Anda di halaman 1dari 21

MINDMAP BLOK

COMMUNITY BASED PRACTICE


Disusun oleh
Ni Nyoman Trisna Antika Selamet_2102511004
INTRODUCTION
EPIDEMIOLOGI
PENGGUNAAN EPIDEMIOLOGI
Mengetahui peningkatan dan penurunan kejadian suatu Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani. Menurut
penyakit di masyarakat Mac Mahon, Pugh, dan Ipsen (1960), epidemiologi
Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat merupakan ilmu tentang distribusi/penyebaran
Mempelajari atau meneliti perjalanan alamiah suatu penyakit
dan determinan (faktor-faktor penentu) masalah
Mengetahui penyebab/etiologi suatu penyakit
Menghitung atau memperkirakan besarnya risiko
kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk
(kemungkinan) seseorang untuk terkena suatu penyakit dan pembuatan perencanaan dan pengambilan
survival rate keputusan dalam menanggulangi masalah
Mengetahui kebutuhan dan efektivitas pelayanan kesehatan
kesehatan
masyarakat

COMMUNITY BASED
PUBLIC HEALTH PROFESSIONAL
PRACTICE SEJARAH EPIDEMIOLOGI
Tonggak I, Terjadinya penyakit yang dihubungkan
Para profesional kesehatan masyarakat fokus
dengan faktor lingkungan, seperti air, tanah, udara,
terhadap pencegahan penyakit. Upaya
Tonggak II, Perhitungan kejadian penyakit di
pencegahan tersebut, seperti:
masyarakat (John Graunt).
1. Promosi kesehatan Tonggak III, Eksperimen alamiah (John Snow), pada
2. Advokasi waktu itu ada wabah Cholera, kemudian dia
3. Mengembangkan kebijakan melakukan eksperimen secara alamiah karena dia
4. Menyelenggarakan pelayanan penasaran kenapa masyarakat yang sumber airnya dari
CABANG ILMU KEDOKTERAN sumur bisa lebih banyak yang menderita Cholera
5. Melakukan penelitian
6. Mengatur sistem kesehatan 1. Ilmu Kedokteran Dasar dibandingkan dengan masyarakat yang sumber airnya
2. Ilmu Kedokteran Klinis dari perpipaan
Tonggak IV, Eksperimen yang sesungguhnya (Studi
3. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Intervensi)
DETERMINANT OF MORBIDITY AND
MORTALITY IN POPULATION PUBLIC HEALTH &
COMMUNITY MEDICINE
EMPAT TIPE CAUSAL RELATIONSHIP Public Health: suatu ilmu dan seni untuk
1. Necessary and Sufficient mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
2. Necessary but not Sufficient dan mempromosikan kesehatan dengan cara
3. Sufficient but not necessary mengorganisir komunitad dan populasi
4. Neither sufficient nor necessary Community Medicine: cabang kedokteran yang
fokus pada kesehatan komunitas secara umum
TEORI/MODEL TERKAIT PENYEBAB SUATU COMMUNITY MEDICINE & CLINICAL MEDICINE
PENYAKIT TERJADI DI KOMUNITAS

1. Teori Epidemiological Triad/Triangle COMMUNITY BASED


2. Model Roda/Wheel Mode
3. Web Model
PRACTICE
4. Blum Model

DETERMINANT OF HEALTH

BAGAIMANA PRAKTEK KLINIS DALAM PERSPEKTIF


COMMUNITY MEDICINE
Di Puskesmas/Klinik Dokter tidak hanya mendiagnosis penyakit &
mengobati penyakit, tetapi juga mengimplementasikan program
pencegahan, menilai kebutuhan kesehatan komunitas mengatur tim
di puskesmas/klinik, mengadvokasi kebijakan terkait kesehatan
OCCUPATIONAL HEALTH DEFINISI PAK
(PENYAKIT AKIBAT KERJA)
Menurut Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun
ASMA AKIBAT KERJA PNEUMONITIS ALERGI
EKSTRINSIK 2018, PAK (Penyakit Akibat Kerja) merupakan
Disebabkan inhalasi agen- Reaksi hipersensitivitas penyakit yag disebabkan oleh pekerjaan dan
agen sensitisasi atau iritan terhadap debu yang atau lingkungan kerja.
yang terdapat dalam terinhalasi, khususnya debu
lingkungan kerja, seperti yang mengandung bahan 7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI
debu, droplets, gas yang berasal dari jamur 1. Menegakkan diagnosis klinis
2. Menentukan pajanan yang dialami pekerja di
PNEUMOKONIOSIS tempat kerja
3. Menentukan hubungan antara penyakit yang
Pneumokoniosis merupakan penyakit
COMMUNITY BASED dialami dengan pajanan yang ada
paru yang disebabkan oleh pajanan
debu mineral PRACTICE 4. Menentukan kecukupan pajanan
1. Silicosis 5. Menentukan peran faktor individu, seperti
2. Asbestosis apakah individu tersebut memiliki penyakit
3. Bisinosis komorbid
6. Menentukan adanya faktor lain di luar
OCCUPATIONAL HAZARD pekerjaan
1. Chemical Hazard: bahan kimia yang berpotensi menimbulkan 7. Menentukan diagnosis okupasi
bahaya atau digolongkan ke dalam bahan-bahan berbahaya.
2. Physical Hazard: bahaya ini dapat berupa getaran dan kebisingan, KLASIFIKASI PAK (PENYAKIT AKIBAT KERJA)
pencahayaan, iklim kerja, dan tekanan udara tinggi 1. Penyakit yang disebabkan oleh pajanan faktor atau bahaya
3. Hazard Ergonomi: berkaitan pada postur dan sikap saat bekerja potensial yang muncul dari aktivitas pekerjaan
4. Hazard Biologi: berkaitan dengan serangga, virus, bakteri, parasit,
2. Penyakit akibat kerja berdasarkan sistem target organ
dan jamur
3. Penyakit kanker akibat kerja
5. Hazard Psikologi
4. Penyakit spesifik akibat kerja lainnya
NATURAL HISTORY OF DISEASE
AND DISEASE PREVENTION
DISEASE PREVENTION DEFINISI
Natural History of Disease: tahapan
progression/perkembangan/perjalanan penyakit pada
individu seiring waktu secara alami tanpa adanya
intervensi.

COMMUNITY BASED
NATURAL HISTORY OF NON
COMMUNICABLE DISEASE
PRACTICE

NATURAL HISTORY OF
COMMUNICABLE DISEASE
DEMOGRAPHIC AND EPIDEMIOLOGIC
TRANSITIONS OF POPULATAION
PIRAMIDA PENDUDUK
& 3 CIRI PENDUDUK
PENGERTIAN DEMOGRAFI
Piramida penduduk: gambaran sebaran penduduk Berasal dari bahasa Yunani, yakni Demos: rakyat atau
menurut umur dan jenis kelamin penduduk dan Grafien: menulis
Faktor yang memengaruhi struktur umur penduduk: Menurut United Nation, demografi adalah studi ilmiah yang
kelahiran, kematian kematian bayi, dan migrasi menyangkut masalah penduduk, terutama dalam kaitannya
3 ciri penduduk: expansive, constructive, stationary dengan jumlah, struktur maupun perkembangannya

STRATEGI PENCEGAHAN TUJUAN PENGGUNAAN ILMU DEMOGRAFI &


PENYAKIT TIDAK MENULAR KEPENDUDUKAN

COMMUNITY BASED
Pencegahan primer: membatasi kasus baru dengan 1. Mempelajari jumlah & distribusi penduduk dalam suatu
daerah tertentu
strategi popuasi dan strategi kelompok risiko tinggi
Pencegahan sekunder: menemukan kasus sedini PRACTICE 2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunan,&
pesebarannya
mungkin dan memberikan terapi yang tepat 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara
Pencegahan tersier perkembangan penduduk terhadap aneka ragam aspek
sosial
TRANSISI DEMOGRAFI & EPIDEMIOLOGIC TRANSITION 4. Mencoba memprediksi pertumbuhan penduduk dan
Teori transisi demografi: menerangkan perubahan konsekuensi di masa depan
penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi ALIRAN DALAM KEPENDUDUKAN
ke tingkat pertumbuhan rendah. KOMPONEN DEMOGRAFI & Teori Malthus, Pesimis: aliran ini memandang bahwa
Epidemiologic transition KOMPOSISI PENDUDUK jumlah penduduk yang besar akan merugikan
Komponen Demografi terdiri atas 2 kelompok besar, pembangunan
yakni: Struktur Demografi & Proses Demografi Teori J.P.Simon, Optimis: aliran ini memandang bahwa
Komposisi Penduduk dalam arti demografi, jumlah penduduk yang besar akan menguntungkan
penduduk hanya menurut umur dan jenis kelamin,
pembangunan
tetapi terdapat pengelompokkan penduduk
Teori Marxis, Netral: aliran ini beranggapan bahwa tidak
berdasarkan ciri-ciri tertentu dan dapat
ada kaitan antara penduduk dengan pembangunan
terklasifikasi, yakni: biologis, sosial, ekonomi,
geografis
MEASUREMENTS OF MORBIDITY AND
MORTALITY IN A POPULATION; SOURCE OF
ERROR
HUBUNGAN PREVALENCE & INSIDEN INTRODUCTION
Mempelajari angka kesakitan dan
kematian sangat penting karena
bermanfaat dalam proses menegakkan
diagnosis, menentukan terapi, dan
menentukan prognosis terhadap suatu
penyakit yang dialami oleh
masyarakat.

COMMUNITY BASED
PRACTICE
INSIDEN TERMINOLOGI
Angka Absolut: hanyalah angka pembilang saja,
Insiden orang
yang menunjukkan jumlah
Insiden kejadian
Angka Relatif: terdapat angka pembilang dan
Incidence rate: angka
angka penyebut
penyebutnya
Dependency Ratio: angka pembilangnya adalah
memperhitungkan berapa
masyarakat yang berusia tidak produktif,
lama masing-masing PREVALENCE sedangkan angka penyebutnya adalah
subjek ikut dalam Point Prevalence: kasus baru dan lama pada masyarakat yang berusia produktif
penelitian saat (titik waktu) pengukuran (maksudnya
Sex Ratio: jumlah laki-laki dibandingkan dengan
Cumulative incidence: pengukuran hanya dilakukan 1 kali dan tidak
jumlah perempuan
angka penyebutnya ada pengulangan pengukuran, bukan berarti
menggunakan jumlah pengukurannya hanya boleh dalam 1 hari
populasi berisiko, tidak Period prevalence 🡪 kasus baru dan lama di
memperhitungkan berapa awal pengukuran ditambah dengan kasus baru
lama subjek ikut dalam di seluruh periode pengukuran
CRUDE, SPECIFIC, AND ADJUSTED
RATE
ADJUSTED RATE CRUDE RATE
Crude Rate adalah rate yang berdasarkan
Adjusted Rate: angka fiktif yang dibuat dengan
angka sebenarnya (actual number) dari suatu
tujuan untuk membandingkan secara adil (fair
kejadian (misalnya kelahiran, kematian,
comparison) di antara 2 grup populasi yang berbeda
kesakitan, dsb) dalam populasi total (total
untuk beberapa karakteristik
population) dalam periode waktu tertentu

COMMUNITY BASED
PRACTICE

SUMMARY SPECIFIC RATE


Spesific Rate: rate berdasarkan angka
sebenarnya (actual number) dari suatu
kejadian (misalnya kematian, kelahiran,
kesakitan, morbiditas,dsb) di dalam
subpopulasi dalam periode waktu tertentu
POPULASI, SAMPEL, VARIABEL, & DATA
KLASIFIKASI VARIABEL POPULASI
Quantifiably, Scale, Variabel berdasarkan fungsinya,
Populasi: sekelompok subjek dengan
dan Derived variable
karakteristik tertentu yang terlibat dalam
Bagaiaman cara menghitung besar sampel? Untuk
menentukan rumus ada beberapa hal yang harus penelitian (kumpulan subjek, baik itu manusia,
dipertimbangkan, yaitu: Tujuan Studi, Jenis/ Design Studi , hewan, atau apapun
Hipotesis Populasi target: populasi dimana hasil studi akan
digeneralisir
Populasi terjangkau: populasi yang bisa
COMMUNITY BASED dijangkau, lebih kecil daripada populasi target
PRACTICE Sampel: diambil dari populasi terjangkau/tempat
kita mengambil sampel

KRITERIA SAMPLING
Kriteria Inklusi: semua kriteria yang mewakili
TIPE-TIPE SAMPEL
Sampel Probabilitas/Random: semua populasinya populasi pada penelitian/ semua ciri-ciri populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi haris terdapat disini
sampel. Contoh: simple random sampling, Kriteria Eksklusi: hal terkait dengan
systematic random sampling, cluster sampling, kontraindikasi atau kebalikan
stratified sampling, multistage
Kriteria Drop Out: terjadi suatu hal terjadi
Sampel non-probabilitas/Non-random: dipilih seara
manual. Contoh: snowball sampling, convenience sehingga berhenti menjadi sampel
sample, purposive sampling, consecutive sampling Kriteria Substitusi: bertujuan untuk
menggantikan individu tertentu
Sampel Representatif: sampel harus mewakili
populasi yang ingin kita miliki
DATA PRESENTATION & DATA DESCRIPTION

DATA KONTINU DATA


Dapat disajikan dalam bentuk tabel (single table), Secara garis besar, data dibagi menjadi 2 jenis:
grafik (histogram, line, scatter diagram, boxplot), Data Kategorikal: data nominal dan data
statistik (frekuensi dan tendency central, seperti ordinal
mean median, modus), dan variability (range, Data Numerik: data diskrit dan data kontinu
SD/Variation Coefficient) Adapun data kontinu terdiri atas: data interval
dan data rasio
COMMUNITY BASED
PRACTICE DATA KATEGORIKAL
Ada 3 cara untuk mempresentasikan data
kategorikal, yakni tabel, grafik, statistik, dan rasio

Tabel
Grafik

Statistik
ANALISIS & INTERPRETASI DATA

ANALISIS DATA DATA


Data dapat dikelompokkan menjadi:
Ada 2 hal yang diperlukan dipertimbangkan dalam
Kuantitatif, yakni deskriptif dan
melakukan analisis data:
inferensial/analitik
1. Tujuan penelitian: disusun untuk menjawab
Kualitatif
pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian terdiri
atas 2 jenis, yakni tujuan deskriptif dan tujuan
analitik COMMUNITY BASED CONTOH-CONTOH
2. Hipotesis: terdiri atas hipotesis deskriptif, PRACTICE
hipotesis komparatif/perbandingan, dan
hipotesis hubungan/asosiatif
Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
deskriptif:
INFERENTIAL ANALYSIS AND
INTERPRETATION OF ANALYSIS RESULT
(HYPOTHESIS TEST)
HIPOTESIS INFERENTIAL ANALYSIS
Suatu analisis yang dilakukan untuk menyimpulkan keadaan
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yakni "hupo"
di populasi berdasarkan hasil di sampel. 2 macam estimasi
dan "thesis"
dalam analisis inferensial:
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih
1. Estimasi titik
lemah kebenarannya sehingga perlu diuji kebenarannya
2. Estimasi interval
Terdaoat 2 macam hipotesis, yakni Hipotesis nol (H0) dan
Dua macam tes untuk menguji hipotesis: tes parametrik & tes
Hipotesis alternatif (Ha) non parametrik
NORMAL DISTRIBUTION
PROBABILITAS
Symmetrical bell COMMUNITY BASED Probabilitas: kesempatan terjadinya kejadian
shape PRACTICE dan selalu antara 0 dan 1
Nilai mean, median, Kejadian: setiap kemungkinan hasil yang
modus berada di terjadi dari satu variabel
satu titik yang sama
PROBABILITAS DATA KATEGORIKAL
NILAI PROBABILITAS DARI KURVA DISTRIBUSI Terdapat beberapa terminologi untuk menghitung
Menghitung nilai probabilitas dari distribusi data dapat probabilitas pada data kategorikal
dilakukan dengan menghitung luas area di bawah kurva PROBABILITAS DATA NUMERIKAL 1. Mutually Exclusive Events
Untuk data kontinu, ada beberapa bentuk 2. Complementary Event
distribusinya 3. Conditional Probability
Normal Distribution 4. Marginal Probability
T Distribution 5. Joint Probability
F Distribution 6. Additional Rule
Chi Square Distribution 7. Multiplication Rule
Untuk data diskrit
Binomial
Z Score Z = (Xi - Mean)/ SD Posion
SIGNIFIKANSI UNTUK DATA
KATEGORI & NUMERIK
CORRELATION KAPAN UJI SIGNIFIKANSI DILAKUKAN?
Uji signifikansi dilakukan dalam beberapa kondisi, yakni sebagai
Indikasi: metode statistik untuk berikut:
menganalisis hubungan antara 1. Saat melakukan penelitian deskriptif
variabel X dan Y 2. Saat melakukan penelitian analitik

PERUMUSAN & UJI HIPOTESIS


Perumusan hipotesis dilakukan berdasarkan bukti yang sudah
ada baik secara teori atau penelitian sebelumnya. Hipotesis
UJI SIGNIFIKANSI UNTUK dapat dibedakan menjadi: Hipotesis dua arah/sisi & Hipotesis
DATA NUMERIK satu arah./sisi
1. A single sample. Contoh: apakah rata-rata HB pretest berbeda
COMMUNITY BASED
PRACTICE
dengan nilai 12 gr/dl?
2. Two independent sample/group. Contoh: Apakah rata rata Hb
pretest Gianyar & Karangasem sama?
3. Two dependent group. Contoh: Apakah Hb preintrvensi sama
dengan Hb post intervensi?
4. More than two groups. Contoh: Apakah Hb post test pada usia
kehamilan trisemester 1,2 ,dan 3 sama? PEMILIHAN UJI HIPOTESIS
UJI SIGNIFIKANSI DATA KATEGORI
HIPOTESIS STATISTIK
Cara interpretasi data: single proportion dan two
proportions
Uji Chi-Square: untuk melakukan analisis data kategorikal
pada 2 variabel atau lebih.
Uji Chi-Square: dapat digunakan untuk membuktikan
hubugan antara variabel dependent dan independent serta
perbedaan proporsi pada kategori variabel berdasarkan
variabel lainnya.

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN


SURVEILANS
DEFINISI & TUJUAN SURVEILANS
TRADISIONAL SURVEILANS Surveilans: proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
Data diambil dari komunitas, lalu ke klinisi, lalu ke dinas interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta
kesehatan, dan terakhir kepada kementerian kesehatan penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk
Data dilaporkan dari hasil investigasi dan berdasarkan dari dapat mengambil tindakan dalam upaya kesehatan masyarakat
fasilitas kesehatan primer, laboratorium, atau unit sentinel Tujuan: memantau tingkat keparahan, tren penyakit sekarang,
Kelemahan Tradisional Surveilans: terjadi delay, mendeteksi wabah, merancang program, dan alat evaluasi dari
kemungkinan adanya overwork tenaga kesehatan sehingga intervensi dan program yang dilakukan
ada beberapa penyakit yang terlewat untuk diawasi, serta
ALUR SISTEM SURVEILANS
jangkauan terbatas untuk mengambil data

INNOVATIVE SURVEILANS
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cepat melalui
komunikasi elektronik COMMUNITY BASED
Dampak positif penggunaan surveilans non-tradisional:
informasi tersebar secara cepat, mencakup area geografi
PRACTICE
yang luas.
Dampak negatif penggunaan surveilans non-tradisional: data
yang terlalu cepat dilaporkan berpotensi "false positive"
APLIKASI SURVEILANS COVID-19
ATRIBUT SISTEM SURVEILANS

JENIS-JENIS
SURVEILANS
Berdasarkan metode pelaksanaan
Berdasarkan aktivitas pengumpulan
data
Berdasarkan pola pelaksanaan
Berdasarkan kualitas pemeriksaan
VARIABILITY, BIAS, & CONFOUNDING
CARA MENGONTROL VARIABLE LEVEL VARIABILITAS
CONFOUNDER Variabilitas terbagi menjadi 4 level, yaitu:
Control by design: 1. Tingkat individu: harus memperhatikan individual
Randomisasi characteristic dan measurement characteristic
Matching 2. Tingkat populasi: pada masyarakat, genetic variability satu
Control by analysis: kelompok dengan kelompok masyarakat lain akan berbeda,
Standarisasi terdapat pula environmental variability
Stratified analysis 3. Tingkat sampel: dipengaruhi metode sampling, besar
Multivariat analysis sampling
CONFOUNDING VARIABLE/FAKTOR PERANCU VARIASI & SUMBER VARIABILITAS
COMMUNITY BASED
Confounding Variable: variabel yang tidak berhasil Variasi adalah perbedaan hasil pengukuran yang diperoleh
diidentifikasi di awal penelitian atau berhasil dalam sebuah penelitian. Sifatnya tidak bisa dihindari tetapi
diidentifikasi tetapi masih memengaruhi penelitian. PRACTICE bisa dikurangi efeknya terhadap hasil penelitian.
Contoh: hubungan minum kopi dan kanker pankreas. Kita Cara mengurangi efeknya: meningkatkan jumlah sampel,
tahu bahwa kanker pankreas bisa disebabkan oleh metode sampling, atau metode pengukuran terkalibrasi
konsumsi lemak dan riwayat keluarga sehingga pasti ada Sumber variabilitas: subjek yang diteliti, perbedaan
variabel lain yang juga akan mempengaruhi penelitian ini antarindividu, strategi sampling, dan alat pengukuran

MISCLASSIFICATION/RECALL BIAS TYPES OF ERROR


Tipe I/Alpha: ditemukan adanya hubungan antara 2 variabel
pad penelitian, tetapi sebenarnya tidak ada hubungan di
TIPE - TIPE BIAS populasi secara real
Information bias: berkaitan dengan bagaimana Tipe II/Beta: tidak menemukan adanya hubungan antara dua
informasi dikumpulkan/hasil pengukuran didapat dari variabel, tetapi sebenarnya ada hubungan di populasi secara
partisipan real
Selection bias: berkaitan dengan bagaimana sampel NATURE OF VARIATION
direkrut/diseleksi/teknik sampling yang dipergunakan
Random Error
Confounding/Faktor Perancu: berkaitan dengan mixing
Systematic Variation/Error/Bias
effect, ada beberapa variabel yang efeknya tidak
berhasil kita kontrol dan efek tersebut memengaruhi
asosiasi yang kita temukan pada penelitian
DEFINITION, REQUIREMENTS, TYPES,
AND APPLICATIONS OF OUTBREAKS
DEFINITION & TERMINOLOGY
SCOPE KEJADIAN LUAR BIASA Epidemi: kejadian dari suatu kasus penyakit yang jumlahnya melebihi dari
Tidak hanya terbatas pada kejadian luar biasa penyakut ekspetasi yang terjadi ddi daerah tertentu atau menyerang kelompok
akibat infeksi saja masyarakat tertentu, kasusnya terjadi dalam rentang waktu mendadak
Bencana atau kejadian lain seperti bioterrorism yang dan dalam periode waktu tertentu. Contoh: kasus Rabies di Bali
memiliki dampak pada komunitas yang besar juga Outbreak (kejadian luar biasa): epidemi yang terbatas hanya pada suatu
daerah. Beberapa istilah yang berkaitan dengan outbreak: from zero
termasuk ke dalam KLB
cases become available, doubled, above mean significantly
Bencana (alam atau buatan manusia) bisa berakhir
menjadi KLB
KARAKTERISTIK OUTBREAK
TYPE OF OUTBREAK Setidaknya ada 2 atau lebih kasus yang memiliki penyakit
1. Common Source: berasal dari satu sumber dan dipakai
oleh banyak orang
COMMUNITY BASED yang sama/kelompok gejala yang sama dalam suatu

PRACTICE
kelompok orang yang juga memiliki paparan yang sama
2. Propagated: penularannya dari orang ke orang atau Komponen penting: diagnosis/kelompok gejala yang sama
membutuhkan vektor mengarahkan pada suatu penyakit dan terdapat asosiasi
3. Mixed: diawali dengan common source lalu yang jelas. Jika asosiasi kasus dalam suatu kelompok orang
ditransmisikan secara sekunder dari orang ke orang tidak jelas maka disebut cluster

ESSENTIAL COMPONENTS FOR


PEDOMAN MENETAPKAN ETIOLOGI
OUTBREAKS
KEJADIAN LUAR BIASA 3 Komponen yang memengaruhi penularan atau penyebaran
Bila suatu bahan racun (R) diduga merupakan etiologi KLB (K) , suatu penyakit:
EPIDEMIOLOGIC STEPS TO
maka kita bisa bilang bahwa bahan racun R ternyata bukan Pathogen: pathogen diperlukan dalam jumlah tertentu untuk
INVESTIGATE OUTBREAK
merupakan etiologi dari KLB jika terdapat kondisi berikut: 1. Prepare for field work
menyebabkan suatu penyakit
8. Evaluate hypotheses epidemiologically
1. Jika masa inkubasi terpendek dari KLB (K) < masa inkubasi 2. Establish the existence of an 9. As necessary, reconsider, refine, and Environment: kondisi dari lingkungan juga memengaruhi
terpendek dari bahan racun R outbreak re-evaluate hypotheses Susceptible person: sistem imun dari seseorang sangat
3. Verify the diagnosis 10. Compare and reconcile with berpengaruh terhadap kerentanan penyakit
2. Jika masa inkubasi terpanjang dari KLB (K) > masa inkubasi 4. Construct a working case laboratory and/or environmental
terpanjang bahan racun R definition studies EPIDEMIOLOGIC ASPECT
3. -Jika periode KLB (K) > selisih masa inkubasi terpanjang – 5. Find cases systematically and 11. Implement control and prevention Paham cara penularannya, sifat dari agen penyebab, masa
record information measures
terpendek dari bahan racun (R) inkubasi, serta spektrum klinis
6. Perform descriptive epidemiology 12. Initiate or maintain surveillance
7. Develop hypotheses 13. Communicate findings
SKRINING & UJI DIAGNOSTIK
DEFINISI SKRINING
RELIABILITAS
Definisi: penggunaan suatu tes atau prosedur tertentu untuk
Suatu cara uji untuk menentukan tingkat konsistensi hasil ukur
mendeteksi kemungkinan adanya suatu penyakit pada orang-
dari suatu tes
orang yang tanpa gejala sebelum ditemukan melalui metode
Dua penentu tingkat konsentrasi hasil ukur adalah intra observer
klinis atau prosedur diagnosis rutin
bias dan inter observer bias
Untuk mengetahui hasil reliabitlitas yang baik atau tidak, diukur
menggunakan Percent Agreement & Kappa SKRINING
Komponen kesuksesan skrining: populasi dan performa
UJI DIAGNOSTIK KOMBINASI dari tes skrining
Karakteristik skrining yang baik: ekonomis, mudah
COMMUNITY BASED dikerjakan, bebas dari risiko dan ketidaknyamanan, dapat
PRACTICE diterima, mempunyai validitas yang tinggi, dan memiliki
reliabel
Contoh penyakit yang cocok dilakukan skrining: kanker,
hipertensi, HIV, kanker payudara, diabetes, dan COVID-19

UJI DIAGNOSTIK
Definisi: menguji atau menilai validitas dan reliabilitas suatu tes
dalam mendeteksi kemungkinan adanya suatu penyakit secara dini.
Rancangan uji diagnostik
LIKELIHOOD RATIO TERMINOLOGI PENTING Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji diagnostik: pemilihan gold
Definisi: kemampuan tes untuk mendeteksi adanya penyakit
Sensitivitas: besarnya kemungkinan orang yang sakit standard, waktu pengukuran, independensi pengukuran,
dengan membandingkan kemungkinan hasil tes tersebut
mendapatkan hasil tes positif karakteristik tes diagnostik/skrining yang baik, dan karakteristik
pada orang yang sakit dengan kemungkinan hasil tes tersebut penyakit yang cocok diskrining
Spesifisitas: besarnya kemungkinan orang yang sehat
pada orang yang tidak sakit. Uji diagnostik pada data skala nominal: indikator yang diuji adalah
mendapatkan hasil tes negatif
Likelihood Ratio (LR) untuk hasil positif = sensitivity/(1- validitas dan efikasi
Nilai Prediktif Positif (NPP): besarnya kemungkinan
specificity) Indikator validitas: sensitivitas dan spesifisitas
orang dengan hasil tes positif benar-benar sakit.
Likelihood Ratio (LR) untuk hasil negatif = (1- Uji diagnostik pada data skala kontinyu: menggunakan Receiver
Nilai Prediktif Negatif (NPN): besarnya kemungkinan
sensitivity)/specificity Operating Characteristic (ROC) analysis dan Area Under Curve (AUC)
orang dengan hasil tes negatif benar-benar sehat
CONCEPT OF EPIDEMIOLOGIC STUDIES TO
DETERMINE RISK FACTORS OF DISEASE
PENDEKATAN LONGITUDINAL RUANG LINGKUP
Pengukuran dilakukan minimal 2 kali
Pengukuran pertama: menyingkirkan mereka yang sudah sakit
Studi Deskriptif: mempelajari penyebaran dari
sehingga tersisa yang masih sehat penyakit di dalam populasi
Pengukuran kedua: mendapatkan orang baru sakit Stdui Analitik: mempelajari faktor-faktor yang
Pengukuran harus dilakukan pada kelompok orang yang sama menyebabkan terjadinya suatu distribusi
OBSERVATIONAL ANALYTIC JENIS & KARAKTER
(CROSS SECTIONAL)
Penelitian jenis ini meneliti hubungan antara
variabel dependen dan independen
Sampel merupakan cerminan populasi COMMUNITY BASED
PRACTICE

OBSERVATIONAL DESCRIPTIVE
(CROSS SECTIONAL)
Contoh: CROSS SECTIONAL STUDY DESIGN
Penelitian untuk mengukur kejadian anemia pada Lebih tepat digunakan untuk meneliti penyakit kronis
mahasiswa kedokteran yang dilakukan hanya 1 kali Bisa bersifat deskriptif & eksploratif sehingga mampu
pengukuran: termasuk studi prevalensi menghasilkan data prevalensi
Penelitian untuk mengukur kadar Hb yang mengalami Bisa bersifat analitik, kita bisa menguji hubungan
anemia: bukan studi prevalensi variabel dependen dengan independen sehingga akan
Penelitian untuk mengukur skor depresi: bukan studi mendapatkan prevalence ratio
prevalensi
CASE CONTROL STUDY
TYPES OF EPIDEMIOLOGICAL
STUDIES
KEKURANGAN & KELEBIHAN
CASE CONTROL STUDY

COMMUNITY BASED
PRACTICE
PROFIL STUDI CASE CONTROL
INDIKASI CASE CONTROL
1. Melihat hubungan antara satu atau lebih faktor
risiko terdapat outcome tertentu. Contoh:
terdapat banyaknya faktor risiko penyebab
penyakit Tuberkulosis
ATRIBUT CASE
2. Untuk meneliti penyakit yang jarang/insiden
CONTROL STUDY
rendah Case definition & case population
3. Waktu cepat dan biaya murah Sampling kasus
4. Case control digunakan untuk melihat faktor Control definition & population
risiko kemudian dilanjutkan dengan desain studi Sampling kontrol
yang lebih besar, yakni cohort atau clinical trial Menentukan riwayat paparan
Analisis asosiasi
Identifikasi confounding
Cara meminimalisir confounding dan bias
COHORT STUDY DESIGN
HAL-HAL PENTING YANG HARUS
INTRODUCTION
DIPERHATIKAN SAAT PENELITIAN
Cohort: sebuah istilah yang bermakna sekelompok
Pemilihan Subjek orang yang memiliki karakteristik yang sama.
Menentukan Exposed Group: menentukan Contoh: cohort ibu hamil, cohort pengguna IUD, dan
tipe exposure feasibility, tingkat paparan lain-lain
Menentukan Unexposed Group Studi Cohort: sebuah desain penelitian observasional
Mengumpulkan Data di mana responden/subjek penelitian
Mengobservasi Outcome diklasifikasikan berdasarkan level risk
factor/exposure. lalu subjek tersebut di follow up
COMMUNITY BASED
Analisis: relative risk & attributable risk
Adanya Potensi Bias: selection bias, untuk mengetahui apa yang terjadi pada subjek
information bias/measurement error, PRACTICE tersebut.
confounding ADVANTAGES & LIMITATIONS
COHORT
JENIS PENELITIAN COHORT
Prospektif (Longitudinal Study): sumber data pada prospective
cohort study adalah interview, kuesioner, spesimen biologis,
imaging studies, dan rekam medis.
Retrospektif (Historical Study): sumber data pada retrospective
cohort study adalah kuesioner, employee record, rekam medis,
subject recall
INDIKASI
Bagus dikerjakan jika sudah
terdapat bukti adanya paparan atau
penyakit
Cohort mudah untuk diajak
berkomunikasi (follow up) dan
stabil
Memastikan memiliki biaya
penelitian yang banyak
CLINICAL TRIAL
CLINICAL TRIAL PHASE 3 DEFINISI CLINICAL TRIAL
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di fase 3, Studi eksperimental di mana peneliti
yakni sebagai berikut: memberikan intervensi kepada subjek
Subject selection Attrition
penelitiannya.
Randomisasi Ethical aspect
Blinding Analisis outcome RANDOMIZED TRIAL
1. Desain yang paling ideal untuk
PHASE OF CLINICAL TRIAL
mengetahui dan mengevaluasi efektivitas
Pre-clinical study: dilakukan kepada hewan di laboratorium
untuk mengetahui efek samping obat, vaksin, dan lain-lain
dan efek samping dari suatu intervensi
Clinical trial: dilakukan pada manusia. Adapun tahapan COMMUNITY BASED pada manusia
clinical trial terbagi atas 4 fase, yakni
1. Fase 1
PRACTICE 2. Mengevaluasi obat baru dan terapi
3. Mengevaluasi program baru di
2. Fase 2
3. Fase 3 ( Sudah melibatkan randomisasi) masyarakat, seperti program skrining dan
4. Fase 4 (Pos market study) deteksi dini
JENIS-JENIS EXPERIMENTAL STUDY STUDY GROUP & CONTROL GROUP
Adapun jenis-jenis experimental study: True (Murni),
Quasi (Semu), Clinical Trial, dan Community Trial

Anda mungkin juga menyukai