Anda di halaman 1dari 32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT KAJIAN ISLAM DI DEMAK


DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR ISLAMI

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk Mencapai


Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

PERTIWI TRI HANDAYANI


I 0205101

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PUSAT KAJIAN ISLAM DI DEMAK


DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR ISLAMI

Disusun oleh :
PERTIWI TRI HANDAYANI
I 0205101

Menyetujui,
Surakarta, 1 Februari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

IR. SRI PURWANINGSIH IR. AGUS SANYOTO W.


NIP. 19460713 198003 2 001 NIP. 19550728 198503 1 001

Mengesahkan,

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur


Fakultas Teknik Fakultas Teknik

Ir. NOEGROHO DJARWANTI, MT IR. HARDIYATI, MT


NIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19561209 198601 2 001

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur atas kehadhirat Allah SWT yang
telah melimpahkan bagitu banyak rahmat, karunia, kemuliaan dan rizki yang tiada
hentinya. Atas kehendak-nya lah Tugas Akhir yang berjudul PUSAT KAJIAN ISLAM DI
DEMAK DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR ISLAMI ini dapat terselesaikan.

Dalam proses menyusun Tugas Akhir ini, penulis menyadari tidak mampu
melaksanakan sendiri tanpa adanya bantuan dan do’a restu dari berbagai pihak. Maka
dalam kesepatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada :

1. Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret
2. Ir. Hari Yuliarso, MT, selaku Dosen Pembimbing Akademik
3. Ir. Sri Purwaningsih, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir
4. Ir. Agus Sanyoto W, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir
5. Ir. Ahmad Farkhan, MT, selaku Dosen Penguji Tugas Akhir
6. Ir. M. Asrori, MT, selaku Dosen Penguji Tugas Akhir
7. Sri Yuliani, ST. M.App.Sc, Yosafat Winarto, ST, MT, Selaku Panitia Tugas
Akhir
8. BP3 Jawa Tengah dan Takmir Masjid Agung Demak
9. Semua Pihak yang telah terlibat dalam penulisan ini

Atas segala kekurangsempurnaan dalam Tugas Akhir ini, penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya namun semoga karya ini bisa menjadi sesuatu yang dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Surakarta, 31 Januari 2011

Penulis,

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN, TERUNTUK.......

Rabb… Tuhan Alam Semesta, atas takdir mu aku hidup….

Bapak & Bu’e, itsumo massaki ni ki ni suru jibun ja naku boku no karada de…

My brother, Lettu laut Eko Ibnu Hadi, SE. & My beloved sister, Eriana Meildawati, MSi.
terima kasih…. Amat sangat…

Mas Adit, Mba’ Win, Addin & Khansa welcome to our Family……

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
PERSEMBAHAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR BAGAN xvi
DAFTAR PUSTAKA xvii
LAMPIRAN xix

BAB I PENDAHULUAN
A. JUDUL 1
B. PENGERTIAN JUDUL 1
C. LATAR BELAKANG 2
1. Indonesia memiliki penduduk beragama Islam terbesar di Dunia 2
2. Masjid Agung Demak Sebagai World Heritage of Java 3
3. Usaha Pelestarian Warisan Budaya Islam 5
4. Arsitektur Islam sebagai ekspresi massa bangunan 6
5. Kebijakan Pemerintah tentang Cagar Budaya 7
6. Pengaruh Modernisasi dan Globalisasi 9
D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 11
1. Permasalahan 11
2. Persoalan 11
E. TUJUAN DAN SASARAN 12
1. Tujuan 12
2. Sasaran 12
F. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 12
1. Batasan 12
commit to user
2. Lingkup Pembahasan 12

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. METODE PEMBAHASAN 12
1. Main idea dan kutub-kutub kajian pembahasan 13
2. Eksplorasi 13
3. Menemukan Judul 16
H. SISTEMATIKA PENULISAN 16
I. POLA PIKIR 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. PUSAT KAJIAN 18
1. Pemahaman 18
2. Tugas & Fungsi 20
3. Jenis Kegiatan 22
4. Pelaku Kegiatan 23
B. PUSAT KAJIAN ISLAM 23
1. Pemahaman 23
2. Tugas & Fungsi 25
3. Jenis Kegiatan 27
4. Pelaku Kegiatan 31
C. ARSITEKTUR ISLAMI 32
1. Pemahaman 32
2. Konsep Arsitektur Islami 33
a. Prinsip pengingatan pada Tuhan 33
b. Prinsip Pengingatan Pada Ibadah dan Perjuangan 35
c. Prinsip Pengingatan Pada Kehidupan Setelah Kematian 37
d. Prinsip Kerendahan Hati 39
e. Prinsip Pengingatan akan Wakaf dan Kesejahteraan Publik 40
f. Prinsip Toleransi Kultural 42
g. Prinsip Pengingatan akan Kehidupan yang Berkelanjutan 44
h. Prinsip Keterbukaan 46
D. PRESEDEN 46
1. Jakarta Islamic Centre 46
2. Pondok Pesantren di Gontor 49
commit to user
3. Masjid Dian al Mahri 50

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Kesimpulan 52

BAB III TINJAUAN UMUM KOTA DEMAK DAN MASJID AGUNG DEMAK
A. TINJAUAN KOTA DEMAK 53
1. Kondisi Geografis 53
2. Kondisi dan Potensi Fisik 53
3. Kondisi dan Potensi Non Fisik 57
B. MASJID AGUNG DEMAK 62
1. Kondisi 62
a. Sejarah 62
b. Struktur Masjid 64
c. Fasilitas 65
2. Potensi 65
a. Aset Budaya & Pariwisata Nasional dan Internasional 65
b. Ponpes Sekitar Masjid Agung Demak 66
3. Rencana Konservasi Kawasan Alun-alun Demak 66

BAB IV DESKRIPSI PUSAT KAJIAN ISLAM YANG DI RENCANAKAN


A. APLIKASI ARSITEKTUR ISLAMI PADA BANGUNAN 70
1. Pengingatan kapada Tuhan 70
2. Prinsip Ibadah dan perjuangan 71
3. Prinsip Pengingatan Pada Kehidupan Setelah Kematian Rendah hati 71
4. Prinsip Kerendahan hati 72
5. Prinsip Pengingatan akan Wakaf dan Kesejahteraan Publik 72
6. Prinsip Toleransi cultural 73
7. Prinsip Pengingatan akan Kehidupan yang Berkelanjutan 73
8. Prinsip Keterbukaan 74
B. STRATEGI PEMANFAATAN KAWASAN MASJID AGUNG DEMAK 74
1. Sebagai Pusat Kegiatan Ibadah 74
2. Melestarikan Peniggalan Kerajaan Islam Demak 75
C. DESKRIPSI PUSAT KAJIAN ISLAM YANG DIRENCANAKAN 77
1. Gambaran Umum Proyek 77
commit to user
2. Orientasi, Fungsi, Tujuan Serta Lingkup dan Sasaran Pelayanan 78

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Pelaku Kegiatan 78
4. Macam Kegiatan & Fasilitas 79
5. Struktur Kelembagaan Yang direncanakan 81

BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT KAJIAN ISLAM


A. ANALISA KEGIATAN 82
1. Analisa Jenis Kegiatan 82
2. Analisa Pelaku Kegiatan 83
B. ANALISA RUANG 85
1. Analisa Kelompok Kegiatan & Kebutuhan Ruang 85
2. Analisa Persyaratan Ruang 88
3. Analisa Besaran Ruang 89
4. Analisa Hubungan Ruang 94
5. Analisa organisasi Ruang 95
6. Analisa komposisi ruang 95
C. ANALISA SITE 96
1. Potensi Site 96
2. Kendala Site 96
3. Analisa Pencapaian Site 96
4. Analisa Orientasi Site 98
5. Analisa Zonning 100
6. Analisa Sirkulasi 103
D. ANALISA BENTUK & TAMPILAN BANGUNAN 104
1. Lay Out Kawasan 104
2. Analisa Tampilan Bangunan 105
E. ANALISA SISTEM STRUKTUR & KONSTRUKSI 108
1. Struktur Arabesque 108
a. Struktur Multiunit 108
b. Struktur Berjalin 109
c. Struktur Berkembang 110
2. Analisa modul struktur 111
3. Analisa system struktur 112
commit to user
F. ANALISA SISTEM UTILITAS 115

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Jaringan air bersih 115


2. Jaringan air kotor 116
3. Jaringan listrik 117
4. Jaringan telekomunikasi dan tata suara 118
5. Jaringan AC 119
6. Jaringan pemadam kebakaran 120
7. System penangkal petir 121
8. Persyaratan ruang 122

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT KAJIAN ISLAM


A. KONSEP KEGIATAN 128
1. Jenis Kegiatan 128
2. Pelaku Kegiatan 128
B. KONSEP RUANG 129
1. Kelompok Kegiatan & Kebutuhan Ruang 129
2. Persyaratan Ruang 132
3. Besaran Ruang 132
4. Hubungan Ruang 136
5. Organisasi Ruang 137
6. Komposisi Ruang 137
C. KONSEP SITE 138
1. Eksisting Site 138
2. Pencapaian Site 138
3. Orientasi Site 139
4. Zonning 141
5. Sirkulasi 141
D. KONSEP BENTUK & TAMPILAN BANGUNAN 142
1. Konsep Lay Out Kawasan 142
2. Konsep Tampilan Bangunan 142
E. KONSEP STRUKTUR BANGUNAN 144
1. Struktur Arabesque 144
2. Modul struktur 144
commit to user
3. System struktur 144

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F. KONSEP UTILITAS BANGUNAN


1. Jaringan air bersih 145
2. Jaringan air kotor 145
3. Jaringan listrik 146
4. Jaringan telekomunikasi dan tata suara 147
5. Jaringan AC 147
6. Jaringan pemadam kebakaran 147
7. System penangkal petir 148
8. Persyaratan ruang 148

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi Kerajaan Islam Demak 4


Gambar 2. Peta Kekuasaan Kerajaan Demak 4
Gambar 3. Masjid Agung Demak 5
Gambar 4. Masjid Agung Demak 25
Gambar 5. Skema penelitian 29
Gambar 6. Ruang serbagunan JIC 34
Gambar 7. Ruang ibadah utama JIC 34
Gambar 8. Ruang Audiovisual 34
Gambar 9. Eksterior JIC 34
Gambar 10. Interior JIC 34
Gambar 11. Tampak depan Pondok Gontor 35
Gambar 12. Masjid dan ruang Sekolah Gontor 35
Gambar 13. Situasi Dian Al Mahri 36
Gambar 14. Masjid Dian Al Mahri 37
Gambar 15. Kegiatan Manasik di Dian Al Mahri 37
Gambar 16. Villa Dian Al Mahri 37
Gambar 17. Gedung serbaguna Dian Al Mahri 37
Gambar 18. Bangunan yang menyatu dengan alam 40
Gambar 19. Taj mahal 45
Gambar 20. Versailles 45
Gambar 21. Perancangan kota berlin oleh Hitler 46
Gambar 22. Forbidden City 46
Gambar 23. Tipologi masjid ditanah Arab 48
Gambar 24. Tipologi masjid di Afrika 48
Gambar 25. Tipologi masjid di Turki & Anatolia 48
Gambar 26. Tipologi masjid di Iran 49
Gambar 27. Tipologi masjid di India 49
Gambar 28. Tipologi masjid di Cina 49
Gambar 29. Tipologi masjid di Asia Tenggara 49
commit to user
Gambar 30. Gedung parlemen Jerman 52

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 31. Peta Demak 53


Gambar 32. Gerebeg besar 57
Gambar 33. Tradidi Syawalan 58
Gambar 34. Masjid Agung, Kirab pusaka & Tari Bedhaya 61
Gambar 35. Prasasti 62
Gambar 36. Soko Majapahit 62
Gambar 37. Pawestren 63
Gambar 38. Soko Tatal 63
Gambar 39. Kolam wudhu 63
Gambar 40. Menara 63
Gambar 41. Situasi kawasan MAD 65
Gambar 42. Pondok pesantren dekat MAD 66
Gambar 43. Rencana konservasi sekitar alun-alun Demak 67
Gambar 44. Zone rencana pengembangan jangka panjang MAD 68
Gambar 45. Sirkulasi rencana pengembangan jangka panjang MAD 68
Gambar 46. Site plan pengembangan jangka panjang MAD 69
Gambar 47. Sketsa pengembangan jangka panjang MAD 69
Gambar 48. Desain taman islami 70
Gambar 49. Desain taman islami 71
Gambar 50. Taj mahal 72
Gambar 51. Masjid Agung Demak 72
Gambar 52. Masjid Baiturrahman Aceh 73
Gambar 53. Masjid di Paris 73
Gambar 54. Masjid di China 73
Gambar 55. Masjid di Damaskus 73
Gambar 56. Eksterior Reichstag Berlin 74
Gambar 57. Interior Reichstag Berlin 74
Gambar 58. Masjid Agung Demak 75
Gambar 59. Situasi MAD 76
Gambar 60. Rencana Site 77
Gambar 61. Rencana Site Relokasi 77
Gambar 62. Kegiatan kajian commit to user 79

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 63. Kegiatan penelitian & lay out ruang rapat 79


Gambar 64. Kegiatan seminar 79
Gambar 65. Kegiatan diskusi 80
Gambar 66. Kegiatan pelatihan 80
Gambar 67. Analisa komposisi ruang 95
Gambar 68. Batasan site 96
Gambar 69. Fasilitas sekitar site 97
Gambar 70. Analisa pencapaian 98
Gambar 71. Tulisan Asma’ul Husna 99
Gambar 72. View keluar site 99
Gambar 73. View kedalam site 100
Gambar 74. Analisa kebisinga 101
Gambar 75. Pohon ketapang, filicium & palem 101
Gambar 76. Analisa matahari 102
Gambar 77. Sketsa barier pohon 102
Gambar 78. Analisa zoning 103
Gambar 79. Analisa sirkulasi 104
Gambar 80. Analisa lay out kawasan 105
Gambar 81. Unsure air & tanaman pada taman 105
Gambar 82. Prosentase taman pada site 106
Gambar 83. Situasi Masjid Agung Demak 107
Gambar 84. Makam & tempat bermuhasabah 107
Gambar 85. Masjid Agung Demak 107
Gambar 86. Sketsa tampilan bangunan 109
Gambar 87. Suq Isfahan 110
Gambar 88. Struktur Masjid Cordoba 111
Gambar 89. Struktur Hipostyle 112
Gambar 90. Pondasi sumuran 114
Gambar 91. Pondasi footplat 114
Gambar 92. Pondasi tiang pancang 114
Gambar 93. Struktur atap rangka 116
Gambar 94. Atap limas commit to user 116

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 95. Analisa system struktur 116


Gambar 96. Komposisi ruang 137
Gambar 97. Eksisting site 138
Gambar 98. Konsep pencapaian site 139
Gambar 99. View keluar site 140
Gambar 100. View kedalam site 140
Gambar 101. Konsep zoning 141
Gambar 102. Konsep sirkulasi 141
Gambar 103. Lay out kawasan 142
Gambar 104. Sketsa tampilan bangunan 143
Gambar 105. Sketsa struktur bangunan 144
Gambar 106. konsep air bersih 145
Gambar 107. Konsep jaringan air kotor 146
Gambar 108. Konsep sanitasi air hujan 146
Gambar 109. Jaringan listrik 147
Gambar 110. Konsep penempatan vegetasi 149
Gambar 111. System pengelolaan sampah 150

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebutuhan seting ruang sebagai wadah kelompok kegiatan 86


Tabel 2. Analisa persyaratan ruang 88
Tabel 3. Perhitungan kebutuhan ruang kelompok kegiatan penerimaan 89
Tabel 4. Perhitungan kebutuhan ruang kelompok kegiatan utama 90
Tabel 5. Perhitungan kebutuhan ruang kelompok kegiatan pengelolaan 90
Tabel 6. Perhitungan kebutuhan ruang kelompok kegiatan penunjang 91
Tabel 7. Perhitungan kebutuhan ruang kelompok kegiatan servis 92
Tabel 8. Rekapitulasi perhitungan kebutuhan ruang berdasarkan kelompok kegiatan 93
Tabel 9. Hubungan ruang 94
Tabel 10. Alternative pemilihan system pengamanan bahaya petir 122
Tabel 11. Kebutuhan seting ruang sebagai wadah kelompok kegiatan 129
Tabel 12. Analisa persyaratan ruang 131
Tabel 13. Kebutuhan ruang kelompok kegiatan penerimaan 131
Tabel 14. Kebutuhan ruang kelompok kegiatan utama 132
Tabel 15. Kebutuhan ruang kelompok kegiatan pengelolaan 132
Tabel 16. Kebutuhan ruang kelompok kegiatan penunjang 133
Tabel 17. Kebutuhan ruang kelompok kegiatan servis 134
Tabel 18. Rekapitulasi perhitungan kebutuhan ruang berdasarkan kelompok kegiatan 134
Tabel 19. Hubungan ruang 135

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Proses Pencarian Kebenaran 19


Bagan 2. Proses Kajian 19
Bagan 3. Struktur Pengurus JIC 33
Bagan 4. Struktur Kelembagaan 81
Bagan 5. Analisa organisasi ruang 95
Bagan 6. Up Feed Distribution 117
Bagan 7. Down Feed Distribution 117
Bagan 8. Analisa system sanitasi air kotor 118
Bagan 9. Analisa system sanitasi air hujan 118
Bagan 10. Analisa penyediaan listrik 119
Bagan 11. Analisa jaringan komunikasi 119
Bagan 12. Analisa system LAN 120
Bagan 13. Analisa pencahayaan bangunan 124
Bagan 14. Analisa system audio 127
Bagan 15. Analisa pengelolaan sampah 127
Bagan 16. Organisasi ruang 136
Bagan 17. Down feed distribution 145
Bagan 18. System sanitasi air kotor 145
Bagan 19. System sanitasi air hujan 146
Bagan 20. Konsep penyediaan listrik 146
Bagan 21. Konsep jaringan komunikasi 147
Bagan 22. Konsep system audio 149
Bagan 23. Konsep pengelolaan sampah 149

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL
Pusat Kajian Islam di Demak Dengan Penerapan Arsitektur Islami.

B. PENGERTIAN JUDUL
Kajian adalah proses, cara, kegiatan mengkaji, menelaah, memahami,
meneliti dan mempertimbangkan. (Yusuf Qardhawi).
Kajian adalah proses rasionalisasi dan pembuktian empirik terhadap
kepercayaan/ketidakpercayaan menjadi pemahaman/ilmu pengetahuan (Panji
Prabowo, Gamais ITB : 2008).
Kajian adalah suatu penelitian,penafsiran dan penilaian dengan kata lain
adalah "analysis", Mempelajari ilmu pengetahuan, mendalami dan memahami
serta membahas ilmu pengetahuan agar lebih dapat memahami suatu ilmu. Usaha
sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara
mendalam tentang seluk beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan.
Pusat Kajian Islam merupakan proses kegiatan kajian, penelitian, dan
kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya dalam rangka membahas dan mendiskusikan isu-
isu aktual di kalangan umat Islam Indonesia, terutama dalam persinggungan
mereka dengan proses transformasi sosial yang tengah berlangsung.
Pusat kajian islam di Demak merupakan salah satu wadah arsitektural
guna mengkaji ilmu pengetahuan (agama) islam yang dilengkapi dengan fasilitas
aula untuk kajian, fasilitas seminar, fasilitas pelatihan, diskusi, fasilitas museum,
fasilitas perpustakaan, fasilitas asrama dan fasilitas villa/penginapan. Fasilitas-
fasilitas yang ada disyaratkan memiliki standarisasi tertentu agar dapat mewadahi
aktivitas masyarakat muslim seluruhnya.
Pengembangan konsep yang dilakukan adalah konsep perjalanan
manusia menuju kesempurnaan akhlak yang terpuji. Pengadaan ruang kajian bagi
pengunjung merupakan satucommit to user
upaya untuk mencapai kesadaran berakhlak islami,

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sehingga para pengunjung dapat menjalankan ajaran islam dengan benar.


Masyarakat sekitar diupayakan dapat menikmati keberadaan bangunan pusat
kajian dengan menjadi pengunjung rutin pada setiap acara yang diadakan. Pusat
kajian islam selain digunakan untuk ibadah, pendidikan, pengkajian agama dan
penelitian, juga digunakan sebagai pagelaran pameran dengan museum sebagai
sarana penggalian sejarah masuknya islam di Indonesia.

C. LATAR BELAKANG MASALAH


Latar belakang masalah, antara lain :
1. Indonesia memiliki Penduduk beragama Islam terbesar di Dunia
Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250.000.000 hingga
1.400.000.000 umat Muslim yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah
tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia
Tenggara, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan Bangladesh.
Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia.
Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di
Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.
Berikut adalah sepuluh Negara dengan populasi muslim terbanyak di Dunia
dari hasil penelitian Pew Forum on Religion and Public Life, salah satu
lembaga survey terkemuka di Amerika Serikat yang diumumkan pada tanggal
7 Oktober 2009 :
a. Indonesia : 202.867.000 penduduk muslim
b. Pakistan : 174.082.000 penduduk muslim
c. India : 160.945.000 penduduk muslim
d. Banglades : 145.312.000 penduduk muslim
e. Mesir : 78.513.000 penduduk muslim
f. Nigeria : 78.056.000 penduduk muslim
g. Iran : 73.777.000 penduduk muslim
h. Turki : 73.619.000 penduduk muslim
i. Aljazair : 34.199.000 penduduk muslim
j. Maroko : 31.993.000 penduduk muslim
Indonesia, negara yang dianggap paling toleran, memiliki penduduk
commit to user
Muslim terbanyak yaitu hampir dua ratus tiga juta muslim, atau tiga belas

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

persen dari total Muslim dunia. Dua pertiga Muslim dunia tinggal di sepuluh
negara. Enam di Asia: Indonesia, Pakistan, India, Banglades, Iran dan Turki.
Tiga di Afrika Utara yaitu Mesir, Aljazair dan Maroko. Satu di sub-Sahara
Afrika, Nigeria. Hampir dua dari tiga Muslim dunia tinggal di Asia, menyebar
dari Turki hingga Indonesia.
Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai dua koma sembilan
persen per tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai
dua koma tiga persen pertahun. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama
dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa
pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran
di banyak negara Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka
kelahiran tertinggi di dunia adalah negara dengan mayoritas Muslim. Namun
belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka
kelahiran negara Muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat.
(Sumber : Islam Basics; About Islam and American Muslim, Council on
American-Islamic Relations (CAIR), Copyright © 2007).
Indonesia yang memiliki jumlah penduduk beragama islam terbesar di
Dunia, memerlukan sebuah wadah yang dapat dijadikan sebagai pusat
mengkaji islam secara menyeluruh. Pusat kajian islam merupakan wadah
yang tepat untuk mewadahi aktivitas masyarakat muslim seluruhnya.
2. Tinjauan historis kota Demak
Kota demak merupakan kota Islam tertua di Jawa Tengah. Dikota
demak ini salah satu kerajaan Islam tertua diJawa berdiri. Kesultanan Demak
atau Kesultanan Demak Bintara adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang
didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478. Kesultanan ini sebelumnya
merupakan keadipatian (kadipaten) dari kerajaan Majapahit, dan tercatat
menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada
umumnya. Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai pada abad XV
(1400-1425 M) dipelopori oleh Wali Sanga.

commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gb.1 Peta Lokasi Kerajaan Demak


sumber : Solichin Salam, 1960

Gb.2 Peta Kekuasaan Kerajaan Demak


sumber : Solichin Salam, 1960

Daerah Kekuasaan Demak


Daerah Kekuasaan Kerajaan Hindu(Pajajaran, Blambangan)
Pelabuhan milik Demak banyak yang ramai,seperti Jepara, Tuban,
Gresik, dan Jaratan. Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak
dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau
Jawa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri
dengan melakukan penyerangan terhadap Majapahit.Setelah Majapahit
hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa
dengan rajanya yaitu Raden Patah. Kerajaan Demak secara geografis terletak
di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara
sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria.
(sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai
Lusi). Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan
commit to user
Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara


akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.
Kota Demak memiliki ciri khas dan latar belakang sejarah yang sangat
menarik yaitu sebagai sarana masuknya Islam pertama kali di Jawa, pernah
berdiri Kerajaan Islam pertama di Jawa, mayoritas berpenduduk muslim dan
suasana kota demak yang religious sangat tepat untuk didirikan pusat kajian
islam.
3. Masjid Agung Demak sebagai World Islamic Heritage of Java

Gb.3 Masjid Agung Demak


sumber : Museum MAD
Salah satu peningalan dari kerajaan Islam Demak yang masih dapat
kita lihat adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak merupakan
kompleks masjid dan makam yang menunjukan cirri masjid kuno diIndonesia .
Masjid Agung Demak/Great Mosque of Demak (UNESCO World Heritage,
1995) sebagai Warisan Budaya Islam di Jawa. Demak merupakan kerajaan
Islam pertama dipulau jawa dengan rajanya Raden Fatah. Disamping sebagai
pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama
Islam dipulau Jawa. Bukti peninggalan sejarah masih berdiri dengan kokoh
sampai sekarang, yaitu Masjid Agung Demak.
Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai pada abad XV dan
dipelopori oleh Wali Sanga, bahkan salah satu wali tersebut bermukim sampai
akhir hayatnya dan dimakamkan di Kadilangu Demak, yaitu Sunan Kalijaga.
Menurut cerita, Kadilangu semula adalah daerah perdikan sebagai anugrah
dari Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya dalam
mengembangkan agama Islam dan memajukan kerajaan Demak.
Masjid Agung Demak merupakan salah satu benda cagar budaya
yang memiliki nilai historis dan arkeologis
commit to user yang penting, didirikan pada abad

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15 M yaitu masa munculnya kerajaan Islam di pulau Jawa dan mewakili corak
seni bangunan yang khas bagi sejarah seni bangunan di Indonesia. Menurut
International commission for the preservation of Islamic Heritage dari OKI,
Masjid Agung Demak merupakan salah satu bangunan terpenting di Asia
Tenggara. Warisan yang ada di setiap kota di dunia memiliki arti penting yang
berbeda bagi penduduk kota itu sendiri, penduduk di negara di mana sebuah
kota berada, atau bahkan bagi dunia..
Warisan budaya Islam (Masjid Agung Demak) di Demak kini mulai dilupakan
seiring dengan perkembangan zaman, usaha pelestarian dilakukan dengan cara
pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya islam yang ada. Salah satu upaya
untuk melestarikan Masjid Agung Demak adalah dengan mendirikan Pusat Kajian
Islam yang dapat melengkapi keberadaan warisan budaya islam tersebut.
4. Arsitektur Islami sebagai ekspresi massa bangunan
Arsitektur Islami berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular
maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai
saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam
yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan arsitektur Islam adalah mesjid, makam, istana dan benteng
yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas terhadap peradaban
umat manusia.
Pada tahun 630 M, Nabi Muhammad beserta tentaranya berhasil
menaklukkan Makkah dari suku Quraish. Pada masa ini bangunan suci Ka'bah
dilaksanakan sebelum Muhammad menjadi Rasul. Bangunan suci Ka'bah
inilah yang menjadi cikal bakal dari arsitektur Islam. Dahulu sebelum Islam,
dinding Ka'bah dihiasi oleh beragam gambar seperti gambar nabi Isa,
Maryam, Ibrahim, berhala, dan beberapa pepohonan. Ajaran yang muncul
belakangan, terutama berasal dari Al Qur'an, akhirnya melarang penggunaan
simbol-simbol yang menggambarkan makhluk hidup terutama manusia dan
binatang.
Arsitektur Islami berkembang berangkat dari tradisi yang telah
berabad-abad lalu sejak 632M sepeninggal nabi Muhammad SAW,
penyebarannya dari Jazirah Arab hingga Andalusia (Spanyol) dan dari
commit to user
Samarkand hingga Malaka dan Demak (Indonesia). Maka dengan

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

keanekargaman bentuk dari berbagai bangsa, yang masing-masing


menerapkan budaya arsitektur setempat, arsitektur Islam menjadi sangat
berwarna. Arsitektur Islami di berbagai bangsa melambangkan tradisi, budaya
dan kesenian daerah setempat dengan tetap menjaga aturan dalam Islam
yang dipegang teguh. Saat bangunan merespon apa yang sudah ada di
lingkungannya sendiri (cultural dan fungsional), hal ini akan membuatnya
menyatu dengan daerah tersebut dan tidak akan menjadi sesuatu yang asing.
Arsitektur islami merupakan suatu arsitektur yang dilandasi dengan
pemikiran/pemahaman dan praktik agama islam yang bertujuan untuk
melayani tujuan pengajaran islam (kamil khan mumtaz dalam Nangkula
Utaberta,2006).
Dalam Alqur’an sebagai sumber agama islam sendiri tidak ada ayat
khusus yang membahas mengenai arsitektur/bangunan. Akibatnya, terdapat
berbagai corak arsitektur islam sebagai hasil upaya berpikir manusia dalam
menterjemahkan sesuatu. Corak arsitektur islam ini lebih tepat disebut
sebagai kebudayaan islami akibat hasil olah akal, rasa dan karsa manusia
muslim.
Dengan demikian Arsitektur Islami merupakan seni merancang
bangun dengan memperhatikan struktur yang fungsional serta memenuhi
kaidah estetika Islami, suatu kaidah yang bertolak dari pengakuan akan
keesaan Allah SWT. Arsitektur Islami sebagai ekspresi bentuk dan
penampilan bangunan pusat kajian Islam diharapkan dapat
menginterpretasikan konsep perencanaan dan perancangan pusat kajian yang
islami.
5. Kebijakan Pemerintah tentang Benda Cagar Budaya
Dalam mendirikan suatu bangunan dikawasan Cagar budaya,
terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kawasan
benda cagar budaya yang wajib di patuhi. Peraturan tersebut antara lain :
a. UU RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Bendas Cagar Budaya
Peraturan dan Undang-undang yang pertama kali melandasi
kebijakan konservasi lingkungan/ bangunan bersejarah dibuat pada tahun
1882, dalam ‘Ancient to userAct’, diambil dari Dobby, A, 1978:5,
Monuments
commit

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam Sidharta & Eko Budihardjo, 1989:9 Di Indonesia, peraturan yang


berkaitan dengan perlindungan bangunan kuno adalah UU No 5 Tahun
1992 tentang Cagar Budaya. Awalnya konsep konservasi terbatas pada
pelestarian monumen (lazim disebut ‘preservasi’). Konsep tersebut
diimplementasikan dengan mengembalikan/ menjadikan monumen
tersebut persis keadaan semula.
Pada pasal 1 (1) yang dimaksud benda cagar budaya adalah :
1) Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yangberupa
kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya,
yangberumur sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) tahun, atau
mewakili masa gaya yangkhas dan mewakili masa gaya sekurang-
kurangnya 50 (lima puluh) tahun, sertadianggap mempunyai nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dankebudayaan;
2) Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah,
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Pasal 2 “Perlindungan benda cagar budaya dan situs bertujuan
melestarikan dan memanfaatkannya untuk memajukan kebudayaan
nasional Indonesia.”
b. UU RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penetapan Kawasan Cagar Budaya
UU RI No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang menyebutkan
bahwa salah satu tujuan penataan ruang adalah untuk terselenggaranya
pengaturan pemanfaatan ruang kawasan dan kawasan budi daya (Bab II,
Pasal 3). Penataan kawasan yang dimaksud disini adalah penataan
kawasan lindung dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumberdaya buatan, perlu diprogramkan penataan
kawasan sumberdaya arkeologi baik untuk pelestarian maupun
pemanfaatanya misal pariwisata, ilmu pengetahuan, dan social ekonomi.
Kawasan cagar budaya adalah bagian dari kawasan lindung yang
secara tersirat tertuang dalam UU RI No. 24 tahun 1992 pada pasal 1 (6),
“kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam da sumberdaya buatan”.
commit Pasal 1 (7) menjelaskan pula bahwa
to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

“kelestarian lingkungan hidup mencakup pula sumberdaya alam dan


sumberdaya buatan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya bangsa.
Daerah-daerah di Demak yang perlu penataan kawasan menurut
BP3 Jateng adalah :
1) Kelurahan Bintoro (kompleks kampong Kauman, Masjid Agung
Demak dan makam Raden Patah serta raja-raja Demak lainya)
2) Bangunan-bangunan tradisional jawa dikampung Tanubayan
3) Kampong Pecinan dan situs Bukit Krapyak
4) Kelurahan Kadilangu (kompleks Masjid Kadilangu dan makam sunan
Kalijaga)
5) Kelurahan Mangunjiwan (kompleks makam Astono Gedong)
6) Bangunan Eropa di Jalan Stasiun Demak.
Penetapan kawasan cagar budaya tersebut meliputi wilayah-
wilayah yang memiliki sumberdaya arkeologi terutama bangunan kuno
atau monumenbaik monument mati ( dead monument) maupun
monument hidup (Living monument). Living monument adalah bangunan
kuno yang masih berfungsi seperti fungsinya semula. Dalam hal ini Masjid
Agung Demak termasuk Living monument.
6. Pengaruh Modernisasi dan Globalisasi
Modernisasi dan Globalisasi sebagai suatu proses mendunia yang
ditandai dengan semakin hilangnya batas-batas dunia (a borderlles world: one
world, different but never divide), tidak lepas dari perkembangan pemikiran
manusia. Perubahan dunia, termasuk masyarakat dan kebudayaannya,
menurut Barbara Ward (1960) lebih banyak disebabkan oleh pemikiran dari
pada gerakan demontrasi. Pemikiran manusia yang terus mengalir dan
disertai dengan inovasi telah mampu merubah dunia dan peradaban manusia.
Arus modernisasi dan globalisasi, yang disertai pergeseran bentuk-
bentuk rasionalitas dan solidaritas yang diselipkan kedalam bentuk pemikiran.
Pola pikir yang salah menyebabkan problem-problem sosial yang dihadapi
umat Islam berkembang semakin kompleks dan kerap membuka peluang bagi
munculnya masalah-masalah baru yang sebelumnya tak terpikirkan. Akibat
Modernisasi dan Globalisasi
committerhadap
to user masyarakat muslim di Indonesia

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berdampak positif dan negative, dampak yang ditimbulkan adalah sebagai


berikut :
a. Pengaruh Positif Modernisasi dan Globalisasi
Pesatnya pertumbuhan jumlah pemeluk agama islam di dunia
tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi dan informatika yang
sangat besar terhadap perkembangan dakwah. Semakin dipercayanya
kebudayaan Indonesia oleh dunia luar dengan adanya kemajuan teknologi
internet, kita dapat mengakses dan mempublikasikan kebudayaan dalam
negeri dan mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga
dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi
adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan
bangsa. Masyarakat yang semakin maju dan adanya perkembangan
teknologi dan informatika, Masjid Agung Demak dapat lebih dikenal oleh
masyarakat internasional pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada
khususnya.
b. Pengaruh Negatif Modernisasi dan Globalisasi
Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-
unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak
serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Dengan terbukanya
cakrawala dunia yang menembus ruang dan waktu, perang budaya dan
ideologi (ghazwu al-fikri) yang menyababkan dekadensi moral menjadi
keniscayaan tersendiri. Bangsa yang ramah, santun dan religius bisa
manjadi sebaliknya.
Ketertinggalan yang terlihat adalah ketertinggalan alam pikiran
dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama
terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola
pendidikan yang bermutu dan terorganisir dengan baik.
Masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di pusat
perbelanjaan (mall) dari pada belajar agama, ataupun berkunjung
ketempat-tempat wisata religious seperti Masjid Agung Demak. Minat
masyarakat kebanyakan lebihtobersifat
commit user menghibur serta hal-hal yang efektif

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan efisien. Mempelajari ilmu agama sudah bukan menjadi prioritas utama
pendidikan paling mendasar dalam kehidupan, karena bergesernya pola
pikir yang dipengaruhi oleh berbagai media yang tidak berapreasiasi pada
islam.

Semakin berkembangnya modernisasi dan globalisasi di Indonesia


diharapkan mampu ditanggapi oleh masyarakat secara positif sehingga tidak
ada pergeseran nilai, norma dan pemikiran masyarakat akan pentingnya
melestarikan peninggalan budaya (Masjid Agung Demak) dan mempelajari
ilmu agama. agama. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk
mendukung publikasi dan informasi tentang kegiatan dalam pusat kajian.
Salah satu manfaat positif dari perkembangan teknologi bahan
misalnya dapat mendukung pembangunan pusat kajian yang lebih efektif dan
efisien. Pusat kajian islam dalam menanggapi isu-isu global dan pemberitaan
negative tentang islam yang sangat cepat diterima masyarakat dimaksudkan
dapat meredam reaksi-reaksi yang timbul dengan cara memberikan
pemahaman kepada masyarakat muslim tentang islam yang sebenar-
benarnya.

D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN


1. Permasalahan
Bagaimana merencanakan dan merancang suatu bangunan Pusat
Kajian Islam sebagai wadah kegiatan kajian, penelitian, pelatihan, seminar,
diskusi, penginapan, perpustakaan dan museum dengan penerapan Arsitektur
Islami.
2. Persoalan
Bagaimana merumuskan konsep Pusat Kajian Islam di Demak
dengan penerapan Arsitektur Islami, yang memiliki persoalan sebagai berikut :
a. Bagaimana menentukan site pusat kajian islam.
b. Bagaimana menentukan pelaku dan jenis kegiatan didalam bangunan
pusat kajian.

commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Bagaimana pembagian zona kegiatan, hubungan ruang, organisasi ruang


dan besaran ruang kegiatan kajian, seminar, penelitian, diskusi, dan
pelatihan yang diwadahi dalam pusat kajian islam.
d. Bagaimana bentuk dan penampilan bangunan Pusat Kajian Islam di
Demak yang mencerminkan arsitektur islami.
e. Bagaimana menentukan struktur konstruksi dan utilitas pusat kajian islam.

E. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan
Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Kajian
Islam di Demak dengan penerapan Arsitektur Islami.
2. Sasaran
Konsep perencanaan dan perancangan pusat kajian islam
mempunyai sasaran sebagai berikut :
a. Konsep site
b. Konsep pelaku, jenis dan setting kegiatan dalam site.
c. Konsep peruangan dan penzoningan aktivitas dalam site.
d. Konsep bentuk dan penampilan bangunan Pusat kajian islam di Demak.
e. Konsep struktur konstruksi dan utilitas bangunan.

F. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN


1. Batasan
Batasan pembahasan pada permasalahan dan persoalan sebagai
factor yang menentukan perencanaan dan perancangan fisik serta factor
dana/biaya dianggap tersedia.
2. Lingkup Pembahasan
Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, pembahasan
dibatasi pada perencanaan fisik arsitektur yang bernuansa islami dan
pembahasan teoritik mengenai konservasi bangunan dan kawasan sebagai
dasar pertimbangan dalam membuat konsep perancangan.

commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. METODE PEMBAHASAN
Main idea merupakan gagasan awal yang didapat dari suatu topik atau
fenomena yang ingin disampaikan. Pengungkapan main idea berkembang dengan
adanya studi pustaka dan eksplorasi.
1. Main idea dan kutub-kutub kajian pembahasan
Pada tahap ini, main idea disusun menjadi beberapa kutub. Kutub-
kutub yang telah ditentukan tersebut kemudian dijadikan sebagai materi
eksplorasi, yang meliputi teori dan data terkait. Dalam hal ini kutub-kutub yang
menjadi materi eksplorasi adalah mengenai Pusat Kajian, Kajian Islam,
konservasi bangunan dan kawasan cagar budaya, kota Demak dan Arsitektur
Islami.
Masing-masing kutub dijabarkan dan diinteraksikan antara satu sama
lain untuk mencari hubungan antar kutub yang meliputi permasalahan yang
menjadi esensi pemicu yang nantinya dapat dijadikan sebagai strategi
rancang bangun. Esensi-esensi pemicu menjadi penyelaras antara persepsi
yang ada dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Proses eksplorasi ini juga
menjadi dasar pemahaman-pemahaman yang diperlukan dalam proses
selanjutnya, seperti pada penentuan judul dan proses pendekatan konsep
rancang bangun, dsb.
2. Eksplorasi
a. Eksplorasi data
Eksplorasi data merupakan upaya mencari dan mengumpulkan
data – data baik data primer maupun data sekunder yang berkaitan
dengan kata kunci dari main idea yang dibutuhkan dalam penyusunan
konsep perencanaan dan perancangan. Eksplorasi data dilakukan dengan
cara :

1) Studi Literatur
Studi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang
telah diteliti oleh pihak lain melalui studi kepustakaan maupun studi
yang telah dilakukan oleh berbagai instansi. Data sekunder tersebut
antara lain :
commit to user
a) Standar ketentuan pengembangan kawasan cagar budaya.

13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Teori – teori yang berkaitan dengan pembahasan.


c) Arsitektur Masjid Agung Demak.
d) Artikel dari media masa yang berkaitan dengan
pembahasan.
e) Kebijakan Pemerintah tentang Benda Cagar Budaya.
f) Rencana Tata Ruang Kota/Wilayah Kota Demak.

Media pengambilan data :


a) Gambar digital
b) Soft file dari internet
c) Catatan tertulis

2) Studi Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh data primer, antara lain :
a) Kondisi dan potensi fisik kawasan.
b) Kondisi tata guna lahan, tata ruang dan masa dalam kawasan.
c) Kondisi fasilitas pendukung yang ada di sekitar kawasan.
d) Aktivitas dalam kawasan.
e) Keinginan masyarakat terhadap perencanaan dan perancangan.

Adapun cara pengumpulan data di lapangan antara lain :


a) Mengadakan pengamatan langsung pada kawasan.
b) Wawancara dengan pelaku kegiatan di kawasan.

Media pengambilan data :


a) Gambar digital
b) Catatan tertulis

3) Survey Instansional
Dilakukan untuk mengumpulkan data-data sekunder melalui
kunjungan ke instansi yang mampu memberi data tentang obyek
pembahasan, yaitu:
a) Kantor Pemerintah
commitKota Demak.
to user

14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Kantor Takmir Masjid Agung Demak.


c) Kantor Kesbanglinmas Kota Demak.
d) Kantor Badan Pengembangan dan Pelestarian Purbakala (BP3)
Jawa Tengah.

Media pengambilan data :


a) Gambar digital
b) Gambar fotocopy
c) Catatan tertulis

b. Metoda Pengolahan Data


Metoda pengolahan data meliputi :
1) Identifikasi data yang diperoleh.
2) Klasifikasi data menurut jenis.
3) Penyusunan data secara sistematik.
4) Memadukan data satu sama lain untuk menunjang pembahasan.
c. Analisis data dan kesimpulan antara
d. Pendekatan perencanaan konsep pusat kajian islam
1) Pendekatan Konsep Site
2) Pendekatan Konsep orientasi
3) Pendekatan Konsep pencapaian dan sirkulasi eksternal
4) Pendekatan Konsep penzonningan
5) Pendekatan Konsep Peruangan
ü Pengelompokan Kegiatan
ü Pola Kegiatan
ü Kebutuhan Ruang
ü Besaran Ruang
ü Pola hubungan Ruang dan Organisasi Ruang
ü Persyaratan Ruang
ü Sirkulasi dalam Bangunan
6) Analisa Bentuk dan penampilan bangunan dengan penerapan
Arsitektur islami
commit to user

15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7) Analisa Struktur dan Konstruksi pada Bangunan sebagai Ekspresi


Arsitektur islami.
3. Menemukan Judul
Kalimat yang digunakan sebagai judul pada obyek perencanaan dan
perancangan memiliki dasar yang kuat untuk mendukung proses perumusan
konsep perencanaan dan perancangan. Judul yang diperoleh dari eksplorasi
kutub-kutub yaitu “Pusat Kajian Islam di Demak dengan Penerapan Arsitektur
Islami”.

7. SISTEMATIKA PENULISAN
TAHAP I Mengungkapkan judul, pengertian judul, latar belakang, rumusan
permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, metode pembahasan,
serta sistematika penulisan.
TAHAP II Mengungkapkan tinjauan teori pusat kajian islam, Preseden dan arsitektur
Islami.
TAHAP III Membahas tentang tinjauan kota Demak sebagai lokasi perencanaan dan
membahas kondisi Masjid Agung Demak sebagai kajian.

TAHAP IV Strategi Desain


TAHAP V Mengungkapkan analisa perencanaan dan perancangan sebagai usaha
pemecahan masalah dengan meninjau tujuan dan sasaran yang akan
dicapai.
TAHAP VI Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan
hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan kedalam
desain bangunan.

commit to user

16

Anda mungkin juga menyukai