Anda di halaman 1dari 74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL, PRESTASI BELAJAR


DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN KEMATANGAN
KARIR MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN
MITRA HUSADA KARANGANYAR

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan


Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

Luluk Nur Fakhidah


S541008058

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang setia membimbing
hamba-hamba-Nya. Atas bantuan dan tuntunan-Nya dalam penyusunan tesis dengan
Locus of Control, Prestasi Belajar dan Lingkungan Belajar dengan

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan


Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusun telah berusaha menampilkan tesis ini dalam kondisi yang terbaik
dan setepat mungkin, namun karena keterbatasan dan kelemahan yang ada, pasti
terbuka kemungkinan kesalahan. Untuk itu penyusun mengharap masukan positif
dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.
Dengan penuh kerendahan hati, penyusun menyampaikan terima kasih yang
tidak terhingga kepada semua pihak yang langsung maupun tidak langsung, turut
andil dan memotivasi penyelesaian tesis ini, antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs, M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi kesempatan kepada penyusun untuk dapat belajar
dan menggali ilmu pada almamater yang beliau pimpin
2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, M.S, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian ini.
3. Dr. Hari Wujoso, dr, Sp. F, MM, selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. P. Murdani K, dr, MHPEd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan
Prodi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD, selaku pembimbing I yang selalu
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian proposal tesis ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Putu Suriyasa, dr. MS, PKK, SpOk, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi penyusun untuk
menyelesaikan tesis ini.
7. Seluruh Dosen Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah berkenan mentransfer dan membuka cakrawala ilmu
pengetahuan kepada penyusun
8. Cucuk Heru Kusumo, dr. MKes, selaku Ketua Yayasan Mitra Husada
Karanganyar.
9. Suwarnisih, SST, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian
ini.
10. Keluarga besarku yang sangat ku sayangi, Ayah, ibuk dan adiku Arif Ludianzah
yang selalu memberikan do a, dukungan, semangat dan kasih sayang.
terimakasih atas dukungannya.
11. Suamiku mas bambang terimakasih atas kesabaran dan pengertiannya
12. Buah hatiku Nafeeza Rayya yang telah memberi kebahagiaan dan keceriaan
dalam hidupku, terimakasih sayang.
13. Teman-teman di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar.
14. Teman-teman Mahasiswa Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
15. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu yang telah
membantu terselesaikannya tesis ini.
Peneliti menyadari bahwa proposal tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan proposal tesis
selanjutnya. Semoga ini membawa manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Amin..
Surakarta, 2012

Peneliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :


1. Tesis yang berjudul : HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL PRESTASI
BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN KEMATANGAN
KARIR MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA
KARANGANYAR ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat,
serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan
sebagian acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta
daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya
ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain
harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Magister Kedokteran Keluarga
PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh
Prodi Magister Kedokteran Keluarga PPs-UNS. Apabila saya melakukan
pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan
sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta,........................................
Mahasiswa,

Luluk Nur Fakhidah


S541008058

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS ................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi
ABSTRAK ............................................................................................... xii
ABSTRACT ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ......................................................................... 8
1. Locus of Control.............................................................. 8
2. Prestasi Belajar ................................................................ 10
3. Lingkungan Belajar ......................................................... 12
4. Kematangan Karir ........................................................... 22
5. Konsep Hubungan Locus Of Control, Prestasi Belajar
dan Lingkungan Belajar Dengan Kematangan Karir ...... 35
B. Penelitian yang Relevan....................................................... 37
C. Kerangka Berfikir ................................................................ 39
D. Hipotesis .............................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

A. Jenis Penelitian .................................................................... 40


B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 40
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 40
D. Variabel Penelitian ............................................................... 41
E. Definisi Operasional ............................................................ 41
F. Instrumen Penelitian ............................................................ 42
G. Metode Pengumpulan Data .................................................. 44
H. Prosedur Pengolahan Data ................................................... 45
I. Teknik Analisis Data ........................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 48
A. Hasil Penelitian ................................................................... 48
1.Analisis Bivariat ............................................................... 49
2.Analisis Multivariat .......................................................... 51
B. Pembahasan ........................................................................ 53
1. Locus of Control dengan Kematangan Karir ................... 53
2. Prestasi Belajar dengan Kematangan Karir .................... 54
3. Lingkungan Belajar dengan Kematangan Karir ............. 56
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................... 58
A. Simpulan .. 58
B. Implikasi 58
C. Saran 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61
LAMPIRAN .............................................................................................. 62

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Locus Of Control,
Prestasi Belajar dan Lingkungan Belajar Mahasiswa dengan
Kematangan Karir ........................................................... 39

Gambar 4.1 Diagram Sebar dan Garis Regresi antara Locus of Control dan
Kematangan Karir ........................................................... 49

Gambar 4.2 Diagram Sebar dan Garis Regresi antara Prestasi Belajar dan
Kematangan Karir ........................................................... 50

Gambar 4.3 Diagram Sebar dan Garis Regresi antara Lingkungan Belajar
dan Kematangan Karir .................................................... 51

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Hasil Tes Reliabilitas Instrument (Kuesioner) Locus Of
Control, Lingkungan Belajar Dan Kematangan Karir ................. 43

Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor .............................................................. 46

Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden (Data) .......................................... 48

Tabel 4.2 Korelasi Bivariat Pada Hubungan Locus Of Control, Prestasi


Belajar Dan Lingkungan Belajar Dengan Kematangan Karir....... 49

Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Linier Ganda Tentang Hubungan Locus Of
Control, Prestasi Belajar Dan Lingkungan Belajar Dengan
Kematangan Karir ....................................................................... 52

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadual Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian

Lampira 4. Hasil Uji Reliabilitas Locus of Control, Lingkungan


Belajar, Kematangan Karir

Lampiran 5. Daftar Hadir Responden

Lampiran 6 . Data Penelitian

Lampiran 7. Kisi- kisi Instrumen

Lampiran 8. Pengantar Kuesioner Penelitian

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Locus of Control, Lingkungan Belajar,


Kematangan Karir

Lampiran 11. Hasil Uji Regresi Linier Ganda Locus Of Control, Prestasi
Belajar Dan Lingkungan Belajar Dengan Kematangan Karir

Lampiran 12 Kartu Konsultasi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Luluk Nur Fakhidah. S541008058. Hubungan Locus Of Control, Prestasi Belajar


Dan Lingkungan Belajar Dengan Kematangan Karir Mahasiswa Akademi Kebidanan
Mitra Husada Karanganyar. Komisi Pembimbing I: Prof. Bhisma Murti, dr., MPH,
M.Sc., Ph.D. Pembimbing II: Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, SpOk. Program Studi:
Magister Kedokteran Keluarga. Minat: Pendidikan Profesi Kesehatan, Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan Penelitian : penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan locus
of control, prestasi belajar dan lingkungan belajar dengan kematangan karir
mahasiswa akademi kebidanan mitra husada karanganyar.

Desain Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan


desain cross sectional. Sampel terdiri atas 60 mahasiswa tingkat III Akademi
Kebidanan Mitra Husada dipilih dengan teknik simple random sampling. Variabel
bebas adalah locus of control, prestasi belajar dan lingkungan belajar, Variabel
terikat adalah kematangan karir yang dikumpulkan dengan tiga kuesioner tertutup
yang telah diuji validitas dan reliabilitas, dengan korelasi item-total > 0,20. Data
dianalisis menggunakan model analisis regresi linier ganda.

Hasil : Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan locus of control (b =
1.28 ; CI 95% 0.74 hingga 1.83), prestasi belajar (b = 6.86 ; CI 95% 3.03 hingga
10.69),dan lingkungan belajar (b = 0.73 ; CI 95 % 0.37 hingga 1.08) dengan
kematangan karir.

Simpulan : Terdapat hubungan locus of control, prestasi belajar dan lingkungan


belajar dengan kematangan karir mahasiswa akademi kebidanan mitra husada
karanganyar.

Kata kunci: Locus of Control, Prestasi Belajar, Lingkungan Belajar. Kematangan


Karir.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Luluk Nur Fakhidah. S541008058. The Relationship between locus of control,


Learning Achievement and learning environment with the career maturity of
Students Mitra Husada Midwifery Academy Karanganyar. The first commision of
supervision is Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, M.Sc., Ph.D. The second supervision is

Medication. Interest: Health Profession Education, Graduate Program. Sebelas Maret


University Surakarta.

Goals: This research was aimed to know The Relationship between Locus of control,
Learning achievement and learning environment with the career maturity of
Students Mitra Husada Midwifery academy Karanganyar.

Method: Analytical observation technique and cross sectional approach. The


sampling of this research was 60 respondents in the 2 rd grade of Students in
Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, were selected by simple random
sampling. The independent variables were locus of control, Learning achievement
and learning environment. The dependent variable was career maturity, collected by
three closed questionnaire which had tested their validity and reliability, with the
item total correlation was > 0.20 . The data analysis was using double liniar
regression analysis model.

Result: There is a positive relationship and statistically significant with locus of


control (b = 1.28 ; CI 95% 0.74 to 1.83) Learning Achievement (b = 6.86 ; CI 95%
3.03 to 10.69), and learning environment (b = 0.73 ; CI 95 % 0.37 to 1.08) to the
career maturity

Conclusion: There is a relationship between locus of control, Learning Achievement


and learning environment with the careers maturity.

Key Words: Learning Achievement, learning environment, career maturity

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kualitas tenaga kerja merupakan faktor utama yang mempengaruhi

perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa artinya bahwa kualitas

sumber daya manusia merupakan unsur penentu keberhasilan pembangunan

nasional. Pengalaman pengalaman Negara maju seperti jepang dan amerika telah

memperkuat kenyataan tersebut.

Salah satu upaya pemerintah untuk memperoleh tenaga terampil yang sesuai

dengan kebutuhan lapangan pekerjaan adalah melakukan perluasan peningkatan

mutu dan relevansi pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan baik

pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. Pada pendidikan tinggi

kecenderungan yang umum adalah diciptakanya dua jalur pendidikan yakni program

sarjana dan program diploma (Syahrul dan Jamaludin, 2005)

Hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan

Februari tahun 2011 menyatakan bahwa penduduk usia 15 tahun ke atas yang

bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan masih ditempati oleh lulusan

SD, sedangkan para sarjana hanya mencapai 5,54 %. Dapat juga diarti jika di antara

100 orang pekerja, maka lima orang pasti sarjana, yang sebagian itu lulusan SD.

Data BPS mencatatkan Tenaga kerja dengan pedidikan tinggi masih relatif kecil.

Pekerja dengan pendidikan diploma hanya sebesar 3,3 juta orang (2,98 %) dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pekerja dengan pendidikan sarjana hanya sebesar 5,5 juta orang atau 4,98 % (BPS,

2011)

Kenyataan bahwa lulusan lembaga pendidikan formal masih kesulitan untuk

mendapatkan pekerjaan yang relevan karena ketrampilan yang dimiliki belum sesuai

dengan apa yang dibutuhkan oleh stakeholder Lulusan pendidikan formal hampir 60

% sampai 70 % memerlukan latihan khusus untuk membekali mereka sehingga

memiliki kemampuan yang memadai. Kenyataan ini diduga salah satu penyebabnya

karena rendahnya kematangan karir mahasiswa ketika menempuh pendidikan.

Kematangan karir merupakan tingkat kesiapan individu untuk menyelesaikan tugas-

tugas perkembangan karir seiring dengan perkembangan biologis dan sosialnya

(Zulkaida dkk, 2007).

Locus of Control merupakan prediktor kematangan karir, Seseorang yang

mempunyai penilaian yang negatif terhadap kemampuan dirinya dalam melakukan

pemilihan karir akan kehilangan minat dan usaha untuk melakukan pengenalan diri

dan pekerjaan, dan mengalami kesulitan jika menghadapi masalah dalam pemilihan

karir. Hal tersebut akan berakibat pada rendahnya kematangan karir. Locus of

Control dibedakan menjadi dua, yakni internal dan eksternal. Individu dengan Locus

of Control internal percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh usaha

dan perilakunya sendiri, sedangkan seseorang dengan Locus of Control eksternal

percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh nasib, kesempatan dan

kekuatan lain yang berada di luar kendali individu tersebut. Jika seseorang

mempunyai locus of control internal, maka ketika dihadapkan dengan pemilihan

karir, akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan langkah-langkah pendidikan, serta berusaha mengatasi masalah berkaitan

dengan pemilihan karir. Hal tersebut akan membuat kematangan karirnya tinggi

(Zulkaida dkk, 2007).

Seseorang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa

ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (efforts) lebih menentukan

pencapaian dalam hidup mereka, termasuk pencapaian karirnya. Seseorang akan

mengembangkan usahanya untuk meningkatkan ketrampilan kerja dan kemampuan

akademik yang mereka miliki dalam rangka meraih karir yang mereka inginkan,

serta berusaha mengatasi hambatan yang mereka hadapi dalam rangka pencapaian

karir. Kemampuan akademik dan ketrampilan kerja yang tinggi akan membuat siswa

membentuk aspirasi karir yang mantap. Aspirasi karir yang mantap, akan membuat

individu lebih serius dalam mencari informasi mengenai karir dan menyesuaikan

antara kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman mengenai karir,

sehingga akhirnya mampu membuat keputusan karir yang tepat. Kesesuaian antara

kemampuan dengan karir yang diinginkan merupakan salah satu karakteristik

kematangan karir yang positif (Zulkaida dkk, 2007).

Keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi

akademik mahasiswa yang bersangkutan. Individu yang dapat mencapai prestasi

tinggi cenderung mempunyai wawasan luas, terutama mata kuliah di Akademi, jadi

prestasi akademik mempunyai peranan penting dalam model kematangan karir.. Ada

yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga mahasiswa yang

rendah prestasi akademiknya. Prestasi akademik (achievement) yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa sebagai wujud dari usaha

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

belajar yang telah dilakukan dan berkaitan dengan pengetahuan serta ketrampilan

mahasiswa yang berhubungan dengan bidang studinya dalam hal ini adalah

kebidanan. Studi West (1988) menemukan hubungan prestasi akademik dengan

kematangan karir bagi mahasiswa Amerika Indiana. Demikian juga tenuan Super

dan Overstreet dalam Abimayu (1990) bahwa prestasi akademik berhubungan

dengan kematangan karir (Syahrul dan Jamaludin, 2005).

Faktor lain yang mendukung kematangan karir adalah faktor lingkungan

belajar. Dalam konteks pendidikan, lingkungan selalu diartikan sebagai segala

sesuatu yang ada di luar diri anak. Hal ini sesuai dengan Ahmadi dan Uhbiyati

(2001) yang berpendapat bahwa arti lingkungan itu luas sekali, yaitu segala sesuatu

yang berada dalam diri anak, dan alam semesta. Bahwa lingkungan juga dapat

berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, kepercayaan, keadaan, politik,

sosial ekonomi, kebudayaan dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk

Lingkungan dibedakan menjadi tiga dan dikenal dengan Tri Pusat pendidikan

yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Purwanto (2006) pendidikan

keluarga adalah Fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang mempunyai pengaruh sangat

besar terhadap perkembangan anak.

Pemilihan dan persiapan karir merupakan salah satu tugas perkembangan

yang penting bagi remaja, termasuk dalam hal memilih jurusan pendidikan yang

tepat. Remaja dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan kemampuannya.

Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih suatu jurusan pendidikan dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memperkirakan kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya dimilikinya

cenderung dapat memilih jurusan pendidikan yang tepat untuk

dirinya, sehingga mengakibatkan siswa termotivasi untuk belajar (Wijaya, 2001).

Siswa yang terlibat memilih suatu jurusan pendidikan dengan

mempertimbangkan kemampuan, minat dan kepribadian yang dimilikinya cenderung

dapat memilih jurusan yang tepat untuk dirinya. Pemilihan jurusan pendidikan yang

sesuai dengan kemampuan, minat dan kepribadian siswa dapat mengakibatkan siswa

semangat, lebih serius dan termotivasi dalam belajar. Kemandirian siswa dalam

pembuatan keputusan karir, yaitu siswa memilih jurusan tidak karena pengaruh

orang lain, seperti orang tua atau teman, tetapi karena pilihannya sendiri yang

disesuaikan dengan kemampuan dirinya. Diharapkan siswa mempunyai kematangan

karir yang tinggi supaya dapat menentukan jenjang karir berikutnya sehingga siswa

dapat mengembangkan sumber daya yang dimilikinya dan mempunyai arah serta

tujuan yang jelas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang Kemahasiswaan Akbid Mitra

Husada Karanganyar bulan Desember tahun 2011 rata- rata lulusan yang terserap di

lapangan pekerjaan dengan waktu tunggu mendapat pekerjaan paling cepat yaitu 0

bulan, tetapi masih juga diperoleh data alumni yang belum mendapatkan pekerjaan

sampai lebih dari 6 bulan dan diperoleh juga alumni yang melanjutkan lagi kuliah ke

jenjang yang lebih tinggi.

Oleh karena itu penting kiranya untuk mengetahui hubungan locus of

control, prestasi belajar dan lingkungan belajar dengan kematangan karir mahasiswa

Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan locus of control, prestasi belajar dan lingkungan

belajar dengan kematangan karir mahasiswa Akademi Kebidanan?

C. Tujuan Penelitian

Meneliti hubungan locus of control, prestasi belajar dan lingkungan belajar

dengan kematangan karir mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan dapat

menjadi referensi bagi penulis.

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran yang

bermanfaat dalam upaya meningkatkan kematangan karir pada mahasiswa

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi institusi dalam memperhatikan faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi kematangan karir mahasiswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Locus of Control

a. Pengertian Locus of Control

Locus of Control atau lokus pengendalian yang merupakan kendali individu atas

pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Konsep

tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter

(1966), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control merupakan salah

satu variabel kepribadian (personility), yang didefinisikan sebagai keyakinan

individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri (Kreitner dan

Kinicki, 2005).

b. Jenis-jenis Locus of Control

Locus of control dibagi menjadi dua dimensi menurut Ivancevich dan

Matterson (1991):

1) Internal locus of control

Dalam internal locus of control, individu meyakini bahwa mereka

memegang kendali atas peristiwa-peristiwa atau segala sesuatu yang terjadi pada

mereka. Seseorang dengan internal locus of control akan menjadi lebih aktif dan

mampu memilih informasi yang dia butuhkan. Dengan kemampuannya sendiri

dia dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut,

apakah itu baik atau buruk (Zulkaida dkk, 2007).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Karakteristik orang dengan locus of control internal menurut Crider dalam

Ngatimin (2009) adalah:

a) Suka bekerja keras

b) Memiliki inisiatif yang tinggi

c) Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah

d) Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin

e) Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin

berhasil

2) External locus of control

Pengertian external locus of control yaitu tingkat kepercayaan yang ada

dalam diri seseorang bahwa segala sesuatu yang terjadi pada mereka dikendalikan

oleh kekuatan yang ada di luar dirinya. Mereka akan cenderung kurang tekun

dalam usaha untuk mencapai tujuannya dengan memanfaatkan kesempatan yang

tersedia dan menyandarkan hidupnya secara berlebihan pada kekuatan yang ada

di luar dirinya. Individu dengan internal locus of control yang tinggi, memiliki

pengendalian diri yang lebih baik, cenderung lebih menunjukkan perilaku politik,

dan lebih memiliki kemungkinan untuk mencoba mempengaruhi orang lain

dibandingkan dengan individu dengan external locus of control (Zulkaida dkk,

2007).

Karakteristik orang dengan locus of control eksternal menurut Crider

dalam Ngatimin (2009) adalah:

a) Kurang memiliki inisiatif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan

kesuksesan

c) Kurang suka berusaha karena mereka percaya bahwa factor luarlah yang

mengontrol

d) Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian

Prestasi

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan

belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Prestasi belajar mahasiswa sebagai wujud dari usaha belajar yang telah

dilakukan dan berkaitan dengan pengetahuan serta ketrampilan mahasiswa yang

berhubungan dengan bidang studinya dalam hal ini adalah kebidanan.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan dalam

memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam belajar

maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang

diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001) prestasi adalah hasil yang

telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

penilaian tingkat belajar siswa atas penguasaan pengetahuan atau keterampilan

setelah melakukan proses belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya

prestasi belajar siswa.

b. Penilaian Hasil Prestasi Belajar Akademi Kebidanan Mitra Husada

Karanganyar

Akademi kebidanan Mitra Husada menggunakan sistem penilaian PAP.

PAP (Penilaian Acuan Patokan) untuk mengukur penguasaan mahasiswa pada

tiap mata kuliah

Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk tes tertlis, tes lisan maupun tes

perbuatan (ketrampilan) dan tes sikap:

1) Tes tertulis adalah tes yang dilaksanakan dengan mengutamakan penilaian

terhadap jawaban tertulis mahasiswa

2) Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan secara lisan dan dijawab secara

lisan pula oleh mahasiswa

3) Tes perbuatan (ketrampilan) adalah tes yang dilaksanakan untuk

mengetahui tingkat ketrampilan peserta didik dengan menunjukan

penguasaan ketrampilan tertentu

4) Tes sikap adalah tes yang dilaksanakan untuk menilai sikap mahasiswa

dalam penampilan kerjanya. Tes ini dapat dilakukan tersendiri atau

terpadu dengan tes ketrampilan atau tes yang lain.

Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan tes harian (formatif), ujian

tengah semester (mid semester) dan ujian akhir semester (sumatif) dan penilaian

tugas akhir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tes harian (formatif), dilakukan untuk mengetahui perkembangan kesulitan

atau hambatan yang dihadapi oleh peserta didik dan dosen dalam melaksanakan

proses belajar mengajar. Kesulitan atau hambatan dapat secara dini dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan. Hasil tes harian dibahas bersama antara dosen, peserta

didik dan pembimbing akademik agar pihak-pihak yang terkait menyadari dan

mencari kesepakatan kesulitan atau masalah yang ditemukan

1) Ujian tengah semester (mid semester) di adakan setelah kurang lebih

delapan minggu tatap mukan. Bentuk ujian tengah semester ini dapat berupa

suatu tes

2) Ujian akhir semester (tes sumatif) merupakan alat penting untuk

mengevaluasi keberhasilan mahasiswa, termasuk keberhasilan pengajaranya

dalam satu semester.

3. Lingkungan Belajar

Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu di lahirkan sampai

meninggalnya, sehingga terdapat hubungan timbale balik dalam artian bahwa

lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan.

Lingkungan tempat anak belajar menuntut ilmu disebut lingkungan belajar.

Lingkungan belajar adalah lingkungan yang sengaja diciptakan untuk

menjadi wahana bagi anak untuk dapat belajar. Adapun lingkungan belajar

dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat tentang Tri pusat

Pendidikan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara bahwa lingkungan belajar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dibedakan menjadi tiga dan dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu keluarga,

sekolah dan masyarakat (Hasbullah, 2005).

Dari ketiga lingkungan belajar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Lingkungan keluarga

1) Pengertian Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan ligkungan yang mempunyai pengarug sangat

besar terhadap perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan yang

pertama kali ditemui oleh anak semenjak mereka dilahirkan sehingga

keluarga mempunyai andil yang sangat besar dalam pembentukan karakter

anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat bahwa keluarga merupakan

lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama

dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua

bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak

agar tumbuh dan berkembang dengan baik (Hasbullah, 2005).

Dalam keluarga anak mengenal nilai-nilai dan norma, sehingga

keluarga merupakan pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati,

yang dimaksud pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh

seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar

sepanjang hayat. Pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, dalam

pergaulan sehari-hari maupun dalam pekerjaan, masyarakat, keluarga dan

organisasi (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001).

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal sebab

pendidikan dalam keluarga tidak mempunyai bidang yang resmi seperti

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pada pendidikan di sekolah. Melainkan bersifat kodrati yaitu orang tua

sebagai pendidik sedangkan anak sebagai peserta didik mempunyai

hubungan darah. Hal tersebutlah yang menyebabkan sifat atau karakter

setiap anak yang satu berbeda dengan anak yang lain sebab mereka juga

dididik dengan cara yang berbeda dari keluarga satu dengan keluarga

lainnya..

Adapun fungsi pendidikan keluarga sebagi berikut:

a) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak

b) Menjamin kehidupan emosional anak

c) Menanamkan dasar pendidikan moral

d) Memberikan dasar pendidikan social

e) Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak

(Hasbullah, 2005)

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya

meliputi hal-hal berikut:

a) Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan

orang tua dan anak.

b) Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan

orang tua terhadap keturunanya

c) Tanggung jawab social adalah bagian dari keluarga yang pada

gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan

Negara

d) Memelihara dan membesarkan anaknya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e) Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

ketrampilan yang berguna bagi kehidupanya kelak

(Hasbullah, 2005)

2) Faktor-faktor lingkungan keluarga

Menurut Slameto (2003) lingkungan belajar siswa yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga terdiri dari: cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Lingkungan Sekolah

1) Pengertian

Seiring dengan kemajuan zaman dan semakin ketatnya persaingan

dalam memperoleh pekerjaan untuk mempertahankan serta memenuhi

kebutuhan hidup, maka semakin pula banyak tuntutan yang harus dipenuhi

oleh setiap individu. Untuk menjawab tantangan kemajuan zaman tersebut,

maka tiap-tiap individu harus memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

Oleh karena itu, anak dikirim ke sekolah. Sebab, tidak semua tugas

mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam lingkungan keluarga

terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.

Menurut Suwarno (2006) mendefinisikan Sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap

bagi anak untuk mendapatkan pendidikan karena didalamnya dilakukan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendidikan secara sistematis, berjenjang, dan teratur mulai tingkatan paling

bawah sampai perguruan tinggi. Hal tersebut karena sekolah merupakan

lembaga pendidikan formal sehingga segala sesuatu yang berkenaan dengan

pelaksanaan pendidikan diatur sedemikian rupa dan selalu berusaha untuk

disesuaikan dengan kebutuhan.

2) Faktor faktor sekolah

Slameto (2003) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa antara lain:

a) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang harus dilalui di

dalam mengajar. Metode mengajar guru/dosen yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru perlu menciba

metode-metode mengajar yang baru yang dapat membantu meningkatkan

kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik

terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum

yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat,

minat dan perhatian siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar megajar terjadi antara gru dengan siswa. Cara

belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam

relasi guru dengan siswa yang baik, maka akan berusaha mempelajari

mata pelajaran yang diberikannya dengan baik

d) Relasi siswa dengan siswa

Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang

menyenangkan, akan diasingkan dari kelompoknya, akibatnya anak akan

menjadi malas untuk masuk sekolah karena disekolah mengalami

perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya

e) Disiplin sekolah

Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam

sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta

staf yang lain disiplin pula, karena dapat memberi pengaruh yang positif

terhadap belajarnya

f) Alat pelajaran

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar

penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi

kebanyakan sekolah masih kurang memilki media dalam jumlah maupun

kualitasnya

g) Waktu sekolah

Waktu sekolah dapat terjadi pada pagi hari, siang sore atau malam

hari. Tetapi waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari dimana

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik sehingga siswa

akan mudah berkonsentrasi pada pelajaran

h) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu

memberi pelajaran di atas ukuran standar. Padahal guru dalam menuntut

penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa.

i) Keadaan gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi karakteristik

mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus

memadai di dalam setiap kelas

j) Metode belajar

Siswa perlu belajar teratur setiap hari, dengan pembagian waktu

yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan

meningkatkan hasil belajarnya

k) Tugas rumah

Kegiatan anak di rumah bukan hanya untuk belajar, melainkan juga

digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. harus di kerjakan di rumah.

Vinton mengatakan bahwa sekolah memberikan pengaruh yang kuat

dalam pemilihan karir individu. Sekolah memberikan suasana untuk

mengembangkan diri sehubungan prestasi dan karir. Sekolah merupakan

satu-satunya yang sanggup memberikan pendidikan yang dibutuhkan untuk

pencapaian karir (Santrock, 2003). Pada kenyataannya, banyak remaja yang

memilih suatu jurusan pendidikan tanpa mempertimbangkan kemampuan,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

minat dan kepribadiannya. Mereka cenderung mengikuti pilihan orang tua,

teman, dengan dasar populariras pekerjaan atau identifikasi dengan orang

tua. Kesalahan pemilihan pendidikan dapat mengakibatkan kerugian waktu,

finansial dan kegagalan dalam belajarpun dapat terjadi, ini dikarenakan

mereka tidak termotivasi untuk belajar. Karena masalah pemilihan dan

persiapan karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting

bagi remaja dan dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan seseorang,

maka apabila remaja berhasil menyelesaikan tugas perkembangannya dapat

membuat bahagia.

c. Lingkungan Masyarakat

1) Pengertian

Suwarno (2006) memberikan definisi mengenai lingkungan

masyarakat, yaitu lingkungan pendidikan nonformal yang memberikan

pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi

tidak sistematis. Slameto (2003) mengemukakan bahwa, kehidupan

masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat

yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar dan memiliki kebiasaan

yang buruk, akan memberikan pengaruh yang buruk kepada anak atau siswa

yang tinggal di sekitar lingkungan tersebut. Sebab, anak atau siswa tertarik

untuk melakukan hal yang sama dengan orang-orang di sekitarnya.

Akibatnya, anak atau siswa tidak lagi berminat untuk belajar dan berlaih

pada pebuatan-perbuatan yang tidak baik. Hal tersebut tentu sangat berbeda

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan lingkungan yang masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang

terpelajar, memiliki kebiasaan yang baik dan moral baik pula. Anak atau

siswa akan terpengaruh melakukan perbuatan-pebuatan yang baik dan

terdorong untuk belajar dengan lebih giat.

2) Faktor-faktor Lingkungan Masyarakat

Pengaruh masyarakat merupakan bagian dari factor eksternal dalam

kematangan karir seseorang. Menurut Slameto (2003) pengaruh tersebut

antara lain:

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap

perkembangan pribadinya. Tetapi siswa perlu membatasi kegiatan

masyarakat yang diikutinya, kalau perlu memilih kegiatan yang

mendukung belajarnya.

b) Mass media

Mass media yang termasuk di dalamnya adalah radio, TV, surat

kabar, buku-buku dan lainnya yang ada dan beredar dalam masyarakat.

Mass media memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga

terhadap belajar

c) Teman bergaul

Pegaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam

jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan

berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga teman bergaul yang

jelek pasti mempengaruhi sifat buruk juga

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d) Bentuk kehidupan masyarakat

Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar

dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek

kepada anak yang berada di sekitarnya. Sebaliknya jika lingkungan anak

adalah orang-orang yang terpelajar yang baik dalam mendidik dan

menyekolahkann anaknya akan membawa pengaruh yang baik bagi

siswa.

4. Kematangan Karir

a. Pengertian Kematangan Karir

Donald Super mendefinisikan kematangan karir sebagai keberhasilan

individu untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas bagi

tahap perkembangan tertentu (Winkel dan Hastuti, 2004). Super menjelaskan

bahwa individu dikatakan matang atau siap untuk membuat keputusan karir jika

pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan karir didukung oleh

informasi yang adekuat mengenai pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah

dilakukan (Savickas, 2001). Crites mendefinisikan bahwa kematangan karir

adalah kemampuan individu dalam mengambil keputusan yang berhubungan

dengan masalah masalah pekerjaan. Masalah-masalah yang dimaksud adalah

ketetapan memilih serta kemampuan mengkompromasikan antara harapan dengan

realitas kemampuan, kemampuan dalam memecahkan masalah, perencanaan dan

sikap terhadap karier serta nilai kerja yang akan dipilihnya (Syahrul dan

Jamalludin, 2007)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Para ahli seperti Fouad dkk berpendapat bahwa kematangan karir

merupakan manifestasi perilaku individu dengan maksud tertentu untuk mencari

perbedaan tugas perkembangan karir pada masing-masing tingkat kematangan

secara tepat. Kematangan karir sebagai suatu susunan untuk menghadapkan

pekerjaan dengan tugas perkembangan karir, membandingkan antara satu orang

dengan yang lainnya dalam satu tahap kehidupan yang sama, dan menghadapi

tugas perkembangan yang sama (Alvarez, 2008).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut diatas, maka pengertian dan

definisi kematangan karir adalah kemampuan individu dalam menguasai tugas

perkembangan karir sesuai dengan tahap perkembangan karir, dengan

menunjukkan perilaku-perilaku yang dibutuhkan untuk merencanakan karir,

mencari informasi, memiliki wawasan mengenai dunia kerja dan memiliki

kesadaran tentang apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir.

b. Konsep tentang Perkembangan Karir

Menurut Super, tahap eksplorasi berlangsung pada usia 15-25 tahun. Tahap

ini meliputi usaha individu untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat

tentang pekerjaan, memilih alternatif karir, memutuskan dan mulai bekerja. Pada

tahap ini terdiri dari tiga sub tahapan, yaitu crystallizing, specifying dan

implementing Selanjutnya pada tahap establishment, subtahapnya adalah

stabilizing, consolidating dan advancing. Pada tahap maintenance, tercakup sub

tahap holding, updating dan innovating. Terakhir adalah disengagement, sub

tahapnya adalah deceleration, retirement planning dan retirement living. Aspek

kunci dari teori Super adalah tahapan-tahapan ini tidak selamanya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berhubungan/ditentukan oleh usia. Individu bisa saja melakukan recycle atau

terus maju, dan tahap-tahap ini dapat dicapai pada waktu yang berbeda-beda bagi

tiap orang dalam hidupnya (Santrock, 2002) :

1) Diawali dengan sub tahap tentative (usia 15 17/18 tahun) dengan tugas

perkembangan crystallizing a vocational preference. Pada tahap ini,

individu berupaya mencari kejelasan tentang apa yang ingin

dikerjakannya. Mereka belajar tentang peluang untuk bisa memasuki jenis

pekerjaan tertentu dan belajar keterampilan yang dituntut oleh pekerjaan

yang diminatinya. Pada tahap ini mereka mulai merealisasikan

kemampuannya, minta-minat dan nilai yang dimilikinya. Pengalaman

kerja dan pengetahuannya tentang pekerjaan, dapat membawa mereka

lebih dekat pada pilihannya. Walaupun ingin mengubah bidang yang ingin

ditekuninya, hal ini dapat saja dilakukan, dan mereka mulai lagi dengan

mengkaji ulang minat-minatnya, kemampuan dan nilai-nilai yang

dimilikinya.

2) Transtition (usia antara 18 21/22 tahun) dengan tugas perkembangan

specifying. Pada tahap ini, mereka harus sudah lebih spesifik dalam

memilih karir, maupun jenis pekerjaan khusus dalam bidang karir yang

diminatinya. Hal ini dapat diawali dengan melakukan kerja paruh waktu

saat liburan. Seseorang mungkin saja bekerja paruh waktu sebagai asisten

perawat di rumah sakit, sehingga dengan demikian ia dapat lebih yakin

dengan pilihannya kelak sebagai perawat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Trial-little commitment (usia antara 22 24/25 tahun) dengan tugas

perkembangan implementing. Ini adalah tahapan yang paling dekat dengan

aktivitas kerja yang sesungguhnya. Pada tahap ini, individu membuat

perencanaan yang lebih matang untuk mencapai tujuan karirnya. Mereka

dapat mulai dengan mengghubungi orang-orang yang dapat menolongnya

untuk mendapatkan pekerjaan yang diminatinya, berkonsultasi dengan

konselor, membuat lamaran pekerjaan serta mengikuti tes seleksi atau

interview. Pada tahap ini pula suatu jenis pekerjaan pertama telah

ditemukan dan diuji cobakannya sebagai dunia kerja yang potensial akan

ditekuninya.

4) Stabilizing (26 30 tahun), keputusan untuk memilih dan cocok dengan

karir tertentu.

5) Consolidating (setelah 35 tahun ke atas), individu berusaha memajukan

karir dan mencapai posisin yang statusnya lebih tinggi.

6) Tahap decline (Usia 65 tahun dan selanjutnya) individu mengalami

kemunduran fisik dan mental, sehingga harus membangun peran dan

konsep diri baru sebagai pensiunan, serta mencari sumber kepuasan lain di

luar pekerjaan.

Tahun-tahun sekolah lanjutan dan perguruan tinggi dikonseptualisasikan

sebagai suatu masa dimana para seseorang mengumpulkan informasi mengenai

diri mereka dan dunia kerja melalui suatu proses ekplorasi yang efektif untuk

merelasisasikan dan menetapkan suatu pilihan karir yang bijaksana dan memulai

persiapan yang tepat untuknya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Super mengembangkan konsep kematangan karir yang menunjukan

keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas

bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan karir adalah

kemampuan untuk membuat perencanaan, kerelaan memikul tanggung jawab,

serta kesadaran akan segala faktor inernal dan eksternal yang harus

dipertimbangkan dalam membuat pilhan jabatan atau memantapkan diri dalam

suatu jabatan. (Winkel dan Hastuti, 2004).

Model struktur kematangan karir Donald Super memiliki lima aspek yaitu

perencanaan, eksplorasi, informasi, pengambilan keputusan dan orientasi dan

realisasi, sedangkan model stiktur kematangan karir menurut Crite memiliki

empat aspek yaitu konsistensi, realisasi, kompetensi dan sikap ( Alvarez, 2008).

Menurut Alvarez (2008) ada beberapa karakteristik perkembangan

kematangan karir pada remaja:

1) Variasi perkembangan kematangan karir tidaklah sama, pada umur dan

tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Perkembangan karir yang bagus

biasanya didapat pada individu yang telah tua dan memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi.

2) Perkembangan karir pada remaja tidak sampai pada tingkat kewajiban untuk

membuat keputusan karir dengan suatu jaminan kesuksesan. Pergantian

dalam perkembangan karir tidak sekuat dengan kekuatan harapan. Hal

tersebut pasti mengalami perkembangan yang terhenti.

3) Stabilisasi kematangan akrir berpengaruh lebih kecil daripada variabel-

variabel lain seperti inteligen, masa sekolah, konsep diri, prestasi akademik,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

aspek kepribadian, group etnik, status sosial ekonomi, kebimbangan karir,

kognitif.

c. Aspek-aspek dalam kematangan karir

Model struktur kematangan karir yang sering digunakan adalah model

Career Development Inventory (CDI) dari Donald Super . Career Development

Inventory mengukur empat dari lima aspek model teoritis. Tugas-tugas

perkembangan karir yang tepat untuk tingkat eksplorasi dari masa pertengahan

masa remaja sampai awal masa dewasa memiliki dua skala non kognitif utama

yang memfokuskan pada perencanaan karir dan kesadaran menggunakan sumber

daya untuk eksplorasi. Dua skala kognitif adalah umum, memfokuskan pada

informasi mengenai dunia kerja dan pengetahuan terhadap proses-proses

pengambilan keputusan. Sedangkan skala kognitif yang ketiga berhubungan

dengan pengetahuan terhadap perkerjaan yang lebih disukai, ini mensyaratkan

berbagai kunci penilai yang berbeda, tetapi pada akhirnya skala yang terakhir ini

ditingalkan karena kesulitan di dalam memvalidasikan berbagai kunci penilaian

untuk negara lain. Kemudian ditetapkan menjadi 4 (empat) skala yaitu:

Perencanaan Karir, Eksplorasi Karir, Informasi Dunia Kerja dan Pengambilan

Keputusan Karir.

Menurut Super dalam Savickas ( 2001) kematangan karir untuk mencakup

empat aspek yaitu:

1) Perencanaan Karir. Skala ini mengukur seberapa banyak pemikiran para

individu yang diberikan pada berbagai aktivitas mencari informasi dan

seberapa banyak mereka merasa mengetahui tentang berbagai aspek kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Beberapa aktivitas yang termasuk adalah belajar mengenai informasi karir,

berbicara dengan orang dewasa mengenai rencana-rencana, mengambil

kursus-kursus yang akan membantu seseorang di dalam memutuskan suatu

karir, berpartisipasi di dalam aktivitas-aktivitas ekstrakulikuler atau

pekerjaan-pekerjaan paruh waktu dan memperoleh pelatihan atau

pendidikan untuk suatu pekerjaan. Selain itu, konsep ini berhubungan

dengan kondisi pekerjaan, syarat pendidikan, pandangan pekerjaan,

pendekatanpendekatan lain untuuk masuk ke dalam pekerjaan dan

kesempatan-kesempatan untuk maju. Perencanaan karir menunjukan pada

seberapa besar seorang mahasiswa merasakan bahwa dia mengetahui

tentang aktivitas-aktivitas ini (termasuk tentang apa yang dipikirkan oleh

mahasiswa tersebut), bukan seberapa besar yang benar-benar dia ketahui.

Tahap ini lebih banyak memberikan pemikiran pada pengalaman-

pengalaman yang bisa menyediakan lebih banyak informasi yang

dipergunakan sebagai dasar perencanaan.

2) Eksplorasi karir. Merupakan suatu keinginan untuk mengadakan

penyelidikan atau mencari informasi. Di dalam skala ini mencakup

keinginan untuk menggunakan sumber daya seperti orang tua, famili

lainnya, teman-teman, para guru, para konselor, buku-buku dan film-film.

Disamping keinginan, eksplorasi karir juga menggambarkan seberapa

banyak informasi yang telah diperoleh siswa dari sumber tersebut.

Eksplorasi karir berbeda dengan perencaan karir. Perencanaan karir

menyangkut pemikiran dan perencanaan mengenai masa depan sedangkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

eksplorasi karir menggambarkan penggunaan sumber daya, tetapi keduanya

memfokuskan pada sikap terhadap kerja.

3) Pengambilan keputusan. Merupakan ide dimana seseorang harus

mengetahui bagaimana keputusan karir. Konsep ini menyangkut

kemampuan menggunakan pengetahuan dan memikirkan rencana-rencana

karir. Dalam skala pengambilan keputusan, mahasiswa diminta untuk

menjawab bagaimana mereka merencanaka mengenai keputusan karirnya.

4) Informasi dunia kerja. Konsep ini memiliki dua komponen dasar, yaitu

pertama menyangkut pengetahuan terhadap tugas-tugas perkembangan yang

penting, seperti sewaktu yang lainnya akan menyelidiki minat-minat dan

kemampuan kemampuan mereka; bagaimana yang lainnya belajar mengenai

pekerjaanpekerjaan mereka dan alasan-alasan mengapa orang-orang

merubah pekerjaannya.

Adapun karakteristik mahasiswa yang memiliki kematangan karier adalah

sebagai berikut:

1) Mampu menguasai diri, memahami diri dan orang lain.

2) Berani memikul tanggung jawab dan menghargainya

3) Mau bekerjasama

4) Mampu saling mencintai dan mempercayai

5) Mampu saling memberi dan menerima, dan dalam waktu yang

bersamaan seseorang mampu memberi yang lebih banyak daripada yang

ia terima

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6) Bisa diajak bekerjasama dalam mendorong perkembangan dan kemajuan

bagi masyarakatnya khususnya, dan masyarakat dunia pada umumnya

7) Mampu memperhatikan orang lain, bisa membangun relasi-relasi positif

dengan anggota masyarakat, dan berusaha menciptakan saling pengertian

serta saling membantu di antara mereka

8) Mampu menciptakan target-target ambisinya, berusaha mewujudkannya

sesuai dengan kemampuannya, dan berusaha mencari segala cara dengan

segenap kemampuan yang dimilikinya

9) Mampu menghadapi kompetisi, ketakutan, kegelisahan, dan perasaan

bersalah

10) Menikmati kepercayaan diri dan kemampuan menarik orang lain berbuat

hal yang sama, dan keberhasilannya mencintai dan menghargai mereka

11) Fleksibel dalam menghadapi kenyataan

12) Mengetahui langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh informasi

dan telah menyadari adanya kebutuhan untuk membuat perencanaan dan

pilihan karir

13) Memiliki pandangan jauh ke depan, yang mencakup kesadaran akan

kebutuhan untuk pilihan akhir, informasi, perencanaan memasuki

pekerjaan, kesadaran adanya faktor-faktor dalam pilihan

14) Adanya pandangan jangka pendek, yang mencakup: membuat

perencanaan, kesadaran akan kebutuhan untuk pilihan jangka pendek,

dan langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh informasi berbagai

pekerjaan yang tersedia

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15) Adanya kesadaran akan faktor pilihan antara bekerja dan studi lanjut,

dan kesadaran dalam membuat keputusan karier.

( Fadhilah dan Natawidjaja, 2010)

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir

Ada banyak kekuatan yang membantu pengembangan dan pembentukan

suatu karir. Masukan-masukan dasar terdiri dari sifat-sifat fisik dan mental, umur

jenis kelamin, orang tua, sekolah dan teman-teman sebaya, pengalaman dalam

organisasi dan pengelompokan etnis (Flippo, 2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir dapat dikelompokan

menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Internal, merupakan factor yang berasal dari dalam individu,

factor-faktor internal tersebut adalah:

a) Locus of control

Locus of control memiliki pengaruh yang terhadap kematangan karir.

Hali ini dikarenakan orang dengan Locus of control internal, ketika

dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk

mengenali diri, mencari tahu tentanng pekerjaan dan langkah-langkah

pendidikan, serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan dengan

pekerjaan (Zulkaida, dkk, 2007).

b) Konsep diri

Holland mempelajari hubungan antara kematangan karir dan kosep

diri, hasil analisis mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kosep diri dengan kematangan karir, konsep diri didefinisikan sebagai total

persepsi mengenai fisik, social, dan kompetensi akademik. Total persepsi

tersebut sesuai dengan fungsi dan peran yang konsisten dengan konsep diri

(Dillon dan Kaur, 2005).

c) Kepribadian

Holland dalam Santrock (2002) percaya bahwa ketikan individu

menemukan karir yang cocok dengan kepribadiannya, mereka lebih

menikmati pekerjaan dan bertahan dengan pekerjaan tersebut lebih lama.

d) Inteligensi

Inteligensi merupakan kemampuan individu dalam membuat

keputusan tentang karir, aspirasi dan mampu menjalankan karir tersebut

dengan sukses atau gagal ( Rice dan Dolgin, 2001).

e) Minat dan bakat

Minat dan bakat berpengaruh pada kematangan karir kegunaan

tentang data minat terutama sebagai dasar pengambilan keputusan karir,

perencanaan karir tidak hanya berdasarkan minat tetapi lebih pada maksud

untuk pemahaman diri. Pemahaman tentang bakat dan minat mempengaruhi

bagaimana individu menjalankan pekerjaan yang sedang

dipertimbangkannya dan untuk maksud perencanaan kerja (Munadir, 1996).

f) adversity quotient

Dalam mewujudkan kompetensi, seseorang perlu melakukan langkah-

langkah yang memungkinkan yang bersangkutan mengambil jalan yang

paling taktis. Jalan taktis tersebut berguna untuk melakukan terobosan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penting agar kesuksesan menjadi nyata. Adversity quotient merupakan teori

yang dikemukakan oleh Paul G. Stoltz. Adversity quotient memberitahukan

seberapa baik seseorang dapat bertahan dan mampu mengatasi kesulitan

serta dapat meramalkan siapa yang dapat bertahan dengan kesulitan atau

siapa yang akan hancur. Menurut Stoltz (2007), suksesnya pekerjaan dan

hidup salah satunya ditentukan oleh adversity quotient. Adversity quotient

merupakan suatu kepiawaian dalam menghadapi realitas hidup yang sulit

sehingga mampu mencapai keberhasilan. Individu yang tidak memiliki

adversity quotient berakibat pada ketidakmampuan untuk mengatasi

masalah (Widyaningrum dan Rachmawati, 2007).

2) Faktor eksternal, merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu.

Faktor-faktor tersebut adalah:

a) Prestasi belajar

Individu yang dapat mencapai prestasi belajar tinggi cenderung

mempunyai wawasan luas, terutama mata kuliah di akademi. Jadi prestasi

belajar mempunyai peranan penting dalam model kematangan karir

(Partino, 2006).

b) Dukungan orang tua

Semakin baik dukungan yang diberikan orang tua semakin baik pula

pembuatan keputusan memilih karir pada remaja. Dengan adanya

dukungan dari orang tua dapat mendorong remaja untuk memutuskan

pilihan karir sesuai dengan nilai-nilai kehidupan, bakat, minat, inteligensi,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendidikan, sifat kepribadia, serta teman sebaya dengan baik (Marliyah

dkk, 2004).

c) Status sosial ekonomi

Status sosial mempengaruhi pengetahuan tentang karir yang berbeda-

beda dalam pilihan karir remaja. Orang tua dengan status social menengah

memberikan perkembangan yang lebih luas tentang kesadaran dan minat

dalam karir melebihi komunitasnya daripada orang tua dengan status

social ekonomi atas. Remaja dengan status ekonomi rendah cenderung

mengambil pekerjaan yang mereka tahu saat ini dan memilihnya (Rice dan

Dolgin, 2001).

d) Bimbingan karir di sekolah

Bimbingan karir dimaksudkan untuk membantu siswa menyusun

rencana karir dan menyiapkan diri untuk kehidupan kerja (Munadir, 1996).

e) Gender-Role

Sundal-Hansen (1984) percaya bahwa perempuan kurang sukses

dalam dunia karir karena peran gender, yaitu sikap dan keyakinan

mengenai kemampuan dan kepribadian antara laki-laki dan perempuan

yang berbeda. Berdasarkan stereotype perempuan yang tergantung dan

pasif dan laki-laki yang agresif dan independent, terdapat pembagiaan

laki-

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Konsep locus of control, prestasi belajar dan lingkungan belajar dengan

kematangan karir

a. Hubungan locus of control dengan kematangan karir

Siswa dalam usahanya untuk mencapai karir yang diinginkan sering

mengalami hambatan, sehingga diperlukan usaha dari siswa untuk mengatasi

hambatan tersebut. Tingkat usaha siswa untuk mengatasi hambatan dalam

mencapai karir yang diinginkan dipengaruhi oleh locus of control. Locus of

control merupakan keyakinan individu dalam memandang faktor penyebab

keberhasilan maupun kegagalan yang dialami, termasuk hadiah dan hukuman

yang diterimanya. Perbedaan locus of control pada seseorang ternyata dapat

menimbulkan perbedaan pada aspek-aspek kepribadian yang lain. Remaja yang

memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat

mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap

pencapaian penguat apapun yang diterimanya. Remaja yang memiliki locus of

control eksternal memiliki keyakinan bahwa pengendali dari segala aspek dalam

kehidupannya dan penguat yang diterimanya adalah keberuntungan, nasib, atau

orang lain di luar dirinya

b. Hubungan prestasi belajar dengan kematangan karir

Kemampuan akademik yang tinggi akan membuat siswa membentuk

aspirasi karir yang mantap. Aspirasi karir yang mantap, akan membuat individu

lebih serius dalam mencari informasi mengenai karir dan menyesuaikan antara

kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman mengenai karir,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sehingga akhirnya mampu membuat keputusan karir yang tepat. Kesesuaian

antara kemampuan dengan karir yang diinginkan merupakan salah satu

karakteristik kematangan karir Siswa dengan performansi akademik yang

maksimal, cenderung mengaspirasikan pilihan karir yang lebih tinggi dan lebih

mantap.

Individu yang mencapai prestasi akademik yang tinggi cenderung

mempunyai wawasan pengetahuan yang luas terutama dalam mata kuliah yang

bersangkutan. Mereka yang memiliki prestasi akademik yang tinggi

c. Hubungan lingkungan belajar dengan kematangan karir

Dalam konteks perkembangan karier, orang tua berperan membantu anak-

anak mereka mencapai kematangan karier. Secara ringkas dapat diungkap peran

yang seharusnya dapat dilakukan orang tua dalam mendampingi perkembangan

karier anak-anak mereka sama dan sebangun dengan peran sekolah formal

(konselor sekolah) dalam mendampingi siswa-siswi mendampingi perkembangan

karier mereka.

Perbedaan antara peran orang tua dalam membantu persiapan studi/karier

anak-anak mereka dan peran sekolah dalam membantu siswa persiapan karier di

antaranya adalah, sekolah formal melakukan pendidikan (bimbingan karier)

dalam aktivitas terprogram, sementara keluarga (orang tua) mendampingi anak-

anak dalam aktivitas yang spontan, alamiah, dan tidak terprogram.

Siswa yang terlibat memilih suatu jurusan pendidikan dengan

mempertimbangkan kemampuan, minat dan kepribadian yang dimilikinya

cenderung dapat memilih jurusan yang tepat untuk dirinya. Pemilihan jurusan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, minat dan kepribadian siswa dapat

mengakibatkan siswa semangat, lebih serius dan termotivasi dalam belajar.

Kemandirian siswa dalam pembuatan keputusan karir, yaitu siswa memilih

jurusan tidak karena pengaruh orang lain, seperti orang tua atau teman, tetapi

karena pilihannya sendiri yang disesuaikan dengan kemampuan dirinya.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Rahmanto Hubungan Antara Locus Of Control

Internal Dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas XII SMK N 4

Hasil penelitian menunjukkan kematangan karir sebesar 0,45

untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada locus of control internal. Locus

of control internal dalam penelitian ini memberikan sumbangan efektif

sebesar 30,2% terhadap kematangan karir.

2.

Mahasiswa Program D 3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisisen korelasi

ganda r= 0.45 dengan koefisien determinasi yang didapat sebesar 0.20

menunjukkan bahwa variabel efikasi diri, pengalaman praktik dan prestasi

akademik secara bersama sama dapat menjelaskan varians kematangan

vokasional mahasiswa sebesar 20,22 % melalui persamaan regresi ganda,.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Kerangka Pemikiran

Kesesuaian antara kemampuan dengan karir yang diinginkan

merupakan salah satu karakteristik kematangan karir yang positif disamping

factor internal seperti locus of control yang cenderung menganggap bahwa

ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan

pencapaian dalam hidup mereka, termasuk pencapaian karirnya. Mahasiswa

akan mengembangkan usahanya untuk meningkatkan ketrampilan kerja dan

kemampuan akademik yang mereka miliki dalam rangka meraih karir yang

mereka inginkan, serta berusaha mengatasi hambatan yang mereka hadapi

dalam rangka pencapaian karir.

Lingkungan merupakan faktor yang penting dan tidak dapat diabaikan

begitu saja dalam pendidikan. Sebab, secara tidak langsung lingkungan dapat

membantu pendidik dalam memberikan pengaruh yang positif kepada peserta

didik dengan syarat jika lingkungan tersebut dapat dikelola dengan baik oleh

pendidik. Lingkungan yang terkelola dengan baik, dapat membantu pendidik

untuk melaksanakan tugas pendidikan.

Kemampuan akademik dan ketrampilan kerja yang tinggi akan

membuat siswa membentuk aspirasi karir yang mantap. dan membuat individu

lebih serius dalam mencari informasi mengenai karir dan menyesuaikan antara

kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman mengenai karir,

sehingga akhirnya mampu membuat keputusan karir yang tepat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Locus of Control Prestasi Belajar Lingkungan


- Internal Belajar
- Eksternal - Lingkungan
keluarga
- Lingkungan
sekolah
- Lingkungan
Adversity Quotient masyarakat
(AQ)

Kematangan Karir

Gambar 2. 1
Kerangka Berfikir Penelitian Hubungan Locus Of Control, Prestasi Belajar
Dan Lingkungan Belajar Mahasiswa dengan Kematangan Karir

Keterangan :

: Tidak diteliti

: diteliti : Di teliti

D. Hipotesis

Ada hubungan locus of control, prestasi belajar dan lingkungan belajar

dengan kematangan karir mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra Husada

Karanganyar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti hanya diukur satu kali pengukuran

saja dalam waktu tertentu.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar

yang terletak di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar pada bulan Agustus sampai

Januari 2012.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

a. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa D III kebidanan

b. Populasi sumber dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Kebidanan

Mitra Husada Karanganyar tahun akademik 2010/2011

2. Sampel dan teknik sampel

Sampel sebanyak 60 orang, ditentukan dengan rumus perhitungan untuk

analisis multivariat, yaitu 15 20 subjek tiap variabel independen. Berasal dari

mahasiswa semester IV tahun akademik 2010/2011 di Akademi Kebidanan

Mitra Husada Karanganyar (Murti, 2010).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

random sampling. Dengan kriteria retriksi sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi: mahasiswa yang hadir pada waktu penelitian.

2. Kriteria eksklusi: mahasiswa yang tidak bersedia menjadi subjek

penelitian.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat : Kematangan Karir

2. Variabel Bebas : a. Locus of Control

b. Prestasi Belajar

c. Lingkungan Belajar

E. Definisi Operasional

1. Kematangan Karir

Definisi operasional : Kematangan karir adalah kemampuan individu dalam

menguasai tugas perkembangan karir sesuai dengan tahap perkembangan

karir, dengan menunjukkan perilaku-perilaku yang dibutuhkan untuk

merencanakan karir, mencari informasi, memiliki wawasan mengenai dunia

kerja dan memiliki kesadaran tentang apa yang dibutuhkan dalam membuat

keputusan karir.

Alat ukur : Kuesioner

Skala pengukuran : Kontinu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Locus of Control

Definisi operasional: keyakinan bahwa seorang individu dapat atau tidak

dapat mengendalikan kejadian yang mempengaruhi mereka.

Alat ukur : kuesioner

Skala Pengukuran : Kontinu

3. Prestasi Belajar

Definisi operasional: hasil belajar berupa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

tiap semester

Alat ukur : Kartu Hasil Studi (KHS)

Skala Pengukuran : Kontinu

4. Lingkungan Belajar

Definisi operasional: pemberian arti atau gambaran tentang tempat

berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar

terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Indikator-indikator lingkungan

belajar antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat.

Alat ukur : kuesioner

Skala Pengukuran : kontinu

F. Instrumen Penelitian

Variabel locus of control diukur dengan indikator internal dan eksternal

locus yang terdiri dari 10 item pernyataan (1-5 internal locus dan 6-10 eksternal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

locus) pernyataan yang digunakan diadopsi dari instrumen yang dikembangkan dari

Baron dan Byren (1994) dalam Ngatimin (2009).

Variabel Lingkungan Belajar menggunakan instrumen yang telah

dikembangkan oleh Palupi (2011) berupa kuesioner yang berisi 25 pernyataan yang

terdiri 13 pernyataan positif dan 12 pernyataan negatif. Sedangkan instrumen untuk

kematangan karir berjumlah 35 item yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan

dari empat dimensi kematangan karir yang diungkapkan oleh Super Savickas ( 2001)

yaitu career planning, career exploration, career decision making, dan world of

work information yang terdiri dari 19 pernyataan positive dan 16 pernyataan negatif.

Sebelum digunakan untuk penelitian, kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji

reliabilitas instrumen locus of control, lingkungan belajar dan kematangan karir yang

berupa rating scale menggunakan rumus Cronbach Alpha, dan menggunakan

bantuan perangkat lunak SPSS (versi 17.0)

Tabel 3.1 Hasil Tes Reliabilitas Instrumen (Kuesioner) Locus Of Control,


Lingkungan Belajar Dan Kematangan Karir
Korelasi Alpha
Variabel No item pertanyaan
Item-Total (r) Cronbach

Locus of 1, 3,5,6,7,9,10
0,79
control (LOC)
2,4,6 < 0,20

1,4,5,10,12,13,16,19,20,22,23
Lingkungan
0,86
Belajar
2,3,6,7,8,9,11,14,15,17,18,21,24,25 < 0,20

Kematangan 5,6,9,10,11,12,14,15,16,17,19,23,25,
karir 27,28,31,32,34,35
0.88
1,2,3,4,7,8,13,18,20,21,22,24,26,29,3
<0,20
0,33
Sumber : Data Primer, Januari 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat bahwa hasil tes reliabilitas terhadap 10 item

pernyataan locus of control dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS

(versi 17.0) didapatkan hasil bahwa sebagian adalah reliabel dengan nilai Alpha

Cronbach s 0.79. Dari 10 item pernyataan, korelasi item-

item pernyataan, sedangkan korelasi item-total (r) < 0,20 sebanyak 3 item

pernyataan. Pada hasil tes reliabilitas terhadap 25 item pernyataan instrumen

lingkungan belajar dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (versi 17.0)

didapatkan hasil bahwa sebagian adalah reliabel dengan nilai Alpha Cronbach s

0,86. Dari 25 item pernyataan, korelasi item- item

pernyataan, sedangkan korelasi item-total (r) < 0,20 sebanyak 14 item pernyataan.

Pada hasil tes reliabilitas terhadap 35 item pernyataan instrumen kematangan karir

dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (versi 17.0) didapatkan hasil

bahwa sebagian adalah reliabel dengan nilai Alpha Cronbach s 0,88. Dari 35 item

pernyataan, korelasi item- item pernyataan, sedangkan

korelasi item-total (r) < 0,20 sebanyak 16 item pernyataan.

Variabel Locus of Control dibagi menjadi dua kriteria yaitu internal dan

eksternal dengan kriteria penilaian penilaian:

Locus of Control Eksternal : < 20.42

Locus of Control Internal : >20.42

Variabel Lingkungan belajar dibagi menjadi dua kriteria yaitu lingkungan

belajar kondusif dan lingkungan belajar tidak kondusif dengan kriteria penilaian :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lingkungan Belajar kondusif : >33.5

Lingkungan Belajar Tidak kondusif : <33.5

Variabel Prestasi belajar dibagi menjadi 2 kriteria yaitu prestasi belajar tinggi

dan prestasi belajar rendah dengan kriteria penilaian :

Prestasi Belajar Tinggi : >2.92

Prestasi Belajar Rendah : <2.92

Variabel Kematangan Karir dibagi menjadi 2 kriteria yaitu kematangan karir

tinggi dan kematangan karir rendah dengan kriteria penilaian :

Kematangan Karir Tinggi : >61.58

Kematangan Karir Rendah : <61.58

G. Metode Pengumpulan Data

1. Metode angket atau kuesioner

Dalam penelitian ini angket yang digunakan untuk memperoleh data tentang

locus of control, lingkungan belajar dan kematangan karir adalah angket langsung

dan angket tertutup

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data atau hal atau variable yang berupa

catatan, transkrip, dan sebagainya. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah

Kartu Hasil Stusi (KHS) mahasiswa untuk mengetahu data indeks Prestasi Kumulatif

mahasiswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

H. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui angket, selanjutnya dilakukan pengolahan data

dengan cara sebagai berikut:

1. Edit (Editing)

Setelah data terkumpul dan sebelum diolah, data tersebut diedit terlebih

dahulu oleh peneliti untuk menghindari kesalahanatau hal-hal yang

meragukan agar mendapatkan data yang berkualitas.

2. Kode (Coding)

Memberikan kode pada semua variable untuk membedakan karakter sehingga

mempermudah analisa dan pengolahan data

3. Skor (Scoring)

Pemberian skor merujuk pada empat alternative jawaban Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Rekapitulasi skor

yang diberikan mahasiswa terhadap pernyataan-pernyataan mengenai locus

of control, lingkungan belajar dan kematangan karir dalam angket dibuat

dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Kategori Pemberian Skor


Bentuk pernyataan Nilai
SS S TS STS
Favorabel 4 3 2 1

Unfavorabel 1 2 3 4
Sumber: Azwar, 2010

4. Tabulasi (Tabulating)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi

tidalk lain adalah memasukan data ke dalam table dan mengatur angka

sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

I. Teknik Analisis Data

1. Variabel Locus of Control

a. Internal

b. Eksternal : 0(< Mean)

2. Variabel Prestasi Belajar

a. Tinggi

b. Rendah : 0(< Mean)

3. Variabel Lingkungan Belajar

a. Kondusif

b. Tidak Kondusif : 0(< Mean)

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu tiga

variabel bebas yang terdiri dari locus of control (X1), prestasi belajar (X2) dan

lingkungan belajar (X3), serta satu variable terikat yaitu kematangan karir.

Setaelah data terkumpul selanjutnya akan dilakukan analisis data dengan

menggunakan analisis regresi tiga prediktor (Sugiyono, 2007). Analisis

regresi dalam penelitian ini akan digunakan dalam mengukur hubungan locus

of control, prestasi belajar dan lingkungan belajar dengan kematangan karir

pada mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Persamaan

garis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Y: Kematangan Karir

X1 : Locus of Control (0 : eksternal; 1 : internal)

X2 : Prestasi Belajar ( 0 : rendah; 1 : tinggi)

X3 : Lingkungan Belajar ( 0 : tidak kondusif; 1 : kondusif)

b1 : Koefisien regresi locus of contprol

b2 : Koefisien regresi prestasi belajar

b3 :Koefisien regresi lingkungan belajar

a : Konstanta

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Kebidanan Mitra Husada

Karanganyar pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012 berdasarkan hasil

pengambilan sampel dengan menggunakan rumus diperoleh 60 responden. Alasan

pengambilan data dilakukan pada mahasiswa tingkat II kelas A dan B karena pada

waktu penelitian mahasiswa yang masih aktif dikampus untuk kegiatan belajar

sementara mahasiswa yang lain saat ini menyelesaikan kegiatan Pratek Kerja

Kebidanan (PKK) atau masih ada di lahan praktek sehingga tidak bisa dikumpulkan

menjadi satu di kampus karena pertimbangan lokasi praktek yang jauh dan khawatir

mengganggu jadwal praktek mahasiswa.

Karakteristik sampel yang didapat pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1

berikut:

Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden (data)


Variabel N Mean SD Minimum Maksimum
Locus of Control 60 20.42 1.96 17 24
Indeks Prestasi
60 2.92 0.27 1.90 3.46
kumulatif
Lingkungan Belajar 60 33.48 2.99 26 41
Kematangan Karir 60 61.58 5.69 51 74
Umur 60 20.55 1.03 19 25
Sumber: Data Primer, Januari 2012

Berdasarkan data penelitian pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata locus

of control adalah 20.42, indeks prestasi belajar 2.92, lingkungan belajar 33.48 dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kematangan karir 61.58. Usia responden pada penelitian ini bervariasi antara 19

tahun hingga 22 tahun dengan rata-rata berusia 20.5 tahun.

1. Distribusi Frekuensi

a. Distribusi Frekuensi Kematangan Karir

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Kematangan Karir


Kematangan Karir Frekuensi Persentase
Tinggi 29 48.3 %
Rendah 31 51.7 %
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer, Januari 2012

Tabel 4.2 menunjukan bahwa kematanga karir paling banyak pada

mahasiswa Akbid Mitra Husada Karanganyar adalah kematangan karir

rendah sebanyak 31 mahasiswa (51.7%), tinggi sebanyak 29 mahasiswa

(48.3 %)

b. Distribusi Frekuensi Locus of Control

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Locus of Control


Locus of Control Frekuensi Persentase
Eksternal 35 58,3 %
Internal 25 41,7 %
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer, Januari 2012

Tabel 4.3 menunjukan bahwa locus of control paling banyak pada

mahasiswa Akbid Mitra Husada Karanganyar adalah locus of control Internal

sebanyak 35 mahasiswa (58.3 %), locus of control eksternal sebanyak251

mahasiswa (41.7%).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

Tabel 4. 4 Distribusi frekuensi Prestasi Belajar


Prestasi Belajar Frekuensi Persentase
Tinggi 33 55 %
Rendah 27 45 %
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer, Januari 2012

Tabel 4.4 menunjukan bahwa prestasi belajar paling banyak pada

mahasiswa Akbid Mitra Husada Karanganyar adalah prestasi belajar tinggi

sebanyak 33 mahasiswa (55 %), prestasi belajar rendah sebanyak 27

mahasiswa (45%).

d. Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar

Tabel 4.5 Distribusi Lingkungan Belajar


Lingkungan Belajar Frekuensi Persentase
Kondusif 29 48.3 %
Tidak kondusif 31 51.7%
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer, Januari 2012

Tabel 4.5 menunjukan bahwa lingkungan belajar paling banyak pada

mahasiswa Akbid Mitra Husada Karanganyar adalah lingkungan belaar yang

tidak kondusif sebanyak 31 mahasiswa (51,7 %), lingkungan beajar yang

kondusif sebanyak 29 mahasiswa (48.3%).

2. Analisis Bivariat

Hasil Analisis korelasi bivariat hubungan locus of control, prestasi belajar dan

lingkungan belajar dengan kematangan karir disajikan dalam table 4.2 berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.6 Korelasi Bivariat pada Hubungan Locus Of Control, Prestasi Belajar dan
Lingkungan Belajar dengan Kematangan Karir
Variabel Bebas Variabel Terikat
(Kematangan Karir)
Locus Of Control r = 0. 54
p < 0.001
Prestasi Belajar r = 0.34
p = 0.008
Lingkungan Belajar r = 0.49
p < 0.001
Sumber: Data Primer, Januari 2012

Gambar regresi pada hubungan locus of control, prestasi belajar dan lingkungan

belajar dengan kematangan karir digambarkan dalam diagram sebar berikut ini:

Gambar 4.1.
Diagram Sebar dan Garis Regresi antara Locus of
Control dengan Kematangan Karir

Gambar 4.1. menunjukkan terdapat korelasi positif antara locus of control

dengan kematangan karir mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki skor locus of

control tinggi menunjukan mahasiswa tersebut mempuyai locus of control

internal dan cenderung untuk memiliki kematangan karir yang lebih baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.2.
Diagram Sebar dan Garis Regresi antara Indeks Prestasi
Belajar dengan Kematangan Karir

Gambar 4.2. menunjukkan terdapat korelasi positif antara prestasi belajar

akademik yang ditunjukan dari hasil indeks prestasi kumulatif (IPK) dengan

kematangan karir mahasiswa. Mahasiswa yang prestasi belajarnya tinggi

cenderung untuk memiliki kematangan karir yang lebih baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.2.
Diagram Sebar dan Garis Regresi antara Lingkungan Belajar
dengan Kematangan Karir

Gambar 4.3. menunjukkan terdapat korelasi positif antara lingkungan belajar

dengan kematangan karir mahasiswa. Mahasiswa yang tinggi skor lingkungan

belajarnya cenderung untuk memiliki kematangan karir yang lebih baik.

3. Analisis Multivariat

Hasil penelitian hubungan locus of control, prestasi belajar dan lingkungan

belajar dengan kematangan karir mahasiswa Akademi Kebidanan Mitra

dijelaskan Husada Karanganyar berikut ini pada Tabel 4.7:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Ganda Tentang Hubungan Locus of
Control, Prestasi Belajar Dan Lingkungan Belajar Dengan Kematangan
Karir Mahasiswa
Confidence Interval
Koefisien
(CI) 95%
Regresi Uji t P
Batas Batas
(b)
bawah atas
Konstanta -8.961 - 0.99 0,324 -26.99 9.06
Locus Of Control 1.28 4.70 <0.001 0.74 1.83
Indeks Prestasi 6.86 3,59 <0.001 3.03 10.69
Kumulatif
Lingkungan 0.73 4.06 <0.001 0.37 1.08
Belajar
n observasi 60
Adjust R Square 51 %
Nilai p <0,001
Sumber: Data Primer, Januari 2012

Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis regresi linier ganda yang

menghubungkan kematangan karir dengan locus of control, prestasi belajar dan

lingkungan belajar. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh positif dan

secara statistic signifikan antara locus of control terhadap kematangan karir (b

= 1.28 ; p < 0.001, CI 95% 0.74 hingga 1.83). Setiap peningkatan 1 skor locus of

control akan meningkatkan sebesar 1.2 skor kematangan karir . Hasil

analisis menunjukkan terdapat pengaruh positif dan secara statistik signifikan

antara indeks prestasi belajar terhadap kematangan karir (b = 6.86 ; p < 0.001,

CI 95% 3.03 hingga 10.69).Setiap peningkatan 1 skor indeks prestasi belajar

akan meningkatkan sebesar 6.8 skor kematangan karir .

Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh positif dan secara statistik

signifikan antara lingkungan belajar terhadap kematangan karir (b = 0.73 ; p<

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

0.001 CI 95 % 0.37 hingga 1.08) Setiap peningkatan 1 skor lingkungan belajar

akan meningkatkan sebesar 0.7 skor kematangan karir .

R2 adjusted 0.510 mengandung arti variabel locus of control, prestasi belajar

dan lingkungan belajar secara bersama-sama mampu menjelaskan 51 % dari

variasi kematangan karir.

B. Pembahasan

1. Locus of Control dengan Kematangan Karir

Hasil analisis regresi linier menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara locus of control terhadap kematangan karir (b = 1.28 ; p < 0.001, CI 95%

0.74 hingga 1.83).Setiap peningkatan 1 skor locus of control akan meningkatkan

sebesar 1.2 skor kematangan karir. Hasil penelitian yang diperoleh di atas dapat

disebabkan karena factor locus of control yang merupakan suatu kontinum dari

derajat locus of control . Ketika dihadapkan pada situasi tertentu, seseorang dengan

perasaan kontrol internal yang tinggi dapat juga percaya hasil perilakunya berkaitan

dengan takdir, kebetulan, atau sikap orang lain yang berkuasa, yang berarti bahwa

locus of control tidak bersifat statis tetapi dapat berubah (Rotter 1990; Feist dan

Feist, 2006). Siswa dengan locus of control internal sedang, selain mempunyai

keyakinan akan pentingnya usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan, dirinya

juga mengakui adanya kekuatan lain di luar kontrol dirinya yang akan

mempengaruhi hasil akhir dari usahanya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap kematangan karir adalah locus of control. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Zulkaida (2007) pada siswa kelas XI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SMA 39 Jakarta yang menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan

antara locus of control dengan kematangan karir. Individu dengan locus of control

internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha

untuk mengenal diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah

pendidikan, serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan. Penelitian lain oleh

Aji R ( 2009) menyatakan Terdapat hubungan positif dan signifikan antara locus of

control internal dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMK Negeri 4

Purworejo. Artinya semakin tinggi locus of control internal maka semakin tinggi

kematangan karir pada siswa, dan semakin rendah locus of control internal maka

semakin rendah kematangan karir pada siswa.

2. Prestasi Belajar dengan Kematangan Karir

Hasil analisis regresi linier menunjukkan terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara indeks prestasi belajar terhadap kematangan karir (b = 6.86 ; p <

0.001, CI 95% 3.03 hingga 10.69). Setiap peningkatan 1 skor indeks prestasi belajar

akan meningkatkan sebesar 6.8 skor kematangan karir. Prestasi belajar merupakan

manifestasi dari segala upaya siswa/mahasiswa dalam merealisasikan potensi dirinya

atas segala pengaruh lingkungannya. Mahasiswa yang mencapai prestasi akademik

tinggi cenderung mempunyai wawasan pengetahuan yang luas terutama dalam mata

pelajaran yang bersangkutan, mereka yang memiliki prestasi belajar tinggi akan

lebih mampu dalam memecahkan masalah- masalah yang dihadapi sehari-hari

terutama masalah sekolah/kampus. Perencanaan masa depan baik perencanaan studi

lanjut maupun memasuki dunia kerja merupakan suatu ketrampilan tersendiri.

Mereka yang memiliki prestasi belajar cemerlang mampu melihat jauh ke depan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karena memiliki aspirasi tentang perencanaan jenis dan jenjang pendidikan apa yang

harus mereka tempuh dan selesaikan. Kenyataan ini akan berbeda dengan mereka

yang memiliki prestasi belajar rendah, mereka ini pada umumnya akan terpengaruh

orang lain, bingung bahkan tidak memiliki aspirasi terhadap pekerjaan/pendidikan

lanjut. Dengan demikian prestasi belajar mempunyai peranan penting bagi

terbentuknya kematangan karir seseorang.

Mahasiswa dengan kemampuan dan performansi akademik yang maksimal,

cenderung mengaspirasikan pilihan karir yang lebih tinggi dan lebih mantap

dibanding siswa yang kemampuan dan performan rendah. Aspirasi karir adalah cita-

cita atau harapan karir yang menimbulkan usaha untuk pencapaian harapan tersebut

(Rojewski, 2005). Aspirasi karir merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kematangan karir individu harus membentuk aspirasi karir dalam konteks

kemampuan, potensi atau kapasitas, serta penerimaan terhadap situasi dan kenyataan

di sekitar individu untuk mencapai kematangan karir (Hasan, 2006).

Aspirasi karir mengarahkan tingkah laku individu untuk mencapai karir yang

menjadi harapan atau cita-citanya. Dengan memiliki aspirasi karir yang mantap,

individu akan lebih serius dalam mencari informasi mengenai karir dan

menyesuaikan antara kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman

mengenai karir, sehingga akhirnya mampu membuat keputusan karir yang tepat

(Rojewski, 2005).

Kematangan Vokasional Mahasiswa Program D-III Jurusan Teknik Mesin Fakultas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

signifikan variabel efikasi diri, pengalaman praktik dan prestasi akademik terhadap

kematangan vokasional mahasiswa baik parsial maupun secara bersama sama

dengan kontribusi 20.22%.

3. Lingkungan Belajar dengan Kematangan Karir

Hasil analisis regresi linier menunjukkan terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara lingkngan belajar terhadap kematangan karir (b = 0.73 ; p<

0.001 CI 95 % 0.37 hingga 1.08). Setiap peningkatan 1 skor lingkungan belajar akan

meningkatkan sebesar 0.7 skor kematangan karir .

Faktor keluarga, guru/dosen dan teman-teman berperan cukup besar dalam

pemilihan karir siswa/mahasiswa dan dapat menyebabkan terjadinya kematangan

karir, dalam hal ini keluarga dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif

bagi remaja dalam menentukan dan memilih bidang pekerjaan yang diinginkannya.

Keluarga memberikan pengaruh positif apabila keluarga memberikan saran serta

nasihat tentang jurusan yang menjadi pilihan anaknya. Sedangkan pengaruh

keluarga dapat menjadi negatif apabila keluarga memaksakan kehendak mereka

terhadap pemilihan dan perencanaan karir anaknya, termasuk memaksa anak untuk

memilih jurusan yang tidak diinginkannya. Karakteristik mahasiswa sebagai remaja

juga tidak dapat diabaikan begitu saja dalam pembentukan kematangan karir. Usia

remaja merupakan usia dimana anak banyak menghabiskan waktu di lingkungan

sekolah sehingga sekolah menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam

kehidupan remaja. Di lingkungan sekolah, siswa berinteraksi dengan guru dan teman

sebaya. dukungan guru juga penting dalam mempengaruhi motivasi siswa, meskipun

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perencanaan karir yang dibuat oleh teman sebaya lebih kuat dalam mempengaruhi

tingkat aspirasi karir siswa.

Menurut teori perkembangan karir dari Super (1976) dikatakan bahwa mereka

yang berada pada tahap usia 22 ahun hingga 24 atau 25 tahun (taraf usia setara

dengan usia mahasiswa tingkat akhir) berada pada taraf perkembangan Trial-little

commitment dengan tugas perkembangan implementing. Tahap ini adalah tahapan

yang paling dekat dengan aktivitas kerja yang sesungguhnya. Pada tahap ini,

individu membuat perencanaan yang lebih matang untuk mencapai tujuan karirnya.

Mereka dapat mulai dengan mengghubungi orang-orang yang dapat menolongnya

untuk mendapatkan pekerjaan yang diminatinya, berkonsultasi dengan konselor,

membuat lamaran pekerjaan serta mengikuti tes seleksi atau interview. Pada tahap

ini pula suatu jenis pekerjaan pertama telah ditemukan dan diuji cobakannya sebagai

dunia kerja yang potensial akan ditekuninya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sucipto (2009) yang
menyebutkan bahwa individu yang tipe kepribadiannya sesuai dengan model

lingkungan yang ditempatinya, maka akan menghasilkan kondisi keselarasan dan

kecocokan (homogeneity), kondisi tersebut memungkinkan siswa dapat


mengembangkan diri, mengembangkan karier, mencapai stabilitas dalam

pendidikannya, motivasi dan keyakinan yang tinggi terhadap prestasinya. Sedangkan

siswa yang kesesuaian tipe kepribadiannya rendah dengan model lingkungan,

berkaitan dengan minat yang rendah, prestasi yang tidak optimal, perkembangan

karier yang labil serta keyakinan dan perencanaan yang dangkal terhadap kariernya.

Siswa yang keyakinan dan perencanaan kariernya dangkal berkaitan dengan

kematangan arah pilihan karier yang rendah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini menyimpulkan, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

locus of control terhadap kematangan karir (b = 1.28 ; CI 95% 0.74 hingga 1.83).

Setiap peningkatan 1 skor locus of control akan meningkatkan sebesar 1.2 skor

kematangan karir. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara indeks prestasi

belajar terhadap kematangan karir (b = 6.86 ; CI 95% 3.03 hingga 10.69) Setiap

peningkatan 1 skor indeks prestasi belajar akan meningkatkan sebesar 6.8 skor

kematangan karir . Penelitian ini juga menyimpulkan terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara lingkngan belajar terhadap kematangan karir (b = 0.73 ; CI 95 %

0.37 hingga 1.08) Setiap peningkatan 1 skor lingkungan belajar akan meningkatkan

sebesar 0.7 skor kematangan karir .

B. Implikasi

1. Implikasi teoritis

Bahwa setiap penelitian yang akan mempelajari variabel apapun

terhadap kematangan karir mahasiswa di masa yang akan datang perlu

memperhitungkan dan mengendalikan pengaruh locus of control, prestasi

beajar dan lingkungan belajar. Jika pengaruh locus of control, prestasi belajar

dan lingkungan belajar ini tidak dikendalikan maka kesimpulan peneliti

tentang kematangan karir akan mengalami bias.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Implikasi praktis

Institusi pendidikan dalam hal ini akademi kebidanan perlu

melakukan upaya peningkatan dalam hal bimbingan karir mahasiswa

sehingga nantinya lulusan dari Akbid dapat terserap seluruhnya ke dunia

kerja dan menjadi lulusan berkompeten yang diharapkan oleh ikatan profesi.

Akademi kebidanan meningkatkan penyelanggaraan lingkungan

belajar yang kondusif dengan memperhatikan aspek-aspek penting yang

tertuang dalam penelitian maupun teori-teori pendukung sebelumnya.

C. Saran

1. Perlu penelitian sejenis dengan mengendalikan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi penelitian misalnya hal-hal yang mepengaruhi kematangan

karir (pengalaman praktek, latar belakang sosial ekonomi)

2. Bagi orangtua, dosen yang ada di sekitar para mahasiswa memiliki peranan

yang sangat penting dalam proses pemilihan karir. Adanya stimulus -

stimulus yang diberikan pada para mahasiswa untuk mencoba melakukan

identifikasi terhadap potensi dan karir yang dipilihnya bisa dijadikan pijakan

dalam poses pengembangan karir mahasiswa selanjutnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan dalam hal ini Akbid Mitra Husada mengingat

pentingnya peran seorang konselor untuk membimbing pembentukan

karakter maka perlu mengadakan kerjasama dengan seorang konselor yang

kompeten dalam bidang pembentukan kepribadian sehinga lulusan Akbid

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mempunyai nilai tambah yaitu menjadi bidan yang mempunyai kematangan

karir yang tinggi.

4. Peneliti selanjutnya jika ingin meneliti variabel yang sama diharapkan dapat

menambahkan wawancara dan observasi sebagai metode tambahan yang

dapat digunakan untuk memudahkan dalam pembahasan hasil penelitian.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai