Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS FILM "TO THE BONE" BERKAITAN DENGAN

GANGGUAN MAKAN (EATING DISORDER)


Nama : Merinta Wira Ababiel
NIM : 20180810062
Kelas : A

RINGKASAN CERITA FILM "TO THE BONE"

Film To the Bone dirilis pada tanggal 14 Juli 2017 di Netflix. Merupakan film yang
menceritakan tentang seorang gadis muda bernama Eli, atau sebelumnya dikenal sebagai Ellen,
yang berusia 20 tahun yang didiagnosis menderita anoreksia nervosa. Ellen kerap mengukur
lingkar tangannya, untuk memastikan agar lingkar tangannya tak melebihi cengkaraman
tangannya. Ia mengalami menstruasi yang tidak teratur akibat gangguan makannya dan juga
selalu merasa kedinginan karena tubuhnya sangat kurus dan jaringan lemak di tubuhnya sudah
sangat sedikit. Bahkan badannya juga sampai ditumbuhi bulu-bulu halus akibat proses
beradaptasi untuk menghangatkan diri. Ellen juga tidak pernah menghabiskan makanannya,
hanya sedikit yang terkonsumsi dan sebagian dimuntahkan. Selain itu, sebelum tidur, Ellen sit-up
untuk menghilangkan kalori di tubuhnya. Tubuh Ellen kian hari kian menampakkan tulang. Ibu
tirinya, Susan, mendaftarkan Ellen ke program konsultasi khusus anoreksia yang dipimpin Dr.
Beckham. Di sebuah rumah yang tak terlalu luas, Ellen berinteraksi dengan pasien-pasien
anoreksia lainnya. Film ini berfokus pada perjuangan dan tantangan dalam menangani anoreksia.
Film ini juga menyoroti perjuangan pasien lain yang menderita kelainan makan lainnya (bulimia
nervosa dan gangguan makan berlebihan).

ANALISIS FILM

1. Definisi Gangguan Makan


 "Anoreksia Nervosa"

Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) adalah keengganan untuk menetapkan berat
badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk menaikkan berat
badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut. AN terbagi menjadi dua
jenis. Dalam jenis restricting-tye anorexia, penderita menurunkan berat badan dengan berdiet
tanpa makan berlebihan (binge eating) atau memuntahkan kembali makanannya (purging).

Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat
badan, walaupun sebenarnya mereka menderita kekurangan nutrisi. Makan, makanan dan
kontrol berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat
badannya berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan dengan jumlah
yang sangat kecil dan hanya sebagian jenis makanan saja. Penderita anorexia nervosa makan
dalam jumlah sangat sedikit dan berolahraga berlebihan untuk menjadi kurus, hingga mencapai
15% sampai 60% dibawah berat badan normal. Namun demikian, mereka tetap "merasa gemuk"
walaupun sebenarnya sudah sangat kurus. Mereka menganggap daging pada tubuh mereka
sebagai lemak yang harus dimusnahkan.

Penderita anorexia biasanya memiliki kebiasaan makan yang aneh, seperti menyisihkan
makanan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil, mengunyah
lambat-lambat, serta menghindari makan bersama keluarga. Mereka sangat suka mengumpulkan
resep-resep dan masak untuk keluarga dan teman-temannya, tetapi tidak makan sedikit pun
makanan yang mereka masak. Dengan berlanjutnya gangguan ini, penderita mulai suka
menyendiri dan menarik diri dari teman dan keluarga.

 "Bulimia Nervosa"

Bulimia nervosa (BN) digambarkan sebagai makan berlebihan (binge eating) dengan
episode berulang yang kemudian diikuti dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, atau
kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan dimana penderitanya merasa
kehilangan pengendalian diri ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja serta
penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin.

DSM-IV membagi BN menjadi dua bentuk yaitu purging dan nonpurging. Pada tipe
purging, penderita memuntahkan kembali makanan secara sengaja atau menyalahgunakan obat
pencahar, diuretik atau enema. Pada tipe nonpurging, penderita menggunakan cara lain selain
cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa secara berlebihan.
Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada
masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang yang kelihatannya sehat,
sukses di bidangnya, dan cenderung perfeksionis. Namun, di balik itu, mereka rnemiliki rasa per-
caya din yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku
yang kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada
alkohol atau lainnya.

2. Karakteristik Gangguan Makan


 "Anoreksia Nervosa"
a. Tanda Perilaku

Salah satu tanda perilaku anoreksia yang ditunjukkan Ellen adalah mengenakan pakaian
longgar. Meskipun pada pandangan pertama hal ini mungkin tidak tampak berkaitan dengan
gangguan makan, berpakaian berlapis-lapis atau pakaian longgar merupakan tanda peringatan
untuk anoreksia, karena pakaian seperti itu menyembunyikan penurunan berat badan dan dapat
membantu individu yang sangat kurus, yang merasa kedinginan karena rendahnya tingkat isolasi
lemak tubuh, agar tetap hangat.

Selain itu, Ellen menunjukkan perhatian yang obsesif untuk menghitung kalori dan
mengisyaratkan bahwa ia sibuk dengan makanan. Dalam sebuah percakapan dengan saudara
perempuannya, Ellen menunjukkan bahwa ia telah dapat dengan mudah melihat makanan dan
mengetahui jumlah kalorinya. Dia juga langsung mengingat jumlah kalori yang tepat yang
disediakan dalam tabung makanan ketika gadis lain dalam perawatan mengalami hal ini.
Kemudian di film itu, Ellen menyebutkan bahwa dia kadang-kadang menggambar makanan di
malam hari, ketika dia lapar dan tidak bisa tidur. Preokupasi berlebihan dengan makanan dialami
oleh sebagian besar individu yang mengalami anoreksia.

Perilaku lain yang ditunjukkan Ellen adalah olahraga yang berlebihan. Dia memiliki
memar kronis pada tulang punggungnya dari aktifitas sit-up yang begitu sering. Satu adegan
menunjukkan Ellen melakukan sit-up di tempat tidur pada malam hari, dengan cara yang
tampaknya kompulsif. Baik gejala obsesif maupun kompulsif umumnya dikaitkan dengan
anoreksia, dan perilaku yang berhubungan secara spesifik dengan makanan tersebut dapat
diperburuk oleh individu yang berada dalam keadaan kurang gizi. Bahkan, penambahan berat
badan dengan sendirinya dapat meningkatkan gejala pikiran obsesif dan gejala depresi.

Gejala depresi juga merupakan ciri umum yang terkait dengan anoreksia, dan Ellen
menunjukkan sikap yang mudah tersinggung, menarik diri dari sosial, dan cenderung
mengekspresikan lebih banyak emosi negatif daripada positif sepanjang film. Dia mungkin juga
menderita insomnia, mengingat contoh di atas dari aktifitas berolahraga atau menggambar
makanan di malam hari. Banyak gejala depresi yang dialami oleh orang-orang dengan anoreksia
dapat terjadi sebagai akibat dari kekurangan gizi yang parah.

Salah satu tanda lebih lanjut terkait dengan anoreksia adalah memiliki kebutuhan yang
kuat untuk kontrol diri. Ellen meyakinkan adik perempuannya dan dirinya sendiri di awal film
dengan mengatakan bahwa semuanya adalah "di bawah kendali." Namun, rasa kontrol diri ini
tampaknya tidak lebih dari sekedar ilusi, dan Gangguan makan Ellen yang tampak
mengendalikannya.

b. Tanda Fisik

Tanda-tanda fisik dari anoreksia yang terdapat dalam film ini yaitu amenore, yang
merupakan gejala hilangnya menstruasi yang dialami secara tidak lazim, dan lanugo, yakni
peningkatan tumbuhnya rambut tubuh yang halus dan lembut. Pengalaman Ellen tentang kedua
hal ini dicatat dalam pemeriksaan oleh dokternya.

 "Bulimia Nervosa"

Meskipun film ini berfokus pada karakter dengan anoreksia, namun terdapat satu
karakter, Anna, yang digambarkan memiliki bulimia nervosa. Ciri utama bulimia termasuk
episode makan berlebihan yang terjadi secara singkat, adanya perilaku yang berusaha melawan
efek kegemukan akibat aktifitas makannya yang berlebihan untuk menghentikan potensi
kenaikan berat badan, dan penekanan yang tidak semestinya pada bentuk tubuh dan berat badan
dalam mengevaluasi diri. Binging dan purging terjadi rata-rata seminggu sekali setidaknya
selama tiga bulan.
Secara keseluruhan, film ini menggambarkan pandangan terbatas mengenai bulimia.
Pengalaman Anna makan secara berlebihan tidak ditekankan secara menyeluruh, meskipun ini
merupakan komponen penting dari bulimia. Perasaan tidak dapat mengendalikan makan
seseorang yang secara berlebihan adalah masalah signifikan yang dialami oleh individu dengan
bulimia yang tidak disebutkan sama sekali dalam film, juga tidak ada ciri maupun tanda yang
berkaitan khusus dengan bulimia.

3. Penyebab Terjadinya Gangguan Makan


 "Anoreksia Nervosa"

Penyebab anoreksia nervosa tidak sepenuhnya dipahami. Hal ini diduga berkembang dari
campuran fisik, emosional, dan pemicu sosial.

 Diet ekstrem mengubah cara kerja otak dan metabolisme, dan menekankan tubuh juga.
Perubahan ini mungkin akan membuat penderita lebih berpotensi mengalami gangguan
makan.
 Genetika memainkan peran besar dalam anoreksia dan bulimia. Dibandingkan dengan
orang yang tidak memiliki gangguan ini, orang-orang yang memiliki gangguan makan
lebih mungkin untuk memiliki riwayat keluarga gangguan makan, obesitas, atau
gangguan mood (seperti kecemasan atau depresi).
 Kombinasi dari ciri-ciri kepribadian tertentu (seperti kepercayaan diri yang rendah
bersama dengan perfeksionisme) dan tekanan budaya dan sosial dapat memainkan bagian
dalam anoreksia.
 Untuk beberapa remaja, anoreksia mungkin menjadi cara mengatasi stres dan tantangan
masa remaja. Peristiwa kehidupan yang penuh stres, seperti pindah ke lingkungan baru,
perceraian, atau kematian orang yang dicintai, bisa memicu anoreksia.

 "Bulimia Nervosa"
 Biologis : Seperti halnya anoreksia nervosa, ada bukti kecenderungan genetik yang
berkontribusi terhadap timbulnya kelainan makan ini. Kadar hormon yang abnormal,
terutama serotonin , terbukti bertanggung jawab atas beberapa perilaku makan yang tidak
teratur. Faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF) sedang diselidiki sebagai
mekanisme yang mungkin.
 Sosial : Penggambaran media tentang bentuk tubuh 'ideal' secara luas dianggap sebagai
faktor penyumbang bulimia. Dalam sebuah studi tahun 1991 oleh Weltzin, Hsu, Pollicle,
dan Kaye, dinyatakan bahwa 19% penderita bulimia kurang sehat, 37% penderita bulimia
makan makanan dengan jumlah rata-rata atau normal, dan 44% penderita bulimia terlalu
banyak makan. Sebuah survei terhadap anak perempuan sekolah menengah berusia 15
hingga 18 tahun di Nadroga , Fiji , menemukan bahwa insiden pembersihan yang
dilaporkan sendiri meningkat dari 0% pada tahun 1995 (beberapa minggu setelah
pengenalan televisi di provinsi tersebut) untuk 11,3% pada tahun 1998. Selain itu, tingkat
bunuh diri di antara orang-orang dengan bulimia nervosa adalah 7,5 kali lebih tinggi
daripada populasi umum.

4. Analisa Diagnosis Multiaksial

Kriteria Diagnostik berdasarkan PPDGJ-III

Aksis 1

F50.0 Anoreksia Nervosa

Anorexia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai oleh upaya-upaya dengan
sengaja untuk menurunkan berat badan yang diinduksi atau dipertahankan oleh pasien. Kriteria
diagnosis untuk anorexia nervosa adalah :

a. Berat badan yang dipertahankan 15% di bawah berat badan yang seharusnya atau IMT ≤
17,5. Pada penderita pra pubertas, bisa terjadi kegagalan untuk mencapai berat badan
yang diharapkan selama periode pertumbuhan
b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan cara menghindari makanan yang
mengandung lemak dan salah satu dari hal-hal berikut :
 Merangsang muntah dengan sengaja
 Menggunakan obat pencahar
 Olah raga berlebihan
 Memakai obat penekan nafsu makan dan atau diuretika
c. Terdapat distorsi body image dalam bentuk psikopatologi yang spesifik di mana terdapat
ketakutan menjadi gemuk yang terus menerus
d. Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-pituitary-gonadal
axis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan
minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya
kadar kortisol, perubahan metabolisme periferal hormon tiroid, dan sekresi insulin
abnormal
e. Jika onset terjadi pada masa pra pubertas, perkembangan pubertas bisa tertunda atau
bahkan terhenti (berhentinya pertumbuhan, tidak berkembangnya payudara dan amenore
pada perempuan, pada anak laki-laki genitalnya tetap kecil).

F50.1 Anoreksia Nervosa Tak Khas

a. Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tidak menunjukan satu atau lebih
gambaran utama (key features) dari anoreksia nervosa (F50.0), seperti amenore atau
kehilangan berat badan, tetapi masih ada gambaran klinis yang agak khas.
b. Penderita yang menunjukkan semua gejala utama (key symptoms), tetapi pada derajat
yang ringan, juga masuk dalam kategori ini.

F50.2 Bulimia Nervosa

Menurut PPDGJ III, bulimia nervosa ditandai oleh adanya episode makan berlebhan dan
preokupasi yang berlebihan mengenai berat badan, sehingga pasien menggunakan metode
ekstrem untuk menghilang efek “gemuk” akibat makanan. Kriteria diagnosis bulimia nervosa
adalah:

a. Terdapat perokupasi yang menetap untuk makan dan ketagihan (craving) terhadap
makanan yang tidak bisa dilawan, penderita tidak berdaya terhadap datangnya episode
makan berlebihan, di mana makanan dalam jumlah besar dimakan dalam waktu singkat.
b. Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu cara atau lebih seperti
merangsang muntah sendiri, menggunakan pencahar secara berlebihan, puasa berkala,
memakai obat-obat penekan nafsu makan, dan sediaan tiroid atau diuretik. Jika terjadi
pada penderita diabetes, mereka akan mengabaikan pengobatan insulinnya.
c. Gejala psikopatologi terdiri atas ketakutan yang luar biasa akan kegemukan dan penderita
mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya sangat di bawah berat
badan sebelum sakit yang dianggap berat badan sehat atau optimal. Seringkali, tetapi
tidak selalu, ada riwayat episode anorexia nervosa sebelumnya, interval antara kedua
gangguan tersebut berkisar antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Episode
sebelumnya dapat terungkap atau dalam bentuk ringan yang tersembunyi dengan
kehilangan berat badan yang sedang dan atau suatu fase sementara dari amenore.

Aksis II
F60.6 Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)
a. Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
 merasa dirinya tidak mampu, tak menarik atau lebih rendah dari orang lain
 preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial
 pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik
 menghindari aktifitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal
karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.

F61.1 Perubahan Kepribadian yang bermasalah

 Tidak dapat diklasifikasikan pada F60.- atau F62.- dan dianggap sebagai sekunder
terhadap suatu diagnosis utama berupa suatu gangguan afektif atau anxietas yang ada
bersamaan.

F62 Perubahan Kepribadian yang Berlangsung Lama yang Tidak Diakibatkan Oleh kerusakan
atau Peyakit Otak

 Meliputi gangguan dari kepribadian dan perilaku dewasa yang berkembang setelah
mengalami katastrofik atau stres yang berkepanjangan,padapenderita yang tanpa
gangguan kepribadian sebelumnya
 Diagnosis ini hanya dibuat apabila terbukti adanya perubahan yang jelas dan berlangsung
lama dari polaseseorang dalam memandang ,berhubungan dengan, atau berfikir tentang
lingkungan dan dirinya sendiri.
Aksis III

Bab IV E00-G90 Penyakit endokrin,nutrisi,& metabolik

Bab XI K00-K93 Penyakit sistem pencernaan

Bab XII L00-L99 Penyakit kulit & jaringan subkutan

Aksis IV

a. Masalah dengan "primary support group" (keluarga)


b. Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
c. Masalah psikososial & lingkungan lain

Aksis V

40-31 = beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi,disabilitas


berat dalam beberapa fungsi

5. Prognosa

Prognosis gangguan makan tergantung pada derajat dan kecepatan perubahan berat
badan, indeks massa tubuh (IMT), durasi sakit, intensitas gejala (puasa, muntah, olah raga
berlebihan), dan usia pasien. Memperhatikan diet makan atau terapi nutrisi. Terapi nutrisi
diperhatikan dalam 3 aspek, yaitu asupan kalori, zat gizi makro, dan zat gizi mikro. Pada
asupan kalori, dibagi lagi menjadi 3 fase: fase inisial, dimana makanan akan ditambah
sekitar 30-40 kkal/kg/hari hingga mencapai antara 1000 sampai 1600 kkal/hari. Setelah itu,
akan dilanjutkan ke fase peningkatan berat badan terkontrol. Pada fase ini, target yang dituju
adalah peningkatan berat badan pasien sekitar 2-3 lb/minggu. Dan setelah berat yang dituju
tercapai, fase terakhir adalah fase maintenance atau pemeliharaan berat badan, agar berat badan
yang sudah tercapai tidak akan turun lagi. Asupan kalori pada fase terakhir adalah 40-60
kkal/kg/hari, sumber kalori diperhatikan dalam bentuk protein, karbohidrat dan lemak. Protein
meliputi 15%-20% total asupan kalori per hari, karbohidrat antara 50%-55%, dan lemak pada
25%-30% total asupan harian..

6. Treatment atau Pengobatan


Dalam film tersebut, Ellen dan beberapa karakter lain ditampilkan menerima perawatan
untuk gangguan makan mereka masing-masing. Mayoritas individu yang dirawat karena
anoreksia nervosa adalah individu yang berusia di bawah 18 tahun atau dewasa muda. Ellen,
yang berusia dua puluh tahun, termasuk dalam kelompok ini, bersama dengan beberapa pasien
lain di fasilitas Beckham, seperti Luke, Pearl, dan Anna. Pengecualian dalam hal ini ada pada
Megan, yang mungkin lebih tua dari sebagian besar pasien lain.

Terapi perilaku kognitif (CBT) efektif dalam mengobati gangguan makan. Perawatan
berbasis keluarga terbukti efektif dalam menekan aktifitas terkait gangguan makan. Keterlibatan
keluarga penting dalam mengobati anoreksia nervosa yang parah, terutama dengan
meningkatkan kesehatan dan mempertahankan pemulihan. CBT sendiri merupakan terapi yang
telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif dalam mengobati pasien dengan gangguan
bulimia dan gangguan makan berlebih. Pasien rata-rata tinggal di fasilitas rawat inap untuk
anoreksia nervosa adalah sekitar 26 hari. Itu dianggap lebih pendek dari perkiraan yang
dibutuhkan individu tersebut untuk menambah berat badan secara sehat.

Dalam film itu, Dr.Beckham ditampilkan melakukan sesi terapi dengan Ellen untuk
membantu pemulihannya. Dia melakukan sesi keluarga, dengan membawa ibu kandung Ellen,
saudara tiri perempuan, ibu tiri, dan pasangan ibunya. Meskipun dokter melakukan sesi individu
dan keluarga, ia tidak dapat memetakan pada rencana terapi secara keseluruhan yang umum
digunakan. Sebagai contoh, di fasilitas perawatan Dr. Beckham, pasien tidak diharuskan untuk
mengikuti rencana diet tertentu dan tidak diberikan edukasi mengenai nutrisi. Pendekatan yang
relatif lepas tangan ini tidak konvensional, karena pasien dengan BMI sangat rendah memiliki
kebutuhan yang kuat untuk menambah berat badan pada tingkat yang tepat dan aman. Dr.
Beckham menyebutkan mengizinkan pasien untuk "mencapai titik terendah" mereka agar dapat
memotivasi mereka untuk ikut serta dalam perawatan, tetapi ini sebenarnya bisa sangat
berbahaya.

Beckham juga memiliki nada kasar yang tidak biasa, ia menyebut sikap Ellen "kekanak-
kanakan dan pengecut" serta mengklaim, "Anda tahu bagaimana caranya (untuk pulih)." Dia
membuat pernyataan seperti, "Berhentilah menunggu hidup menjadi lebih mudah. Berhentilah
berharap seseorang akan menyelamatkamu. Hadapi kenyataan yang sulit dan Anda akan bisa
memiliki kehidupan yang luar biasa." Statment tersebut menunjukkan bahwa Ellen perlu
menggunakan kekuatan kemauan atau tekad pribadinya dan memutuskan untuk menjadi lebih
baik, sedangkan itu bukanlah visi yang realistis atau dapat membantu pemulihan, karena
gangguan makan itu kompleks dan memiliki banyak faktor dalam penyebabnya dan bukan
merupakan pilihan yang dapat dikehendaki secara langsung.

Fasilitas dan perawatan berfokus pada peningkatan berat badan pada pasien. Pasien harus
mendapatkan 0,5 hingga 1 kg selama perawatan rawat inap, atau 0,5 kg selama perawatan rawat
jalan setiap minggu. Ini dikombinasikan dengan pemantauan fisik rutin pasien. Dalam film
tersebut, Ellen, bersama dengan pasien lain yang hadir di fasilitas Beckham, ditampilkan
menerima penimbangan rutin untuk memantau kenaikan berat badan mereka. Fasilitas ini juga
mendorong mereka untuk makan, untuk menambah berat badan dan dengan demikian kembali ke
gaya hidup yang lebih "normal," sehat.

Anda mungkin juga menyukai