KEBUDAYAAN
Disusun untuk tugas presentasi Antropologi
1. Ruth Welsy
2. Albertus Zebua
3. Putri Natasha Serliacy Sirait
4. Partogi Jr Alphear Rengga Sitohang
5. Gratia Adisti
6. Kevin Siregar
7. Isly Enjelika
8. Elsa Grace
9. Hengki H. Hulu
10.Martha Sofiana Gulo
11.Samuel Simangungsong
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan ini.
Dalam penyusunannya, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati saya menanti saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pembaca.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan rasa terimakasih kepada semua
pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini.
Satu harapan yang saya inginkan semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pembaca.
erilakau menyimpang menyiratkan kesan, meskipun tidak ada masyarakat yang seluruh
P warganya dapat menaati dengan patuh seluruh aturan norma social yang berlaku tetapi
apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang, maka hal itu dianggap telah
mencoreng aib diri sendiri, keluarga maupun kumunitas besarnya.
Sumbangan sosiologi cukup signifikan dalam memetakan berbagai bentuk penyimpangan
perilaku dan reaksi masyarakat yang ditimbulkannya. Kajian tentang perilaku menyimpang
dipelajari oleh sosiologi karena berkaitan dengan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan
nilai-nilai kulutral yang telah ditegakkan oleh masyarakat. Selain itu, melalui teori dan hasil-hasil
penelitian yang dikembangkannya, sosiologi membantu masyarakat untuk dapat menggali akar-
akar penyebab terjadinya tindakan menyimpang. Upaya untuk menghentikan atau paling tidak
menahan bertambahnya penyimpangan perilaku dapat dipelajari pula melalui kajian tentang
lembaga kontrol sosial dan efektivitasnya dalam mencegah terjadinya tindakan tersebut.
Secara sederhana kita dapat mengatakan, bahwa seseorang berperilaku menyimpang apabila
menurut anggapan besar masyarakat ( minimal di suatu kelompok atau komunitas tertentu )
perilaku atau tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai-nilai, atau norma
sosial yang berlaku.
Tindakan menyimpang yang dilakukan orang-orang tidak selalu berupa tindakan
kejahatan besar, seperti merampok, korupsi, menganiaya atau membunuh. Melainkan bisa pula
cuma berupa tindakan pelanggaran kecil-kecilan, semacam berkehalahi dengan teman, suka
meludah di sembarang tempat, makan dengan tangan kiri dsb.
Meskipun secara nyata kita dapat menyebutkan berbagai bentuk perilaku menyimpang, namun
mendefinisikan arti perilaku menyimpang itu sendiri merupakan hal yang sulit karena
kesepakatan umum tentang itu berbeda-beda di antara berbagai kelompok masyarakat. Ada
segolongan orang yang menyatakan perilaku menyimpang adalah ketika orang lain melihat
perilaku itu sebagai sesuatu yang berbeda dari kebiasaan umum. Namun, ada pula yang
menyebut perilaku menyimpang sebagai tindakan yang dilakukan oleh kelompok minoritas atau
kelompok-kelompok tertentu yang memiliki nilai dan norma sosial berbeda dari kelompok sosial
yang lebih dominan.
Definisi tentang perilaku menyimpang dengan demikian bersifat relatif, tergantung dari
masyarakat yang mendefinisikannya, nilai-nilai budaya dari suatu masyarakat, dan masa, zaman,
atau kurun waktu tertentu.
Hal lain yang juga menyebabkan perilaku menyimpang bersifat relatif adalah karena
perilaku menyimpang itu juga dianggap sebagai gaya haidup, kebiasaan-kebiasaan, fashion atau
mode yang dapat berubah dari zaman ke zaman.
Pertama, secara statistikal adalah segala perilaku yang bertolak dari suatu tindakan yang bukan
rata-rata atau perilaku yang jarang dan tidak sering dilakukan. Pendekatan ini berasumsi, bahwa
sebagian besar masyarkat dianggap melakukan cara-cara dan tindakan yang benar.
Kedua, secara absolut atau mutlak. Definisi perilaku menyimpang yang bersasal dari kaum
absolutis ini berangkat dari aturan-aturan sosial yang dianggap sebagai sesuatu yang “mutlak”
atau jelas dan nyata, sudah ada sejak dulu, serta berlaku tanpa terkecuali, untuk semua warga
masyarakat. Kelompok ini berasumsi bahwa aturan-aturan dasar dari suatu masyarakat adalah
jelas dan anggota-anggotanya harus menyetujui tentang apa yang disebut sebagai menyimpang
dan bukan. Mengapa Perilaku Menyimpang Perlu Dipalajari ?
Oleh karena cukup banyak pelanggaran atau penyimpangan perilaku yang dilakukan manusia
dan hal itu terkadang dapat dianggap mengancam ketentraman masyarakat, maka perlu juga kita
mempelajarinya, untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana melakukan
pencegahan terhadapnya.
Perilaku menyimpang tidak saja dilakukan secara perorang, tapi tak jarang
juga dilakukan secara berkelompok. Penyimpangan yang dilakukan oleh
kelompok acap disebut dengan subkulur menyimpang.
Subkultur adalah sekumpulan norma, nilai, kepercayaan,
kebiasaan, atau gaya hidup yang berbeda dari kultur dominan.
Asal mula terjadinya subkultur menyimpang karena ada interaksi di antara sekelompok
orang yang mendapatkan satatus atau cap menyimpang. Melalui interaksi dan intensitas
pergaulan yang cukup erat, maka terbentuklah perasaan senasib, dan memiliki jalan pikuran nilai
dan norma serta aturan bertingkah laku yang berbeda dengan norma-norma sosial masyarakat
pada umumnya(kultur dominan).
Para anggota dari suatu subkultur menyimpang biasanya juga mengajarkan kepada
anggota-anggota barunya tentang berbagai keterampilan untuk melanggar hukum dan
menghindari kejaran agen-agen kontrol sosial. Mereka juga mengindoktrinasi suatu keyakinan
yang berbeda dari keyakinan yang dianut mayoritas masyarakat kepada yuniornya. Begitu pula
ketika menerima keanggotaan baru, ujian yang cukup keras akan diberlakukan kepada anggota-
anggota baru itu.
Ketiga, secara reaktif yaitu perilaku menyimpang yang berkenaan dengan rekasi masyarakat
atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya apabila ada reaksi
dari masyarakat atau agen kontrol sosial dan kemudian mereka memberi cap atau tanda
(labeling) terhadap si pelaku maka perilaku itu telah dicap menyimpang, demikian pula si
pelaku, juga dikatan menyimpang. Dengan demikian apa yang menyimpang dan apa yang tidak,
tergantung dari ketetapan-ketetapan ( atau reaksi-reaksi) dari anggota masyarakat terhadap suatu
tindakan.
Keempat, secara normatif ; penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari suatu norma sosial.
Norma adalah suatu standar tentang “apa yang seharusnya atau tidak seharusnya dipikirkan,
dikatakan, atau dilakukan oleh warga masyarakt pada suatu keadaan tertentu” Secara
keseluruhan, maka definisi normatif dari suatu perilaku menyimang adalah tindakan-tindakan
atau perilaku yang menyimpang dari norma-norma, dimana tindakan-tindakan tersebut tidak
disetujui atau dianggap tercela dan akan mendapatkan sanksi negatif dari masyarakat.