Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH EDUKASI SADARI TERHADAP

KETERAMPILAN SADARI PADA IBU DI DESA PANGGUNG


REJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh :
AFLAH NINDYA ADITYANINGRUM
NIM. 142012015002

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019
ii

PENGARUH EDUKASI SADARI TERHADAP


KETERAMPILAN SADARI PADA IBU DI DESA PANGGUNG
REJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2019

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


pendidikan pada Program Studi S1 Keperawatan Reguler

Oleh :

AFLAH NINDYA ADITYANINGRUM


NIM. 142012015002

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
iii

PENGARUH EDUKASI SADARI TERHADAP KETERAMPILAN


SADARI PADA IBU DI DESA PANGGUNG REJO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2019

Aflah Nindya Adityaningrum


55 Halaman + 5 tabel + 15 gambar + 4 lampiran

Abstrak
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian
nomor 1 pada wanita. Di Indonesia jumlah kasus kanker payudara sebanyak
58.256 kasus. Sementara di Pringsewu terdapat 137 kasus. Salah satu faktor yang
mengakibatkan meningkatnya angka kejadian kanker payudara ialah terbatasnya
pengetahuan tentang bahaya, dan cara deteksi dini kanker payudara. SADARI
merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara, oleh sebab itu
dibutuhkan edukasi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi SADARI terhadap
keterampilan SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo wilayah kerja puskesmas
Sukoharjo. Desain penelitian menggunakan pra-eksperimental dengan 1 kelompok
intervensi tanpa kelompok kontrol dengan sampel sebanyak 23 ibu yang diambil
menggunakan teknik random sampling. Analisa data yang akan digunakan yaitu
dengan uji paired t-test menggunakan program SPSS. Hasil analisis diperoleh ada
peningkatan keterampilan SADARI pada ibu sebelum dan sesudah edukasi
SADARI yaitu 3,17 menjadi 9,91 dengan nilai p-value 0,000 < α 0,05 yang berarti
ada pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI pada ibu di Desa
Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu
Tahun 2019. Penelitian ini hendaknya dapat meningkatkan keterampilan SADARI
pada ibu di Desa Panggung Rejo wilayah kerja puskesmas Sukoharjo,
keterampilan SADARI yang meningkat diharapkan mampu meningkatkan
kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk melakukan deteksi dini kanker
payudara dengan SADARI.
Kata kunci : Edukasi, SADARI, Keterampilan SADARI
Referensi : 40 (2011-2019)

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
iv

THE EFFECT OF EDUCATION PROGRAM ON BREAST SELF


EXAMINATION TO SKILLS BREAST SELF EXAMINATION ON
MOTHER IN THE PANGGUNG REJO VILLAGE WORK AREA
HEALTH CENTER SUKOHARJO PRINGSEWU 2019

Aflah Nindya Adityaningrum


55 Page + 5 Tables + 15 Image + 4 Attachments

Abstract
Breast cancer is one of the cancers that causes the number 1 deaths in women. In
Indonesia the number of breast cancer cases as much as 58,256 cases. There are
137 cases in Pringsewu. One of the factors that resulted in increasing the
incidence rate of breast cancer is the limited knowledge about the dangers, and the
early detection of breast cancer. Breast Self Examination (BSE) is one way to
detect early breast cancer, therefore it is necessary education about BSE as early
detection of breast cancer. The purpose of this research is to know the influence of
education BSE of the BSE skills of the mother in the Panggung Rejo village work
area Puskesmas Sukoharjo. The design of the study used pre-experimental with 1
group intervention without control group with as many as 23 mothers taken using
random sampling technique. Analysis of data to be used is with test paired T-Test
using SPSS program. Results of the analysis obtained there is an increase in BSE
skills in the mother before and after the education BSE that is 3.17 to 9.91 with
the value p-value 0.000 < α 0.05 which means there is an educational influence
BSE of the skills BSE to the mother in the Panggung Rejo village work Area
Puskesmas Sukoharjo Pringsewu 2019. This research should be able to improve
awareness skills in the mother in the Panggung Rejo village working area of
Sukoharjo, BSE skills that increased are expected to increase awareness, ability
and willingness to conduct detection Early breast cancer with BSE.

Keywords : Education, BSE, BSE Skills


Reference : 40 (2011-2019)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
v

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vi

vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Aflah Nindya Adityaningrum


NIM : 142012015002
Program Studi : S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa semua yang saya tulis dalam skripsi ini sesuai
dengan sumber-sumber aslinya dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan ilmiah. Skripsi ini merupakan hasil karya saya. Jika dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Pringsewu, 15 Juli 2019


Penulis

Aflah Nindya Adityaningrum


NIM. 142012015002

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Aflah Nindya Adityaningrum
NIM : 142012015002
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Judul : Pengaruh Edukasi SADARI Terhadap Keterampilan SADARI
Pada Ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Pengaruh Edukasi SADARI
Terhadap Keterampilan SADARI Pada Ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2019”.
Dengan pernyatan ini STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak
menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai penulis/pencipta
dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : 15 Juli 2019
Yang menyatakan,

Aflah Nindya Adityaningrum


NIM. 142012015002

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ix

MOTTO

“Jika kamu berusaha, maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan”

(Aflah Nindya Adityaningrum)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(Q.S Al-Baqarah 289)

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau selesai


(dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). dan hanya
kepada Tuhanmulah engkau berharap”

(Q.S Al-Insyirah 6-8)

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
x

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas segala nikmat dan
kemudahan yang telah diberikan, atas izin dan ridho-Nya lah segala ujian dan
kesulitan dapat saya lalui dengan lancar sehingga saya dapat mempersembahkan
karya ini untuk :

1. Kedua orang tua untuk Ayah dan Ibu yang telah memberikan semangat
dan dukungan kepada saya baik berupa moril maupun material, selalu
mendoakan untuk keberhasilan dan kemudahan saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Adikku Idlan Dziqri M yang selalu memberikan semangat, dan doa
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Nur Fadhilah, M.Kes selaku pembimbing I yang selalu sabar
membimbing dan memotivasi saya dalam penyususan skripsi ini serta
memberikan masukan yang mendukung sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Apri Sulistianingsih, M.Keb selaku pembimbing II yang selalu sabar
memberikan bimbingan, motivasi dan masukan yang mendukung sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabat dan teman kosanku (Lia, Desy, Titik, dan Meta) yang telah
memotivasi, membantu penelitian dan memberi semangat sehingga saya
dapat meyelesaikan skripsi ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan ke-7 S1 Keperawatan reguler yang
telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang sangat
saya cintai.

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Aflah Nindya Adityaningrum dilahirkan pada tanggal 26 Agustus 1997 di


Surakarta. Penulis adalah anak pertama dari Bapak Mahmudi Suhadi dan Ibu Siti
Romlah. Riwayat pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis yaitu TK
Rhaudhatul Atfal Iqra Kedondong tahun 2001-2003, SDN 5 Waylima pada tahun
2003-2009, MTs N Kedondong tahun 2009-2012, MAN 1 Pesawaran 2012-2015,
dan mahasiswi program studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Pringsewu tahun 2015 hingga saat ini.

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan
keberkahan yang tak ternilai harganya. Sehingga pada kesempatan ini saya dapat
menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh edukasi SADARI terhadap
keterampilan SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu tahun 2019”. Tujuan dari
penyusunan skripsi untuk memenuhi tugas akhir S1 Keperawatan Reguler.
Selesainya penyusunan proposal ini tidak terlepas dari dukungan dan do’a dari
berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan motivasi, nasihat dan
dukungan materil sehingga penyusun dapat menyelesaikkan skripsi ini.
2. Ibu Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Ibu Ns. Rani Ardina, M.Kep. selaku ketua prodi S1 Keperawatan .
4. Ibu Nur Fadhilah, M.Kes dan Ibu Apri Sulistianingsih, M.Keb selaku
pembimbing yang telah membimbing serta memberikan masukan yang
mendukung sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep selaku penguji III yang telah
memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu
6. Segenap dosen, staf-staf dan rekan-rekan S1 Keperawatan angkatan 2015
yang selalu memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan. Maka penulis berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun maupun bagi pembaca umumnya.

Pringsewu, 15 Juli 2019

Penulis

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................ i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ................................................. ii
ABSRAK ............................................................................................................... iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ...............................................v
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN .................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... viii
MOTTO ................................................................................................................ ix
PERSEMBAHAN ...................................................................................................x
RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................ xi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................6
D. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................7
E. Manfaat Penelitian..................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Kanker Payudara ....................................................................10
B. Konsep Sadari .....................................................................................18
C. Konsep Edukasi ...................................................................................21
D. Konsep Keterampilan ..........................................................................28
E. Kerangka Teori ....................................................................................30
F. Kerangka Konsep ................................................................................31
G. Hipotesis ..............................................................................................31

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian .................................................................................32

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xiv

B. Variabel Penelitian ..............................................................................32


C. Definisi Operasional ............................................................................33
D. Populasi dan Sampel ...........................................................................33
E. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................36
F. Etika Penelitian ...................................................................................36
G. Instrumen dan Pengumpulan Data ......................................................38
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................................40
I. Jalannya Penelitian ..............................................................................42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................................44
B. Hasil Penelitian ...................................................................................44
C. Pembahasan .........................................................................................47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..........................................................................................55
B. Saran ....................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Benjolan pada payudara .....................................................................14
Gambar 2.2 Benjolan pada ketiak (aksila) .............................................................14
Gambar 2.3 Ruam disekitar payudara ....................................................................14
Gambar 2.4 Perubahan bentuk dan ukuran payudara.............................................14
Gambar 2.5 Keluar cairan dari puting ....................................................................14
Gambar 2.6 Perubahan pada puting .......................................................................15
Gambar 2.7 Puting susu masuk kedalam ...............................................................15
Gambar 2.8 Kulit payudara berkerut ......................................................................15
Gambar 2.9 Pemeriksaan SADARI langkah 1 .......................................................19
Gambar 2.10 Pemeriksaan SADARI langkah 2 .....................................................20
Gambar 2.11 Pemeriksaan SADARI langkah 3 .....................................................20
Gambar 2.12 Pemeriksaan SADARI langkah 4 .....................................................20
Gambar 2.13 Pemeriksaan SADARI langkah 5 .....................................................21
Gambar 2.14 Pemeriksaan SADARI langkah 6 .....................................................21
Gambar 2.15 Pemeriksaan SADARI langkah 7 .....................................................21

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xvi

DAFTAR SKEMA

Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori .....................................................................................30
Skema 2.2 Kerangka Konsep .................................................................................31
Skema 3.1 One group pre-post test design ............................................................32

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xvii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 33
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ........................................................................45
Tabel 4.2 Rata-rata keterampilan SADARI sebelum mendapatkan edukasi
SADARI ...............................................................................................45
Tabel 4.3 Rata-rata keterampilan SADARI sesudah mendapatkan edukasi
SADARI ................................................................................................46
Tabel 4.4 Pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI ...............47

xvii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informasi


Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Untuk Ikut Serta dalam
Penelitian (Informed Consent)
Lampiran 3 Lembar Observasi Keterampilan SADARI pre test
Lampiran 4 Lembar Observasi Keterampilan SADARI post test
Lampiran 5 Standar Operasional Prosedur
Lampiran 6 Slide power point edukasi SADARI
Lampiran 7 Booklet SADARI
Lampiran 8 Planning Of Action (POA)
Lampiran 9 Surat Lulus uji Etik

Lampiran 10 Surat Permohonan Rekomendasi Kepada Kesbangpol Kabupaten


Pringsewu

Lampiran 11 Surat Permohonan Rekomendasi Kepada Dinas Kesehatan


Kabupaten Pringsewu

Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian Kepada Wilayah Kerja


Puskesmas Sukoharjo Pringsewu

Lampiran 13 Surat Persetujuan Penelitian dari Wilayah Kerja Puskesmas


Sukoharjo Pringsewu

Lampiran 14 Hasil Penghitungan SPSS

Lampiran 15 Lembar Konsul

xviii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular saat ini menjadi masalah kesehatan utama di

Indonesia. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan angka kejadian penyakit

tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas

2013 yaitu 41,7% meningkat menjadi 59,5% (Riskesdas, 2018). Penyakit

tidak menular juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari

orang ke orang, memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya

berkembang secara lambat. Salah satu penyakit tidak menular ialah

kanker. Kanker adalah sel-sel abnormal yang membelah tanpa kontrol dan

mampu menyerang jaringan lain (Data dan Informasi Kesehatan, 2012).

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama diseluruh dunia.

Kanker paru, kanker hati, kanker kolorektal, kanker leher rahim, dan

kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap

tahunnya (Pusat Data dan Inforasi, 2015). Kanker payudara merupakan

suatu keganasan yang berasal dari sel ataupun jaringan penunjang

payudara yang semula berfungsi norma l menjadi abnormal (Bauty,

Wahyuni & Andinawati, 2017).

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Kanker payudara merupakan penyebab pertama kasus kematian akibat

kanker, yaitu sebesar 43,3% kasus. Penderitanya ada yang baru berusia 18

tahun. Data Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menemukan 70%

pasien yang memeriksakan diri ke dokter sudah berada pada tahap stadium

lanjut. Padahal jika ditemukan di stadium awal, harapan hidupnya masih

tinggi (YKPI, 2018).

Menurut data World Health Organization (WHO) kanker merupakan

penyebab kematian nomor dua di dunia, terdapat 18,1 juta kasus kanker

baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi karena kanker. Jenis kanker

tertinggi yang terdapat di dunia yaitu kanker payudara sebanyak

40/100.000 kasus dan 17/100.000 kasus kanker leher rahim (WHO, 2018).

Penderita kanker payudara di Indonesia sebanyak 58.256 kasus, jumlah ini

mengalami peningkatan dari 0,4% pada tahun 2013 menjadi 0,9% pada

tahun 2018 (Riskesdas, 2018). Kasus kanker payudara tahun 2012-2013

yang ditemukan di Provinsi Lampung sebanyak 1.030 dan meningkat

0,7% dengan jumlah 1.148 kasus (Pusat Data dan Informasi, 2015).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu, jumlah kasus

kanker payudara yang semula 102 kasus pada tahun 2013 meningkat

menjadi 137 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu, 2018).

Penyebab kanker payudara belum dapat diketahui secara pasti, akan tetapi

terdapat faktor risiko yang diduga berhubungan dengan kejadian kanker

payudara antara lain : usia, riwayat kontrasepsi hormonal, usia menarche,

2
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3

riwayat keluarga dengan kanker payudara, usia melahirkan anak pertama

(Agnessia, Angelina & Yanti, 2015). Penyebab lain tingginya angka

kejadian kanker payudara ialah karena terbatasnya pengetahuan

masyarakat tentang bahaya dari kanker payudara, tanda-tanda dini, faktor

resiko dan cara penanggulangannya. Pemahaman yang kurang membuat

kesadaran dan kemauan masyarakat untuk mendeteksi dini kanker relatif

rendah (Yayasan Kanker Indonesia, 2012).

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kejadian kanker payudara

wanita disarankan melakukan screening atau deteksi dini. Program deteksi

dini dan tatalaksana kasus kanker payudara telah ditetapkan dalam

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 796/Menkes/SK/VII/2010 dan

dicanangkan sebagai program nasional yang dikembangkan oleh

Kementerian Kesehatan dan Female Cancer Program (FCP) (Kemenkes

RI, 2017). Deteksi dini dapat dilakukan secara mandiri untuk membantu

mendeteksi tanda-tanda kanker payudara sedini mungkin (Savitri, 2015).

SADARI dianjurkan dilakukan sesegera mungkin, dimulai saat

pertumbuhan payudara dan jaringan payudara sudah terbentuk sempurna

mulai usia 15 tahun. Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam

satu bulan dan dilakukan pada hari ke-5 dan ke-10 dari siklus menstruasi,

dengan menghitung hari pertama haid (Narsih, Rohmatin & Widayati,

2017).

3
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4

Perilaku masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara masih rendah.

Tercatat 53,7% masyarakat tidak pernah melakukan SADARI, sementara

46,3% pernah melakukan SADARI. Sampai dengan tahun 2016 sudah

dilakukan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim kepada 1.925.943

perempuan usia 30-50 tahun. Dari target program yaitu 50% hanya 5,15%

yang telah melakukan screening, yang berarti cakupan deteksi dini

payudara masih rendah. Sehingga diperlukan sosialisasi ke daerah

(Kemenkes RI, 2016).

Salah satu cara untuk menyebarluaskan informasi tentang screening atau

deteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan edukasi. Edukasi

(pendidikan kesehatan) merupakan suatu bentuk intervensi atau upaya

yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk

kesehatan. Dengan kata lain edukasi ialah mengupayakan agar perilaku

individu, kelompok, atau masyarakat mempunyai pengaruh positif

terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

Hasil penelitian Calderón et al (2016) yang dilakukan di Colombia

membuktikan bahwa setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan

tentang SADARI dapat meningkatkan pengetahuan, praktik dan

keteraturan responden melakukan SADARI. Pengetahuan dan

keterampilan SADARI pada kelompok wanita di Kurdistan sebelum

dilakukan pendidikan kesehatan rendah dan meningkat setelah dilakukan

pendidikan kesehatan. Sehingga disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan

4
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5

dapat meningkatkan diagnosis kanker payudara dan pengobatan dengan

meningkatkan kesadaran dan praktik SADARI (Ibrahim et al., 2016).

Penelitian oleh Wantini (2016) di dusun Candirejo membuktikan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan yaitu 29,27% antara pengetahuan

tentang deteksi dini kanker payudara (SADARI) sebelum dan sesudah

penyuluhan kesehatan. Sejalan dengan penelitian Husna & Handayani

(2018) membuktikan bahwa intervensi pendidikan kesehatan dapat

meningkatkan keterampilan dan perilaku SADARI responden.

Berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan dipuskesmas Sukoharjo,

didapatkan data bahwa terdapat 6 kasus kanker payudara dan 3

diantaranya berada di Desa Panggung Rejo. Data dari hasil wawancara

kepada 5 perempuan di Desa Panggung Rejo Kecamatan Sukoharjo,

didapatkan bahwa 2 orang tidak mengetahui apa itu SADARI, dan 3

orang tahu tentang SADARI namun tidak tau cara melakukan SADARI.

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian “Pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI

pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo

Kabupaten Pringsewu”.

B. Rumusan Masalah

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang menyebabkan

kematian wanita. Di Indonesia terdapat 58.256 jumlah kasus kanker

payudara. Salah satu faktor yang mengakibatkan meningkatnya jumlah

5
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6

penderita kanker payudara ialah terbatasnya pengetahuan tentang bahaya,

tanda-tanda dini, dancara deteksi dini dari kanker payudara. SADARI

merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara, oleh

sebab itu dibutuhkan edukasi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara. Sejalan dengan penelitian Calderón et al (2016) yang

membuktikan bahwa setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan

tentang SADARI dapat meningkatkan pengetahuan, praktik dan

keteraturan responden melakukan SADARI. Berdasarkan data diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh

edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI pada ibu di Desa

Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan

SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas

Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik responden ibu berdasarkan usia,

pendidikan, pekerjaan di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

6
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7

b. Diketahuinya rata-rata keterampilan SADARI responden sebelum

mendapatkan edukasi SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo

Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

c. Diketahuinya rata-rata keterampilan SADARI responden sesudah

mendapatkan edukasi SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo

Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

d. Diketahuinya pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan

SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah metode pra-

eksperimen dengan desain penilitian one group pre-post test design.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

7
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah keterampilan SADARI ibu di Desa

Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu.

5. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2019.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pustaka dan

dapat meningkatkan pengetahuan mengenai edukasi terhadap

keterampilan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan dengan adanya penelitian ini

masyarakat mampu mengimplementasikan keterampilan SADARI

sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini kanker payudara.

b. Bagi puskesmas

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak puskesmas

sukoharjo mampu berperan aktif dalam memberikan pendidikan

kesehatan tentang deteksi dini kanker payudara dan memberikan

tindak lanjut untuk program pelaksanaan SADARI sebagai deteksi

dini kanker payudara.

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

c. Bagi institusi

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi dan bahan bacaan mahasiswa/i di perpustakaan STIKes

Muhammadiyah Pringsewu dan dapat berperan aktif dalam

memberikan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker

payudara.

d. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai tambahan ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah

wawasan dan dapat dijadikan sebagai perbandingan agar dapat

meneliti dengan variabel yang berbeda selanjutnya.

9
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kanker Payudara

1. Definisi Kanker Payudara

a. Kanker payudara adalah terbentuknya sel kanker sebagai akibat

terjadinya penyimpangan yang menyebabkan pembelahan sel

menjadi berlebihan dan tidak terkendali. Sel kanker ini dapat

menyebar melalui aliran darah keseluruh tubuh (Pamungkas, 2011).

b. Kanker payudara disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel

tubuh secara tidak teratur dari jaringan payudara yang

mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan

maturasi sel sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan

dan menyerang jaringan yang sehat lainnya (Utami, 2012).

2. Etiologi

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti akan tetapi

terdapat faktor risiko yang diduga berhubungan dengan kejadian

kanker payudara, yaitu :

a. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dihindari

1) Usia

Semakin tua usia seorang wanita, semakin tinggi risiko ia

menderita kanker payudara (Savitri, 2015). Peneletian yang

dilakukan oleh Sukmayenti & Sari (2019) membuktikan bahwa

10
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11

wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai

kemungkinan risiko terkena kanker payudara, risiko ini akan

bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause.

2) Riwayat kanker payudara dari keluarga

Wanita yang memiliki one degree relatives (keturunan

diatasnya) yang menderita/pernah menderita kanker payudara

memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi. Sekitar 5-10%

kasus kanker payudara merupakan hasil langsung dari kelainan

gen (mutasi gen) yang diturunkan. Gen yang dapat bermutasi

ialah gen BRCA1 & BRCA2. Pada sel normal, gen ini

membantu mencegah kanker dengan cara memproduksi protein

yang menjaga agar sel tidak tumbuh abnormal. Jika seseorang

mewarisi gen yang bermutasi dari orang tuanya, ia berisiko

tinggi menderita kanker payudara (Pamungkas, 2011). Secara

keseluruhan 20-30% wanita penderita kanker payudara

mempunyai anggota keluarga yang menderita kanker payudara

(Nasution, Asfriyati & Siregar, 2018).

3) Usia Menarche

Wanita yang mengalami menstruasi dini (menarche) diusia

yang sangat muda atau memasuki masa menopause lebih

lambat dari umumnya memiliki risiko menderita kanker

payudara lebih tinggi. Hal ini dikarnakan telah lama terpapar

hormone estrogen (Savitri, 2015). Penelitian Sukmayenti &

11
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12

Sari (2019) bahwa wanita yang pertama kali mengalami haid

lebih awal (sebelum 12 tahun) berisiko mempunyai

kecenderungan terkena kanker payudara, karena semakin cepat

seorang wanita mengalami pubertas maka semakin panjang

waktu terpaparnya jaringan payudaranya oleh unsur-unsur

berbahaya yang menyebabkan kanker seperti estrogen.

b. Faktor Risiko Yang Dapat Dihindari

1) Kontrasepsi Hormonal

Pemakaian kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu yang

lama dapat menyebabkan peningkatan paparan hormon

estrogen dalam tubuh. Adanya peningkatan estrogen tersebut

memicu pertumbuhan sel secara tidak normal pada payudara

(Savitri, 2015). Penelitian oleh Nasution, Asfriyati & Siregar

(2018) menemukan bahwa wanita yang memakai kontrasepsi

hormonal ≥5 tahun berisiko lebih besar menderita kanker

payudara dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakan

dan memakai kontrasepsi hormonal <5 tahun.

2) Obesitas

Wanita yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas

setelah memasuki masa menopause memiliki risiko lebih tinggi

terkena kanker payudara karena memiliki tingkat estrogen yang

jauh lebih tinggi (Savitri, 2015). Sejalan dengan penelitian

Agnessia, Angelina & Yanti (2015) obesitas mempunyai efek

12
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13

perangsang pada perkembangan kanker payudara. Estrogen

disimpan dalam jaringan adiposa (jaringan lemak). Estrogen ini

menyebabkan pengendapan lemak dalam kelenjar payudara.

Makin banyak jaringan adiposa, maka makin banyak estrogen

yang mengikat sel-sel kanker.

3) Usia Melahirkan Anak Pertama

Wanita yang memiliki anak pertama diusia 30 tahun keatas

memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara, risiko ini

meningkat 3% setiap bertambah usia (Pamungkas, 2011). Hal

ini disebabkan karena saat seorang ibu mengalami kehamilan

hormon progesteron akan menekan pertumbuhan hormon

estrogen sehingga akan mengurangi pengaruh hormon estrogen

terhadap proliferasi jaringan payudara. Pada usia >30 tahun

hormon estrogen mengalami pertumbuhan yang sangat

produktif, sehingga dikhawatirkan pada saat wanita belum

mengalami kehamilan ataupun melahirkan di usia >30 maka

keterpaparan hormon esterogen semakin berlebih dan dapat

meningkatkan risiko kanker payudara (Agnessia, Angelina &

Yanti, 2015).

3. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda awal kanker payudara tidak sama pada setiap wanita.

Tanda yang paling umum terjadinya adalah perubahan bentuk

13
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
14

payudara dan puting. Beberapa gejala kanker payudara yang dapat

terasa dan terlihat cukup jelas ialah :

a. Munculnya benjolan pada payudara

Gambar 2.1 Benjolan pada payudara

b. Munculnya benjolan di ketiak (aksila)

Gambar 2.2 Benjolan pada ketiak (aksila)

c. Terdapat ruam disekitar payudara

Gambar 2.3 Ruam disekitar payudara

d. Perubahan bentuk dan ukuran payudara

Gambar 2.4 Perubahan bentuk dan ukuran payudara

e. Keluarnya cairan dari puting (nipple discharge) selain ASI

Gambar 2.5 Keluar cairan dari puting

14
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
15

f. Perubahan pada puting susu

Gambar 2.6 Perubahan pada puting

g. Puting susu masuk kedalam

Gambar 2.7 Puting susu masuk kedalam

h. Kulit payudara berkerut (muncul kerutan atau menjadi kasar seperti

kulit jeruk)

Gambar 2.8 Kulit payudara berkerut


Pada stadium lanjut bisa timbul tanda-tanda kanker telah menyebar ke

bagian lain, seperti nyeri tulang, mual, kehilangan nafsu makan,

penurunan berat badan, sesak nafas, atau penglihatan ganda (Savitri,

2015).

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri atau dalam bahasa medis disebut

dengan Breast Self Exam (BSE) ialah pemeriksaan yang dilakukan

dengan cara memperhatikan perubahan pada payudara oleh diri

sendiri. Deteksi dini merupakan langkah awal untuk mengetahui

15
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
16

secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara (Astutik,

2017).

b. Pemeriksaan Mammografi

Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X

yang dapat memvisualisasikan struktur internal payudara dan

kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu

mikrokalsifikasi. Perubahan yang dapat dilihat dari mammografi

adalah mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam

jaringan payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil putih

disekitar payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai sebagai tanda

kanker adalah titik-titik yang sangat kecil, dan berkumpul dalam

suatu kelompok (cluser) (Pamungkas, 2011).

c. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Ultrasonografi (USG)

MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan magnet dan

gelombang radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh (Savitri,

2015). USG payudara adalah pemeriksaan payudara yang

dilakukan berdasarkan pemantulan gelombang suara. USG hanya

dapat membedakan benjolan berupa lesi/tumor padat atau kista

(Lestari, Ulfiana & Suparmi, 2013).

d. Biopsi

Biopsi merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil

sampel jaringan. Pemeriksaan ini meliputi pengambilan sampel sel-

16
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
17

sel payudara dan inti jaringan untuk diuji dan diketahui apakah sel-

sel tersebut bersifat kanker (Pamungkas, 2011).

5. Penatalaksanaan

a. Pembedahan

Pembedahan pada kanker payudara, yaitu:

1) Operasi yang hanya mengangkat tumor untuk menyelamatkan

payudara, dimana secara keseluruhan payudara tidak diangkat.

Operasi ini meliputi pengangkatan tumor beserta sedikit

jaringan disekitar sampai mastektomi parsial atau

pengangkatan seperempat bagian payudara (quadrantectomy).

2) Operasi yang mengangkat payudara secara menyeluruh

(mastektomi), proses ini adalah pengangkatan seluruh jaringan

payudara, termasuk puting (Savitri, 2015).

b. Kemoterapi

Kemoterapi biasanya menggunakan obat-obatan antikanker.

Kemoterapi umumnya terdapat dua jenis, yaitu kemoterapi yang

biasanya diterapkan setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel

kanker dan kemoterapi sebelum operasi yang digunakan untuk

mengecilkan sel kanker. Hal ini dilakukan untuk mencegah atau

memperlambat pertumbuhan sel kanker (Andrews, 2014).

17
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
18

c. Radioterapi

Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-

sel kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya

diberikan sekitar satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar

kondisi tubuh dapat pulih terlebih dahulu (Andrews, 2014).

B. Konsep SADARI

1. Definisi SADARI

a) SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan

pada hari ke-5 dan ke-10 dari siklus menstruasi, dengan

menghitung hari pertama haid. Wanita pasca menopause

dianjurkan untuk memeriksa payudaranya setiap bulan untuk

meningkatkan rutinitas SADARI (Permenkes, 2015).

b) SADARI merupakan langkah awal untuk mengetahui secara dini

adanya tumor atau benjolan pada payudara (Astutik, 2017).

2. Tujuan

SADARI bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya perubahan

yang abnormal pada payudara serta untuk mendeteksi kanker

payudara secara dini (Astutik, 2017).

3. Waktu Pelaksanaan

SADARI dapat dilakukan setiap bulan pada wanita mulai dari usia 20

tahun atau lebih, yaitu 5-7 hari setelah menstruasi selesai. Yakni pada

saat payudara tidak dalam keadaan mengeras, membesar, atau nyeri

18
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
19

lagi (Savitri, 2015). SADARI dianjurkan dilakukan sedini mungkin

secara intensif pada wanita usia subur (WUS), sesegera mungkin

dimulai saat pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas dan

jaringan payudara sudah terbentuk sempurna. Wanita sebaiknya

melakukan SADARI sekali dalam satu bulan dan dilakukan pada hari

ke-5 dan ke-10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari

pertama haid. Satelah menopause SADARI sebaiknya dilakukan pada

tanggal yang sama setiap bulan sebagai aktifitas rutin dalam kehidupan

wanita tersebut (Narsih, Rohmatin & Widayati, 2017).

4. Prosedur melakukan SADARI

Prosedur melakukan SADARI menurut Potter & Perry (2012), yaitu :

Tabel 2.1 Prosedur melakukan SADARI


No Prosedur Melakukan SADARI Gambar

1 Berdiri tegak didepan cermin.


Perhatikan dengan teliti payudara
dengan kedua lengan lurus ke
bawah disamping badan. Perhatikan
bila ada benjolan atau perubahan
bentuk dan ukuran pada payudara
(payudara kanan dan kiri secara
normal tidak persis sama), bentuk
puting dan warna kulit. Perubahan
yang perlu diwaspadai adalah jika
payudara berkerut, cekung ke Gambar 2.9 Pemeriksaan
dalam, atau menonjol ke depan SADARI langkah 1
karena benjolan. Puting yang
berubah posisi di mana seharusnya
menonjol keluar, malahan tertarik
ke dalam, dengan warna memerah,
kasar, dan terasa sakit.

2 Angkatlah kedua lengan ke atas

19
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
20

sampai kedua lengan berada di


belakang kepala. Perhatikan bila
ada benjolan atau perubahan bentuk
dan ukuran pada payudara
(payudara kanan dan kiri secara
normal tidak persis sama), bentuk
puting dan warna kulit. Perubahan
yang perlu diwaspadai adalah jika
payudara berkerut, cekung ke
dalam, atau menonjol ke depan
karena benjolan. Puting yang
berubah posisi di mana seharusnya
menonjol keluar, malahan tertarik
ke dalam, dengan warna memerah, Gambar 2.10 Pemeriksaan
kasar, dan terasa sakit. SADARI langkah 2

3 Tekanlah kedua tangan kuat-kuat


pada pinggul dan gerakan kedua
lengan dan siku ke depan sambil
mengangkat bahu. Cara ini akan
menegangkan otot-otot dada dan
perubahan-perubahan seperti
cekungan (dekok) dan benjolan
akan lebih terlihat.

Gambar 2.11 Pemeriksaan


SADARI langkah 3

4 Angkat lengan kanan. Rabalah


payudara kiri dengan tiga ujung
tengah lengan kanan yang di
rapatkan. Perabaan dapat dilakukan
dengan cara:

a. Gerakan memutar dengan


tekanan lembut tetapi mantap,
dimulai dari bagian atas Gambar 2.12 Pemeriksaan
payudara, buat putaran yang SADARI langkah 4
besar. Bergeraklah sekeliling
payudara sampai ke puting
payudara dengan
memperhatikan benjolan.
Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali
dengan tekanan ringan dan

20
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
21

sekali dengan tekanan kuat.


Jangan lupa periksa bagian
bawah areola mammae.
Tekanan payudara memutar
searah jarum jam dimulai dari
posisi jam 12.00 pada bagian
puting susu.
b. Gerakan memeriksa dari atas ke
bawah dan sebaliknya

Gambar 2.13 Pemeriksaan


SADARI langkah 5

c. Memeriksa seluruh bagian


payudara dengan cara vertikal,
dari tulang selangka dibagian
atas ke bra-line di bagian
bawah, dan garis tengah antara
kedua payudara ke garis tengah
bagian ketiak. Gerakkan tangan
perlahan-lahan ke bawah bra
line dengan putaran ringan dan Gambar 2.14 Pemeriksaan
tekan kuat di setiap tempat. Di SADARI langkah 6
bagian bawah bra line, bergerak
kurang lebih 2 cm kekiri dan
terus ke arah atas menuju tulang
selangka dengan memutar dan
menekan.
5 Dengan lembut pijit pelan-pelan
daerah sekitar puting kedua
payudara dan amatilah apakah
keluar cairan yang tidak normal.

Gambar 2.15 Pemeriksaan


SADARI langkah 7

21
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
22

C. Konsep Edukasi

1. Definisi Edukasi

a. Edukasi atau pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi

atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut

kondusif untuk kesehatan, mengupayakan agar perilaku individu,

kelompok, atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

b. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman masyarakat tentang kebiasaan deteksi dini dan

perilaku hidup sehat, sehingga dengan diteksi dini kanker payudara

dapat ditemukan, serta kemungkinan untuk sembuh lebih besar.

Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri

bersifat menginformasikan tentang cara deteksi dini kanker

payudara (Handayani & Sudarmiati, 2012).

2. Tujuan Edukasi

a. Menjadikan individu mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai hidup sehat. Mendorong

pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan

kesehatan yang ada. Mengunggah kesadaran, memberikan atau

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun

masyarakatnya (Notoatmodjo, 2014).

22
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
23

b. Upaya pencegahan primer dan sekunder pada kanker payudara

yang memiliki peran dalam meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat dalam mendeteksi secara dini kanker

payudara dengan cara melakukan SADARI (Ayu & Rilyani, 2016).

3. Ruang Lingkup Edukasi Kesehatan

a. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

1) Aspek Promotif

Sasaran pada aspek promotif ialah kelompok orang sehat yang

bertujuan agar kelompok ini tetap sehat, atau lebih meningkat.

2) Aspek Pencegahan dan Penyembuhan

a) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)

Pada aspek ini yang menjadi sasaran ialah kelompok

masyarakat yang berisiko tinggi yang bertujuan agar tidak

jatuh sakit atau terkena penyakit.

b) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)

Sasaran pada aspek ini adalah penderita penyakit kronis

yang bertujuan agar penderita mampu mencegah

penyakitnya menjadi lebih parah.

c) Pencegahan tinggkat tiga (tertiary prevention)

Sasaran pada aspek ini adalah kelompok penderita yang

baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit.

b. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkatan Pelayanan

1) Promosi Kesehatan (Health promotion)

23
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
24

2) Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and

prompt treatment)

3) Rehabilitasi (Rehabilitation)
(Notoatmodjo, 2014).

c. Meningkatkan Keterampilan Individu (increase individual skills)

Peningkatan keterampilan anggota masyarakat atau individu sangat

penting untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

masyarakat memelihara serta meningkatkan kualitas kesehatan

(Maulana, 2014).

4. Metode Edukasi Kesehatan

Metode edukasi merupakan suatu faktor yang mempengaruhi

tercapainya suatu hasil secara optimal. Metode edukasi menurut

Notoatmodjo (2014) antara lain :

a. Metode Pendidikan Individual (perorangan)

Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau

seseorang. Bentuk pendekatan ini antara lain :

1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)

2) Wawancara (interview)

b. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode ini, peneliti harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.

1) Kelompok Besar

Kelompok besar adalah apabila peserta lebih dari 15 orang.

24
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
25

a) Ceramah

Metode ini diperuntukan untuk kelompok besar, baik untuk

sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar

dengan pendidikan menengah ke atas.

2) Kelompok Kecil

Apabila peserta dalam kegiatan kurang dari 15 orang.

a) Diskusi kelompok

Metode ini digunakan agar anggota kelompok dapat bebas

berpatisipasi dalam diskusi.

b) Curah Pendapat

Dalam metode ini peserta diberikan suatu masalah dan

peserta kemudian memberikan tanggapannya.

c) Memainkan peran (role playing)

Beberapa anggota kelompok memainkan suatu peran,

kemudian mereka memperagakan.

c. Metode Pendidikan Massa

Metode pendekatan ini bersifat umum, dalam arti tidak

membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status

sosial ekonomi, tingkat pendidikan sehingga pesan-pesan

kesehatan yang ingin disampaikan harus dirancang sedemikian

rupa sehingga dapat ditangkap.

25
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
26

5. Media atau Alat Peraga

Media pendidikan kesehatan disebut juga sebagai alat peraga karena

berfungsi membantu dan menerapkan sesuatu dalam proses pendidikan

(Maulana, 2014). Alat peraga atau alat bantu pendidikan merupakan

alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan,

materi atau pesan kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

a. Manfaat alat peraga

1) Menimbulkan minat sasaran.

2) Memudahkan penyampaian informasi.

3) Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran.

4) Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami, dan

mendapat pengertian yang lebih baik.

5) Merangsang sasaran untuk meneruskan informasi oleh sasaran.

b. Macam alat bantu atau media

Semakin banyak pancaindra yang digunakan, semakin banyak dan

semakin jelas pula informasi yang diperoleh. Menurut Edgar Dale

(1964), alat peraga yang memiliki tingkat intensitas paling tinggi

adalah benda asli, demontrasi, rekaman, tulisan dan yang paling

rendah adalah kata-kata. Hal ini dikarenakan penyampaian materi

hanya dengan kata-kata saja kurang efektif, namun akan lebih

efektif dan efisien bila menggunakan lebih dari satu alat peraga

atau gabungan beberapa media yang digambarkan dalam kerucut

26
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
27

Edgar Dale (Maulana, 2014). Macam-macam alat bantu atau media

adalah :

1) Alat bantu lihat (visual aids)

Alat bantu lihat ialah alat yang membantu menstimulasi indra

penglihatan pada waktu menerima pesan. Indra yang paling

banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata,

kurang lebih 75-87%. Sedangkan 13-25% lainnya tersalur

melalui indra yang lain. Hal ini berarti bahwa alat bantu visual

lebih mempermudah penyampaian dan penerimaan informasi

kesehatan (Maulana, 2014).

a) Alat yang diproyeksikan

Alat bantu yang diproyeksikan ialah : slide, overhead

projector, dan film strip. Penelitian Khoiron, Sulastri &

Suryandari (2014) membuktikan bahwa nilai rata-rata

pretest pengetahuan dengan menggunakan media slide

power point sebesar 12,36 nilai rata-rata post test naik

menjadi 16,21, sehingga terjadi kenaikan sebesar 3,85.

b) Alat yang tidak diproyeksikan

Yang termasuk alat bantu yang tidak diproyeksikan ialah :

gambar, peta, dan bagan (Maulana, 2014)

2) Alat bantu dengar (audio aids)

Alat bantu dengar dapat membantu menstimulasi indra

pendengar pada saat dilakukan proses penyampaian informasi.

27
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28

Menurut penelitian Wibowo & Suryani (2013) mendengar akan

mengingat 20% dari yang didengar.

3) Alat bantu dengar dan lihat (audio visual aids)

Media audio visual dianggap lebih baik dan lebih menarik,

sebab mengandung kedua unsur, yaitu didengar dan dilihat.

Seseorang mengingat hanya 20% dari apa yang mereka dengar,

30% dari apa yang mereka lihat, dan 70% dari apa yang

didengar dan dilihat (Shorea, Agrina & Woferst, 2012).

4) Media Cetak

Media cetak ialah alat untuk menyampaikan informasi atau

pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan, kalimat, maupun

gambar atau kombinasi dari keduanya. Media cetak antara lain:

Booklet, leaflet, flyer, flip chart dan poster (Notoatmodjo,

2014). Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun

gambar. Dalam penelitian Agustin, Irdawati & Zulaicha (2014)

terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan antara sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media booklet

tentang karies gigi yaitu sebesar 16,70 menjadi 20,80.

28
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
29

D. Konsep Keterampilan

1. Definisi Keterampilan

Keterampilan kesehatan ialah ketika seseorang telah mengetahui objek

kesehatan kemudian melakukan penilaian atau pendapat terhadap yang

diketahui dan diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikan apa

yang diketahuinya (Notoatmodjo, 2014).

2. Tingkatan Keterampilan

Menurut Notoatmodjo (2014) tingkatan keterampilan dapat dibedakan

menjadi 3 tingkat yaitu :

a. Respon Terpimpin (quided response)

Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai

dengan yang dicontohkan.

b. Mekanisme (mechanism)

Melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah

menjadi kebiasaan.

c. Adopsi (adoption)

Suatu praktik atau tindakan yang sudah dilakukan dengan baik.

3. Faktor yang Mempengaruhi

Menurut Notoatmodjo (2014) yang mempengaruhi keterampilan ialah :

a. Pengetahuan

Merupakan hasil “tahu”, hal ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

29
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
30

b. Usia

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu hal yang memperkuat kemampuan

seseorang dalam melakukan sebuah tindakan (keterampilan).

E. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan

yang akan teliti, yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel

yang akan diteliti (diamati) agar peneliti dapat mengidentifikasi masalah

yang diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan sebagai dasar untuk

mengembangkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2018).

Skema 2.1 Kerangka Teori


Faktor Resiko Kanker Payudara
1. Faktor resiko yang tidak
dapat dihindari
a. Usia
b. Riwayat kanker Penatalaksanaan :
payudara dari keluarga
c. Usia Menarche 1. Operasi
2. Faktor resiko yang dapat Kanker Kanker
dihindari Payudara Payudara
a. Kontrasepsi hormonal (Mastektomi)
b. Obesitas 2. Kemoterapi
c. Usia melahirkan anak 3. Radioterapi
pertama

Deteksi dini

- SADARI Meningkatkan
Edukasi - Mammografi Keterampilan
- USG dan MRI Sadari
- Biopsi

30
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
31

Sumber : (Andrews, 2014; Astutik, 2017; Notoatmodjo, 2014; Pamungkas,


2011; Savitri, 2015).

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan kerangka teori diatas maka

kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Skema 2.2 Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT

Keterampilan Pemberian edukasi Keterampilan


SADARI sebelum SADARI SADARI setelah
diberikan edukasi diberikan edukasi

G. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2018).

Berdasarkan kerangka konsep, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI

pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas

Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

31
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
32

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan metode pra-eksperimen, dengan

menggunakan rancangan one group pre-post test design yaitu penelitian

yang mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dan setelah

dilakukan intervensi (Nursalam, 2013).

Skema 3.1
One group pre-post test design
R 01 X1 02

Keterangan :
R : Responden
01 : Pre test sebelum perlakuan
02 : Post test sesudah perlakuan
X1 : Intervensi pada kelompok perlakuan

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2018). Adapun variabel independen

dalam penelitian ini yaitu edukasi SADARI dan variabel dependen yaitu

keterampilan SADARI.

32
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang akan

diteliti, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

Definisi operasional juga diperlukan agar pengukuran variabel atau

pengumpulan data (variabel) konsisten antara sumber data (responden)

satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2018).

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil Skala
operasional Ukur Ukur Ukur
1 Edukasi Edukasi Memberik SOP - -
SADARI SADARI an edukasi
adalah suatu edukasi SADARI
intervensi atau SADARI
upaya sesuai
memberikan dengan
informasi SOP
tentang
SADARI
meliputi
tujuan, waktu
dan langkah
melakukan
SADARI
2 Keterampi Kemampuan Menilai Lembar Nilai skor Rasio
lan psikomotor keterampi Observasi keterampi
SADARI yang dimiliki lan lan
responden SADARI sebelum
tentang teknik responden edukasi
melakukan di dan
SADARI phantom sesudah
payudara edukasi

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek peneletian atau objek

yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini

33
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
34

ialah ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo

yang berusia 30-50 tahun dan berjumlah 187 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah objek yang akan diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Dharma, 2011). Pada penelitian ini jumlah

sampel yang akan digunakan menggunakan rumus uji hipotesis dua

mean dependen :
2
2σ2 (Z1−α/2 + Z1−β )
𝑛=
(𝜇1 − 𝜇2)2

Keterangan :
N : Besar perkiraan sampel
σ2 : Estimasi varian kedua kelompok berdasarkan literatur
yang dihitung dengan rumus : 1⁄2 (𝜇1 2 + 𝜇2 2 )
Z1−α/2 : Derajat kemaknaan
Z1−β : Kekuatan uji
𝜇1 : Nilai mean sebelum didapat dari literatur
𝜇2 : Nilai mean sesudah didapat dari peneliti

Pada penelitian yang dilakukan Bauty, Wahyuni & Andinawati(2017)

didapatkan mean pada kelompok sebelum intervensi 30,0 dan

kelompok sesudah intervensi 86,7 dengan standar deviasi sebesar

4208,44. Uji hipotesis menggunakan derajat kemaknaan 5% (Z1−α/2 )

sebesar 1,96 dengan kekuatan uji 80% (Z1−β ) sebesar 0,84. Maka

besar sampel minimal yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :

34
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35

2(4208,44)(1,96 x 0,84)2
𝑛=
(30,0 − 86,7)2
(8.416,88)(7,84)
=
3.214,89
65.988,33
=
3.214,89
= 20,51 dibulatkan menjadi 21

Berdasarkan rumus diatas, dapat diketahui bahwa jumlah sampel

minimum yang akan diteliti adalah sebesar 21 orang. Untuk

mengantisipasi terjadinya drop out responden, diberikan 10% dari

jumlah sampel. Jadi jumlah sampel 23 responden.

Adapun terdapat dua kriteria yang digunakan dalam pengambilan

sampel yaitu :

a) Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Ibu berusia 30-50 tahun yang bertempat tinggal di RT/RW

02/01 di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas

Sukoharjo

b) Kriteria Ekslusi

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Ibu berumur dibawah 30 tahun dan diatas 50 tahun

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random

sampling yaitu pemilihan sampel dengan cara menyeleksi setiap

elemen secara acak (Nursalam, 2013).

35
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
36

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019.

F. Etika Penelitian

Etika penelitian ialah perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta

sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo,

2018). Beberapa prinsip etika dalam penelitian meliputi :

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Peneliti menberikan informasi secara lengkap kepada responden

tentang manfaat dan jalannya penelitian, kemudian peneliti

memberikan lembar persetujuan menjadi responden sebagai bentuk

perlindungan terhadap subjek penelitian dan menghargai hak-hak

responden.

2. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self detemination)

Pada penelitian ini peneliti memberikan surat persetujuan untuk

menjadi responden. Memberikan kesempatan kepada responden untuk

dapat memilih untuk ikut atau tidak ikut, jika responden bersedia

mengikuti penelitian maka responden akan menandatangani informed

consent.

36
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
37

3. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang di berikan (right to

full dislose)

Peneliti memberikan penjelasan secara rinci kepada responden tentang

jalannya penelitian dan peneliti bertangung jawab jika terjadi sesuatu

kepada responden setelah diberikannya intervensi edukasi SADARI.

4. Kerahasian (confidentality)

Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa data yang didapat akan

dijaga kerahasiaan, baik identitas atau jawaban yang diberikan.

5. Privasi (privacy)

Peneliti menjaga informasi responden, dengan cara identitas responden

diganti dengan inisial dan responden berhak mengetahui kepada siapa

saja data tersebut disebar luaskan.

6. Keadilan (justice)

Dalam hal ini peneliti memperlakukan responden secara adil tanpa

membedakan antar responden satu dengan yang lain.

7. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Penelitian yang dilakukan bermanfaat untuk responden karena dapat

meningkatkan pengetahuan serta keterampilan responden dan

penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi responden, karena

pada penelitian ini tidak dilakukan prosedur yang berbahaya.

37
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
38

8. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for humandignity)

Dalam penelitian ini peneliti memberikan informasi kepada responden

tentang jalannya penelitian. Responden dapat menerima atau menolak

untuk menjadi responden.

G. Instrumen dan Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018).

a. Lembar observasi

Peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai secara

langsung keterampilan SADARI responden yang terdiri dari cara

melakukan SADARI. Peneliti mengobservasi dengan memberikan

penilaian secara checklist pada kolom yang tersedia yaitu: (YA)

jika langkah tersebut dilakukan oleh responden dan (TIDAK) jika

langkah tersebut tidak dilakukan oleh responden pada lembar

observasi.

b. Instrumen edukasi

1) Slide

Media slide tergolong dalam kelompok gambar diam, tetapi

termasuk media pandang dengar. Slide edukasi SADARI berisi

tentang pengertian kanker payudara, tanda dan gejala kanker

payudara, pengertian SADARI, tujuan SADARI, waktu

pelaksanaan SADARI dan langkah-langkah SADARI.

38
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
39

2) Demontrasi SADARI

Peneliti akan mendemontrasikan langkah-langkah SADARI

dengan phantom mammae/Payudara.

3) Booklet

Booklet yaitu alat bantu yang dipakai untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan

maupun gambar. Pada penelitian ini booklet berisi tanda dan

gejala kanker dan langkah-langkah, tujuan, dan waktu

pelaksanaan SADARI.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2013). Adapun proses dalam pengumpulan data

dengan cara dibawah ini, yaitu :

a. Metode Edukasi

Sebelum memberikan edukasi SADARI peneliti akan memberikan

penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian, kemudian

peneliti menentukan responden dan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Setelah itu ibu yang bersedia

menjadi responden penelitian dikumpulkan dalam 1 ruangan.

Sebelum diberikan edukasi SADARI, akan dilakukan pengukuran

keterampilan SADARI (pre test) pada phantom di depan cermin.

Kemudian dilanjutkan dengan metode ceramah dan demontrasi

39
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
40

langkah-langkah pemeriksaan SADARI. Selanjutnya dilakukan

kembali pengukuran keterampilan SADARI (post test) pada ibu

dengan melakukan langkah-langkah SADARI pada phantom di

depan cermin.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan cara penggumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian. Peneliti

mengobservasi keterampilan SADARI responden pre test dan post

test edukasi dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri

dari langkah-langkah SADARI.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2018) pengolahan data terbagi atas :

a. Editing

Hasil lembar observasi yang diperoleh dilakukan penyuntingan

(editing). Peneliti melakukan pengecekan kembali apakah data

sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Jika masih ada data

yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang,

maka lembar observasi tersebut dikeluarkan (droup out).

b. Coding

Peneliti tidakmelakukan pengkodingan karena menggunakan skala

data rasio.

40
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
41

c. Memasukan Data (Data entry)

Jika semua data sudah terisi dengan benar, selanjutnya data

dimasukan ke program komputer.

d. Cleaning Data dan Missing data

Apabila semua data responden telah dimasukan, dilakukan kembali

pengecekan untuk melihat antara data pada lembar observasi yang

telah terisi dengan entry yang telah dilakukan.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2018). Karakteristik responden pada penelitian ini

yaitu umur, pendidikan, dan pekerjaan ibu di Desa Panggung Rejo

Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

Sedangkan keterampilan SADARI pre test dan post test dianalisis

dengan menggunakan ukuran tengah (mean) pada ibu di Desa

Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu.

b. Analisa Bivariat

Penelitian menggunakan uji paired t-test, karena peneliti ingin

mengetahui beda mean antara keterampilan SADARI sebelum dan

sesudah dilakukan edukasi SADARI pada ibu di Desa Panggung

Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

41
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
42

I. Jalannya Penelitian

1. Langkah Persiapan

a. Mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian pada

institusi pendidikan program studi S1 Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Pringsewu.

b. Mendapatkan surat balasan permohonan izin dari tempat penelitian

di Wilayah Kerja puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.

c. Peneliti melakukan penyusunan proposal dan melakukan

bimbingan BAB I, II, dan III.

d. Melakukan presentasi seminar proposal.

e. Peneliti mengajukan uji etik dan dinyatakan lulus uji etik.

2. Langkah Pelaksanaan

a. Memberikan penjelasan bahwa peneliti akan melakukan penelitian

di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

b. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan meminta kepada

Ibu yang berusia 30-50 orang untuk bersedia menjadi responden

penelitian.

c. Setelah responden setuju untuk mengikuti penelitian, peneliti

melakukan kontrak waktu kepada responden untuk dilakukan

edukasi SADARI dan melakukan kontrak tempat dengan ibu RT

untuk melakukan kegiatan penelitian.

d. Kemudian di hari yang sudah di kontrakkan peneliti melakukan

pengumpulan data pre test keterampilan SADARI ibu pada

42
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
43

phantom di depan cermin menggunakan lembar observasi yang

dibantu oleh enumerator.

e. Setelah itu peneliti melakukan edukasi SADARI dengan metode

ceramah menggunakan media slide dan booklet yang dilanjutkan

mendemontrasikan langkah-langkah SADARI dengan phantom

payudara di depan cermin.

f. Melakukan pengukuran post test keterampilan SADARI ibu

menggunakan phantom payudara di depan cermin dengan lembar

observasi yang sama yang dibantu oleh enumerator.

g. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan dan

analisis data yang hasilnya dituangkan dalam pembahasan.

43
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo yang berada di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu. Puskesmas Sukoharjo terletak di jalan Jl. Kesehatan Sukoharjo

III Kec. Sukoharjo Kab. Pringsewu. Puskesmas Sukoharjo memiliki 16

wilayah kerja. Desa Panggung Rejo merupakan salah satu desa yang

terletak di wilayah kerja puskesmas Sukoharjo yang berjarak 5 km2 dari

Puskesmas Sukoharjo, terdiri dari 4 dusun dan 13 RT. Pekon Panggung

Rejo memiliki luas wilayah 450 Hektar dengan jumlah penduduk 2,193

jiwa.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Pada penelitan ini analisa univariat dilakukan untuk mengetahui

distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, pendidikan dan

pekerjaan responden dan rata-rata keterampilan SADARI sebelum dan

sesudah edukasi SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah

Kerja Puskesmas Sukoharjo Tahun 2019. Analisis univariat disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut :

44
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
45

a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Usia, Pendidikan, dan
Pekerjaan di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo Tahun 2019

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Pendidikan
- Tidak Sekolah 2 9
- SD 8 35
- SMP 10 43
- SMA 3 13

Pekerjaan
- IRT 17 74
- Buruh 5 22
- Wiraswasta 1 4

Usia
- 30-40 11 48
- 41-50 12 52

Total 23 100

Tabel 4.1 menginformasikan bahwa lebih dari sebagian besar

responden dengan tingkat pendidikan SMP (43%), lebih dari

sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (74%),

dan sebagian besar berusia 41-50 tahun (52%).

b. Keterampilan SADARI sebelum edukasi SADARI

Tabel 4.2
Rata-rata keterampilan SADARI sebelum mendapatkan edukasi
SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu 2019

Keterampilan Mean SD Min Max CI


SADARI

45
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
46

Sebelum dilakukan 3,17 1,466 0 6 95%


edukasi SADARI
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata keterampilan

SADARI pada Ibu sebelum dilakukan intervensi edukasi SADARI

sebesar 3,17 dengan standar deviasi sebesar 1,466.

c. Keterampilan SADARI sesudah edukasi SADARI

Tabel 4.3
Rata-rata keterampilan SADARI sesudah mendapatkan edukasi
SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu 2019

Keterampilan Mean SD Min Max CI


SADARI

Sesudah dilakukan 9,91 2,234 6 14 95%


edukasi SADARI

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata keterampilan

SADARI pada Ibu sesudah dilakukan intervensi edukasi SADARI

sebesar 9,91 dengan standar deviasi sebesar 2,234.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis pengaruh edukasi

SADARI terhadap keterampilan SADARI pada ibu di Desa Panggung

Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

Tahun 2019 dengan membandingkan nilai mean keterampilan

SADARI sebelum dan sesudah intervensi edukasi SADARI

menggunakan uji paired T-test.

46
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
47

Tabel 4.4
Analisis pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI
pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo
Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Mean SD T CI p-value

Sebelum edukasi 3,17 1.466


SADARI
Sesudah edukasi 9,91 2.234 -18.599 95% 0.000
SADARI

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan nilai mean keterampilan SADARI

sebelum intervensi sebesar 3,17 dan setelah intervensi 9,91. Hasil

analisis statistik paired T-test didapatkan p-value yaitu 0,000 dengan

batas kemaknaan 95%, jadi dapat disimpulkan hasil p-value 0,000< α

(0,05) yang berarti Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada

pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI pada ibu

di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo

Kabupaten Pringsewu.

C. Pembahasan

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan paired T-test diketahui

bahwa p-value yaitu 0,000 < 0,05 (p-value< 0,05), sehingga Ha diterima.

Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh edukasi SADARI terhadap

keterampilan SADARI pada ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja

Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2019.

47
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
48

Menurut Notoatmodjo (2014) edukasi atau pendidikan kesehatan ialah

suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar

perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan, mengupayakan agar perilaku

individu, kelompok, atau masyarakat mempunyai pengaruh positif

terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pendidikan kesehatan

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat

tentang kebiasaan deteksi dini dan perilaku hidup sehat, sehingga dengan

diteksi dini kanker payudara dapat ditemukan, serta kemungkinan untuk

sembuh lebih besar (Handayani & Sudarmiati, 2012).

Hal ini didukung oleh penelitian Bale, Yudiernawati & Sulasmini (2017)

bahwa penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan kemampuan responden

dalam melakukan SADARI, bertambahnya pengetahuan dan keterampilan

responden dalam melakukan SADARI. SADARI merupakan salah satu

cara yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini adanya perubahan yang

abnormal pada payudara serta untuk mendeteksi kanker payudara sedini

mungkin (Astutik, 2017).

Edukasi SADARI merupakan upaya pencegahan primer dan sekunder

pada kanker payudara yang memiliki peran dalam meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mendeteksi secara dini

kanker payudara dengan cara melakukan SADARI (Ayu & Rilyani, 2016).

Penelitian oleh Calderón et al (2016) di Colombia dengan 155 responden

menunjukan bahwa setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan

48
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
49

tentang SADARI dapat meningkatkan pengetahuan, praktik dan

keteraturan melakukan SADARI dengan hasil p-value 0,001 < 0,05.

Sejalan dengan Husna & Handayani (2018) menjelaskan bahwa

pendidikan kesehatan tentang SADARI dapat meningkatkan keterampilan

SADARI dengan p-value 0,000. Didukung oleh penelitian Bauty,

Wahyuni & Andinawati (2017) menjelaskan bahwa setelah diberikan

pendidikan kesehatan tentang SADARI, kemampuan melaksanakan

SADARI pada ibu PKK di kelurahan Tlogomas meningkat. Peningkatan

keterampilan anggota masyarakat atau individu sangat penting untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat

memelihara serta meningkatkan kualitas kesehatan (Maulana, 2014).

Metode edukasi merupakan suatu faktor yang mempengaruhi tercapainya

suatu hasil edukasi yang optimal, salah satu metode yang dapat digunakan

untuk membina perilaku baru atau seseorang ialah dengan metode ceramah

(Notoatmodjo, 2014). Sejalan dengan penelitian Saputri, Raharjo &

Kusumawati (2014) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat

pengetahuan kader tentang SADARI sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan yaitu sebesar 2,75 dan p-value 0,000 dengan

menggunakan metode ceramah.

Keberhasilan edukasi kesehatan juga didukung oleh penggunaan media

atau alat peraga, alat peraga atau alat bantu pendidikan merupakan alat-alat

yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, materi atau

49
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
50

pesan kesehatan (Notoatmodjo, 2014). Alat bantu lihat ialah alat yang

membantu menstimulasi indra penglihatan pada waktu menerima pesan.

Indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah

mata, kurang lebih 75% sampai 87%. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya

tersalur melalui indra yang lain (Maulana, 2014). Khoiron, Sulastri &

Suryandari (2014) membuktikan bahwa media slide power point efektif

meningkatkan pengetahuan dengan nilai p-value 0,0001. Hal ini karena

dengan menggunakan slide penyaji mampu menampilkan informasi yang

menarik, dapat membantuk untuk menimbulkan pengertian dan ingatan

yang kuat terhadap apa yang disampaikan.

Media cetak digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi atau

pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan, kalimat, maupun gambar atau

kombinasi dari keduanya (Maulana, 2014). Booklet merupakan salah satu

media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku,

baik tulisan maupun gambar. Booklet digunakan sebagai media edukasi

dikarnakan tampilan yang menarik sehingga diharapkan dapat membuat

responden tertarik. Sejalan dengan penelitian Agustin, Irdawati, &

Zulaicha (2014) terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan antara sebelum

yaitu 16,70 dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media

booklet tentang karies gigi yaitu 20,80.

50
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
51

Menurut Edgar Dale (1964), alat peraga yang memiliki tingkat intensitas

paling tinggi adalah benda asli, demontrasi, rekaman, dan tulisan, yang

digambarkan dalam kerucut Edgar Dale (Maulana, 2014). Penelitan Hadi,

Milwati & Utami (2016) menjelaskan bahwa promosi kesehatan dengan

menggunakan media demontrasi terhadap keterampilan SADARI

menunjukan pengaruh yang signifikan dengan nilai p-value 0,000. Hal ini

dikarenakan dengan menggunakan media demontrasi responden dapat

diajarkan dan melihat secara langsung cara melakukan, urutan atau

langkah-langkah melakukan SADARI yang tepat, sehingga responden

mendapatkan gambaran jelas dari hasil pengamatannya.

Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa setelah dilakukan intervensi

edukasi SADARI nilai rata-rata keterampilan SADARI responden

meningkat sebesar 6,74 atau sebelum diberikan edukasi SADARI sebesar

3,17 menjadi 9,91 setelah diberikan edukasi SADARI. Peningkatan rata-

rata ini terjadi setelah dilakukan intervensi edukasi SADARI selama ±1

jam menggunakan metode ceramah dengan media slide, demonstrasi dan

booklet. Peneliti berpendapat bahwa terdapat pengaruh edukasi SADARI

terhadap keterampilan SADARI. Hal ini dibuktikan dengan nilai p-value

0,000 yang berarti Ha diterima.

Hal ini dikarenakan sebelum dilakukan intervensi edukasi SADARI

responden belum memiliki informasi secara khusus tentang bagaimana

langkah-langkah SADARI sehingga keterampilan SADARI responden

51
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
52

hanya sebatas informasi yang didapatkan melalui media-media massa yang

sifatnya teori bahkan ada yang belum terpapar informasi tentang SADARI

dan cara melakukannya. Dengan adanya pemberian intervensi edukasi

SADARI membuat pengetahuan responden meningkat.

Dalam penelitian Shorea, Agrina & Woferst (2012) mengemukakan bahwa

kemampuan media audio visual ini dianggap lebih baik dan lebih menarik,

sebab mengandung kedua unsur, yaitu didengar dan dilihat. Seseorang

mengingat hanya 20% dari apa yang mereka dengar dan hanya 30% dari

apa yang mereka lihat, tapi 70% dari apa yang mereka dengar dan lihat.

Karena semakin banyak panca indra yang digunakan, semakin banyak dan

semakin jelas pula informasi yang diperoleh. Hal ini berarti penyampaian

materi akan lebih efektif dan efisien bila menggunakan lebih dari satu alat

peraga atau gabungan beberapa media.

Proses edukasi yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan atau

terbentuknya suatu perilaku SADARI dimulai pada domain kognitif,

dalam arti subjek tahu terlebih dahulu. Kemudian menimbulkan

pengetahuan baru yang selanjutnya menimbulkan respon dalam bentuk

sikap. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, oleh

sebab itu untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan

antara lain fasilitas dan faktor dukungan dari pihak lain sehingga akan

menimbulkan respon yaitu berupa tindakan/praktik (Notoatmodjo, 2014).

52
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
53

Edukasi menggunakan metode ceramah yang disertai media slide power

point, demonstrasi dan booklet merupakan salah satu bentuk penyebaran

informasi secara langsung dan audiovisual yang bertujuan meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kebiasaan deteksi dini

dan perilaku hidup sehat. Sehingga dengan dilakukannya edukasi

SADARI meningkatnya keterampilan SADARI dan mengubah perilaku

responden, sehingga responden dapat secara rutin melakukan SADARI

sebagai upaya mendeteksi secara dini adanya perubahan yang abnormal

pada payudara serta untuk mendeteksi kanker payudara secara dini, serta

kemungkinan untuk sembuh lebih besar.

Edukasi SADARI yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan,

dengan meningkatnya pengetahuan maka keterampilan SADARI

responden meningkat pula. Keterampilan SADARI yang meningkat dapat

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk

melakukan SADARI sebagai upaya untuk mendeteksi kanker payudara.

SADARI dilakukan sedini mungkin secara intensif pada wanita, sesegera

mungkin dimulai saat pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas dan

jaringan payudara sudah terbentuk sempurna. SADARI dilakukan sekali

dalam satu bulan dan dilakukan pada hari ke-5 dan ke-10 dari siklus

menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid.

53
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian dengan judul

pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI pada ibu di

Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2019 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar berusia 41-50 tahun yaitu 12 orang (52%), kurang dari

sebagian besar responden berpendidikan SMP yaitu 10 orang (43%),

dan sebagian besar responden adalah IRT yaitu 17 orang (74%).

2. Rata-rata keterampilan SADARI pada 23 responden sebelum

dilakukan intervensi edukasi SADARI sebesar 3,17.

3. Rata-rata keterampilan SADARI pada 23 responden sesudah dilakukan

intervensi edukasi SADARI sebesar 9,91.

4. Ada pengaruh edukasi SADARI terhadap keterampilan SADARI pada

ibu di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo

Kabupaten Pringsewu Tahun 2019 dibuktikan dengan nilai p-value

sebesar 0,000<0,05.

54
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
55

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat dapat

mengimplementasikan keterampilan SADARI sebagai upaya untuk

mendeteksi secara dini kanker payudara sehingga kanker payudara

dapat ditemukan secara dini yang memungkinkan kanker payudara

dapat disembuhkan dan angka kejadian kanker payudara menurun.

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan dengan adanya penelitian ini pihak puskesmas sukoharjo

dapat berperan aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang

deteksi dini kanker payudara dan memberikan tindak lanjut untuk

program pelaksanaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

3. Bagi Institusi

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi dan bahan bacaan mahasiswa/i di perpustakaan STIKes

Muhammadiyah Pringsewu dan dapat berperan aktif dalam

memberikan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker

payudara.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu

pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan

sebagai perbandingan agar dapat meneliti dengan variabel yang

berbeda selanjutnya.

55
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
56

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Masso-Calderón, J. F. Meneses-Echávez, J. E. Correa-Bautista, A. Tovar-


Cifuentes, P. A. Alba-Ramírez, & Charry-Ángel, C. E. (2016). Effects of
an Educational Intervention on Breast Self-Examination, Breast Cancer
Prevention-Related Knowledge, and Healthy Lifestyles in Scholars from a
Low-Income Area in Bogota, Colombia. J Canc Educ, 673–679. doi:
10.1007/s13187-016-1133-z
Andrews, Gilly. (2014). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. (Edisi 2).
Jakarta: EGC.
Agustin Maria, Irdawat, & Zulaicha S Endang. (2014). Efektifitas Pendidikan
Kesehatan Media Booklet Dibandingkan Audiovisual Terhadap
Pengetahuan Orang Tua Tentang Karies Gigi Pada Anak Usia 5-9
Tahundi Desa Makamhaji. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Astutik, Reni Yuli. (2017). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Bale Sutamilaru, Yudiernawati Atti, & Sulasmini Sulasmini, (2017). Pengaruh
Penyuluhan Kesehatan Sadari Terhadap Kemampuan Melakukan Sadari
Pada Remaja Di Asrama Putri Keperawatan Psik Unitri Malang. Nursing
News : Jurnal Ilmiah Keperawatan. Vol. 2 Nomor 1.
Data dan Informasi Kesehatan. (2012). Penyakit Tidak Menular. Buletin Jendela,
Data Dan Informasi Kesehatan, 1-41.
Dewy Bauty, Tavip Dwi Wahyuni, & Andinawati, Mia. (2017). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap
Kemampuan Melaksanakan Sadari Pada Ibu PKK di Kelurahan Trogomas
Malang. Nursing News, Volume 2, Nomor 3, 697-707.
Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metodologi Penilitian Keperawatan (Pedoman
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil penelitian. Jakarta: CV. Trans Info
Medika.

56
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
57

Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu Lampung. (2018). Dinas Kesehatan


Kabupaten Pringsewu Lampung 2018.
Hadi Sugianto, Milwati Susi, Utami Ngesti Wahyuningtyas. (2016). Effect Of
Application Of Health Promotion With Skill Demonstration Of Ability
Breast Self Examination ( Sadari) For Mother –In Mother Pkk Malang.
Universty Research Coloquium.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
Maulana, Heri D.J. (2014). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC,
Menteri Kesehatan Ri. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker Payudara Dan
Kanker Leher Rahim.
Metalia Agnessia, Christin Angelina F, & Easter Yanti, Dhiny. (2015). Faktor
Resiko Yang Berhubungan Dengan Kanker Payudara Di RSUD
Pringsewu. Jurnal Dunia Kesmas, Volume 4, Nomor 4, 219-227.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nur Khoiron, Sulastri, & Suryandari. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Dengan Menggunakan Media Leaflet Dan Media Slide Power Point
Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Deteksi Dini
Kanker Serviks Pada Ibu-Ibu Pkk Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura
Sukoharjo Tahun 2014. Naskah Publikasi.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Pamungkas, Zaviera. (2011). Deteksi Dini Kanker Payudara. Kenali Sebab-sebab
dan Cara Antisipasinya Yogyakarta: BUKUBIRU.
Potter & Perry. 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses,
Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC

57
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
58

Pusat Data Dan Informasi. (2015). Situasi Penyakit Kanker. Buletin Jendela, Data
Dan Informasi Kesehatan, 1-35.
Putri Halimu Husna, & Handayani, Sri. (2018). Efektifitas Pendidikan Kesehatan
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ditinjau dari Tingkat
Ketrampilan dan Perilaku SADARI. University Research Colloqium
(URECOL), 477-481.
Riskesdas. (2018). HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Saputri Yesi Feranicha Emi, Raharjo Bejo, & Kusumawati Yuli. (2014).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Dan Audio
Visual Terhadap Pengetahuan Kader Tentang Sadari Di Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo.Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah
Surkarta.
Sarhang Qadir Ibrahim, Warda Hassan Abdullah, Hamdia Mirkhan Ahmed, dan
Al-Banna. (2016). Impact Of Education Program On Breast Self
Examination Among A Group Of Women In The Kurdistan Women Union,
Erbil City. Zanco J. Med. Sci., Volume 20 Nomor 3, 1450-1457.
Savitri, Astrid. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara Leher Rahim dan Rahim.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press.
Shinta Arini Ayu, & Rilyani. (2016). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap
Keterampilan Remaja Putri Dalam Melakukan SADARI Sebagai Upaya
Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Kartikatama Metro Tahun 2016.
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Heathcare), Volume 10,
Nomor 3, 153-158.
Shorea Ropa, Agrina, & Woferst Rismadefi. (2012). Efektifitas Promosi
Kesehatan Melalui Audio Visual Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri. Universitas
Riau
Sri Handayani, & Sudarmiati, Sari. (2012). Pengetahuan Remaja Putri tentang
Cara Melakukan Sadari. JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1,
Nomor 1, 93 – 100.

58
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
59

Sukmayenti, & Nirmala, Sari. (2019). Analisis Determinan Kanker Payudara


Pada Wanita Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2018. Jurnal
Kesehatan, Edisi Khusus, Nomor 1, 77-86.
Tri Wiji Lestari, Elisa Ulfiana, & Suparmi. (2013). Buku AJar Kesehatan
Reproduksi : Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.
Umi Narsih, Homsiatur Rohmatin, & Widayati, Agustina. (2017). Pendidikan dan
Pelatihan tentang SADARI bagi Remaja Putri. Jurnal Paradharma,
Volume 1, Nomor 1, 53-57.
Utami, Sri. (2012). Aku Sembuh Dari Kanker Payudara Mendeteksi Gejala Dini,
Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta: PT SUKA BUKU.
Wantini, Nonik Ayu. (2016). Penyuluhan Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan
Periksapayudara Sendiri (Sadari) Di Dusun Candirejo, Tegaltirto,
Berbah, Sleman. Rakernas Aipkema, 427-431.
Wibowo Surya & Suryani Dyah. (2013). Pengaruh Promosi Kesehatan Metode
Audio Visual dan Metode Buku Saku Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) Pada Ibu Rumah Tangga.
KESMAS, Vol. 7 Nomor 2, 67-73.
Winda Maulinasari Nasution, Asfriyati, & Siregar, Fzidah Aguslina. (2018).
Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dan Riwayat Keluarga
Terhadap Kejadian Kanker Payudara Di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2017. Jurnal Medika Respati, Vol. 13 Nomor 2, 39-46.
WHO. (2018). Cancer. from http://www.who.int/en/news-room/fact-
sheets/detail/cancer
Yayasan Kanker Indonesia. (2012). Penyebab Kanker Payudara [Online].
Available: http://Yayasankankerindonesia.Org/Article/Penyebab-Kanker-
Payudara.
YKPI. (2018). Kesadaran Memeriksa Kanker Payudara Masih Minim. Retrieved
16 Oktober, 2018, from https://pitapink-ykpi.or.id/ykpi-kesadaran-
memeriksa-kanker-payudara-masih-minim/

59
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Lampiran 1

LEMBAR INFORMASI
“PENGARUH EDUKASI SADARI TERHADAP KETERAMPILAN
SADARI PADA IBU DI DESA PANGGUNG REJO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKOHARJO TAHUN 2019”

Saya Aflah Nindya Adityaningrum berasal dari STIKes Muhammadiyah


Pringsewu yang sedang melakukan penelitian dalam rangka menempuh semester
akhir untuk pembuatan skripsi, mengundang ibu untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini, keikutsertaan ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, jadi ibu
dapat memutuskan untuk berpartisipasi atau sebaliknya.
Tujuan Penelitian:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi SADARI
(Pemeriksa Payudara Sendiri) terhadap keterampilan SADARI pada ibu di Desa
Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.
Mengapa Subjek terpilih:
Ibu dipilih sebagai responden karena ibu berumur 30-50 tahun, karena semakin
tua usia seseorang maka semakin tinggi risiko terkena kanker payudara dan ibu
bertempat tinggal di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.
Tata Cara/Prosedur:
1. Ibu akan diberikan penjelasan mengenai maksud penelitian.
2. Ibu akan diberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
3. Setelah ibu setuju untuk menjadi responden, maka ibu akan dilakukan pre test
keterampilan SADARI menggunakan phantom dengan lembar observasi.
4. Setelah selesai melakukan pre test, ibu akan diberikan edukasi kesehatan
dengan menggunakan metode ceramah dengan media slide power point
tentang pengertian kanker payudara, tanda dan gejala kanker payudara,
pengertian SADARI, tujuan SADARI, waktu pelaksanaan SADARI dan
dilanjutkan mendemontrasikan langkah-langkah SADARI dengan phantom
mammae/Payudara.
5. Setelah diberikan edukasi maka peneliti akan melakukan pengukuran post test
keterampilan SADARI ibu menggunakan phantom yang telah disediakan
dengan lembar observasi yang sama.
Risiko dan ketidaknyamanan:
Penelitian ini tidak berisiko namun ibu mungkin merasa tidak nyaman karena
waktu penelitian yang cukup lama, oleh sebab itu ibu dibolehkan beristirahat
sebentar selama penelitian berlangsung.
Manfaat (langsung untuk subjek dan umum):
Dengan adanya edukasi SADARI diharapkan dapat meningkatnya keterampilan
SADARI di Desa Panggung Rejo Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo, dengan

2
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3

keterampilan SADARI yang meningkat diharapkan mampu meningkatkan


kesadaran, kemampuan dan kemauan dalam mendeteksi dini kanker payudara
dengan SADARI.
Prosedur alternatif:
Tidak ada prosedur alternatif yang digunakan pada penelitian ini.
Kerahasiaan data:
Jawaban yang telah ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
Perkiraan jumlah subjek yang akan diikut sertakan:
Jumlah subjek yang akan diikut sertakan dalam penelitian ini sebanyak 23 ibu.
Kesukarelaan:
Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak berpengaruh
pada nilai apapun.
Periode Keikutsertaan Subjek:
Penelitian ini akan dilakukan selama ±3 jam.
Subjek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian:
Jika ibu tidak menyetujui untuk mengikuti penelitian ini, maka ibu dapat
mengundurkan diri dan dikeluarkan dari penelitian ini. Ibu juga dapat melakukan
pengunduran diri sewaktu-waktu kapanpun yang diinginkan.
Kemungkinan timbulnya pembiayaan dari perusahaan asuransi kesehatan
atau peneliti:
Tidak ada asuransi yang diberikan kepada subjek dalam penelitian ini.
Insentif dan kompensasi:
Setelah ibu mengikuti penelitian ini sampai selesai, maka peneliti akan
memberikan insentif berupa minyak 1 liter dan kompensasi sebagai pengganti
waktu berupa snak.
Pertanyaan:
Apabila terdapat pertanyaan yang ingin ibu tanyakan, ibu dapat menghubungi
saya, atas nama Aflah (085717752270).
Demikian penjelasan mengenai penelitian yang akan saya lakukan, atas kerjasama
dan kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan
terima kasih.

3
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4

Lampiran 2

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)


UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca dan memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari,


mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah
dijawab dengan memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari
keikut sertaannya, maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini,
yang berjudul:
”PENGARUH EDUKASI SADARI TERHADAP KETERAMPILAN
SADARI PADA IBU DI DESA PANGGUNG REJO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKOHARJO TAHUN 2019”
Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju:Ya/Tidak*)

Biodata Hari/Tanggal Tanda tangan (bila tidak bisa


dapat digunakan cap jempol)

Nama Peserta:
Usia:
Pendidikan:
Pekerjaan:
Nama Peneliti:
Aflah Nindya Adityaningrum

Nama Saksi:

*) coret yang tidak perlu

4
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5

Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN SADARI

No. Responden : Pre Test

No Aspek Yang Dinilai Dilakukan


Ya Tidak
1 Memperagakan posisi berdiri di depan cermin mengunakan
phantom payudara dengan kedua lengan lurus ke bawah
disamping badan
2 Mengamati perubahan bentuk, ukuran payudara, bentuk
puting dan warna kulit (payudara kanan dan kiri). Melihat
perubahan-perubahan seperti cekungan (dekok) dan
benjolan pada payudara (payudara kanan dan kiri) pada
phantom payudara
a. Berdiri tegak di depan cermin menggunakan
phantom payudara

b. Mengangkat kedua lengan ke atas sampai kedua


lengan berada di belakang kepala

c. Kedua tangan dipinggul dan gerakan kedua lengan


dan siku ke depan sambil mengangkat bahu

3 Mengangkat lengan kiri


a. Meraba phantom payudara kiri dengan tiga ujung
tengah lengan kanan yang di rapatkan

b. Melakukan gerakan memutar searah jarum jam


dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari
bagian atas phantom payudara, dan bagian bawah
areola mammae phantom payudara

c. Melakukan gerakan rabaan dari atas ke bawah pada


phantom payudara

d. Melakukan gerakan secara vertical pada seluruh


bagian phantom payudara, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian
ketiak pada phantom payudara.

5
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6

4 Mengangkat lengan kanan.


a. Meraba phantom payudara kanan dengan tiga ujung
tengah lengan kiri yang di rapatkan

b. Melakukan gerakan memutar searah jarum jam


dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari
bagian atas payudara, dan bagian bawah areola
mammae pada panthom payudara

c. Melakukan gerakan rabaan dari atas ke bawah pada


phantom payudara

d. Melakukan gerakan secara vertical pada seluruh


bagian phantom payudara, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian
ketiak pada phantom payudara.

5 Pijit pelan-pelan daerah putting kedua phantom payudara


dan amati apakah keluar cairan yang tidak normal

6
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN SADARI

No. Responden : Post Test

No Aspek Yang Dinilai Dilakukan


Ya Tidak
1 Memperagakan posisi berdiri di depan cermin mengunakan
phantom payudara dengan kedua lengan lurus ke bawah
disamping badan
2 Mengamati perubahan bentuk, ukuran payudara, bentuk
puting dan warna kulit (payudara kanan dan kiri). Melihat
perubahan-perubahan seperti cekungan (dekok) dan
benjolan pada payudara (payudara kanan dan kiri) pada
phantom payudara
a. Berdiri tegak di depan cermin menggunakan
phantom payudara

b. Mengangkat kedua lengan ke atas sampai kedua


lengan berada di belakang kepala

c. Kedua tangan dipinggul dan gerakan kedua lengan


dan siku ke depan sambil mengangkat bahu

3 Mengangkat lengan kiri


a. Meraba phantom payudara kiri dengan tiga ujung
tengah lengan kanan yang di rapatkan

b. Melakukan gerakan memutar searah jarum jam


dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari
bagian atas phantom payudara, dan bagian bawah
areola mammae phantom payudara

c. Melakukan gerakan rabaan dari atas ke bawah pada


phantom payudara

d. Melakukan gerakan secara vertical pada seluruh


bagian phantom payudara, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian
ketiak pada phantom payudara.

7
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

4 Mengangkat lengan kanan.


a. Meraba phantom payudara kanan dengan tiga
ujung tengah lengan kiri yang di rapatkan

b. Melakukan gerakan memutar searah jarum jam


dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai
dari bagian atas payudara, dan bagian bawah
areola mammae pada panthom payudara

c. Melakukan gerakan rabaan dari atas ke bawah


pada phantom payudara

d. Melakukan gerakan secara vertical pada seluruh


bagian phantom payudara, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan
garis tengah antara kedua payudara ke garis
tengah bagian ketiak pada phantom payudara.

5 Pijit pelan-pelan daerah putting kedua phantom payudara


dan amati apakah keluar cairan yang tidak normal

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

Lampiran 5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NO TINDAKAN YANG DILAKUKAN
A FASE PRE INTERAKSI
1. Menyiapkan alat yang diperlukan
- Lembar observasi digunakan untuk menilai secara langsung
keterampilan sadari responden
- Lembar penjelasan penelitian
- Lembar persetujuan menjadi responden
- Phantom mamae/Payudara
- Slide power point yang berisi materi edukasi sadari
- Booklet SADARI
B FASE INTERAKSI
2. Memberi salam, memperkenalkan diri.
3. Melakukan kontrak.
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada seluruh calon
responden.
5. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) bahwa calon
responden bersedia menjadi responden
6. Memberikan kesempatan responden untuk bertanya.
C FASE KERJA
7. Bila calon responden bersedia menjadi responden, selanjutnya
peneliti melakukan observasi keterampilan SADARI responden
menggunakan lembar observasi untuk mempraktikan langkah-
langkah SADARI yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung
keterampilan SADARI responden. Setelah didapatkan hasil, peneliti
akan melakukan edukasi SADARI pada responden.
8. Peneliti melakukan edukasi SADARI dengan metode ceramah
menggunakan media slide yang berisi tentang pengertian kanker
payudara, tanda dan gejala kanker payudara, pengertian SADARI,
tujuan SADARI, waktu pelaksanaan SADARI dan langkah-langkah
SADARI yang dilanjutkan mendemontrasikan langkah-langkah
SADARI dengan phantom mammae/Payudara di depan cermin.
a. Berdiri tegak di depan cermin, dengan kedua lengan lurus ke
bawah. Amati perubahan bentuk dan ukuran pada payudara,
bentuk puting dan warna kulit (payudara kanan dan kiri).
Melihat perubahan-perubahan seperti cekungan (dekok) dan
benjolan pada payudara (payudara kanan dan kiri)

9
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

b. Angkatlah kedua lengan ke atas sampai kedua lengan berada


di belakang kepala. Perhatikan bila ada benjolan atau
perubahan bentuk dan ukuran pada payudara (payudara
kanan dan kiri secara normal tidak persis sama), bentuk
puting dan warna kulit. Perubahan yang perlu diwaspadai
adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam, atau
menonjol ke depan karena benjolan. Puting yang berubah
posisi di mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik
ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan terasa sakit.

c. Tekanlah kedua tangan kuat-kuat pada pinggul dan gerakan


kedua lengan dan siku ke depan sambil mengangkat bahu. Cara
ini akan menegangkan otot-otot dada dan perubahan-perubahan
seperti cekungan (dekok) dan benjolan akan lebih terlihat.

d. Angkat lengan kanan. Rabalah payudara kiri dengan tiga ujung


tengah lengan kanan yang di rapatkan. Perabaan dapat
dilakukan dengan cara:
1) Geraan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap,
dimulai dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara sampai ke puting payudara
dengan memperhatikan benjolan. Lakukan sebanyak 2 kali.
Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan
kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
Tekanan payudara memutar searah jarum jam dimulai dari
posisi jam 12.00 pada bagian puting susu.

10
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11

2) Gerakan memeriksa dari atas ke bawah dan sebaliknya

3) Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertikal,


dari tulang selangka dibagian atas ke bra-line di bagian
bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis
tengah bagian ketiak. Gerakkan tangan perlahan-lahan ke
bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di
setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang
lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang
selangka dengan memutar dan menekan.

e. Dengan lembut pijit pelan-pelan daerah sekitar puting kedua


payudara dan amatilah apakah keluar cairan yang tidak normal.

9. Setelah dilakukan edukasi SADARI, selanjutnya dilakukan kembali


pengukuran keterampilan SADARI (post test) ibu menggunakan
phantom di depan cermin dengan lembar observasi yang sama untuk
melakukan pengukuran akhir tingkat keterampilan ibu dalam
melakukan SADARI.

D FASE TERMINASI
10. Mengevaluasi reponden dan pelaksanaan edukasi sadari
11. Memberikan reinforcement kepada responden
12. Menutup kegiatan dan mengucapkan salam
13. Mendokumentasi tindakan dan hasil

11
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12

12
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13

13
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
14

14
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
15

15
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
16

16
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
17

17
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
18

18
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
19

19
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
20

20
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
21

21
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
22

22
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
23

23
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
24

24
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
25

25
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
26

Pre Test

Descriptives

Statistic Std. Error


Mean 3.17 .306
95% Confidence Interval Lower Bound 2.54
for Mean Upper Bound 3.81
5% Trimmed Mean 3.19
Median 3.00
Variance 2.150
Pre Test Std. Deviation 1.466
Minimum 0
Maximum 6
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -.139 .481
Kurtosis -.388 .935
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre Test .192 23 .028 .942 23 .198

a. Lilliefors Significance Correction

26
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
27

Post Test

Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 9.91 .466
95% Confidence Interval Lower Bound 8.95
for Mean Upper Bound 10.88
5% Trimmed Mean 9.90
Median 9.00
Variance 4.992
Post Test Std. Deviation 2.234
Minimum 6
Maximum 14
Range 8
Interquartile Range 3
Skewness .574 .481
Kurtosis -.308 .935
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Post Test .180 23 .051 .922 23 .073

a. Lilliefors Significance Correction

27
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28

T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean
Pre Test 3.17 23 1.466 .306
Pair 1
Post Test 9.91 23 2.234 .466

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Pre Test & Post Test 23 .629 .001

Paired Samples Test


Paired Differences
Mean Std. Std. Error 95%
Deviation Mean Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Pre
Test -
Pair 1 -6.739 1.738 .362 -7.491
Post
Test

Paired Samples Test


Paired t df Sig. (2-
Differences tailed)
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Upper
Pre
Test
Pair 1 - -5.988 -18.599 22 .000
Post
Test

28
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
29

29
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
30

30
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
31

31
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
32

32
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33

33
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
34

34
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35

35
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
36

36
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
37

37
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
38

38
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
39

39
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
40

40
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
41

41
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
42

42
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
43

43
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
44

44
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai