Anda di halaman 1dari 22

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua diantara orang dewasa di Amerika


Serikat. Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala sampai kerusakan yang
ekstensif dan irefesibel terjadi. Galukoma mempengaruhi individu disegala usia,
tetapi lebih menonjol terjadi pada usia lanjut (diatas 40 tahun). Pasien lain yang
beresiko adalah pasien diabetes, Afro-Amerika, individu dengan riwayat keluarga
glauk oma, dan individu sebelumnya pernah mengalami trauma atau pembedahan
mata atau yang mendapat terapi steroid jangka panjang. Tidak ada penyembuhan
untuk glaucoma, tetapi penyakit dapat dikontrol. (Susan Smeltzer, 2013)

Pada glaukoma akan terdapat kelemahan fungsi mata dengan terjadinya cacat
lapang pandangan dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi papil
saraf optic, yang dapat berakhir dengan kebutaan. Glaukoma dapat disebabkan
bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar atau karena berkurangnya
pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
(IlyasdanYulianti, 2014).

B. Etiologi
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliar.
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah
pupil.
3. Dapat disebabkan karena korstikoteroid jangka panjang, miopi tinggi, progresif.
4. Disebabkan penyakit mata lain, seperti ; katarak, perubahan lensa kelainan
uvea(Bahtiar, 2009)

C. Manifestasi klinik
1. Sebagian besar pasien tidak menyadari bahwa mereka mengalami penyakit sampai
meraka mengalami perubahan visual dan penurunan pandangan
2. Gejala dapat mencakup pandangan kabur atau “balo” di sekitar cahaya, kesulitan
memfokuskan penglihatan, kesulitan menyesuaikan mata dalam cahaya redup,
kehingan penglihatan perifer, rasa sakit atau ketidaknyamanan di sekitar mata, dan
sakit mata
3. Pucat dan cekungnya lempeng/diskussaraf ; ketika kerusakan saraf optic bertambah
parah, persepsi visual di daerah tersebut menghilang. (Susan Smeltzer, 2013)

D. Patofisiologi
Rongga anterior mata berada di depan dan sedikit kesamping dari lensa,
terdapat/bermuara aqueous humor merupakan cairan bening yang menunjukkan
lympah. Aqueous humor diproduksi secara terus-menerus dalam badansilianis yang
terdapat dibagian posterior iris dan mengalir melewati pupil kedalam kamera okuli
anterior. Aqueous humor disalurkan melalui canal Schlemm disekitar mata dan berada
pada bagian sudut kamera okuli anterordimana terjadi pertemuan iris perifer dan
kornea dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan penyerapan
aqueous humor, akan menyebabkan atau menjadikan tekanan intraokuli relative
konsta. TIO berkisar 10-20 mmHg dan rata-rata 16mmHg. Tekanan intraokuler
bervariasi dan naik sampai 5mmHg. Glaukoma terjadi dimana adanya peningkatan
TIO yang dapat menimbulkan kerusakan dari saraf-saraf optik. Peningkatan tekanan
disebabkan abstruksi/sumbatan dari penyerapan aqueous humor. (Purbo S, 2010)

E. Klasifikasi glaukoma
1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang kuat.
Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork
sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma
primer sudut terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor aquos pada system
trabekulum dan kanalis schlemm.
b. Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Glaucoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis
tanpa ada kelainan lainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler karena
sumbatan aliran keluar humos aquos akibat oklusi trabekular meshwork oleh
iris perifer.
2. Glaukoma Sekunder
Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan
manifestasi dari penyakit lain dapat berupa peradangan, trauma bola mata dan
paling sering disebabkan oleh uveitis.
3. Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
gangguan perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital
seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai adanya epifora
dapat juga berupa fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma
kongenital terbagi atas glaukoma kongenital primer (kelainan pada sudut kamera
okuli anterior), anomali perkembangan segmen anterior, dan kelainan lain (dapat
berupa aniridia, sindrom Lowe, sindrom Sturge-Weber dan rubella kongenital).
(Bahtiars, 2009)
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Tujuan dari semua terapi glaukoma adalah pencegahan kerusakan saraf optic.
Terapi seumur hidup hamper selalu diperlukan karena glaukoma tidak dapat
disembuhkan. Terapi terfokus pada terapi farmakologis, prosedur laser,
pembedahan, atau kombinasi dari pendekatan-pendekatan ini, semuanya
berpotensi menyebabkan komplikasi dan efek samping. Sasarannya adalah untuk
mencapai manfaat terbesar dengan resiko terkecil, biaya, ketidaknyamanan
terkecil bagi pasien. Meskipun terapi tidak dapat mengembalikan fungsi saraf
optic yang telah rusak, kerusakan lebih lanjut dapat dikontrol. Tujuannya adalah
mempertahankan IOP tetap berada di dalam kisaran yang tidak mungkin
menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
2. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan medis glaukoma bergantung pada medikasi ocular sistemik
dan topical yang mengurangi IOP, penampilan saraf optikus, lapang pandang, dan
efek samping obat.terapi memperhitungkan pula kesehatan pasien dan stadium
glaukoma pasien.
a. Pasien biasanya memulai terapi pada dosis medikasi topical terendah
kemudian berlanjut ke konsentrasi yang lebih tinggi sampai kadar IOP yang di
inginkan tercapai dan dipertahankan.
b. Satu mata ditangani terlebih dahulu, dan mata yang lain berfungsi sebagai
control dalam menentukan efektivitas medikasi.
c. Beberapa tipe medikasi ocular digunakan untuk mengatasi glaukoma,
termasuk miotik (medikasi yang menyebabkan kontraksi pupil), aginis
adrenergic (yi, agens simpatomimetik), penyekat beta, agonis alfa, (yi, agens
adrenergic), inhibitor anhidrase karbinat, dan prostaglandin.
3. Penatalaksanaan Bedah
a. Trabekulopasti laser atau iridotomi diindikasikan ketika IOP tidak dapat
dikontrol secara adekuat oleh medikasi.
b. Prosedur penyaringan; lubang atau fistula di jejaraing trabekuler
trabekulektomi adalah teknik standard.
c. Implan drainase atau bedah pintas mungkin dilakukan.
d. Bedah trabektomi dilakukan hanya untuk pasien yang telah menjalani terapi
farmakologi dan/atau trabekuloplati laser, tetapi adekuat dalam mengontrol
IOP.
4. Penataalaksanaan Keperawatan
a. Buat rencana pendiddikan kesehatan mengenai sifat penyakit dan pentingnya
memenuhi regimen medikasi yang ketat untuk membantu mematikan
keparahan.
b. Tinjau program medikkasi pasien, terutama interaksi medikasi pengontrolan
glaukoma dengan obat lain.
c. Jelaskan efek medikasi pengontrol glaukoma pada penglihatan (mis, miotik
dan simpatomimetik menghasilkan perubahan focus, oleh sebab itu, pasien
perlu berhati-hati ketika menelusuri lingkungan sekitar mereka)
d. Rujuk pasienke layanan yang akan membantu pelaksanaan aktivitas hidup
sehari-hari, jika diperlukan.
e. Rujuk pasien dengan gangguan mobilitas untuk mendapatkan layanan bagi
penderita gangguan penglihatan dan rehabilitasi, pasien yang memenuhi
kriteria untuk kebutaan legal harus dirujuk ke lembaga yang dapat membantu
mereka mendapatkan bantuan dari Negara bagian.
f. Tenangkan pasien dan berikan dukungan emosional.
g. Libatkan keluarga pasien dalam rencana asuhan, dan karena penyakit memiliki
kecenderungan farnilial, dorong anggota keluarga untuk menjalani
pemeriksaan minimal setiap 2 tahun untuk mendeteksi glaukoma sejak dini
(Susan Smeltzer, 2013)
G. Komplikasi

Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan


bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan, yaitu
kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi
(penggaungan) glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata
dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga
menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan
rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan
sinar beta pada pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol
retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa
berfungsi dan memberikan rasa sakit (Hilman, 2011)
H. Pathway

Trauma, DM, Arteroklerosis dan pembedahan

Kebocoran pembuluh darah

Aliran aquos humor terganggu

Bilik anterior dan posterior mata terisi cairan

Peningkatan tekanan
intraokular

Merangsang Dihantarkan ke
Menekan saraf optik
nosiseptor nyeri medula spinalis

Mengganggu saraf Atrofi saraf


Ke korteks
nervus vagus serebri
Bintik buta pada
lapang pandang
Menstimulasi medulla NYERI AKUT Persepsi nyeri
vomitting mata
Perubahan
penglihatan perifer
Mual muntah

GANGGUAN PERSEPSI
Sulit melihat
SENSORI PENGLIHATAN
(pandangan kabur)

Rasa takut, cemas RISIKO JATUH

ANSIETAS
I. Pengkajian
a. Data subjek

Kategori Pertanyaan untuk riwayat Rasional


kesehatan
Data - Berapa umur klien ? Karena glaukosa sudut terbuka
Demografi lebih sering terjadi pada klien umur 40
tahun.
Banyak penelitian menemukan
hubungan positif antara tekanan intra-
okuli dan umur. Tetapi sebenarnya efek
peningkatan tekanan intra-okuli ini
disebabkan oleh bertambahnya usia,
meningkatnya denyut nadi dan obesitas.
(buku black)
- Apa ras klien ? Karena glaukma sudut terbuka
lebih sering terjadi pada ras kulit hitam.
(buku black)

Riwayat - Riwayat Kesehatan Orang orang yang memiliki


kesehatan Sekarang penyakit kronis seperti diabetes,
hipertensi dan jantung beresiko
mengalami gloukoma.
Pada penyakit diabetes yang gula
darahnya tidak terkontrol akan mengalami
kerusakan pada pembuluh darah kecilnya.
Pada penderita hipertensi, jika
tekanan darah naik akan menyebabkan
tekana pada bola mata.
Kemudian pada penyakit jantung
kondisi ini bisa menurunkan suplai darah
di mata sehingga bisa menyebabkan
rusaknya saraf mata.
- Riwayat kesehtan Salah satu faktor penyebab
kelurga ? glaukoma adalah faktor genetik. Dikenal
dengan adanya gen myocilin (MYOC) di
1q21-q31.
- Riwayat penyakit Pernah mengalami trauma atau
terdahulu ? kecelakaan pada daerah mata dan
penggunaan obat steroid secara berlebihan
juga akan meningkatkan tekanan bola
mata dan beresiko mengalami glaukoma.
b. Data Objektif
Kategori Temuan Pada Pengkajian Temuan Abnormal
Kepala 1. Mata 1. mata
Kedudukan bola mata lurus bola mata tampak tidak
dan simetris serta tidak tampak simetris serta tampak
bengkak bengkak dan tampak
menonjol

2. Kornea 2. Kornea
Kornea normal tidak udem dan Edema (bengkak) pada
tidak adanya pengeluaran kornea, keluar cairan
cairan
3. Pupil 3. pupil
Bentuk pupil normal, bereaksi Ukuran pupil melebar
terhadap cahaya yaitu dengan serta tidak bereaksi pada
membesar dan mengecil cahaya

4. lensa 4. lensa
lensa mata normal, tidak ada lensa mata tampak kabur
bagian putih yang tampak atau tampak berembun,
seperti embun fungsi penglihatan
menurun

ganti baru

5. iris 5. iris
Iris mata normal, kerja pupil Iris mata mengalami atrofi
normal (pengecilan)
mengakibatkan kerja pupil
terganggu

6. Bilik mata depan 6. Bilik mata depan

Bilik depan mata normal, tida Terkumpulnya darah di


ada tanda kemerahan atau bilik depan mata di antara
pendarahan. kornea

b. Pengkajian laboratorium
No Tes Definisi/Nilai normal Kelainan yang ditentukan
1. Pemeriksa Tonometer adalah alat nilai mencurigakan apabila berkisar
an yang mengeksploitasi antara 21-25 mmhg dan dianggap
tonometri sifat fisik mata untuk patologi bila melebihi 25 mmhg.
mendapatkan tekanan intra
Tekanan mata yang normal berbeda
okular tanpa perlu
untuk setiap orang dan biasanya
mengkanulasi mata.
lebih tinggi setelah Anda bangun.
Tonometer berguna untuk
Perubahan TIO lebih pada orang
mengukur tekanan intra
yang memiliki glaukoma. Wanita
okuli. Tekanan intra okuli
biasanya memiliki IOP lebih tinggi
tergantung dari kecepatan
dibandingkan laki-laki, dan TIO
produksi aquos humor,
biasanya semakin tinggi seiring
tahanan terhadap aliran
bertambahnya usia.
keluarnya dari mata dan
tekanan vena episklera.
Abnormal: lebih tinggi dari 21 mm
Nilai normal tekanan intra
Hg
okuli 11- 21 mmHg ( rata-
rata 16 ± 2,5 mmHg ). Skor IOP tinggi: IOP yang tinggi
dapat berarti bahwa Anda memiliki
(Dr. Rodiah Rahmawaty glaukoma atau bahwa Anda berada
Lubis, SpM) pada risiko tinggi untuk mengidap
glaukoma. Orang yang memiliki
tekanan terus menerus di atas 27
mm Hg biasanya mengidap
glaukoma kecuali tekanan
diturunkan dengan obat-obatan.
2. Pemeriksa Gonioskopi adalah Sudut drainase terlihat sempit,
an suatu cara untuk terbelah sedikit, atau tertutup. Ini
gonioskop memeriksa sudut bilik artinya sudut tertutup sebagian atau
i mata depan dengan seluruhnya, atau ada risiko sudut
menggunakan lensa akan tertutup nantinya. Sudut
kontak khusus. Dalam hal drainase yang tertutup dapat berarti
ini glaukoma gonioskopi Anda memiliki glaukoma sudut
diperlukan untuk menilai tertutup. Ada banyak alasan
lebar sempitnya sudut mengapa sudut drainase tersumbat.
bilik mata depan. Ini termasuk karena luka, pembuluh
Gonioskopi dapat darah yang tidak normal, cedera
membedakan sudut atau infeksi, dan pigmen warna
terbuka dan sudut tertutup. ekstra pada iris.
(buku ada foto pa zia)
Sudut drainase
terlihat normal, terbuka
lebar dan tidak tertutup
(https://hellosehat.
com/kesehatan/tes-
kesehatan/gonioskopi/)
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan criteria Intervensi keperawatan Rasional
o hasil
1. NYERI AKUT NOC: NIC:
No diagnosa : 0077 1. kontrol nyeri Manajemen Nyeri
Kategori : psikologis 2. tingkat nyeri Observasi
Subkategori : nyeri dan kenyamanan 1. Observasi TTV 1. Dalam melakukan
Tujuan: pengkajian terhadap pasien,
Definisi : Setelah di pengukuran tanda vital
pengalaman sensorik atau emosional lakukan tindakan merupakan aspek yang
yang berkaitan dengan kerusakan keperawatan sangat penting. Untuk
jaringan aktual fungsional,dengan onset selama... X 24 jam, mengetahui keadaan klien
mendadak atau lambat dan berinsitas di harapkan pasien dan menentukan intervensi
ringan hingga berat yang berlangsung memenuhi kriteria apa yang akan dilakukan
kurang dari 3 bulan. hasil sebagai berikut selanjutnya Perubahan tanda
: vital dapat menunjukkan
Penyebab: 1. pasien mampu perubahan pada kondisi
1. Agen pencedera fisiologis mengenali kesehatan pasien.
(mis. Inflamasi, iskemia, kapan nyeri
neoplasma) terjadi 2. Lakukan pengkajian nyeri 2. Agar dapat memberikan
2. pasien mampu komperhensif yang meliputi tindakan keperawatan yang
Gejala dan tanda mayor: menggambarka lokasi,karakteristik,onset tepat sesuai dengan
Subjektif: n faktor atau menajement nyeri
2. Mengeluh nyeri penyebab durasi,frekwensi,kualitas,int
pasien mampu ensitas,atau beratnya
Objektif: melaporkan nyeri yang nyeri,dan faktor pencetus
1. Gelisah dirasakan

Gejala dan tanda minor:


Subjektif:
(tidak ada) Mandiri
3. Gunakan tindakan terapi 3. Terapi ini diharapkan
Objektif: humor untuk membantu mampu mereduksi efek
1. Nafsu makan berubah penurunan nyeri ketergantungan analgetik,
2. Proses berpikir terganggu serta dengan terapi humor
akan dikeluarkan
Kondisi klinis terkait: endorphin dan enkhapalin
Glaucoma yang mampu menurunkan
nyeri

4. Menurunkan faktor-faktor
4. Kendalikan faktor yang dapat mempengaruhi
lingkungan yang dapat nyeri. Ketika seseorang
mempengaruhi respon pasien mengalami nyeri dan
terhadap nyeri (misalnya, suhu, menjalani perawatan di
ruangan, pencahayaan, suarang rumah sakit adalah hal
bising) yang sangat tak
tertahankan, karena nyeri
adalah perasaan tidak
nyaman. Secara terus-
menerus klien kehilangan
kontrol dan tidak mampu
untuk mengontrol
lingkungan yang dapat
memicu nyeri

Kolaborasi
5. Kolaborasikan dengan
Dokter dan Tim Kesehatan 5. Kolaborasi tim kesehatan
lain memberikan terapi adalah hubungan kerja yang
farmakolgi untuk memiliki tanggung jawab
mengurangi rasa nyeri bersama dengan penyedia
layanan kesehatan lain
dalam pemberian
(penyediaan) asuhan pasien.
dengan hal ini akan
mempermudah dalam
memberikan terapi
farmakologi .terapi
farmakologi adalah
pemberian obat-obatan yang
dapat mengontrol nyeri.

Health Education
6. Jelaskan pada pasien 6. pemahaman pasien tentang
tentang sebab-sebab penyebab nyeri yang terjadi
timbulnya nyeri akan mengurangi
ketegangan pasien dan
memudahkan pasien untuk
diajak bekerjasama dalam
melakukan tindakan
4. Ansietas (0080) NOC: NIC: Pengurangan Kecemasan
Kategori : Psikologis 1. Kontrol Pengurangan Kecemasan
Observasi
Subkategori : Integritas Ego Kecemasan Diri :
Observasi
Tindakan personal
Definisi : Kondisi emosi dan untuk mengurangi 1. Kaji untuk tanda verbal dan 1. Untuk mengetahui
pengalaman subjektif individu terhadap perasaan takut, non verbal kecemasan respon pasien terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik tegang, atau kecemasannya
akibat antisipasi bahaya yang gelisah dari Tindakan Mandiri
memungkinkan individu melakukan sumber – sumber Tindakan Mandiri
1. Bertujuan untuk
tindakan untuk menghadapi ancaman. yang tidak dapat
1. Gunakan pendekatan yang mengurangi tingkat
diidentifikasi
tenang dan meyakinkan kecemasan pasien
Gejala dan Tanda Mayor 2. Koping : Tindakan
Subjektif pribadi untuk
2. Berada di sisi klien saat
1. Merasa khawatir dengan akibat mengelola stres
2. Berada di sisi klien untuk klien merasa cemas akan
dari kondisi yang dihadapi yang membebani
meningkatkan rasa aman membuat klien merasa
2. Sulit berkonsentrasi kemampuan
dan mengurangi ketakutan lebih nyaman dan
Objektif individu
menghilangkan
1. Tampak gelisah kecemasan
2. Sulit tidur Tujuan : Setelah Peningkatan Koping
Peningkatan Koping
dilakukan tindakan
Tindakan Mandiri
keperawatan … x 24 Tindakan Mandiri
Gejala dan Tanda Minor
jam. Ansietas dapat 1. Untuk membantu
1. Berikan penilaian mengenai
Subjektif diatasi dengan : perawat dalam
dampak dari situasi
mengetahui
1. Mengeluh pusing Kriteria Hasil : kehidupan pasien terhadap
perkembangan
2. Merasa tidak berdaya 1. Tidak khawatir peran dan hubungan [yang psikososial klien maupun
Objektif lagi dengan ada] dapat melihat peran
kondisi yang apakah berjalan dengan
1. Kontak mata buruk
dihadapi baik
2. Muka tampak pucat
2. Dapat
berkonsentrasi 2. Gunakan pendekatan yang
2. Pendekatan yang tenang
3. Tidak gelisah tenang dan memberikan
dan memberikan jaminan
4. Bisa tidur jaminan
akan membuat klien
5. Tidak merasa
merasa nyaman dan
pusing lagi
percaya sehingga
6. Merasa
kecemasan klien
berdaya
berkurang dan
7. Kontak mata
mempercepat proses
tidak terlalu 3. Dukung sikap pasien terkait
penyembuhan klien
buruk dengan harapan yang
8. Muka tidak realistis sebagai upaya
3. Dukungan yang
terlihat pucat untuk mengatasi perasaan
diberikan kepada klien
ketidakberdayaan
bertujuan
untukmengatasi perasaan
ketidakberdayaan dirinya
danmemberikansemangat
untuk proses
4. Dukung verbalisasi penyembuhannya
perasaan, persepsi dan rasa
takut 4. Stimulus yang berlebihan
hanya akan menambah
tingkat kecemasan klien
sehingga menambah
tingkat stress klien
5. Resiko Jatuh 1. 1. 1.

Anda mungkin juga menyukai