Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 1

Kelas : A - 5
Definisi
World Health Organization (WHO, 2005): Stroke adalah tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global), dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih,
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain
vaskuler

Stroke adalah suatu penyakit gangguan


fungsi anatomi otak yang terjadi secara
tiba-tiba dan cepat yang disebabkan karena
adanya pendarahan di otak.
Etiologi
1. Pecahnya pembuluh
darah di otak.
2. Kurangnya suplai oksigen
ke otak.
3. Tersumbatnya aliran
darah ke otak.
Manifestasi Klinis
(Price dan Wilson, 2002)
 Baal atau lemas mendadak di wajah, lengan, atau tungkai, terutama di salah satu
sisi tubuh
 Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu
atau dua mata
 Bingung mendadak
 Tersandung selagi berjalan
 Pusing bergoyang
 Hilangnya keseimbangan atau koordinasi
 Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas
 Mual muntah
Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi
modifikasi Marshall:
1. Stroke Iskemik
Transient Ischemic Attack
Trombosis serebri
Emboli serebri
2. Stroke Hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subaraknoid
Patofisiologi

PATHWAY
Komplikasi
Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:
Deep vein thrombosis
Hidrosefalus
Disfagia
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
 CT memperlihatkan secara akurat lokasi
perdarahan kecil, darah subaraknoid, clots
dan aneurisma, kelainan bentuk arterivena,
dan memperlihatkan area infark Pemeriksaan Laboratorium
 Magnetic resonance imaging (MRI) punya  Pemeriksaan darah lengkap
keuntungan dapat memperlihatkan lesi digunakan untuk mendeteksi anemia,
yang dalam pada lakunar kecil di hemisfer leukositosis, jumlah platelet
dan abnormalitas pada batang otak.  Pemeriksaan PT dan aPTT diperlukan
 Angiografi, digunakan dengan proses dalam penentuan penatalaksanaan
pencitraan digital, secara akurat stroke
menperlihatkan stenosis dan penyumbatan  Pemeriksaan enzim jantung, seperti
pembuluh darah intrakranial dan troponin jantung, enzim CK-MB
ekstrakranial menilai adanya iskemik miokard
Penatalaksanaan
Terapi Farmakologi
1. Antiplatelet; Obat antiplatelet seperti aspirin,
clopidogrel, dan kombinasi dipiridamole dengan
aspirin memiliki peran yang besar dalam pencegahan
sekunder kejadian aterotrombotik
2. Antikoagulan; Percobaan randomisasi unfractionated
heparin (UFH), low-molecular weight heparin (LMWH)
3. Trombolitik; intavena rt-PA pada tiga jam setelah
onset stroke iskemik meningkatkan hasil klinis dari
pengobatan selama 3 bulan
Pengkajian

PENGKAJIAN
Diagnosa
NO Diagnosa keperawatan Kategori Subkategori

1. Resiko perfusi serebral tidak efektif Fisiologis Sirkulasi


(D.0017)
2. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) Fisiologis Sirkulasi

3. Nyeri akut (D.0077) Psikologis Nyeri dan


kenyamanan
4. Pola napas tidak efektif (D.0005) Fisiologis Respirasi

5. Konfusi akut (D.0064) Fisiologis Neurosensori

6. Defisit nutrisi (D.0019) Fisiologis Nutrisi dan Cairan

7. Gangguan presepsi sensori (D.0085) Psikologis Integritas Ego


NO Diagnosa keperawatan Kategori Subkategori
8. Bersihan jalan napas tidak efektif Fisiologis Respirasi
(D.0001)
9. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) Fisiologis Aktivitas/istirahat
10. Gangguan komunikasi verbal (D.0119) Relasional Interaksi Sosial

11. Gangguan menelan (D.0063) Fisiologis Neurosensori


12. Resiko hipovolemia (D.0034) Fisiologis Nutrisi dan Cairan
13. Resiko jatuh (D.0143) Lingkungan Keamanan dan
proteksi
14. Resiko gangguan integritas kulit Lingkungan Keamanan dan
(D.0139) proteksi
Intervensi

INTERVENSI
Trend Dan Issue
Trend dan issue dalam keperawatan pada penyakit Strok
yaitu pemberian terapi musik klasik pada klien dengan penyakit
strok. Stroke menjadi penyebab kecacatan nomor satu di dunia.
Di Indonesia, diperkirakan dalam setiap tahunnya ada 500.000
penduduk yang terkena serangan stroke.
Pasien stroke mengalami depresi cenderung tidak bisa
melakukan kegiatan apapun, semua kegiatan hariannya dibantu
oleh keluarga atau perawat.
Lanjutan…
Musik klasik mempunyai kategori frekuensi 5000-8000 Hz.
Frekuensi tersebut dapat merangsang tubuh dan pikiran menjadi
rileks sehingga merangsang otak menghasilkan hormon serotonin
dan endorfin yang menyebabkan tubuh menjadi rileks dan
membuat detak jantung menjadi stabil.
Dari beberapa jurnal pendukung yang kami temukan dapat
disimpulkan bahwa pemberian terapi musik pada penderita strok
dapat meningkatkan kualitas fisik dan psikologi klien.

Anda mungkin juga menyukai