Anda di halaman 1dari 97

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH DEFISIT

PERAWATAN DIRI DI RUANG CENDRAWASIH RUMAH SAKIT JIWA


DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah

OLEH :
RICKO ARVIAN
144012015031

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2018

i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH DEFISIT
PERAWATAN DIRI DI RUANG CENDRAWASIH RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Diploma III Keperawatan

OLEH :
RICKO ARVIAN
144012015031

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018

ii
3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN MENGALAMI DEFISIT


PERAWATAN DIRI DI RUANG CENRAWASIH
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

Ricko Arvian
xii + 68 halaman, 10 lampiran, 17 tabel

ABSTRAK

Defisit perawatan diri suatu permasalahan dimana kondisi pada seseoarang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam beraktivitas perawatan diri secara
mandiri seperti mandi, berpakaian, makan, BAB dan BAK. Defisit perawatan diri
di RSJ provinsi Lampung dari tahun 2017 mengalami peningkatan jumlah yaitu
22 jiwa defisit perawatan diri, sedangkan tahun 2018 26 jiwa defisit perawatan
diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan asuhan keperawatanjiwa pada
klien yang mengalami defisit perawatan diri di RSJD Provinsi Lampung. Jenis
penelitian ini menggunakan eksplorasi dengan desain penelitian studi kasus.
Dengan jumlah 2 partisipan, dengan kriteria partisipan skizofrenia, dengan jenis
kelamin laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan dari 2 partisipan terlihat dari hasil
mandiri atau dengan bantuan: personal hygiene: kedua klien mampu melakukan,
berdandan: kedua klien mampu melakukan, makan: pada klien 1 mampu
melakukan dengan bantuan karena klien 1 menggalami gangguan kognitif atau
daya ingat dan klien 2 mampu melakukan makan dengan baik sesuai yang
diajarkan, BAB dan BAK kedua klien mampu melakukan. Rekomendasi hasil
penelitian ini adalah agar klien selalu melakukan aktivitas mandiri: personal
hygiene untuk meningkatkan kemandirian klien DPD.

Kata kunci: Asuhan keperawatan, Defisit perawatan diri.


Referensi: (2008-2015)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

NURSING CARE IN CLIENTS WITH DEFISITES

SELF CARE IN THE CENRAWASIH ROOM


JIWA HOSPITALS LAMPUNG PROVINCE
YEAR 2018

Ricko Arvian
xii + 68 pages, 10 attachments, 17 tables

ABSTRACT
Self-care deficit is a problem where conditions in someone who experiences
weakness in the ability to independently self-care activities such as bathing,
dressing, eating, defecation and BAK. The self-care deficit in the Lampung
provincial RSJ from 2017 experienced an increase in the number of 22 self-care
deficits, while in 2018 26 people experienced self-care deficits. This study aims to
describe nursing nursing care for clients who experience self-care deficits in
Lampung Provincial Hospital. This type of research uses exploration with case
study research designs. With the number of 2 participants, with the criteria of
schizophrenic participants, with male gender. The results showed that 2
participants were seen from independent results or with assistance: personal
hygiene: both clients were able to do, dress up: both clients were able to do, eat:
the client was able to do with help because client 1 experienced cognitive or
memory impairment and client 2 able to eat well according to what is taught, BAB
and BAK both clients are able to do. The recommendation of the results of this
study is that clients always carry out independent activities: personal hygiene to
increase the independence of DPD clients.

Keywords: Nursing care, self-care deficit.


References: (2008-2015)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

MOTTO

Kamu tidak perlu menjadi hebat untuk melakukan sesuatu.

Lakukan sekarang dan jangan pernah menunda

Karena kesempatan mungkin tidak datang dua kali

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

PERSEMBAHAN

Semua yang telah kucapai saat ini adalah karunia Allah SWT serta wujud rasa
syukur kepada nya dan karya tulis ilmiah ini kupersembahkan kepada

1. Ibu dan ayah tercinta ibu Walgiyah dan bapak Prayitno yang senantiasa
memberikan banyak kesabaran dan ampunan kepadaku dengan segala
pengorbanan keikhlasan.
2. Yang kusayangi kakakku Fredi Anang Saputra, Lili Anto apriadi yang
selalu memberikan semangat dan mengingatkan ku pada masa anak anak.
3. Untuk keluarga besar yang telah setia dan sabar menemaniku.
4. Untuk Ibu Ns. Nuria Muliani ,M.Kep.,Sp.Kep.J dan Ibu Ns.
Idayati,M.Kep. yang selalu membimbing dan mensuport memberi
semangat selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
5. Untuk Ibu Elmi Nuryati M.Epid. selaku penguji III terimakasih atas
waktunya untuk menguji seminar hasil Karya Tulis Ilmiah.
6. Untuk Bagas prio jatmiko, M. Syarifudin, Diki saptra, M.Agil Assegaf,
Yoga faisal, Asep mulyana, Oki pamuji, M khoirut tasdiq, Andri fino
himawan, Erick pancatama, syahroni hidayat, indra kusuma, erdin dwi
prasetya, pratiti damba wicaksono, syaviq liana martin, heru dwi prasetyo,
ade agung wl, yang telah memberikan tawa dan semangat, terimakasih
telah memberiku warna selama ini.
7. Untuk Team keperwatan jiwa M.Agil Assegaf, Dwi Purnama Sari,
Aldyansa Nurul Kismawati, Sari Dewi, Rafiqoh, Yulia Agustina, Melisa,
Ade Agung Wl, Heru Dwi Prasetya, Heru Setiawan, Tiara Rozalia, Desta
Ayu Wandari
8. Teman teman seperjuanagan DIII Keperawatan Angkatan 20 semoga apa
yang kalian cita citakan, diimpikan, dan diharapkan dapat terwujud kelak
Amin yarobal alamin.
9. Almamater tercinta STIKes Muhammmadiyah Pringsewu Lampung yang
penulis banggakan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

RIWAYAT HIDUP

Ricko Arvian, dilahirkan pada tanggal 20 Juli 1995 di Datarajan, anak


ketiga dari 3 bersaudara pasangan Bapak Prayitno dan Ibu Walgiyah. Pendidikan
dasar di SDN 1 Datarajan, di tamatkan pada tahun 2008 dan SMP Datarajan
diselesaikan pada tahun 2011. Pendidikan berikutnya SMA Muhammadiyah 1
Pringsewu ditamatkan pada tahun 2014 dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu sampai sekarang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan waktu yang di tentukan. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Ruang

Cendrawasih Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018”

Penulis Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir

dalam menempuh pendidikan Diploma III di STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mendapat banyak petunjuk dan bantuan

baik moril maupun materil, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ns. Arena Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J selaku Ketua STIKes Muhammadiyah

Pringsewu.

2. Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan

sekaligus pembimbing 1

3. Ns. Idayati, S.Kep., M.Kes. selaku pembimbing 2

4. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku penguji III.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah sudah berusaha sebaik mungkin

dengan kemampuan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini menjadi sempurna. Kritik

dan saran yang bersifat membangun untuk menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini jauh

lebih baik lagi. Semoga bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada

dunia keperawatan pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pringsewu, Juli 2018

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


ABSTRAK................................................................................................... ii
PEERSETUJUAN ....................................................................................... iii
PENGESAHAN........................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
MOTTO ...................................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUO .................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ...................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
D. Tujuan ............................................................................................... 4
E. Manfaat ............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Jiwa Defisit perawatan Diri .................................................. 7
B. Proses Terjadinya Masalah ................................................................ 8
C. Asuhan Keperawatan ........................................................................ 11
D. Pohon Masalah .................................................................................. 14
E. Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 14
F. Rencana Tindakan Keperawatan ........................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................... 17
B. Batasan Istilah .................................................................................. 17
C. Partisipan .......................................................................................... 18
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 18
E. Pengumpulan Data ............................................................................ 18
F. Analisa Data ...................................................................................... 19
G. Etik Penelitian .................................................................................. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................. 39
B. Pembahasan ...................................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ....................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan .................................................... 14


Tabel. 3.1 Batasan Istilah .............................................................................. 17

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon Masalah .......................................................................... 14

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan dan

merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup

manusia. Gangguan jiwa di bagi menjadi dua bagian besar, yaitu gangguan

jiwa ringan (Neurosa) dan gangguan jiwa berat (Psikosis). Psikosis ada dua

jenis yaitu: psikosis organisk, dimana didapatkan kelainan pada otak dan

psikosis fungsion tidak terdapat kelainan pada otak. Psikosis salah satu

bentuk gangguan jiwa ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau menggali

realitas yang menimbulkan kesukaran sebagaimana mestinya dalam

kehidupan sehari-hari (Andayani, 2012).

Gangguan jiwa menurut America psychiatric association dalam DSM IV-TR

adalah sindrom perilaku yang secara klinik bermakna atau sindrom psikologis

atau pola yang di hubungkan dengan kejadian distress pada seseorang atau

ketidakmampuan atau peningkatan secara signifikan resiko untuk kematian,

sakit, ketidakmampuan atau hilang rasa bebas. Gangguan jiwa merupakan

respon maladaptif terhadap stressor dari dalam dan luar lingkungn yang

berhubungan dengan perasaan dan perilaku yang sejalan dengan budaya,

kebiasaan, norma setempat dan mempengaruhi interaksi sosial individu,

kegiatan dan fungsi tubuh (Towsand 2009, di kutip dalam Lelono, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

Masalah-masalah kesehatan jiwa yang selalu muncul dan bahkan dapat terjadi

pada setiap klien yang mengalami gangguan jiwa adalah defisit perawatan

diri karena merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami

kelemahan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas-aktivitas perawatan

diri seperti mandi, berpakaian, makan, BAB/BAK (Fitria, 2009).

Menurut WHO (2013), prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup

tinggi, 25% dari penduduk dunia yang pernah menderita maslah kesehatan

jiwa, 1% di anataranya adalah gangguan jiwa berat, potensi seseorang mudah

terserang gangguan jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta orang di seluruh

dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf maupun perilaku.

Defisit perawatan diri suatu permasalahan dimana kondisi pada seseoarang

yang mengalami kelemahan kemampuan dalam beraktivitas perawatan diri

secara mandiri seperti mandi, berpakaian, makan, BAB dan BAK. Prevalensi

gangguan jiwa berat (psikosis atau skizofrenia) di Indonesia sebesar 1,7 per

mil dengan jumlah seluruh responden sebanyak 1.728 orang (Riskesdas,

2013). Berdasaekan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi gangguan

jiwa terbanyak di Yogyakarta dengan 2,7 per mil dan Aceh. Sedangkan

Provinsi Lampung untuk prevalensi gangguan jiwa berat mencapai 0,8%.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 pemerintah daerah

berkewajiban untuk mengembangkan upaya kesehatan jiwa berbasis

masyarakat sebagai bagian dari upaya kesehatan jiwa keseluruhan,

memprmudah kases masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jiwa (UU NO

36, 2009).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

Dampak dari defisit perawatan diri secara fisik yaitu: gangguan integritas

kulit, gangguan membrane mukosa mulut, resiko infeksi pada mata dan

telingga, serta gangguan fisik pada kuku, selain itu juga berdampak pada

masalah psikososial seperti gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan

mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan

interaksi sosial (Parendrawati, 2009).

Berdasarkan rekam medik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung 2016 jumlah

klien yang dirawat berjumlah 1438 jiwa dengan data 753 jiwa skizofrenia

paranoid, Skizofrenia tidak terinci 344 jiwa, gangguan skizofrenia tipe

depresif 92 jiwa, Skizofrenia resi dua 76 jiwa, gangguan mental akibat

kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik lain yang ditentukan 48 jiwa,

gangguan ansietas menyeluruh 31 jiwa, gangguan skizofrenia tipe manik 26

jiwa, gangguan mental organik atau simptomatik yang tidak tergolongkan 25

jiwa, depresi pasca skizofrenia 23 jiwa, gangguan psikotik skizofrenia akut

20.

Berdasarkan data yang diperoleh di Ruang Cendrawasih Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Lampung pada tahun 2017 januari sampai bulan april terdapat 450

jiwa yang di rawat diruang cendrawasih dengan masing-masing masalah

perilaku kekerasan 166 jiwa, halusinasi penglihatan 173 jiwa, harga diri

rendah 74 jiwa, isolasi sosial 15 jiwa, defisit perawatan diri 22 jiwa (Rekam

medik ruang Cendrawasih, 2017).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

Berdasarkan data yang diperoleh di Ruang Cendrawasih Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Lampung pada tahun 2018 januari sampai bulan april terdapat 427

jiwa yang di rawat diruang cendrawasih dengan masing-masing masalah

perilaku kekerasan 197 jiwa, halusinasi penglihatan 140 jiwa, harga diri

rendah 54 jiwa, isolasi sosial 10 jiwa, defisit perawatan diri 26 jiwa (Rekam

medik ruang Cendrawasih, 2018).

Berdasarkan data klien yang mengalami defisit perawatan diri sejumlah 26

jiwa klien defisit perawatan diri. Penting mendapatkan intervensi

keperawatan dalam proses rehabilitasinya. Sehingga peneliti tertarik

mengambil asuhan keperawatan jiwa pada klien defisit perawatan diri di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung pada tahun 2018 diruang Cendrawasih.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada klien mengalami defisit perawatan

diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dilaksanakan asuhan keperawatan klien yang mengalami defisit

perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

Tujuan khusus

a. Dilakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami defisit

perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

b. Ditetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami defisit

perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

c. Disusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami defisit

perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

d. Dilaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami defisit

perawatan diri dirumah sakit jiwa provinsi lampung.

e. Dilakukan evaluasi pada klien yang mengalami defisit perawatan diri

di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat digunakan

dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

keperawatan terhadap defisit perawatan diri pada gangguan jiwa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi metode dalam

penanganan kasus gangguan jiwa khususnya defisit perawatan diri.

b. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi rumah

sakit dalam melakukan upaya penurunan gangguan jiwa pada klien

yang mengalami defisit perawatan diri.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan contoh penelitian dan

sumber data bagi penelitian yang memerlukan masukkan berupa data

atau pengembangan penelitian dengan masalah yang sama demi

kesempurnaan peneliti.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

d. Bagi Klien

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi kepada

klien dalam upaya menurunkan gangguan jiwa pada masalah defisit

perawatan diri.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Jiwa Defisit perawatan Diri

1. Pengertian

Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhan guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan

kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien di nyatakan

terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya

(Damayanti & Iskandar, 2012).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau

menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri, mandi,

berpakaian dan berhias untuk diri sendiri, aktivitas makan sendiri, dan

aktifitas eliminasi sendiri (Herdman, 2012)

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada klien dengan

gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga

kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang

perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri

antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri,

toileting (BAK/BAB) (Damayanti & Iskandar, 2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

2. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri

a. Defisit perawatan diri: mandi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi

atau beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.

b. Defisit perawatan diri: berpakain

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktiitas

berpakain dan berias untuk diri sendiri.

c. Defisit perawatan diri; makan

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas

sendiri

d. Defisit perawatan diri: eliminasi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas

eliminasi sendiri (Damayanti & Iskandar, 2012)

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Faktor predisposisi

Menurut Stuart (2009)

a. Faktor biologi

Secara biologi riset neuropatologi memfokuskan pada tiga area otak

yang di percaya dapat melibatkan defisit perawatan diri yatu sistem

limbik, lobus frontalis dan hypothalamus.

1) Sistem limbik

Sistem limbik merupakan cincin korteks yang berlokasi di

permukaan medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

kutup serebum. Fungsi nya adalah mengatur persyarafan otonon

dan emosi

2) Lobus frontal

Berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam

berprilaku dan berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan

sistem limbik.

3) Hypothalamus

Hypothalamus adalah bagian dari ensefalon yaitu bagian dalam dari

serebum yang menghubungkan otak tenggah denganhemisfer

serebum. Fungsi utama adalah tingkah laku terhadap emosi dan

juga mengatur mood dan motivasi.

b. Psikologis

Meliputi konsep diri, intelektualitas, kepribadian, moralitas,

penggalaman masa lalu, koping dan ketrampilan komunikasi secara

verbal.

c. Faktor sosial budaya

Citra tubuh, merupakan konsep subyektif seseorang tentang

penampilan fisiknya. Citra tubuh mempengaruhi cara

mempertahankan perawatan diri. Menurut (Stuart, 2009) citra tubuh

adalah kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak di sadari

terhadap tubuhnya, termasuk persepsi dan perasaan masa lalu dan

sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

2. Faktor Presipitasi

Stuart (2009) mendefinisikan stessor presipitasi sebagai sutau stimulus

yang di persepsikan oleh individu apakah dipersepsikan sebagai suatu

kesempatan, tantangan, ancaman atau tuntutan. Stressor presipitasi bisa

berupa stimulus internal maupun eksternal yang mengancam individu.

Komponen stressor presipitasi terdiri atas sifat, asal, waktu dan jumlah

stressor.

3. Penilaian terhadap stress

Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa

tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal

dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan

dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam

hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.

4. Sumber koping

Menurut (Herdman, 2012), kemampuan individu yang harus dimiliki

oleh klien defisit perawatan diri adalah kemampuan untuk melakukan

aktifitas perawatan diri dalam hal pemenuhan kebutuhan mandi, berhias,

makan dan minum, serta toileting.

5. Mekanisme koping

Mekanisme koping di bagi menjadi 2 yaitu:

a. Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,

belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi

kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

b. Mekanisme koping maladaptif

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah

pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasi

lingkungan. Kategori tidak mau merawat diri.

C. Asuhan Keperawatan

1. Konsep model Callista Roy

a. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikososial yang terus menerus

berinteraksi dengan lingkungan.

b. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengatasi

perubahan biopsikososial yang bertujuan untuk membantu sesorang

untuk beradaptasi terhadap perubahan fisiologi, konsep diri, fungsi

peran, hubungan interdependen selama sehat sakit.

2. Pengkajian merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses

keperawatan tahapan pengkajian sendiri atas pengumpulan data dari

perumusan kebutuhan. Data yang dikumpulkan meliputi biologis,

psikologis, sosial dan cultural.

3. Masalah keperawtan

Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon

masalah (cause, core problem, effect) tetapi sebagai masalah pendukung.

a. Effect

b. Core problem

c. Cause

d. Defisit perawatan diri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

e. Menurunnya motivasi perawatan diri (Damayanti & Iskandar, 2012)

4. Defisit perawatan diri

a. Defisit perawatan diri, mandi

1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi

2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh

3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi

b. Defisit perawatan diri, berpakain

1) Ketidakmampuan mengancing pakaian

2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian

3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakain

4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu

5) Ketidakmampuan mengenakan kaos kaki

c. Defisit perawatan diri, makan

1) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan ke mulut

2) Ketidakmampuan mengunyah makanan

3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan

d. Defisit perawatan diri, eliminasi

1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat

2) Ketidakmampuan menyiram toilet

3) Ketidakmampuan naik ke toilet

4) Ketidakmampuan berdiri di toilet

5) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet (Damayanti & Iskandar,

2012).

5. Tanda dan gejala defisit perawatan diri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

a. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, sulit

untuk mendapatkan sumber air.

b. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil

potongan pakaian, meninggalkan pakaian, klien memiliki

ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam.

c. Makan

Klien memiliki ketidakmampuan dalam menelan makanan,

mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,

menggunakan alat tambahan.

d. Eliminasi

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam

mendapatkan kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,

ketidakmampuan membersihkan diri setelah BAK/BAB dengan tepat,

dan menyiram toilet atau kamar kecil (Fitria, 2009).

D. Pohon Masalah

Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit Perawatan Diri

Isolasi sosial

Pohon masalah defisit perawatan diri (Damayanti & Iskandar, 2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

E. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit perawatan diri

2. Isolasi sosial

3. Harga diri rendah

F. Rencana Tindakan Keperawatan

Defisit Perawatan Diri

Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi


keperawatan evaluasi
Defisit Klien mampu: Klien dapat Sp1
perawatan - Melakukan menjelaskan - Identifikasi
diri kebersihan pentingnya: kebersihan
diri sendiri - Kebersihan diri,
secara diri berdandan,
mandiri - Berdandan makan, dan
- Melakukan atau berhias BAB atau
berhias - Makan BAK
atau - BAB dan - Jelaskan
berdandan BAK pentingnya
secara baik - Mampu kebersihan
- Melakukan melakukan diri
makan cara - Masukkan
dengan merawat kedalam
baik diri jadwal
- Melakukan pasien
BAB dan
BAK
secara
mandiri
Sp2
- Evaluasi
kegiatan
yang lalu
(sp1)
- Jelaskan
pentingnya
berdandan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

- Latih cara
berdandan
- Masukkan
kedalam
jadwal
kegiatan
pasien
Sp3
- Evaluasi
kegiatan
yang lalu
(sp1 dan sp2)
- Jelaskan cara
dan alat
makan yang
benar
- Jelaskan cara
menyiapkan
makanan
- Jelaskan cara
merapihkan
peralatan
makanan
- Masukkan
kedalam
jadwal
kegiatan
klien

Sp4
- Evaluasi
kemampuan
pasien yang
lalu (sp1,
sp2, dan sp3)
- Latih cara
BAB dan
BAK yang
baik
- Menjelaskan
tempat BAB
dan BAK

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

yang sesuai
- Menjelaskan
cara
membersihka
n BAB dan
BAK

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian (Dharma, 2011).

Desain yang digunakan adalah study kasus, yaitu studi untuk mengekplorasi

suatu masalah Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami defisit perawatan

diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

B. Batasan Istilah

Variabel Batasan istilah Cara ukur

Defisit Hambatan kemamapuan untuk Observasi, Wawancara,

perawatan diri melakukan atau menyelesaikan mandi, Dokumentasi

makan, eliminasi perawatan diri untuk

diri sendiri

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien, dengan masalah

defisit perawatan diri, kriteria inklusi defisit perawatan diri, jenis kelamin laki-

laki, klien tidak mampu merawat diri. Kriteria ekslusi klien ada komplikasi

penyakit lain.

17

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus individu di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung, lama waktu

sejak klien pertama kali masuk Rumah Sakit sampai 3 hari. Mulai pengkajian

sampai evaluasi dari tanggal 23 - 25 Mei 2018.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang–dahulu-keluarga. Sumber data dari klien, keluarga,

perawat lainnya.

2. Observasi

Dengan mengadakan pendekatan asuhan keperawatan secara langsung

pada pasien selama di rumahs sakit dengan menggunakan strategi

pelaksanaan.

3. Studi dokumentasi

Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis,catatan

perawatan untuk mendapatkan data-data mengenali perawatan dan

pengobatan.

F. Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan. Alat dan bahan yang di gunakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

untuk pengumpulan data: alat tulis, peralatan kebersihan diri seperti sabun

mandi, handuk, gunting kuku, gunting rambut.

2. Mereduksi data

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk kolom dan dikelompokan

menjadi data subjektif dan objektif, di analisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibahas

3. Penyajian Data

Penyajian data dapat menggunakan tabel, bagan maupun teks naratif,

kerahasian klien dijaga dengan menggunakan inisial identitas klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data akan dibahas dan dibandingkan

pada hasil penelitian terdahulu dan secara teori dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan proses keperawatan yaitu dengan data

pengkajian, diagnosa, perencanaan tindakan, dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

1. Informed consent

Klien diberikan lembar persejuan menjadi klien serta menjelaskan apa

saja dampak dari intervensi keperawatan yang diberikan

2. Beneficience (berbuat baik)

Melakukan implementasi yang maksimal sesuai kebutuhan klien,

sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan tanpa membeda-bedakan

klien 1 dan yang lainnya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjaga kerahasiaan mengenai masalah kesehatan klien yang

hanya digunakan untuk kepentingan klien

4. Anomiliti

Peneliti melakukan kerahasian identitas klien dengan cara nama klien

dalam identitas dengan inisial

5. Justice

Peneliti melakukan asuhan keperawatan kepada klien sesuai hak yang

harus didapatkan klien untuk memenuhi kebutuhan dasar.

6. N0n-maleficience

peneliti tidak melakukan implementasi diluar dari tanggung jawab dari

seorang perawat sehingga tidak menimbulkan bahaya pada klien atau

sampai menimbulkan cidera

7. Self determinan

Peneliti menghormati setiap keputusan yang diambil dari klien atau

keluarga klien

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran lokasi pengambilan data

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung merupakan salah satu

Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Lampung Kota Bandar

Lampung yang bermodal RS Jiwa/ RSKO, yang didirikan oleh

Pemerintah Daerah Provinsi dan tergolong kedalam Rumah Sakit Jiwa

kelas B. Rumah Sakit ini telah teregistrasi sejak 23/09/1991 dengan

nomor surat izin 135/Menkes/SK/IV/78 dan tanggal surat izin

16/01/1991 dari mentri kesehatan dengan sifat tetap, berlaku sampai

dengan ada perbaruan dari kemenkes. Setelah melangsungkan prosedur

akreditasi RS seluruh Indonesia dengan proses pentahapan I (5

pelayanan) akhirnya diberikan status lulus akreditasi Rumah Sakit. RS

Jiwa/RSKO ini berlokasi di jl.Raya Gd. Tataan KM 13 Bandar

Lampung. Di Rumah Sakit Jiwa terdapat 24 ruangan yaitu 5 ruang

rawat inap, cendrawasih, kutilang, melati, napza, dan picu, rawat alan

napza kemudian Rumah Sakit Jiwa memiliki UGD, Apotek, Radiologi,

Laboratorium, poli gigi, poli psikiatri, Rekam Medik. Urusan

kepegawaian, akutansi dan verifikasi. Ruang perencanaan, rumah

tangga dan umum, gizi, psikolog. Rehabilitasi, IPS (Intsalasi


22 laundry, kemudian ruang BPJS,
pemeliharaan sarana), sanitasi dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

penulis sudah menentukan ruang yang ditentukan untuk penelitian

pada klien yang mengalami defisit perawatan diri. Gedung rawat inap

yang memiliki 2 ruangan. Masing-masing ruangan atau kamar diisi 15

dan 12. Kapasitas ruang cendrawasih yaitu 30 klien, gedung

cendrawasih masuk ruangan kelas I dan II. Seperti bangsal, luas

kamarnya 3x4 meter. Kriteria pasien yang menempati ruangan

cendrawasih rata-rata menderita diagnosa Skizofrenia Paranoid.

visi:

rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung sebagai pusat rujukan

kesehatan jiwa yang unggul dan berkeadilan.

Misi:

- Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa spesialitik

- Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat

Motto: Cepat, Empati, Ramah, Inovatif, Aktif

Filosofi: Gotong Royong, gigih dalam mencapai tujuan, ramah, selalu

berkomunikasi, kecil tapi hebat

2. Pengkajian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

a. Identitas klien

Identitas klien Klien 1 Klien 2

Nama Tn.H Tn.M


Umur 18 tahun 30 tahun
Alamat Pagelaran utara Sumber agung
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan Siswa Petani
Suku/bangsa Lampung Jawa
Informan Klien, status klien Klien, status klien
Tanggal masuk RS 14 Mei 2018 30 april 2018
Tanggal pengkajian 23 Mei 2018 23 mei 2018
No register 02 75 81 03 38 19

b. Identitas penanggung jawab

Nama Ny.A Tn.P

Alamat Pagelaran utara Sumber agung


Umur 22 tahun 25 tahun
Pendidikan SMA SLTA
Pekerjaan Petani Petani
Suku/bangsa Lampung Jawa
Agama Islam Islam
Hubungan dengan klien Kakak Adik
Status Belum menikah Belum menikah

c. Alasan masuk

Klien 1 Klien 2
Berdasarkan data yang didapat dari Berdasarkan dari status klien, klien
pengkajian, rekam medik, wawancara datang dari UGD pada tanggal 30
dan observasi klien masuk rumah sakit April 2018 diantar keluarga atau adik
jiwa lampung diantar keluarganya dan kakak dengan keluhan, klien lebih
pada tanggal 14 Mei 2018 dengan sering dirumah dan jarang merawat
alasan, kadang-kadang tertawa sendiri diri, klien mendengar suara yang ingin
karena mendengar suara bisikan, mengajaknya berbicara, lebih senang
malas berpakaian, tidak mau merawat menyendiri
diri, jarang keluar rumah hanya, sering
menyendiri
d. Faktor predisposisi

Klien 1 Klien 2
Pernah mengalami Klien mengatakan sudah Klien mengatakan
gamgguan jiwa pernah mengalami sebelumnya tidak pernah
gangguan jiwa sejak mengalami gangguan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

2016 klien sudah jiwa


berumur 18 tahun,
pengobatan tidak
berhasil karena klien
sering telat minum obat
dan tidak teratur

Penganiayaan Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak


pernah mengalmi pernah mengalami
penganiayaan penganiayaan atau
dianiaya dalam keluarga
Anggota keluarga yang Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
menggalami gangguan ada keluarga yang ada anggota keluarga
jiwa menggalmi gangguan yang mengalami
jiwa seperti klien gangguan jiwa seperti
klien
Hubungan keluarga Klien mengatakan Klien mengatakan
hubungan dengan hubungan dengan
keluarganya kurang baik, keluarganya kurang baik
klien mengatakan selalu klien sering cekcok
dibeda-bedakan dengan dengan anggota
adiknya sehingga klien keluarganya, klien
merasa tidak berguna mengatakan sering kali
lagi, klien merasa ayah marah dengan anggota
dan ibunya lebih keluarganya karena
memperdulikan adiknya sering kali ikut campur
dibandingkan dengan dengan urusannya
klien Masalah keperawatan:
Masalah keperawatan: koping keluarga tidak
koping tidak efektif efektif

Penggalaman masa lalu Klien mengatakan Klien mengatakan


pengalaman masa lalu pengalaman masa lalu
adalah klien belum lulus yang tidak
menyenangkan adalah
sekolah SMP dan merasa
ketika klien hanya
tidak berguna untuk lulusan SD sehingga
keluarganya klien susah mencari
pekerjaan ,dan di
asingkan temannya, dan
tidak bisa
membahagiakan orang
tuanya

e. Pemeriksaan fisik

Klien 1 Klien 2
Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Saat dilakukan pengkajian fisik pada
tn.H terdapat Tn.M
Td:120/80 mmHg Td: 110/80 mm/Hg
Nadi: 84x/menit Nadi: 80x/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

Pernapaan: 20x/menit Pernapasan: 20x/menit


Suhu: 36,4 C Suhu: 36,5 C
Ukur Ukur
Tb: 162 cm Tb: 166 cm
Bb: 58 kg Bb: 66 kg
Saat ini klien tidak menggalami Saat ini klien tidak menggalmi
keluhan fisik keluhan fisik

f. Psikososial

Klien 1 Klien 2
1. Genogram 1. Genogram

Keterangan Keterangan
Laki-laki Laki-laki
perempuan perempuan
klien klien
meninggal meninggal
menikah menikah
tinggal serumah tinggal serumah
cerai cerai
keturunan keturunan

Klien mengatakan anak pertama dari 3 Klien mengatakan anak ke 5 dari 9


bersaudara dan berusia 18 tahun, klien saudara dan berusia 30 tahun didalam
mengatakan dalam keluarganya hanya keluarga M hanya dirinya yang
dirinya yang mengalami gangguan jiwa, mengalami gangguan jiwa seperti ini,
klien tinggal dengan keluarga dan klien tinggal serumah dengan ibu dan 3
saudaranya. Klien mengatakan jarang adik kandungnya, klien mengatakan
berkomunikasi dengan keluarganya, sering berkomunikasi walaupun hanya
karena ayah dan ibu klien sibuk masing- sebentar. Klien pernah dilibatkan dalam
masing. Namun pengambilan keputusan pengambilan keputusan, namun
lebih banyak diambil oleh ayahnya, pola pengambilan keputusan lebih banyak
asuh yang dilakukan keluarga tidak diambil oleh kakak atau saudaranya yang
pernah dibedakan dengan saudaranya. paling tua, pola asuh yang yang
dilakukan keluarga tidak pernah
dibedakan dengan saudaranya.
2. Konsep diri 2. Konsep diri
a. Gambaran diri: klien a. Gambaran diri: klien mengatakan
mengatakan menyukai seluruh menyukai seluruh anggota

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

anggota bagian tubuhnya, tubuhnya dan menerima keadaan


penampilan kurang rapi. yang telah dianugrahkan padanya.
b. Identitas diri: klien mengatakan b. Identitas diri: klien mengatakan
seorang laki-laki erusia 18 seorang laki-laki berusia 30 tahun,
tahun, belum pernah menikah klien belum pernah menikah, dan
dan hanya lulusan SMP hanya lulusan SD
c. Peran: klien mengatakan c. Peran: klien mengatakan peran
perannya sebagai seorang anak didalam keluarganya masih sebagai
dan hanya membantu orang seorang anak
tuanya d. ideal diri: klienmengatakan ingin
d. Ideal diri: klien mengatakan cepat pulang dan ingin berkumpul
ingi menjadi seseorang yang dengan keluarganya
sukses dan ingin cepat pulang e. Harga diri: klien mengatakan
berkumpul dengan keluarganya bahwa merasa malu berada dirumah
dan ingin melanjutkan sekolah sakit jiwa, klien mengatakan tempat
lagi. ini hanya untuk orang gangguan
e. Harga diri: klien merasa malu jiwa. Klien sesekali menundukkan
dan minder karena orang-orang kepala
menjauhinya karena saat ini Masalah keperawatan: Harga diri
sedang melakukan pengobatan, rendah
Masalah keperawatan: Harga
diri rendah

3. Hubungan sosial Hubungan sosial


Klien mengatakan selama dirumah Klien mengatakan orang terdekat adalah
orang terdekatnya adalah kakak, ibunya, klien mengatakan tidak
selama dirumah sakit klien tidak mempunyai kegiatan kelompok
mempunyai teman dekat, klien dimasyarakat klien mengatakan malas
jarang berkomunikasi dengan klien untuk berhubungan dengan orang lain,
lain, lebih sering tidur. Pada saat klien mengatakan lebih suka menyendiri,
dirumah hubungan klien dengan klien diam, klien malas bergabung
orang lain jarang bersosialisasi, dengan temannya
jarang keluar rumah, tidak Masalah keperawatan: Isolasi sosial
mengikuti kegiatan yang ada
dilingkungannya Klien mengatakan
malas berkumpul dengan klien yang
lain, klien hanya duduk dan tiduran.
4. Spiritual Spiritual
Klien mengatakan beragama islam Klien mengatakan beragama islam dan
dan percaya kepada Allah SWT, percaya kepada Allah SWT, klien
klien mengatakan jika ada kegiatan mengatakan sholat, jika ada kegiatan
mengaji klien mau mengikuti mengaji klien tidak mau mengikuti

g. Status mental

Klien 1 Klien 2
1. Penampilan: Penampilan:
klien tidak sesuai, tidak rapi, Penampilan klien kurang rapi,
menggunakan baju terbalik, rambut rambut acak-acakan, lengan baju

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

acak-acakan dan berketombe, mulut digulung-gulung, baju kotor dan


dan gigi kotor, bau mulut dan bau jarang mau ganti baju, bau mulut dan
badan, kuku klien panjang-panjang, bau badan, kuku panjang-panjang,
jarang gosok gigi, klien mau klien mau melakukan kebersihan diri
melakukan kebersihan diri jika dengan disuruh perawat atau dibantu
dibantu, dan mau melakukan saat perawat atau keluarga
disuruh Masalah keperawatan: Defisit
Masalah keperawatan: Defisit perawatan diri
perawatan diri

2. Pembicaraan: Pembicaraan:
Cara berbicara klien cepat tetapi Pembicaraan klien lambat dan
tidak jelas, sulit untuk diajak kurang jelas klien masih dapat
komunikasi, saat di Tanya hanya menjawab pertanyaan yang berikan
menjawab seperlunya dari perawat

3. Aktivitas motorik: Aktivitas motorik:


Klien tampak lesu dan malas untuk Klien tampak lesu dan malas dalam
melakukan aktivitas diruangan, melakukan aktivitas duruangan dan
klien mondar-mandir, klien tidak suka disuruh atau mau melakukan
tenang dan lebih suka tiduran. aktivitas yang klien sukai, klien
gelisah dan tidak tenang, klien
tampak sendiri, klien tidak mau
berinteraksi dengan klien lain
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
4. Alam perasaan Alam perasaan:
Klien mengatakan sedih, klien Klien merasa sedih dirawat dirumah
mengatakan ingin cepat sembuh, sakit jiwa karena merasa diasingkan
klien tampak murung dan cepat oleh keluarganya, wajah klien
pulang untuk bertemu keluarganya tampak sedih, klien sesekali
menundukkan kepala
Masalah keperawatan: Harga diri
rendah
5. Afek Afek:
Afek klien dapat berespon dengan Klien mau berbicara dengan
baik sesuai dengan stimulus yang perawat, tetapi jika ditanya klien
diberikan oleh perawat tidak mau memulai pembicaraan,
klien lebih sering menjawab tidak
tahu saat ditanya oleh perawat
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara Interaksi selama wawancara:
Klien selama diwawancara Klien saat diwawancara klien
kooperatif kontak mata kadang- kooperatif kontak mata klien tajam
kadang menatap lawan kadang juga dan kadang-kadang kontak mata
tidak menatap lawan berbicara tidak menatap, tidak suka ditemani
klien terkadang menundukkan oleh perawat
kepalanya. Masalah keperawatan: isolasi sosial
Masalah keperawatan: isolasi sosial

7. Persepsi Persepsi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

Klien mengatakan kadang-kadang Klien mengatakan mendengar suara


tertawa sendiri karena mendengar yang ingin mengajaknya berbicara,
bisikan, tidak ada wujudnya jenis suara-suara seorang perempuan yang
suara itu kadang pria kadang juga mengejeknya, suaru itu muncul pada
wanita, suara itu seperti saat klien sedang sendirian, suara itu
mengajaknya ingin tertawa, waktu biasanya mucul pada saat malam
suara itu muncul 1-2 kali selama 2 hari mau tidur 1-3 kali dalam
menitan dalam seminggu, pagi seminggu hanya 2 menitan, jika
siang sampai, malam hari saat klien suara itu muncul klien hanya diam,
ingin tidur klien mengatakan sedikit gelisah, mondar-mandir. Namun
merasa terganggu dengan suara pada saat dirumah klien terkadang
tersebut, klien mengatakan hanya mengikuti suara itu.
diam saat suara itu muncul, sedikit Masalah keperawatan: Resiko
gelisah dan mengarahkan halusinasi pendengaran
telinganya kesuatu titik
Masalah keperawatan: resiko
halusinasi pendengaran
8. Proses pikir Proses pikir:
Klien mampu menjawab pertanyaan Saat berinteraksi klien mampu
yang diberikan tetapi sedikit lama menjawab apa yang ditanyakan
saat akan menjawab pertanyaan lawan bicara secara beruntun sesuai
yang diberikan perawat dan dengan topik tanpa menunggu lama,
mengarah pertanyaan yang klien menjawab pertanyaan yang
diajukan, pembicaraan klien dapat diberikan dengan pembicaraan yang
dimengerti cepat

9. Isi pikir Isi pikir:


Klien mengatakan hanya ingin Klien mengatakan hanya ingin cepat
cepat sembuh dan cepat sembuh sembuh dan cepat pulang dan
bertemu keluarganya
10. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran:
Klien mengatakan sadar bahwa Tingkat kesadaran klien
dirinya sedang berada dirumah komposmentis, klien dapat
sakit, orientasi terhadap lingkungan mengetahui apakah ini pagi, siang,
baik, klien tampak bisa malam, klien juga mengetahui
membedakan waktu pagi, siang dan sekarang sedang berada dirumah
malam. sakit

11. Memori Memori


Klien tidak mengalami gangguan Klien mengatakan tidak mengalami
daya ingat jangka panjang, klien daya ingat jangka panjang karena
masih mampu memceritakan bahwa saat ditanya siapa yang menabwa
dirinya pernah dirawat dirumah klien kerumah sakit jiwa, klien
sakit jiwa pada tahun 2016. Klien mengatakan saudara dan
mengatakan tidak mengalami keluarganya. Saat ditanya daya
gangguan daya ingat jangka ingat jangka pendek tentang
pendek, karena klien dapat siapakah nama perawat klien
mengingat kejadian selama 1 mengatakan perawat ricko arvian.
minggu yang lalu. Klien tidak mengalami gangguan
daya ingat saat ini, karena pada saat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

klien diberi pertanyaan apa yang


baru saja dibicarakan dan dapat
mengulanginya
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dan Klien dapat berkonsentrasi dengan
berhitung dengan baik, saat diberi baikterbukti pada saat disuruh
pertanyaan klien mampu menghitung mundur dari angka 20-1
menjawab, saat di tanya 2+2 klien klien mampu melakukan, klien juga
menjawab 4. mampu berhitung secara sederhana
baik penjumlahan atau pengurangan
Misal 2+3=5
5-2=3

13. Kemampuan penilaian Kemampuan penilaian:


Klien mampu mengambil klien mampu mengabil keputusan
keputusan sederhana yang sederhana seperti mandi atau makan
berhubungan dengan kebutuhan terlebih dahulu, klien mengatakan
sehari-hari seperti memeilih makan mandi lalu makan
atau cuci tangan terlebih dahulu,
klien mengatakan memilih untuk
mencuci tangan terlebih dahulu.

14. Daya titik diri Daya titik diri


Klien mampu mengenali penyakit Klien mengatakan saat ini sedang
yang diderita dan tidak berada dirumah sakit jwa klien
menginginkannya, klien mengatakan bahwa dirinyaa tidak
menyebutkan penyebab masuk mengalami gangguan jiwa
rumah sakit jiwa karena terlalu
banyak mengkonsumsi obat pada
saat di rumah.
h. Kebutuhan persiapan pulang

1. Makan dan minum Makan dan minum


Klien mengataka setiap makan Klienmengatakan saat makan jarang
hanya menggunakan tangan, klien mencuci tangan, klien jarang
mengatakan sebelum makan tidak membersihkan peralatan makan
pernah cuci tangan terlebih dahulu, setelah, klien malas untuk
klien mengatakan tidak pernah membersihkan alat makan setelah
baca do`a sebelum makan. makan
2. BAK dan BAB BAK dan BAK
klien mampu BAB/BAK secara Klien mampu BAB dan BAK secara
mandiri tanpa bantuan mandiri tanpa bantuan orang lain, dan
menggunakan kamar mandi dan mampu menggunakan kamar mandi
wc ketika BAB/BAK dan wc ketika akan BAB dan BAK

3. Mandi Mandi
klien mengatakan tidak mengerti Klien mengatakan mandi 1x sehari
pentingnya kebersihan diri, Klien saat pagi hari, klien mengatakan
mengatakan jarang mandi, klien mandi tidak pernah menggunakan
mengatakan jarang menggunakan shampo dan sabun, klien mengatakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

sabun dan shampo saat mandi tidak pernah menggunakan handuk


klien mengatakan mandi 1x sehari, setelah mandi, klien mengatakan
klien mengatakan tidak pernah jarang gosok gigi, mulut tampak
gosok gigi, baju klien terbalik, gigi kotor, rambut klien tampak
klien terlihat kotor, mulut klien berketombe, klien malas untuk mandi
bau
4. Berpakaian Berpakaian
Klien tampak tidak rapi, baju klien Klien mengatakan mampu menganti
tampak terbalik, klien tidak pakaian, klien mengatakan ganti
menggunakan alas kaki, klien 2x pakaian 1x sehari, klien tidak pernah
sehari ganti pakaaian, klien memakai alas kaki, klien tidak rapi,
mengatakan malas memakai lengan baju klien tampak di gulung,
pakaian, baju klien tampak kotor
5. Istirahat tidur Istirahat tidur
Klien mengatakan sering tidur Klien mengatakan tidak ada
siang 2 jam dan malam hari gangguan saat akan tidur baik saat
biasanya 8 jam, jadi lamanya tidur tidur siang 1-2 jam atau malam hari
klien 10 jam, klien mengatakan 6-8 jam klien mengatkan tidak ada
tidak gosok gigi dan tidak cuci kegiatan sebelum tidur atau sesudah
muka ketika akan tidur. tidur
6. Penggunaan obat Penggunaan obat:
Klien mampu minum obat secara Klien mampu minum obat secara
mandiri sesuai jadwal namun cara mandiri sesuai jadwal namun cara
menggunakan obat masih dibantu menggunakan obat masih dibantu
oleh perawat perawat

7. Pemeliharaan kesehatan Pemeliharaan kesehatan


Saat ini klien mandapat perawatan Klien mengatakan jika sakit pergi
dirumah sakit jiwa dengan baik, memeriksakan kepuskesmas atau
klien dapat dukungan dari rumah sakit
keluarganya, dan perawat agar
klien mau memelihara
kesehatannya.

8. Kegiatan dalam rumah Kegiatan didalam rumah


Klien mengatakan jika dirumah Klien mengatakan saat dirumah
tidak pernah mengikuti kegiatan kadang-kadang membantu pekerjaan
yang ada dilingkungan rumah seperti membersihkan ruangan
setelah selesai klien langsung tidur
9. Kegiatan diluar rumah Kegiatan diluar rumah
Klien mengatakan keluar rumah Klien mengatakan kegiatan diluar
hanya saat ingin menebantu orang rumah yaitu hanya bekerja sebagai
tuanya untuk bertani untuk petani, klien mengatakan hanya
memenuhi kebutuhan sehari-hari memakai transportasi sepeda motor.

i. Mekanisme koping

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

Klien 1 Klien 2
Adaptif Maladaptif Adaptif Maladaptif
Jika klien Jika ada masalah Saat ditanya apa Klien mengatakan
mempunyai klien hanya diam yang lakukan selalu menyimpan
masalah hanya saja dan ketika ada masalahnya
menceritakan dipendam sendiri masalah klien sendiri, klien
dengan ibunya serta menyendiri, mengatakan tidak mengatakan tidak
klien mengatakan mau mau
tidak ada gunanya menceritakan menceritakan
bercerita dengan masalahnya masalahnya
orang lain, klien Masalah
mengatakan 2 keperawatan:
tahun yang lalu Koping individu
sering mabuk- tidak efektif
mabukan dengan
temannya
Masalah
keperawatan:
koping individu
tidak efektif

j. Masalah psikososial dan lingkungan

Klien 1 Klien 2
Klien berhubungan dengan kelompok: Klien berhubungan dengan kelompok:
Klien mengatakan tidak ada masalah klien mengatakan tidak ada masalah
dalam hubungan spesifik dalam hubungan spesifik
Masalah behubungan dengan Masalah hubungan dengan lingkungan:
lingkungan: klien mengatakan jarang berhubungan
Klien mengatakan jarang berhubungan dengan lingkungan
dengan lingkungan
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
pendidikan: pendidikan: klien mengatakan hanya
Klien mengatakan belum lulus SMP lulusan SD
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
pekerjaan: pekerjaan: klien mengatakan sebagai
Klien mengatakan saat ini belum seorang petani
bekerja
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
perumahan: perumahan: klien mengatakan tinggal
Klien mengatakan tinggal dengan serumah dengan orang tua dan adik-
orang tua dan saudaranya adiknya
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
ekonomi: ekonomi: klien mengatakan kebutuhan
Klien mengatakan ekonomi dalam ekonomi keluarganya cukup sehingga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

keluarganya cukup sehingga tidak tidak menggalmi maslalah ekonomi


menggalmi masalah ekonomi
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
pelayanan kesehatan: pelayanan kesehatan: klien
Klien mengatakan jika sakit dibawa mengatakan beroabat kerumah sakit
kepelayanan kesehatan. menggunakan BPJS

k. Kurang pengetahuan tentang

Klien 1 Klien 2
Klien mengatakan sedang berada Klien mengatakan tidak mengerti
dirumah sakit jiwa, klien mengatakan tentang penyakit jiwa dan tidak tau cara
tentang penyakitnya dan apa alasan pengobatannya
klien dirawat dirumah sakit.

l. Aspek medis

Diagnosa medik: klien 1: Skizofrenia paranoid

Klien 2: Skizofrenia paranoid

Terapi medik

Klien 1 Nama obat Dosis Pemberian


Tn.H Trihexksipenidil 1 mg 2x1
Respiridone 2 mg 2x1
Fruxetine 2 mg 2x1

Klien 2 Nama obat Dosis Pemberian


Tn.M Trihexksipenidil 1 mg 2x1
Respiridone 2 mg 2x1
Chlorpromazine 2 mg 2x1

m. Data fokus

Klien 1 Klien 2
DS: DS
- Klien mengatakan tidak mengerti - klien mengatakan tidak mengeti
pentingnya kebersihan diri tentang kebersihan diri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

- Klien mengatakan setiap makan - klien mengatakan saat makan


hanya menggunakan tangan jarang mencuci tangan
- Klien mengatakan sebelum - klien malas untuk membersihkan
alat makan setelah makan
makan tidak pernah cuci tangan
- klien mengatakan jarang
terlebih dahulu membersihkan peralatan makan
- Klien mengatakan sebelum setelah makan
makan tidak pernah baca do`a - klien mengatakan tidak pernah
dulu menggunakan handuk setelah
- Klien mengatakan hanya mandi mandi
1x sehari - klien mengatakan jarang keramas
- klien mengatakan jarang
- Klien mengatakan jarang
memotong kuku
menggunakan sabun dan shampo - klien mengatakan mandi tidak
saat mandi pernah menggunakan shampo
- Klien mnegatakan tidak bisa dan sabun mandi
berdandan - klien mengatakan tidak mengerti
- Klien mengatakan tidak pernah cara berdandan
menyisir rambut, cukur - Klien mengatakan mendengar
suara yang ingin mengajaknya
jengot/kumis
berbicara
- Klien mengatakan tidak pernah - suara itu biasanya mucul pada
gosok gigi saat malam hari mau tidur 1-3
- Klien mengatakan kadang-kadang kali dalam seminggu hanya 2
tertawa sendiri karena mendengar menitan
bisikan, tidak ada wujudnya jenis - klien mengatakan tidak
suara itu kadang pria kadang juga mempunyai kegiatan kelompok
wanita, suara itu seperti dimasyarakat
mengajaknya ingin tertawa, suara - klien mengatakan malas untuk
itu muncul 1-2 kali selama 2 berhubungan dengan orang lain
menitan dalam seminggu, - klien mengatakan lebih suka
- malam hari saat klien ingin tidur menyendiri
klien mengatakan sedikit merasa - Klien mengatakan selalu
terganggu dengan suara tersebut, menyimpan masalahnya sendiri
- klien mengatakan hanya diam - klien mengatakan tidak mau
saat suara itu muncul, sedikit menceritakan masalahnya
gelisah dan mengarahkan - Klien merasa sedih dirawat
telinganya kesuatu titik dirumah sakit jiwa karena merasa
- klien jarang berkomunikasi diasingkan oleh keluarganya
dengan klien lain, lebih sering - klien mengatakan bahwa merasa
tidur malu berada dirumah sakit jiwa,
- Klien mengatakan malas - klien mengatakan tempat ini
berkumpul dengan klien yang hanya untuk orang gangguan
lain, klien hanya duduk dan jiwa
tiduran
DO
- klien mengatakan merasa malu
- rambut klien acak-acakan
karena sedang menjalani
- klien bau badan
pengobatan
- kuku klien tampak panjang
- klien mengatakan sedih karena
- klien tampak kotor, mulut klien
merasa diasing di RSJ
kotor
- klien mengatakan malu karena
- klien tampak tidak tau cara
lulusan SD
makan yang baik
- baju klien tampak kotor

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

DO: - klien jarang ganti baju


- klien tampak kotor, mulut klien - lengan baju klien tampak
kotor digulung
- klien tampak tidak rapi - rambut klien panjang
- klien tampak tidak tau cara - kumis tidak rapi, panjang
makan yang baik - klien tampak tenang
- klien tampak terbalik memakai - klien tampak sendiri
baju - klien tampak menyendiri
- klien memandang kesuatu arah
- rambut klien acak-acakan
- klien malas berinteraksi dengan
- rambut klien berketombe klien yang lain
- rambut klien panjang-panjang - klien tampak malu
- gigi klien tampak kotor - klien terkadang menundukkan
- mulut klien bau kepalanya
- klien bau badan - kontak mata klien sesekali tidak
- kuku klien tampak panjang- fokus
- bicara klien pelan
panjang
- klien menatap lawan bicara
- klien tampak tenang - klien tidak mau memulai
- Klien tampak menyendiri pembicaraan
- Klien malas gabung dengan - klien hanya diam
temannya
- Klien tampak tidak berinteraksi
dengan klien lain
- klien tampak sedih
- klien tampak menyendiri
- klien malas berkenalan dengan
klien yang lain
- klien sesekali menundukkan
kepala saat sedang berinteraksi

n. Analisa data

No Data Masalah
Klien 1
1 DS: Defisit perawatan diri
- Klien mengatakan tidak mengerti
pentingnya kebersihan diri
- Klien mengatakan setiap makan hanya
menggunakan tangan
- Klien mengatakan sebelum makan tidak
pernah cuci tangan terlebih dahulu
- Klien mengatakan sebelum makan tidak
pernah baca do`a dulu
- Klien mengatakan hanya mandi 1x sehari
- Klien mengatakan jarang menggunakan
sabun dan shampo saat mandi
- Klien mnegatakan tidak bisa berdandan
- Klien mengatakan tidak pernah menyisir
rambut, cukur jengot/kumis
- Klien mengatakan tidak pernah gosok
gigi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

DO:
- klien tampak kotor, mulut klien kotor
- klien tampak tidak rapi
- klien tampak tidak tau cara makan yang
baik
- klien tampak terbalik memakai baju
- rambut klien acak-acakan
- rambut klien berketombe
- rambut klien panjang-panjang
- gigi klien tampak kotor
- mulut klien bau
- klien bau badan
- kuku klien tampak panjang-panjang
2 DS: Isolasi sosial
- klien jarang berkomunikasi dengan klien
lain, lebih sering tidur
- Klien mengatakan malas berkumpul
dengan klien yang lain, klien hanya duduk
dan tiduran.
DO:
- Klien tampak menyendiri
- Klien malas gabung dengan temannya
- Klien tampak tidak berinteraksi dengan
klien lain
3 DS: Harga diri rendah
- Klien mengatakan merasa malu karena
sedang menjalani pengobatan
- Klien merasa sedih karena merasa
diasingkan di RSJ
- Klien mengatakan malu karena lulusan SD
DO:
- Klien tampak sendiri
- Klien tampak sedih
- Bicara klien pelan
4 DS: Resiko halusinasi
- Klien mengatakan kadang-kadang tertawa pendengaran
sendiri karena mendengar bisikan, tidak
ada wujudnya jenis suara itu kadang pria
kadang juga wanita, suara itu seperti
mengajaknya ingin tertawa, suara itu
muncul 1-2 kali selama 2 menitan dalam
seminggu,
- malam hari saat klien ingin tidur klien
mengatakan sedikit merasa terganggu
dengan suara tersebut,
- klien mengatakan hanya diam saat suara
itu muncul, sedikit gelisah dan
mengarahkan telinganya kesuatu titik
DO: -
5 DS: Koping individu tidak
efektif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

- Klien mengatakan jika ada masalah klien


hanya diam saja dan dipendam sendiri
serta menyendiri
- Klien mengatakan tidak ada gunanya
bercerita dengan orang lain
- Klien mengatakan 2 tahun yang lalu
sering mabuk-mabukan dengan temannya
DO:
- Klien tampak sedih
- Bicara klien pelan

Klien 2
1 DS: Defisit perawatan diri
- klien mengatakan tidak mengeti tentang
kebersihan diri
- klien malas untuk membersihkan alat
makan setelah makan
- klien mengatakan saat makan jarang
mencuci tangan
- klien mengatakan jarang membersihkan
peralatan makan setelah makan
- klien mengatakan tidak pernah
menggunakan handuk setelah mandi
- klien mengatakan jarang keramas
- klien mengatakan jarang memotong
kuku
- klien mengatakan mandi tidak pernah
menggunakan shampo dan sabun mandi
- klien mengatakan tidak mengerti cara
berdandan
DO:
- rambut klien acak-acakan
- klien bau badan
- kuku klien tampak panjang
- klien tampak kotor, mulut klien kotor
- klien tampak tidak tau cara makan yang
baik
- baju klien tampak kotor
- klien jarang ganti baju
- lengan baju klien tampak digulung
- rambut klien panjang
- kumis tidak rapi, panjang
2 DS: Resiko halusinasi
- Klien mengatakan mendengar suara pendengaran
yang ingin mengajaknya berbicara
- suara itu biasanya mucul pada saat
malam hari mau tidur 1-3 kali dalam
seminggu hanya 2 menitan
DO:
-
3 DS: Isolasi sosial
- Klien mengatakan tidak mempunyai
kegiatan kelompok dimasyarakat
- Klien mengatakan malas untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

berhubungan dengan orang lain


- Klien mengatakan lebih suka menyendiri
DO:
- Klien tidak mau memulai pembicaraan
- Klien hanya diam
4 DS: Harga diri rendah
- Klien merasa sedih dirawat dirumah
sakit jiwa karena merasa diasingkan oleh
keluarganya
- Klien mengatakan bahwa merasa malu
berada dirumah sakit jiwa,
- Klien mengatakan tempat ini hanya
untuk orang gangguan jiwa
DO:
- Klien tampak malu
- Klien terkadang menundukkan
kepalanya
- Kontak mata klien sesekali tidak fokus

5 DS: Koping individu tidak


- Klien mengatakan selalu menyimpan efektif
masalahnya sendiri
- Klien mengatakan tidak mau
menceritakan masalahnya
DO:
- Bicara klien pelan
- Klien menata
6 DS: Koping keluarga tidak
- Klien mengatakan hubungan dengan efektif
keluarganya kurang baik
- Klien sering cekcok dengan anggota
keluarganya,
- Klien mengatakan sering kali marah
dengan anggota keluarganya karena
sering kali ikut
DO:
- Bicara klien pelan
- Klien menatap lawan bicara

o. Pohon masalah

Klien 1 Klien 2

Resiko halusinasi Resiko halusinasi

Defisit perawatan diri Defisit perawatan diri

Solasi sosial Isolasi sosial

Harga diri rendah Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif Koping keluarga tidak efektif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

Koping individu tidak efektif

p. Daftar diagnosa keperawatan

Klien 1 Klien 2
Defisit perawatan diri Defisit perawatan diri
Isolasi sosial Resiko halusinasi pendengaran
Harga diri rendah Isolasi
Resiko halusinasi pendengaran Harga diri rendah
Koping individu tidak efektif Koping indivudu tidak efektif
Koping keluarga tidak efektif

q. Intervensi

Defisit perawatan diri

Klien 1

No Tanggal Diagnosa Intervensi

1 23 Mei 2018 Defisit perawatan Bina hubungan saling percaya


diri dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun nonverbal
2. Perkenalkan nama panggilan
dan tujuan perawat
berkenalan
3. Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai
4. Buat kontrak
5. Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
interaksi
6. Tunjukkan sikap empati dan
apa adanya
7. Beri perhatian kepada
kebutuhan dasar klien
8. Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

dengarkan dengan perhatian


9. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien. Adakah kontak sering
dan singkat secara bertahap,
observasi tingkah laku klien
yang tarkait
2 23 Mei 2018 Sp1
1. Identifikasi kebersihan diri,
bedandan, makan, dan BAB
atau BAk
2. Jelaskan pentingnya
kebersihan diri
3. Jelaskan alat dan cara
kebersihan diri
4. Masukkan dalam jadwal
kegiatan klien
3 24 Mei 2018 Sp2
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(sp1)
2. Jelaskan pentingnya
berdandan
3. Latih cara berdandan:
berpakaian, menyisir rambut,
bercukur
4. Masukkan kedalam jadwal
kegiatan klien
4 24 Mei 2018 Sp3
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(sp1 dan sp2)
2. Jelaskan cara dan alat makan
yang benar
3. Jelaskan cara menyiapkan
makanan
4. Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah
makan
5. Latih kegiatan makan
6. Masukkan kedalam jadwal
kegiatan klien
5 25 Mei 2018 Sp4
1. Evaluasi kemampuan klien
yang lalu (sp1, sp2, sp3)
2. Latih cara BAB dan BAK
yang baik
3. Menjelaskan tempat BAB dan
BAK yang sesuai
4. Menjelaskan cara
membersihkan BAB dan
BAK

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

6 25 Mei 2018 Sp 5
1. Evaluasi kegiatan harian
latihan kebersihan diri,
berhias/berdandan, cara
makan dan minum, BAK dan
BAB
2. Latih cara kebersihan diri
mulai dari mandi sampi BAB
dan BAK
3. Nilai kemampuan yang telah
dilakukan secara mandiri
4. nilai apakah defisit perawatan
diri dapat teratasi.

Klien 2

No Tanggal Diagnosa Intervensi

1 23 Mei 2018 Defisit perawatan Bina hubungan saling percaya


dengan menggunakan prinsip
diri komunikasi terapeutik
Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun nonverbal
1. Perkenalkan nama panggilan
dan tujuan perawat
berkenalan
2. Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai
3. Buat kontrak
4. Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
interaksi
5. Tunjukkan sikap empati dan
apa adanya
6. Beri perhatian kepada
kebutuhan dasar klien
7. Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi,
dengarkan dengan perhatian
8. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien. Adakah kontak sering
dan singkat secara bertahap,
observasi tingkah laku klien
yang tarkait
2 23 Mei 2018 Sp1
1. Identifikasi kebersihan diri,
bedandan, makan, dan BAB
atau BAK
2. Jelaskan pentingnya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

kebersihan diri
3. Jelaskan alat dan cara
kebersihan diri
4. Masukkan kedalam jadwal
pasien
3 24 Mei 2018 Sp2
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(sp1)
2. Jelaskan pentingnya
berdandan
3. Latih cara berdandan:
berpakaian, menyisir rambut,
bercukur
4. Masukkan kedalam jadwal
kegiatan klien
4 24 Mei 2018 Sp3
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(sp1 dan sp2)
2. Jelaskan cara dan alat makan
yang benar
3. Jelaskan cara menyiapkan
makanan
4. Jelaskan cara merapikan
peralatan makanan
5. Praktik makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
6. Masukkan kedalam jadwal
kegiatan klien
5 25 Mei 2018 Sp4
1. Evaluasi kemampuan klien
yang lalu (sp1, sp2, sp3)
2. Latih cara BAB dan BAK
yang baik
3. Menjelaskan tempat BAB dan
BAK yang sesuai
4. Menjelaskan cara
membersihkan BAB dan
BAK
6 25 Mei 2018 Sp 5
1. Evaluasi kegiatan harian
latihan kebersihan diri,
berhias/berdandan, cara
makan dan minum, BAK dan
BAB
2. Latih cara kebersihan diri
mulai dari mandi sampi BAB
dan BAK
3. Nilai kemampuan yang telah
dilakukan secara mandiri
4. nilai apakah defisit perawatan
diri dapat teratasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

r. Dokumentasi keperawatan

Klien 1

No Tanggal Implementasi Evaluasi


Jam
1 23 Mei Sp pengkajian S:
2018 DS: - - Klien mau menjawab
08.00 salam
wib DO: - - Klien mengatakan
sedikit lega
Diagnosa keperawatan: - Klien mengatakan
tidak mengerti
Tindakan: pentingnya kebersihan
1. Melakukan pengkajian
diri
bhsp
- Klien mengatakan
2. Menetukan masalah utama
setiap makan hanya
menggunakan tangan
RTL:
1. Identifikasi kebersihan diri, - Klien mengatakan
berdandan, makan, dan sebelum makan tidak
BAB atau BAK pernah cuci tangan
2. Jelaskan pentingnya terlebih dahulu
kebersihan diri - Klien mengatakan
3. Jelaskan alat dan cara sebelum makan tidak
kebersihan diri pernah baca do`a dulu
4. Masukkan kedalam jadwal - Klien mengatakan
pasien hanya mandi 1x sehari
- Klien mengatakan
jarang menggunakan
sabun dan shampo saat
mandi
- Klien mnegatakan
tidak bisa berdandan
- Klien mengatakan
tidak pernah menyisir
rambut, cukur
jengot/kumis
- Klien mengatakan
tidak pernah gosok
gigi
O:
- klien tampak kotor,
mulut klien kotor
- klien tamapak tidak tau
cara makan yang baik
- klien tampak terbalik
memakai baju
- rambut klien acak-
acakan
- klien bau badan
- kuku klien tampak
panjang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

A:
- Defisit perawatan diri

P:
- Mengingat –ingat yang
belum diceritakan
kepada perawat

Paraf

Ricko arvian
2 23 Mei Sp 1 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
09.00 - Klien mengatakan tidak mengerti tentang
wib mengerti pentingnya pentingnya kebersihan
kebersihan diri diri, berdandan:
- Klien mengatakan setiap menyisir rambut, cukur
makan hanya kumis/jengot
menggunakan tangan - Klien mengatakan
- Klien mengatakan sebelum mengerti dan bisa
makan tidak pernah cuci menyebutkan alat dan
tangan terlebih dahulu cara melakukan
- Klien mengatakan sebelum kebersihan diri,
makan tidak pernah baca berdandan: menyisir
do`a dulu rambut, cukur
- Klien mengatakan hanya kumis/jengot,
mandi 1x sehari memakai parfum
- Klien mengatakan jarang O:
menggunakan sabun dan - Klien tampak mampu
shampo saat mandi menyebutkan
- Klien mnegatakan tidak pentingnya kebersihan
diri
bisa berdandan
- Klien mampu
- Klien mengatakan tidak menyebutkan alat dan
pernah menyisir rambut, cara untuk kebersihan
cukur jengot/kumis diri
- Klien mengatakan tidak - Klien tampak bersih,
pernah gosok gigi tidak bau, rapi
DO: A:
- Klien tampak kotor, mulut - Defisit perawatan diri
klien kotor
P:
- Klien tampak malas untuk - Latihan mandi 2x
makan sehari
- Baju klien tampak terbalik
- Rambut klien tampak acak-
acakkan

Diagnosa keperawatan:
Defisit perawatan diri

Tindakan:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

1.Identifikasi kebersihan diri,


bedandan, makan, dan
BAB atau BAK
2. Jelaskan pentingnya
kebersihan diri
3. Jelaskan alat dan cara
kebersihan diri
4. Masukkan kedalam jadwal
pasien
RTL:
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(sp1)
Paraf
2. Jelaskan pentingnya
berdandan
3. Latih cara berdandan:
berpakaian, menyisir
rambut, bercukur
4. Masukkan kedalam jadwal Ricko arvian
kegiatan klien
3 24 Mei Sp 2 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
- Klien mengatakan tidak mengerti tentang
mengerti pentingnya pentingnya berdandan:
kebersihan diri menyisir rambut,
- Klien mengatakan setiap cukur kumis, jengot,
makan hanya memakai parfum
menggunakan tangan - Klien mengatakan
- Klien mengatakan sebelum mengerti cara
makan tidak pernah cuci melakukan berdandan:
tangan terlebih dahulu menyisir rambut,
- Klien mengatakan sebelum cukur kumis, jengot,
makan tidak pernah baca memakai parfum
do`a dulu O:
- Klien mengatakan hanya - Klien dapat
mandi 1x sehari menyebutkan
- Klien mengatakan jarang pentingnya berdandan
menggunakan sabun dan - Klien mampu
shampo saat mandi melakukan cara
- Klien mnegatakan tidak berdandan: menyisir
bisa berdandan rambut, cukur kumis,
- Klien mengatakan tidak jengot
pernah menyisir rambut, - Rambut klien terlihat
cukur jengot/kumis bersih, rapi, bau sudah
- Klien mengatakan tidak tidak bau lagi
pernah gosok gigi A:
DO: - Defisit perawatan diri
- Klien tampak kotor, mulut
klien kotor P:
- Latihan mandi 2x1
- Klien tampak malas untuk
sehari kebersihan diri
makan
mandi
- Baju klien tampak terbalik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

- Rambut klien tampak acak- - Latihan berdandan


acakkan setelah kebersihan diri:
sisiran 2x sehari, cukur
Diagnosa keperawatan: 1x seminggu
Defisit perawatan diri

Tindakan
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(sp1)
2. Jelaskan pentingnya
berdandan
3. Latih cara berdandan:
berpakaian, menyisir
rambut, bercukur
4. Masukkan kedalam jadwal
kegiatan klien
RTL
1. Evaluasi kegiatan yang lalu
(sp1 dan sp2)
2. Jelaskan cara dan alat
makan yang benar
3. Jelaskan cara menyiapkan
makanan
4. Jelaskan cara merapikan Paraf
peralatan makan setelah
makan
5. Latih kegiatan makan
6. Masukkan kedalam jadwal
kegiatan klien Ricko arvian

4 24 Mei Sp 3 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
- Klien mengatakan tidak sudah melakukan
mengerti pentingnya kebersihan diri,
kebersihan diri berdandan: menyisir
rambut, cukur kumis,
- Klien mengatakan setiap
jengot, memakai
makan hanya parfum
menggunakan tangan - Klien mengatakan
- Klien mengatakan sebelum kurang mengerti
makan tidak pernah cuci tentang cara
tangan terlebih dahulu menyiapkan makan,
- Klien mengatakan sebelum dan cara melakukan
makan yang baik
makan tidak pernah baca
O:
do`a dulu - Klien dapat
- Klien mengatakan hanya menyebutkan dengan
mandi 1x sehari pelan-pelan alat dan
- Klien mengatakan jarang cara untuk makan yang
menggunakan sabun dan baik
shampo saat mandi - Klien sedikit kurang
baik dalam melakukan
- Klien mnegatakan tidak makan, klien kurang
bisa berdandan mampu mencuci

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

- Klien mengatakan tidak piring dan tidak dapat


pernah menyisir rambut, merapikan peralatan
cukur jengot/kumis makan namun
- Klien saat akan makan
- Klien mengatakan tidak
masih tidak mencuci
pernah gosok gigi tangan, saat makan
DO: masih berserakan,
- Klien tampak kotor, mulut klien makan kadang
klien kotor masih dengan jalan-
- Klien tampak malas untuk jalan dan berbicara
makan saat makan
- Baju klien tampak terbalik A:
- Defisit perawatan diri
- Rambut klien tampak acak-
acakkan P:
- Latihan mandi 2x1
Diagnosa keperawatan: sehari setelah
Defisit perawatan diri kebersihan diri mandi
- Latihan berdandan
Tindakan: setelah kebersihan diri
1. Evaluasi kegiatan yang lalu sisiran 2x sehari,
(sp1 dan sp2) cukur1xseminggu
2. Jelaskan cara dan alat - Latihan makan dan
makan yang benar minum yang baik 3x
3. Jelaskan cara menyiapkan sehari
makanan
4. Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah
makan
5. Latih kegiatan makan
Masukkan kedalam jadwal
kegiatan klien
RTL:
1. Evaluasi kemampuan klien
yang lalu (sp1, sp2, sp3)
2. Latih cara BAB dan BAK Paraf
yang baik
3. Menjelaskan tempat BAB
dan BAK yang sesuai
4. Menjelaskan cara
membersihkan BAB dan Ricko arvian
BAK
5 25 Mei Sp 4 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
- Klien mengatakan tidak mengerti melakukan
mengerti pentingnya BAB dan BAK yang
kebersihan diri baik
- Klien mengatakan setiap - Klien mengatakan
makan hanya mengerti dimana harus
menggunakan tangan melakukan BAB dan
- Klien mengatakan sebelum BAK
makan tidak pernah cuci
tangan terlebih dahulu O:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

- Klien mengatakan sebelum - Klien mampu


makan tidak pernah baca mengulang penjelasan
do`a dulu kembali dimana
- Klien mengatakan hanya tempat BAB dan BAK
mandi 1x sehari pada tempatnya
- Klien mengatakan jarang - Klien tampak
menggunakan sabun dan melakukan BAK dan
shampo saat mandi BAB dengan baik
- Klien mnegatakan tidak seperti klien BAB
bisa berdandan tampak dengan duduk,
- Klien mengatakan tidak dan menyiram sampai
pernah menyisir rambut, bersih, dan BAK pada
cukur jengot/kumis lubang wc dan
- Klien mengatakan tidak menyiram sampai
pernah gosok gigi bersih
DO: A:
- Klien tampak kotor, mulut - Defisit perawatan diri
klien kotor
- Klien tampak malas untuk P:
makan - Latihan kebersihan diri
mandi 2x1 sehari
- Baju klien tampak terbalik
- Latihan berdandan
- Rambut klien tampak acak-
sisiran 2x sehari dan
acakkan
cukur 1xseminggu
Diagnosa keperawatan: - Latihan makdan dan
Defisit perawatan diri minum yang baik 3x
sehari
Tindakan: - Latihan BAK dan
1. Evaluasi kemampuan klien BAB yang baik
yang lalu (sp1, sp2, sp3) 1xsehari
2. Latih cara BAB dan BAK
yang baik
3. Menjelaskan tempat BAB
dan BAK yang sesuai
4. Menjelaskan cara
membersihkan BAB dan
BAK
RTL:
1. Evaluasi kegiatan harian
latihan kebersihan diri,
berhias/berdandan, cara Paraf
makan dan minum, BAK
dan BAB
2. Latih cara kebersihan diri
mulai dari mandi sampi
BAB dan BAK
3. Nilai kemampuan yang Ricko arvian
telah dilakukan secara
mandiri
4. nilai apakah defisit
perawatan diri dapat
teratasi
6 25 Mei Sp 5 S:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

2018 DS: - Klien mengatakan


- Klien mengatakan bisa senang sudah
melakukan kebersihan diri diajarkan cara
seperti mandi, berdandan, kebersihan diri
makan dan minum dengan - Klien mengatakan
baik, BAK dan BAB tidak akan malas untuk
dengan baik melakukan kebersihan
- Klien dapat menyebutkan diri
macam-macam kebersihan
diri: mandi, berdandan, O:
makan dan minum dengan - Klien mampu
baik, BAK dan BAB yang melakukan semua
baik yang di ajarkan oleh
DO: perawat
- Klien terlihat rapi - Klien kooperatif

Diagnosa keperawatan: A:
Defisit perawatan diri - Defisit perawatan diri

Tindakan: P:
1. Evaluasi kegiatan - Latihan berdandan
kebersihan diri, evaluasi sisiran, cukur
cara berdandan, evaluasi
cara makan dan minum Paraf
yang baik, BAK dan BAB
yang baik

RTL: Ricko arvian


Koordinasi dengan kakak
ruangan untuk tindakan
selanjutnya

Dokumentasi keperawatan klie 2

Catatan perkembangan

NO TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


1 23 Mei Sp pengkajian S:
2018 DS: - - Klien mengatakan
10.00 wib DO: - tidak mengeti tentang
kebersihan diri
- Klien mengatakan saat
Diagnosa keperawatan:
makan jarang mencuci
tangan
Tindakan: - Klien mengatakan
1. Melakukan pengkajian jarang membersihkan
bhsp peralatan makan
2. Menetukan masalah setelah makan
utama - Klien mengatakan
tidak pernah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

menggunakan handuk
RTL: setelah mandi
1. Identifikasi kebersihan - Klien mengatakan
jarang keramas
diri, bedandan, makan,
- Klien mengatakan
dan BAB atau BAK jarang memotong kuku
2. Jelaskan pentingnya - Klien mengatakan
kebersihan diri mandi tidak pernah
3. Jelaskan alat dan cara menggunakan shampo
kebersihan diri dan sabun mandi
4. Masukkan kedalam - Klien mengatakan
tidak mengerti cara
jadwal pasien
berdandan
O:
- rambut klien acak-
acakan
- klien bau badan
- kuku klien tampak
panjang
- klien tampak kotor,
mulut klien kotor
- klien tampak tidak tau
cara makan yang baik
- baju klien tampak kotor
- rambut klien panjang
- kumis tidak
rapi,panjang
A:
- Defisit perawatan diri

P:
- Mengingat yang belum
diceritakan kepada
perawat

Paraf

Ricko arvian

2 23 Mei Sp 2 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
10.30 wib - klien mengatakan tidak mengerti tentang
mengeti tentang pentingnya kebersihan
kebersihan diri diri, berdandan:
- klien mengatakan saat
menyisir rambut, cukur
makan jarang mencuci
tangan kumis, jengot
- klien mengatakan jarang - Klien mengatakan
membersihkan peralatan mengerti dan bisa
makan setelah makan menyebutkan alat dan
- klien mengatakan tidak cara melakukan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

pernah menggunakan kebersihan diri,


handuk setelah mandi berdandan: menyisir
- klien mengatakan jarang rambut, cukur kumis,
keramas
jengot, memakai
- klien mengatakan jarang
memotong kuku parfum
- klien mengatakan mandi O:
tidak pernah - Klien tampak mampu
menggunakan shampo menyebutkan
dan sabun mandi pentingnya kebersihan
- klien mengatakan tidak diri
mengerti cara berdandan - Klien mampu
DO: menyebutkan alat dan
cara untuk kebersihan
- klien tampak malas
diri
untuk makan - Klien tampak bersih,
- baju klien tampak kotor tidak bau, rapi
- rambut klien tampak A:
kotor - Defisit perawatan diri
- klien tampak tidak
memakai alas kaki
P:
- klien tampak tidak rapi
- Latihan mandi 2x
seahri
Diagnosa keperawatan:
Defisit perawatan diri

Tindakan:
1. Identifikasi kebersihan
diri, bedandan, makan,
dan BAB atau BAk
2. Jelaskan pentingnya
kebersihan diri
3. Jelaskan alat dan cara
kebersihan diri
4. Masukkan dalam jadwal
kegiatan klien
RTL:
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (sp1)
2. Jelaskan pentingnya
Paraf
berdandan
3. Latih cara berdandan:
berpakaian, menyisir
rambut, bercukur
4. Masukkan kedalam
Ricko arvian
jadwal kegiatan klien
3 24 Mei Sp 2 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang
mengeti tentang pentingnya berdandan:
kebersihan diri
menyisir rambut, cukur
- klien mengatakan saat
makan jarang mencuci kumis, jengot,
tangan memakai parfum

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

- klien mengatakan jarang - Klien mengatakan


membersihkan peralatan mengerti cara
makan setelah makan melakukan berdandan:
- klien mengatakan tidak
menyisir rambut, cukur
pernah menggunakan
handuk setelah mandi kumis/jengot, memakai
- klien mengatakan jarang parfum
keramas O:
- klien mengatakan jarang - Klien dapat
memotong kuku menyebutkan
- klien mengatakan mandi pentingnya berdandan
tidak pernah - Klien mampu
menggunakan shampo
melakukan cara
dan sabun mandi
- klien mengatakan tidak berdandan: menyisir
mengerti cara berdandan rambut, cukur kumis,
DO: jengot
- klien tampak malas - Rambut klien terlihat
untuk makan bersih, rapi, bau sudah
- baju klien tampak kotor tidak bau lagi
- rambut klien tampak A:
kotor - Defisit perawatan diri
- klien tampak tidak
P:
memakai alas kaki
- Latihan mandi 2x1
- klien tampak tidak rapi sehari kebersihan diri
mandi
Diagnosa keperawatan: - Latihan berdandan
Defisit perawatan diri setelah kebersihan diri:
sisiran 2x sehari, cukur
Tindakan: 1x seminggu
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (sp1)
2. Jelaskan pentingnya
berdandan
3. Latih cara berdandan:
berpakaian, menyisir
rambut, bercukur
4. Masukkan kedalam
jadwal kegiatan klien
RTL:
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (sp1 dan sp2)
2. Jelaskan cara dan alat
makan yang benar
3. Jelaskan cara
menyiapkan makanan Paraf
4. Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah
makan
5. Latih kegiatan makan
Ricko arvian
6. Masukkan kedalam
jadwal kegiatan klien
4 24 Mei Sp 3 S:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

2018 DS: - Klien mengatakan


- klien mengatakan tidak sudah melakukan
mengeti tentang kebersihan diri,
kebersihan diri berdandan: menyisir
- klien mengatakan saat rambut, cukur kumis,
makan jarang mencuci jengot, memakai
tangan parfum
- klien mengatakan jarang - Klien mengatakan
membersihkan peralatan mengerti cara dan alat
makan setelah makan untuk makan, dan cara
- klien mengatakan tidak untuk menyiapkan
pernah menggunakan makanan
handuk setelah mandi O:
- klien mengatakan jarang - Klien dapat
keramas menyebutkan alat dan
- klien mengatakan jarang cara untuk makan yang
memotong kuku baik
- klien mengatakan mandi - Klien dapat melakukan
tidak pernah makan dengan baik dan
menggunakan shampo dapat merapikan
dan sabun mandi peralatan makan
- klien mengatakan tidak - Klien saat akan makan
mengerti cara berdandan mencuci tangan, saat
DO: makan tidak
- klien tampak malas berserakan, klien
untuk makan makan dengan duduk
yang rapi
- baju klien tampak kotor
-
- rambut klien tampak
kotor A:
- klien tampak tidak - Defisit perawatan diri
memakai alas kaki
- klien tampak tidak rapi
P:
Diagnosa keperawatan: - Latihan mandi 2x1
Defisit perawatan diri sehari setelah
kebersihan diri mandi
Tindakan: - Latihan berdandan
1. Evaluasi kegiatan yang setelah kebersihan diri
sisiran 2x sehari, cukur
lalu (sp1 dan sp2)
1xseminggu
2. Jelaskan cara dan alat - Latihan makan dan
makan yang benar minum yang baik 3x
3. Jelaskan cara sehari
menyiapkan makanan
4. Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah
makan
5. Latih kegiatan makan
6. Masukkan kedalam
jadwal kegiatan klien
RTL:
1. Evaluasi kemampuan
klien yang lalu (sp1, sp2,
sp3)
Paraf
2. Latih cara BAB dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

BAK yang baik


3. Menjelaskan tempat
BAB dan BAK yang Ricko arvian
sesuai
4. Menjelaskan cara
membersihkan BAB dan
BAK
5 25 Mei Sp 4 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
- klien mengatakan tidak mengerti melakukan
mengeti tentang BAB dan BAK yang
kebersihan diri baik
- klien mengatakan saat - Klien mengatakan
makan jarang mencuci
mengerti dimana harus
tangan
- klien mengatakan jarang melakukan BAB dan
membersihkan peralatan BAK
makan setelah makan
- klien mengatakan tidak O:
pernah menggunakan - Klien mampu
handuk setelah mandi mengulang penjelasan
- klien mengatakan jarang
kembali dimana tempat
keramas
- klien mengatakan jarang BAB dan BAK pada
memotong kuku tempatnya
- klien mengatakan mandi - Klien tampak
tidak pernah melakukan BAK dan
menggunakan shampo BAB dengan baik
dan sabun mandi seperti klien BAB
- klien mengatakan tidak
tampak dengan duduk,
mengerti cara berdandan
DO: dan menyiram sampai
- klien tampak malas bersih, dan BAK pada
untuk makan lubang wc dan
- baju klien tampak kotor menyiram sampai
- rambut klien tampak bersih
kotor
- klien tampak tidak A:
memakai alas kaki - Defisit perawatan diri
- klien tampak tidak rapi
P:
- Latihan kebersihan diri
Diagnosa keperawatan: mandi 2x1 sehari
Defisit perawatan diri - Latihan berdandan
sisiran 2x sehari dan
Tindakan: cukur1xseminggu
1. Evaluasi kemampuan - Latihan makdan dan
minum yang baik 2x
klien yang lalu (sp1, sp2,
sehari
sp3) - Latihan BAK dan BAB
2. Latih cara BAB dan yang baik 1x sehari
BAK yang baik
3. Menjelaskan tempat
BAB dan BAK yang
sesuai

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

4. Menjelaskan cara
membersihkan BAB dan
BAK
RTL:
1. Evaluasi kegiatan harian
latihan kebersihan diri,
berhias/berdandan, cara
makan dan minum, BAK
dan BAB
2. Latih cara kebersihan
diri mulai dari mandi Paraf
sampi BAB dan BAK
3. Nilai kemampuan yang
telah dilakukan secara
mandiri
4. nilai apakah defisit Ricko arvian
perawatan diri dapat
teratasi
6 25 Mei Sp 5 S:
2018 DS: - Klien mengatakan
- Klien mengatakan bisa senang sudah diajarkan
melakukan kebersihan cara kebersihan diri
diri seperti mandi, - Klien mengatakan
berdandan, makan dan tidak akan malas untuk
minum dengan baik, melakukan kebersihan
BAK dan BAB dengan diri
baik
- Klien dapat O:
menyebutkan macam- - Klien mampu
macam kebersihan diri: melakukan semua yang
mandi, berdandan, di ajarkan oleh perawat
makan dan minum - Klien kooperatif
dengan baik, BAK dan
BAB yang baik A:
DO: - Defisit perawatan diri
- Klien terlihat rapi
P:
Diagnosa keperawatan: - Koordinasi dengan
Defisit perawatan diri kakak ruangan untuk
implementasi
Tindakan: selanjutnya
2. Evaluasi kegiatan
kebersihan diri, evaluasi Paraf
cara berdandan, evaluasi
cara makan dan minum
yang baik, BAK dan Ricko arvian
BAB yang baik

RTL:
Koordinasi dengan kakak
ruangan untuk tindakan
selanjutnya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

B. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas “asuhan keperawatan yang

mengalami gangguan defisit perawatan diri pada Tn.H dan Tn.M diruang

cendrawasih Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung” untuk memudahkan

pembahasan ini akan diuraikan sesuai tahap proses keperawatan mulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi serta

evaluasi

1. Pengkajian

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri, mandi,

berpakaian dan berhias untuk diri sendiri, aktivitas makan sendiri, dan

aktifitas eliminasi sendiri (Herdman, 2012)

Data klien 1 Data klien 2 Pembahasan


Tanda dan gejala: Tanda gejala: Pengkajian merupakan tahap awal
DS: DS: dan dasar utama dari proses
- Klien - klien keperawatan yang terdiri dari
mengatakan mengatakan pengumpulan dan perumusan
tidak mengerti tidak mengeti kebutuhan atau masalah klien.
pentingnya tentang Pengumpulan data pengkajian
kebersihan diri kebersihan diri meliputi aspek identitas klien,
- Klien - klien alasan masuk klien, faktor
mengatakan mengatakan saat predisposisi, fisik, psikososial,
setiap makan makan jarang status mental, kebutuhan persiapan
hanya mencuci tangan pulang, mekanisme koping,
menggunakan - klien malas masalah psikososial lingkungan,
tangan untuk pengetahuan, dan aspek medik.
- Klien membersihkan Dalam pengumpulan data penulis
mengatakan alat makan menggunakan metode wawancara
sebelum makan setelah makan dengan Tn. H dan Tn. M observasi
tidak pernah - klien langsung terhadap kemampuan dan
cuci tangan mengatakan perilaku Tn. H dan Tn. M. selain
terlebih dahulu jarang itu juga keluarga juga berperan
- Klien membersihkan sebagai sumber data yang
mengatakan peralatan makan mendukung dalam memberikan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

sebelum makan setelah makan asuhan keperawatan pada Tn. H


tidak pernah - klien dan Tn. M, namun pada saat
baca do`a dulu mengatakan pengkajian tidak ada anggota
- Klien tidak pernah keluarga Tn. H dan Tn. M yang
mengatakan menggunakan menjenguknya. Sehingga penulis
hanya mandi 1x handuk setelah tidak memperoleh informasi dari
sehari mandi pihak keluarga.
- Klien - klien
mengatakan mengatakan Tanda dan gejala defisit perawatan
jarang jarang keramas diri adalah klien mengalami
menggunakan - klien ketidakmampuan dalam
sabun dan mengatakan membersihkan badan, sulit untuk
shampo saat jarang mendapatkan sumber air, klien
mandi memotong kuku mempunyai kelemahan dalam
- Klien - klien meletakkan atau mengambil
mnegatakan mengatakan potongan pakaian, klien memiliki
tidak bisa mandi tidak ketidakmampuan untuk
berdandan pernah mengenakan pakaian, klien
- Klien menggunakan memiliki ketidakmampuan dalam
mengatakan shampo dan menelan makanan, mempersiapkan
tidak pernah sabun mandi makanan, menangani perkakas,
menyisir - klien mengunyah makanan,
rambut, cukur mengatakan menggunakan alat tambahan, klien
jengot/kumis tidak mengerti memilki keterbatasan atau
- Klien cara berdandan ketidakmampuan dalam
mengatakan - Klien mendapatkan kamar kecil, duduk
tidak pernah mengatakan atau bangkit dari jamban,
gosok gigi mendengar suara ketidakmampuan membersihkan
- Klien yang ingin diri setelah BAB/BAk dengan
mengatakan mengajaknya tepat, dan menyiram toilet atau
kadang-kadang berbicara kamar kecil.
tertawa sendiri - suara itu
karena biasanya mucul Faktor predisposisi gangguan
mendengar pada saat malam defisit perawatan diri menurut
bisikan, tidak hari mau tidur 1- (Stuart, 2009) didefinisikan
ada wujudnya 3 kali dalam stressor predisposisi sebagai faktor
jenis suara itu seminggu hanya resiko yang menjadi sumber
kadang pria 2 menitan terjadinya stress yang
kadang juga - klien mempengaruhi tipe dan sumber
wanita, suara itu mengatakan dari individu untuk menghadapi
seperti tidak stress baik yang biologiss,
mengajaknya mempunyai psikososial dan sosial cultural.
ingin tertawa, kegiatan
suara itu kelompok Dalam pengkajian pola fungsional
muncul 1-2 kali dimasyarakat difokuskan pada defisit perawatan
selama 2 - klien diri Tn. H, didapatkan data bahwa
menitan dalam mengatakan Tn. H menggalami defisit
seminggu, malas untuk perawatan diri: Klien mengatakan
- malam hari saat berhubungan tidak mengerti pentingnya
klien ingin tidur dengan orang kebersihan diri, klien mengatakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

klien lain setiap makan hanya menggunakan


mengatakan - klien tangan, klien mengatakan sebelum
sedikit merasa mengatakan makan tidak pernah cuci tangan
terganggu lebih suka terlebih dahulu, klien mengatakan
dengan suara menyendiri sebelum makan tidak pernah baca
tersebut, - Klien do`a dulu, klien mengatakan hanya
- klien mengatakan mandi 1x sehari, klien mengatakan
mengatakan selalu jarang menggunakan sabun dan
hanya diam saat menyimpan shampo saat mandi, klien
suara itu masalahnya mnegatakan tidak bisa berdandan,
muncul, sedikit sendiri klien mengatakan tidak pernah
gelisah dan - klien menyisir rambut, cukur
mengarahkan mengatakan jengot/kumis, klien mengatakan
telinganya tidak mau tidak pernah gosok gigi, klien
kesuatu titik menceritakan mengatakan hubungan dengan
- klien jarang masalahnya keluarganya kurang baik, klien
berkomunikasi - Klien merasa mengatakan selalu dibeda-bedakan
dengan klien sedih dirawat dengan adiknya sehingga klien
lain, lebih dirumah sakit merasa tidak berguna lagi, klien
sering tidur jiwa karena merasa ayah dan ibunya lebih
- Klien merasa memperdulikan adiknya
mengatakan diasingkan oleh dibandingkan dengan klien Klien
malas keluarganya mengatakan pengalaman masa lalu
berkumpul - klien adalah klien hanya lulus sekolah
dengan klien mengatakan SMP
yang lain, klien bahwa merasa
hanya duduk malu berada Kemudia pada Tn. M didapat hasil
dan tiduran dirumah sakit pengkajian dengan data: klien
mengatakan tidak mengeti tentang
- klien jiwa,
kebersihan diri, klien malas untuk
mengatakan - klien membersihkan alat makan setelah
merasa malu mengatakan makan, klien mengatakan saat
karena sedang tempat ini hanya makan jarang mencuci tangan,
menjalani untuk orang klien mengatakan jarang
pengobatan gangguan jiwa membersihkan peralatan makan
- klien setelah makan, klien mengatakan
tidak pernah menggunakan handuk
mengatakan DO
setelah mandi, klien mengatakan
sedih karena - rambut klien jarang keramas, klien mengatakan
merasa diasing acak-acakan jarang memotong kuku, klien
di RSJ - klien bau badan mengatakan mandi tidak pernah
- klien - kuku klien menggunakan shampo dan sabun
mengatakan tampak panjang mandi, klien mengatakan tidak
mengerti cara berdandan, klien
malu karena - klien tampak
mengatakan hubungan dengan
lulusan SD kotor, mulut keluarganya kurang baik klien
klien kotor sering cekcok dengan anggota
DO: - klien tampak keluarganya, klien mengatakan
- klien tampak tidak tau cara sering kali marah dengan anggota
kotor, mulut makan yang baik keluarganya karena sering kali ikut
klien kotor - baju klien campur dengan urusannya, klien
mengatakan pengalaman masa lalu
- klien tampak tampak kotor
yang tidak menyenangkan adalah
tidak rapi - klien jarang ganti ketika klien hanya lulusan SD

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

- klien tampak baju


tidak tau cara - lengan baju klien Dari perbandingan data menurut
makan yang tampak digulung teori dan data yang ditemukan pada
klien tidak muncul adanya
baik - rambut klien
kesenjangan dimana seperti yang
- klien tampak panjang dijelaskan dalam teori bahwa
terbalik - kumis tidak rapi, gangguan defisit perawatan diri
memakai baju panjang dipengaruhi oleh pengalaman
- rambut klien - klien tampak psikologis seseorang adanya:
acak-acakan tenang
- rambut klien - klien tampak Hal ini juga dialami Tn. H ataupun
Tn. M yang sama-sama memiliki
berketombe sendiri
masa lalu yang tidak
- rambut klien - klien tampak menyenangkan yaitu Tn. H yang
panjang- menyendiri masih hanya lulusan SMP dan
panjang - klien klien merasa bodoh, kemudian
- gigi klien memandang sering menyendiri. Sedangkan Tn.
tampak kotor kesuatu arah M mempunyai pengalaman yang
- mulut klien bau - klien malas hamper sama yaitu karena klien
hanya lulusan SD dan hanya
- klien bau badan berinteraksi
bekerja sebagai seorang tani dan
- kuku klien dengan klien merasa tidak berguna.
tampak yang lain
panjang- - klien tampak Pada saat melakukan pengkajian
panjang malu pada Tn. H dan Tn. M tidak
- klien tampak - klien terkadang terdapat faktor genetik karena
anggota kedua klien tidak ada yang
tenang menundukkan
menggalami gangguan jiwa seperti
- Klien tampak kepalanya yang di alami Tn. H dan Tn. M
menyendiri - kontak mata
- Klien malas klien sesekali Faktor pendukung yang didapatkan
gabung dengan tidak fokus penulis selama melakukan
temannya - bicara klien pengkajian adalah klien cukup
- Klien tampak pelan kooperatif dan hubungan saling
tidak - klien menatap percaya antara perawat dan klien
berinteraksi lawan bicara terbina dengan baik. Faktor
dengan klien - klien tidak mau penghambat yang didapatkan
lain memulai penulis tidak dapat melakukan
- klien tampak pembicaraan pengkajian dengan maksimal
sedih - klien hanya diam karena keluarga klien pada saat
- klien tampak pengkajian belum ada yang
menyendiri menjenguk.
- klien malas
berkenalan Upaya yang dilakukan penulis
dengan klien untuk mengatasi kendala diatas
yang lain adalah penulis melakukan validasi
- klien sesekali kepada perawat ruangan dan
menundukkan melihat buku status klien.
kepala saat
sedang
berinteraksi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

2. Diagnosis

Pembahasan
Menurut videbeck (2008) menyatakan bahwa diagnosa keperawatan berbeda dari
diagnosa psikiatrik medis dimana diagnosa keperawatan adalah respon klien terhadap
masalah medis atau bagaimana masalah mempengaruhi fungsi klien sehari-hari yang
merupakan perhatian utama dari diagnosa keperawatan. Menurut keliat (2010), pada
pohon masalah dijelaskan bahwa defisit perawatan diri terjadi karena harga diri
rendah, bisa menyebabkan isolasi sosial: menarik diri. Menarik menarik bisa
menyebabkan masalah utama/core problem defisit perawatan diri, dari defisit
perawatan diri bisa menyebabkan resiko halusinasi. Pada diagnosa keperawatan
keperawatan defisit perawatan dir yang muncul pada Tn. H: resiko halusinasi, isolasi
sosial, harga diri rendah, koping keluarga tidak efektif dan Tn. M: resiko halusinasi,
isolasi sosial, harga diri rendah, koping keluarga tidak efektif, koping individu tidak
efektif.

Pada pembahasan tentang pohon masalah pada Tn. H dan Tn. M kedua klien masing-
masing memiliki koping keluarga tidak efektif dimana pada klien Tn. H klien
mengatakan selalu dibeda-bedakan dengan adiknya sehingga klien merasa tidak
berguna lagi, klien merasa ayah dan ibunya lebih memperdulikan adiknya
dibandingkan dengan klien, klien tampak sedih bicara sendiri. Kemudian pada Tn. M
ditemukan data klien mengatakan hubungan dengan keluarganya kurang baik klien
sering cekcok dengan anggota keluarganya, klien mengatakan sering kali marah
dengan anggota keluarganya karena sering kali ikut campur dengan urusannya.

Kedua klien mengalami harga diri rendah pada Tn. H klien merasa malu karena
orang-orang menjauhinya karena saat ini sedang melakukan pengobatan, klien jarang
berinteraksi dengan temannya, pada Tn. M klien mengatakan bahwa merasa malu
berada dirumah sakit jiwa, klien mengatakan tempat ini hanya untuk orang gangguan
jiwa. Kien sesekali menundukkan kepala,

Pada klien mengalami isolasi sosial pada Tn. H Klien selama diwawancara
kooperatif kontak mata kadang-kadang menatap lawan kadang juga tidak menatap
lawan berbicara klien terkadang menundukkan kepalanya, pada Tn. M klien
mengatakan orang terdekat adalah ibunya, klien mengatakan tidak mempunyai
kegiatan kelompok dimasyarakat klien mengatakan malas untuk berhubungan dengan
orang lain, klien mengatakan lebih suka menyendiri, klien diam, klien malas
bergabung dengan temannya.

Pada klien mengalami resiko halusinasi pendengaran pada Tn. H Klien mengatakan
kadang-kadang tertawa sendiri karena mendengar bisikan, tidak ada wujudnya jenis
suara itu kadang pria kadang juga wanita, suara itu seperti mengajaknya ingin
tertawa, suara itu muncul 1-2 kali selama 2 menitan dalam seminggu, malam hari
saat klien ingin tidur klien mengatakan sedikit merasa terganggu dengan suara
tersebut, klien mengatakan hanya diam saat suara itu muncul, sedikit gelisah. pada
Tn. M Klien mengatakan mendengar suara yang ingin mengajaknya berbicara, suara
itu biasanya mucul pada saat malam hari mau tidur 1-3 kali dalam seminggu hanya 2
menit.

Pada klien mengalami masalah pada Tn. H mengalami defisit perawatan diri dimana
kedua klien tidak sesuai, tidak rapi, menggunakan baju terbalik, rambut acak-acakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

dan berketombe, mulut dan gigi kotor, klien bau badan, kuku klien panjang-panjang,
jarang gosok gigi, Tn. M Penampilan klien kurang rapi, rambut acak-acakan, klien
bau badan, lengan baju digulung-gulung, baju kotor dan jarang mau ganti baju, kuku
panjang-panjang. Hal ini ditemukan baik pada Tn. H dan Tn. M tidak ditemukan
kesenjangan antara teori yang ada dengan fakta yang ditemukan pada klien. Hal ini
yang menjadi dasar bagi penulis untuk mengangkat diagnosa.

3. Intervensi
Dalam menentukan intervensi yang terdapat pada laporan kasus Tn. H dan Tn. M
sesuai dengan intervensiyang didapat pada teori. Penulis dalam melakukan intervensi
berfokus pada satu diagnosa keperawatan saja yaitu defisit perawatan diri. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan waktu dan judul penulis. Selain itu penulis
melakukan intervensi juga berdasarkan pada tujuan yang didalam pembuatan tujuan
penulis membuat batasan waktu dan perawatan klien yaitu 3 hari, ini disebabkan
karena keterbatasan waktu sehingga penulis menetapkan tujuan dan kriteria hasil
diupayakan agar sesuai dengan kondisi, pada intervensi ini penulis sudah berlandasan
pada teori yang ada.

Rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. H dan Tn. M dengan defisit
perawatan diri yaitu dengan tujuan agar klien dapat melakukan kegiatan perawatan
diri dengan mandiri atau bantuan perawat. Tujuan khusus pertama BHSP bina
hubungan saling percaya, menanyakan nama, memperkenalkan diri dengan sopan
dan berjabat tangan pada saat pengkajian kedua klien mau menyebutkan nama, dan
berjabat tangan, perawat melakukan tindakan berdasarkan konsep model bahwa
manusia adalahkeseluruhan dari biopsikososial yang terus menerus berinteraksi
dengan lingkungan. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengatasi perubahan biopsikososial fisiologi, konsep diri, fungsi peran, hubungan
interdependen selama sehat sakit tujuan khusus kesatu SP 1: pada klien 1 dan 2 dapat
mengenal defisit perawatan diri dan dapat melakukan kebersihan dan perawatan diri
secara mandiri. Pada saat pengkajian klien mau menceritakan kenapa klien malas
untuk melakukan kebersihan diri pada saat pengkajian. Tujuan khusus kedua SP II:
pada klien 1 dan 2 klien dapat melakukan kebersihan diri menyisir rambut dan
bercukur. Tujuan khusus yang ketiga SP III: pada klien 1 dan 2 klien dapat mengerti
pentingnya makan yang baik dan dapat melakukannya. Tujuan khusus yang keempat
IV: pada klien 1 dan 2 klien dapat mengerti pentingnya BAK dan BAB yang baik
dan pada tempatnya. Pada tujuan khusus kelima SP V: pada klien 1 dan 2 klien
mampu mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah diajarkan

Tahap perencanaan jika dikerjakan dengan baik maka akan bisa melakukan tindakan
selanjutnya sehingga kebutuhan klien terpenuhi. Tahap perencanaan digunakan
untuk merumuskan rencana tindakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah klien
(Potter dan Perry, 2009). Rencana keperawatan harus diisi lengkap dan jelas sesuai
dengan kebutuhan klien agar dalam pelaksanaannya kebutuhan klien terpenuhi.
Rencana keperawatan yang lengkap dan jelas harus menetapkanprioritas masalah,
membuat kriteria hasil, menulis instruksi keperawatan, menulis asuhan keperawatan
(Karlsen, 2007).

Berdasarkan intervensi yang penulis lakukan pada Tn. H dan Tn. M tidak terdapat
adanya kesenjangan antara konsep dasar teori dengan pembahasan pada kasus.,
karena penulis mengacu pada teori yang ada, dimana tahapan-tahapan perencanaan
yang dilakukan pada kedua klien sesuai dengan keadaan dan kondisi klien, serta
dalam rencana keperawatan penulis sudah memasukkan tiga aspek dalam perencaan,
yang meliputi tujuan umum, tujuan khusus, dan tindakan keperawatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

4. Implementasi
Klien 1 Klien 2 Pembahasan
Tindakan yang dilakukan Tindakan yang dilakukan Implementasi merupahkan
hari pertama membina hari pertama membina tindakan keperawatan
hubungan saling percaya hubungan saling percaya yang disesuaikan dengan
dan pengkajian, pada hari dan pengkajian, pada hari
rencana tindakan
kedua pelaksanaan kedua pelaksanaan
diagnosa SP 1: diagnosa SP 1: keperawatan. (Keliat,
1. Identifikasi 1. Identifikasi 2010 Dalam kesumo,
kebersihan diri, kebersihan diri, 2015) pelaksanaan
bedandan, makan, dan bedandan, makan, dan implementasi tidak semua
BAB atau BAk BAB atau BAk intervensi yang telah
2. Jelaskan pentingnya 2. Jelaskan pentingnya dibuat dapat dilaksanakan
kebersihan diri kebersihan diri dengan baik.
3. Jelaskan alat dan cara 3. Jelaskan alat dan cara
kebersihan diri kebersihan diri Setelah diberikan
4. Masukkan dalam 4. Masukkan dalam implementasi sesuai
jadwal kegiatan klien jadwal kegiatan klien intervensi dari Sp
pengkajian sampai SP 4,
Sp2: Sp: kedua klien ditemukan
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan data kesenjangan pada Sp
yang lalu (sp1) yang lalu (sp1) 3yaitu: jelaskan cara dan
2. Jelaskan pentingnya 2. Jelaskan pentingnya alat makan yang benar,
berdandan berdandan jelaskan cara menyiapkan
3. Latih cara berdandan: 3. Latih cara berdandan: makanan, jelaskan cara
berpakaian, menyisir berpakaian, menyisir merapikan peralatan
rambut, bercukur rambut, bercukur makan setelah makan,
4. Masukkan kedalam 4. Masukkan kedalam latih kegiatan makan
jadwal kegiatan klien jadwal kegiatan klien
- Implementasi yang
Sp3: Sp3: peneliti lakukan pada
1. Evaluasi kegiatan Tn. H kurang efektif
1. Evaluasi kegiatan
yang lalu (sp1 dan
yang lalu (sp1 dan diberikan penjelasan
sp2)
sp2) tentang pentingnya
2. Jelaskan cara dan alat
2. Jelaskan cara dan alat makan minum yang
makan yang benar
makan yang benar
3. Jelaskan cara baik, menyiapkan dan
3. Jelaskan cara
menyiapkan makanan merapihkan peralatan
menyiapkan makanan
4. Jelaskan cara makan.
4. Jelaskan cara
merapikan peralatan merapikan peralatan
makanan makanan
5. Praktik makan sesuai Karena respon klien
5. Praktik makan sesuai mampu mengerti akan
dengan tahapan dengan tahapan
makan yang baik tetapi harus di berikan
makan yang baik
6. Masukkan kedalam penjelasan sebanyak
6. Masukkan kedalam
jadwal kegiatan klien 3x. karena Tn. H pada
jadwal kegiatan klien
tahun 2016 pernah di
Sp4: rawat dirumah sakit
Sp4:
1. Evaluasi kemampuan 1. Evaluasi kemampuan jiwa karena latar
klien yang lalu (sp1, klien yang lalu (sp1, belakang saat dirumah
sp2, sp3) sp2, sp3) klien minum obat
2. Latih cara BAB dan 2. Latih cara BAB dan
tidak teratur adanya
BAK yang baik BAK yang baik
3. Menjelaskan tempat perubahan proses
3. Menjelaskan tempat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

BAB dan BAK yang BAB dan BAK yang pikir, sehingga saat
sesuai sesuai ditanya mampu
4. Menjelaskan cara 4. Menjelaskan cara menjawab namun
membersihkan BAB membersihkan BAB
sedikit lama.
dan BAK dan BAK
Sehingga hasil dari
implementasi sp 3
kurang efektif, namun
bisa efektif
menggunakan sp 2
yaitu mengajarkan
cara berdandan seperti
menyisir rambut
setelah kebersihan diri
mandi, mencukur
jengot.
Dan klien mampu
mengerti pentingnya
berdandan, dan
mampu melakukakan
menyisisr rambut, dan
mencukur jengot.

- Sedangkan
implementasi yang
peneliti berikan pada
Tn. M lebih efektif
diberikan penjelasan
cara makan yang baik,
diberikan penjelasan
cara menyiapkan
makanan, diberikan
penjelasan cara
merapihkan peralatan
makanan

Respon Tn. M klien


mampu mengerti cara
menyiapkan makanan,
mampu melakukan
cara merapihkan
peralatan makanan,
mampu melakukan
makan yang baik dan
benar. Seperti: klien
mampu menggulang
kembali penjelasan
tentang cara makan
dan minum, klien saat
makan dengan duduk
yang rapi, mencuci

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

tangan sebelum
makan, dan membaca
do`a sebelum makan

5. Evaluasi

Pada kasus defisit perawatan diri Tn. H dan Tn. M evaluasi yang penulis dapatkan
yaitu pada defisit perawatan diri kedua klien mampu melakukan kebersihan diri dari
mandi, melakukan perawatan diri, akan tetapi ditemukan data kesenjangan pada
implementasi sp 3 yaitu memberikan penjelaskan cara dan alat makan yang benar,
menjelaskan cara menyiapkan makanan, menjelasakan cara merapihkan peralatan
makan setelah makan, melatih kegiatan makan. Pada Tn. M efektih menggunakan
implementasi sp 3, ternyata tidak efektif pada Tn. H karena klien dipengaruhi riwayat
masa lalu pernah masuk rumah sakit jiwa pada tahun 2016 disebabkan klien tidak
teratur minum obat sehingga klien masuk rumah sakit kembali, karena Tn. H
menggalami gangguan proses pikir atau kognitif menurun.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn. H dan Tn. M selama 3 hari

dan dari evaluasi serta tindakan keperawatan pada klien pada klien defisit

perawatan diri.

Defisit perawatan diri penulis mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. H dan Tn. M

dilakukan secara komperesif meliputi aspek biologi, psikologis sosial,

spiritual, tetapi tidak semua digali atau disimpulkan.

2. Diagnosa yang dapat dianalisis pada kasus Tn. H dan Tn. M meliputi dari

defisit perawatan diri, namun pada Tn. H tidak terdapat koping individu

tidak efektif, sedangkan Tn. M Tidak terdapat koping keluarga tidak

efektif.

3. Intervensi telah dibuat sesuai landasan teori dengan menetapkan rencana

keperawatan

4. Pada tahap implementasi yang dilakukan selama tiga hari yaitu tanggal 23

Mei - 25 Mei 2018, pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. H dan Tn.

M dengan defisit perawatan diri sudah sesuai dengan pelakasanaan yang

ada didalam penatalaksanaan, selama tiga hari klien sudah mampu

melakukan kebersihan diri, namun kedua klien berbeda. Pada Tn. M dapat

mengunakan sp 3 melatih makan dan minum yang baik. Sedangkan pada

Tn. H tidak efektif menggunakan sp 3 makan dan minum yang baik tetapi
67

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

lebih efektif dengan mengunakan cara berdandan setelah kebersihan diri.

Pada Tn. M

5. Evaluasi tindakan keperwatan pada Tn. H dan Tn. M dengan defisit

perawatan diri: defisit perawatan diri makan dan minum yang baik telah

dilaksanakan dari 3 SP yang telah dilakukan Tn. H dan Tn. M sama-sama

efektif menggunakan cara mencuci tangan sebelum makan, makan dengan

cara duduk yang rapi, membaca do`a sebelum makan dan sesudah makan,

membereskan peralatan setelah makan.

B. Saran

1. Institusi

Menambah referensi karya tulis ilmiah tentang masalah jiwa khususnya

masalah defisit perawatan diri:

2. perawat

Dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas untuk memberikan asuhan

keperawatan pada klien, khususnya pada masalah defisit perawatan diri

3. Rumah sakit

Dapat meningkatkan kualitas dan mutu dalam memberikan pelayanan

keperawatan khususnya pada klien dengan masalah defisit perawatan

4. Klien dan keluarga

Untuk klien diharapkan untuk mengikuti program strategi pelaksanaan,

perawat dan tugas kesehatan lain untuk memberikan proses kesembuhan pada

klien dan untuk keluarga diharapkan mampu untuk memberikan dukungan

dan motivasi pada klien dalam mengembalikan kepercayaan diri klien baik

dirumah maupun dirumah sakit.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai