Anda di halaman 1dari 6

KISI – KISI SOAL UAS PSIKOLOGI KEPERAWATAN

DOSEN : YAYAH KOMARIAH, S.KEP.NERS

Pengertian stress menurut :

1. Jenita DT Donsu Stres diartikan sebagai tekanan, ketegangan, gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang
2. Vincent Cornelli, Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan
dan tuntutan kehidupan
3. WHO stres adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental/beban
kehhidupan)
4. Priyoto
5. Widyastuti, Palupi Stres buruk dibagi menjadi dua yaitu stres akut dan stres kronis
6. Beberapa penyebab / faktor yang mempengaruhi stress
1. Faktor Lingkungan,
2. Faktor Kognitif,
3. F. Kepribadian,
4. F. Sosial-budaya
7. Respon stres Menurut Jenita DT Donsu,
8. Vincent Cornelli ; Vincent Cornelli merumuskan konsep stres sebagai gangguan pada tubuh dan
pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Stres dipengaruhi baik oleh
lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut
9. WHO ; Stres merupakan suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan
ketegangan dan menganggu stabilitas kehidupan sehari- hari, menurut WHO stress adalah reaksi /
respon tubuh terhadap stressor psikososial (Priyoto, 2014:2).
10. Priyoto
11. Smeltzer dan Bare Respon ; stres dapat berupa respon fisiologis, adaptif, dan psikologis. Respon
fisiologis merupakan interaksi otak dan neuroendokrin. Respon Adaptif merupakan tahapan
Sindrom Adaptasi Lokal (LAS) dan General Adaptif Sindrome (GAS). Respon psikologis berupa
perilaku konstruktif maupun destruktif
12. karakteristik stress, pada tingkat :
1.Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang.
2.Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Respon dari tingkat
stres ini didapat gangguan pada lambung dan usus.
3.Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun.
13. Definisi adaptasi yang dikemukakan oleh :
A. Sarafino (2005) Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban lingkungan agar
organisme dapat bertahan hidup
B. Gerugan (2006) adapatasi atau penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
C. Widyastuti, Palupi (2004) Stres didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman
yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat
dapat mempengaruhi keadaan fisik manusia tersebut. Stres dapat dipandang dalam dua
acara, sebagaiu stres baik dan stres buruk (distres). Stres yang baik disebut
D. Proyoto (2014) Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor
psikososial (tekanan mental/beban kehhidupan (Priyoto, 2014).
E. WHO (2013)

14. Tujuan Adaptasi …


1) Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar.
2) Menghadapi tuntutan keadaan secara realistic.
3) Menghadapi tuntutan keadaan secara obyektif.
4) Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional.
15. Tingkatan IQ
1. 140 – ke atas Jenius (very superior)
2. 130 – 139 Sangat cerdas (very superior or gifted)
3. 120 – 129 Cerdas (superior)
4. 110 – 119 Di atas normal (high average ar above everage)
5. 90 – 109 Normal (normal or average)
6. 80 – 89 Di bawah normal (low normal or below average)
7. 70 – 79 Bodoh (dull ar bodeline defective)
8. 50 – 69 Terbelakang (maron or debil)
9. 49 ke bawah Terbelakang (imbecil or idiot)
16. tipe2 kepribadian Sanguinis, Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain : memiliki
banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira
dan senang. Tipe sanguinis ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya.
17. Melankolis, Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri terobsesi dengan karyanya yang
paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika kaindahan hidup, perasaanya sangat kuat,
dan sangat sensitive. Orang dengan tipe ini memiliki kelemahan yang sangat mudah dikuasai oleh
perasaan dan cenderung perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang
murung.Plegmatis, Seseorang yang mempunyai tipe ini memiliki ciri antara lain cenderung
tenang, gejolak emosinya tidak tampak,
18. Koleris. Seseorang yang memiliki tipe ini memiliki ciri cenderung berorientasi pada pekerjaan
dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dan setia
dan bertanggung jawab atas tugas yang diembannya.
19. Beberapa ciri orang yang normal Sikap terhadap diri sendiri : memiliki penilaian  yang realistik
terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan.
Persepsi terhadap realitas : memiliki peandangan yang realistis terhadap diri  dan terhadap dunia,
orang maupun benda di sekelilingnya.
Integrasi : berkepribadian utuh, bebas dari konflik-konflik batin yang melumpuhkan, memiliki
toleransi yang baik terhadap stres.
Kompetensi : memiliki kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan social yang
memadai untuk mengatasi berbagai problem hidup.
Otonomi : memiliki kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri yang memadai disertai
kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari aneka pengaruh sosial.
Pertumbuhan aktualisasi diri : semakin berkembang kemampuan-kemampuannya dan mencapai
pemenuhan diri sebagai pribadi.
20. Ciri seseorang yang abnormal adalah ;
1. Perilaku yang tidak biasa. Perilaku yang tidak biasa sering dikatakan abnormal.
Hanya sedikit dari kita yang menyatakan melihat ataupun mendengar sesuatu yang
sebenarnya tidak ada.
2. Perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial atau melanggar norma sosial.
Setiap masyarakat memiliki norma-norma (Standar) yang menentukan jenis perilaku
yang dapat diterima dalam beragam tertentu. Perilaku yang dianggap normal dalam
satu budaya mungkin akan dipandang sebagai abnormal dalam budaya lainnya
21. kriteria bagi seseorang yang pribadinya berfungsi normal-sehat
1. Memiliki perasaan aman yang wajar.
2. Mempunyai derajat penilaian sendiri yang wajar, memilliki wawasan yang rasional dengan rasa
harga diri yang tidak berlebihan.
3. Memiliki tujuan hidup yang realistis.
4. Memiliki hubungan yang efektif dengan kenyataan. Tanpa adanya fantasi dengan angan-angan
yang berlebihan.
5. Memiliki kepribadian yang terintegrasi dan konsisten.
6. Mampu mengolah dan menerima pengalamannya dengan sikap yang luwes.
7. Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang wajar.
8. Memiliki kesanggupan untuk dapat memuaskan kehendak-kehendak jasmaniah secara wajar
dan tidak berlebih-lebihan,
9. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat.
10. Adanya sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya dan terhadap kebudayaan
11. Memiliki pengetahuan diri yang cukup antara lain bisa menghayati motif-motif hidupnya
dalam status kesadaran.
22. Karakteristik perilaku abnormal yang dikenal sebagai pelanggaran norma sosial adalah perilaku
menyimpang/penyimpangan sosial.
23. Faktor-faktor penyebab prilaku abnormal tersebut diantaranya disebabkan
-Faktor psikologis
- Pengalaman traumatis.
- Asosiasi yang dipelajari.
- Persepsi yang terdistorsi.
- Cara berpikir yang salah
24. Adapun faktor penyebab yang berasal dari faktor psikososial, yaitu;
- Masalah dengan hubungan atau lingkungan sosial.
- Kerusuhan sosial atau politik.
- Diskriminasi terhadap kelompok tertentu.
25. Psikosis alkoholik ;  psikosis yang terjadi karena terlalu  banyak minum minuman keras.
26. Psikosis obat ; terjadi karena akibat dari kebiasaan mengonsumsi barang terlarang.
27. Psikosis Traumatik ; Terjadi karena luka pada kepala seperti kena pukul, tembakan, dan lainnya.
28. Dementia Paralytica  Psikosis yang terjadi karena kerusakan otak yang disebabkan oleh usia tua,
penyakit sifilis, dan lain – lain.
29. Psikosis Organik ;Yaitu penyakit kejiwaan yang penyebabnya merupakan faktor fisik atau
organik.
30. Hipokondria adalah gangguan psikologi dimana penderitanya merasa mengalami penyakit
tertentu walaupun secara medis tidak ada gejala penyakit sama sekali. Penderita hipokondria
selalu merasa takut akan terkena penyakit tertentu.
31. Obsesi Ketika seseorang mengalami kecemasan berlebihan terhadap sesuatu dan menunjukkan
usaha berlebihan untuk menghilangkan kecemasan tersebut.
32. Paranoid Mengalami banyak delusi dan ide – ide yang salah tentang berbagai hal dan bersifat
menetap.
33. Incest Berpusat pada saudara kandung atau keluarga yang tidak diperbolehkan melakukan
pernikahan sebagai objek pemuasan seksualnya.
34. Somnabulisme definisi dari somnabulisme adalah tidur berjalan. Seperti dalam keadaan trance,
penderita tidur sambil berjalan dan melakukan sesuatu hal.
35. Fugue Asal katanya dari bahasa Latin Fugere yang berarti melarikan diri. Individu yang
mengalami fugue bisa saja secara mendadak meninggalkan rumah dan semua yang dikenalnya
lalu mengambil identitas baru.
36. Multiple Personality ;
Merupakan kasus psikologi yang lebih rumit dimana penderitanya bisa memiliki dua atau lebih
kepribadian di dalam dirinya. Gangguan ini biasanya muncul jika di masa kecil telah mengalami
suatu trauma atau tekanan hebat.
37. Histeria Suatu bentuk gangguan mental yang timbul dari kecemasan yang intens. Histeria ditandai
dengankejadian dimana ada kurangnya kontrol atas kesadaran dan emosi seseorang, lalu tiba –
tiba mengalami ledakan emosional.
38. Beberapa perkembangan psikologi pada remaja di usia 10 hingga 13 tahun di antaranya adalah:
Masih memperlihatkan kedekatan serta ketergantungan dengan orangtua.Membuat
kelompok bersama teman-teman terdekat. Mulai mencari identitas diri dan
memperlihatkan kemandirian
39. Perkembangan Sosial pada anak usia 10 tahun diantaranya adalah, kecuali …
 Perubahan fisik yang berhubungan dengan pubertas.
 Pergantian gigi susu ke gigi permanen.
 Cenderung memiliki fisik dan stamina yang lebih kuat.
 Semakin bersemangat bermain di olahraga tim bersama dengan teman
40. Perkembangan emosional pada saat anak berusia 10 tahun diantaranya
 Mengagumi apa yang dilakukan oleh orang dewasa dan menirunya.
 Mempertanyakan apapun aturan yang diberlakukan untuknya.
 Menerima prinsip yang dimiliki oleh orangtua atau yang berlaku di dalam keluarga.
 Mengontrol perasaan yang dimiliki, baik amarah maupun rasa sedih.

41. Berikut beberapa perkembangan psikologi atau emosi remaja di usia 14 hingga 17 tahun.
Tertarik menjalin hubungan romantis (pacaran) ataupun secara seksual. Menunjukkan
kemandirian agar tidak terus bergantung pada orangtua. Suasana hati berubah-ubah.
42. Pada perkembangan emosional anak usia 14 tahun,
Perubahan suasana hati yang tidak menentu. Seringkali keluar dari batasan dan ingin
memperlihatkan kemandirian. Memilih untuk tidak mempunyai pemikiran yang sama dengan
orangtua. Menyediakan banyak waktu dengan teman sebaya.
43. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun), diantaranya adalah
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
c. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
f. Memilih dan mempersiapkan karier.
g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan
bagi warga negara.
i. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
j. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing
dalam berperilaku.
44. Ciri orang beranjak dewasa menurut (Jeffrey Arnett, 2006):
1. Eksplorasi identitas relasi romantis dan pekerjaan
2. Ketidakstabilan tempat tinggal, relasi romantis, pekerjaan, dan pendidikan
3. Self-focused kurang terlibat dlm kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen thd
orang lain, memiliki otonomi besar dlm mengatur kehidupannya sendiri.
4. Felling in-between tidak menganggap remaja atau sepenuhnya dewasa
5. Usia dengan berbagai kemungkinan, individu memiliki peluang untuk mengubah kehidupan
mereka.
45. Masa Pengaturan (Settle Down)  Pada masa ini terdapat istilah settle down dimana seseorang
pada masa dewasa dini mengurangi kebebasannya dan menerima tanggung jawab sebagai orang
dewasa.
46. Masa Usia Produktif Seseorang pada masa dewasa dini setelah mereka menikah mereka
kemudian akan mempersiapkan diri untuk berperan sebagai orang tua.
47. Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Mereka dituntut untuk mandiri
dalam hal penyelesaian masalah baik itu penyesuaian terhadap perkawinan, peran sebagai orang
tua, dan karir.
48. Masa Keterasingan Sosial  Pola kehidupan orang dewasa seperti karir, rumah tangga
menyebabkan hubungan dengan kelompok sebaya menjadi renggang dan akan menimbulkan
keterpencilan sosial. Hal ini sesuai dengan apa yang disebut oleh Erikson
49. Karakteristik perkembangan kognitif pada dewasa awal untuk pemikiran post formal yang
dikemukakan oleh Jan Sinot
50. Awareness of Paradox Adanya kesadaran bahwa memutuskan permasalahan dapat
mengakibatkan munculnya hal – hal yang sifatnya paradoks atau bertentangan
51. Self Referential Thought Adanya kesadaran seseorang bahwa dirinya juga dapat menjadi hakim
dari logika apapun yang digunakannya sendiri dengan menggunakan pemikiran post formal.
52. Multiple Causality / Multiple Solutions Karakteristik perkembangan kognitif pada masa dewasa
awal ini mampu memahami suatu masalah dilihat dari berbagai faktor serta mencari dan
menghasilkan berbagai alternatif solusi.
53. Pragmatism Pemikiran post formal berarti juga terjadi pada individu yang bersifat pragmatis,
yaitu dapat menyadari serta memilih solusi terbaik dalam menyelesaikan masalahnya
54. Process-Product Shift Kemampuan untuk melihat kemungkinan akan menyelesaikan semua
masalah dengan baik melalui proses yang menggunakan penerapan umum dari masalah – masalah
yang mirip atau melalui produk dengan solusi konkret terhadap masalah yang khusus.
55. ciri-ciri masa dewasa madya (Middle Adulthood)adalah .Periode yang sangat ditakuti, Masa
transisi, Masa stress, Usia yang berbahaya, Usia canggung (awkward age), Masa berprestasi,
Masa evaluasi, Dievaluasi dengan standar ganda.
56. Perkembangan Kognitif Dewasa Madya, Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah
mencapai titik akhir puncaknya. Individu dewasa madya dituntut untuk dapat berpikir secara logis
dan idealis.
57. Klasifikasi lansia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , ada empat tahapan yaitu: 1)
Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun. 2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun. 3)
Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun. 4) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun.
58. Mengapa Perawat Perlu Memahami Masa Perkembangan Dewasa Dan Lansia
59. Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Usia Lanjut (LANSIA) meliputi penyesuaian kondisi
fisik, menyesuaikan diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi baru dengan kelompok
sebaya, memenuhi kewajiban social dan warga negara.
60. salahsatu tanda perubahan fisik pada fase usia
A. Remaja Awal
 Payudara mulai tumbuh.
 Rambut tumbuh di area tertentu.
 Keluar cairan dari vagina.
 Haid Pada masa pubertas.
 Tinggi badan meningkat.
 Pinggul lebih lebar.
 Muncul jerawat.
 Perubahan emosional
A. Remaja Akhir

B. Dewasa Awal
 Efisiensi fisik mencapai puncaknya, terutama pada usia 23-27 tahun;
 Kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang paling tinggi, pada perempuan menjadi
masa kesuburan yang baik.
 Kekuatan tenaga dan motorik mencapai masa puncak.
 Kesehatan fisik berada pada keadaan baik.

C. Dewasa Madya
 rambut menjadi putih, wajah keriput, otot pinggang mengendur. Secara sikap, dewasa madya
tetap merasa dirinya muda dan ingin menua dengan anggun, lambat serta hati-hati agar hidup
dengan lebih nyaman
D. Dewasa akhir
 Berkurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot juga mengakibatkan
pengaturan suhu badan menjadi sulit. Selain itu, pada usia lanjut terjadi penurunan dalam
jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya
61. Perkembangan Psikososial pada tahapan Dewasa Madya dunia sosial Individu lebih luas
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kehidupan yang lebih luas dengan lebih banyak orang
yang dijumpai semakin meningkatkan kemampuan Individu dalam beradaptasi dengan
lingkungannya.
62. Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya antara lain Berat badan
bertambah, Berkurangnya rambut dan beruban, Perubahan pada kulit, Tubuh menjadi gemuk,
Perubahan otot, Masalah persendian, Perubahan pada gigi, Perubahan pada mata.
63. Perubahan Kognitif pada lansia diantaranya adalah yaitu sebuah proses menua yang secara sehat
atau normal aging. Pengaruh pada beberapa aspek seperti menurunnya daya ingat.

Anda mungkin juga menyukai