id
TESIS
Oleh
Nur Iswanti Hasani
S811108029
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi, dan kepada
Allah-lah dikembalikan segala urusan.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Adik-adik tercinta
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
atas rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang
pelaksanaan dan penyusunan laporan ini, penulis mendapat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. selaku ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
2. Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. dan Prof. Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd. selaku
3. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Tony Hidayat, M.Kom., Rizki Sukma Kharisma,
M.Kom., Supriyono, S. Sn., dan Supartadi, S.Pd., yang telah bersedia menjadi
sekolah tersebut.
pengembangan media.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Bapak, Ibu dan Adik-adik atas curahan kasih sayang, doa, semangat dan
10. Teman-teman majelis ilmu di Jogja, tetap saling mengingatkan untuk tidak
11. Semua pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan
Penulis
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ORISINALITAS iv
vi
DAFTAR ISI ix
xv
xvi
BAB I PENDAHULUAN
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. 93
3. 95
E. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test ................... 102
F. Pembahasan ........................................................... 107
113
117
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Kualitatif
yang Dikembangkan
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Aspek Tampilan
Aspek Materi
Pembelajaran
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Aspek Isi
Aspek Pembelajaran
Aspek Tampilan
Aspek Pemograman
Aspek Tampilan
Aspek Materi
Gambar 13. Histogram Data Skor Pre-Test pada Uji Coba 103
Operasional
Gambar 14. Histogram Data Skor Post-Test pada Uji Coba 105
Operasional
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Siswa
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
xvii
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
mengamanatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada tiap jenis dan jenjang
kehidupan.
Dalam kehidupan yang serba modern saat ini, segala hal yang menyangkut
yang asing lagi. Setiap sekolah pada tiap jenjang telah memiliki komputer sebagai
secara maksimal. Banyak sekolah yang masih terbatas pada pemanfaatan untuk
belajar mengajar.
menerangkan di depan kelas berdasar pada buku pegangan. Metode yang dipilih
sebagian dari siswa bukanlah berasal dari Jawa. Mereka adalah siswa pindahan
dari luar Jawa yang masuk pada pertengahan tahun atau pertengahan semester.
Siswa yang berasal dari Jawa juga kurang familiar dengan Bahasa Jawa.
merupakan salah satu faktor penyebab anak-anak tidak begitu mengenal Bahasa
Jawa.
seperti kertas dan pensil. Pada abad ke-20 ini artefak kognitif tersebut adalah
komputer.
media dan kurang familiarnya siswa dengan materi pembelajaran berdampak pada
nilai perolehan hasil belajar. Guru maupun siswa memerlukan inovasi dalam
khususnya materi tentang wayang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
pembelajaran yang dilaksanakan terutama pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Oleh
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, ada beberapa hal yang
komputer yang belum maksimal. Hal ini berati bahwa penggunaan komputer
masih konvensional. Guru sebatas menggunakan buku ajar sebagai panduan dan
metode yang digunakan terbatas pada ceramah dan diskusi. Kondisi tersebut
C. Pembatasan Masalah
dalam penelitian ini adalah penggunaan komputer yang belum maksimal karena
D. Rumusan Masalah
1. Apa kebutuhan siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa terutama materi
tentang wayang?
wayang?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Guru, dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Jawa.
G. Definisi Istilah
angan) manusia atau bayangan pikiran manusia pada jaman permulaan. Gambaran
Sejalan dengan perkembangan jaman, wayang dibuat dari kulit lembu dengan
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
4. Spesifikasi Produk
pada mata pelajaran Bahasa Jawa untuk siswa sekolah dasar ini diwujudkan dalam
Compact Disc (CD) pembelajaran interaktif ini dapat digunakan sebagai media
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini terdiri dari 7 subbab yang meliputi 1) multimedia pembelajaran
sekolah dasar dan 7) pembelajaran Bahasa Jawa di tingkat sekolah dasar. Masing-
A. Multimedia Pembelajaran
sebagai berikut.
dimaksudkan dengan kata di sini adalah materi tersebut disajikan dalam bentuk
verbal (verbal form), misalnya menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau
tersebut disajikan dalam bentuk gambar (pictorial form). Gambar tersebut bisa
berupa grafik statis (ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafik
dinamis (animasi dan video). Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran, maka
pembelajaran.
audio bahkan video ke dalam satu penyajian digital tunggal dan koheren.
dikemukakan oleh Hefzallah dalam Anitah (2011: 60) yang mengatakan bahwa
terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran. Konsep
yang sama disampaikan oleh Duffy, Mc.Donald & Mizell yang menyebutkan
bahwa multimedia merupakan kombinasi multipel media dengan satu jenis media
penggabungan dari teks, warna, suara, animasi dan video yang kemudian
disajikan dan ditampilkan melalui komputer ataupun bentuk digital yang lain.
berbagai bidang ilmu. Mayer dan Kent (Winarno, 2009: 16) mengemukakan
menggabungkan desain, layout, visual, audio, grafik dan fotografi dalam satu
penggunaan komputer. Penyajian tersebut dapat berupa teks, gambar, audio, dan
mempunyai fungsi utama yaitu sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Sadiman (2011: 10) mengemukakan bahwa media tidak lagi hanya
dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih
sebagai alat penyalur pesan dari guru kepada siswa. Sebagai pembawa pesan,
media tidak hanya digunakan oleh guru sebagai pemberi pesan tetapi yang lebih
besar pengaruhnya bagi indera untuk memahami sesuatu. Orang yang hanya
mendengarkan saja tidak akan sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan
apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat
dan mendengarnya.
Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2011: 22-23) ada 3 manfaat
dari media pembelajaran yaitu: (a) pembelajaran bisa lebih menarik dan interaktif,
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
(b) lama waktu yang diperlukan dalam pembelajaran dapat dipersingkat, dan (c)
perubahan radikal dalam proses belajar mengajar. Manfaat yang didapatkan dari
penggunaan media diantaranya: (a) siswa yang pandai akan lebih terasah
membuat siswa menjadi active learner, (c) peran guru lebih pada pemandu,
mentor atau fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, (d) siswa menjadi pusat
multimedia, proses belajar lebih terpusat pada kegiatan siswa sehingga secara
pembelajaran dapat memacu motivasi dan minat siswa jika dikemas dalam konsep
yang menarik. Selain itu, pembelajaran dengan multimedia dapat diterapkan pada
semua mata pelajaran di semua jenjang pendidikan dan dengan gaya belajar siswa
yang beragam.
adalah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung. Model adalah representasi
Sementara itu, Joyce and Weil (2009: 30) menjelaskan bahwa model
model, yaitu (a) classroom ID models, (b) product development models, (c)
model yang berpusat untuk menghasilkan produk yang bersifat spesifik yang
ditemui dalam proses belajar mengajar. Menurut Lee & Owens (2004: 181),
Model tersebut diantaranya adalah model tutorial, model drill and practice, model
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
simulasi dan model permainan (Arsyad, 2011: 97). Berikut ini dijelaskan masing-
a. Model Tutorial
Pada model tutorial ini, penyajian pembelajaran meniru sistem tutor yang
dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep
disajikan di layar komputer dengan teks, gambar atau grafik. Pada saat yang tepat,
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, model tutorial ini dilengkapi dengan
orientasi pelajaran, arahan selama pelajaran, umpan balik, dan program remedial
perhatian siswa kepada monitor agar siap belajar, (3) pembelajaran selalu
konsep disajikan sedikit demi sedikit, (5) pemberian latihan atau pertanyaan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa akan materi, (6) pemberian umpan balik
bagi siswa berdasarkan jawaban atau respon siswa, (7) penggunaan strategi yang
siswa.
Model drill and practice adalah model yang bertujuan untuk memperkuat
serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
buku atau lembar kerja. Sebagian besar model drill and practice merekam hasil
jawaban siswa yang kemudian dapat dilaporkan atau ditunjukkan kepada siswa
atau guru pada akhir kegiatan, dan menjadi landasan untuk pembelajaran
selanjutnya.
Ciri-ciri model drill and practice yaitu: (1) memberi kesempatan yang luas
bagi siswa untuk melatih keterampilan yang diperolehnya, (2) memberi arahan
yang jelas, umpan balik yang tepat, pembelajaran korektif, dan program remedial,
(3) memiliki asumsi bahwa informasi atau materi dasar sudah diperoleh siswa
atau sudah diajarkan, (4) memiliki tujuan untuk memperkuat dan memberi
penekanan pada jawaban yang benar, (5) memberi jawaban pendek dan tepat, (6)
memberi perhatian pada satu atau dua keterampilan saja, (7) memiliki tingkat
warna, animasi dan sebagainya, (8) memiliki kecepatan dalam memperolah dan
c. Model Simulasi
pesawat atau simulasi aliran darah dalam tubuh manusia. Ciri-ciri model simulasi
ini, yaitu: (1) memiliki skenario atau rancangan kejadian, (2) memiliki tampilan
gambar berkualitas tinggi, (3) menyediakan pilihan jawaban yang rasional, (4)
mempunyai petunjuk yang jelas yang dibutuhkan siswa, (5) memiliki kemampuan
modifikasi berdasarkan respon atau jawaban siswa, (7) memiliki tiga pilihan
jawaban.
d. Model Permainan
siswa dalam belajar. Ciri-ciri model permainan adalah: (1) memilki penjelasan
yang baik tentang petunjuk, tujuan permainan, dan prosedur yang harus dilakukan
siswa, (2) menarik antusiasme siswa, (3) memilki hubungan sebab akibat antara
dari model tutorial dan model permainan. Model tutorial digunakan karena materi
siswa. Model penyajian dilengkapi dengan orientasi belajar dan pemberian latihan
yang harus diperhatikan agar menghasilkan sebuah multimedia yang layak untuk
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada kata-kata saja, (2) murid-
murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan
saling berdekatan daripada saling berjauhan di layar, (3) murid-murid bisa belajar
lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan secara bersamaan
daripada bergantian.
atau perorangan).
tersedia umpan balik untuk menguasai keterampilan dasar, serta dapat menuntun
ada 3 unsur yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) media pembelajaran harus
tidak menentu dengan cara menyiapkan beberapa tingkat kesulitan baik secara
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
otomatis atau dengan pilihan siswa, (2) media pembelajaran harus bersifat fantasi,
emosional, dan (3) media pembelajaran harus bersifat ingin tahu, yaitu kegiatan
dipandang sebagai salah satu aspek yang penting yang akan menentukan
bahwa multimedia yang digunakan harus dapat menyatukan antara siswa dengan
untuk menguasai keterampilan dasar. Latihan yang terdapat dalam suatu media
adalah kesesuaian isi materi dengan silabus sekolah, karakteristik siswa serta
kemampuan dan keterampilan awal siswa. Selain itu, materi dalam media yang
penggunaan kosa kata dengan tingkat pemahaman siswa, (2) keakuratan dan
keotentikan dari informasi yang disajikan, dan (3) kecanggihan mekanis dalam
dalam pengembangan multimedia. Salah satu prinsip yang perlu untuk ditekankan
132) disebutkan bahwa feedback memiliki dua fungsi yaitu: (1) memberikan
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
informasi kepada siswa tentang sejauh mana tugas telah diselesaikan sehingga
dapat memberi semangat kepada siswa untuk melanjutkan, (2) memberi informasi
Pada tampilan aspek yang terkait adalah yang berhubungan dengan layar
menerima informasi. Aspek tersebut di antaranya adalah (1) teks, (2) grafik, (3)
warna, (4) animasi, (5) audio dan (6) video clip (Chee dan Wong, 2003: 137-139).
1) Teks
Secara umum, layar tidak seharusnya dipenuhi dengan teks saja. Tampilan
yang penuh dengan teks akan sulit untuk dibaca terutama bagi siswa tingkat
dasar. Dalam tampilannya, ukuran huruf harus cukup besar, terbaca dengan
mudah dan terdapat spasi. Smaldino (2008: 127) menyebutkan beberapa hal
terkait penggunaan huruf dalam multimedia yaitu: (a) judul diletakkan pada
pusat tampilan, (b) gunakan judul yang singkat, bermakna, deskriptif yang
berisi kata kunci, (c) kurangi penggunaan kata yang tidak penting, (d) gunakan
minimalisir teks pada tiap layar tampilan (maksimal 6 kata pada tiap baris dan
6 baris pada tiap satu tampilan slide), dan (f) spasi antar baris diusahakan 1,5.
2) Grafik
Tampilan dalam bentuk grafik, diagram, gambar, serta foto digunakan untuk
lebih menarik dan mempermudah proses pemahaman. Beberapa hal yang harus
tanpa detail yang rumit sehingga mengaburkan pemahaman siswa, (c) cukup
3) Warna
gunakan warna terang untuk memfokuskan pada elemen yang penting, (b)
pewarnaan pada huruf dan tampilan visual harus kontras dengan warna
dengan konsisten dalam setiap tampilan, dan (e) batasi penggunaan warna
4) Animasi
darah melalui saluran vena dan arteri. Animasi menjadi daya tarik tersendiri
bagi anak-anak dibanding tampilan yang hanya berupa teks. Animasi tidak
kepada siswa.
5) Audio
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
Audio yang dimaksudkan dalam media adalah narasi dan latar musik pengiring
ketika penayangan materi. Narasi yang ditampilkan harus terdengar jelas sesuai
dengan apa yang ditampilkan dalam materi. Pemilihan suara dalam rekaman
narasi juga perlu diperhatikan. Hendaklah dipilih talent (pengisi suara) yang
6) Video clip
Sebuah video clip menyajikan pengalaman dan contoh nyata bagi siswa. Selain
itu, video clip juga berfungsi untuk mempertegas konsep yang kadang sulit
pemilihan video clip adalah: (a) kejelasan dari tampilan gambar, (b) frekuensi
loading dalam pemutaran, (c) kebutuhan penggunaan video, (d) integrasi dan
proses pengembangan. Ada dua aspek yang akan dikembangkan yaitu aspek
media dan materi. Aspek yang pertama adalah media yang terkait dengan
tampilan dan pemograman, prinsip yang harus diperhatikan pada aspek tampilan
diantaranya adalah pemilihan huruf, warna, gambar, suara, musik dan relevansi
Selain dari segi media, prinsip yang perlu diperhatikan adalah aspek yang
terkait dengan materi. Aspek tersebut meliputi isi dan pembelajaran. Pada aspek
isi yang menjadi titik tekan adalah kesesuaian dan penyajian materi. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
pada aspek pembelajaran, hal yang terkait adalah mengenai kejelasan bahasa,
yang termasuk salah satu dari model prosedural, yaitu model yang menyarankan
yang harus di tempuh secara berurutan (Dick, Carey & Carey, 2001: 6).
Model Dick, Carey & Carey (2001: 6-8) meliputi 10 langkah yang harus
spesifik tentang apa yang akan dilakukan oleh pebelajar setelah selesai semua
perilaku dan karakteristik awal siswa, (4) menulis tujuan instruksional khusus, (5)
siswa sampai pada tahap evaluasi formatif. Sedangkan pebedaannya adalah pada
D. Needs Assessment
Needs assessment atau dikenal dengan needs analysis memiliki peran yang
sangat penting dalam proses merancang dan membuat sebuah media. Iwai et al.
adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita
inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang mereka miliki
sekarang. Oleh karena itu, ketika mengembangkan suatu media maka diperlukan
dengan needs analysis yaitu analyze learner characteristics. Ada tiga faktor yang
media, yaitu (1) karakteristik umum (usia, pendidikan, sosial ekonomi, posisi dan
kebudayaan), (2) kemampuan awal yang berasumsi bahwa siswa telah memiliki
kemampuan awal dan (3) gaya belajar yang berkenaan dengan pengelompokan
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
assessment merupakan prasyarat awal yang harus dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh data dan informasi terkait dengan kondisi siswa. Data dan informasi
yaitu evaluasi formatif dan evaluasi summatif. Evaluasi formatif adalah proses
adalah untuk menentukan apakah media yang telah dikembangkan layak untuk
Terdapat tiga tahapan evaluasi formatif, yaitu evaluasi satu lawan satu
(one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi
lapangan (field evaluation) (Borg, Gall & Gall, 2007:572). Pada evaluasi satu
lawan satu mengambil minimal 2 anak untuk uji coba produk yang dikembangkan
yang disajikan secara individual. Informasi yang didapatkan dari evaluasi tahap
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
ini adalah kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan
sedikitnya materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan atau petunjuk yang
orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih diusahakan
evaluation adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Dalam
kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan
sekitarnya.
diperoleh karena proses belajar, selain faktor lingkungan alamiah yang ada di
sekitar mereka.
Harmer (2001: 38) memberikan beberapa ciri anak pada usia sekolah
tingkat dasar yaitu: (1) anak-anak akan merespon terhadap arti dari sesuatu
cenderung belajar secara tidak langsung, misalnya mereka belajar segala sesuatu
di sekitar mereka daripada belajar dari topik yang diajarkan guru, (3) pemahaman
yang mereka dapatkan tidak hanya dari penjelasan tetapi juga berasal dari apa
yang mereka lihat, dengar, ataupun sesuatu yang dapat mereka sentuh dan
berinteraksi secara langsung, (4) secara umum, anak-anak sangat antusias dalam
pembelajaran dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan di
sekitar mereka, (5) anak-anak mempunyai kebutuhan dalam hal perhatian dan
konsentrasi. Mereka sangat mudah bosan dan akan kehilangan perhatian hanya
berarti bahwa situasi belajar yang kondusif bagi anak usia dasar adalah ketika
diberikan dan juga teman. Hal ini mensyaratkan materi pembelajaran yang
berbentuk media yang akan memicu keterlibatan dalam proses belajar mengajar.
Sementara itu menurut Piaget (Sudrajat, 2011:49), anak pada usia 7-11
and classify objects according to several features and can order them in series
along a single dimension such as size Pada tahap tersebut kemampuan kognitif
anak ditandai dengan adanya system of operation (satuan langkah berpikir) yang
tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada periode ini, siswa dapat mulai
Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal wajib untuk daerah
Jawa Tengah dan DIY. Setiap sekolah diberikan kesempatan untuk membuat
kurikulum yang sesuai dengan acuan dari Dinas Pendidikan. Tujuan pemberian
muatan lokal wajib ini adalah untuk memperkenalkan kekhasan daerah kepada
Dalam kurikulum dan silabus Bahasa Jawa sekolah dasar, materi tentang
wayang sudah mulai diberikan sejak kelas 1. Materi tersebut terus berkembang
berupa wayang kulit asli dengan memberikan cerita sesuai dengan wayang yang
dipergunakan adalah buku Bahasa Jawa untuk tingkat sekolah dasar dari penerbit
Yudhistira dengan alasan buku tersebut menjadi acuan yang dipakai oleh Diknas
Kabupaten Sleman. Selain itu, guru juga menggunakan buku penunjang, Pepak
Basa Jawa, Wanuh Wayang dan juga beberapa sumber dari internet.
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Komputer Mata Pelajaran Bahasa Jawa Untuk Siswa Sekolah Dasar menunjukkan
komputer tersebut efektif untuk meningkatkan daya tarik siswa dan prestasi
belajar siswa.
Kedua penelitian di atas sangat erat kaitannya dengan penelitian yang akan
I. Kerangka Berpikir
anak-anak maupun guru sudah bukan merupakan hal yang asing lagi. Hampir tiap
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
model pembelajaran terbaru yang ada saat ini, namun sangat jarang yang
teori dan beberapa kajian penelitian yang relevan yang telah disebutkan di atas.
tutorial dan model permainan dengan berdasar pada teori desain pengembangan
Dick, Carey and Carey dan Pengembangan Instruksional Atwi Suparman. Berikut
akan disajikan kerangka desain yang dikembangkan dari latar belakang yang telah
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
diulas beserta kajian teori yang terkait dengan desain pengembangan multimedia
pembelajaran.
dapat berupa buku, jurnal penelitian, sumber internet atau data hasil penelitian
yang terkait. Hasil dari kajian teori tersebut didapatkan sebuah prosedur
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran, maka penelitian ini
mendesain produk baru yang secara sistematis dilakukan tes, evaluasi dan
perbaikan sampai pada tahap efektif untuk diterapkan. Tujuan utama dari
terhadap sebuah teori tetapi untuk mengembangkan produk yang efektif yang
dapat berupa materi pelatihan bagi guru, materi pembelajaran, media, sistem
B. Prosedur Pengembangan
1. Menentukan
Melakukan SK dan KD
Produk Validasi Ahli 2. Membuat
Awal Materi dan
desain materi
3. Membuat
Media
storyboard
4. Memproduksi
materi
3. TAHAP EVALUASI
1. Melakukan pre-test
Produk 2. Implementasi produk
Akhir Melakukan post-
1. Pendahuluan
Jawa serta kondisi siswa ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa. Data dan
pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan dua cara. Cara yang
pertama adalah dengan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur berupa buku
sumber, jurnal ilmiah ataupun hasil penelitian yang terkait dengan pembelajaran
Bahasa Jawa dan media. Kemudian cara yang kedua adalah dengan analisis
lapangan yaitu dengan wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Jawa.
2. Pengembangan Materi
a. Produksi media
Pada tahap produksi media ini lebih berfokus pada penentuan materi yang
2) Mendesain Materi
d) Memilih image dan video yang akan digunakan sebagai pendukung materi.
dengan Guru Bahasa Jawa terkait materi, gambar dan model latihan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
dituangkan dalam multimedia. Sementara itu, untuk desain latar dan rancangan
3) Membuat Storyboard
dalam desain materi. Dalam storyboard akan menjelaskan mengenai materi yang
4) Memproduksi Materi
Desain materi dan storyboard yang telah ada, disusun dalam bentuk
b. Validasi produk
Pada tahap validasi ini, media yang merupakan produk awal akan
divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Berikut dijelaskan masing-masing
1) Ahli materi
Dalam penelitian ini, yang akan melakukan validasi terhadap materi yang
dikembangkan. Ahli tersebut diantaranya adalah 2 orang guru Bahasa Jawa dan
seorang dalang. Instrumen yang digunakan adalah angket. Ahli materi akan
memvalidasi aspek isi dan aspek pembelajaran dari materi yang dikembangkan.
2) Ahli Media
Tujuan validasi dari ahli media adalah untuk mengetahui kualitas media
yang dikembangkan. Ahli media yang akan memberikan penilaian adalah seorang
dosen media dari Universitas Negeri Sebelas Maret dan 2 orang dosen dari
multimedia dan visual artis. Instrumen yang digunakan adalah angket. Ahli media
terkait dengan penggunaan huruf dalam teks, pemilihan warna, penggunaan audio
Data penilaian dari ahli materi dan media kemudian diolah dengan langkah
sebagai berikut:
a) Data kualitatif berupa komentar dan saran revisi yang diperoleh dari ahli materi
dan ahli media melalui angket akan dianalisis dan dideskripsikan secara
b) Data kuantitatif skor penilaian ahli materi dan ahli media dikonversikan dengan
Tabel 3
Konversi Skor pada Skala 5
NILAI INTERVAL KATEGORI
5 X > X bar i + 1, 80 SBi Sangat baik
4 X bar i +0,60SBi<X< X bar i +1, 80 SBi Baik
3 X bar i 0,60 SBi <X X bar i +0,60 SBi Cukup
2 X bar i 1, 80 SBi < X X bar i 0,60 SBi Tidak baik
1 X X bar i 1,80 SBi Sangat tidak baik
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Xi = Rerata ideal
X = Skor aktual
Tabel 4
Pedoman Pengubahan Data Kuantitatif menjadi Data Kualitatif
Hasil dari penilaian yang diberikan oleh ahli materi dan media selanjutnya
akan dijadikan dasar untuk merevisi ulang materi yang dikembangkan. Revisi dari
draft tersebut dilakukan berdasar atas komentar dan pendapat dari ahli materi dan
ahli media. Revisi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas multimedia yang
dikembangkan.
sampai pada tahap revisi, maka dilanjutkan dengan proses uji coba. Prosedur
pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi materi jika diterapkan
bagi para siswa. Terdapat tiga tahapan uji coba produk untuk evaluasi materi yang
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
dikembangkan, yaitu uji coba satu lawan satu (one to one), uji coba kelompok
kecil (small group evaluation), dan uji coba kelompok besar (field evaluation)
Pada uji coba satu lawan satu, informasi yang didapatkan adalah kesalahan
pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan dalam memilih
materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan atau petunjuk yang kurang jelas,
Responden dalam uji coba ini berjumlah tiga orang siswa kelas III Sekolah
dilakukannya uji coba. Hasil dari uji coba perseorangan ini didapatkan desain
revisi 1.
Pada tahap uji coba kelompok kecil, media diujicobakan kepada 10 orang
siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih diusahakan
Sementara itu, uji coba kelompok besar adalah tahap akhir dari evaluasi
formatif yang perlu dilakukan. Dalam tahap ini, dipilih 30 anak dengan berbagai
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada tahap uji coba
dari mulai uji coba satu-satu sampai pada uji coba kelompok besar adalah angket.
Angket digunakan untuk mengetahui kualitas aspek tampilan dan materi berdasar
tanggapan dari siswa. Angket yang dikembangkan lebih sederhana daripada yang
diberikan kepada ahli materi dan media. Adapun kisi-kisi angket yang diberikan
3. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui efektivitas produk yang
produk.
peneliti memberikan soal pre-test dan post-test kepada siswa. Berikut ini adalah
Jumlah Soal 20
Hasil tes yang berupa pre-test dan post-test dianalisis dengan analisis
statistik dengan paired sample t test. Paired sample t test merupakan uji beda dua
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
sebagai berikut:
berikut:
O2 = nilai post-test
c. Data hasil pre test dan post test dianalisis dengan uji t. Uji t yang digunakan
adalah uji t data berpasangan atau data berkorelasi yang memiliki persamaan
dengan rumus:
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
t:
Keterangan:
BAB IV
awal siswa. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis proses pembelajaran
Bahasa Jawa yang terjadi di lapangan. Data diperoleh melalui wawancara dengan
media dan sumber belajar, guru hanya menggunakan komputer untuk mencari
pembelajaran Bahasa Jawa untuk peserta didik. Hal ini disebabkan guru tidak
tersebut membuat siswa semakin tidak tertarik. Terdapat dua alasan, 1) materi
3. Porsi kurikulum untuk mata pelajaran Bahasa Jawa terutama kelas III hanya 2
jam per minggu. Hal ini membuat guru kewalahan dalam mengajarkan materi
4. Sebagian besar siswa tidak berasal dari Jawa, mereka merupakan pindahan dari
daerah lain. Siswa yang berasal dari Jawa pun tidak terbiasa menggunakan
Bahasa Jawa. Guru merasa kesulitan karena kebanyakan siswa tidak terbiasa
5. Wayang merupakan hal yang asing bagi anak-anak. Sebagian besar dari
anak hanya sebatas pernah mendengar tapi tidak mengetahui secara mendalam.
Hal inilah yang membuat anak-anak enggan untuk belajar materi Bahasa Jawa
senang kalau saya mengajar dengan membawa wayang asli, banyak yang
bertanya dan antusias ingin tahu lebih dalam tentang wayang. Script
anak-anak tertarik kepada materi ketika diajarkan dengan cara yang menarik
kaitan dengan mata pelajaran Bahasa Jawa, diperoleh data bahwa multimedia
pembelajaran untuk Bahasa Jawa selama ini masih sangat kurang terutama materi
III Sekolah Dasar ini dirancang sesuai dengan tahapan yang disajikan pada
gambar 4. Adapun hasil dari proses pengembangan untuk tiap tahap meliputi:
Penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar ini berdasar pada silabus
adalah materi terkait wayang. Adapun materi wayang yang diajarkan di kelas
III adalah Pandawa Lima, oleh karena itu materi yang akan dikembangkan
2. Mendesain materi
dengan guru Bahasa Jawa dan lembaga CIE Jogja. Adapun hasil dari rancangan
a) Materi yang akan disajikan dalam bentuk multimedia adalah materi wayang
Pandawa Lima. Terdapat dua pokok bahasan yang akan diberikan yaitu tokoh
Pandawa Lima dan silsilahnya. Gambaran materi secara umum adalah sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
No Penyajian Materi
b) Desain latihan yang akan digunakan untuk mereview materi yang diberikan
terdiri dari 4 macam. Dua latihan berbentuk permainan dan dua latihan dengan
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
No Latihan Penjelasan
akumulasi jawaban.
c) Membuat desain frame untuk tiap slide. Desain frame untuk tiap slide dibuat
sama, menggunakan latar bergaya klasik berwarna dominan hitam dan coklat
tua. Pada frame pembuka dilengkapi latar berupa kayon untuk mempertegas
kesan Jawa.
d) Image atau gambar dan video yang digunakan bersumber dari internet. Image
Pandawa Lima.
Audio yang digunakan berasal dari gending jawa yang diperoleh dari guru
ritmenya yang cukup halus dan merupakan representasi budaya klasik Jawa.
Untuk rekaman suara yang merupakan penjelasan dari materi yang disajikan
adalah rekaman suara asli dari guru Bahasa Jawa. Rekaman diambil dengan
merekam suara secara langsung dengan media rekam mp3. Rekaman suara
Berikut contoh storyboard pada bagian main menu. Storyboard secara lengkap
4. Memproduksi media
jenis komputer dengan spesifikasi minimal processor setara Pentium III, memory
32 MB, setting monitor 800 x 600 pixel dan hardisk 120 MB dianjurkan ada CD-
ROM.
Proses produksi media dilakukan oleh lembaga CIE Jogja berdasar dari
storyboard yang telah disusun. Adapun gambaran tampilan dari produk awal
materi adalah sebagai berikut. Tampilan secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran.
a. Tampilan pembuka
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
d. Tampilan materi
e. Tampilan latihan
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini divalidasi oleh tiga orang
ahli materi. Ahli materi yang menjadi validator adalah dua orang guru Bahasa
Jawa dan satu orang dalang yang sekaligus mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa.
produk multimedia yang meliputi aspek isi dan pembelajaran. Dalam beberapa
hal, ahli materi juga menanyakan secara langsung berkaitan dengan materi. Hasil
a. Aspek Isi
kompetensi dasar, kejelasan materi untuk mudah dipahami siswa, dan keruntutan
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
materi yang disusun dari urutan materi yang mudah ke materi sukar, dan dari
materi yang sederhana ke materi yang lebih kompleks. Hasil dari validasi ketiga
ahli materi terhadap aspek isi dari multimedia yang dikembangkan dapat dilihat
Tabel 11
Hasil Penilaian Ahli Materi Tentang Aspek Isi
No Indikator Rata-rata Kategori
Penilaian
Data pada tabel 11 dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.
Series1, Series1,
Hasil Penilaian Ahli Materi
Ketepatan Kesesuaian
materi , materi , Terhadap Aspek Isi
Series1, Series1,
4.67 4.67 Kejelasan Keruntutan
materi, materi,
4.33 4.33
Series1,
Rerata Penilaian
Kecukupan
materi, 4
Kriteria akhir dari aspek isi di atas diperoleh dari hasil konversi data
hasil konversi, seluruh data kuantitatif skala 5 dikonversi ke dalam data kualitatif
indikator kesesuaian materi dan ketepatan materi mendapatkan skor yang sama
yaitu 4, 67. Sedangkan untuk indikator kejelasan dan keruntutan materi juga
mendapat skor yang sama yaitu 4,33. Aspek kecukupan materi mendapat skor 4.
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh ahli materi menunjukkan bahwa aspek
isi menunjukkan kategori sangat baik dengan jumlah skor total penilaian adalah
4,4. Hal ini berarti bahwa materi yang disajikan dalam multimedia yang
ahli materi.
b. Aspek Pembelajaran
untuk belajar mandiri. Pada aspek pembelajaran, indikator yang dinilai meliputi:
Hasil dari validasi ketiga ahli materi terhadap aspek pembelajaran dari
Tabel 12
Hasil Penilaian Ahli Materi Tentang Aspek Pembelajaran
No Indikator Rata-rata Kategori
Penilaian
Data pada Tabel 12 di atas dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai
berikut.
Series1, Series1,
Hasil Penilaian Ahli Materi
Terhadap Aspek
Kejelasan Kejelasan Pembelajaran
bahasa, 4.67petunjuk, 4.67
Series1, Series1,
Kemudahan Kesesuaian
materi, 4.33 contoh, 4.33
Series1,
Rerata Penilaian
Pemberian
feedback, 4
Series1,
Kecukupan
latihan, 3.67
dan petunjuk belajar mendapat skor 4,67. Indikator kemudahan memahami materi
dan kesesuaian contoh dengan materi mendapat skor 4,33. Sedangkan untuk
indikator pemberian umpan balik mendapat skor 4. Skor 3,67 diperoleh untuk
1) Button
2) Pada tampilan materi maupun latihan untuk gambar wayang Nakula dan
3) Iringan dibuat bervariasi, tidak hanya menggunakan satu iringan lagu saja.
dari ahli materi untuk membuat iringan bervariasi maka ditambah dengan
iringan gending Jawa yaitu Gending Soran, Ladran Babar Layar, Lancaran
dipilih, maka peneliti memasukkan audio khusus. Audio ini berbentuk seperti
halnya program winamp/pemutar lagu dalam komputer. Audio ini dapat diputar
ataupun dimatikan. Volume dapat diatur sendiri oleh siswa. Selain itu, siswa
bebas untuk memilih iringan yang akan digunakan. Penambahan audio ini
Audio dalam
bentuk penuh
Audio dalam
bentuk minimize
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id
Antara gambar yang ditampilkan di layar dengan nama wayang yang tertulis
tidak sinkron. Misalnya pada kotak acak tertulis nama wayang Arjuna, tetapi
yang tertampil pada figura adalah gambar Puntadewa. Setelah dilakukan revisi
5) Terdapat revisi soal pada latihan 3 dan 4. Tabel di bawah ini menunjukkan
Ahli media yang memvalidasi media ini adalah 3 orang. Ahli media yang
menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah 1 orang dosen Pascasarjana
dari Universitas Negeri Sebelas Maret. Beliau adalah dosen pada program studi
ini juga divalidasi oleh 2 orang dosen dari STMIK AMIKOM Yogyakarta, yang
keduanya adalah dosen pada mata kuliah multimedia, desain grafis dan visual
artis. Adapun hasil penilaian dari ketiga ahli media tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Aspek Tampilan
dengan jelas, komposisi warna dan juga kejelasan suara. Adapun hasil penilaian
Tabel 14
Hasil Penilaian Ahli Media Tentang Aspek Tampilan
No Indikator Rata-rata Kategori
Penilaian
1 Keterbacaan teks 4,67 Sangat Baik
2 Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran 4,33 Sangat Baik
huruf
3 Ketepatan pemilihan warna 4,33 Sangat Baik
4 Kualitas gambar 4 Baik
5 Kejelasan suara 4,33 Sangat Baik
6 Daya dukung musik 4,67 Sangat Baik
7 Tampilan slide 4,33 Sangat Baik
8 Relevansi visual dengan materi 4,33 Sangat Baik
Total Penilaian 4,37 Sangat Baik
Series1,
Histogram Hasil Penilaian Ahli Media Terhadap
Series1, Daya
Keterbacaan Aspek Tampilan dukung
teks, 4.67 musik, 4.67
Series1,
Rerata Penilaian
Kualitas
gambar, 4
indikator didapatkan bahwa keterbacaan teks dan daya dukung musik memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id
skor 4,67, ketepatan pemilihan huruf, pemilihan warna dan kejelasan suara
Dari hasil penilaian validator pada aspek tampilan diperoleh hasil total penilaian
yaitu 4,37. Hal ini berarti bahwa media yang dikembangkan dapat dikategorikan
sangat baik.
b. Aspek Pemograman
Tabel 15
Hasil Penilaian Ahli Media Tentang Aspek Pemograman
No Indikator Rata-rata Kategori
Penilaian
Data pada tabel 15 dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id
Series1,
Series1, Petunjuk
Series1, Keaktifan, penggunaan,
Interaksi, 4.33 4.33 4.33
KeleluasaanPemberianPengulangan
penggunaan,feedback,
4 4jawaban , 4
Series1,
Konsistensi
button, 3.67
Pada aspek pemograman ini, nilai yang didapatkan dari hasil validasi
adalah 4,09. Berdasar tabel data konversi, maka nilai tersebut termasuk dalam
kategori baik.
memperoleh skor 4. Skor 3,67 diberikan pada indikator konsistensi button. Dari
balik dan konsistensi button perlu untuk direvisi agar menjadi lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id
diantaranya:
diberikan baru sebatas dalam bentuk tulisan dan akumulasi nilai akhir.
Berdasarkan saran dari ahli media, maka ditambahkan feedback berupa audio.
Namun jika siswa menjawab salah, maka suara yang akan muncul adalah
2) Tulisan bagian pembukaan diperjelas dan lagu dibuat lebih cepat sehingga
tidak terlalu lama menunggu. Pada bagian pembukaan, tulisan yang muncul
durasinya sangat lama dan bertumpuk. Terlalu banyak slide yang kosong,
yang terdengar hanya sebatas iringan gending Jawa. Oleh karena itu, revisi
tiap slide. Hasil dari revisi bagian pembukaan adalah sebagai berikut.
beberapa tempat (kanan atas, kiri bawah, tengah ataupun kanan bawah).
Setelah melalui proses revisi, penempatan tombol adalah pada bagian kiri dan
tengah saja.
Uji coba dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu: (1) uji coba lapangan
terbatas atau perseorangan, (2) uji coba kelompok kecil dan (3) uji coba kelompok
besar atau operasional. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mendapat tanggapan
dan penilaian dari siswa terhadap multimedia yang telah dikembangkan. Deskripsi
Uji coba terbatas ini dilaksanakan setelah multimedia divalidasi oleh ahli
materi dan ahli media dan dinyatakan layak untuk dilakukan uji coba lapangan.
Uji coba lapangan terbatas ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang kurang jelas,
Uji coba yang pertama ini melibatkan 3 orang siswa dengan pemilihan
rendah, sedang dan tinggi. Uji coba ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober
2012.
Adapun hasil uji coba perorangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16
Hasil Uji Coba Perorangan
Aspek yang Indikator Skor Rata-rata Kriteria
dinilai rata-rata
Tampilan Keterbacaan teks 5 4,8 Sangat
Pemilihan jenis dan ukuran huruf 5 baik
Ketepatan pemilihan warna 4,6
Kualitas gambar yang disajikan 5
Suara yang digunakan 4,6
Musik yang digunakan 5
Tampilan slide 5
Materi Kejelasan materi yang diberikan 5 4,9 Sangat
Kejelasan petunjuk belajar 5 baik
Kemudahan memahami materi 4,3
pelajaran
Ketepatan urutan penyajian 5
Keleluasaan dan kemudahan 5
penggunaan
Pemberian umpan balik 5
Pengulangan untuk jawaban salah 5
dikembangkan dikategorikan sangat baik dengan total penilaian 4,8. Dari tabel di
atas didapatkan penilaian tiap indikator yaitu keterbacaan teks, pemilihan jenis
dan ukuran huruf, musik yang digunakan dan kualitas gambar yang disajikan
mendapat skor 5. Pada indikator ketepatan pemilihan warna dan suara yang
Uji lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2012. Responden pada uji
kelompok kecil ini terdiri dari 10 orang siswa yang mengambil sampel dengan
Hasil dari uji coba kelompok kecil disajikan pada tabel berikut.
Tabel 17
Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Aspek yang Indikator Skor Rata-rata Kriteria
dinilai rata-rata
Tampilan Keterbacaan teks 4,5 4,6 Sangat
Pemilihan jenis dan ukuran huruf 4,4 baik
Ketepatan pemilihan warna 4,3
Kualitas gambar yang disajikan 4,7
Suara yang digunakan 4,5
Musik yang digunakan 4,9
Tampilan slide 5,0
Materi Kejelasan materi yang diberikan 4,8 4,6 Sangat
Kejelasan petunjuk belajar 4,5 baik
Kemudahan memahami materi 4,7
pelajaran
Ketepatan urutan penyajian 4,4
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id
Hasil uji coba kelompok kecil pada aspek tampilan menunjukkan bahwa
skor 4,9, kualitas gambar memperoleh skor 4,7, keterbacaan teks dan suara yang
digunakan memperoleh skor 4,5. Sementara itu pemilihan huruf mendapat skor
Pada aspek kualitas materi, penilaian yang diberikan adalah sebesar 4,6.
Dengan kata lain, kualitas penyajian produk dapat dikategorikan sangat baik.
Dari hasil uji coba kelompok kecil tersebut, maka dapat diketahui kualitas
apakah masih memerlukan perbaikan ataukah sudah layak untuk berlanjut pada uji
coba kelompok besar. Subjek uji coba pada kelompok kecil jumlahnya lebih
Komentar dan saran yang diberikan oleh siswa diantaranya: (1) materi
mudah dipahami dan menyenangkan, (2) musik yang digunakan bagus, (3)
Soal yang diberikan terdiri dari materi pengayaan tentang tokoh Pandawa Lima.
2012. Pada uji coba ini melibatkan 30 siswa dengan berbagai karakteristik.
dilihat dari aspek tampilan termasuk dalam kategori sangat baik, dengan nilai rata-
rata 4,64; dari aspek kualitas materi termasuk kategori sangat baik, dengan nilai
sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil akhir rata-rata yaitu sebesar 4,62.
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan layak untuk
Secara umum, hasil uji coba lapangan dari mulai perorangan sampai
dengan uji coba kelompok besar dapat disajikan dalam tabel dan histogram
berikut ini.
Indikator
Gambar 11. Histogram Hasil Tanggapan Siswa Pada Uji Coba Aspek Tampilan
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id
siswa secara keseluruhan mulai dari uji coba perorangan sampai pada uji coba
skor 4,6, dengan kesimpulan bahwa pemilihan huruf sudah tepat sehingga dapat
terbaca dengan jelas. Indikator pemilihan warna mendapat skor 4,5 yang berarti
bahwa pemilihan warna sudah tepat dengan konteks yang dikembangkan dan
mengandung arti bahwa gambar yang digunakan cukup menarik dan dapat terlihat
dengan jelas oleh siswa. Dengan begitu, siswa lebih mudah dalam mempelajari
suara untuk menjelaskan materi. Kualitas suara tersebut mendapat skor sebesar
4,5. Hal tersebut berarti bahwa suara dalam multimedia tersebut cukup jelas dan
pilihan kumpulan gending jawa dan tembang dolanan anak. Penggunaan musik
tersebut mendapat skor 4,8. Siswa sangat senang dan tertarik dengan berbagai
pilihan lagu iringan yang diberikan. Indikator terakhir yang diberikan penilaian
oleh siswa adalah tampilan slide. Dari hasil penilaian siswa, didapatkan skor
sebesar 4,9. Hal ini berarti bahwa siswa sangat tertarik dengan tampilan slide yang
disajikan.
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id
terhadap materi. Adapun hasil penilaian terhadap aspek materi ditunjukkan pada
, Kejelasan , Keleluasaan
Histogram Hasil Tanggapan Siswa Terhadap ,
penggunaan,
, Kejelasan
materi , 4.8 , Ketepatan , Pemberian
Pengulangan
petunjuk , Aspek Materi
urutan , 4.7 4.8 feedback,jawaban
4.7 , 4.7
4.6 ,
Kemudahan
materi , 4.4
Rerata skor
Indikator
terhadap aspek materi. Indikator kejelasan materi mendapat skor 4,8. Indikator
tersebut terkait dengan indikator kemudahan materi yang mendapat skor 4,4. Hal
tersebut berarti bahwa materi yang diberikan sudah jelas bagi siswa dan mudah
untuk dipahami. Indikator kejelasan petunjuk memperoleh skor 4,6 yang berarti
bahwa petunjuk yang diberikan sudah cukup jelas dan membantu siswa dalam
mengoperasikan multimedia.
Ketepatan urutan mendapat skor 4,7 yang menandakan bahwa materi yang
keleluasaan penggunaan memperoleh skor 4,8 yang berarti bahwa siswa merasa
mendapat skor 4,7. Hal ini berarti bahwa siswa merasa termotivasi dengan adanya
latihan tersebut.
Selain memberikan penilaian, siswa juga memberikan saran pada uji coba
operasional. Saran tersebut digunakan sebagai dasar untuk revisi akhir dari produk
a. Petunjuk pada latihan 3 dan 4 dibuat lebih jelas. Sebelum dilakukan revisi,
petunjuk hanya berupa perintah untuk memilih jawaban yang benar. Setelah
b. Iringan dibuat lebih bervariasi. Jika sebelumnya iringan hanya terbatas pada
gending Jawa saja. Anak-anak merasa bosan dengan gending Jawa, mereka
memberikan saran untuk diberikan lebih banyak pilihan lagi untuk lagu
Jawa. Selain untuk membuat iringan lebih bervariasi, tujuan pemberian lagu
sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. Adapun revisinya adalah sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id
peningkatan prestasi belajar siswa, maka dilakukan uji coba pembelajaran dengan
mengerjakan soal pre test yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa
pembelajaran yang dikembangkan, (3) siswa mengerjakan soal post test yang
yang dikembangkan.
Data perolehan nilai pre-test dan post-test dengan materi Pandawa Lima
adalah hasil tes yang dilakukan dalam uji coba lapangan yang diikuti oleh 30
Data skor pada tabel 22 dapat disajikan dalam bentuk histogram berikut.
Distribusi Skor41-Pre-test
Series1,
60, 12
Series1, 21-
40, 10
Frekuensi
Series1, 61-
80, 5
Series1, 0-20,
2 Series1, 81-
100, 1
Interval
interval 41-60 diperoleh oleh paling banyak siswa yaitu sejumlah 12 orang (40%).
Sementara itu, interval 81-100 hanya diperoleh oleh 1 orang (3,3%). Hasil nilai
Lima hanya 3,3 % yaitu berjumlah satu siswa. Sementara yang lain berada pada
Jawa adalah 65. Jika dibandingkan dengan hasil perolehan nilai siswa, sebagian
besar siswa dapat dikatakan belum tuntas untuk materi wayang Pandawa Lima.
Terbukti dari tabel 22 dan histogram gambar 12 yang mendapat nilai di atas KKM
Uji coba lapangan setelah pemberian pre-test dilaksanakan selama tiga kali yaitu
diberikan pada waktu pre-test. Hasil dari post-test skor siswa disajikan dalam
tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id
Data skor pada tabel 23 dapat disajikan dalam bentuk histogram berikut.
Series1, 81-
100, 22
Frekuensi
Series1, 61-80,
8
bahwa interval 81-100 diperoleh oleh paling banyak siswa yaitu 22 orang.
Sejumlah 8 siswa berada pada interval skor 61-80. Dari hasil tersebut dapat
kata lain, ketuntasan belajar pada materi wayang Pandawa Lima juga telah
tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id
Hasil uji-t antara pre-test dan post-test diperoleh nilai t hitung sebesar
sebesar 13,665 dan nilai t tabel sebesar 2,04 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000. Oleh karena nilai t hitung > t tabel (13,665 > 2,04) dan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pre test
Mean Kenaikan
Kelompok Mean deferen persentase
42,3333. Dari selisih rerata tersebut dapat diketahui kenaikan persentase sebesar
46,7%. Hal ini mempunyai arti bahwa hasil belajar dengan menggunakan
analisis uji-t tersebut dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran yang telah
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id
Dasar.
Hasil tanggapan siswa setelah uji coba berlangsung diantaranya: (1) media
ini sangat membantu dalam memahami materi wayang Pandawa Lima, (2)
penampilan media bagus dan materi menarik, (3) materi yang dibuat tidak hanya
Pandawa Lima dan tidak hanya Bahasa Jawa saja, (4) merasa senang belajar
dengan multimedia.
F. Pembahasan
Jawa materi Wayang Pandawa Lima telah selesai dikembangkan dengan melalui
kebutuhan, tahap pengembangan produk, tahap validasi ahli dan revisi produk
Dasar ini dikembangkan berdasar pada analisis kebutuhan yang telah dijabarkan
Validasi produk meliputi validasi materi dan validasi media. Validator yang
lapangan melalui tiga tahapan yaitu: 1) uji coba perorangan, 2) uji coba kelompok
dikembangkan oleh peneliti dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri yang
efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari penilaian indikator-indikator yang
rerata skor sebesar 4,7. Nilai tersebut jika dikonversikan dalam bentuk kualitatif
Selain itu, efektivitas multimedia yang dikembangkan juga dapat dilihat dari
perbandingan skor pre-test dan post-test. Dari hasil perhitungan rerata antar pre-
kelebihan sebagai berikut: (1) mengakomodasi gaya belajar baik visual maupun
auditori, (2) memuat materi yang memungkinkan siswa untuk memilih sendiri
materi yang akan dipelajari, (3) pembelajaran dapat diulang-ulang sesuai dengan
kehendak siswa, (4) dilengkapi soal latihan, skor dan umpan balik, (5) dapat
juga memiliki keterbatasan diantaranya: (1) penyajian materi yang belum bisa
mengulas secara lengkap tentang materi wayang, (2) penggunaan gambar wayang
gambar yang terdapat dari internet, 3) uji lapangan yang dilaksanakan baru
kontrol, 4) penentuan kelayakan media hanya terbatas dari ahli media dan ahli
program pembelajaran ini menjadi lebih baik lagi. Di samping itu, pengembangan
seperti Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat
BAB V
A. Kesimpulan
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa pada materi Wayang Pandawa Lima
dan ceramah dan 3) wayang merupakan hal yang asing bagi siswa. Berdasarkan
tahap uji lapangan. Multimedia yang dihasilkan telah memenuhi kelayakan dari
aspek pembelajaran dan media setelah melalui proses validasi dari ahli materi
dan ahli media. Penilaian ahli materi mengenai kualitas produk multimedia
yang dikembangkan adalah sangat baik dengan rerata skor 4,34 dan ahli media
menilai sangat baik dengan rerata skor sebesar 4,23. Selain itu, multimedia
berasal dari siswa Sekolah Dasar. Hasil evaluasi responden siswa menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id
bahwa produk pengembangan ini termasuk dalam kriteria sangat baik dengan
rerata skor pada aspek materi dan aspek tampilan masing-masing adalah 4,7.
pre test dan post test yang menunjukkan kenaikan nilai yang diperoleh siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pre test
dapat diketahui kenaikan persentase sebesar 46,7%. Hal ini mempunyai arti
B. Implikasi
1. Untuk meningkatkan nilai belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa,
animasi.
perpustakaan.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id
proses pembelajaran.
C. Saran
1. Multimedia pembelajaran ini hanya memuat satu pokok bahasan dari Wayang,
yaitu Pandawa Lima. Namun demikian apabila akan dimanfaatkan secara luas,
program pembelajaran ini masih perlu ditambah dan dilengkapi dengan standar
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Hal ini bertujuan
klasikal. Selain itu agar materi yang dibahas terdapat keterpaduan dan