Anda di halaman 1dari 6

PENGALAMAN PERAWAT MELAKUKAN LATIHAN AKTIFITAS FISIK

PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE

Nursing Experiences Exercise Physical Activity in Patient Congestive Heart Failure

Deni Susyanti1, Mompang Tua Parlagutan2, Muchti Yuda Pratama3


1, 2, 3
Dosen Tetap Akper Kesdam I/Bukit Barisan Medan
Email : deni_susyanti@yahoo.co.id, yudamuchti@yahoo.co.id

Abstrak
Penderita congestive heart failure (CHF) sangat memerlukan program rehabilitatif yang
komprehensif untuk mengembalikan kemampuan fisik paska serangan serta mencegah terjadinya
serangan ulang. Latihan fisik pada penderita congestive heart failure (CHF) bertujuan untuk
mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh, memberi penyuluhan pada pasien dan keluarga dalam
mencegah perburukan dan membantu pasien untuk kembali dapat beraktifitas fisik seperti sebelum
mengalami congestive heart failure (CHF). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara
mendalam pengalaman perawat melakukan latihan aktifitas fisik pada pasien congetive heart failure.
Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini
berjumlah 6 partisipan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan
berupa rekaman hasil wawancara mendalam (in-depth interview) dilengkapi dengan catatan lapangan
(field note) kemudian dibuat dalam bentuk kata demi kata dan dianalisis dengan menggunakan
pendekatan Colaizzi’s. Hasil penelitian ditemukan empat tema, yaitu: pelaksanaan latihan aktifitas
fisik pasien congestive heart failure belum optimal; peningkatan pengetahuan perawat dan pasien;
perlunya dukungan dari pihak rumah sakit; dan harapan terhadap pelaksanaan latihan aktifitas fisik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal- hal yang dapat mempengaruhi latihan aktifitas fisik pada
pasien congestive heart failure adalah adanya standar operasional prosedur, pengetahuan perawat,
adanya dukungan dari pihak rumah sakit; dan harapan terhadap pelaksanaan latihan aktifitas fisik.
Penelitian ini memberikan gambaran pemahaman perawat tentang latihan aktifitas fisik sehingga
perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
Kata kunci: pengalaman, latihan aktifitas fisik, congetive heart failure

Abstract
People with congestive heart failure (CHF) need a comprehensive rehabilitative program to restore
physical abilities post-attacks and prevent re-attacks. Physical exercise in congestive heart failure
(CHF) patients is aimed at optimizing the physical capacity of the body, providing counseling to
patients and families in preventing worsening and helping patients to return to physical activity as
before congestive heart failure (CHF). This study aims to explore in depth the experience of nurses
doing physical exercise exercises in congetive heart failure patients. The research design used is
descriptive phenomenology. Participants in this study amounted to 6 participants selected by
purposive sampling technique. The data collected were in-depth interviews completed with field notes
and then made in verbatim and analyzed using Colaizzi's approach. The research results found four
themes, namely: the implementation of physical exercise exercise congestive heart failure patient is
not optimal; increased knowledge of nurses and patients; the need for support from the hospital; and
expectations for the exercise of physical activity. The results showed that things that could affect
physical exercise activity in congestive heart failure patients were standard operating procedures,
nurse knowledge, hospital support; and expectations for the exercise of physical activity. This study
provides an understanding of the nurse's understanding of physical activity exercises so that nurses are
able to provide appropriate nursing care.
Keywords: experience, physical activity exercise, congetive heart failure

PENDAHULUAN
Gagal jantung adalah ketidak-mampuan oksigen dan nutrisi. Penyebabnya ini adalah
jantung untuk memompa darah yang adekuat kelainan otot jantung dan penyakit jantung
untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 50


lain yang mengakibatkan curah jantung lebih kemampuan fisik paska serangan serta
rendah dari curah jantung normal (Downing mencegah terjadinya serangan ulang.
& Balady, 2011). Latihan fisik pada penderita congestive heart
Insiden gagal jantung mengalami failure (CHF) bertujuan untuk
peningkatan secara konsisten, walaupun mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh,
terjadi kemajuan teknologi dalam diagnostik memberi penyuluhan pada pasien dan
dan penatalaksanaan gagal jantung. Di keluarga dalam mencegah perburukan dan
Amerika Serikat 5,7 juta orang menderita membantu pasien untuk kembali dapat
gagal jantung, 670.000 kasus baru diagnosa beraktifitas fisik seperti sebelum mengalami
setiap tahun. American Heart Association congestive heart failure (CHF) (Arofah,
memperkirakan biaya yang dibutuhkan 2010).
untuk pasien jantung $33 juta setiap tahun Latihan aktivitas yang disesuaikan
(American Heart Association, 2013). dengan toleransi pasien gagal jantung
Meskipun akhir- akhir ini banyak kemajuan menjadi salah satu intervensi yang dapat
dalam hal evaluasi dan penanganan gagal dilakukan. Latihan aktivitas yang
jantung, terjadinya gagal jantung simtomatis disesuaikan dengan toleransi bertujuan
masih membawa prognosis yang buruk untuk meminimalkan kebutuhan (demand)
(Loscalzo, 2014). Penyakit jantung saat ini oksigen tubuh sehingga metabolisme
menduduki urutan pertama penyebab anaerob dapat dikurangi. Selain itu,latihan
kematian di Indonesia, sekitar 25 % dari aktivitas bermanfaat untuk melatih jantung
seluruh kematian hampir disebabkan oleh beradaptasi dengan kapasitasmaksimal
gangguan kelainan jantung (Kementerian dalam menjalankan fungsinya.
Kesehatan RI, 2013). Berdasarkan data Hasil review sistematis yang dilakukan
Rekam Medis prevalensi pasien rawat inap oleh Pollentier, Irons, Marie, Diane, dan
di Rumkit Tk II Putri Hijau Tahun 2016 Newton (2010) tentang examination of the
jumlah pasien gagal jantung adalah Triwulan 6MWT to determine fungtional capacity in
III sebanyak 61 orang dan Triwulan IV people with chronic heart failure
sebanyak 31 orang. menyatakan bahwa korelasi antara Six
Melihat prevalensi penyakit jantung minute walk test (6MWT) dengan konsumsi
diatas diketahui bahwa jumlah penyakit oksigen maksimal (VO2 max) adalah
jantung semakin hari semakin bertambah sedang-kuat. Terdapat korelasi yang kuat
begitu juga dengan kejadian dengan kejadian jika pasien mempunyai hasil Six minute walk
rawat inap ulang. Salah satu upaya yang test (6MWT) < 300 meter atau konsumsi
diperlukan untuk menurunkan prevalensi oksigen maksimal rendah (<10 mL/kg/min).
dan menekan lajunya rehospitalisasi pada Six minute walk test mempunyai nilai
pasien congestive heart failure (CHF) prediksi yang rendah terhadap VO2 max jika
tersebut adalah dengan cara pasien mempunyai konsumsi oksigen
mengoptimalkan status kesehatan, dengan maksimal tinggi. Six minute walk test sangat
merubah gaya hidup dan melakukan sesuai untuk alat ukur dalam pemantauan
rehabilitasi jantung yakni mobilisasi serial atau respon terhadap suatu intervensi
(Arofah, 2010). (Pollentier, Irons, Enedetto, Dibenedetto,
Ketidakpatuhan responen dalam terapi Loton, & Seyler, 2010).
gagal jantung merupakan hal yang sering Kapasitas fungsional dapat ditingkatkan,
terjadi, diperkirakan 40-60 % tidak patuh salah satunya dengan melakukan latihan
terhadap pengobatan dan 43-93 % tidak fisik. Latihan aktivitas fisik yang benar,
patuh terhadap perubahan gaya hidup teratur dan terukur untuk mencapai
(Schub & Cabrera, 2010). Rendahnya kebugaran yang optimal (Muizzah, 2013).
kepatuhan ini mengakibatkan tingginya Latihan fisik yang berupa mobilisasi ringan
angka dirawat ulang pada pasien gagal sudah dapat dilakukan sejak 48 jam setelah
jantung. gangguan jantung sepanjang tidak terdapat
Penderita congestive heart failure (CHF) ada kontraindikasi. Latihan fisik yang
sangat memerlukan program rehabilitatif dilakukan terbatas pada aktivitas sehari- hari
yang komprehensif untuk mengembalikan misalnya gerakan tangan dan kaki dan

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 51


pengubahan postur. Program latihan Desain ini dipilih agar pengalaman
biasanya berupa terapi fisik ambulatory partisipan dapat dieksplorasi menjadi lebih
yang diawasi. terungkap sehingga gambaran pengalaman
Berdasarkan penelitian yang dilakukan perawat melakukan latihan aktifitas fisik
oleh Downing dan Balady (2011); Chung dapat tergambar secara nyata. Selain itu,
dan Schulze (2011) menyatakan bahwa penelitian ini melakukan eksplorasi, analisis
latihan olahraga terbukti memperbaiki dan deskripsi secara langsung fenomena
beberapa hal seperti adanya perubahan pengalaman perawat dalam melakukan
perbaikan terhadap pada otot rangka, latihan aktifitas fisik.
pembuluh darah dan sistem ventilasi pasien Partisipan dalam penelitian ini 6 orang
CHF. perawat ruang rawat inap dengan
Dari studi pendahuluan yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling.
oleh Badriyah (2013), Yenni, Nurchayati, Pengumpulan data dilakukan wawancara
dan Sabrian (2014) menyatakan bahwa mendalam (in-depth interview), dan catatan
belum dilaksanakannya rehabilitasi jantung lapangan (field note) ) kemudian dibuat
secara benar dan kontinu, ketidakpatuhan dalam bentuk kata demi kata dan dianalisis
pasien gagal jantung untuk melakukan dengan menggunakan pendekatan
latihan rehabilitasi masih tinggi dimana 4 Colaizzi’s. Pada penelitian ini juga
dai 5 pasien gagal jantung yang di survey memperhatikan keandalan data dan prinsip
mengatakan tidak mengetahui tentang etika penelitian.
latihan rehabilitasi jantung, pasien tersebut
mengakui tidak pernah melakukan latihan HASIL
rehabilitasi jantung selama di rumah karena Peneliti mengumpulkan data dengan
tidak ada teman untuk melakukan kegiatan metode in-depth interview dan field note.
tersebut. Hasil wawancara berupa transkrip tertulis
Berdasarkan hasil penelitian di atas dilakukan content analysis. Berdasarkan
menunjukkan bahwa pengalaman perawat hasil analisis ditemukan 4 tema yaitu:
melakukan latihan aktifitas fisik pada pasien 1) pelaksanaan latihan aktifitas fisik pasien
congestive heart failure sangat penting congestive heart failure belum optimal.
untuk digali sehingga dapat menentukan Perawat ruang rawat inap rumkit Tk II
program latihan aktifitas fisik pada pasien Putri Hijau sering mengalami keterbatasan
congestive heart failure dan meningkatkan dalam melakukan latihan aktifitas fisik pada
hasil rehabilitasi pasien congestive heart pasien congestive heart failure. Partisipan
failure. Untuk itu penelitian ini akan menyatakan meskipun SPO sudah ada tapi
mempelajari secara mendalam tentang perlu dilakukannya revisi, dan masih adanya
berbagai persepsi atau pengalaman perawat anggapan bahwa aktifitas fisik pada pasien
melakukan latihan aktifitas fisik pada pasien congestive heart failure sebaiknya dibatasi
congestive heart failure. serta dengan adanya SPO akan dijadikan
dasar dalam melakukan latihan aktifitas fisik
METODE PENELITIAN pada pasien congestive heart faiure. Hal ini
1.1. Lokasi Penelitian sesuai dengan pernyataan partisipan:
Penelitian dilakukan di Rumkit Tk II Putri “...yah pada dasarnya itu memang harus
Hijau dengan mengambil data dari Perawat dilaksanakan karena selama ini kita
Rumkit Tk II Puri Hijau. Pengambilan data berpedoman kepada standart asuhan
tentang informasi pertisipan dilakukan di keperawatan, jadi khusus pada pasien
rumah sakit tersebut karena merupakan CHF adalah kasus dari penyakit
rumah sakit rujukan untuk kawasan daerah jantung, kemudian SPO yang
Barat. adapun...eee....dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dia perlu di revisi
1.2. Metode karena dengan adanya SPO yang telah
Penelitian dilakukan pada Mei-Juli. kita buat berapa ribu SPO sebagai
Penelitian menggunakan studi kualitatif asuhan perawatannya, kemudian seingat
dengan desain fenomenologi deskriptif. saya .....ee... [Patisipan 1].

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 52


“......kendala yang paling utama yaitu
“......kemudian perumusan dari pada SPO masih adanya faham yang lama kalau
pun untuk latihan aktifitas fisik pada penyakit jantung ini tidak perlu atau
pasien CHF ini sudah sebelumnya kita tidak dimobilisasi berlebihan, takut itu
berikan kepada pasien hanya saja kita tadi serangan susulan atau komplikasi
tinggal memilah milah kasusnya yang lain, ya...” [Patisipan 1].
bagaimana seperti yang kita ketahui
CHF kan ada grad-grad nya, pada “......pertama itu memang kita
pasien CHF yang akut dengan CHF itu kendalanya itu ada di SDM kita lihat dari
kita harus melihat dulu keadaan SDM itu kita perlu sosialisasi lagi
umumnya memperhatikan TTVnya, kembali tentang latihan fisik yang
seperti tekanan darah, RR, Pols, Temp, bagaimana yang diberikan kepada
HR, kalaulah pasien itu dikategorikan pasien pasien yang CHF......” [Patisipan
yang akut atau mungkin ada nyeri dada 2].
yang hebat biasanya sih kita belum
memulai dari pada aktifitas itu karena “...tapi kalau untuk pasien pasien CHF
kita harus mempertimbangkan dari pada belum pernah mendapat suatu materi
kondisinya pasien, untuk selama ini bagi materi untuk latihan fisik ini yang sangat
pasien pasien yang dikategorikan tidak baik...” [Patisipan 2].
akut kita sudah melaksanakan itu latihan
fisik kita sudah laksanakan seperti 3) Perlunya dukungan dari pihak rumah
mobilisasi-mobilisasi ataupun latihan- sakit
latihan fisik di hari pertama, cuma kita Partisipan mengatakan bahwa dalam
tetap berkolaborasi dengan dokter melakukan latihan aktifitas fisik pada pasien
spesialis jantung, .......” [Patisipan 2]. congestive heart failure sebaiknya ada
keterlibatan dengan tim medis lainnya.
“....., itu perlu sekali buk, biar bisa di Penyataan sesuai dengan ungkapan:
terapkannya di sini, di karena kan ”... perlu keterlibatan dari bagian
dengan adanya SPO kita tidak akan pisiotheraphy mungkin nanti kita bisa
melakukan hal-hal yang diluar dari juga mengikut sertakan fisioteraphy
penyakit tersebut” [Patisipan 3]. latihan latihan fisik ini kepada pasien
pasien CHF...” [Patisipan 4].
Partisipan menyatakan bahwa aktifitas
fisik pasien congestive heart failure harus Partisipan mengatakan perlu adanya
dibatasi. Pernyataan ini sesuai dengan sarana dan prasaran untuk mendukung
ungkapan partisipan: latihan aktifitas fisik pasien congestive heart
....”yang selama ini dilaksanakan adalah failure. Penyataan sesuai dengan ungkapan:
pasien-pasien CHF untuk aktifitas sehari- “......menyediakan alat-alat treatmeal
harinya dibatasi, karena takut terjadi biasanya itukan ada alat khusus
misalnya takut serangan kembali, yah tapi diruangan poli jantung tidak ada
SPO yang kita anut ini layak lah tapi belum diruangan kita atau misalnya dia latihan
sempurna cuman kita yang melaksanakan turun naik tangga kan....” [Patisipan 5].
itu semua ada aturan termasuk dari dokter
yang merawat.” [Patisipan 2]. 4) harapan terhadap pelaksanaan latihan
aktifitas fisik
2) Peningkatan pengetahuan perawat dan Perawat ruang rawat inap dalam
pasien. melakukan latihan aktifitas fisik pada pasien
Kurangnya pengetahuan perawat tentang congestive heart failure mengharapkan akan
latihan aktifitas fisik pada pasien congestive melakukan asuhan keperawatan dengan
heart failure serta kurangnya sumber daya tepat. Pernyataan ini sesuai dengan
manusia yang terlatih. Penyataan sesuai ungkapan:
dengan ungkapan: “.......ya untuk kesembuhan yang jelas ya,
walaupun tidak sembuh secara sempurna

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 53


karena saat ini yang terjadi sedikit- fisik pada pasien congestive heart failure
sedikit pasien kalau sudah nyeri, harus di karena masih ada anggapan bahwa pasien
ultimatum harus pasang ring harus dengan congestive heart failure sebaiknya
pasang cincin dengan biaya yang sangat harus istirahat, sedangkan sesuai dengan
mahal, sebenarnya dasar daripada penelitian Arovah (2010) Penderita
penyembuhan itu adalah perawatan congestive heart failure (CHF) sangat
dalam bentuk asuhan memerlukan program rehabilitatif yang
perawatan...”[Partisipan 1] komprehensif untuk mengembalikan
kemampuan fisik paska serangan serta
“...kita bisa menganalisa secara cepat mencegah terjadinya serangan ulang [2].
dan memutuskan asuhan keperwatan Latihan fisik pada penderita congestive heart
mana yang lebih bagus sehingga kita failure (CHF) bertujuan untuk
tidak menunggu therapy dari mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh,
dokter......”[Partisipan 6] memberi penyuluhan pada pasien dan
keluarga dalam mencegah perburukan dan
Partisipan menyatakan dapat menekan membantu pasien untuk kembali dapat
cost rumah sakit. Pernyataan tersebuat beraktifitas fisik seperti sebelum mengalami
sesuai yag diungkapkan oleh partisipan: congestive heart failure (CHF).
“...manfaat nya pasiennya bisa cepat Kurangnya pengetahuan perawat tentang
pulih kembali, kemudian bisa menekan latihan aktifitas fisik pada pasien congestive
eee....cost, mungkin bisa melatih heart failure serta kurangnya sumber daya
keterampilan perawat agar lebih optimal manusia yang terlatih sehingga perlu adanya
yang selama ini belum optimal peningkatan pengetahuan perawat dengan
membiasakan terbentuk nya komunikasi cara pelatihan, seminar dan workshop
yang baik antara perawat dengan tentang latihan aktifitas fisik yang harus
pasien...” [Partisipan 2] diberikan kepada pasien congestive heart
failure (CHF).
PEMBAHASAN Perlu adanya dukungan dari pihak Rumah
Downing dan Balady (2011); Chung dan Sakit dengan adanya sarana dan prasaran
Sculze (2011) menyatakan bahwa latihan guna mendukung penerapan latihan aktifitas
olahraga terbukti memperbaiki beberapa hal fisik pada pasien congestive heart failure.
seperti adanya perubahan perbaikan Harapan terhadap pelaksanaan latihan
terhadap pada otot rangka, pembuluh darah aktifitas fisik pada pasien congestive heart
dan sistem ventilasi pasien CHF [4][5]. Dari failure dengan adanya SPO yang sudah di
studi pendahuluan yang dilakukan oleh revisi, dapat mendukung terhadap pemberian
Badriyah (2013), Yenni, Nurchayati, dan asuhan keperawatan khususnya pada pasien
Sabrian (2014) menyatakan bahwa belum congestive heart failure sehingga setiap
dilaksanakannya rehabilitasi jantung secara perawat di ruang rawat inap mempunyai
benar dan kontinu, ketidakpatuhan pasien dasar dalam melakukan latihan aktifitas fisik
gagal jantung untuk melakukan latihan serta bagi rumah sakit dapat menekan cost
rehabilitasi masih tinggi dimana 4 dari 5 rumah sakit.
pasien gagal jantung yang di survey
mengatakan tidak mengetahui tentang KESIMPULAN DAN SARAN
latihan rehabilitasi jantung, pasien tersebut Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
mengakui tidak pernah melakukan latihan disimpulkan bahwa pengalaman perawat
rehabilitasi jantung selama di rumah karena ruang rawat inap rumkit Tk II Putri Hijau
tidak ada teman untuk melakukan kegiatan mendapatkan tema yaitu: pelaksanaan
tersebut [3][12]. latihan aktifitas fisik pasien congestive heart
Temuan penting dalam penelitian ini failure belum optimal; peningkatan
berkaitan dengan masalah pelaksanaan pengetahuan perawat dan pasien; perlunya
latihan aktiftas fisik pada pasien congestive dukungan dari pihak rumah sakit; dan
heart failure. Partisipan menyatakan bahwa harapan terhadap pelaksanaan latihan
perlu adanya SPO tentang latihan aktiftas aktivitas fisik.

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 54


Tema yang muncul dalam penelitian ini Aktivitas Fisik Pada Mahasiswi
dapat digunakan sebagai acuan bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
perawat ruang rawat inap dalam melakukan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
latihan aktifitas fisik pada pasien congestive 2013.
heart failure. Perawat dalam memberikan Pollentier, Irons, S.L, enedetto, C.M,
asuhan keperawatan juga perlu Dibenedetto, A.M., Loton, D., &
memperhatikan kondisi dari pada pasien Seyler, R.D, 2010. Examination of the
congestive heart failure sebelum six minute walk test to determine
melakukan latihan aktifitas fisik tersebut. functional capaciti in people with
Perawat di ruangan hendaknya chronic heart failure: A systematic
memperhatikan dan melaksanakan revie. Cardiopulmonary physical
program rehabilitasi jantung terutama therapy journal.21:1.
latihan aktifitas secara bertahap. Schub T & Cabrera G. 2010, Hearth failure:
Enhancing self management. Cinahl
Information System.
DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., &
American Heart Association. Coronary Cheever, K.H. 2010. Textook of
Artery Disease: Coronary Heart medical surgical nursing. Brunner &
Disease. 2013. Available from: Suddarth’s. Volume 1, Twelfth edition.
http://www.heart.org/HEARTORG/Con Lippincoltt Williams & Wilkins.
ditions/More/MyHeartand Yenni, E., Nurchayati, S., Sabrian, F.,
StrokeNews/Coronary-Artery-Disease-- Perawat, M., Arifin, R., Pekanbaru, A.,
-The-ABCs-of- … Universitas, K. 2013. Terhadap
AD_UCM_436416_Article.jspDownin pengetahuan dan kemampuan
g dan Balady (2011) The role of mobilisasi dini pada pasien congestive
exercise training in heart failure. heart failure (CHF). The purpose of this
Journal of the American College o research was to identify the effect of
Cardiology. Published by Elsevier Inc. health education of cardiac
Vol. 58, No. 6. rehabilitation exercise to knowledge
Arofah, N.I. 2010. Program latihan fisik and ability of early mobilization.
rehabilitatif pada penderita penyakit
jantung.http://staff.uny.ac.id/sites/defau
lt/files/132300162/3.%20Progra%20Lat
ihan%20Fisik%20Rehabilitatif%20Pad
a%20Penderita%20Penyakit%20%20Ja
ntung.pdf.
Badriyah, F.L. 2013. Latihan fisik terarah
penderita post sindrom koroner akut
dalam memperbaiki otot jantung. Tesis
2013. .
Chung, C.J., & Schulze, P.C. 2011. Exercise
as a nonpharmacologic intervention in
patients with heart failure. The
physician and sportmedicine, 39:4, 37-
43.
Loscalzo, J. 2014. Kardiologi dan pemuluh
darah. Edisi 2. EGC
Kementerian Kesehatan RI. Badan
Litbangkes Kementerian Kesehatan RI
dan Data Penduduk Sasaran. Data Riset
Kesehatan Dasar;2013:2-4
Muizzah, L. 2013. Hubungan Antara
Kebugaran Dengan Status Gizi Dan

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni 2018 55

Anda mungkin juga menyukai