Anda di halaman 1dari 66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING DAN REAL TIME


GROSS SETTLEMENT (RTGS) DI BANK RAKYAT
INDONESIA CABANG JENDRAL SUDIRMAN
SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan


Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi

Oleh:

TITO ASHARI NOVIANTO


D1508072

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya


dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya
dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat,
masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan
makanan. ( Frederick E. Crane )
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah
kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum
kita capai. ( Schopenhauer )
Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-
putusnya dipukul ombak. Ia tidak saja berdiri kukuh,
bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang
itu. ( Marcus Aurelius )
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu,
mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan
saat rezeki melimpah. ( Kahlil Gibran )
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua
orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang
menangis, dan pada kematianmu semua orang menangis
sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.
(Mahatma Gandhi)

iv

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :

- Ayah dan Ibu yang kucintai dan kusayangi


- Kakak dan adik-adikku yang tercinta
- Teman teman MA B angkatan tahun 2008
- Sahabat- sahabat baikku
- Almamater

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Vi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya,
maka penulisan Tugas Akhir y
DAN REAL TIME GROSS SATTLEMENT (RTGS) DI BANK RAKYAT INDONESIA

ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Ahli Madya.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul
dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Bapak Prof. Pawito PH.D , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Sudarto, M.Si, selaku Ketua Program Jurusan DIII Manajemen
Administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Budiarjo, M.Si, selaku pembimbing dan penguji Tugas Akhir dan
Ibu Dra. Sudaryanti, selaku penguji Tugas Akhir penulis.
4. Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si, selaku Pembimbing Akademik selama
penulis menuntut ilmu di FISIP UNS.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi DIII Manajemen Administrasi yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di FISIP UNS.
6. Pimpinan serta para pegawai Bank Rakyat Indonesia cabang Jendral Sudirman
Surakarta yang telah memberikan ijin, bantuan serta pengarahan selama
pelaksanaan magang.
Penulis Sadari dalam Tugas Akhir ini masih ada kekurangan, namun
diharapkan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengatahuan bagi
pembaca yang budiman.
Surakarta, 7 Juni 2011

Penulis
vii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN

BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D. Manfaat Peng
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
viii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

L.

BAB III. DISKRIPSI BRI


A.
B.
C.
D. Produk
E.
F.
BAB IV. PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

LAMPIRAN

ix

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Tito Ashari Novianto. NIM :D1508072 Program Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Prosedur
Pelaksanaan Kliring dan Real Time Gross Sattlement (RTGS) di Bank Rakyat Indonesia
Cabang Jendral Sudirman Surakarta

Kliring Warkat BI merupakan pertemuan antara Bank Umum (Bank Pemerintah


dan Bank Swasta) sebagai peserta kliring untuk menagih atas warkat yang dikeluarkan
Bank Umum tersebut oleh lembaga kliring.
Kliring Warkat BI merupakan pertemuan antara Bank Umum (Bank Pemerintah
dan Bank Swasta) sebagai peserta kliring untuk menagih atas warkat yang dikeluarkan
Bank Umum tersebut oleh lembaga kliring.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pelaksanaan Kliring dan
RTGS di kantor Bank Rakyat Indonesia Surakarta.
Metode pengamatan ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif, yang
berarti memberikan gambaran dan memaparkan suatu peristiwa yang sewajarnya atau
dalam bentuk fakta. Pendekatan deskriptif kualitatif menggunakan teknik pengumpulan
data berupa: observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi, dan focus group discussion.
Kliring lewat jalur transfer merupakan pengiriman uang melalui teller dengan cara
ditransfer dari bank satu ke bank lain. Kliring dengan cara ini adalah transaksi dengan
nominal (<100 juta). Sedangkan lewat transfer RTGS merupakan pengiriman uang dari
satu bank ke bank lain secara cepat. Kliring dengan cara ini adalah transaksi dengan
nominal (>100 juta). Biaya RTGS lebih mahal dari Kliring lewat transfer biasa karena
RTGS lebih cepat sampai, dengan proses kliring 3 jam dibanding dengan Kliring lewat
transfer biasa. Dengan transaksi yang cepat tersebut nasabah kena biaya tambahan Rp
25.000,-.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dapat mengambil kesimpulan
secara garis be

1. Prosedur Pelaksanaan Kliring Warkat BI


2. Prosedur Pelaksanaan Kliring Elektonik dan Real Time Gross Sattlement
(RTGS)
Saran dari penulis, agar PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jendral
Sudirman Surakarta sebagai Bank yang sangat memperhatikan kualitas pelayanan jasa
harus menambah tulisan yang ditempel (mading) agar dapat diketahui oleh costumer
sehingga para nasabah dapat mengetahui kondisi terbaru dari Bank Rakyat Indonesia
Cabang Jendral Sudirman Surakarta. Terutama di bidang Jasa Pengiriman Uang
(Transfer, Kliring, RTGS) yang sangat dibutuhkan nasabah dalam lalu lintas pembayaran
serta sosialisasi atau penyajian informasi yang baik dan mudah dipahami oleh pihak
nasabah mengenai peraturan-peraturan maupun prosedur-prosedur yang harus dilakukan,
sehingga nasabah bisa mengetahui dan memahaminya, agar nasabah menjadi puas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Tito Ashari Novianto. NIM: D1508072 Diploma III Administration Management
Program of Social and Political Sciences of Surakarta Sebelas Maret University.
The Procedure of Clearing and Real Time Gross Settlement (RTGS)
Implementation in Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian People
Bank

Private Banks) as the clearing participants to collect the letter issued by Public Bank by
the clearing institution.
nk (Government and
Private Banks) as the clearing participants to collect the letter issued by Public Bank by
the clearing institution.
The objective of research is to find out the procedure of Clearing and Real Time
Gross Settlement (RTGS) implementation in Jenderal Sudirman Surakarta Branch of
Indonesian People Bank.
The observation method employed was a descriptive qualitative approach,
meaning to give a description and explanation of an event as fairly as possible or in the
form of fact. The descriptive qualitative approach employed some data collection
techniques such as: participatory observation, interview, documentation, and focus group
discussion.
The clearing through transfer channel is the money delivery through teller by
transferring from one bank to another. In this way, clearing is the transaction with
nominal value (<100 millions). Meanwhile the RTGS transfer is the quickly money
delivery from one bank to another. In this way, clearing is the transaction with nominal
value (>100 millions). RTGS cost is more expensive than the cost of clearing through
conventional transfer because RTGS is more quickly, with clearing process of 3 hours
compared with the conventional transfer clearing. With that quick transaction, the
customer is charged with additional cost of Rp. 25,000.-
From the result of observation the writer had conducted, it can be generally
Procedure of Clearing and Real Time Gross Settlement (RTGS)
Implementation in Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian People Bank
1.
2. The procedure of Electronic clearing and Real Time Gross Settlement (RTGS)
implementation.
The writer recommends Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian
People Bank highly considering the quality of service to add the announcement posted on
the wall (bulletin board) in order to be recognized by the customer so that the customer
can see the recent condition of Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian People
Bank. Particularly in money delivery service (transfer, clearing, RTGS), what really
needed by the customers in payment traffic and socialization or good and comprehensible
information presentation to the customers about regulations or procedures to be done, so
that the customers can find out and understand them, in order to make the customers
satisfied.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat


berupa simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat berupa pinjaman dan
jasa-jasa lain (yang dimiliki oleh bank). Bank terdiri dari Bank Umum, Bank Swasta, dan
Bank Perkreditan Rakyat. BPR atau Bank Perkreditan Rakyat modalnya hanya 2 miliar
saja, berbeda dengan Bank Umum dan Bank Swasta yang modal usahanya hingga
mencapai 50 miliar. Dengan modal yang begitu besar, maka akan semakin beragam jasa-
jasa yang diberikan oleh bank tersebut. Salah satu contohnya adalah alat pembayaran.
Alat pembayaran bisa dibilang berkembang sangat pesat dan maju. Kalau kita melihat
kebelakang yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang
diperjualbelikan adalah kelaziman di era pra modern. Dalam perkembangannya, mulai
dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang.
Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di
masyarakat. Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai
(cash based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis
kertas (paper based), misalnya cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat
pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai
kartu (card based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).
Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal (uang kertas dan
logam). Uang kartal masih memaikan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai
kecil. Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai
seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral. Namun patut
diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi. Hal itu bisa
terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal. Hal itu
belum lagi memperhitungkan efisiensi waktu pembayaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Misalnya, ketika anda menunggu melakukan pembayaran di loket yang relatif


memakan waktu cukup lama karena antrian yang panjang. Sementara itu, bila melakukan
transaksi dalam jumlah yang besar dapat mengundang risiko seperti pencurian,
perampokan dan pemalsuan uang. Menyadari ketidaknyamanan dan efisiensi memakai
uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun masyarakat agar
terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS).
Alat pembayaran nontunai merupakan alat pembayaran yang dilakukan tanpa
menggunakan uang tunai yang beredar saat ini melainkan menggunakan cek, BG (Bilyet
Giro) dan Blanko Transfer (lampiran 1). Cek adalah surat perintah tak bersyarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu yang yang memerlukan ketersediaan dana setiap saat,
terutama saat diunjukan oleh pemegang. Masa pengunjukan cek adalah 70 hari setelah
tanggal penerbitan, sedangkan jangka waktu 180 hari adalah terkait dengan hak regress
(hak tagih) karena ada penolakan atas cek yang diunjukan dalam masa 70 hari tersebut.
Sepanjang tidak ada pembatalan cek setelah masa pengunjukan (70 hari), bank dapat
melakukan pembayaran kepada nasabah tanpa perlu konfirmasi kepada bank penarik.
Cek dapat digunakan untuk pembayaran maupun untuk pemindahbukuan sesuai dengan
pemanfaatan cek tersebut. Cek dapat berupa slip penyetoran dan slip penarikan (lampiran
2). Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada penyimpan dana untuk
melakukan transfer sejumlah dana dari suatu bank ke rekening bank yang lain.
Sedangkan Blanko Transfer merupakan surat perintah dari nasabah kepada penyimpan
dana untuk melakukan transfer sejumlah dana dari suatu bank ke rekening bank yang lain
melalui sistem elektronik transfer. Transaksi dengan menggunakan warkat atau alat
pembayaran nontunai biasa disebut Kliring Warkat BI dan Kliring RTGS (Real Time
Gross Settlement). Kliring Warkat BI dan Kliring RTGS merupakan suatu kegiatan
transaksi yang mempunyai fungsi sama yaitu untuk melakukan transfer sejumlah dana
dari suatu bank ke rekening bank lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kliring Warkat BI merupakan pertemuan antara Bank Umum (Bank Pemerintah


dan Bank Swasta) sebagai peserta kliring untuk menagih atas warkat yang dikeluarkan
Bank Umum tersebut oleh lembaga kliring. Mekanisme Kliring Warkat BI bisa dilihat
pada gambar dibawah ini :

Keterangan :

a. Tn. A bertansaksi dengan Tn B


b.

c. ND Keluar) kepada Lembaga


Kliring
d. Lembaga Kliring
ND Masuk)
e. Setelah proses pengecekan dan cek dinyatakan sah, maka di informasikan kepada

f. Penyampaikan hasil
rekening Tn B.
g. Proses kliring berlangsung antara 2-3 hari.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kliring lewat jalur transfer merupakan pengiriman uang melalui teller dengan
cara ditransfer dari bank satu ke bank lain. Kliring dengan cara ini adalah transaksi
dengan nominal (<100 juta). Sedangkan lewat transfer RTGS merupakan pengiriman
uang dari satu bank ke bank lain secara cepat. Kliring dengan cara ini adalah transaksi
dengan nominal (>100 juta). Biaya RTGS lebih mahal dari Kliring lewat transfer biasa
karena RTGS lebih cepat sampai, dengan proses kliring 3 jam dibanding dengan Kliring
lewat transfer biasa. Dengan transaksi yang cepat tersebut nasabah kena biaya tambahan
Rp 25.000,-.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan dimuka, dan untuk
mencapai tujuan penelitian yang sesuai dengan persyaratan serta dapat memberikan
manfaat yang maksimal pada penulisan Laporan Tugas Akhir ini, maka penulis
membatasi perumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana prosedur pelaksanaan kliring dan RTGS di Bank Rakyat Indonesia


Cabang Jendral Sudirman Surakarta?

C. TUJUAN PENGAMATAN

Dalam setiap kegiatan penelitian, seseorang maupun kelompok pastilah


mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai yang sudah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum melaksanakan penelitiannya. Untuk mencapai tujuannya maka peneliti haruslah
mengumpulkan data-data yang diperlukan, mengolahnya serta menganalisanya sehingga
terdapat kesimpulan dan saran-saran.

Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan utama, yaitu :

1) Untuk lebih mengetahui prosedur pelaksanaan kliring dan di Kantor Bank


Rakyat Indonesia Surakarta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Untuk memenuhi syarat-syarat dalam memperoleh sebutan Profesional Ahli


Madya (A M.d) dalam bidang Manajemen Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. MANFAAT PENGAMATAN

Manfaat dari kegiatan magang atau praktek kerja lapangan yang dilakukan di
kantor Bank Rakyat Indonesia Surakarta ini antara lain :

1) Untuk mendapatkan pengalaman kerja yang relevan dibidang ekonomi,


terutama bidang penerapan kliring dan RTGS di Bank Rakyat Indonesia
Surakarta.
2) Kegiatan magang ini merupakan kesempatan yang bermanfaat untuk
menerapkan teori yang diperoleh kedalam dunia praktek yang nyata.

Penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak yang berhubungan dengan
permasalahan ini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PROSEDUR
Prosedur merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas ataupun
suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan operasional maupun kegiatan
manajemen, karena prosedur selain dapat memperlancar pekerjaan juga bisa
menghambatnya. Prosedur merupakan suatu rangkaian tata kerja yang telah menjadi pola
tetap, baik menurut tata cara maupun urutan waktu dalam melaksanakan pekerjaan dan
merupakan suatu kebulatan. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan prosedur,
berikut ini penulis telah mengutip pendapat dari beberapa ahli, yaitu :
1) Menurut The Liang Gie (1986:86) dalam bukunya Kamus Administrasi
Perkantoran mendefinisikan prosedur sebagai suatu rangkaian metode yang
telah menjadi pola tetap dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
merupakan suatu kebulatan.
2) Menurut T. Hani Handoko (1995:90) dalam bukunya Manajemen
Perkantoran, Prosedur sangat berguna antara lain, untuk :
a) Menghemat waktu manajerial.
b) Memudahkan pendelegasian dan penempatan tanggung jawab.
c) Menimbulkan metode-metode operasi yang lebih efisien.
d) Memudahkan pengawasan.
e) Memungkinkan penghematan personalia.
f) Membantu kegiatan-kegiatan koordinasi.
Dari semua pendapat dan definisi yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya prosedur adalah : merupakan suatu alat atau
cara yang berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan manajerial agar supaya hasilnya
lebih terkoordinasi, efektif, dan efisien.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7
Dengan demikian adanya prosedur akan mengarahkan si pelaksana prosedur
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang mengarah pada pencapaian tujuan dan
kesalahan-kesalahan dalam bertindak akan dapat dihindari, selain itu prosedur mampu
menjawab : Bagaimana cara pengerjaan suatu tugas?, Bagaimana menentukan sasaran
mana yang harus lebih didahulukan?, Kapan harus selesai? dan Siapa yang harusnya
melaksanakan tugas tersebut?

B. PELAKSANAAN

Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1991:28) pelaksanaan diartikan sebagai


merealisir pencapaian tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam rencana atau
kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam program-program pemerintah. Sedangkan menurut
Miftah Toha dalam Ensiklopedi Administrasi (1989:210) didefinisikan sebagai berikut :
Usaha-Usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan
kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi
segala macam kebutuhan alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya, kapan waktu mulai dan berakhirnya serta
bagaimana cara yang harus dilaksanakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:554) istilah pelaksanaan diartikan


proses, cara, perbuatan, pelaksanan (Rancangan Keputusan) adapun istilah melaksanakan
berarti melakukan, menjalankan, mengerjakan (Rancangan Keputusan). Agak mirip
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:898) menyelenggarakan diartikan sebagai
perbuatan, cara menyelenggarakan dalam berbagai arti (palaksanaan, penuaian).
Sedangkan menurut Solikhin Abdul Wahab (1991:50) Pelaksanan atau implementasi

Solikhin Abdul Wahab:


mengimplementasikan berarti menyediakan sarana untuk pelaksanaan sesuatu serta
menimbulkan dampak akibat tertentu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanan merupakan suatu
proses perealisasian atau praktek nyata dari tujuan-tujuan yang telah kita susun atau
rencanakan sebelumnya.

C. KLIRING

1.1.Sejarah Kliring

De Javache Bank merupakan bank milik pemerintah Hindia Belanda yang


didirikan pada tahun 1828 yang diharapkan mendukung kebijakan ekonomi di koloninya
Indonesia. De Javache Bank mempunyai hak khusus dalam sistem pembayaran sebagai
bank sirkulasi yang diijinkan untuk menyetak dan mengedarkan uang. Perjanjian
perhitungan kliring untuk wilayah Batavia (sekarang Jakarta) pertama kali ditanda
tangani pada tanggal 15 februari 1909, yang kemudian diikuti untuk wilayah Semarang
dan Surabaya (1909), Medan (1915), Bandung (1921), dan Makassar (1922).
Babak baru sejarah perbankan Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya UU No. 1
tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia
sesuai dengan UUD 1945. Pengembangan sistem pembayaran rekening koran (dengan
cek, bank draft, nota kredit) dimulai sejak akhir Desember 1954.
Bank Indonesia sesuai dengan UU No. 13 tahun 1968 menyelenggarakan kliring
antarbank untuk bank-bank yang berada dalam wilayah kliring yang sama. Karena
bertambahnya jumlah warkat serta berkembangnya sistem kliring, penyelenggaraan
sistem kliring semakin sulit. Sistem otomasi kliring kemudian bertahap diterapkan secara
terbatas semenjak 7 April 1990, penerapan sepenuhnya SOK baru dimulai 4 Juni 1990 di
Jakarta dikenal dengan Otomasi Kliring Jakarta (OKJ). Pada tahun 1995 Bank Indonesia
mulai menerapkan sistem otomasi transfer dana antar kantor terintegrasi (SAKTI) yang
menyediakan fasilitas untuk transaksi antar kantor bank berdasarkan rekening bank yang
ada di Bank Indonesia dengan menggunakan transmisi data elektronik (VSAT dan
fasilitas frame relay).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Cepatnya peningkatan aktivitas kliring di Indonesia memerlukan sistem kliring


yang lebih cepat, akurat, dan aman. Maka pada tanggal 18 September 1998 Bank
Indonesia meresmikan pendirian Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ) dimana
transmisi warkat kliring dilakukan secara online menggunakan komputer dan alat
komunikasi elektronik. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 1999 Bank Indonesia
meresmikan sistem transfer elektonik antarbank yang disebut Bank Indonesia Layanan
Informasi dan Transaksi Elektronik (BI-LINE) dimana sistem transfer dana elektronik
-bank ke masing-masing rekening bank di
Bank Indonesia.

1.2.Pengertian Kliring

Pengertian kliring menurut Kamus Perbankan Indonesia 1980 sebagai berikut :


Perhitungan utang-piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat
dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-suratn dagang, yang telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.
Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/1999 tanggal 13
Agustus 1999 perihal Penyelenggaraan Kliring Lokal dan Penyelesaian Akhir Transaksi
Pembayaran Antarbank Atas Hasil Kliring Lokal, kliring berarti pertukaran warkat atau
data keuangan elektronik antarbank (DKE), baik atas nama bank maupun nasabah yang
hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Menurut SE No. 14/14/8/UPPB tanggal 10 September 1981 perihal
Penyelenggaraan Kliring Lokal SK No. 31/79/KEP/DIR tanggal 18 Agustus 1998
Tentang Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Elektronik. Kliring diartikan sebagai
sarana perhitungan warkat/data kliring elektronik antarbank guna memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran. Sedangkan dari kamus The New Grolier Webster
International Dictionary of the English Language, Volume I, memberi definisi Clearing
sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Artinya :
-menukar warkat dari bank satu dengan bank yang
lainnya dan menetapkan perbedaan-
Dari Pendapat diatas penulis menyimpulkan kliring adalah suatu kegiatan dimana
didalamnya terdapat aktivitas tukar-menukar warkat utang-piutang antarbank yang
pelaksanaannya dilakukan di KBI atau instansi yang ditunjuk oleh Bank Indonesia yang
tujuannya untuk memperlancar lalu lintas pembayaran.

1.3.Jenis-Jenis Kliring

a) Sistem Kliring Lokal Secara Manual


Kliring yang dilakukan oleh non-KBI yang wilayahnya jauh dari KBI dengan
jumlah bank peserta dan jumlah warkatnya sedikit. Pada kliring lokal secara manual
perhitungan rekapitulasi (pembuatan Bilyet Saldo Kliring) dan pertukaran warkat-warkat
kliring diantara peserta kliring dilakukan secara manual.
b) Sistem Kliring Lokal Secara Semiotomasi
Kliring yang dilakukan oleh KBI dengan jumlah bank peserta dan jumlah
warkat sedikit dilakukan dengan sistem kliring semiotomasi yang disebut SemiOtomasi
Kliring Lokal (SOKL). Pada sistem kliring ini bank menyampaikan file dalam disket
yang berisi informasi tentang catatan kliring ke penyelenggara kliring (KBI atau bank
pemerintah yang ditunjuk).
c) Sistem Kliring Lokal Secara Otomasi
Kliring yang dilakukan oleh KBI dengan jumlah bank peserta dan jumlah
warkat banyak dilakukan dengan sistem kliring otomasi. Pada sistem kliring ini semua
proses dari penghitungan, rekapitulasi, pembuatan laporan kliring, pertukaran warkat, dan
rekonsiliasi dilakukan secara otomasi. Sistem otomasi kliring dimulai dari penerimaan
warkat kliring dari semua peserta kliring oleh KBI penyelenggara kliring sebagai input
untuk mesin reader/sorter.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

d) Sistem Kliring Lokal Secara Elektronik


Kliring yang dilakukan oleh KBI dengan jumlah bank peserta dan jumlah
warkat sangat banyak dilakukan dengan sistem kliring elektronik. Pada sistem kliring ini
proses perhitungan, rekapitulasi, dan pembuatan laporan kliring (Bilyet Saldo Kliring)
dilakukan secara elektronik melalui terminal elektronik di bank peserta kliring, sehingga
para bank peserta kliring tidak perlu datang ke tempat kliring untuk menyampaikan
warkat kliring. Untuk pertukaran warkat dan rekonsiliasi dilakukan secara otomasi
melalui komputer pusat kliring elektronik. Dengan sistem ini, proses kliring dapat
diselesaikan dengan lebih cepat, akurat, dan aman, serta mengurangi risiko tidak
terprosesnya warkat kliring.
(Sumber BI: Bank Sentral Republik Indonesia: Tinjauan kelembagaan,
kebijakan dan organisasi 2003)

1.4.Tahapan Penyelenggaraan Kliring ada 2:

1) Kliring Penyerahan
Yaitu kegiatan yang dimana para peserta menyerahkan warkat-warkat
yang telah dicek sebelumnya.
(Sumber : Drs. Achmad Anwari,1998)
Prosedur Kliring Penyerahan
Didalam prosedur penyerahan terdapat 3 (tiga) kegiatan yang dilakukan,
sebagai berikut:
a. Kegiatan di kantor peserta
Mengecek warkat kliring
Memilah warkat
Mengisi daftar warkat kliring penyerahan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

b. Kegiatan di tempat penyelenggara


Mengisi daftar hadir
Melakukan kegiatan pendistribusian
Melakukan kegiatan penerimaan
Mencocokan rincian pada daftar warkat kliring
Menyusun neraca kliring penyerahan
Menandatangani neraca kliring
c. Kegiatan petugas penyelenggara
Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan
Mengambil alih tugas peserta yang tidak hadir
(Sumber: SE BI/202/10/DASP/6 Juni 2000)\

2) Kliring Pengembalian
Yaitu kliring untuk menyelesaikan warkat-warkat kliring yang ditolak
penerimaan atau pembayarannya karena tidak memenuhi syarat formal
atau tidak tersedia cukup dana untuk pembayarannya.
(Sumber : Drs. Achmad Anwari,1998)
Prosedur Kliring Pengembalian
Didalam proses pengembalian terdapat 2 (dua) aktivitas yang dilakukan,
antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan di kantor peserta
Verifikasi warkat yang diterima
Membuat Surat Keterangan Penolakan
Memilah warkat tolakan
Mengisi daftar warkat kliring pengembalian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

b. Kegiatan di tempat penyelenggara


Mengisi daftar hadir
Melakukan kegiatan pendistribusian warkat tolakan
Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima
Menyerahkan kepada penyelenggara
Melakukan kegiatan penerimaan warkat debet tolakan
(Sumber: SE BI/10/DASP/6 Juni 2000)

D. PENYELENGGARAAN KLIRING
Kliring diselenggarakan oleh Bank Indonesia antara Bank-bank di suatu wilayah

tertentu yang memungkinkan kantor-kantor tersebut memperhitungkan warkat-warkatnya

dalam jadwal kliring yang telah ditentukan .

Tempat-tempat yang tidak terdapat kantor Bank Indonesia,maka penyelenggaraan

kliring diserahakan kepada Bank yang di tunjuk oleh Bank Indonesia.Bank yang di

tunjuk ini harus memenuhi beberapa persyaratan,antara lain kemampuan administrasi

tenaga pimpinan dan pelaksana,ruangan kantor,peralatan komunikasi dan lain-lain di

samping itu ada ketentuan khusus bagi Bank pelaksana kliring sebagai berikut :

a. Kewajiban untuk melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku,

b. Menyampaikan laporan-laporan tentang data-data kliring setiap minggu bersama-

sama dengan laporan likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia yang

membawahi wilayah kliring yang bersangkutan,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

c. Untuk mempermudah Bank penyelenggara kliring dalam penyediaan uang

kartal,maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu dapat diperhitungkan pada

rekening Bank tersebut pada Bank Indonesia.

Tata Cara Penyelenggaraan Kliring

Pertemuan kliring lokal dilakukan dalam dua tahap yaitu:

a. Pertemuan kliring penyerahan dan

b. Kliring retur.

Sebelum kliring diadakan harus lebih dahulu dipersiapakan hal-hal sebagi

berikut :

A. Cap kliring

a) Semua warkat harus dicap terlebih dahulu dengan cap yang memuat

sebutan kliring dan dicantumkan nomor kode kelompok peserta yang

bersangkutan.

b) Cap kliring harus disetujui oleh penyelenggara dan di muka peserta

lain.demikian pula bila ada perubahan atau pegantian Cap kliring.

c) Cap kliring pada nota debet maupun kredit merupakan bukti atau tanda

pengenal dari peserta.

d) Cap kliring pada bilyet giro yang tidak ditolak berarti peserta yang

membubuhi Cap tadi telah menerima sejumlah dana yang tercantum

dalam bilyet giro tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

e) Jika dalam satu warkat terdapat lebih dari satu cap kliring maka cap

kliring terdahulu harus dibatalkan denganm cap kliring pembatalan.

f) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari peserta yang

bersangkutan.

B. Kliring Penyerahan

a) Untuk memperlancar penyelenggaraan kliring,peserta dibagi atas

beberapa kelompok.

b) Sebelum kliring dimulai warkat-warkat dipisahkan menurut kelompok

yang bersangkutan.warkat debet dan warkat kredit diperinci nilai

nominalnya dalam daftar kliring tersendiri.nilai nominal dan

banyaknya warkat dalam daftar kliring dijumlahkan.

c) Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangani oleh wakil

peserta kliring.berlangsung antara yang menyerahkan dan yang

menerima warkat setelah menandatangani daftar kliring sebagai bukti

penerimaan.

d) Apabila terjadi perbeaan pendapat antara dua peserta mengenai dapat

tidaknya warkat diperhitungkan dalam kliring.maka keputusan terakhir

diserahkan kepada penyelenggara.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

e) Dari hasil penyerahan dan penerimaan warkat masing-masing wakil

peserta disusun neraca penyerahan ditandatangani dan dibubuhi nama

jelas.neraca kliring ini harus dilengkapi dengan rekapitulasi

penyerahan dan penerimaan baik untuk warkat-warkat debet maupun

kredit.

f) Peserta dilarang menerima setoran untuk langsung dikliringkan di

kantor penyelenggara.

C. Penolakan Warkat

a) Warkat debet dapat diterima oleh masing-masing pesrta apabila warkat

tersebut memenuhi syarat dan dananya cukup tersedia.

b) Semua warkat debet yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan

butir a) diatas dikembailiakan pada peserta yang mengajukan pada

waktu kliring retur.pengembalian warkat kredit dilakukan melalui

kliring penyerahan setelah diketahui adanya kesalahan.

c) Pengembalian warkat disertai dengan surat keterangan penolakan

(SKP) yang ditandatangani dan diberi nama jelas peserta penerima.

SKP tersebut berisi alassan-alasan penolakan warkat.sesuai ketentuan-

ketentuan tentang cek bilyet giro kosong.

Cara penyampaian warkat :

1) Warkat asli diserahkan kepada pesrta yang mengkliringkan,

2) Tembusan pada penyetor,

3) Tembusan pada penyelenggara,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

4) Warkat yang ditolak dan diduga ada kriterianya dengan

kejahatan,harus ditahan,kemudian dibuat surat keterangan pemalsuan

dan dilaporkan pada polisi.

D. Kliring Retur

Semua warkat yang dikembalikan (diretur),disortir kemudian

dibagi menurut kelompok masing-masing peserta.warkat-warkat ini

kemudian dicatat dalam daftar kliring retur dengan diperinci menurut nilai

nominalnya kemudian dijumlahkan warkat-warkat nilai

nominalnya.setelah ditanda tangani wakil peserta,daftar kliring retur besrta

wakil-wakil kliring tentang dapat tidaknya satu warkat kliring ditolak,mak

keputusan terakhir diserahkan kepada penyelenggara.dari hasil serah

terima warkat dalam kliring retur kemudian disusun neraca kliring retur

yang saldonya merupakan pelengkap dari saldo neraca kliring penyerahan.

E. Bilyet Saldo

Berdasarkan neraca kliring penyerahan dan neraca kliring retur

dibuat bilyet saldo kliring yang memuat hasil kliring dan call money.oleh

penyelenggara dibuatkan neraca gabungan yang merupakan kompilasi dari

neraca masing-masing pesrta.kliring dinyatakan selesai apabila neraca

kliring gabungan telah seimbang dan hasil kliring masing-masing peserta

telah dapat diselesaikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

F. Dihentikan dari Kliring

Apabila jumalh kewajiban dari suatu peserta melampaui jumlah

dana (saldo) dan jaminan kliring yang tersedia pada penyelenggara,mak

pelampauan itu disebut sldo negatif.

Peserta yang bersangkutan diberi kesempatan untuk menyelesaikan

saldo negatif itu selama 30 menit setelah pertemuan kliring retur ditutup.

Jika sampai batas waktu tadi tidak dapat diselesaikan juga maka atas

pertunjukan Bank Indonesia penyelenggaraan dapat memperpanjang

waktu yang dimaksud sampai hari kliring berikutnya sebelum kas dari

kantor penyelenggara dibuka dan jika saldo negatif tidak dapat

diselesaikan juga maka terhadap peserta itu dikenakan penghentian

sementara pengikut sertaannya dalam kliring.

G.Pengunduran Diri dari Kliring

Peserta dapat mengajukan permohonan pengunduran diri dari

kliring jika mengalami hal-hal sebagai berikut :

a. Mengalami kesulitan keuangan yang mengakibatkan tidak

terpenuhinyan syarat-syarat untuk diikut sertakanya lebih lanjut

kliring.

b. Kepengurusan peserta yang bersangkutan tidak menunjukan keadaan

semestinya seperti perselisiahan dalam kepengurusan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

E. BANK PESERTA KLIRING

Bank peserta kliring adalah Bank-bank umum dan Bank-bank pembangunan yang

berada dalam wilayah kliring tertentu dikoordinasikan oleh Bank Indonesia atau Bank

lain yang ditunjuk dalam wilayah itu.

Ada dua macam penyertaan kliring yang kita kenal,yaitu :

a. Penyertaan langsung yaitu memperhitungkan warkat secara langsung dalam

pertemuan kliring,dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung itu adalah

kantor Bank Indonesia, kantor pusat Bank Umum dan Bank Pembangunan serta

kantor cabang kedua Bank itu.

b. Penyertaan tidak langsung yaitu memperhitungkan warkat dalam pertemuan

kliring melalui kantor pusat atau satu kantor cabangnya yang menjadi peserta

kliring yang ikut dalam penyertaan tidak langsung ini ialah kantor cabang dan

kantor cabang pembantu.disamping itu untuk menjadi peserta kliring ditetapkan

pula beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kantor Bank umum atau

kantor Bank pembangunan yaitu:

1) Kantor Bank yang bersangkutan harus mempunyai izin usaha dari menteri

keungan,

2) Keadaan administrasi dan keuangan Bank tersebut memungkinkan Bank

tersebut untuk memenuhi kewajibannya dalam kliring,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

3) Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit

yang diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai jumlah sekurang-

kurangnya 20% dari syarat modal disetor minimum bagi pendirian Bank

baru di wialyah yang bersangkutan,

4) Bagi penyelenggara Bank-bank peserta diwajibkan untuk menyetor

jaminan kliring sebesar 10% dari kewajian yang dapat dibayar dan

kelongaran tarik kredit kewajiban ini hanya berlaku bagi kantor yang baru

menjadi peserta kliring atau baru direhabiliter.jaminan kliring ini berlaku

selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal penyetoran.kewajiban

menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta tidak langsung

atau peserta yang pindah wilayah kliring,

5) Suatu kantor Bank umum atau Bank pembangunan diwajibkan

kliring,setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia.

Wakil Peserta Kliring

Setiap Bank peserta langsung menunjuk sekurang-kurangnya dua orang wakil

tetap pada lembaga kliring. pemberitahuan mengenai wakil tetap ini disampaiakan secara

tertulis kepada Bank Indonesia dengan dilampiri contoh tanda tangan dan paraf dari

wakil-wakil tersebut.

Wakil-wakil ini dibedakan atas dua golongan :

a. Golongan A

Golongan ini hanya berwenang untuk membuat,mengubah,memberikan tanda

terima dan tanda tangan daftar rekapitulasi,neraca,dan bilyet saldo kliring.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

b. Golongan B

Disamping melaksanakan apa yang dilakukan golongan A,golongan ini juga

berwenang untuk mengubah,menambah,dan menanda tangani surat penolakan

tersebut.

F. DOKUMEN KLIRING
a. Yang digunakan pada kliring penyerahan
Bukti rekaman warkat penyerahan kliring penyerahan
(PSOKL-1206)
Daftar warkat kliring penyerahan menurut bank penerima
(PSOKL-1201)
Daftar warkat kliring penyerahan menurut bank pengirim
(PSOKL-1205)

b. Yang digunakan pada kliring pengembalian


Bukti rekaman warkat penyerahan kliring pengembalian
(PSOKL-2205)
Daftar warkat kliring pengembalian menurut bank penerima
(PSOKL-2201)
Daftar warkat kliring pengembalian menurut bank pengirim
(PSOKL-2205)
Daftar warkat yang ditolak dengan alasan kosong
(PSOKL-2204)
(Sumber: SE BI/202/10/DASP/6 Juni 2000)
G. WARKAT KLIRING
1.1 Pengertian
Dokumen-dokumen, surat berharga dan surat dagang yang dapat diperhitungkan
dan diselesaikan di dalam lembaga kliring. Dengan kata lain warkat adalah lalu lintas
pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring. (Drs. Achmad Anwari 1998:25)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22
1.2 Syarat-syarat suatu warkat dapat diperhitungkan dalam kliring:
Dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Warkat-warkat tersebut dikeluarkan oleh peserta-peserta kliring.
Dan telah jatuh tempo.
1.3 Bentuk atau wujud warkat:
a. Cek Wesel
Yaitu surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu.
b. Bilyet Giro
Yaitu surat perintah dari nasabah kepada penyimpan dana untuk
memindahkan (tidak berlaku untuk penarikan tunai) sejumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan
namanya.
c. Nota Debet
Yaitu warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk
untung, bank atau nasabah yang menyampaikan warkat tersebut.
d. Nota Kredit
Yaitu warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain
untuk untung, bank atau nasabah yang menyampaikan warkat tersebut.
e. Wesel Bank Untuk Transfer
Yaitu wesel yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
f. Surat Bukti Penerimaan Transfer
Yaitu surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagih
kepada bank penerima dana transfer melalui kliring lokal.

1.4 Warkat kliring ada 2 golongan, antara lain:


1. Warkat Debet
Warkat ini pada umumnya merupakan warkat bank peserta lain, yang
diterima di loket sendiri. Ini merupakan warkat tagihan kepada peserta
lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23
2. Warkat Kredit
Biasanya berupa warkat bank peserta sendiri yang diterima di loket,
dengan maksud untuk dipindahbukukan ke rekening lain di bank peserta
lain. Ini merupakan utang pada bank peserta lain.
H. DAFTAR HITAM PENARIK CEK/BG KOSONG
1. Kriteria
Dalam jangka waktu 6 bulan 3 kali menarik cek/bilyet giro kosong
1 kali penarikan menarik sebesar 1 milyar rupiah
2. Sanksi
Penutupan rekening di seluruh bank selama 1 tahun terhitung sejak
tanggal pengumuman
Rehabilitasi otomasi setelah 1 tahun

I. JADWAL KLIRING
Tabel. 2
Jadwal Kliring

Hari Jam Berkumpul


Pertama Kedua

Senin- Kamis 11.00-12.00 13.30-14.00


Jumat 10.00-11.00 13.30-14.00

Sumber : Bank Indonesia15

J. SANKSI KLIRING

1) Setiap lembar warkat yang tidak terbaca oleh mesin R/S dikenakan biaya
reject sebesar Rp 1.000,00
2) Kesalahan pencatuman nilai nominal dengan jumlah yang lebih besar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24
3) Bank bersaldo debet dapat dikenakan SKORSING KLIRING
K. BIAYA KLIRING
Biaya Proses Kliring
Per lembar warkat kliring penyerahan Rp 500,- ; Per lembar/DKE warkat
kliring PUAB Rp 10.000,- ; Per lembar warkat kliring retur Rp 5.000,-
Biaya Administrasi
Setiap peserta otomasi langsung dan tidak langsung dikenakan biaya
sebesar Rp 25.000,00 per bulan.
Setiap peserta langsung SKEJ dikenakan biaya sebesar Rp 100.000,-
per bulan.
(sumber: Sistem Kliring di Indonesia, Bank Indonesia Jakarta:1998)

L. METODE PENGAMATAN
(1) Lokasi Pengamatan
Suatu pengamatan memerlukan lokasi pengamatan yang dijadikan obyek
untuk memperoleh data-data yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan
pengamatan ini. Adapun pengamatan ini mengambil lokasi di Kantor Bank
Rakyat Indonesia Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Dalam pengamatan yang dilakukan, penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang Kliring dan RTGS.
b. Di lokasi, penulis mendapatkan ijin untuk melaksanakan kegiatan praktek
kerja lapangan yang dapat menambah pengalaman dalam bekerja.
(2) Jenis Pengamatan
Pengamatan ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif, yang
berarti memberikan gambaran dan memaparkan suatu peristiwa yang
sewajarnya atau dalam bentuk fakta. Menurut Sutopo (2002:48) pendekatan
kualitatif menekankan pada makna dan lebih memfokuskan pada data kualitas
dengan analisis kualitatifnya dan tetap memandang data kuantitas sebagai
fenomena untuk mendukung analisis kualitatif bagi pemantapan makna
sebagai simpulan akhir pengamatan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25
Data pada pengamatan ini berupa pendekatan deskriptif kualitatif yang
diperoleh dari sumber data yang ada di Bank Rakyat Indonesia Surakarta.
Dengan Observasi Berperan aktif, yang menuntut penulis agar ikut terjun
langsung ke lapangan.
(3) Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang lengkap sumber data menjadi sangat penting
agar pengamatan menghasilkan pemahaman simpulan yang tepat. Sumber
data menurut Sutopo (2002:50-54) terdiri dari narasumber (informan),
peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, gambar, dan rekaman serta
dokumen atau arsip. Narasumber adalah sumber data manusia dalam
pengamatan ini adalah petugas dana jasa dan pimpinan kantor di Bank Rakyat
Indonesia Surakarta.
(4) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau strategi untuk mendapatkan data
yang diperlukan oleh penulis. Dalam suatu pengamatan, alat pengumpulan
data akan menentukan kualitas pengamatan. Oleh karena itu, alat dan teknik
pengumpulan data harus mendapatkan penggarapan yang cermat.
Teknik pengumpulan data pada pengamatan ini adalah:
a. Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
pengamatan. Sambil melakukan pengamatan penulis ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara secara
langsung dengan responden untuk memperoleh data penunjang yang
relevan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26
c. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, agenda, gambar, arsip-arsip atau catatan lain
yang berguna untuk melengkapi dan mendapatkan data yang berkaitan
dengan prosedur pelaksanaan Kliring dan RTGS di Bank Rakyat
Indonesia di Surakarta.
d. Focus Group Discussion (FGD)
Tenik pengumpulan data ini sangat bermanfaat dalam menggali data
terutama mengenai sikap, minat, dan latar belakang mengenai sesuatu
kondisi, dan juga untuk menggali keinginan serta kebutuhan dari suatu
kelompok masyarakat.
(5) Teknik Analisis Data
Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan metode analisis
interaktif. Metode analisis interaktif adalah tiga komponen analisis tersebut
aktifitasnya dapat dilakukan dengan cara interaktif, baik antar komponennya
maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk
siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen
analisis dengan proses pengumpulan selama kegiatan berlangsung. Sesudah
pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak diantara komponen analisisnya
dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya (H.B. Sutopo, 2002,
95).
Pengumpulan
data

Reduksi Sajian
data data

Verifikasi/penarikan
simpulan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif (H.B. Sutopo, 2002:


96).Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga komponen pokok,
yaitu:

a. Reduksi Data

Sebagai alur penting pertama, yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. reduksi data merupakan


suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian
rupa, sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi
(Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 16).Reduksi data
merupakan komponen utama dalam analisis yang merupakan proses seleksi,
pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field note (H.B. Sutopo,
2002, 91).

b. Penyajian Data

Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data
sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Matthew B. Miles dan A.
Michael Huberman, 1992: 17). Dengan melihat penyajian-penyajian akan
dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih
jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman
yang didapat dari penyajian tersebut. Sajian data merupakan suatu rakitan
organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan
simpulan penelitian dapat dilakukan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

c. Penarikan kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan


verifikasi. Dari yang semula kesimpulan yang belum jelas kemudian
meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh (Matthew B.
Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 18-19). Dalam penulisan hukum ini,
pada tahap pertama penulis melakukan pengumpulan data-data tentang
perkara-perkara pidana yang ditangani Pengadilan Negeri Kelas IA Surakarta.
Data-data yang diperoleh tersebut direduksi diambil perkara-perkara pidana
yang ada kaitannya dengan pencabutan keterangan terdakwa. Kemudian
ditarik kesimpulan awal yang merupakan jawaban sementara dari perumusan
masalah. Data-data yang telah direduksi kemudian disajikan dengan kalimat-
kalimat yang mudah dipahami, sehingga data-data tersebut akan lebih mudah
dianalisis atau dikaji untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun dan membatasi permasalahan agar diperoleh jawaban yang lebih
terperinci dan sistematis. Kemudian dari data-data tersebut ditarik kesimpulan,
dari yang semula hanya jawaban sementara kemudian ditingkatkan menjadi
kesimpulan akhir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam
perumusan masalah yang dirumuskan di dalam penulisan hukum. Penulis
kembali melakukan pengumpulan data, untuk melengkapi kekurangan data.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
DESKRIPSI
BANK RAKYAT INDONESIA

A. SEJARAH UMUM BANK RAKYAT INDONESIA

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto,Jawa Tengah


oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs
Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan
Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan
sebagai hari kelahiran BRI.
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja pada periode setelah
kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan
bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya
situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat
terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville
pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada
waktu itu melalui PERPU No.41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan
(BKTN) yang merupakan pelaburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No.9 tahun
1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia
Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No.17 tahun 1965 tentang
pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru
itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan
dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi
Bank Negara Indonesia Unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

29

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

Berdasarkan Undang-Undang No.14 tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok


Perbankan dan Undang-Undang No.13 tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank
Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan
Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural dan Ekspor Impor dipisahkan masing-
masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor
Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No.21 tahun 1968 menetapkan
kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992
dan Peraturan Pemerintah RI No.21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada
masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas
kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada
perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 miliar yang yang
meningkat menjadi Rp. 8.231,1 miliar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai
dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 miliar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakinn pesat maka
sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447
buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi/SPI,
170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang
Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan
Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3705 BRI UNIT
dan 357 Pos Pelayanan Desa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

B. VISI BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah

MISI BRI
Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

C. KAJIAN LAYANAN BANK BRI

1. Pentingnya Layanan
- Persaingan yang semakin kompetitif
- Produk perbankan yang semakin generic
- Layanan sebagai senjata utama

2. Riset Frontier
- Salah satu obyek penelitian = Customer Service (CS)
- Lokasi = Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan dan
Makassar
- Bank Pesaing = BCA, BII, BNI, Bank Lippo, dan Bank Mandiri
- Jumlah Responden BRI = 2.375 orang
- Jumlah Responden Bank Pesaing = 1380 orang
- Usia Responden 17-60 tahun (51% laki-laki dan 49% perempuan)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

- Penghasilan Responden =
Tabungan = > Rp 400.000/bulan
Deposito = > Rp 600.000/bulan
Giro = > Rp 1.000.000/bulan

3. Permasalahan
Kurang pahamnya CS/pemasar akan peran strateginya dalam pelaksanaan
dimensi kualitas pelayanan, khususnya :
a. Reliability (kemampuan melayani dengan tepat, dapat
diandalkan/dipercaya)
b. Responsiveness (kemampuan memberikan respon yang cepat)
c. Assurance (kemampuan menimbulkan rasa aman pada diri nasabah)
d. Empathy (kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan nasabah)

D. PRODUK DI BANK BRI

A. Simpanan Terdiri Dari :


1. Britama
Asuransi Britama
- Personal Accident (PA)

- Resiko
1. Kematian/meninggal dunia
2. Cacat tetap seluruh/sebagian
3. Rawat inap
- Tertanggung
Nasabah saldo minimal Rp 500.000,-
- Nilai Pertanggungan
250% darib saldo

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33
- Santunan
1. Meningggal = 250% x saldo akhir (mak = 100 juta rupiah)
2. Cacat Tetap = sesuai tarif
3. Rawat Inap = sebesar kwitansi maks 20% pertanggungan
*Saldo Akhir = saldo akhir hari saat terjadi kecelakaan (setelah close
system host)
Britama Dollar
- Konsep Produk
o Tabungan pihak III dalam valas
o Tanpa buku tabungan
o Menggunakan kartu Britama Dollar sebagai identitas
o Transaksi uker (unit kerja) asal/unit kerja lain
o Fasilitas Account Relationship
- Pasar Sasaran
o Perorangan
o Perusahaan
o Koperasi
o Yayasan
o Badan usaha lainnya (kecuali Bank)
o Diluar pasar sasaran

2. Giro
Giro BRI Rupiah
- Giro BRI Online
Penyetoran Giro dan penarikan Cek/BG dari unit kerja (Kanca,
Kancapem, Unit BRI Brinets) yang telah diimplementasikan SVS
(Signature Verification System) Brinets.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34
Giro BRI Valas
- Dibuka dalam mata uang US Dollar
- Untuk mata uang asing lainnya (Euro, Singapore Dollar, Poundsterling,
Yen) harus minta ijin tertulis Divisi Treasury
- Tidak diperkenankan mengeluarkan Cek dan BG
- Jumlah hari bunga dalam 1 tahun adalah 365 hari
- Minimum setoran awal, biaya administrasi, saldo minimum sesuai jenis
valas masing-masing

3. Deposito
Deposito Rupiah
DEPOBRI RUPIAH (Deposito BRI Rupiah) adalah simpanan berjangka
dalam mata uang rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Rakyat Indonesia,
dimana penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu.
Pembukaan DEPOBRI RUPIAH :
- Minimal setoran Rp 2.500.000 dan biaya administrasi Rp 7.500
- Setoran dana melalui tunai, over booking transfer/kliring atau inward
RTGS
- UPN/Deskman bertanggung jawab atas kelengkapan pengisian
formulir
- Pada saat pembukaan nasabah harus menyerahkan = copy kartu
identitas, menandatangani KCTT, mengisi formulir pembukaan, nasabah
dikenakan biaya materai
- Jika ada pembukaan nominal satu miliar rupiah secara fresh fund,
harap lapor ke Bagian Likuiditas Divisi Treasury KP
Deposito Valas
DEPOBRI VALAS (Deposito BRI Valas) adalah simpanan pihak ketiga
berupa depsito dalam mata uang asing yang hanya dapat diambil dalam
jangka waktu tertentu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35
Pembukaan DEPOBRI VALAS :
- Dilayani dalam mata uang USD, EUR, SGD dan JPY. Untuk non-
USD mengajukan ijin prinsip ke Divisi Treasury
- Minimal nominal setoran =
USD=1.000
SGD=2.000
EUR=1.500
JPY =150.000
- Pada saat pembukaan, nasabah perorangan mengisi formulir
pembukaan, bukti diri yang sah dan mengisi KCTT

4. Tabungan Haji
- Tabungan Haji BRI
Diperuntukan bagi perorangan guna mempersiapkan BPIH.
- SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu)
Jaringan computer yang tersambung online dan real time antara Dirjen
Bimas Islam dan Dirjen BIUH dengan BPS BPIH dan Kanwi Depag
Propinsi
- SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji)
Blanko isian data calon jemaah Haji yang dikeluarkan Depag

B. Pinjaman Terdiri Dari :

1. Kredit Modal Kerja (KMK)


Merupakan salah satu layanan unggulan dari Bank BRI yang bertujuan
untuk membiayai tambahan modal kerja. Meliputi penambahan piutang dan
tambahan persediaan. Seiring berkembangnya usaha dan meningkatnya
kebutuhan modal kerja, Bank BRI selalu siap melayani kebutuhan
penambahan plafond (suplesi) kredit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36
Bank BRI memberikan alternatif bentuk pembiayaan kredit sebagai berikut :

Skim plafond kredit menurun dengan jangka waktu maksimal 3 tahun


Skim plafond kredit tetap dengan jangka waktu maksimal 1 tahun.

Dalam pengajuan kredit modal kerja, para nasabah disyaratkan untuk


menyediakan dana sendiri minimum sebesar 30% dari total kebutuhan modal
usaha.

2. Kredit Investasi (KI)


Kredit Investasi merupakan solusi tepat bagi para pengusaha yang
membutuhkan pembiayaan investasi awal yang hendak dilakukan para
nasabah.
Kredit investasi (KI) adalah kredit yang ditujukan untuk pembiayaan fixed
asset (mesin, bangunan, kendaraan, dsb) Penambahan asset perusahaan ini,
tentu akan semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perusahaan
anda.

3. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)


Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI adalah fasilitas kredit yang
diberikan oleh BRI untuk keperluan:
- Pembelian rumah tinggal, ruko, rukan (baru maupun take over kredit)
- Membangun rumah tinggal, ruko, rukan di atas lahan/kaveling yang
telah dimiliki
- Merenovasi rumah tinggal, ruko, nrukan yang sudah dimiliki calon
debitur
Termasuk Apertemen dan Rumah Susun

4. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)


KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) adalah Kredit yang diberikan untuk
keperluan pembelian kendaraan bermotor.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37
C. Jasa Terdiri Dari :

1. Western Union
- Transfer Western Union merupakan salah satu jasa transfer pengiriman
uang Bank BRI dari dan keluar negeri secara cepat dan aman
- Western Union (WU) merupakan jaringan Internasional yang telah
mempunyai 200.000 lokasi di 189 negara di dunia
- Bank BRI sebagai salah satu agen WU. Agen lainnya BII, PT POS, dan
Bank Mandiri
- Nilai manfaat dari WU = cepat, lokasi yang tersebar, kehandalan serta
aman dan terpercaya
- Keuntungan kerjasama transfer dengan WU :
o Meningkatkan fee based income
o Potensial bisnis yang besar
o Transaksi dalam mata uang rupiah
- Transaksi incoming transfer 90% dan out going transfer 10%

2. Safe Deposit Box


- Safe Deposit Box adalah kotak yang terbuat dari logam bermutu tinggi
yang dilengkapi dengan kunci pengamanan ganda dan ditempatkan di
ruang khasanah untuk lebih menjamin keamanannya
- Cross Selling adalah strategi pemasaran SDB yang diterapkan antara
produk BRI (simpanan dan pinjaman) dan layanan SDB

3. CEPEBRI
Surat berharga yang diterbitkan dalam nilai rupiah.
Penjualan :
- Dijual/diterbitkan semua kanca BRI
- Formulir yang digunakan CP-01
- Satu model CP-01 dapat untuk nilai nominal yang berbeda

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38
- 2 cara penjualan, apabila pembeli :
o Tanda tangan di CEPEBRI, hanya dapat dicairkan oleh pembeli
o Tidak tanda tangan dapat dicairkan oleh yang membawa
- Bilyet CEPEBRI harus dibubuhi stampel kanca, kode dan cabang penjual

4. Transfer-Kliring-RTGS (Jasa Pengiriman Uang)


Transfer :
- Transfer Per Alamat (diambil tunai)
- Transfer Debet Rekening/Setor Tunai
- Penerusan Transfer ke BRI Unit STU
- Transfer untuk Angsuran Kredit
- Transfer untuk Dikliringkan
Kliring :
- Kliring Penyerahan Nominal Kecil (warkat kredit/warkat debet)
- Kliring Pengembalian
- Kliring Penyerahan Nominal Besar (warkat debet)
- Penerusan Kliring (nota kredit yang diterima dari bank lain)
RTGS :
- Single Credit Transaction
- Penerusan RTGS ke BRI unit STU
Inkaso = Penagihan warkat kliring melalui kanca BRI kepada bank penerbit
yang berada di luar wilayah kliring

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

E. STRUKTUR ORGANISASI BANK BRI

BRI merupakan Bank dengan jaringan kerja dan operasional yang terbesar
dibandingkan dengan bank lain di Indonesia. Saat ini BRI mempunyai sekitar
5381 unit kantor yang tersebar di seluruh nusantara, baik di daerah perkotaan
maupun di pedesaan bahkan hingga mancanegara.
Kantor Pusat BRI berkaedudukan di Jakarta, secara struktural membawahi
Kantor Cabang Khusus, kantor cabang/perwakilan luar negeri (BRI New York
Agency, BRI Hongkong Representatif Office) serta Kantor Wilayah - Kantor
Wilayah. Masing-masing Kantor Wilayah secara struktural membawahi beberapa
Kantor Cabang, sedangkan Kantor Cabang membawahi beberapa Kantor Cabang
Pembantu dan BRI Unit.
Di Kota Surakarta sendiri pada tahun 2010, PT Bank Rakyat Indonesia
mempunyai 2 Kantor Cabang dan 6 Kantor Cabang Pembantu. Dan rencananya
pada tahun 2011 akan menambah 2 Kantor Cabang Pembantu Lagi menjadi 8
Kantor Cabang Pembantu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

Jaringan Kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (2010)

NO KETERANGAN WILAYAH KERJA JUMLAH JUMLAH


KANCA CAPEM

1 ACEH DI ACEH 10 5
2 MEDAN SUMATERA UTARA 19 14
3 PADANG SUMATERA BARAT 22 15
4 PALEMBANG SUMATERA SELATAN 28 16
5 JAKARTA 1 DKI JAKARTA 38 39
6 JAKARTA 2 BOGOR,BEKASI, 35 41
TANGERANG,&DEPOK
7 BANDUNG JAWA BARAT 24 20
8 SEMARANG JAWA TENGAH 19 18
9 SURAKARTA JAWA TENGAH 2 6
10 YOGYAKARTA DI YOGYAKARTA 29 9
11 SURABAYA JAWA TIMUR 40 35
BANJARMASIN KALIMANTAN
12 PONTIANAK SELATAN, BARAT & 26 14
BALIKPAPAN TIMUR
13 DENPASAR BALI 28 12
14 MAKASSAR SULAWESI SELATAN 41 8
15 MENADO SULAWESI UTARA 14 7
JUMLAH 375 343

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

F. LOKASI BANK RAKYAT INDONESIA

BARAT

SELATAN UTARA

TIMUR

BALAIKOTA
BANK INDONESIA SURAKARTA

JALAN JENDRAL SUDIRMAN NO.1


SURAKARTA

PERUSAHAAN BANK RAKYAT


LISTRIK NEGARA INDONESIA CABANG
(PLN) SURAKARTA JENDRAL SUDIRMAN

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
PEMBAHASAN

Pelaksanaan Kliring dan RTGS merupakan salah satu jasa dari Bank Rakyat
Indonesia yaitu Jasa Pengiriman Uang.

Jasa Pengiriman Uang


- Jasa Pengiriman Uang yang diatur dalam Surat Edaran Nose = S.17-
DIR/BMR/CBK/06/2005 tentang Biaya Pengiriman Uang meliputi Biaya
Transfer, Kliring, Inkaso, dan RTGS.
- Besarnya Biaya Pengiriman Uang dibedakan dengan tiering (tingkatan)
tertentu untuk nasabah, pekerja BRI, dan walk in costumer.

Jasa Pengiriman Uang meliputi :

A. Transfer

- Transfer Per Alamat (diambil tunai)


- Transfer Debet Rekening/Setor Tunai
- Penerusan Transfer ke BRI Unit STU
- Transfer untuk Angsuran Kredit
- Transfer untuk Dikliringkan
- Transfer Dana Elektronis (melalui ATM)
- Transfer Dana Otomatis (AFT, AGF, Account Sweep)
- Transfer Dana Keluar
Perintah pihak III/nasabah kepada Bank agar mengirimkan sejumlah uang
untuk kepentingan pihak tertentu melalui unit kerja lainnya.
- Transfer Dana Masuk
Bank yang menerima perintah membayarkan kepada beneficiary (penerima)
42

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43
Ketentuan Transfer
- Stale (kadaluwarsa) = 2 bulan
- Unit Kerja = Semua Unit Kerja Operasional
- Petugas = UPN (Unit Pelayanan Nasabah), Teller, Supervisor, Kaunit,
Pincapem
- Sumber Dana = Tunai
- Retur (Pengembalian)
1 bulan SP I
1,5 bulan SP II
2 bulan retur

Palaksanaan Form Transfer Dana


1. Pengisian Form Transfer Dana oleh Nasabah
- Tanggal
- Nama Kanca Pengirim
- Identitas Penerima
- Nama Pengirim
- Nama/Kode Kanca Penerima
- Jumlah Uang
- Biaya
- Berita
2. Diserahkan kepada Teller sebagai penerima pertama pelaksanaan form
transfer dana.
3. Teller menyerahkan kepada Maker = Deskman/Petugas Dana Jasa.
4. Petugas Dana Jasa menyerahkan kepada Checker = Supervisor/Kaunit.
5. Supervisor menyerahkan kepada Signer = Pinca/Pincapem/Kaunit.
6. Diserahkan kembali kepada nasabah berupa :
- Pemberitahuan
- Kwitansi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44
B. Kliring

Definisi = Sarana perhitungan warkat antar bank melalui lembaga kliring


(Bank Indonesia)

Warkat Kliring (Alat yang dapat dikliringkan)


1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Nota Kredit
4. Nota Debet
5. Surat Bukti Transfer, Wesel Bank

Bank Peserta Kliring


- Bank Indonesia sebagai lembaga kliring
- Bank lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia (Bank lain dalam hal ini adalah
Bank Umum, baik milik pemerintah maupun milik swasta.

Petugas Kliring
- Teller kliring
- Kliring man

Macam Kliring
1. Kliring Manual/Warkat BI
2. Kliring Elektronik

1. Kliring Manual/Warkat BI

Kliring Warkat BI merupakan pertemuan antara Bank Umum (Bank Pemerintah


dan Bank Swasta) sebagai peserta kliring untuk menagih atas warkat yang dikeluarkan
Bank Umum tersebut oleh lembaga kliring.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45
Mekanisme Kliring Warkat BI bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Keterangan :

h. Tn. A bertansaksi dengan Tn B


i.

j. ND Keluar) kepada Lembaga


Kliring
k.
ND Masuk)
l. Setelah proses pengecekan dan cek dinyatakan sah, maka di informasikan kepada

m. Pen
rekening Tn B.
n. Proses kliring berlangsung antara 2-3 hari.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Waktu Kliring

Kliring Penyerahan (Sesi I)


Menerima warkat yang akan dikliringkan
Menyiapkan daftar warkat yang akan dikliringkan
Menyerahkan warkat ke bank penerbit pada saat kliring
Membuat Neraca Kliring dan Bilyet Saldo

Kliring Pengembalian (Sesi II)


Membuat Neraca Kliring dan Bilyet Saldo
Surat Penolakan
Mengembalikan warkat yang ditolak
Membuat laporan rekapitulasi kliring

Penolakan Kliring
1. Saldo tidak cukup
2. Rekening Tutup/Blokir
3. Materai tidak cukup
4. Tanda tangan tidak cocok
5. Melampaui tenggang waktu/kadaluwarsa
6. Resi belum diserahkan
7. BG belum efektif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47
Jadwal Kliring Manual BRI

JAM (WIB) KETERANGAN


07.00-09.00 Nasabah melakukan transfer Kliring di BRI
10.00-12.00 Kliring Penyerahan (Sesi I)
12.00-13.00 Melakukan Verifikasi di BRI (terjadi penolakan Kliring
atau tidak)
13.30-14.00 Kliring Pengembalian (Sesi II)

2. Kliring Elektronik

Adalah Kliring Lokal (Bank Umum yang ditunjuk BI) dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring yang didasarkan pada data
keuangan elektronik, dan tanpa melalui Bank Indonesia sebagai Lembaga
Kliring.

Tujuan diselenggarakannya Kliring Elektronik


1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan system pembayaran cepat,
akurat, andal, aman, dan lancar.
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keamanan pelaksanaan dan
pengawasan proses.

Pelaksanaan Kliring Elektronik melalui Microsoft IE BRI Net Teller System


1. Kliring Keluar (mentransfer)
- Non Monetary
- Remittance
- SKN CN Cabang Transaksi
- SKN CD Data Input
- Klik Search
- Change

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48
- Masukan no rekening
- Mengisi Remark
- Klik Next
- Ketikan Applicant dan Beneficiary Namenya
- Address, nama banknya yang dituju, Klik Next
- Masukan kode 50
- Status penduduk = residen
- Warga Negara = WNI
- Masukan Bank tujuan
- Masukan nama kota, dan propinsi
- Klik OK
- Simpan bukti kliring yang sudah disahkan oleh pinca

Report Kliring Keluar (mentransfer)


- Non Monetary
- Remittance
- Adhoc Report
- CN Issue New Today
- CN Printed Today cetak semua
- CN Not Printed Until Today
- Gabungkan bukti kliring dengan reportnya

2. Kliring Masuk (ditransfer)


- Non Monetary
- Kliring
- Inward Kliring
- Inward CN
- Unit Kerja
- Inward CN Maintenance
- Search

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49
- Change
- Next
- Kode Penyelesaian
15 = rekening pinjaman
53 = rekening tabungan
30 = giro
- Klo nama di beneficiary dan rekening kreditnya berbeda maka harus di
retur
- Demmand Depsit
Snap Stament untuk melihat nama benificiarynya
- Klik OK
- Simpan bukti kliring

Report Kliring Masuk (ditransfer)


- Non Monetary
- Kliring
- Inward Kliring
- Inward CN
- Unit Kerja
- Adhoc Report
- Daftar CN Masuk ke uker hari ini
CN Masuk yang belum dibuku sampai saat ini
CN Masuk yang diretur hari ini
CN Masuk yang dibuku oleh system hari ini
CN Masuk yang telah dibuku oleh uker hari ini
CN Masuk yang telah dimaintain dan belum di Approve
- Gabungkan bukti kliring dengan reportnya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50
C. Inkaso

Definisi = Penagihan warkat Kliring melalui Kanca BRI kepada Bank


Penerbit yang berada di luar wilayah kliring.

Jenis Inkaso
- Inkaso Keluar
= Penagihan warkat Kliring yang tidak satu wilayah dengan uker BRI
penerima warkat Kliring dan ditagihkan melalui uker BRI lain yang satu
wilayah dengan Bank Penerbit.
- Inkaso Masuk
= Penagihan oleh Bank lain yang satu wilayah Kliring dengan kanca BRI
penerbit.

Warkat Inkaso
- Warkat Inkaso tanpa lampiran
Yaitu warkat Inkaso yang tidak dilampirkan dengan dokumen-dokumen
apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga.
- Warkat Inkaso dengan lampiran
Yaitu warkat Inkaso yang dilampirkan dengan dokumen-dokumen lainnya
seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen-dokumen penting.

D. RTGS (Real Time Gross Settlement)

Perbedaan Kliring lewat jalur transfer biasa dan lewat transfer RTGS. Kliring
lewat jalur transfer merupakan pengiriman uang melalui teller dengan cara ditransfer dari
bank satu ke bank lain. Kliring dengan cara ini adalah transaksi dengan nominal (<100
juta). Sedangkan lewat transfer RTGS merupakan pengiriman uang dari satu bank ke
bank lain secara cepat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Kliring dengan cara ini adalah transaksi dengan nominal (>100 juta). Biaya RTGS
lebih mahal dari Kliring lewat transfer biasa karena RTGS lebih cepat sampai, dengan
proses kliring 3 jam dibanding dengan Kliring lewat transfer biasa. Dengan transaksi
yang cepat tersebut nasabah kena biaya tambahan Rp 25.000,-.

Sistem BI-RTGS adalah system transfer dana elektronik dalam mata uang rupiah
yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per-transaksi secara individual.

Pelaksanaan RTGS melalui Microsoft IE BRI Net Teller System

1. RTGS Keluar (Mentransfer)


- Non Monetary
- Remittance
- RTGS
- Outward RTGS
- Data Input (Single Credit)
- Klik transaksinya trus di Change
- Masukan Bank yang dituju melaluib to Member
- Pada Applicant, Ketik 97, maka akan keluar Bank BRI/yang mengirim
- Pada Payment Detail masukan keterangannya, Jika tidak ada
keterangannya ketik RTGS
- Pada Beneficiary, Ketikan nama Bank yang dituju
- Ketikan kode transaksi
- Tulis nama pengirim (Orginating Party)
- Tulis nama penerimanya (Ultimate Beneficiary)
- Pada kolom account ketikan no rekeningnya
- Klik OK, Simpan bukti RTGS yang disahkan oleh pinca

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

2. RTGS Masuk (Ditransfer)


- Non Monetary
- Remittance
- RTGS
- Inward RTGS Advance Printing to Cash
- Klik Search, Klik Print, Simpan bukti RTGS sebagai arsip

3. Report RTGS Keluar (Metransfer)


- Non Monetary
- Remittance
- RTGS
- Outward RTGS
- Reports
- Laporan Outward RTGS-All
- Pilih Summary dan Detail
- Klik OK, Gabungkan Bukti RTGS dengan Reportnya
(Sumber : Wawancara dengan Petugas Dana Jasa BRI Cabang Jendral
Sudirman Surakarta)
Proses pelaksanaan RTGS (Real Time Gross Sattlement) dan Kliring
Elektronik melalui Microsoft IE BRI Net Teller System melalui beberapa
prosedur dibawah ini :
1. Nasabah menyerahkan warkat ke Teller BRI
2. Teller menyerahkan warkat kepada Petugas Dana Jasa untuk
diverifikasi data melalui Microsoft IE BRI Net Teller System
3. Petugas Dana Jasa menyerahkan hasil verifikasi ke supervisor
4. Supervisor menyerahkan ke pinca untuk disahkan
5. Setelah disahkan warkat dikembalikan ke Petugas Dana Jasa untuk di
report dan dijadikan arsip

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dapat mengambil

Time Gross Settlement (RTGS) di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jendral

1. Prosedur Pelaksanaan Kliring Warkat BI bisa dilihat pada gambar di


bawah ini :

Keterangan :

a. Tn. A bertansaksi dengan Tn B

b. Tn. A memberikan Warkat pada Tn B. Tn. B sebagai nasabah Bank

c. ND Keluar) kepada
Lembaga Kliring

d.
Debet ND Masuk)

53

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

e. Setelah proses pengecekan dan cek dinyatakan sah, maka di informasikan


kepada Lembaga kl

f.
mengkridit rekening Tn B.

g. Proses kliring berlangsung antara 2-3 hari.

2. Prosedur Pelaksanaan Kliring Elektronik dan Real Time Gross Settlement


(RTGS) adalah sebagai berikut :
Dalam Prosedur Pelaksanaan Kliring Elektronik dan RTGS terdapat
beberapa persamaan dan perbedaan, antara lain :
o Persamaan Prosedur Pelaksanan Kliring Elektronik dan RTGS (Real
Time Gross Sattlement)
a. Nasabah menyerahkan warkat ke Teller BRI
b. Teller menyerahkan warkat kepada Petugas Dana Jasa untuk
diverifikasi data melalui Microsoft IE BRI Net Teller System
c. Petugas Dana Jasa menyerahkan hasil verifikasi ke supervisor
d. Supervisor menyerahkan ke pinca untuk disahkan
e. Setelah disahkan warkat dikembalikan ke Petugas Dana Jasa untuk
di report dan dijadikan arsip
o Perbedaan Prosedur Pelaksanan Kliring Elektronik dan RTGS (Real
Time Gross Sattlement)
Perbedaan Kliring lewat jalur transfer biasa dan lewat transfer RTGS.
Kliring lewat jalur transfer merupakan pengiriman uang melalui teller
dengan cara ditransfer dari bank satu ke bank lain. Kliring dengan cara ini
adalah transaksi dengan nominal (<100 juta). Sedangkan lewat transfer
RTGS merupakan pengiriman uang dari satu bank ke bank lain secara
cepat. Kliring dengan cara ini adalah transaksi dengan nominal (>100
juta).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55
Biaya RTGS lebih mahal dari Kliring lewat transfer biasa karena RTGS
lebih cepat sampai, dengan proses kliring 3 jam dibanding dengan Kliring
lewat transfer biasa. Dengan transaksi yang cepat tersebut nasabah kena
biaya tambahan Rp 25.000,-.

Saran

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jendral Sudirman Surakarta sebagai


Bank yang sangat memperhatikan kualitas pelayanan jasa harus menambah
tulisan yang ditempel (mading) agar dapat diketahui oleh costumer sehingga para
nasabah dapat mengetahui kondisi terbaru dari Bank Rakyat Indonesia Cabang
Jendral Sudirman Surakarta. Terutama di bidang Jasa Pengiriman Uang (Transfer,
Kliring, RTGS) yang sangat dibutuhkan nasabah dalam lalu lintas pembayaran
serta sosialisasi atau penyajian informasi yang baik dan mudah dipahami oleh
pihak nasabah mengenai peraturan-peraturan maupun prosedur-prosedur yang
harus dilakukan, sehingga nasabah bisa mengetahui dan memahaminya, agar
nasabah menjadi puas.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai