Anda di halaman 1dari 12

J. Indo. Soc. Integ. Chem.

, 2016, Volume 8, Nomor 2

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR BERBASIS


PROYEK PADA MATERI HUKUM HESS KIMIA DASAR DI PROGRAM
UNGGULPENDIDIKAN KIMIA UNJA

Afrida1, Fuldiaratman2, dan Epinur3

Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jambi, Kampus Pinang Masak, Jambi,
Indonesia Mendalo Darat Jambi 36361
1
email: afrida.fkip@unja.ac.id
2
email: fuldiaratman.fkip@unja.ac.id
3
email: epinur63@unja.ac.id

ABSTRAK

Proses penilaian yang biasa dilakukan di sekolah selama ini hanya mampu menggambarkan aspek
peningkatan kemampuan mahamahasiswa dalam aspek kognitif. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (development research) dengan sasaran yang dituju yaitu pengembangan instrumen
penilaian dimana ranah yang difokuskan adalah ranah psikomotor. Penelitian ini menggunakan model
pengembangan ADDIE yang terdiri dari tiga tahapan yaitu analisis, perancangan, dan pengembangan.
Produk instrumen penilaian psikomotor divalidasi oleh dosen ahli materi dan desain. Instrumen
penilaian psikomotor yang dikembangkan diujicobakan pada skala kecil (terbatas). Instrumen
penilaian berupa lembar observasi yang terdiri dari tiga aspek penilaian (persiapan, proses, dan
produk), Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap penilaian psikomotor aspek persiapan, proses dan
produk diperoleh penilaian selama satu kali pertemuan bahwa mahasiswa termasuk kategori sangat
baik sebanyak 75,76 %, kriteria baik sebanyak 21,21%, dan kriteria cukup baik sebanyak 3,03%.
Sedangkan untuk kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ditemukan dalam proses
penilaian (0%). Dan untuk angket respon dosen diperoleh jawaban dengan persentase skor 86,67%,
sehingga menurut teori respon dosen terhadap produk termasuk dalam kategori sangat kuat atau
positif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah instrumen penilaian psikomotor yang dikembangkan
oleh penulis dapat digunakan untuk mengukur ranah psikomotor.

Kata kunci: Instrumen penilaian, Psikomotor, Proyek, Kalorimeter sederhana

ABSTRACT

The assessment process is usually done at school so far only able to describe aspects mahamahasiswa
improvement in cognitive ability. This research is the development (development research) with the
intended target is the development of assessment instruments which are focused realm is the
psychomotor. This study uses ADDIE development model which consists of three phases: analysis,
design, and development. Product psychomotor assessment instruments validated by expert lecturers
material and design. Psychomotor assessment instruments developed tested on a small scale (limited).
Assessment instruments in the form of observation sheet consisting of three aspects of the assessment
(preparation, process, and product). From the results of analysis of the assessment of psychomotor
aspects of preparation, assessment processes and products obtained during one session that students
are very well categorized as 75.76%, 21.21% as much good criteria, and the criteria pretty well as
much as 3.03%. As for the category of poor and very poor are not found in the assessment process
(0%). And to answer the questionnaire responses obtained lecturer with a score of 86.67% percentage,
so in theory faculty response to the products included in the category of very strong or positive. The
conclusion of this study is the psychomotor assessment instrument developed by the author can be
used to measure the psychomotor.

Keywords: Assessment instruments, Psychomotor, Project, a simple calorimeter

4
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

PENDAHULUAN diukur dan diobservasi untuk


Sesuai dengan peraturan
menunjukkan ketercapaian kompetensi
pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai
dasar tertentu yang menjadi acuan
Standar Nasional Pendidikan, disebutkan
penilaian mata pelajaran. Jenis-jenis
pada penjelasan pasal 22 ayat 1 bahwa
penilaian yang berbasis kompetensi
penilaian harus mencakup kompetensi
tersebut meliputi penilaian kinerja,
peserta didik yang berhubungan dengan
evaluasi diri, esai, portopolio, dan
ranah afektif (sikap), kognitif
proyek. Dalam penelitian ini, penulis
(pengetahuan), dan psikomotorik
bermaksud mengembangkan instrument
(keterampilan). Oleh karena itu penilaian
penilaian yang berbasis proyek karena
pada pembelajaran kimia haruslah
penilaian proyek merupakan kegiatan
mencakup ketiga ranah tersebut.
penilaian terhadap suatu tugas yang harus
Kimia merupakan salah satu mata
diselesaikan dalam periode/waktu
pelajaran yang menekankan pada
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
pemberian pengalaman langsung.
investigasi sejak dari perencanaan,
Praktikum sebagai salah satu bentuk
pengumpulan data, pengorganisasian,
kegiatan pembelajaran yang tidak
pengolahan dan penyajian data sampai
terlepas dari penilaian yang merupakan
hasil akhir proyek5). Penilaian proyek ini
bagian dari rangkaian suatu proses
bermanfaat untuk menilai keterampilan
pembelajaran. Penilaian pada praktikum
menyelidiki secara umum, pemahaman
tidak hanya mencakup aspek kognitif
dan pengetahuan dalam bidang tertentu,
melainkan juga menekankan pada aspek
kemampuan mengaplikasikan
afektif dan psikomotor.Praktikum erat
pengetahuan dalam suatu penyelidikan
kaitannya dengan keterampilan.Oleh
dan menilai kemampuan
karena itu salah satu aspek penilaian yang
menginformasikan subjek dengan jelas.
penting dalam praktikum adalah aspek
Benyamin Bloom dalam15)
psikomotorik.
membagi hasil belajar menjadi tiga ranah
Berdasarkan peraturan menteri
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
pendidikan nasional nomor 41 tahun
ranah psikomotoris. Ranah kognitif
2007 menyatakan bahwa didalam proses
berkenaan dengan hasil belajar
pembelajaran harus ada indikator
intelektual yang terdiri dari enam aspek,
pencapaian kompetensi. Indikator
yakni pengetahuan atau ingatan,
kompetensi adalah perilaku yang dapat

2
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, 5. Gerakan kompleks, mencakup


dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan kemampuan untuk melaksanakan
dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, suatu ketrampilan yang terdiri atas
yakni penerimaan jawaban atau reaksi, beberapa komponen dengan lancar,
penilaian, organiasasi dan internalisasi. tepat dan efisien,
Ranah psikomotoris berhubungan dengan 6. Penyesuaian pola gerak, mencakup
hasil belajar keterampilan dan kemampuan untuk mengadakan
kemampuan bertindak. perubahan dan penyesuaian pola
17)
Menurut Bloom dalam Kawasan gerak-gerik dengan kondisi
yang berkaitan dengan aspek-aspek setempat atau dengan menunjukkan
keterampilan yang melibatkan fungsi suatu taraf keterampilan yang telah
system syaraf dan otot dan fungsi psikis. mencapai kemahiran,
Kawasan ini terdiri dari: 7. Kreatifitas, mencakup kemampuan
1. Persepsi, mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-
untuk mengadakan diskriminasi gerik yang baru, seluruhnya atas
yang tepat antara dua perangsang dasar prakarsa dan sendiri 1).
atau lebih, berdasarkan perbedaan Hasil belajar ranah psikomotoris
antara ciri-ciri fisik yang khas pada menampak dalam bentuk keterampilan
masing-masing rangsangan, (skill) dan kemampuan bertindak
2. Kesiapan, mencakup kemampuan individu15). Ada enam aspek ranah
utnuk menempatkan dirinya dalam psikomotoris, yaitu:
keadaan memulai suatu gerakan 1. Gerakan refleks atau keterampilan
atau rangkaian gerakan, pada gerakan yang tidak sadar,
3. Gerakan terbimbing, mencakup 2. Keterampilan pada gerakan-
kemampuan untuk melakukan gerakan dasar,
sesuatu rangkaian gerak-gerik, 3. Kemampuan perseptual, termasuk
sesuai dengan contoh, di dalamnya membedakan visual,
4. Gerakan yang terbiasa, mencakup membedakan auditif dan motoris,
kemampuan untuk melakukan 4. Kemampuan dibidang fisik,
sesuatu rangkaian gerak-gerik misalnya kekuatan, keharmonisan
dengan lancar, karena sudah dilatih dan ketepatan,
secukupnya,

3
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

5. Gerakan-gerakan skill mulai dari dapat didengar, dilihat, atau diraba),


keterampilan sederhana sampai atau melakukan keterampilan yang
pada keterampilan yang kompleks, sifatnya tunggal, misalnya
6. Kemampuan yang berkenaan memegang raket, memegang bed
dengan komunikasi non-dekursif, untuk tenis meja.
seperti gerakan ekspresif dan 2. Pada motor chaining peserta didik
interpretatif. sudah mampu menggabungkan
Keterampilan psikomotor ada lebih dari dua keterampilan dasar
enam tahap15), yaitu: menjadi satu keterampilan
1. Gerakan refleks adalah respons gabungan, misalnya memukul bola,
motorik atau gerak tanpa sadar menggergaji, menggunakan jangka
yang muncul ketika bayi lahir. sorong, dll.
2. Gerakan dasar adalah gerakan yang 3. Pada tingkat rule using peserta
mengarah pada keterampilan didik sudah dapat menggunakan
komplek yang khusus. pengalamannya untuk melakukan
3. Kemampuan perseptual adalah keterampilan yang komplek,
kombinasi kemampuan kognitif dan misalnya bagaimana memukul bola
motorik atau gerak. secara tepat agar dengan tenaga
4. Kemampuan fisik adalah yang sama hasilnya lebih baik.
kemampuan untuk Belajar psikomotor dapat
mengembangkan gerakan terampil. dibedakan menjadi lima tahap15), yaitu:
5. Gerakan terampil adalah gerakan 1. Imitasi adalah kemampuan
yang memerlukan belajar, seperti melakukan kegiatan-kegiatan
keterampilan dalam olah raga. sederhana dan sama persis dengan
6. Komunikasi nondiskursif adalah yang dilihat atau diperhatikan
kemampuan berkomunikasi dengan sebelumnya.
menggunakan gerakan. 2. Manipulasi adalah kemampuan
Hasil belajar psikomotor menjadi melakukan kegiatan sederhana
15)
tiga , yaitu: yang belum pernah dilihat tetapi
1. Pada tingkat specific responding berdasarkan pada pedoman atau
peserta didik mampu merespons petunjuk saja.
hal-hal yang sifatnya fisik, (yang

4
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

3. Kemampuan tingkat presisi adalah melaporkan bahwa Latihan yang


kemampuan melakukan kegiatan- dilakukan berulang-ulang akan
kegiatan yang akurat sehingga memberikan pengaruh yang sangat besar
mampu menghasilkan produk kerja pada pemahiran keterampilan. Lebih
yang tepat. lanjut dalam penelitian itu dilaporkan
4. Kemampuan pada tingkat artikulasi bahwa pengulangan saja tidak cukup
adalah kemampuan melakukan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi,
kegiatan yang komplek dan tepat namun diperlukan umpan balik yang
sehingga hasil kerjanya merupakan relevan yang berfungsi untuk
sesuatu yang utuh. memantapkan kebiasaan. Sekali
5. Kemampuan pada tingkat berkembang maka kebiasaan itu tidak
naturalisasi adalah kemampuan pernah mati atau hilang.
melakukan kegiatan secara reflek, Sementara itu, Gagne (dalam
yakni kegiatan yang melibatkan Masnur, 2011) berpendapat bahwa
fisik saja sehingga efektivitas kerja kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil
tinggi. belajar keterampilan ada dua macam,
Ada kaitan erat antara tujuan yang yaitu kondisi internal dan eksternal.
akan dicapai, metode pembelajaran, dan Untuk kondisi internal dapat dilakukan
evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh dengan cara yakni:
karena ada perbedaan titik berat tujuan (a) mengingatkan kembali bagian dari
pembelajaran psikomotor dan kognitif keterampilan yang sudah dipelajari,
maka strategi pembelajarannya juga (b) mengingatkan prosedur atau langkah-
berbeda15). Pembelajaran keterampilan langkah gerakan yang telah dikuasai.
akan efektif bila dilakukan dengan Sementara itu untuk kondisi eksternal
menggunakan prinsip belajar sambil dapat dilakukan dengan instruksi verbal,
mengerjakan (learning by doing) 15). gambar, demonstrasi, praktik, dan umpan
Leighbody (1968) menjelaskan balik.
bahwa keterampilan yang dilatih melalui Dalam melatihkan kemampuan
praktik secara berulang-ulang akan psikomotor atau keterampilan gerak ada
menjadi kebiasaan atau otomatis beberapa langkah yang harus dilakukan
dilakukan. Sementara itu Goetz (dalam agar pembelajaran mampu membuahkan
Masnur, 2011) dalam penelitiannya hasil yang optimal. Mills (dalam Masnur,

5
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

2011) menjelaskan bahwa langkah- Dalam proses pembelajaran


langkah dalam mengajar praktik yakni: keterampilan, keselamatan kerja tidak
a. menentukan tujuan dalam bentuk boleh dikesampingkan, baik bagi peserta
perbuatan, didik, bahan, maupun alat. 15)menjelaskan
b. menganalisis keterampilan secara bahwa keselamatan kerja tidak dapat
rinci dan berutan, dipisahkan dari proses pembelajaran
c. mendemonstrasikan keterampilan psikomotor. Guru harus menjelaskan
disertai dengan penjelasan singkat keselamatan kerja kepada peserta didik
dengan memberikan perhatian pada dengan sejelas-jelasnya. Oleh karena
butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci dan keselamatan kerja
kompetensi kunci yang diperlukan merupakan dua hal penting dalam
untuk menyelesaikan pekerjaan dan pembelajaran keterampilan, maka dalam
bagian-bagian yang sukar, penilaian kedua hal itu harus
d. memberi kesempatan kepada mendapatkan porsi yang tinggi.
peserta didik untuk mencoba Ada beberapa ahli yang
melakukan praktik dengan menjelaskan cara menilai hasil belajar
pengawasan dan bimbingan, psikomotor. Ryan (dalam Masnur, 2011)
e. memberikan penilaian terhadap menjelaskan bahwa hasil belajar
usaha peserta didik. keterampilan dapat diukur melalui tiga
Edwardes dalam (Masnur, 2011) cara yaitu:
menjelaskan bahwa proses pembelajaran 1. pengamatan langsung dan penilaian
praktik mencakup tiga tahap, yaitu (a) tingkah laku peserta didik selama
penyajian dari pendidik, (b) kegiatan proses pembelajaran praktik
praktik peserta didik, dan (c) penilaian berlangsung,
hasil kerja peserta didik. Guru harus 2. sesudah mengikuti pembelajaran,
menjelaskan kepada peserta didik yaitu dengan jalan memberikan tes
kompetensi kunci yang diperlukan untuk kepada peserta didik untuk
menyelesaikan tugas tertentu. mengukur pengetahuan,
Kompetensi kunci adalah kemampuan keterampilan, dan sikap,
utama yang harus dimiliki seseorang agar 3. beberapa waktu sesudah
tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan pembelajaran selesai dan kelak
dengan cara benar dan hasilnya optimal. dalam lingkungan kerjanya.

6
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

Sementara itu Leighbody (dalam penyusunan desain, pengumpulan data,


Masnur, 2011) berpendapat bahwa dan penyiapan laporan tertulis.
penilaian hasil belajar psikomotor Menurut Asep (2008:109) penilaian
mencakup: (1) kemampuan menggunakan proyek merupakan kegiatan penilaian
alat dan sikap kerja, (2) kemampuan terhadap suatu tugas yang harus
menganalisis suatu pekerjaan dan diselesaikan dalam periode/waktu
menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) tertentu. Penilaian proyek dapat
kecepatan mengerjakan tugas, (4) digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan membaca gambar dan atau kemampuan mengaplikasikan,
simbol, (5) keserasian bentuk dengan kemampuan penyelidikan dan
yang diharapkan dan atau ukuran yang kemampuan menginformasikan peserta
telah ditentukan. didik pada mata pelajaran tertentu secara
Dari penjelasan di atas dapat jelas. Dalam penilaian proyek setidaknya
dirangkum bahwa dalam penilaian hasil ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan
belajar psikomotor atau keterampilan yakni: (1) kemampuan pengolahan (2)
harus mencakup persiapan, proses, dan relevansi (3) keaslian.
produk. Penilaian dapat dilakukan pada Masnur (2007) menyebutkan
saat proses berlangsung yaitu pada waktu bahwa Penilaian penugasan atau proyek
peserta didik melakukan praktik, atau merupakan penilaian untuk mendapatkan
sesudah proses berlangsung dengan cara gambaran kemampuan
mengetes peserta didik. menyeluruh/umum secara kontekstual,
Penilaian proyek merupakan mengenai kemampuan siswa menerapkan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas konsep dan pemahaman mata pelajaran
yang harus diselesaikan dalam tertentu. Penilaian terhadap suatu tugas
periode/waktu tertentu5). Tugas tersebut yang mengandung investigasi harus
berupa suatu investigasi sejak dari selesai dalam waktu tertentu. Investigasi
perencanaan, pengumpulan data, dalam penugasan memuat beberapa
pengorganisasian, pengolahan dan tahapan, yaitu perencanaan, pengumpulan
penyajian data sampai hasil akhir proyek. data, pengolahan data, dan penyajian data.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk
atau tahapan yang perlu dinilai, seperti menilai:

7
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

Keterampilan menyelidiki secara Buck Institute for Education (2002)


umum mendefenisikan pembelajaran berbasis
Pemahaman dan pengetahuan proyek sebagai suatu metode
dalam bidang tertentu pembelajaran sistematik yang melibatkan
Kemampuan mengaplikasikan pembelajar dalam belajar pengetahuan
pengetahuan dalam suatu dan keterampilan melalui penyusunan
penyelidikan inquiri yang kompleks, pertanyaan

Kemampuan menginformasikan autentik serta desain kerja dan produk.

subjek secara jelas Kerja proyek merupakan bentuk open-

Ada dua tipe penilaian proyek, yaitu : ended contextual activity-based learning

Penilaian proyek yang menekankan dan dan merupakan bagian dari proses

pada proses, misalnya: pembelajaran yang memberikan

1. merencanakan dan penekanan kuat pada pemecahan masalah

mengorganisasikan investigasi, melalui suatu usaha kolaboratif (Sunaryo,

bekerja dalam tim. 2005).

Penilaian proyek yang menekankan Karakteristik Pembelajaran berbasis

pada produk, misalnya: proyek didefenisikan oleh Buck Institute

1. mengidentifikasi dan for Education (1999), yaitu sebagai

mengumpulkan informasi yang berikut :

relevan, a. Pembelajaran membuat keputusan

2. menganalisis dan dan membuat kerangka kerja

menginterprestasi data, b. Ada permaslahan yang

(3) mengkomunikasikan hasil. pemecahannya belum ditentukan

Proyek atau disebut pendekatan sebelumnya

proyek (project approach) adalah c. Pembelajar merancang proses untuk

investigasi mendalam mengenai suatu mencapai hasil

topik nyata15). Dalam proyek, peserta d. Pembelajar bertanggung jawab untuk

didik mendapat kesempatan mendapatkan dan mengelola

mengaplikasikan keterampilannya. informasi yang dikumpulkan

Pelaksanaan proyek dapat dianalogikan e. Ada evaluasi secara kontinu

dengan sebuah cerita, yaitu memiliki fase f. Pembelajar secara teratur melihat

awal, pertengahan, dan akhir proyek. kembali apa yang mereka kerjakan

8
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

g. Hasil akhir berupa produk dan kimia FKIP UNJA.Sampel yang


dievaluasi kualitasnya digunakan yaitu mahasiswa semester
h. Kelas memiliki atmosfer yang genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian
memberi toleransi kesalahan dan ini dilaksanakan pada tahun pembelajaran
perubahan 2013/2014 di program unggul prodi
Model ADDIE adalah salah satu pendidikan kimia. Penelitian
model yang sifatnya generik. ADDIE dilaksanakan selama 8 bulan dimulai dari
muncul pada tahun 1990-an yang bulan Maret 2014 sampai November
dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. 2014.
Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi Penelitian ini merupakan
pedoman dalam membangun perangkat penelitian pengembangan atau dalam
dan infrastruktur program pelatihan yang bahasa Inggrisnya Research and
efektif, dinamis dan mendukung kinerja Development adalah metode penelitian
pelatihan itu sendiri. Dari beberapa yang digunakan untuk menghasilkan
model akan dipaparkan model produk tertentu, dan menguji keefektifan
pengembangan oleh Reiser dan Mollenda produk tersebut.
(1990) yang dikenal dengan prosedur Instrumen penelitian ini terdiri
ADDIE. dari instrument pelaksanaan penelitian
Berikut skema tahap-tahap model dan istrumen untuk pengambilan data.
pengembangan ADDIE: 1. Instrument Pelaksanaan Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian pengembangan
berupa instrument penilaian
psikomotor berbasis proyek.
2. Instrument untuk Pengambilan Data
a. Instrument tes melihat kelayakan
instrument penilaian psikomotor
berbasis proyekberupa angket
Gambar 1. Model pengembangan ADDIE
b. Instrument lembar observasi berupa
METODE PENGEMBANGAN lembaran isian monitoring aktivitas
Populasi yang digunakan dalam tahapan pelaksanaan tindakan
penelitian pengembangan ini adalah
mahasiswa unggul prodi pendidikan

9
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

HASIL 4. Materi kimia yang digunakan sesuai


Hasil dari penelitian dengan rancangan awal yaitu hukum
pengembangan ini berupa (1) instrumen hess (kalorimeter sederhana).
penilaian psikomotor pada mahasiswa 5. Dengan adanya evaluasi melalui
kimia materi hukum hess (kalorimeter angket respon dosen diharapkan ada
sederhana) , (2) LKM (lembar kerja tanggapan mengenai kualitas
mahasiswa), (3) hasil observasi aktivitas instrumen sehingga pada akhirnya
mahasiswa dalam belajar, dan (4) angket dapat memudahkan dosen
respon dosen berupa lembar pernyataan mengadakan penilaian psikomotor
mengenai instrumen penilaian yang terperinci dan konkret.
psikomotor. Diperoleh jumlah skor penilaian
Adapun spesifikasi produk yang didesain dari validator adalah 50 pada jumlah
adalah sebagai berikut : tertinggi 55 maka hasil penilaiannya
1. Instrumen penilaian psikomotor yang berdasarkan rata-rata skor validasi yaitu
dikembangkan menggunakan teknik 4,55. Sehingga hasil penilaian termasuk
nontes yaitu observasi. Instrumen dalam kategori 4,20-5,00: “sangat baik”.
penilaian psikomotor yang dibuat Jadi untuk kelayakan substansi perangkat
terdiri dari 3 aspek penilaian, dimana instrument penilaian psikomotor sudah
rentang skor untuk skala penilaian dari sangat baik.
tiap aspek yaitu 1-5 dengan tekhnik Diperoleh jumlah skor penilaian
rating scale. dari validator adalah 58 pada jumlah
2. Instrumen penilaian psikomotor yang tertinggi 70 maka hasil penilaiannya
dikembangkan yaitu instrumen berdasarkan rata-rata skor validasi yaitu
psikomotor berbasis proyek. 4,14. Sehingga hasil penilaian termasuk
3. LKM (lembar kerja mahasiswa) yang dalam kategori 3,40-4,19: “baik”. Jadi
dibuat terdiri dari urutan langkah kerja untuk kelayakan substansi perangkat
yang sistematis dimana dalam urutan LKM sudah baik dan layak untuk
langkah kerja tersebut dilengkapi digunakan.
gambar-gambar yang dibuat menarik Diperoleh persentase nilai respon
agar lebih mudah dipergunakan. dosen yaitu 86,67 dari persentase
tertinggi 100 , maka kriteria persentase
penilaiannya termasuk dalam kategori

10
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

, maka respon 3. ______., 2013,


http://gurupembaharu.com
tersebut termasuk dalam kategori “ sangat 4. Arifatun., 2009, Mengkaji
kuat” atau bersifat positif. fenomena alam untuk kelas X
SMA/MA, PT. Cempaka Putih,
Jakarta
KESIMPULAN 5. Arikunto, S., 2005. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan, Bumi
Kesimpulan yang diambil dari Aksara, Jakarta
penelitian pengembangan ini antara lain: 6. Arifin, Zl., 1991, Evaluasi
Instruksional (Prinsip-pinsip dan
1. Dalam proses mendesain perangkat Prosedur), Rosda Karya,
instrumen penilaian psikomotor Bandung
7. Asep J, Abdul H., 2009, Evaluasi
dilakukan dalam beberapa tahapan Pembelajaran, Multi Pressindo,
yaitu analysis (analisis), design Yogyakarta
8. Brookfield., 1987, Developing
(perancangan), development Critical Thinkers, Jossey Bass
(pengembangan). Publiser, San Fransisc
9. Dimyati, Mudjiono., 2002,
2. Instrumen penilaian psikomotor pada Belajar dan Pembelajaran,
materi hukum hess berbasis proyek ini Rineka Cipta, Jakarta
10. Emzir., 2013. Metodologi
memiliki validitas isi yang memenuhi Penelitian Pendidikan, PT Raja
kriteria instrumen penilaian “sangat Grafindo Persada, Jakarta
11. Haris, R., 1998, Competency-
baik” berdasarkan hasil validasi ahli based educacion and training.
materi dan desain dengan rata-rata South Yarra, Macmillan
Education, Australia
skor validasi yaitu 4,55. Selain itu 12. Harjasujana, A. S., Yeti M., 1996,
instrumen penilaian psikomotor ini Membaca 2, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan,
memiliki kriteria kepraktisan “sangat Jakarta
kuat” yang berarti instrumen penilaian 13. Haryati, M., 2013, Model dan
Teknik Penilaian, Referensi,
psikomotor yang telah dibuat oleh Jakarta
peneliti bersifat positif dengan 14. Iskandar., 2009, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Gaung
persentase nilai respon dosen yaitu Persada Press, Jakarta
86,67%. 15. Muslich, Masnur., 2011,
Authentic Assesment; Penilaian
Berbasis Kelas dan Kompetensi,
DAFTAR PUSTAKA PT. Rafika Aditama, Bandung
16. Roestiyah.N K., 2001, Strategi
1. Anonim., 2011, Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
http://alchemistviolet.blogspot.co Jakarta
m
2. ______., 2012,
http://www.scribd.com

11
J. Indo. Soc. Integ. Chem., 2016, Volume 8, Nomor 2

17. Sudjana, N., 2007, Penilaian hasil


Proses Belajar Mengajar, remaja
Rosdakarya, Jakarta
18. Sugiyono., 2008, Metode
Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Alfabeta, Bandung:
19. Sukardi., 2008, Evaluasi
Pendidikan., Bumi Aksara,
Jakarta
20. Vardiansyah, Dani., 2008,
Filsafat Ilmu Komunikasi, Suatu
Pengantar, Jakarta
21. Widoyoko, E.P., 2012. Teknik
Penyusunan Instrumen Penelitian,
Pustaka Belajar, Yogyakarta
22. Yuniarti, T., 2014, Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based
Learning) dengan Pendekatan
Ilmiah (Scientific Approach) pada
Materi Segitiga Kelas VII SMP
Se-Kabupaten Karanganyar
Tahun Pelajaran 2013/2014,
Elekronik Pembelajaran
Matematika., 2(9): 911-921.

12

Anda mungkin juga menyukai