Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU ABNORMAL & PSIPATOLOGI

Nama : Merinta Wira A

Kelas : A

NIM : 20180810062

SOAL

1. Jelaskan definisi perilaku abnormal !


2. Jelaskan ciri-ciri perilaku abnormal !
3. Jelaskan penyebab munculnya perilaku abnormal !
4. Uraikan apa yang dapat anda jelaskan dari gambar dibawah ini !

5. Jelaskan berbagai pendekatan/perspektif untuk melihat perilaku abnormal !


a) Pendekatan Psikodinamika
b) Pendekatan Behavioral
c) Pendekatan Kognitif
d) Pendekatan Fisiologis
e) Pendekatan Humanistik Eksistensial
f) Pendekatan Sosio-budaya
JAWABAN

1. Perilaku abnormalitas adalah perilaku yang keluar dari norma sosial dan konteks
budaya setempat atau perilaku yang sangat berbeda atau menyimpang dari norma yang
diharapkan. Perilaku abnormal dianggap ganjil di dalam budaya yang berlaku di
masyarakat atau sub kelompok.

2. Ciri- ciri perilaku abnormal menurut (Nevid, Rathus & Greene, 2008), yaitu :
a) Perilaku yang tidak biasa
b) Perilaku yang tidak bisa diterima secara sosial atau melanggar norma sosial
c) Persepsi atau interpretasi yang salah terhadap realitas
d) Orang-orang tersebut berada dalam stress personal yang signifikan
e) Perilaku maladaptive "self-defeating"
f) Perilaku berbahaya

3. Beberapa faktor penyebab munculnya abnormalitas


a) Biologis = perilaku abnormal merupakan akibat dari gangguan fisik, seperti:
kerusakan otak, atau paparan jenis stimulan tertentu dari lingkungan
b) Psikologis = gangguan umumnya muncul sebagai akibat pengalaman hidup yang
bermasalah, mungkin sebuah peristiwa dalam hidup, misalnya ketika seseorang
telah meninggalkan bekas luka yang menyebabkan perubahan dramatis pada
perasaan atau perilaku orang yang ditinggalkan
c) Sosiokultural = abnormalitas dapat pula disebabkan oleh kejadian-kejadian pada
salah satu atau keseluruhan konteks sosial tersebut, misalnya pengalaman
diskriminasi memiliki pengaruh yang besar terhadap seseorang dari kelompok

Faktor penyebab munculnya abnormalitas menurut (Coleman, Butche, dan Carson, 1980), yaitu :

a) Primary Cause (penyebab primer) = kondisi yang tanpa kehadirannya suatu


gangguan tidak akan muncul. Misalnya, infeksi sipilis yang menyerang sistem
syaraf pada kasus 'paresis general', yaitu sejenis psikosis yang disertai paralisis
kelumpuhan yang bersifat progresif/ berkembang secara bertahap sampai akhirnya
penderita mengalami kelumpuhan total. Tanpa infeksi sipilis, gangguan ini tidak
mungkin menyerang seseorang.
b) Predisposing Cause (penyebab yang menyiapkan) = kondisi yang mendahului
& membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi-
kondisi tertentu di masa mendatang. Misalnya, anak yang ditolak oleh ortunya
(rejected child) mungkin menjadi lebih rentan terhadap tekanan hidup sesudah
dewasa dibandingkan dengan orang2 yang memliki dasar rasa aman yg lebih baik.
c) Precipitating Cause (penyebab pencetus) = kondisi yang tak tertahankan bagi
individu dan mencetuskan gganguan. Misalnya, seorang wanita muda yang
menjadi terganggu setelah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan oleh
tunangannya. Contoh lain, seorang pria setengah baya yang menjadi terganggu
karena kecewa berat sesudah bisnis kulinernya bangkrut.
d) Reinforcing Cause (penyebab yang menguatkan) = kondisi yang cenderung
mempertahankan/memperteguh tingkah laku maladaptif yang sudah terjadi.
Misalnya, perhatian yang berlebihan pada seorang gadis yang sedang "sakit",
justru dapat menyebabkan yang bersangkutan kurang bertanggung jawab pada
dirinya & menunda kesembuhannya.

4. Penjelasan dari gambar tersebut yaitu seseorang dapat dikatakan abnormal artinya setiap
hal yang luar biasa, tidak lazim, atau secara harafiah, yang menyimpang dari norma, baik
norma budaya maupun norma pribadi. Dari segi patologi, seseorang dikatakan normal
apabila ia bebas dari simtom-simtom patologi, cacat mental (subnormal), psikopatis dan
psikotis sedangkan abnormal sebaliknya. Seseorang dapat dikatakan sehat mental/normal
apabila mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa kehilangan identitasnya
(adjustif). Apabila seseorang bermental sehat, maka sedikit kemungkinan ia mengalami
ketidakmampuan menyesuaikan diri yang berat (maladjustif). Seseorang akan dianggap
berkemampuan subnormal bila IQ yang dimiliki < 70 menurut klasifikasi Terman atau IQ
< 65 menurut klasifikasi Wechsler. Terman juga beranggapan bahwa individu yang
memiliki IQ= 140 tergolong memiliki kecerdasan diatas rata-rata (superior) dan termasuk
dalam kategori abnormal. Sedangkan taraf kecerdasan individu pada umumnya atau
normal yaitu antara 90-110.

5. Pendekatan/perspektif untuk melihat perilaku abnormal


a) Pendekatan psikodinamika
 Mencerminkan pandangan Freud & pengikutnya
 Perilaku abnormal berasal dari penyebab psikologis berdasarkan kekuatan-
kekuatan psikis mendasar dalam kepribadian
 Struktur pikiran kepribadian, struktur kepribadian, mekanisme pertahanan,
tahapan perkembangan psikoseksual
 Perilaku mencerminkan motif-motif tidak sadar, konflik dalam diri, &
pelaksanaan dari respon pertahanan terhadap kecemasan
 Perilaku normal maupun abnormal dimotivasi/didorong oleh dorongan
irrasional dari Id
b) Pendekatan Behavioral
 -Ivan Pavlov: Reflek yg dikondisikan
-J.B Watson: Behaviorisme, prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku abnormal/normal.
-B.F Skinner: Perilaku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis
& pengaruh lingkungan/situasional.
 Melihat individu sebagai hasil pengaruh lingkungan yang membentuk &
memanipulasi perilaku
 2 bentuk utama dari belajar dalam membentuk perilaku normal &
abnormal yaitu classical conditioning& operant conditioning
c) Pendekatan Kognitif (Allbert Ellis, Aaron Beck)
 Mempelajari kognisi, pikiran-pikiran, keyakinan-keyakinan, harapan, &
sikap-sikap yg menyertai & mungkin mendasari perilaku mereka.
 Menfokuskan pada peran dari pikiran-pikiran yang terdistorsi & menipu
diri sendiri dalam menjelaskan perilaku abnormal.
 Interpretasi terhadap peristiwa dalam kehidupan menentukan keadaan
emosional.
 Ellis: keyakinan yang tidak irrasional tentang pengalaman dan akhirnya
memicu emosi negatif & perilaku tidak adaptif. Peristiwa yang
menggerakkan→ keyakinan→ konsekuensi
d) Pendekatan Fisiologis
 Berkaitan dengan perkembangan perilaku abnormal meliputi gangguan
dalam fungsi neurotransmitter pada otak, herediter, & abnormalitas otak
yang mendasar
 Berfungsinya sistem saraf terlibat dalam perkembangan perilaku abnormal
Contoh : Cerebellum (otak kecil) terlibat dalam keseimbangan & perilaku
motorik (otot). Luka pada cerebellum menimbulkan gangguan koordinasi
motorik & hilangnya ketegangan otot
e) Pendekatan Humanistik Eksistensial (Carl Rogers, Abraham Maslow)
 Penting untuk memahami hambatan-hambatan yang dihadapi orang ketika
mereka berjuang untuk memperoleh self-actualization& keautentikan.
 Perilaku abnormal adalah hasil dari perkembangan self yang terganggu.
 Rogers: orang saling menyakiti satu sama lain/menjadi antisosial dalam
perilakunya hanya ketika mereka frustrasi dalam usaha untuk mencapai
potensi unik mereka.
f) Pendekatan Sosio-budaya
 Pandangan tentang perilaku abnormal diperluas dengan mengikutsertakan
peran dari penyakit sosial dalam masyarakat , termasuk kemiskinan,
rasisme, & kekurangan kesempatan, dalam berkembangnya pola-pola
perilaku abnormal.
 Menelaah hubungan antara pola-pola perilaku abnormal & faktor-faktor
sosiokultural seperti gender, etnisitas, & status sosioekonomi.
 Orang-orang dari kelompok sosioekonomi yang lebih rendah memiliki
resiko lebih besar terhadap masalah-masalah perilaku yang berat→ karena
hidup dalam kemiskinan yang menyebabkan tingkat stress sosial yang
lebih besar dibandingkan orang yang pendapatannya lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai