GAMBARAN RADIOLOGI
ILEUS OBSTRUKTIF DAN ILEUS PARALITIK
Oleh:
Ivana Olga, S.Ked 21360303
David Orlando Kristiono, S.Ked 21360306
Putri Aprinnisa Nurhakmah, S.Ked 21360323
Preseptor:
dr. Silman Hadori, Sp.Rad., MH.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Preseptor
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas referat ini dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi dengan judul
“Gambaran Radiologis Ileus Obstruktif Dan Ileus Paralitik”.
Kami menyadari bahwa penulisan referat ini tidak akan selesai tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. dr. Silman Hadori, Sp.Rad., MH.Kes., selaku pembimbing referat kami, yang
telah bersedia memberikan bimbingan, arahan, kritik, dan saran yang sangat
berharga kepada kami selama menyusun referat ini.
2. Teman-teman bagian radiologi yang telah banyak membantu dan mendukung
kami hingga akhirnya tersusunlah referat ini.
3. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan referat ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa dalam referat ini masih banyak terdapat kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun tentunya sangat kami harapkan. Semoga segala bantuan berupa nasehat,
motivasi, masukan, dan budi baik semua pihak akan mendapat rahmat, karunia, dan
pahal yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa, serta semoga referat ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak, khususnya di bagian Ilmu Radiologi.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Tujuan ...............................................................................................................3
1.3 Manfaat .............................................................................................................3
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Densitas Foto X-Ray ..................................................................................45
Tabel 2. Keuntungan dan Kerugian X-Ray ..............................................................45
Tabel 3. Densitas CT-Scan .......................................................................................57
Tabel 4. Keuntungan dan Kerugian CT-Scan...........................................................57
Tabel 5. Keuntungan dan Kerugian MRI .................................................................62
Tabel 6. Dilatasi Usus Halus dan Usus Besar ..........................................................75
vi
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Posisi Supine ...........................................................................................51
Gambar 2. Posisi Erect (1) .......................................................................................52
Gambar 3. Posisi Erect (2) .......................................................................................52
Gambar 4. Posisi Left Lateral Decubitus (LLD) ......................................................55
Gambar 5. Radioposisi CT-Scan ..............................................................................58
Gambar 6. Radioposisi MRI .....................................................................................62
Gambar 7. Hepar, Limpa, Pankreas..........................................................................67
Gambar 8. Sistem Kemih .........................................................................................68
Gambar 9. Vertebrae ................................................................................................68
Gambar 10. Lambung, Caecum, Kolon ....................................................................68
Gambar 11. Foto Polos Abdomen Normal ...............................................................69
Gambar 12. CT Abdomen Normal ...........................................................................71
Gambar 13. MRI Normal Potongan Axial ...............................................................72
Gambar 14 MRI Normal Potongan Coronal ............................................................72
Gambar 15. MRI Normal Potongan Coronal T1 ......................................................72
Gambar 16. MRI Normal Potongan Sagital .............................................................73
Gambar 17. Anatomi MRI........................................................................................73
Gambar 18. Usus Halus ............................................................................................75
Gambar 19. Usus Besar ............................................................................................75
Gambar 20. Supine Abdomen X-Ray .......................................................................76
Gambar 21. Erect Abdomen X-Ray .........................................................................76
Gambar 22. Dilatasi Kolon .......................................................................................77
Gambar 23. Supine Abdomen X-Ray .......................................................................79
Gambar 24. Erect Abdomen X-Ray .........................................................................79
Gambar 25. Ileus Paralitik ........................................................................................79
Gambar 26. Obstruksi Usus ......................................................................................80
Gambar 27. Dilatasi Loop Usus Halus .....................................................................80
Gambar 28. Ileus Obstruksi ......................................................................................80
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Ileus obstruktif letak tinggi atau obstruksi usus halus disebabkan oleh
berbagai proses patologis. Penyebab paling umum dari obstruksi usus halus di
Di Amerika Serikat, 15 dari setiap 100 rawat inap untuk nyeri perut
disebabkan oleh obstruksi usus halus, dengan 300.000 rawat inap setiap tahun.
etiologi yang lebih besar daripada neoplasia. Pembedahan yang paling erat
kaitannya dengan obstruksi usus halus adalah operasi usus buntu, operasi
Satu studi dari Kanada melaporkan frekuensi obstruksi usus halus yang
perbaikan hernia, dan usus buntu. Operasi perut bagian bawah dan panggul
tidak tercekik) atau tercekik. Obstruksi tercekik adalah keadaan darurat bedah.
perawatan pasien yang tepat karena sebanyak 40% pasien mengalami obstruksi
strangulasi. Obstruksi usus halus menyumbang 20% dari semua rawat inap
bedah akut.2
Ileus obstruktif letak rendah atau obstruksi usus besar merupakan kondisi
darurat yang memerlukan identifikasi dan intervensi dini. Hal ini penting untuk
identifikasi dan intervensi dini. Etiologi kondisi ini bergantung pada usia, dan
dapat diakibatkan oleh gangguan mekanis aliran isi usus atau dari pelebaran
usus besar tanpa adanya lesi anatomis (obstruksi semu). Penyebabnya antara
volvulus.3
Ileus paralitik atau adinamik ileus adalah keadaan di mana usus gagal
Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari
perut, toksin, dan obat–obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos
usus.1
1.2 Tujuan
secara radioposisi.
secara radioanatomi.
secara radiopatologi.
1.3 Manfaat
pendidikan dalam rangka melakukan suatu penelitian dan menjadi salah satu
gambaran radiologi ileus obstruktif dan ileus paralitik bagi tenaga kesehatan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
orang dewasa. Usus halus memiliki tiga bagian, yaitu duodenum, jejenum, dan
yang berbatasan langsung dengan kepala dan batas inferior dari tubuh
pankreas. Duodenum dibatasi dari pylorus lambung dan berakhir pada fleksura
semua bagian lain terletak di retroperitoneal sekunder. Jejunum dan ileum tidak
usus halus dan usus besar. Lipatan ini juga menjadi lebih sedikit pada bagian
jejunum dengan ileum adalah diameter yang lebih besar, dinding lebih tebal,
mesenterium lebih sedikit lemak, dan vasa recta yang lebih panjang. Pada
ileum terdapat kumpulan besar folikel limfe yang khas (pada pars terminalis
sejajar dengan arteri melalui nodi lymphodei mesenterici superior pada pangkal
dalam ductus thoracicus. Inervasi parasimpatis dan simpatis dari usus halus
Usus besar memiliki panjang sekitar 1,5 m dan dibagi secara anatomis ke
besar rektum adalah organ retroperitoneal sekunder, rektum distal dan kanalis
kanan.4
diameter yang lebih besar, disertai taenia: taenia libera, taenia mesocolica, dan
taenia omentalis. Usus besar juga memiliki haustra dan plika semilunares yang
kolon transversum diperdarahi oleh arteri colica dextra dan arteri colica media,
2.2.1 Definisi
Usus halus dan usus besar merupakan bagian terpanjang pada saluran
cerna. Ketika terjadi gangguan akan berefek pada nutrisi dan transport air akan
usus halus merupakan hambatan pasase usus yang terjadi pada usus halus
disebut sebagai obstruksi saluran cerna tinggi yang disertai pengeluaran cairan
yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah, closed loop obstruction terjadi
obstruksi letak tinggi yang mengenai usus halus dan letak rendah mengenai
usus besar atau keduanya. Pada obstruksi harus dibedakan lagi antara lain
obstruksi sebagian atau partial dan obstruksi total atau complete. Obstruksi
obstruksi total menghambat perjalanan semua isi usus. Tidak seperti obstruksi
Obstruksi usus halus lebih umum daripada obstruksi usus besar dan
2.2.2 Etiologi
paling umum dari obstruksi usus halus di negara–negara industri adalah dari
Diperkirakan sekitar dua dari tiga pasien dengan riwayat operasi abdomen
Penyebab ekstrinsik yang lebih jarang namun masih lazim terjadi adalah hernia
9
umbilikalis dan inguinalis. Hernia yang tidak bergejala pada akhirnya dapat
atau tidak dapat direduksi dapat berkembang menjadi obstruksi usus dan
dianggap sebagai kasus darurat bedah dengan usus yang tercekik atau
iskemik.9, 10
Penyebab lain dari obstruksi usus halus adalah penyakit intrinsik, yang
Penyakit Crohn adalah penyebab paling umum dari penyempitan yang terlihat
kurang umum. Proses ini terjadi ketika ada benda asing yang tertelan dan
dan tidak dapat lewat sehingga membentuk penghalang ke usus besar. Perlu
diketahui bahwa sebagian besar benda asing yang melewati sphincter pyloric
dapat melewati saluran pencernaan bagian distal. Obstruksi usus besar kurang
umum dan hanya menyebabkan sekitar 10–15% dari semua obstruksi usus. 8
striktur rektum, dan stenosis anus. Obstruksi kolon paling sering terlihat pada
kolon sigmoid.8
10
karsinoma kolon dan rektum di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka
radang kronis kolon, seperti kolitis ulserosa atau amuba kronis juga berisiko
tinggi. Faktor genetik kadang berperan walaupun jarang. Karsinoma kolon dan
rektum tipe polipoid tumbuh menonjol ke dalam lumen usus dan berbentuk
obstruksi.5
panjang dengan basis yang sempit, sedangkan pada volvulus sekum biasanya
dari mesenterium yang panjang dan sekum yang mobile atau tidak terfiksasi).5
2.2.3 Epidemiologi
Obstruksi usus halus mekanik adalah gangguan bedah usus halus yang
kasus obstruksi usus halus. Berbeda dengan obstruksi kolon, obstruksi usus
11
halus jarang disebabkan oleh neoplasma dengan angka kurang dari 3% kasus
disebabkan oleh neoplasma usus halus primer. Kanker usus halus lebih sering
disebabkan oleh kompresi ekstrinsik atau invasi oleh keganasan lanjut yang
timbul pada organ selain usus halus. Meskipun kelainan bawaan dapat
tidak terdeteksi, kemudian baru terdiagnosis untuk pertama kalinya pada pasien
diagnosis banding pasien dewasa dengan gejala akut atau kronis dari obstruksi
sebelumnya.11,12,13
Insiden obstruksi usus halus dan usus besar insiden obstruksi usus halus
dan usus besar pada pria dan wanita adalah sama. Faktor utama yang
perut disertai hernia, penyakit radang usus kronis, kanker usus besar atau
Ileus obstruktif lebih sering pada usus halus daripada usus besar, ileus
obstruktif lebih sering pada usus halus daripada usus besar dengan
sebelumnya (65%) atau hernia (15%), sedangkan ileus besar biasanya karena
kanker (70%) atau karena adhesi dan stenosis setelah diverkulitis berulang
(hingga 10%). Penyebab yang lebih jarang dari ileus usus besar, termasuk
2.2.4 Patofisiologi
Ileus mengarah pada akumulasi gas dan cairan pada tekanan intraluminal
dari pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi. Usus besar turut membantu
pencernaan dan bertanggung jawab untuk sintesis vitamin, penyerapan air, dan
patologis lokal serta sistemik. Obstruksi parsial atau komplit yang signifikan
teratasi mengakibatkan isi usus tidak dapat melewati distal. Dengan akumulasi
dan kontraksi dihambat (kontraksi yang dimulai di lambung dan usus halus
Aliran darah ke mukosa berkurang diikuti oleh ruptur kapiler dan infiltrasi
mesenterika menyebabkan oklusi vena dan arteri. Epitel usus sangat rentan
Perforasi dapat terjadi sebagai akibat dari nekrosis, iskemik atau karena
tekanan. Nekrosis tekanan dapat terjadi pada bagian di mana adhesi pita ketat
melewati usus, atau di mana batu empedu atau fecaloma yang terkena
sederhana, usus proksimal akan tampak berat, edematosa, dan bahkan sianosis.
gangguan elektrolit. Kehilangan volume lebih lanjut terjadi ketika isi usus
tertahan di bagian usus yang tersumbat, muntah, atau keluar di dinding usus
penyerapan air dan natrium berkurang dan sekresi luminal air, natrium, dan
kalium meningkat. Selain itu dapat terjadi edema dinding usus dan kebocoran
protein.15
usus terjadi. Eksudat cairan peritoneum berubah dari cairan bening seperti
flora bakteri. Penguraian bakteri pada isi usus yang terhenti menyebabkan
jaringan, translokasi usus bakteri dan racun, serta hasil akhir perforasi. 15
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pada obstruksi usus halus. Pada
Kehilangan cairan dan elektrolit di kolon berjalan lambat pada obstruksi distal
akibat dari fungsinya sebagai tempat penyimpanan feses yang secara relatif
adhesi post operasi atau terdapat hernia. Manifestasi klinis ileus dan derajat
Obstruksi usus besar dan halus memiliki banyak gejala yang tumpang tindih,
pada obstruksi usus halus nyeri perut digambarkan secara intermiten dan kolik
tetapi membaik dengan muntah, sedangkan nyeri yang terkait dengan obstruksi
usus besar terjadi terus menerus. Muntah pada pasien dengan obstruksi usus
halus cenderung lebih sering dengan volume yang lebih besar, disertai bilious,
yang berbeda dengan muntah pada obstruksi usus besar yang biasanya muncul
intermiten dan feculen. Selain itu, distensi ditandai dalam obstruksi usus besar
15
dengan obstipasi lebih sering terjadi. Dalam situasi tertentu obstruksi usus
besar akan meniru gejala obstruksi usus halus jika katup ileocecal tidak
kompeten.6, 8, 14
usus besar ke usus halus yang menghasilkan gejala obstruksi usus halus dan
hiperperistaltis berkala (kolik) yang disertai mual dan muntah, kram, kembung,
dan retensi tinja. Penderita akan tampak gelisah dan setelah defekasi satu–dua
Retensi tinja dan flatus merupakan manifestasi klasik dari ileus, mungkin tidak
muncul sampai beberapa hari kemudian. Berbeda dengan ileus usus halus yang
biasanya dimulai secara akut dengan gejala yang parah, ileus usus besar sering
Manifestasi utamanya adalah kembung (80%), kram (60%), dan retensi tinja
dan flatus (50%). Penyakit yang jelas sering didahului oleh fase lama dari
kebiasaan buang air besar yang berubah dan konstipasi yang memburuk. 6, 8, 14
2.2.6 Diagnosis
1. Anamnesis
kembung, muntah, tidak bisa flatus dan buang air besar, serta nyeri perut
16
2. Pemeriksaan fisik
Dapat menghasilkan bukti dari ileus mekanik. Secara khusus, bising usus
yang intensif adalah temuan klasik pada fase awal, sedangkan tanda peritoneal
biasanya tidak ada. Gambaran ini tidak spesifik, khususnya pada fase akhir
pemeriksaan colok dubur obstruksi rendah didapatkan ampulla rekti kolaps dan
3. Tes laboratorium
darah menilai gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Tidak ada tes
laboratorium khusus untuk penilaian ileus obstruktif dengan iskemia usus yang
0,57 ng/ml, diprediksi iskemia usus dengan probabilitas 83%, sedangkan nilai
berguna untuk mendeteksi cairan bebas atau hernia inkarserata. Metode ini
17
memainkan peran yang kurang penting dalam evaluasi ileus karena utilitasnya
Foto polos abdomen tidak mahal dan mudah didapat, tetapi juga relatif
tidak sensitif dan tidak spesifik. Foto polos direkomendasikan untuk pasien
yang secara klinis stabil, tidak memiliki bukti infeksi dan memiliki gejala yang
pemberian oral media kontras murni. Properti insidental penting dari studi
kontras adalah efek pencahar dari media kontras iodinat hipertonik. Sebuah
mempersingkat masa inap di rumah sakit. Foto polos abdomen 3 posisi sangat
dengan air fluid level dan pada bagian distal tidak terisi udara.14
Media kontras oral dan intravena lebih dari 90% sensitif dan spesifik
demikian, pada pasien muda yang stabil secara klinis dan lokasi
Kasus ileus usus besar yang jarang terjadi, kolonoskopi berguna sebagai
dilakukan.14
9. Evaluasi
pasien yang akurat, standar perawatan saat ini untuk mengkonfirmasi diagnosis
pada obstruksi usus halus dan besar adalah abdominal CT dengan kontras PO.
peningkatan asam laktat yang mungkin mengarah pada sepsis atau perforasi
19
awal perjalanan), kultur darah, atau tanda–tanda lain dari sepsis atau syok
septik. Meskipun asam laktat sering dilihat untuk menentukan apakah ada
tanda perforasi atau usus iskemik, perlu diketahui keadaan ini dapat normal
medis.8,16
2.2.7 Penatalaksanaan
intravena harus segera diberi untuk mengganti defisit volume dan memperbaiki
aspirasi. Obat analgesik dapat dimulai segera setelah pemeriksaan fisik awal.
kepada pasien dengan ileus parsial. Jika ada bukti klinis atau laboratorium
infeksi atau sepsis, antibiotik harus diberikan lebih awal, sesuai rekomendasi
tergantung pada etiologi dan keparahan obstruksi. Pasien yang stabil dengan
intervensi bedah segera atau darurat karena risiko iskemia yang meningkat.
tindakan suportif awal dan periode manajemen non–operatif yang lebih lama. 8
strangulasi, iskemia, tidak adanya transit konten usus dan tidak ada bukti klinis
abdomen akut. Untuk ileus obstruksi sebagian atau parsial, tingkat keberhasilan
dibutuhkan di bawah 5%. Jika ileus obstruksi total atau komplit dirawat secara
Indikasi untuk operasi jika faktor risiko berupa nyeri perut, Indikasi
untuk operasi jika faktor risiko berupa nyeri perut selama 4 hari atau lebih,
tanda peritoneum, protein C–reaktif >75 mg/l, leukosit >10 500 μL, >500 ml
diberikan untuk setiap kriteria yang dipenuhi. Skor 3 atau lebih hampir 70%
sensitif dan lebih dari 90% spesifik untuk bahaya strangulasi dan merupakan
Walaupun ileus usus kecil biasanya disebabkan oleh adhesi dan hampir
tiga perempat kasus dapat diobati secara konservatif, ileus usus besar biasanya
21
segera.18
2.2.8 Prognosis
Ketika obstruksi usus dikelola dengan cepat, dapat diperoleh hasil yang
baik. Secara umum, ketika obstruksi usus dikelola tanpa pembedahan, tingkat
2.3.1 Definisi
Ileus obstruktif letak tinggi atau obstruksi usus halus disebabkan oleh
berbagai proses patologis. Penyebab paling umum dari obstruksi usus halus di
Di Amerika Serikat, 15 dari setiap 100 rawat inap untuk nyeri perut
disebabkan oleh obstruksi usus halus, dengan 300.000 rawat inap setiap tahun.
etiologi yang lebih besar daripada neoplasia. Pembedahan yang paling erat
kaitannya dengan obstruksi usus halus adalah operasi usus buntu, operasi
Satu studi dari Kanada melaporkan frekuensi obstruksi usus halus yang
perbaikan hernia, dan usus buntu. Operasi perut bagian bawah dan panggul
tidak tercekik) atau tercekik. Obstruksi tercekik adalah keadaan darurat bedah.
perawatan pasien yang tepat karena sebanyak 40% pasien mengalami obstruksi
strangulasi. Obstruksi usus halus menyumbang 20% dari semua rawat inap
bedah akut.2
2.3.2 Etiologi
Penyebab paling umum dari obstruksi usus halus di negara maju adalah
dihasilkan.2
keganasan (10–20%), penyakit radang usus (5%), volvulus (3%), dan lain-lain.
penyebab (2%). Penyebab obstruksi usus halus pada pasien anak termasuk
Beberapa faktor risiko yang terkait dengan kejadian obstruksi usus halus,
atau keduanya, mungkin menjadi bagian dari riwayat medis pasien; riwayat
2.3.4 Patofisiologi
sekresi sel, menghasilkan lebih banyak akumulasi cairan. Hal ini, pada
obstruksi, dengan sering buang air besar dan flatus di awal perjalanannya.2
24
yang masif dari cairan, elektrolit, dan protein ke dalam lumen usus. Kehilangan
cairan dan dehidrasi yang terjadi mungkin parah dan berkontribusi pada
perlengketan dan terjadi ketika loop usus yang buncit terpuntir pada pedikel
Gejala obstruksi usus halus dapat dicirikan sebagai sebagian atau lengkap
atau tercekik. Gejala klasik mual, muntah, sakit perut, dan konstipasi jarang
terjadi pada semua kasus obstruksi usus halus. Nyeri perut yang berhubungan
dengan obstruksi usus halus sering digambarkan sebagai kram dan intermiten.
Tanpa pengobatan, sakit perut dapat meningkat sebagai akibat dari perforasi
usus dan iskemia. Oleh karena itu, memiliki kecurigaan klinis untuk kondisi ini
sangat penting untuk identifikasi dan intervensi dini. Lebih lanjut, presentasi
25
klinis pasien bervariasi dan tidak ada satu gejala klinis yang dapat
penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya flatus dan/atau feses dan muntah
adalah gejala yang paling umum. Penelitian lain menunjukkan bahwa nyeri
perut hadir di sebagian besar pasien yang ditemukan memiliki obstruksi usus
halus.2
Beberapa tanda dan gejala yang terkait dengan kejadian obstruksi usus
obstruksi usus halus; distensi perut (60%); dan demam dan takikardia, temuan
tercekik. Tidak ada gambaran klinis tunggal yang akurat untuk mendeteksi
laktat, leukositosis, dan adanya udara bebas dan pneumatosis coli merupakan
dapat meningkat sebagai akibat dari perforasi usus dan iskemia; oleh karena
itu, memiliki kecurigaan klinis untuk kondisi ini sangat penting untuk
identifikasi dan intervensi dini. Lebih lanjut, presentasi klinis pasien bervariasi
dan tidak ada satu gejala klinis yang dapat mengidentifikasi sebagian besar
tidak adanya flatus dan/atau feses dan muntah adalah gejala yang paling umum,
26
fisik yang paling sering. Penelitian lain menunjukkan bahwa nyeri perut hadir
komplikasi yang lebih serius (yaitu, nyeri konstan pada usus yang tercekik atau
iskemik).2
berikut: operasi perut atau panggul sebelumnya, terapi radiasi sebelumnya, atau
kemudian dari obstruksi usus halus; distensi perut (60%); dan demam dan
Distensi abdomen terjadi pada sekitar 60% pasien dengan obstruksi usus
halus. Usus halus duodenum atau proksimal memiliki distensi yang lebih
mengalami obstruksi. Bising usus hiperaktif terjadi lebih awal karena isi
Cari fitur berikut selama pemeriksaan dubur, seperti: darah kotor, yang
hernia obturator.2
2.3.6 Diagnosa
evaluasi obstruksi usus halus: kimia serum, jarang abnormal pada awal
penyakit kecuali karena muntah atau dehidrasi; kadar BUN atau kreatinin,
diperlukan, termasuk: tingkat fosfat; tingkat kreatin kinase; dan panel hati,
yang dicurigai obstruksi usus halus. Meskipun tidak sensitif, foto abdomen
tegak dapat membantu memperkuat diagnosis jika ditemukan adanya air fluid
28
komplikasi obstruksi usus halus yang tidak terlihat pada film polos, termasuk
total. Studi ini berguna ketika temuan radiografi polos normal dengan adanya
tanda-tanda klinis obstruksi usus halus atau ketika temuan radiografi polos
2.3.7 Pengelolaan
sebagai berikut:
memungkinkan)
29
menghilangkan obstruksi
harus nonoperatif
pasien dengan obstruksi usus halus lengkap, risiko strangulasi tinggi dan
intervensi bedah dini diperlukan. Laparoskopi telah terbukti aman dan efektif
2.3.8 Komplikasi
gejala/tanda, dan termasuk yang berikut ini: sepsis, karena translokasi bakteri
usus dari kerusakan jaringan; abses intra abdomen; dehiscence luka; aspirasi;
sindrom usus pendek (sebagai akibat dari beberapa operasi); serta cacat dan
Komplikasi jantung dan paru dapat terjadi akibat prosedur dan rawat
ruptur insisi, dan abses abdomen atau pembentukan fistula. Mereka termasuk
di rumah sakit; iskemia atau perforasi usus; peritonitis; cedera ginjal akut atau
2.3.9 Prognosis
obstruksi usus halus adalah baik. Obstruksi lengkap yang berhasil diobati
kematian pada 100% pasien. Jika operasi dilakukan dalam waktu 36 jam, angka
kematian menurun menjadi 8%. Angka kematian adalah 25% jika operasi
salah satu kelompok Norwegia, morbiditas dan mortalitas akibat obstruksi usus
halus menurun dari tahun 1961 hingga 1995; kematian dilaporkan sekitar 5%. 2
31
2.4.1 Definisi
Ileus obstruktif letak rendah atau obstruksi usus besar merupakan kondisi
darurat yang memerlukan identifikasi dan intervensi dini. Hal ini penting untuk
identifikasi dan intervensi dini. Etiologi kondisi ini bergantung pada usia, dan
dapat diakibatkan oleh gangguan mekanis aliran isi usus atau dari pelebaran
usus besar tanpa adanya lesi anatomis (obstruksi semu). Penyebabnya antara
volvulus.3
Hal ini penting untuk membedakan obstruksi kolon dari ileus dan untuk
berbeda.3
Obstruksi kolon lebih sering terjadi pada individu lanjut usia sebagai
konsekuensi dari insiden yang lebih tinggi dari neoplasma dan penyakit
penyebab lainnya pada populasi ini. Pada neonatus, obstruksi kolon dapat
juga dapat terjadi akibat ileus mekonium. Pada populasi anak, penyakit
2.4.2 Etiologi
Penyebab paling umum dari obstruksi usus besar adalah karsinoma kolon
dan volvulus. Sekitar 60% dari obstruksi usus besar mekanik disebabkan oleh
32
Penyebab paling umum dari kejadian obstruksi usus besar pada orang
kolon.3
yang mengganggu drainase vena dan aliran masuk arteri. Gejala kondisi ini
Volvulus biasanya terjadi pada orang tua yang lemah; pasien yang tinggal
kronis. Volvulus juga dapat terlihat selama kehamilan, paling sering terjadi
bahwa 5-16% dari semua intususepsi di dunia Barat terjadi pada orang dewasa.
33
Dua pertiga kasus intususepsi dewasa disebabkan oleh tumor. Dua jenis utama
Intususepsi enterokolik melibatkan usus halus dan usus besar. Ini terdiri
awal berada.3
2.4.3 Patofisiologi
sigmoid dan volvulus cecal juga merupakan penyebab potensial dari gangguan
ini.3
aliran darah vena dan arteri ke usus. Edema usus dan iskemia meningkatkan
usus.3
adanya katup ileosekal yang tertutup atau hernia inkarserata, proses ini dapat
dipercepat.3
34
Patofisiologi dari obstruksi semu kolon akut, atau sindrom Ogilvie, tidak
medis atau bedah. Jika tidak diobati, iskemia kolon atau perforasi dapat terjadi.
mengakibatkan akumulasi gas dan cairan di usus besar. Kolon kanan dan
sekum paling sering terlibat. Risiko perforasi untuk obstruksi semu kolon akut
keluhan utama pada pasien dengan obstruksi usus besar meliputi distensi
abdomen, mual, muntah, dan nyeri kram perut. Onset gejala yang tiba-tiba
katarsis jangka panjang, dan mengejan saat buang air besar menyiratkan
pinggang tidak pas. Riwayat nyeri perut kuadran kiri bawah berulang selama
iskemik.3
35
flatus dengan kubah rektum yang kosong (kecuali jika obstruksi ada di rektum).
tetapi terus mengeluarkan gas atau feses. Obstruksi parsial adalah kondisi yang
kurang mendesak.3
kolon, nyeri perut, anoreksia, dan, pada akhirnya, muntah feculent. Muntah
kolon sigmoid ke kandung kemih. Ini paling sering terlihat dalam pengaturan
lambat dan mungkin tidak menyebabkan muntah meskipun usus sangat buncit. 3
traumatis. Bunyi usus berkurang, dan kram perut lebih jarang terjadi. 3
Riwayat buang air besar, flatus, obstipasi, dan gejala terkait harus
diperoleh. Keluhan pada pasien dengan obstruksi usus besar dapat, meliputi
inkarserata3
besar. Bunyi usus mungkin normal pada awalnya tetapi biasanya menjadi
mengungkapkan nyeri tekan. Demam, nyeri tekan yang parah, dan kekakuan
perforasi.3
klinis sulit dibedakan. Tinja guaiac-positif dapat dilihat dengan karsinoma atau
divertikulitis.3
rektal. Massa atau kepenuhan perut dapat dipalpasi jika ada tumor di sekum.3
2.4.5 Diagnosa
penegakkan diagnosis ileus obstruktif usus besar, yaitu hitung darah lengkap
(CBC), hematokrit, waktu protombin (PT), kimia serum, serum laktat (jika
sebagai berikut:
kemampuan yang terakhir untuk memberikan gambar yang jauh lebih akurat
sebuah radiografi dada tegak berguna untuk menyaring udara bebas yang akan
menyarankan perforasi dan ileus daripada obstruksi. Radiografi perut datar dan
tegak dapat membantu membedakan sembelit parah dari obstruksi usus. Foto
polos juga dapat membantu melokalisasi lokasi obstruksi (usus besar vs usus
kecil).3
38
2. Computed tomography
Ini adalah modalitas pencitraan pilihan jika obstruksi kolon secara klinis
ileus, dan obstruksi usus halus, serta menyingkirkan obstruksi usus besar.
menunjukkan harapan untuk penilaian klinis motilitas lambung, usus kecil, dan
diperlukan.3
2.4.6 Pengelolaan
Terapi awal pada pasien dengan dugaan obstruksi usus besar meliputi,
terapi awal pada pasien dengan dugaan obstruksi usus besar meliputi resusitasi
volume, antibiotik spektrum luas pra operasi yang tepat, dan konsultasi bedah
tepat waktu.3
39
kolon yang parah dan muntah. Volume intravaskular pasien biasanya habis,
dan resusitasi cairan intravena (IVF) dini dengan saline isotonik atau larutan
obstruksi. Obstruksi loop tertutup, iskemia usus, dan volvulus adalah keadaan
darurat bedah.3
memadai atau cadangan tidak tersedia. Terapi awal pada pasien dengan dugaan
praoperasi yang tepat, konsultasi bedah tepat waktu, dan pertimbangan selang
Berikut ini adalah keadaan darurat pada pasien dengan kejadian obstruksi
usus besar yang memerlukan intervensi bedah, yakni penghalang loop tertutup,
jika memungkinkan.3
2.4.7 Komplikasi
yang berikut: perforasi; peritonitis akibat perforasi usus sekunder akibat usaha
yang terlalu berat untuk mengurangi volvulus atau intususepsi, atau usaha yang
tidak bijaksana untuk melebarkan atau memasang stent pada obstruksi kolon
yang tidak sesuai; sepsis lebih sering terlihat pada kasus di mana terjadi
2.4.8 Prognosis
obstruksi usus besar diobati dini, hasilnya umumnya baik. Kematian lebih
tinggi pada pasien yang mengalami iskemia usus atau perforasi. Setelah
Secara umum, mortalitas keseluruhan untuk obstruksi usus besar (adalah 20%,
yang meningkat menjadi 40% jika ada perforasi kolon. Mortalitas untuk
logam yang dapat diperluas sendiri untuk obstruksi kolorektal ganas pada 42
41
pasien usia lanjut sangat baik (97,6%), dengan stent yang lebih pendek
2.5.1 Definisi
Ileus paralitik atau adinamik ileus adalah keadaan di mana usus gagal
Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari
perut, toksin, dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos
usus.1
2.5.2 Etiologi
abdomen. Keadaan ini biasanya hanya berlangsung antara 24–72 jam. Beratnya
seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak dengan udara luar.
Pencemaran peritoneum oleh asam lambung, isi kolon, enzim pankreas, darah,
menimbulkan ileus paralitik yang berat. Demikian pula kelainan pada rongga
42
dada, seperti pneumonia paru bagian bawah, empiema, dan infark miokard
antihistamin.
lainnya.
5. Iskemia usus.1
pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan
dengan keluhan perut kembung pada ileus ibstruksi. Pasien ileus paralitik
mempunyai keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang
paroksismal.1
timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak
terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak
43
enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan
kadar elektrolit, ureum, glukosa darah, dan amilase. Foto abdomen sangat
lambung usus halus dan usus besar. Air fluid level ditemukan berupa suatu
gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda dengan air fluid level pada ileus
2.5.5 Pengelolaan
mengobati kausa atau penyakit primer dan pemberian nutrisi yang adekuat.
2.5.6 Prognosis
BAB III
GAMBARAN RADIOLOGI
3.1 Radioposisi
putih (radiopak).19
Keuntungan Kerugian
Biaya lebih murah Terdapat efek paparan sinar radiasi
Hanya menampilkan gambaran format 2
Cepat
dimensi
Sederhana Gambaran anatomi tampak tumpang tindih
Banyak tersedia
Tabel 2 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Foto X–Ray.19
foto polos abdomen juga merupakan pemeriksaan yang sangat penting pada
urinarius, saluran empedu, dan pankreas; benda asing radiopak pada saluran
lain–lainnya.1
yang bisa dipakai sebagai petunjuk untuk menegakkan diagnosis. Tetapi sering
dengan modalitas lain, seperti USG, CT, magnetic resonance imaging (MRI),
diagnosis ileus, pemeriksaan radiologik traktus digestivus dapat dibagi atas dua
kontras:
batu ginjal opak yang mengandung kalsium; batu pankreasl meteorismus; ileus;
pneumoperitoneum.20
digunakan, yaitu:
a. Kontras positif
alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam
berwarna putih, berat (karena barium mempunyai berat atom besar) dan tidak
larut dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam perbandingan tertentu
oleh pasien pada pemeriksaan esofagus, lambung, dan usus halus, atau
dimasukkan lewat klisma pada pemeriksaan kolon (lazim disebut juga enema).
oleh suspensi itu pada foto roentgen. Kontras positif lainnya yang lazim dipakai
ialah zat yang mengandung unsur jodium. Untuk pemeriksaan ginjal, kandung
b. Kontras negatif
negatif ialah udara, karena paling murah dan paling bagus, alamiah dan dapat
lebih rendah daripada CT abdomen, radiografi ini masih berperan sebagai tes
evaluasi awal gas usus dalam situasi yang darurat; evaluasi radioopak pada
saluran; evaluasi radioopak benda asing; evaluasi gas bebas intraperitoneal atau
intepretasi foto dapat dilakukan dengan lebih tepat. Sebaiknya foto polos
dilakukan dengan lebih tepat. Sebaiknya foto polos abdomen dilakukan dalam
posisi, agar intepretasi foto dapat dilakukan dengan lebih tepat. Sebagai foto
standar adalah foto abdomen polos posisi tidur terlentang (supine) dengan arah
sinar vertikal dan foto toraks posisi tegak (erect) dengan arah sinar horisontal.
Tetapi, pada kasus akut abdomen orang dewasa, dilakukan pemeriksaan dalam
Posisi pasien tidur terlentang, dengan arah sinar roentgen vertikal dari
anterior (AP), yang dinilai pada pameriksaan penunjang radiologi foto polos
a. Dinding abdomen, yang penting, yaitu lemak preperitoneal kanan dan kiri,
- Normal
- Kesuraman yang disebabkan oleh cairan di luar usus atau massa tumor. 19
mandiri atau sebagai bagian dari rangkaian akut abdomen, tergantung pada
pencitraan lainnya.21
atau troli
2. Pasien harus diganti dengan gaun rumah sakit, dengan item radiopak dilepas
3. Pasien harus bebas dari rotasi; kedua bahu dan pinggul berjarak sama dari
meja/troli
1. Proyeksi AP
4. Orientasi: potret
5. Ukuran detektor: 35 cm × 43 cm
7. SID: 100 cm
8. Kisi–kisi: ya21
2. Perut harus bebas dari rotasi dengan simetri dari: tulang rusuk, krista
1. Gambaran udara, cairan dalam usus, atau diluar usus, misalnya pada abses
pascaoperasi.21
3. Harus mencakup seluruh lebar melintang pasian jika mungkin, jika tidak,
1. Proyeksi PA
4. Orientasi: potret
7. SID: 100 cm
8. Kisi–kisi: ya21
4. Perut harus bebas dari rotasi dengan simetri dari: tulang rusuk, krista iliaka,
foramen obtutatrius
Posisi pasien tidur miring ke kiri (LLD), dengan arah sinar roentgen
lainnya, misalnya CT, tidak tersedia. Posisi yang paling berguna untuk
ileus.21
1. Pasien berbaring di sisi kiri LLD atau kanan right lateral decubitus (RLD).
Left lateral decubitus lebih disukai karena setiap gas intraperitoneal bebas
4. Rotasi bahu atau panggul harus diminimalkan, tetapi tidak sepenting pada
5. Pasien harus diganti dengan gaun rumah sakit, dengan item radiopak,
misalnya ikat pinggang dan resleting harus dilepas agar tidak mengganggu
1. Dekubitus lateral
kanan untuk rontgen LLD; di atas diafragma; inferior dari ramus pubis
inferior
4. Orientasi: potret
5. Ukuran detektor: 35 cm × 43 cm
7. SID: 100 cm
8. Kisi–kisi: ya21
abdomen lateral kanan dan kiri, diafragma kanan dan kiri, dan simfisis pubis.
lateral kanan dan kiri, diafragma kanan dan kiri, dan simfisis pubis. Batas–
batas foto harus mencakup seluruh abdomen, yaitu dinding abdomen lateral
kanan dan kiri, diafragma kanan dan kiri, dan simfisis pubis.1
bagi udara yang ada di dalam perut untuk naik sampai ke posisinya yang paling
55
tinggi. Misalnya jika ada perforasi usus, udara yang keluar ke rongga
peritoneum akan naik sampai di bawah diafragma. Untuk foto supine, kandung
pada organ apa yang diperiksa. Di klinis, sering dilakukan pemeriksaan dengan
abdomen.22
berputar di sekitar pasien pada potongan aksial dan sinar ini akan dideteksi oleh
1. Evaluasi nyeri abdomen, pinggang dan pelvis, massa ginjal dan adrenal,
2. Evaluasi keganasan primer atau sekunder, penyakit hepar difus dan sistem
enterografi.
6. Evaluasi trauma abdomen dan pelvis, obstruksi usus halus dan usus besar,
kelainan kongenital organ abdomen atau pelvis, pre atau post transpla.ntasi.
namun pemeriksaan ini harus dipertimbangkan pada pasien hamil atau diduga
hamil.1
yang dilaluinya. Nilai penyerapan dinyatakan pada skala +1000 unit untuk
57
Udara – 1000 HU
Lemak – 50 hingga – 100 HU
Air 0 HU
Otot + 10 hingga + 40 HU
Organ viseral + 20 hingga + 40 HU
Darah + 40 HU
Tulang + 1000 HU
Tabel 3 Beberapa Densitas Pada CT–Scan. 19
hitam daripada jaringan normal, misalnya infark otak. Isodens bila struktur
Keuntungan Kerugian
Biaya tinggi untuk peralatan dan
Memiliki resolusi kontras yang baik
pemindaian
Artefak tulang pada pemindaian otak
Memberikan detail anatomis yang tepat
menurunkan kualitas citra
Citra diagnostik dapat diperoleh dari pasien Menimbulkan radiasi ionisasi dosis tinggi
obesitas pada tiap pemeriksaan
Tabel 4 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan CT–Scan.19
perifer.21
pelayanan kesehatan: sumbatan usus; perforasi usus; kanker usus besar; dan
trauma intraabdomen.21
kesehatan: relatif cepat dan mudah diakses; temuan yang dapat dicetak
kembali; dan penilaian lengkap perut dan panggul. Batasan CT–Scan adalah
menggunakan radiasi pengion, risiko kanker akibat radiasi kira–kira 100 kali
lain, deteksi tumor ginjal termasuk vena renalis dan vena kava inferior,
4. Deteksi dan evaluasi tumor, batu kandung empedi, kelainan kongenital dan
pasien hamil.
mesentrial.
mengandung yodium.
60
9. Deteksi dan evaluasi lesi fokal di hepar, untuk melihat spesifikasi lesi
10. Evaluasi kelainan kongenital, infeksi, kelainan lain di hepar dan vaskular
termasuk Budd–Chiari.
11. Evaluasi kelainan di hepar pada pasien dengan kelainan hasil pemeriksaan
cochlear implants, clips, dll, serta klaustrofobia yang berat. Sampai saat ini
Prinsip dasar MRI adalah inti atom yang bergetar dalam medan magnit.
parameter biologik
5. Potongan yang dihasilkan dapat 3 dimensi (aksial, koronal, dan sagital) dan
malah banyak potongan dapat dibuat hanya dalam satu waktu (dapat
1. Alat mahal
3. Pasien yang mengandung metal tak dapat diperiksa terutama alat pacu
jantung, sedangkan pasien dengan wire dan stent maupun pen boleh
diperiksa
hipointens pada T1 dan menjadi hiperintens pada T2. Contoh, air hipointens
pada T1 dan menjadi hiperintens pada T2. Lemak atau darah hiperintens pada
yang digunakan atau yang terdapat di tubuh (contohnya, seperti alat bantu
Keuntungan Kerugian
Dapat mencitrakan pada bidang aksial,
Biaya operasional mahal
koronal, atau sagital
Non–ionisasi sehingga diyakini aman Citra yang kurang baik pada lapangan paru
3.2 Radioanatomi
obstruksi. Obstruksi mekanik usus halus ditandai oleh adanya udara dalam
usus halus, tetapi tidak terdapat di dalam kolon. Sedangkan obstruksi kolon
ditandai oleh adanya gas di seluruh kolon, tetapi sedikit atau tidak ada gas
dalam usus halus. Bila foto polos tidak memberikan kepastian diagnosis akhir,
Pada pemeriksaan radiologi dengan posisi tegak (erect) dan miring kekiri
(left lateral decubitus), tampak gambaran anak tangga (step ladder) dari usus
kecil yang berdilatasi dengan air fluid level.26 Dua air fluid level atau lebih
ileus. Foto radiografi polos abdomen bisa dikerjakan dalam posisi pasien
berbaring (supine). Untuk kasus tertentu dilakukan foto radiografi polos tiga
posisi yaitu posisi berbaring (supine), tegak (erect), dan miring kekiri (left
Foto polos abdomen pada posisi berbaring (supine), berdiri (erect), atau
lateral (left lateral decubitus) murah dan mudah didapat, tetapi memiliki
ada massa, dan terdapat peristaltik pasif. Lumen esofagus menyempit di tiga
tempat:
1. Postcricoid impression
rongga abdomen22
1. Area gastrika, yaitu area yang berupa penonjolan nodul–nodul kecil mukosa
Pada foto BNO posisi supine, fundus akan terlihat penuh dengan kontras,
pada foto BNO posisi prone, fundus akan terlihat kosong, sementara antrum
atau bulbus terlihat penuh kontras. Pada foto BNO posisi erect akan tampak
gambaran kontras yang mengisi bagian distal gaster dengan permukaan cairan
Pada gambaran radiologis duodenum, terdiri atas suatu ujung tertutup yang
66
letaknya tepat setelah pilorus. Hal ini karena normalnya sfingter duodenum
selalu tertutup. Karena barium melapisi bagian distal sfingter, duodenum jadi
tampak seperti berujung buntu yang disebut duodenal cap. Bagian berikutnya
vertebra. Bagian terakhir adalah pars horizontal, melintasi vertebra ke kiri dan
normalnya tampak pada double contrast. Papilla vatter biasanya tampak lusen
menonjol ke lumen di sisi medial pars descenden. Cap duodenum yang normal
barium, pola permukaan retikuler yang tampak seperti beludru mungkin dapat
dari akhir ileum sampai ke anus. Pada radiografi akan terlihat bagian haustra
sepanjang kolon. Mulai dari distal kolon desenden sampai sigmoid, haustra
Kaliber kolon berubah perlahan, mulai dari sekum (kurang lebih 8,5 cm)
sampai sigmoid (kurang lebih 2,5 cm). Panjang kolon sangat bervariasi utnuk
teratur yang dinamakan line inominata. Usus kecul berakhir di ileum terminal
dan memasuki kolon di daerah yang disebut regio iliosekal. Terkadang terlihat
Sekum terletak di bawah regio tersebut sepanjang kurang lebih 6,5 cm dan
67
lebar kurang lebih 8,5 cm. Normal sekum menunjukkan kontur yang rata dan
licin. Apendiks merupakan saluran mirip umbai cacing dengan panjang antara
sekum.22
dengan sigmoid sukar ditentukan, namun krista iliaka mungkin dapat dianggap
arah bawah sampai persambungan dengan sigmoid. Batas yang tegas antara
Gambar 7 (1) Hepar; (2) Limpa pink; (3) Pankreas garis putih putus-putus, pada
keadaan normal tidak terlihat.19
68
Gambar 8 (1) Ginjal kanan merah; (2) Ginjal kiri merah; (3, 4) Lokasi ureter kanan dan
kiri garis putih putus-putus, pada keadaan normal tidak tampak; (5) Vesika urinaria
orange (6); Gas dalam rektum hijau; (7, 8) Lokasi glandula adrenal kanan dan kiri garis
putih putus-putus, pada keadaan normal tidak tampak; (9) Lokasi kandung empedu
garis putih putus-putus, pada keadaan normal tidak tampak.19
Gambar 9 (1) Costa XII sinistra hijau muda; (2) Psoas line sinistra dan dextra merah;
(3) Corpus vertebra L3 biru muda; (4) Pedikulus vertebra L1 orange; (5) Prosesus
transversus L1-L5 dextra hitam; (6) Prosesus spinosus L4 cokelat; (7) Sakrum biru; (8)
Coccygeus pink tua; (9) Hemipelvis dextra kuning; (10) Sendi sakroiliaka dextra hijau;
(11) Femur dextra pink; (12) Femur sinistra ungu.19
Gambar 10 (1) Lambung; (2) Caecum; (3) Kolon ascendens; (4) Fleksura hepatika; (5)
Kolon transversum; (6) Fleksura splenica; (7) Kolon descendens; (8) Kolon
sigmoideum.19
69
Gambar 11 Foto Polos Abdomen Normal. Pola gas usus normal, tidak ada bukti dilatasi,
kolumna vertebralis, dan panggul tampak normal. Baik usus besar (merah) dan usus
kecil (biru) dapat dilihat, bayangan gas tidak bersebelahan, usus besar cenderung perifer
dan usus kecil cenderung sentral, usus besar cenderung memiliki k aliber lebih besar
daripada kecil.26
Kualitas foto x-ray abdomen yang baik ditentukan dari cakupan struktur
yang terlihat pada foto abdomen serta penetrasi (exposure) sinar x pada foto.
Foto x-ray abdomen yang baik seharusnya, foto x-ray abdomen yang baik
1. Tampak aspek superior dari hepar (1) dan limpa (2) harus terlihat pada
3. Simfisis pubis harus tampak jelas pada bagian-bagian bawah foto (4)19
70
Bila penetrasi sinar x kurang, maka akan menghasilkan foto yang terlihat
lebih putih. Bila penetrasi berlebihan, makan akan menghasilkan foto yang
tampak lebih hitam. Penetrasi adekuat adalah bila vertebra dapat terlihat
dengan jelas. Bila penetrasi kurang, maka intepretasi foto sangat sulit dan tidak
2. Bowel. Nilai ukuran usus, apakah kecil, normal, atau dilatasi. Nilai apakah
organ-organ abdomen, misalnya batu empedu, batu ginjal, batu ureter, dll.
4. Disability. Nilai organ dan tulang. Nilai struktur tulang dan vertebra, apakah
5. Everything else. Nilai basis paru, nilai apakah terdapat benda asing, nilai
misalnya DJ stent.19
aksial dan akan dideteksi detektor yang terletak dalam scanner tersebut juga.1
71
yang dilaluinya. Nilai penyerapan dinyatakan pada skala +1000 unit untuk
post processing.1
Prinsip dasar MRI adalah inti atom yang bergetar dalam medan magnit.
Gambar 17 Anatomi cross sectional MRI dengan keterangan sebagai berikut (1) Lobus
kanan hepar; (2) Lobus kiri hepar; (3) Paravertebral lobus kanan hepar gallbladder; (4)
Margin lateral spleen; (5) Margin posterior spleen; (6) Lobus caudate hepar; (7) Vena
cava inferior; (8) Angulus margin hepar lobus kiri; (9) Kelenjar adrenalin; (10) Ekor
pankreas; (11) Diameter; (12) Gallbledder; (13) Duktus hepatikus; (14) Caput pankreas;
(15) Corpus Pankreas; (16) Aorta abdominalis.26
hipointens pada T1 dan menjadi hiperintens pada T2. Lemak atau darah
hiperintens pada T1 dan T2. Kalsifikasi hipointens pada T1 dan T2.20 Setiap
jaringan mempunyai karakteristik yang khas pada T1 dan T2, sehingga bila ada
perbedaan intensitas dari jaringan normal, akan mudah diketahui bahwa hal
menunjukkan harapan untuk penilaian klinis motilitas lambung, usus kecil, dan
diperlukan.3
3.3 Radiopatologi
abdomen yang memerlukan tindakan segera. Pada kasus abdomen akut dewasa,
sebaiknya dilakukan foto polos abdomen dalam 3 posisi. Hal-hal yang dapat
atau paralitik
Pada individu normal, usus halus biasanya tidak tampak pada foto polos
abdomen. Bila usus halus mengalami dilatasi, maka usus halus dapat terlihat di
bagian sentral abdomen. Penyebab dilatasi usus halus, yaitu obstruksi mekanik,
usus besar. Bagian usus yang berada di proksimal dari obstruksi akan
75
mengalami dilatasi, sedangkan bagian usus yang berada di distal dari obstruksi
dua, yaitu ileus obstruksi letak tinggi atau usus halus dan ileus letak rendah
atau kolon.19
Gambar 18 Usus Halus. Gambaran Valvula Conniventes pada foto polos abdomen. 19
Gambar 19 Usus Besar. Gambaran Valvula Conniventes pada foto polos abdomen. 19
76
Ileus obstruksi terbagi menjadi dua, yaitu ileus obstruksi letak tinggi atau
usus halus dan ileus letak rendah atau kolon. Pada ileus obstruksi letak tinggi
atau obstruksi usus halus ditemukan pada ileus obstruksi letak tinggi atau
3. Pada foto tegak terdapat gambaran air fluid multipel (>3 loop)
4. Udara dalam kolon biasanya jarang atau tidak ada sama sekali
Gambar 20 Supine Abdomen X-Ray. Tampak dilatasi loop-loop usus halus di bagian
sentral abdomen dengan gambaran “Herring Bone Appearance”.19
Gambar 21 Erect Abdomen X-Ray. Tampak distensi loop-loop usus halus dengan
gambaran “Step Ladder Appearance”.19
77
apperance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel
yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena
Pada ileus obstruksi letak rendah atau obstruksi usus besar, ditemukan:
lama
4. Bila terdapat kecurigaan perforasi, lakukan foto tegak atau foto lateral
dekubitus19
kolaps usus di bagian distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang
78
dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak
gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga
disebut juga step ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam
usus halus yang terdistensi dan air fluid level yang panjang-panjang di kolon.22
1. Gambaran udara tampak pada seluruh usus, baik usus halus maupun kolon
3. Air fluid level lebih sedikit dibandingkan dengan ileus obstruksi. Bila ada,
Terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum. Terdapat
dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum. Penebalan dinding
appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel
dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi
berbentuk seperti tangga atau disebut juga step ladder appearance di usus
Gambar 23 Supine Abdomen X-Ray. Tampak udara pada usus halus dan kolon disertai
dilatasi seluruh usus.19
Gambar 24 Erect Abdomen X-Ray. Gambaran air fluid level yang berbentuk
memanjang.19
Foto polos abdomen pada posisi berdiri atau lateral murah dan mudah
resolusi yang terbatas. Pada pasien dengan gangguan usus kecil, pada foto
80
berkurangnya udara di usus besar. Pada pasien dengan gangguan usus besar
akan tampak dilatasi usus dengan dekompresi dari usus halus. Pada foto
abdomen posisi lateral dekubitus dapat terlihat gambaran air fluid level. Pada
foto abdomen posisi lateral dekubitus dapat terlihat gambaran air fluid level.
Temuan ini merupakan tanda penting adanya ileus obstruksi. Tanda dari
gambaran air fluid level, air fluid level dengan lebar 2,5 cm atau perbedaan air
Gambar 26 Obstruksi Usus. Tampak dilatasi segmen usus proksimal dan kolaps pada
usus distal. Multipel air fluid level yang jelas pada posisi berdiri.26
Gambar 29 Obstruksi Usus. Disertai nyeri perut yang parah dan muntah. Tampak
gambaran dilatasi usus halus pada supine dan multipel air fluid pada erect.26
Gambar 33 Obstruksi usus disebabkan hernia inguinal kiri, dilatasi lengkung usus di
tengah dengan lengkung usus yang menonjol di regio ingunal kiri.26
Media kontras oral dan intravena lebih dari 90% sensitif dan spesifik
komplikasi obstruksi usus halus yang tidak terlihat pada film polos, termasuk
Ini adalah modalitas pencitraan pilihan jika obstruksi kolon secara klinis
membedakan antara obstruksi parsial dan lengkap, ileus, dan obstruksi usus
halus.3
83
antara obstruksi parsial dan total, ileus, dan obstruksi usus halus, serta
komplikasi terkait.3
Gambar 34 Ileus Obstruksi. Tampak prestenotik dilatasi dari usus halus dan pelebaran
kaliber usus.26
Gambar 35 CT Scan Potongan Axial. Tampak dilatasi, gagal pengisian kontras pada loop
usus disertai dekompresi distal usus halus.26
84
Gambar 36 CT Scan dengan kontras pada potongan axial tampak obstruksi usus halus
pada wanita 44 tahun dengan karsinomatosis peritoneal.26
Gambar 37 Obstruksi letak tinggi atau obstruksi usus halus disebabkan adhesi. 26
demikian, pada pasien muda yang stabil secara klinis dan lokasi
MRI dapat dilakukan terhadap 3 potongan, yaitu aksial, koronal, dan sagital. 14
85
Gambar 39 Obstruksi Usus dan Kehamilan. Loop usus kecil yang melebar secara difus
menunjukkan obstruksi usus kecil. (1) Potongan T2 aksial; (2) Potongan T2 coronal.26
Gambar 40 Obstruksi usus halus kronis disebabkan polip. Massa membulat di ileum
distal dengan fekalisasi dan dilatasi ileum proksimal, massa dan kolaps di distal. (1)
Potongan T2 aksial; (2) Potongan T2 coronal.26
86
Gambar 41 Obstruksi usus halus kronis disebabkan polip. Massa membulat di ileum
distal dengan fekalisasi dan dilatasi ileum proksimal, massa dan kolaps di distal. (1)
Potongan T2 aksial saturasi lemak; (2) Potongan T1 coronal.26
A. Ileus Obstruktif Letak Tinggi atau Usus Halus Foto Polos Abdomen
Pada foto abdomen, ileus obstruktif letak tinggi atau ileus obstruktif usus
Pada foto tegak terdapat gambaran air fluid multipel (>3 loop)
Udara dalam kolon biasanya jarang atau tidak ada sama sekali
apperance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel
yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena
Gambar 43 A) Trias Rigler untuk ileus batu empedu: (1) Pneumobilia; (2) Obstruksi usus
kecil; (3) Batu empedu meyumbat usus halus bagian distal. B) Foto abdomen berbulan
yang lalu menunjukkan batu empedu di kuadran kanan atas.26
Gambar 44 Foto Abdomen Supine dan Erect. Dilatasi loop usus halus disertai multipel
air fluid level konsisten dengan obstruksi.26
88
Gambar 46 Obstruksi Usus Halus. Foto abdomen supine dan erect menunjukkan dilatasi
usus halus disertai air fluid level tipikal dan hilangnya udara di kolon dan usus bagian
distal.26
Gambar 47 Obstruksi Usus Halus. Temuan foto abdomen: dilatasi loop usus dan multipel
air fluid level di sentral abdomen.26
89
Gambar 48 Obstruksi Usus Halus. Multipel loop usus halus dipenuhi dengan gas dan
terdistensi ke sentral abdomen. Foto abdomen erect mendemonstrasikan multipel air
fluid level pada usus halus yang terdilatasi. Usus besar kolaps.26
Gambar 49 Obstruksi Usus Halus. Dilatasi loop usus halus disertai multipel air fluid level
konsisten dengan obstruksi.26
Gambar 50 Obstruksi Usus Halus High Grade. Beberapa loop usus halus yang terisi gas
melebar di perut bagian tengah. Usus besar kolaps.26
90
Gambar 51 Obstruksi usus halus disebabkan hernia femoral. Dilatasi usus halus distal,
sesuai dengan obstruksi usus halus.26
B. Ileus Obstruktif Letak Rendah atau Usus Besar Foto Polos Abdomen
Pada foto abdomen, ileus obstruktif letak rendah atau ileus obstruktif
lama
4. Bila terdapat kecurigaan perforasi, lakukan foto tegak atau foto lateral
dekubitus19
halus yang menebal dan menempel. Tampak gambaran air fluid level yang
appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi
Gambar 52 Obstruksi Usus Besar. Radiografi mengungkapkan loop usus kecil melebar
disertai multipel air fluid level, sugestif kemungkinan obstruksi usus distal. USG
menunjukkan dilatasi loop usus halus dan usus besar hingga kolon desendens distal. 26
Gambar 54 Obstruksi usus besar disebabkan kanker kolorektal. Dilatasi lengkung usus
halus dan usus besar ke daerah fleksura limpa pada proyeksi erect. Air fluid level di regio
kolon transversum distal pada proyeksi erect. Usus besar distal kolaps.26
92
Gambar 55 Obstruksi usus besar disebabkan fecolith. Distensi kolon besar dengan
transisi pada kolon desendens. Terdapat sebuah fecolith 4 cm di kiri tengah perut.26
digantikan oleh CT untuk menilai obstruksi usus. Meskipun temuan yang tepat
umum meliputi:
1. Titik transisi yang berbeda di mana kaliber usus berubah dari normal
menjadi abnormal
Gambar 56 Obstruksi usus halus sekunder disebabkan tumor cecal. Obstruksi usus kecil
dengan beberapa loop usus kecil yang melebar. Penyebabnya tercatat sebagai massa
cecal besar yang menyusup ke ileum terminal.26
Gambar 58 Obstruksi usus halus disebabkan adhesi. Distensi lengkung usus halus
proksimal (duodenum dan jejunum) dengan transisi mendadak ke segmen usus kaliber
normal. Adanya sejumlah kecil cairan bebas di peritoneum.26
94
Gambar 59 Obstruksi usus halus disebabkan adhesi (teranotasi). Distensi lengkung usus
halus proksimal (duodenum dan jejunum) dengan transisi mendadak ke segmen usus
kaliber normal. Adanya sejumlah kecil cairan bebas di peritoneum.26
Gambar 61 Usus halus terdistensi sampai setinggi katup ileosekal. Peningkatan massa di
sekum menutupi dan menghalangi katup ileocecal.26
95
Gambar 62 Usus halus terdistensi sampai setinggi katup ileosekal. Peningkatan massa di
sekum menutupi dan menghalangi katup ileocecal.26
digantikan oleh CT untuk menilai obstruksi usus. Meskipun temuan yang tepat
umum meliputi:
1. Titik transisi yang berbeda di mana kaliber usus berubah dari normal
menjadi abnormal
Gambar 65 Obstruksi usus besar disebabkan inkarserata mesentrika. Loop usus kecil
yang terdilatasi karena striktur di ileum terminal dengan adhesi lokal dan hernia
mesenterium inkarserata. B) Potongan axial.26
97
Gambar 67 Ileus Batu Empedu. A) Gas di kuadran kanan atas, dilatasi loop usus kecil
yang berisi gas. A) Potongan scout; B) Potongan axial.26
Gambar 70 Obstruksi Usus Halus. Beberapa loop udara yang sedikit terdilatasi dan usus
halus bagian tengah yang berisi cairan.26
Gambar 72 Obstruksi usus halus disebabkan hernia femoral. Obstruksi usus halus high
grade akut dengan titik transisi pada hernia femoral kiri. A) Potongan coronal; B)
Potongan sagital.26
1. Titik transisi yang berbeda di mana kaliber usus berubah dari normal
menjadi abnormal
Gambar 73 Obstruksi usus besar disebabkan fecolith. Obstruksi usus besar akibat fekolit
yang terimpaksi di kolon desendens. A) Potongan axial; B) Potongan coronal. 26
Gambar 74 Obstruksi usus besar disebabkan hernia insisional. Hernia dinding perut
anterior garis tengah mengandung lengkung usus besar, dengan dilatasi yang nyata dari
usus besar proksimal dari hernia. Usus besar distal kolaps. A) Potongan axial; B)
Potongan coronal.26
Gambar 75 Obstruksi usus besar disebabkan hernia insisional. Hernia dinding perut
anterior garis tengah mengandung lengkung usus besar, dengan dilatasi yang nyata
dari usus besar proksimal dari hernia. Usus besar distal kolaps. C) Potongan sagital. 26
101
Gambar 78 Obstruksi usus besar disebabkan kanker rektal. Usus besar terdistensi difus
dan berukuran 55x45mm. B) Potongan axial fase vena; C) Potongan axial fase delayed.26
Gambar 79 Obstruksi usus besar disebabkan kanker rektal. Usus besar terdistensi difus
dan berukuran 55x45mm. B) Potongan coronal; C) Potongan sagital. 26
paralitik akan ditemukan distensi lambung usus halus dan usus besar. Air fluid
level ditemukan berupa suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda
dengan air fluid level pada ileus obstruktif yang memberikan gambaran step
Gambar 81 Ileus paralitik disebabkan sepsis yang parah. Distensi gas umum dari loop
usus besar dan kecil tanpa transisi fokus. B) Potongan axial venous phase; C) Potongan
axial delayed.26
Gambar 82 Ileus Paralitik. Distensi loop usus yang ditandai dengan air fluid level. Tidak
ada bukti obstruksi mekanis. A) Scanogram; B) Potongan axial venous phase.26
104
Gambar 83 Ileus Paralitik. Distensi loop usus yang ditandai dengan air fluid level. Tidak
ada bukti obstruksi mekanis. C) Potongan coronal; D) Potongan sagital.26
BAB IV
KESIMPULAN
Pada foto abdomen, ileus obstruktif letak tinggi atau ileus obstruktif usus halus
akan ditemukan: usus halus terlihat berdilatasi di sentral (hearing bone appearance),
terdapat gambaran step ladder apperance, pada foto tegak terdapat gambaran air
fluid multipel (>3 loop), udara dalam kolon biasanya jarang atau tidak ada sama
iliocecal junction) dan kolaps usus di bagian distal sumbatan. Penebalan dinding usus
halus yang terdilatasi memberikan gambaran herring bone apperance, karena dua
dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra
(dari ikan), dan muskulus yang sirkuler menyerupai kostanya. Tampak gambaran air
fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step
ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang mengalami
distensi.22
Pada foto abdomen, ileus obstruktif letak rendah atau ileus obstruktif usus
besar akan ditemukan: usus besar terlihat berdilatasi di perifer, gambaran air fluid
level sedikit, tidak terdapat gambaran udara di rektum bila obstruksi sudah
berlangsung lama, dan bila terdapat kecurigaan perforasi, lakukan foto tegak atau
usus di bagian distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang mengalami
dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance karena dua dinding usus
106
halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus
yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga
distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-
pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena
cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air fluid level yang
panjang-panjang di kolon.22
Pada foto abdomen, ileus paralitik akan ditemukan: gambaran udara tampak
pada seluruh usus, baik usus halus maupun kolon; lambung seringkali ikut distensi;
air fluid level lebih sedikit dibandingkan dengan ileus obstruksi. Bila ada, biasanya
berbentuk memanjang; dan gambaran udara di rektum atau kolon masih tetap ada. 19
Terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum. Penebalan
dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone
appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel
membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan
gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen.
Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga
atau disebut juga step ladder appearance di usus halus dan air fluid level yang
panjang-panjang di kolon.22
Meskipun temuan yang tepat bervariasi dengan patologi yang mendasari dan
lokalisasi obstruksi, temuan umumm, eliputi: titik transisi yang berbeda di mana
kaliber usus berubah dari normal menjadi abnormal; lengkung usus yang melebar
proksimal ke titik transisi, di mana untuk usus halus >3,0 cm dan pada usus besar >5
cm; ambang ukuran usus kecil 2,5 cm meningkatkan sensitivitas untuk obstruksi usus
107
kecil parsial; kolaps atau usus kaliber normal distal ke titik transisi; penebalan
1. Setiati, S., et al., 2015 Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 2. Edisi 6. Jakarta:
InternaPublishing.
2. Ramnarine, M., Pantic, D., Talavera, F., Dronen, S. C., Sachter, J. J., Noble,
B. A., 2017. Small-bowel obstruction. America: Medscape.
3. Hopkins, C., Dronen, S. C., Anand, BS., Basson, M. D., Katz, J., Ochoa, J.
B., Sachter, J. J., Talavera, F., 2017. Large-bowel obstruction. America:
Medscape.
4. Paulsen, F., Waschke, J., 2010 Sobotta. Jilid 3. Edisi 23. Munchen: Elsevier
GmbH.
5. Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, JC., 2015. Buku ajar patologi robbins. Edisi
9. Singapore: Elsevier.
6. Sjamsuhidajat, R., 2014. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Indonesia: EGC.
7. Warsinggih, 218. Sistem trauma abdomen masalah dan penanganannya.
Makassar: Masagena Press.
8. Smith, DA., Nehring, SM., 2018. Bowel obstruction. 100:651. PubMed.
Google Scholar.
9. Ten, BRPG., Krielen, P., Di, SS., Coccolini, F., 2017. Bologna guidelines for
diagnosis and management of adhesive small bowel obstruction (asbo) 2017
update of the evidence-based guidelines from the world society of emergency
surgery asbo working group. World J Emerg Surg. 13:24.
10. Pavlidis, E., Kosmidis, C., Sapalidis, K., 2018. Small bowel obstruction as a
result of an obturator hernia: a rare cause and a challenging diagnosis. J
Surg Case Rep. Jul;(7):rjy161.
11. Andersen, P., Jensen KK., Erichsen, R., Froslev, T., Krarup, PM., Madsen,
MR., Laurberg, S., Iversen, LH., 2017. Nationwide population-based cohort
study to assess risk of surgery for adhesive small bowel obstruction following
open or laparoscopic rectal cancer resection. BJS Open. Apr;1(2):30-38.
12. Doshi, R., Desai, J., Shah, Y., Decter, D., Doshi, S., 2018. Incidence, features,
in-hospital outcomes and predictors of in-hospital mortality associated with
toxic megacolon hospitalizations in the united states. Intern Emerg Med.
Sep;13(6):881-887.
13. Brunicardi, FC., Andersen, DK., Billiar, TR., 2005. Schwartz’s principles of
surgery. 8th edition. America: McGraw Hill Medical Publishing Division.
14. Vilz, TO., Stoffels, B., Strassburg, C., 2017. Ileus in adult. Deutsches
Arzteblatt International. July;114(29-30):508-518.
15. Kulaylat, MN., Doerr, RJ., 2001. Surgical treatment: evidence-based and
problem-oriented. Munich: Zuckschwerdt.
16. Li, PH., Tee, YS., Fu, CY., Liao, CH., Wang, SY., Hsu, YP., Yeh, CN., Wu,
EH., 2018. The role of noncontrast ct in the evaluation of surgical abdomen
patients. Am Surg. Jun 01;84(6):1015-1021.
17. Schwenter, F., Poletti, PA., Platon, A., Perneger, T., Morel, P., Gervaz, P.,
2010. Clinicoradiological score for predicting the risk of strangulated small
bowel obstruction. Br J Surg. 97:1119-1125.
18. Keenan, JE., Turley, RS., McCoy, CC., Migaly, J., Shapiro, ML.,
Scarborough, JE., 2014. Trials of nonoperative management exceeding 3 days
are associated with increased morbidity in patients undergoing surgery for
uncomplicated adhesive small bowel obstruction. J Trauma Acute Care Surg.
PP:76:1367-1372.
19. Medical Mini Note Radiologi 20
20. Rasad, S., 2020. Radiologi diagnostik. Edisi Kedua. Indonesia: Universitas
Indonesia Publishing.
21. Bell, D. J., 2019. Gastrointestinal imaging: plain abdominal supine, erect,
left and right lateral decubitus; ct abdomen; mri. [radiopaedia.org].
22. Malueka, R. G., 2020. Radiologi diagnostik.
23. Fahrenhorst-Jones, T., 2021. Bowel obstruction. [radiopaedia.org].