id
TESIS
Oleh
Toriqul Abidin
S831208085
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Toriqul Abidin
S 831208085
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah ajarkan kepada kami.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
penyusunan usulan tesis ini dengan lancar dan baik. Penulis banyak mendapat
bantuan, bimbingan maupun masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
yang telah memberikan bantuan berupa sarana, fasilitas demi kelancaran dalam
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna, oleh sebab itu penulis berharap kritik, saran dan masukan agar
menjadikan tesis ini lebih baik. Akhirnya penulis berdo’a dan berharap semoga
segala bentuk bantuan mereka, menjadi amal baik dan mendapat imbalan dari
Allah,SWT. Amin.
Penulis.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL...…………………………………………..…..…… i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....………………………..………..………. iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR....………………………………..…………..……. vii
DAFTAR ISI......………………………………………………..…..…..… ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR........………………………..……..……………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN....………………………………………………... xiv
ABSTRAK ................................................................................................. xv
ABSTRACT.................................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah.............................................................. 5
D. Rumusan Masalah.…………………..……………...……... 6
E. Tujuan Pengembangan.………………………………… .. 7
F. Spesifikasi Produk.…………………….………………...... 7
G. Manfaat Pengembangan.………………..…………………. 9
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kajian Teori.……………………….……………………… 11
4. Materi Ajar.……….……..………………………… 41
5. Prestasi Belajar.………………………...………….. 49
C. Kerangka Berpikir.………………..……...………………... 55
A. Metode Pengembangan.……….…………………………... 57
B. Prosedur Pengembangan.……..……………..……………. 57
D. Desain Penelitian.………..……..…………………………. 61
E. Subyek Penilaian.…………….....…………………………. 62
F. Jenis Data.……………….....……………………………… 62
PEMBAHASAN
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hallan
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Skema Hasil Belajar ..........…………………….………… 21
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari tentang alam sekitar beserta
isinya, peristiwa, dan gejala-gejala alam. Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran
menggunakan pendekatan scientific yang juga dikenal dengan istilah 5M, yaitu
mengamati, menanya, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Pengembangan
bahan ajar yang relevan berdasarkan pendekatan scientific diperlukan agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar. Penelitian ini
bertujuan untuk : 1) mengetahui bagaimana prosedur pengembangan modul fisika berbasis
scientific pada materi elastisitas, 2) mengetahui kelayakan modul fisika berbasis scientific
pada materi elastisitas, 3) mengetahui efektifitas penggunaan modul fisika berbasis
scientific pada materi elastisitas di SMA Negeri 2 Purwokerto.
Penelitian ini menggunakan metode Research And Development yang mengacu pada
model Four D dari Thiagarajan, dengan tahapan define (Pendefisian), design
(Perancangan), develop (Pengembangan), dan desseminate (Penyebaran). Penelitian
diawali dengan analisis kebutuhan, kemudian perancangan pembuatan draf modul. Draf
modul divalidasi oleh ahli, guru, dan teman sejawat. Hasil revisi berupa draf modul I
diujicobakan secara terbatas pada 10 siswa kemudian direvisi menjadi draf modul II. Draf
modul II dilakukan uji coba lapangan pada 39 siswa dengan diberikan modul berbasis
scientific, kemudian direvisi menjadi modul produk akhir. Modul kemudian disebarkan ke
guru fisika SMA melalui MGMP fisika kabupaten Banyumas. Uji coba lapangan
menggunakan one group pretest-posttes design. Data hasil belajar pengetahuan dihitung
dengan gain ternormalisasi dan diuji dengan uji t dua sampel berpasangan, sedangkan hasil
belajar ketrampilan dan sikap dihitung persentase ketercapaiannya.
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Physics is a science which studies all about nature, the facts, and its phenomenons.
In Indonesian Curricullum 2013, it is supposed to use scientific based teaching learning
containing of 5Ms, they are Observing, Questioning, Experimenting, Associating, and
Communicating. The development of relevant materials using scientific approach is
needed to make the teaching learning more meaningful so that the students’ achievement
will be optimal. The aims of this research are: (1) to study the procedure of the scientific-
based physics module development on Elasticity material, (2) to know how proper the
scientific-based physics module on Elasticity material, and (3) to find the effectivity of
using the scientific-based physics module on Elasticity material at SMA Negeri 2
Purwokerto.
From the analysis, the findings are: (1) the development of scientific-based module
on Elasticity was done using Four Ds with the stages of defining, designing, developing,
and desseminating; (2) the result of scientific based physics module was quite proper to
support the material. It was according to the expert, practitioner, and the students’ response
entirely gave very good category to the product of the development, and proper to be used
at SMA Negeri 2 Purwokerto; and (3) from the normalized N-gain test, it could be seen
that the average of the achievement increase from 39 students are 0.5924 with “good”
category. After tested by paired sample T-test, the students’ achievement before and after
applying the scientific-based module on the Elasticity material was significantly different.
The students’ achievement average got better from pre test to post test. It shows that the
implementation of scientific-based physics module was effective in the teaching learning.
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bidang pendidikan. UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 4,
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
(19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran
materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah
pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang
ajar penting dilakukan guru agar pembelajaran lebih efektif, efisien, dan tidak
baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya,
guru lebih dominan dan sebaliknya siswa kurang aktif karena lebih cenderung
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar sendiri tanpa atau dengan bimbingan guru (Diknas, 2004). Sebagai salah
satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan
satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan
bahan belajarnya dengan belajar secara individual. Dengan modul siswa dapat
saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan
modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu.
Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat
beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri
untuk fisika adalah pendekatan ilmiah. Hal ini sesuai dengan kurikulum baru 2013
dari penerapan teori-teori fisika. Betapa pentingnya peranan fisika, maka tugas
penerapannya.
berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996),
yang lebih penting adalah cara pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah
siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
Materi elastisitas yang diajarkan pada siswa kelas X MIA semester dua
Sehingga materi ini sangat penting untuk diajarkan secara optimal, agar dapat
menghasilkan konsep yang benar. Akan tetapi masih banyak guru yang
optimal. Bahan ajar yang ada disekolah masih belum mengacu pada kurikulum
B. Identifikasi Masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
kehidupan sehari-hari.
C. Pembatasan Masalah
mengkomunikasikan.
dari hasil validisi yang dilakukan oleh 2 ahli, 2 guru fisika SMA, 2 teman
dari Ngain prestasi belajar siswa, sebelum dan sesudah menggunakan modul
X MIA.
D. Rumusan Masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
materi elastisitas ?
E. Tujuan Pengembangan
materi elastisitas.
F. Spesifikasi Produk
disusun secara sistematik, mengacu pada kurikulum 2013. Untuk guru dilengkapai
suplemen modul yang berupa RPP, LKS dan penilaian berbasis scientific dalam
bentuk cetakan.Bagi peserta didik modul tersebut dapat digunakan sebagai bahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
ini.
1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira,
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau
materi pembelajaran.
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-
jawabkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
sistem penyajiannya.
G. Manfaat Pengembangan
1. Guru:
elastisitas.
2. Siswa:
3. Sekolah:
kurikulum 2013.
mengembangkan bahan ajar fisika untuk topik atau materi yang lain.
elastisitas adalah:
dan 4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas
suatu bahan.
materi/materi elastisitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Modul Pembelajaran
program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang
minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai
secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar
yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat
Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum
saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan
modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu.
Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat
beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri
bahwa:
sebagai berikut:
a. Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau
belajar.
individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi
penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang
spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus
direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna
untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan
maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur
menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau
televisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan
Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar,
dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini
sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada
tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar.
2. Hakikat Fisika
http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika,adalahFisika (bahasa
Yunani: φυσικός (fysikós), "alamiah", dan φύσις (fýsis), "alam") adalah sains
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
atau ilmu tentang alalm dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam
yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam
semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini
sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling
mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain)
mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya,
kimia adalah ilmu tentangmolekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat
kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan
dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih
rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan
antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia
material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu
berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak
jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni
Fisika adalah salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga
hakkekat Fisika sama dengan IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya
tetapi juga merupakan proses penemuan dari berbagai fenomena alam yang terjadi.
commit to user
Trianto (2012:136) mengatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
“IPA adalah suatu kumpulan teori yang sispokok bahasan tis, penerapannya
secara umum, terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut
sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya”.
dimaksudkan agar siswa mampu menjelajahi dan memahami fenomena alam sekitar
secara ilmiah.
Adalah sikap-sikap yang melandasi proses fisika yang meliputi sikap ingin
tahu, jujur, obyektif, kritis terbuka, disiplin, teliti yang saat ini dikenal dengan nilai-
nilai karakter fisika. Berkaitan dengan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.Membangkitkan rasa ingin tahu
dan pengembangan di semua bidang adalah didorong rasa ingin tahu yang besar,
commit to user
bertanya-tanya dan melakukan pengamatan untuk memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
hakekat fisika yang harus dipahami guru-guru fisika.Hal ini terkait dengan cakupan
fisika sebagai proses dan bukti bahwa fisika tidak hanya merupakan kumpulan
fakta, konsep, hukum dan teori saja tetapi merupakan menggunakan kemampuan
keterampilan proses dapat mengembangkan sikap dan nilai, antara lain: rasa ingin
tahu, jujur, sabar, terbuka, skeptis, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli
orang lain. Proses-proses tersebut merupakan proses ilmiah yang dalam fisika
dari proses ilmiah dengan dilandasi sikap-sikap ilmiah adalah hakekat IPA sebagai
menunjukkan IPA sebagai produk merupakan hasil kerja dari ilmuwan, (2) adanya
kegiatan yang mengajak siswa mempelajari cara berpikir dan bekerja ilmuwan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
sampai menghasilkan produk IPA, (3) adanya kegiatan penggunaan data untuk
menjelaskan fenomena dan (4) adanya kegiatan yang menginformasikan bahwa IPA
dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode
ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
ilmiah umumnya memuat serial aktivitas pengoleksian data melalui observasi dan
informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan
kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti
berikut ini.
1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau
materi pembelajaran.
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-
jawabkan.
sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah
keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga
relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan
pembelajaran.
Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan
antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh
guru.
diobservasi
peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk
didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi
yang diamati.
didiksama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi
percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.
atau objek yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim
pada waktu tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat,
mereka.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama
a) Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi
c) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat,
perolehan observasi.
2) Menanya
guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik.Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu
pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang
baik.
dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan,
Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-
a) Fungsi bertanya
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
beragama itu sangat penting pada bangsa yang multiagama. Jika suatu
saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat
menjawab pertanyaan.
geografis. Jika masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta didik yang
hasil belajar, apakah peserta didik harus rajin belajar?(2) Mengapa peserta
menguatkan.
pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu yang cukup untuk
pertanyaan itu.
Setelah itu, guru memberi kesempatan kepada seorang atau beberapa orang
c) Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas
disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan
yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
3) Menalar
a) Esensi Menalar
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih
bermanfaat.
tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari persepektif
mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
dan diamati
otentik.
d) Cara menalar
Terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran
simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat
umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan dari
demikian, guru dan peserta didik menalar secara analogis. Analogi adalah
akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi
terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deduktif.
f) Hubungan Antarfenomena
hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Di sinilah esensi bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
beberapa fakta yang satu dengan datu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga
4) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-
konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas
pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai
penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3)mempelajari
dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan
dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya
commitakan
merumuskan tujuan eksperimen yanga to user
dilaksanakan murid (2) Guru bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid
hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara
klasikal.
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.Ketiga
a) Persiapan
b) Pelaksanaan
c) Tindak lanjut
eksperimen.
dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif
bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus
mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta
berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat
ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses
kolaboratif.
guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk
peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul “keseragaman”
6. Materi Ajar
ELASTISITAS
a. Pengertian Elastisitas
benda itu akan mengalami suatu perubahan bentuk apabila padanya bekerja gaya.
Kelentingan dibedakan :
Suatu benda dikatakan elastis, jika benda tersebut kembali pada bentuknya
semula apabila gaya yang bekerja pada benda itu dihentikan. Contoh: pegas baja,
karet, lidi, kayu, beberapa logam untuk strains kecil, dan lain-lain.
Suatu benda dikatakan plastis, apabila bentuk benda berubah dari bentuk semula
tetapi tidak sempurna, hanya sebagian saja. Contoh : nylon, plastisin, kayu, dan
lain-lain.
Untuk pengujian sifat-sifat bahan, dalam bidang teknik dikenal adanya istilah
b. Teganan/Stress
Sebuah benda elastis dengan luas penampang A ditarik atau ditekan dengan
gaya F, maka benda mengalami tegangan (stress), yang didefinisikan sebagai hasil
bagi antara gaya (F) yang bekerja pada benda dengan luas penampangnya (A).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
gaya F
luas A
L
L
F
AA
Apabila gaya normal (Fn) pada permukaan bidang berupa gaya tarik maka
F F
Apabila gaya normal (Fn) merupakan gaya tekan, maka tegangan normal disebut
F F
c. Regangan / Strain
mengalami tegangan tekan akan mengalami pula perubahan bentuk dan dimensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
(L) terhadap panjangnya mula-mula (Lo). Besarnya regangan (e) secara matematis
dapat dinyatakan:
d. Modulus Elastisitas/Young
Sifat-sifatnya :
1) Konstan, selama tidak melewati batas kelentingan atau limit elastik dari benda.
2) Karakteristik untuk setiap benda, sesuai hukum Hooke yang mengatakan bahwa
tegangan stress
Didefinisikan sebagai:E =
commit to user
regangan strain e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
F L
dengan : = dan e =
A L
tegangan stress F
E= = A FL
regangan strain e L L . A
L
N
2
N m 2 = pascal = Pa
m
Tabel 2.2 Modulus elastis Young berbagai zat
e. Hukum Hooke
Sebuah pegas ditarik dengan gaya F, maka pegas akan bertambah panjang.
Bila gaya tarik tidak melewati batas e elastisitasnya pegas, maka gaya tarik yang
L0
Lt
l
F(gaya tekan)
l
Gambar 2.7. Hukum Hooke
L
Dari grafik di atas, maka Hooke menyatakan hubungan antara besar gaya (F)
F = -k. L
Tanda minus (-) menyatakan arah gaya pegas F berlawanan arah dengan arah
simpangan.
3.1.7
commit to user
Tekanan, geliat hidrolik, dan modulus bongkahan (pengayaan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Untuk menarik pegas sehingga bertambah panjang l, diperlukan usaha (W).
Usaha ini disimpan oleh pegas dalam bentuk energi potensial pegas (Ep).
O
simpangan ΔL
W = ½ F.L
W = Ep2 – Ep1
Ep = ½ k L2
keterangan :
Energi potensial elastik dapat dijumpai pada pegas, ketapel, busur panah, dll.
melempar batu. Dengan kata lain, energi potensial elastik diubah menjadi energi
kinetik batu.
commit to user
Ep elastik = Ek batu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
1 1
kx 2 m v 2
2 2
k.x2 = m.v2
k x2
v2 =
m
k x2
v=
m
dari persamaan di atas, nilai k adalah konstanta gaya ketapel (N.m-1), x adalah
pertambahan panjang (m), m adalah massa benda yang dilemparkan (kg), dan v
g. Susunan Pegas
1) Susunan Seri
Dua buah pegas dengan konstanta k1 dan k2 disusun secara seri, maka akan
Gaya F1 menarik pegas 1 dan gaya F2 yang menarik pegas 2 yang terletak pada satu
sehingga,
F F F
k1 k 2 ks
1 1 1
k1 k2 ks
maka konstanta pengganti dari pegas disusun seri yang terdiri darin pegas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
1 1 1 1
.... atau ks =
ks k1 k 2 kn
2) Susunan Paralel/Berjajar
Dua buah pegas dengan konstanta k1 dan k2 disusun secara parallel, maka
akan didapatkan konstanta pegas gabungan kp.Pegas disusun parallel ditarik dengan
sebuah gaya F sehingga terjadi pertambahan panjang l, yang besar pertambahan
Sedangkan besar gaya pada masing-masing pegas adalah jumlah total dari besar
F = F1 + F2 dan F = k.l
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
k1
F
k2
kp = k1 + k2
kp = k1 + k2 + . . . . + kn
atau
kp = n k
7. Prestasi Belajar
kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur
dengan alat atau tes tertentu. Menurut Zaenal Arifin (1990:2) prestasi berasal dari
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi banyak digunakan dalam berbagai
belajar atau hasil belajar haruslah mencerminkan tiga aspek atau tujuan belajar
kegiatan belajar yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar.Dari aspek
kognitif, hasil belajar nampak dalam suatu prestasi yang dicapai siswa dalam bentuk
Dimyati dan Mudjiono (1999: 176) bahwa secara umum kegiatan belajar meliputi
fase-fase sebagai berikut : (1) Motivasi, yang berarti siswa sadar mencapai tujuan
dan bertindak mencapai tujuan belajar, (2) Kosentrasi, yang berarti siswa
memusatkan perhatian pada bahan ajar, (3) Mengolah pesan, yang berarti siswa
Menyimpan, yang berarti siswa menyimpan informasi dalam ingatan, perasaan dan
kemampuan motorik, (5) Menggali, menggunakan hal yang dipelajari yang akan
dipergunakan untuk memecahkan masalah. (6) Prestasi, bahan ajar untuk kerja, (7)
belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang
dialami dan dihayati siswa yang berpengaruh terhadap proses belajar adalah: (1)
sikap siswa terhadap belajar, (2) motivasi belajar, (3) konsentrasi belajar, (4)
belajar, (6) kemampuan menggali hasil belajar yang telah tersimpan, (7)
kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, (8) rasa percaya diri siswa,
yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: (1) guru sebagai pembimbing belajar
siswa, (2) sarana dan prasarana belajar, (3) kondisi pembelajaran, (4) kebijakan
mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor dari dalam diri siswa(internal) dan
faktor dari luar diri siswa (eksternal).Faktor dari dalam diri siswa terutama
kebebasan belajar. Faktor yang berasal dari luar individu adalah faktor lingkungan
pembelajaran.
belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang
dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan alat atau tes
tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat
laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau
skor. Dan dari pendapat diatas juga dapat disimpulkan bahwa faktor intern dan
kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode
yang telah dicapai siswa dalam pembelajaran Fisika menggunakan modul fisika
1. Dwi Fista Setyo Putri (2013) menyimpulkan modul interaktif berbasis inkuiri
tinggi merupakan salah satu alternatif dalam pendidikan IPA. Oleh sebab itu
khususnya modul perlu dimiliki guru, mengingat dengan bahan ajar akan lebih
ini penulis akan mengembangkan modul IPA terpadu berbasis HOTS pada
siswa bukan merupakan hasil langsung dari pengajaran mapokok bahasan tika,
tetapi keterampilan yang harus dilatihkan guru pada siswa, siswa tidak otomatis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
memiliki keterampilan ini. Seperti halnya keterampilan yang lain, siswa perlu
untuk mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. Enam tahapan aktivitas yang
harus dilalui siswa agar dapat mengembangkan berpikir tingkat tinggi siswa
modul. Maka dalam hal ini penulis akan mengembangkan modul yang mampu
SMA.Ternyata tidak ada perbedaan signifikan antara kelas yang yang diberi
kegiatan kreatif (ICA) dan kelas tanpa kegiatan kreatif ( INCA). Selain itu, nilai
rata-rata gain score yang diperoleh juga memiliki perbedaan yang tidak berarti
bahan ajar modul, maka penulis akan mengembangkan modul yang mampu
berpikir tingkat tinggi siswa. Dalam hal ini ditunjukkan bahwa keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa yang diajar dengan model PBL lebih tinggi dari
kegiatan pembelajaran model PBL belum dituangkan pada bahan ajar modul,
perangkat soal yang dikembangkan telah memiliki potensial efek ini terlihat
dari hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa 35,59 katagori baik.
mampu melatihkan pada peserta didik untuk terampil berpikir tingkat tinggi.
mampu melatihkan pada peserta didik untuk terampil berpikir tingkat tinggi.
observations and interviews and analyzed using the descriptive technique. The
results show that the module models, namely experiment and non-experiment
student work sheets based on the problem solving method, and the evaluation
10. Harto Nuroso dan Joko Siswanto (2010) dengan judul model pengembangan
Kota Semarang rata-rata masih rendah, (2) kemampuan berpikir abstrak rendah
pengembangan draft modul IPA terpadu, tinjauan ahli dan uji coba. Maka
C. Kerangka Berpikir
(Sceintific Approach) penting dilakukan, karena dengan adanya modul ini maka
akan diketahui teknik pembelajaran fisika yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Pembelajaran yang mengacu pada siswa sebagai subyek bukan sebagai obyek.
berbasis scientific disebarkan kepada pokok bahasan n guru Fisika MGMP untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and
produk yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan modul fisika ini adalah
merupakan adaptasi model 4-D (four-D model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan
(1974: 5).
B. Prosedur Pengembangan
D. Model 4-D meliputi define, design, develop, and dessiminate atau juga sering
dilaksanakan.
2. Adanya tahap validasi dan uji coba perangkat mejadikan produk yang
Langkah – langkah pengembangan model 4-D dapat dilihat pada gambar 3.1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
Pra Penelitian
Tujuan Pembelajaran
Revisi I
Revisi III
1. Define ( Pendefinisian )
a. Analisis kurikulum.
Pada tahap awal peneliti mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat ini,
kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar
tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena tidak semua kompetensi
diketahui untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kemampuan peserta didik
c. Analisis materi
perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan dan menyusunnya
d. Merumuskan tujuan
membatasi agar tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat menulis bahan ajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
2. Design ( Perancangan )
pokok bahasan , menyusun matrik hubungan KI, KD dan Indikator dari bidang
kajian fisika, membuat jaringan topic atau indicator , menentukan alur indicator dari
perancangan ini akan menghasilkan produk awal (prototype) modul fisika. Sebelum
perlu divalidasi.Validasi produk modul dilakukan oleh 2 dosen ahli, 2 guru fisika
SMA dan teman sejawat.Berdasarkan masukan dan saran dari validator tersebut
3. Develop ( Pengembangan )
dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul kepada pakar yang terlibat pada
saat validasi rancangan dan peserta didik yang akan menggunakan modul. Kegiatan
pembelajarannya.
b. Revisi model atau draft berdasar masukan para pakar saat validasi.
c. Uji coba terbatas kepada guru-guru fisika danpeserta didik sebagai pengguna
e. Implementasi modul pada wilayah yang lebih luas, untuk di uji efektivitas
digunakan.
4. Disseminate ( Penyebarluasan )
sosialisasi bahan ajar modul sisika melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas
Desain uji coba produk bertujuan untuk mendapatkan umpan balik secara
langsung dari pengguna tentang kualitas modul fisika yang dikembangkan.Uji coba
produk berupa modul fisika ini telah divalidasi oleh ahli modul, dosen pembimbing,
guru fisika dan peserta didik.Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan masukan,
D. Desain Penelitian
Control-Group Pretest-Postest secara bagan dapat dilihat pada table dibawah ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Kelas Treatment ( KT ) T1 X T2
Keterangan :
E. Subjek Penelitian
1. Untuk menguji kelayakan modul fisika dilakukan uji coba terbatas pada 10 siswa
eksperimen dan dibandingkan nilai N-gain dari pretes dan postes pada kelas X
F. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian pengembangan ini adalah data primer dan data
ahli, guru fisika dan teman sejawat.Data tersebut berupa instrumen penilaian
silabus, RPP, materi modul, soal tes.Jenis data sekunder dalam penelitian ini adalah
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) lembar validasi
modul, (2) angket respon siswa terhadap modul, dan (3) tes hasil belajar. Adapun
rincian instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian dari para
ahliterhadap modul. Hasil penilaian ini dijadikan dasar untuk perbaikan modul
sebelum diujicobakan.
kegiatan pembelajaran fisika dengan modul fisika. Pengisian angket ini dilakukan
3. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir .Tes
ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan setelah
fisikayang digunakan.
1. Analisis Angket
Dari analisis angket dapat diketahui respon dari guru fisika atau siswa yang
Ps = x 100 %
Keterangan :
Ps = Persentase sub variable
S = jumlah nilai tiap sub variable
N = jumlah skor maksimum
Katagori :
Analisis data hasil tes yang digunakan adalah penguasaan konsep fisika
yang diukur dengan pretest dan postest untuk memperoleh skor N-Gain dengan
G=
Keterangan :
G = gain ternormalisasi
commit
S.postest = nilai to user
posttest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
keefektifan penguasaan konsep siswa melalui modul fisika berbasis sceintifik antar
t=
( ) ( )
( )
Keterangan :
t = nilai t hitung
S1 = varian kelompok 1
S2 = varian kelompok 2
konvensional/terpisah.
konvensional/terpisah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
BAB IV
mengacu pada silabus, RPP, dan kisi-kisi soal yang sesuai dengan kurikulum
belajar kognitif.
yang berbasis scientific pada materi elastisitas sesuai tahapan 4D adalah sebagai
berikut:
laboratorium fisika sudah ada dan didukung dengan peralatan yang memadai, 2)
buku dari penerbit bukan hasil pengembangan guru, 4) sebagian siswa memiliki
buku dari penerbit, tetapi belum sesuai dengan kurikulum 2013. 5) modul fisika
bagus untuk semua mata pelajaran pada Ujian Nasional.Untuk nilai Ujian Nasional
kabupaten, akan tetapi untuk tingkat provinsi masih tertinggal dari SMA diluar
kabupaten Banyumas. Hasil analisis peserta didik lainnya adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
2. Sebagian besar siswa berasal dari luar kota Purwokerto, sehingga jauh dari
1) Sebagian siswamemiliki buku teks atau buku pegangan lain untuk belajar materi
elastisitas
2) Siswa tidak mencari bahan lain selain buku dari sekolah untuk membantu
dimilikinya.
65 SMA NEGERI 1 TAHUNAN SMA N 125 125 100 8,03 8,17 8,94 8,05 8,75 8,57 50,51 8,42
66 SMA NEGERI 2 KLATEN SMA N 167 167 100 8,41 7,71 8,69 8,01 8,89 8,77 50,48 8,41
67 SMA NEGERI 1 TEGAL SMA N 181 181 100 8,45 8,4 8,38 8,23 8,6 8,41 50,47 8,41
68 SMA NEGERI 1 SUBAH SMA N 132 132 100 8,39 8,03 8,68 7,96 8,78 8,63 50,47 8,41
69 SMA NEGERI 1 GODONG SMA N 252 252 100 7,88 8,15 8,87 8,1 8,74 8,73 50,47 8,41
70 SMA NEGERI 2 KUDUS SMA N 185 185 100 8,47 7,83 8,89 7,93 8,86 8,45 50,43 8,41
71 SMA NEGERI 3 TEGAL SMA N 134 134 100 8,43 8 8,66 8,17 8,71 8,46 50,43 8,41
72 SMA NEGERI 1 SIMO SMA N 107 107 100 8,51 7,83 8,59 7,97 8,8 8,72 50,42 8,4
SMA NEGERI 1
73 KETANGGUNGAN SMA N 36 36 100 8,2 8,34 8,66 7,93 8,67 8,6 50,4 8,4
74 SMA NEGERI 1 BAWANG SMA N 76 76 100 8,24 7,85 8,61 8,15 9,01 8,53 50,39 8,4
75 SMA NEGERI 9 SEMARANG SMA N 168 168 100 8,37 8,16 8,6 7,98 8,79 8,49 50,39 8,4
76 SMA NEGERI 1 WELAHAN SMA N 116 116 100 8,32 7,98 8,68 7,98 8,81 8,59 50,36 8,39
SMA NEGERI 1
77 SUMBERLAWANG SMA N 116 116 100 8,24 8,14 8,67 7,88 8,79 8,63 50,35 8,39
SMA NEGERI 2
78 PURWOKERTO SMA N 270 270 100 8,57 7,84 8,69 8,07 8,79 8,39 50,35 8,39
79 SMA NEGERI 1 JOGONALAN SMA N 119 119 100 8,45 8 8,69 7,97 8,71 8,52 50,34 8,39
80 SMA NEGERI 3 SUKOHARJO SMA N 138 138 100 8,31 8,13 8,65 7,73 8,87 8,64 50,33 8,39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
2) Guru tidakmemiliki buku teks atau buku pegangan lain yang berupa modul
fisikaberbasis Scientific.
5) Guru menggunakan bahan ajar lain seperti video untuk menjelaskan materi
elastisitas.
11) Guru membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang
12) Guru setuju bila dikembangkan modul fisika yang berbasis scientific pada
Analisis materi
akan diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan dengan kurikulum
materi yang disampaikan ke siswa harus sesuai dengan sintak-sintak scientific yaitu
juga harus sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Inti :
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
Kompetensi Dasar :
menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
percobaan
4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu
bahan
untuk membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat
terdapat pada kurikulum dan indikator yang relevan dengan KI-KD yang digunakan
Tahap perancangan ini menyusun draft awal modul fisika yang berbasis
a. Tahap Desain
dan kisi-kisi soal yang akan digunakan acuan dalam pembuatan draft awal modul
fisika yang berbasis scientific pada materi elastisitas. Silabus, RPP, dan kisi-kisi
Tahap ini membuat draft awal modul fisika yang berbasis scientific pada
1) Halaman sampul
“ELASTISITAS”, ditulis dengan huruf besar agar lebih terlihat. Di bawah judul
modul ini. Dan yang terakhir adalah tulisan “Sesuai Kurikulum 2013” yang
2) Halaman Judul, berisi judul modul dan tempat pendidikan penulis, yaitu
3) Kata Pengantar, berisi tentang pengantar penulis yang berkaitan dengan pesan
6) Daftar Gambar, berisi daftar gambar yang ada dimodul besrta halamannya.
7) Daftar Tabel, berisi tabel-tabel yang ada dalam modul beserta halamannya.
dalam modul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
10) Tujuan Akhir, berisi tentang tujuan yang diharapkan tercapai setelah
11) Uraian materi modul fisika yang berbasis scientific pada materi elastisitas.
13) Uji kompetensi, berisi tentang soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi
yang dipelajari.
15) Daftar Pustaka, berisi tentang daftar buku, jurnal dan website yang digunakan
di dalam modul.
16) Kunci Jawaban, berisi jawaban soal pilihan ganda untuk mengoreksi pekerjaan
ukuran buku dan bentuk buku teks untuk sekolah SMA/MA salah satunya adalah
Selanjutnya hasil penyusunan modul tahap ini sebagai draft-1 modul fisika yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
a. Validasi Desain
mengacu dari Instrumen Penilaian Buku Teks Fisika SMA/MA oleh BSNP 2008.
Validasi dilakukan oleh dua pakar dari Universitas Sebelas Maret dengan
kualifikasi pendidikan doktor (S3 dosen pasca UNS),dua guru SMA dengan
kualifikasi pendidikan Master Pendidikan (S2 Pendidikan Sains) dan dua temen
sejawat. Validator dari dosen-1 (V1) dan validator dari dosen-2 (V2). Validator
dari guru SMA-1 (G1) dan validator dari guru SMA-2 (G2). Validator teman
Hasil perbaikan modul berdasarkan saran teman sejawat disajikan pada Tabel 4.2.
No Saran Perbaikan
1 Daftar Gambar terdapat kata yang Sudah dilakukan perbaikan dengan
salah sokbeker. mengganti shockbreaker.
2 Pada halaman 10 terdapat kesalahan Sudah diperbaiki menjadi panjang
cetak pajang, yang benar panjang.
3 Pada halaman 12 terdapat kata stress, Sudah diperbaiki menjadi Stress.
seharusnya huruf italic.
3 Pada halaman 14, gambar belum ada Sudah diberi keterangan gambar,
keterangan gambarnya. “percobaan hukum Hooke.
4 Daftar Pustaka, judul dicetak miring Sudah dibuat cetak miring pada judul
daftar pustaka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
Hasil perbaikan modul berdasarkan saran validator ahli disajikan pada Tabel 4.3.
No Saran Perbaikan
1 Gambar dilengkapi dengan data Sudah dilakukan.
sumber.
2 Tabel 1 Daftar pertanyaan, dibuat yang Tabel 1 daftar pertanyaan, diperbaiki
umum, tidak diarahkan (khusus). dengan menghilangkan hal-hal yang
khusus.
3 Tabel 2 Data Hasil Pengamatan, jenis Tabel 2, sudah diperbaiki dengan
gaya dihilangkan dan pilihan keadaan menambah diberi gaya dan ketika
dihilangkan. gaya dihilangkan.
4 Tabel 3 Data Hasil Pengamatan, Pertambahan panjang (ΔL) sudah
pertambahan panjang (ΔL) dihilangkan dihilangkan, dan perbandingan F : A,
dan ditambah perbandingan F : A. sudah ditambahkan.
5 Pada halaman 8 kata mengasosiasikan Sudah dilakukan
diganti kata mengkomunikasikan.
6 Tulisan rumus dan gambar diperkecil. Sudah diperkecil.
7 Warna latar belakang diganti yang Sudah dirubah warna latar
kontras dengan hurufnya. belakangnya.
8 Pada sintak mengamati ditambah Sudah dilakukan penambahan
gambar yang aktual. gambar berupa pemanfaatan pegas
dalam kehidupan.
9 Pada petunjuk penggunaan modul Sudah diberi halaman
diberi halaman
10 Pada rangkuman diberi latar belakang Sudah diberi latar belakang dengan
warna yang kontras. warna yang kontras dengan
tulisannya.
11 Masih ada SK-KD, pada kurikulum Sudah diganti SK-KD menjadi KI-
2013 yang ada KI-KD. KD.
13 Semua istilah asing harus dicetak Sudah dilakukan
miring.
14 Penulisan awalan di pada kata dibawah Sudah dilakukan pemisahan pada
dan diatas, harus dipisah. awalan di.
Kualitas modul fisika berbasis scientific pada materi elastisitas, dilihat dari
validasi ahli, guru fisika SMA dan teman sejawat disajikan pada Lampiran.
Dari aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa, kegrafikan dan aspek scientific
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
dan 4. Sehingga jumlah maksimum skor penilaian adalah 75 x 4 = 300, dan jumlah
dengan jumlah 296 dan 295, sehingga nilai rata-ratanya 3,96 dan 3,95 dengan
kriteria sangat baik. Validator 3 dan validator 4 yang merupakan guru SMA dengan
kualifikasi S2 memberikan nilai dengan jumlah skor 292 dan 293, sehingga nilai
rata-ratanya 3,89 dan 3,91 dengan kriteria sangat baik. Validator 5 dan validator 6
merupakan teman sejawat, memberikan nilai dengan jumlah skor 294 dan 295,
sehingga nilai rata-ratanya 3,92 dan 3,93 dengan kriteria kelayakan sangat baik.
Dari hasil penilaian validator maka modul dapat dikatakan layak digunakan.
Berbagai data dan masukan yang diperoleh dari validator ini dijadikan sebagai
bahan revisi I. Setelah diadakan proses revisi maka hasil dari validasi ini
Validasi juga dilakukan pada soal tryout hasil belajar yang akan digunakan
untuk penelitian. Setelah soal tryout hasil belajar divalidasi, kemudian dilaksanakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
Uji coba terbatas ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan modul fisika
yang berbasis scientific pada materi elastisitas. Sampel untuk keterbacaan modul
adalah 10 anak kelas X MIA 7, yang dipilih secara acak. Tingkat keterbacaan
modul diketahui melalui angket respon siswa terhadap modul yang telah diberikan.
Pada uji coba kelompok kecil siswa diberi angket respon terhadap modul
terhadap modul fisika yang berbasis scientific pada materi elastisitas disajikan pada
Lampiran.
Jumlah aspek penilaian adalah 10, dengan jumlah skor minimal 10 dan skor
maksimal 40, rata-rata tertinggi 4. Dari sepuluh siswa yang diberi angket, semua
siswa dalam menilai modul fisika berbasis scientific masuk kategori sangat baik,
Hasil komentar dan perbaikan modul pembelajaran fisika dari uji coba
Tabel 4.4. Komentar dan Perbaikkan Berdasar Saran Pada Uji Coba Terbatas
No Saran Perbaikan
1 Ada beberapa tulisan yang salah Sudah dibetulkan tulisaan pegad
ketik yakni halaman 2, tertulis dibetulkan pegas.
“pegad”.
2 Penulisan rumus-rumus lebih Rumus diperjelas dengan memberi
diperjelas. kotak dan warna.
3 Gambar cover modul kurang jelas. Cover modul sudah diperjelas
gambarnya.
4 Pada kegiatan mengamati gambar, Jumlah gambar sudah ditambah.
ditambah jumlah gambarnya.
5 Pada uji kompetensisoal nomor 9 Soal nomor 9 sudah dibetulkan.
pilihan jawaban kurang e.
6 Gambar halaman 23 keterangannya Keterangan gambar halaman 23 sudah
gambarnya belum ada.. ditambahkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
data dan masukan yang diperoleh dari angket dalam uji coba ini dijadikan sebagai
bahan revisi II. Setelah diadakan proses revisi maka hasil dari uji coba terbatas ini
digunakan pada tahapan berikutnya yaitu uji coba kelompok besar di kelas.
Uji coba pemakaian lebih luas atau kelompok besar dilakukan di kelas
kelas dengan menggunakan modul fisika pada materi elastisitas. Guru sebagai
sintak-sintak atau tahapan yang harus dilakukan secara berurutan. Proses belajar
mengkomunikasikan.
dengan gambar yang disajikan. Pertanyaan tidak dibatasi pada materi, sehingga
masih bebas. Langkah berikutnya siswa mencoba. Kegiatan mencoba disini tidak
pada modul dan memberi tanda pada informasi yang dianggap penting. Siswa
dilatih memecahkan masalah dengan diberikan contoh soal yang relevan dan
juga diberi rangkuman agar siswa lebih memahami hal-hal yang penting dalam
ganda. Modul dilengkapi dengan penilaian diri, sehingga siswa dapat menilai
revisi III. Skor rata-rata dari respon siswa pada uji coba besar terhadap modul fisika
berbasis scientific pada materi elastisitas adalah 3,94. Pada uji coba kelompok besar
tidak ada masukan dan saran, hasil komentar menyatakan modul sudah bagus maka
tidak diadakan revisi. Setelah kegiatan uji coba kelompok besar ini menghasilkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
modul fisika berbasis scientific pada materi elastisitas. Produk modul fisika dari
Lampiran.
Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Ranah Pengetahuan Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran Menggunakan Modulfisika berbasis scientific pada materi elastisitas.
Frekuensi (%)
Interval Sebelum Relatif sebelum Sesudah Relatif sesudah
Nilai menggunakan modul menggunakan menggunakan menggunakan
modul modul modul
45 – 51 2 5,1 0 0,0
52 – 58 10 25,6 0 0,0
59 – 65 9 23,1 0 0,0
66 – 72 15 38,5 0 0,0
73 – 79 0 0,0 5 12,8
80 – 86 0 0,0 14 35,9
87 – 93 0 0,0 20 51,3
Seperti yang terlihat pada tabel 4.5.dengan KKM yang ditetapkan 80,0 prestasi
siswa sebelum menggunakan modul masih sangat rendah. Sedangkan setelah siswa
menggunakan modul yang belum tuntas sebesar 12,8% dan siswa yang sudah tuntas
25
Histogram Prestasi Belajar Siswa
20 45 - 51
15 52 - 58
Frekuensi
10 59 - 65
5 66 - 72
0 73 - 79
Pretes Postes 80 - 86
87 - 93
Ringkasan hasil analisis hasil prestasi belajar siswa ranah pengetahuan sebelum dan
disajikan pada Tabel 4.6.Prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan
modul fisika pada materi elastisitas terdistribusi normal dan homogen.Uji dua
sampel berhubungan diperoleh nilai t hitung – 40,738.Nilai t tabel adalah -1,685. Oleh
karena - t hitung < - t tabel maka Ho ditolak, maka keputusan uji adalah antara
prestasi belajar siswa sebelum menggunakan modul adalah 63,1 dan sesudah
rata-rata kenaikan hasil belajar dari 39 siswa adalah 0,5924 dengan kategori “Baik“.
Uji normalitas, homogenitas dan uji dua sampel berpasangan prestasi belajar siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Analisis Hasil Prestasi Belajar Siswa Ranah Pengetahuan
Sebelum dan Sesudah Menggunakan Modul fisika BerbasisScientific
Tabel 4.7 menunjukkan, bahwa dari pertemuan ke-2, pertemuan ke-3, dan
pertemuan ke-4 nilai Sikap siswa yang berada pada interval terbawah yaitu 67 – 73
25
20
15 67 - 73
74 - 80
10 81 - 87
88 - 94
0
Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
Tabel 4.8 menunjukkan, bahwa dari pertemuan ke-2, pertemuan ke-3, dan
pertemuan ke-4 nilai ketrampilan siswa yang berada pada interval terbawah yaitu 67
14
12
10
8 67 - 73
74 - 80
6 81 - 87
88 - 94
4
0
Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
Banyumas.Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan respon terhadap modul
Komentar dari para guru pada tahap Disseminate adalah sebagai berikut: 1)
fisika, 5) Gambar dan Kegiatan siswa menarik, 6) Modul sangat menarik dan
materi, 9) Soal-soalnya sudah mengarah variatif, 10) Format dan cara menyajikan
B. Pembahasan
adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996),
yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu
akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah
siswa.
Siswa melalui masayang disebut masa remaja atau masa pubertas. Umumnya
mereka sudah tidakmau dikatakan sebagai anak-anak, namun jika disebut orang
dewasa, merekasecara nyata belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa
tersebut.
perubahan.
harus mengenali karakteristik peserta didik yang akan menggunakan bahan ajar.”
Hal ini penting karena proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui peserta didik
kemampuan akademiknya.
mempunyai kemampuan akademis yang bagus. Hal ini dapat ditinjau dari hasil rata-
rata nilai Ujian Nasional dari tahun 2009/2010 sampai 2011/2012. Tetapi untuk
level propinsi, prestasi siswa-siswa SMA Negeri 2 Purwokerto masih kurang bagus.
Kondisi siswa ditinjau dari asal daerah, siswa-siswa SMA Negeri 2 Purwikerto
sebagian besar dari luar kota Purwokerto. Sehingga sebagian besar siswa-siswa
kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Dasar (KD), dan silabus sudah ditentukan. Sedangkan untuk buku materi fisika,
pembelajaran fisika yang berbasis scientific yang sesuai denggan kurikulum 2013.
c. Analisis Materi
yang telah ditetapkan. Hal ini berguna untuk membatasi supaya pengembangan
modul tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat akan menulis bahan ajar.
digunakan sebagai rujukan untuk pemilihan media dan pendekatan yang dibutuhkan
menyimpang dari tujuan semula pada saat dilakukan pengembangan bahan ajar
bahwa “modul disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan dirumuskan
terlebih dahulu.”
Bahan ajar atau modul dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran
pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk
yang ingin dicapai, struktur isi pembelajaran yang jelas dan memenuhi kriteria yang
berlaku bagi pengembangan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus dapat
pembelajaran.
mengkomunikasikan.
kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis,
dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja
berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah,
oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga
minat baca peserta didik, seperti yang dinyatakan Endang Mulyatiningsih (2012:
197), bahan ajar perlu ditambah dengan ilustrasi gambar yang menarik supaya
peserta didik termotivasi untuk membacanya. Hal ini dibuktikan respon siswa
terhadap modul pada saat uji coba kelompok kecil atau uji coba kelompok besar.
a. Validasi Desain
modul didasarkan pada kelayakan isi, penyajian, bahasa, kegrafikan, dan aspek
selanjutnya.
tata letak sampul depan dan warna tulisan kurang kontras, perlu ditambah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
sumber, dan pembetulan tata tulis.Saran-saran tersebut setelah dikaji dan melalui
SMA/MA oleh BSNP 2008, maka sampul hendaknya: 1) penampilan unsur tata
letak pada kulit muka, belakang, dan punggung memiliki kesatuan (unity), 2)
tampilan tata letak unsur pada muka, punggung dan belakang sesuai/harmonis dan
memberikan kesan irama yang baik, 3) komposisi unsur tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dll)seimbang dan seirama dengan tata letak isi, 4) warna
Angket terdiri dari 13 pertanyaan dan komentar atau saran untuk perbaikan
modul. Saran atau komentar siswa dari kelompok kecil antara lain salah ketik,
banyak kelebihan, menurut Nana Sudjana (1997) dalam Sukiman (2012: 87),
gambar bisa menyampaikan banyak pesan, bersifat konkrit dan dapat membatasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
modul siswa telah dapat membedakan informasi yang relevan dan tidak relevan atau
yang penting dan tidak penting dengan cara menggaris bawah atau memberi tanda
khusus pada informasi yang dianggap relevan dan penting tersebut. Dalam
melakukan percobaan kejadian yang dilihat, dialami dalam percobaan dicatat dalam
tabel hasil pengamatan. Proses memilih dan menganalisis merupakan sebagian ciri
untuk menyampaikan hasilnya dengan cara presentasi, kegiatan ini sering disebut
mengkomunikasikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
dianggap penting atau relevan siswa menjawab soal-soal tes formatif pilihan ganda.
Dengan memberikan alasan dalam memilih jawaban tersebut, berarti siswa telah
data dan masukan yang diperoleh dari angket dalam uji coba kelompok besar ini
dijadikan sebagai bahan revisi III.Pada uji coba kelompok besar tidak ada masukan
dan saran, hasil komentar menyatakan modul sudah bagus maka tidak diadakan
Banyumas memberikan respon positif terhadap modul fisika berbasis scientific yang
2013. Dari keterangan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa modul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
5. Temuan Lapangan
4. Dalam kurikulum 2013 penilaian bersifat autentik, yang menuntut guru untuk
melakukan tiga kegiatan sekaligus yaitu mengajar, belajar, dan menilai. Hal
6. Keterbatasan Penelitian
secara umum direspon positif dengan bukti nilai kualitas modul sangat baik.
Keterbatasan yang terdapat pada penelitian pengembangan modul fisika ini adalah:
2. Waktu terbatas sehingga uji coba instrumen hanya dapat dilakukan satu kali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
3. Respon siswa terhadap modul fisika berbasis scientific pada materi elastisitas
5. Pada tahap penyebaran hanya dapat dilakukan pada 5 (lima) guru anggota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori, hasil analisa data, dan pembahasan yang telah
fisika berbasis Scientific berdasarkan penilaian dari ahli, praktisi, dan respon
siswa yang secara keseluruhan memberikan kategori sangat baik pada produk
belajar dari 39siswa adalah 0,5924 dengan kategori “Baik“.Setelah diuji dengan
paired sample t-test hasil belajar pengetahuan siswa sebelum dan setelah
mengalami kenaikan pada hasil pretes dan postes. Hal ini menunjukkan
dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
B. Saran
berbasis scientific pada materi elastisitas, maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
a. Siswa hendaknya melakukan seluruh kegiatan yang tertera dalam modul dan
baik.
c. Siswa harus mempelajari secara seksama baik diluar kelas atau didalam
kelas, baik secara mandiriatau dibimbing guru, karena memang itulah salah
berlatih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
penilaian.
permasalahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
DAFTAR PUSTAKA
Bruce Joyce, Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Publisher : New Jersey :
Prentice-Hall
Costa , A.L. & Kallick, B. 2000. Describing 16 Habits of Mind: Habits of Mind.A
Developmental Series. Alexandria, VA. (Online). Tersedia: http://
.http:/www.ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC
De Vito, Joseph Alfred. 1989. Human Communication: The Basic Course. Pearson.
Dwi Fista Setya Putri. 2013. Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Pokok Bahasan Fluida Di SMK 6 Surakarta.
Surakarta, Uneversitas Sebelas Maret.
Iwan Sugiarto. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik &
Kreatif,Jakarta, Gramedia Utama.
Jakarta.
Poppy Kamalia Devi, Erly Tjahja Widjajanto T. 2011. Instrumen PHB IPA High
Order Thinking.Bandung , PPPPTKIPA. Untuk program
BERMUTU
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
commit to user