTIK
Definisi: menguji atau menilai validitas dan reliabilitas suatu tes
dalam mendeteksi kemungkinan adanya suatu penyakit secara dini.
Rancangan uji diagnostik
LIKELIHOOD RATIO TERMINOLOGI PENTING Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji diagnostik: pemilihan gold
Definisi: kemampuan tes untuk mendeteksi adanya penyakit
Sensitivitas: besarnya kemungkinan orang yang sakit standard, waktu pengukuran, independensi pengukuran,
dengan membandingkan kemungkinan hasil tes tersebut
mendapatkan hasil tes positif karakteristik tes diagnostik/skrining yang baik, dan karakteristik
pada orang yang sakit dengan kemungkinan hasil tes tersebut penyakit yang cocok diskrining
Spesifisitas: besarnya kemungkinan orang yang sehat
pada orang yang tidak sakit. Uji diagnostik pada data skala nominal: indikator yang diuji adalah
mendapatkan hasil tes negatif
Likelihood Ratio (LR) untuk hasil positif = sensitivity/(1- validitas dan efikasi
Nilai Prediktif Positif (NPP): besarnya kemungkinan
specificity) Indikator validitas: sensitivitas dan spesifisitas
orang dengan hasil tes positif benar-benar sakit.
Likelihood Ratio (LR) untuk hasil negatif = (1- Uji diagnostik pada data skala kontinyu: menggunakan Receiver
Nilai Prediktif Negatif (NPN): besarnya kemungkinan
sensitivity)/specificity Operating Characteristic (ROC) analysis dan Area Under Curve (AUC)
orang dengan hasil tes negatif benar-benar sehat
CONCEPT OF EPIDEMIOLOGIC STUDIES TO
DETERMINE RISK FACTORS OF DISEASE
PENDEKATAN LONGITUDINAL RUANG LINGKUP
Pengukuran dilakukan minimal 2 kali
Pengukuran pertama: menyingkirkan mereka yang sudah sakit
Studi Deskriptif: mempelajari penyebaran dari
sehingga tersisa yang masih sehat penyakit di dalam populasi
Pengukuran kedua: mendapatkan orang baru sakit Stdui Analitik: mempelajari faktor-faktor yang
Pengukuran harus dilakukan pada kelompok orang yang sama menyebabkan terjadinya suatu distribusi
OBSERVATIONAL ANALYTIC JENIS & KARAKTER
(CROSS SECTIONAL)
Penelitian jenis ini meneliti hubungan antara
variabel dependen dan independen
Sampel merupakan cerminan populasi COMMUNITY BASED
PRACTICE
OBSERVATIONAL DESCRIPTIVE
(CROSS SECTIONAL)
Contoh: CROSS SECTIONAL STUDY DESIGN
Penelitian untuk mengukur kejadian anemia pada Lebih tepat digunakan untuk meneliti penyakit kronis
mahasiswa kedokteran yang dilakukan hanya 1 kali Bisa bersifat deskriptif & eksploratif sehingga mampu
pengukuran: termasuk studi prevalensi menghasilkan data prevalensi
Penelitian untuk mengukur kadar Hb yang mengalami Bisa bersifat analitik, kita bisa menguji hubungan
anemia: bukan studi prevalensi variabel dependen dengan independen sehingga akan
Penelitian untuk mengukur skor depresi: bukan studi mendapatkan prevalence ratio
prevalensi
CASE CONTROL STUDY
TYPES OF EPIDEMIOLOGICAL
STUDIES
KEKURANGAN & KELEBIHAN
CASE CONTROL STUDY
COMMUNITY BASED
PRACTICE
PROFIL STUDI CASE CONTROL
INDIKASI CASE CONTROL
1. Melihat hubungan antara satu atau lebih faktor
risiko terdapat outcome tertentu. Contoh:
terdapat banyaknya faktor risiko penyebab
penyakit Tuberkulosis
ATRIBUT CASE
2. Untuk meneliti penyakit yang jarang/insiden
CONTROL STUDY
rendah Case definition & case population
3. Waktu cepat dan biaya murah Sampling kasus
4. Case control digunakan untuk melihat faktor Control definition & population
risiko kemudian dilanjutkan dengan desain studi Sampling kontrol
yang lebih besar, yakni cohort atau clinical trial Menentukan riwayat paparan
Analisis asosiasi
Identifikasi confounding
Cara meminimalisir confounding dan bias
COHORT STUDY DESIGN
HAL-HAL PENTING YANG HARUS
INTRODUCTION
DIPERHATIKAN SAAT PENELITIAN
Cohort: sebuah istilah yang bermakna sekelompok
Pemilihan Subjek orang yang memiliki karakteristik yang sama.
Menentukan Exposed Group: menentukan Contoh: cohort ibu hamil, cohort pengguna IUD, dan
tipe exposure feasibility, tingkat paparan lain-lain
Menentukan Unexposed Group Studi Cohort: sebuah desain penelitian observasional
Mengumpulkan Data di mana responden/subjek penelitian
Mengobservasi Outcome diklasifikasikan berdasarkan level risk
factor/exposure. lalu subjek tersebut di follow up
COMMUNITY BASED
Analisis: relative risk & attributable risk
Adanya Potensi Bias: selection bias, untuk mengetahui apa yang terjadi pada subjek
information bias/measurement error, PRACTICE tersebut.
confounding ADVANTAGES & LIMITATIONS
COHORT
JENIS PENELITIAN COHORT
Prospektif (Longitudinal Study): sumber data pada prospective
cohort study adalah interview, kuesioner, spesimen biologis,
imaging studies, dan rekam medis.
Retrospektif (Historical Study): sumber data pada retrospective
cohort study adalah kuesioner, employee record, rekam medis,
subject recall
INDIKASI
Bagus dikerjakan jika sudah
terdapat bukti adanya paparan atau
penyakit
Cohort mudah untuk diajak
berkomunikasi (follow up) dan
stabil
Memastikan memiliki biaya
penelitian yang banyak
CLINICAL TRIAL
CLINICAL TRIAL PHASE 3 DEFINISI CLINICAL TRIAL
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di fase 3, Studi eksperimental di mana peneliti
yakni sebagai berikut: memberikan intervensi kepada subjek
Subject selection Attrition
penelitiannya.
Randomisasi Ethical aspect
Blinding Analisis outcome RANDOMIZED TRIAL
1. Desain yang paling ideal untuk
PHASE OF CLINICAL TRIAL
mengetahui dan mengevaluasi efektivitas
Pre-clinical study: dilakukan kepada hewan di laboratorium
untuk mengetahui efek samping obat, vaksin, dan lain-lain
dan efek samping dari suatu intervensi
Clinical trial: dilakukan pada manusia. Adapun tahapan COMMUNITY BASED pada manusia
clinical trial terbagi atas 4 fase, yakni
1. Fase 1
PRACTICE 2. Mengevaluasi obat baru dan terapi
3. Mengevaluasi program baru di
2. Fase 2
3. Fase 3 ( Sudah melibatkan randomisasi) masyarakat, seperti program skrining dan
4. Fase 4 (Pos market study) deteksi dini
JENIS-JENIS EXPERIMENTAL STUDY STUDY GROUP & CONTROL GROUP
Adapun jenis-jenis experimental study: True (Murni),
Quasi (Semu), Clinical Trial, dan Community Trial