Anda di halaman 1dari 127

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN YANG

MENGALAMI POST OP HERNIA INGUINALIS DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RSUD PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah

OLEH :
FITRIA DAMAYANTI
144012015094

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2018
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN YANG
MENGALAMI POST OP HERNIA INGUINALIS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RSUD PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Diploma III Keperawatan

OLEH :
FITRIA DAMAYANTI
144012015094

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


0

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN YANG


MENGALAMI POST OP HERNIA INGUINALIS DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

Fitria Damayanti

ABSTRAK

Hernia inguinalis merupakan kasus bedah terbanyak kedua setalah appendesitis.


Terdapat 18.145 kasus hernia dan 75% terjadi pada hernia inguinalis. Berdasarkan
study penelitian umumnya kasus hernia inguinalis disebabkan oleh pekerjaan yang
mengharuskan mengangkat benda berat.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikangambaran hasil tehnik distraksi
murottal pada pasien yang mengalami post operasi hernia inguinalis dengan
masalah keperawatan nyeri akut di RSUD Pringsewu Lampung. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah study kasus. Partisipan peneliti yaitu terdiri
dari 2 klien dengan masalah keperawatan dan diagnosis yang sama yaitu post op
hernia inguinalis dengan masalah nyeri akut.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tehnik distraksi murottal mampu menurunkan
nyeri pada pasien Tn. R dan Tn.T, pada Tn. R didapatkan penurunan skala nyeri
selama 3 hari yaitu skala nyeri 6 turun menjadi skala nyeri 2, pada Tn. T skala
nyeri 7 turun menjadi skala nyeri 2. Diharapkan bagi perawat merawat pasien
secara komprehensif dan optimal khususnya pada pasien yang mengalami post op
hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut.
Kata kunci : Hernia Inguinalis, Nyeri akut

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

MEDICAL NURSING CARE SURGERY IN CLIENTS THAT HAVE POST


OPERATIVE OP HERNIA INGUINALIS WITH PROBLEM OF ACUTE
PAIN IN PRINGSEWU REGIONAL HOSPITALS LAMPUNG PROVINCE
YEAR 2018

Fitria Damayanti

ABSTRAK

Inguinal hernia is the second most surgical case after appendicitis. There are
18,145 cases of hernia and 75% occur in inguinal hernias. Based on research
studies, generally cases of inguinal hernia are caused by work that requires lifting
heavy objects

This study aims to provide a description of the results of murottal distraction


techniques in patients who experienced inguinal hernia surgery with acute pain
nursing problems in Pringsewu Hospital Lampung. The design used in this study
is a case study. The research participant consisted of 2 clients with nursing
problems and the same diagnosis, namely the post op inguinal hernia with acute
pain problems

The results showed that murottal distraction techniques were able to reduce pain
in patients. R and Mr. T, to Mr. R obtained a decrease in pain scale for 3 days, ie
pain scale 6 fell to pain scale 2, in Mr. T pain scale 7 falls to pain scale 2. It is
expected for nurses to care for patients comprehensively and optimally, especially
for patients who experience inguinal hernia post op with acute pain nursing
problems

Keywords: Inguinal hernia, acute pain

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3

vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fitria Damayanti


NIM : 144012015094
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Jenis Karya : KTI
Judul : Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Klien Yang
Mengalami Post Op Hernia Inguinalis Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di RSUD Pringsewu Lampung
Tahun 2018

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya tulis saya yang berjudul :

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Klien Yang Mengalami Post Op


Hernia Inguinalis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di RSUD Pringsewu
Lampung Tahun 2018.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini


berhak menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : 25 Juli 2018
Yang menyatakan

(Fitria Damayanti)
NIM. 144012015094

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5

MOTO HIDUP

Jadilah orang yang rajin dan giat sebelum menyesali kemalasan yang membuat

kita melewatkan kesempatan emas

Orang yang selalu belajar dari kesalahan adalah orang yang berani sukses

Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, saya acc dan saya menang.

Alhamdulillah

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim..

Tidak ada kata selain mengucap rasa syukur dengan seizin Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat serta karunia-Nya kepada penulis bisa menyelesaikan tugas

akhir ini, sholawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga

sampai sekarang indahnya iman dan islam masih terasa. Bantuan dari berbagai pihakpun,

tak luput dalam penyelesaian tugas akhir ini, baik bantuan secara materi, spritual,

informasi, dan motivasi. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimkasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk sepasang malaikatku didunia ini yaitu

ayahanda Yudi Yansyah dan ibunda Hawziah yang saya cintai dan saya sayangi yang

dalam sujud-sujud panjangnya selalu berdoa untuk kebaikanku, yang selalu rela

berkorban serta slalu memberikan dukungan agar saya menjadi orang sukses dan

bermanfaat bagi orang lain.

2. Kedua adikku yang saya cintai (Rizki Hariyansyah dan Hadi Muntazir) yang telah

mendukung dan selalu mendokan saya.

3. Untuk among yang saya sayangi dan cintai yang selalu mendokan dan mendukung

saya dan alm. Enggom yang semasa hidupnya selalu menyayangi, slalu mendukung

serta selalu mendokan saya.

4. Keluarga besarku serta saudar-saudara saya yang telah mendukung dan selalu

mendo’akan saya.

5. Ibu Ns. Rita Sari, M.kep selaku pembimbing satu, Ibu Ns. Tiara, MNS. Selaku

pembimbing dua, dan Bapak Tri Wijayanto, M.kep.Sp.KMB selaku penguji.

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7

Terimakasih atas waktu, diskusi, dan arahan untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Terimakasih atas ilmu yang diberikan.

6. Seluruh dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Khususnya dosen

Keperawatan.

7. Angga Tomi Saputra “terimakasih sangat banyak sekali atas waktu dan perhatian

yang selama ini tercurah terimakasih sekali lagi untuk selalu sabar dan mau

direpotkan, maaf sebesar-besarnya atas egoisme dan emosi diri yang sering kali

timbul. You’re my man and always be” amiin.

8. Untuk sahabatku Weni Maharani, M. Khoirut Tasdiq terimakasih selalu

menyemangati, menemani dan mau di repotkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

9. Untuk sahabat-sahabatku tercinta Irma Tri Wahyuni, Ariska Sofyana, Antika Citra

Anggraini, Yolian Belia Candi, Nanda Tri Oktavia, Elssy Septarani, Ayu septiana,

kak Istiqomah Mahmuda, Pisda, Rita, Mia, Om Remo dan jajaran teman kelas

Perawat B yang membuat keseharian dibangku perkuliahan menjadi lebih berarti dan

berwarna serta tak lupa teman-teman seperjuanganku dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

10. Untuk sahabat-sahabatku tercinta Riska Ayu T, Mila Sania, Waladatissani, Mirna

hikmalia yang selalu menyemangati dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah semoga

persahabatan kita selalu di ridhoi oleh Allah SWT.

11. Teman-teman saya satu almamater angkatan 20 STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Lampung terimakasih telah menemaniku berjuang dari awal hingga akhir.

12. Serta seluruh pihak yang terlibat dan sangat mendukung dalam penyelesaian tugas

akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sekali lagi penulis ucapkan terimakasih banyak karena dukungan seluruh pihak diatas

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

RIWAYAT PENULIS

Fitria Damayanti dilahirkan di kabupaten Tanggamus tepatnya di desa


Banjarmasin Bulok pada tanggal 10 febuari 1997. Putri pertama pasangan Bapak
Yudi yansyah dan Ibu Hawziah S.Pd. Pendidikan TK Aisyah Pringsewu pada
tahun 2002, pada tahun itu juga melanjutkan Pendidikan Dasar di SDN 2
Pringsewu dan pindah ke SDN 1 banjarmasin ditamatkan pada tahun 2008 dan
dilanjutkan di SMPN 1 Bulok ditamatkan pada tahun 2011. Pendidikan menegah
Atas di SMAN 1 Ambarawa ditamatkan pada tahun 2014 dan pada tahun itu juga
penulis sempat berkuliah di UIN Lampung selama setahun sampai memutuskan
untuk pindah jurusan dan pindah pendidikannya ke STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung hingga saat ini.

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
dengan waktu yang di tentukan. karya tulis ilmiah ini berjudul “Asuhan
Keperawatan Klien Yang Mengalami Post Op Hernia Inguinalis Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di RSUD Pringsewu Lampung Tahun 2018”
Penulis karya tulis ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir dalam
menempuh pendidikan Diploma III di STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mendapat banyak petunjuk dan bantuan baik
moril maupun materil, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ns.Arena Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J selaku Ketua STIKes Muhammadiyah


Pringsewu.
2. Ns.Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
3. Ns. Rita Sari, M.Kep., Pembimbing 1
4. Ns. Tiara, S.Kep.MNS. selaku pembimbing 2
5. Ns. Tri Wijayanto, M. Kep.Sp.KMB, selaku penguji
6. Seluruh dosen dan staff STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7. Bapak, Ibu, adik dan saudara-saudaraku tersayang yang telah mendukung dan
mendoakan saya.
8. Kawan-kawan angkatan 20 yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.

Dalam menyusun karya tulis ilmiah sudah berusaha sebaik mungkin dengan
kemampuan penulis agar karya tulis ilmiah ini menjadi sempurna. Kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menjadikan karya tulis ilmiah ini jauh
lebih baik lagi. Semoga bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada
dunia keperawatan pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pringsewu, Juli 2018

Penulis

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ...................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................ 5
C. Tujuan ............................................................................................... 5
D. Manfaat ............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Penyakit................................................................................ 8
B. Konsep Tumbuh Kembang Anak. ...................................................... 14
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan. ................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................... 34
B. Batasan Istilah .................................................................................. 34
C. Partisipan .......................................................................................... 35
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 35
E. Pengumpulan Data ............................................................................ 36
F. Analisa Data ...................................................................................... 37
G. Etik Penelitian .................................................................................. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ................................................................................................. 40
B. Pembahasan ..................................................................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...................................................................................... 73
B. Saran ............................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan .................................................... 28


Tabel. 3.1 Batasan Istilah .............................................................................. 34
Tabel 4.1 Identitas klien ................................................................................ 42
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit........................................................................... 43
Tabel 4.3 Perubahan Pola Kebiasaan ............................................................. 44
Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik ......................................................................... 45
Tabel 4.5 Kondisi Psikososial spitual ............................................................ 46
Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Diagnostic ....................................................... 48
Tabel 4.7 Penatalaksanaan ............................................................................ 49
Tabel 4.8 Analisa Data .................................................................................. 52
Tabel 4.9 Rencana Asuhan Keperawatan....................................................... 53
Tabel 4.10 Implementasi ............................................................................... 54
Tabel 4.11 Evaluasi ...................................................................................... 55

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway ..................................................................................... 10


Gambar 4.1 Genogram Pasien 1 .................................................................... 42
Gambar 4.2 Genogram Pasien 2 .................................................................... 48

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SOP

Lampiran 2 Lembar Konsul

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Pengajuan Judul

Lampiran 5. Surat Izin Pra Survey

Lampiran 6. Surat Balasan Pra Survey

Lampiran 7 Pengkajian Nyeri

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 bahwa

kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Kesehatan

adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang

terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang, tetapi karna tuntutan

kehidupan seringkali kebutuhan akan kesehatan tidak banyak dihiraukan oleh

manusia. Banyak manusia hidup dengan melakukan pekerjaan keras demi

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan terkadang tidak menghiraukan

kesehatannya. Padahal semakin berat pekerjaan semakin banyak penyakit

yang ditimbulkan salah satunya yaitu penyakit hernia (Rifki,2014).

Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Ada beberapa macam

jenis hernia, salah satunya yaitu hernia inguinalis merupakan hernia yang

paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau

skrotum. Orang awam biasa menyebutnya “turun bero” atau “hernia”. Hernia

inguanalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus

menerobos ke bawah melalui celah (Nurarif,2015).

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Hernia inguinalis ini termasuk dalam kasus bedah terbanyak setelah

appendisitis, sampai hari ini hernia inguinalis masih menjadi tantangan dalam

peningkatan status kesehatan di masyarakat. Berdasarkan semua jenis

hernia,hernia inguinalis menepati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145

kasus,75% terjadi pada hernia inguinalis, sekitar 15% hernia femoralis dan

10% pada hernia abdomen yang lainnya (Indri,2012).

Menurut Gian dalam world Health Organization (WHO), penderita hernia

setiap tahunnya meningkat. Didapatkan data pada dekade 2005 sampai 2010

penderita hernia segala jenis mencapai 19.173.279 penderita (12,7%) dengan

penyebaran yang paling banyak adalah daerah negara-negara berkembang

seperti negara-negara Afrika, Asia Tenggara termasuk Indonesia, selain itu

negara uni emirat arab adalah negara dengan jumlah penderita hernia terbesar

di dunia sekitar 3.950 penderita pada tahun 2011.

Sedangkan angka kejadian hernia di Indonesia menepati urutan ke-8

dengan jumlah 18.145 kasus, 273 diantaranya meninggal dunia biasanya di

sebabkan karna ketidak berhasilan proses pembedahan terhadap hernia itu

sendiri. Dari total tersebut, 15.051 diantaranya terjadi pada pria dan 3.094

kasus terjadi pada wanita (Depkes RI,2011).

Dari bebearapa kasus hernia inguinalis penanganan yang dilakukan yaitu

tindakan pembedahan. Pada proses operasi digunakan anastesi agar pasien

tidak merasakan nyeri pada saat dibedah. Namun setelah operasi selesai dan

pasien mulai sadar, ia akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

mengalami pembedahan. Nyeri yang dirasakan berasal dari luka. Tindakan

keperawatan yang sering dilakukan untuk mengatasi nyeri yaitu

penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi, salah satu tindakan

nonfarmakologi yang paling efektif untuk mengatasi nyeri adalah tehnik

relaksasi dan distraksi. (Sjamsuhidayat & Jong, dalam Vindora,2014).

Menurut (Salampessy, 2004) salah satu tehnik distraksi yang sering

digunakan untuk mengurangi nyeriyaitu dengan terapi musik, terapi musik

telah dikenal sejak 550tahun Masehi, dan ini dikembangkan oleh Phytagoras

dari yunani. Berdasarkan Penelitian di University Of New York di Buffalo,

sejak mereka menggunakan tehnik terapi musik kebutuhan akan obat

penenang pun turun drastis hingga 50%. Musik juga merangsang pelepasan

hormon endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang yang

berperan dalam penurunan nyeri sehingga musik dapat digunakan untuk

mengalihkan rasa nyeri sehingga pasien merasa nyeri nya berkurang.

Menurut (Robb, 2002) dalam Sriati,2014Mengenai terapi musik murottal

atau pembacaan ayat Al-Qur’an beberapa studi menyebutkan efek yang sama

dengan terapi musik. Pada penelitian tiga pria dan dua perempuan,

menemukan bahwa mereka mendapatkan ketenangan sebanyak 65% ketika

mendengarkan murottal meski tidak memahami Bahasa Arab dan tidak diberi

tahu bahwa yang diperdengarkan adalah ayat Al Quran. Responden hanya

mendapatkan ketenangan seba-nyak 35% ketika mendengarkan alunan bahasa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

Arab yang bukan dari Al Quran. Di Pakistan, men-dengarkan Al Quran telah

dijadikan sebagai salah satu terapi pengobatan untuk berbagai penyakit.

Sejalan dengan teori diatas penelitian yang dilakukan oleh (Sodikin, 2012)

di Rumah sakit cilacap, melakukan terapi nonfarmakologi dengan

mendengarkan murottal pada pasien pasca bedah hernia, sangat berpengaruh

dalam menurunkan respon nyeri.

Penelitian yang dilakukan oleh (Hikmanti, 2016) salah satu surat yang

efektif digunakan dalam terapi murottal untuk mengatasi nyeri pasca operasi

caesar adalah surat Ar Rahman yang dilantunkan oleh Ahmad Saud dengan

durasi 13 menit 55 detik.

Prasurvey peneliti pada tanggal 22 maret 2018 di ruang bedah Rumah

Sakit Umum Daerah Pringsewu didapatkan data bahwa klien yang mengalami

operasi hernia dari bulan Oktober sampai saat ini didapatkan 45 pasien yang

melakukan operasi hernia. 18 kasus hernia diantaranya adalah hernia

inguinalis (Data Ruang Bedah RSUD Pringsewu,2018).

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 maret – 27

maret 2018 terhadap 5 orang pasien yang mengalami post op hernia

inguinalisyaitu klien mengeluh nyeri. Nyeri yang dirasakan klien berasal dari

luka pasca operasi hernia inguinalis (Ruang bedah RSUD,2018).

Berdasarkan latar belakang diatas pada pasien post op hernia inguinalis

terdapat masalah yang sering muncul yaitu pasien merasakan nyeri, maka

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah

(KTI) dengan judul “Asuhan keperawatan medikal bedah pada klien yang

mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan medikal bedah klien yang

mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut

di RSUD Pringsewu Lampung.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk pelaksanaan asuhan keperawatan klien medikal bedah pada

klien yang mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah

keperawatan nyeri akut di RSUD Pringsewu Lampung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk pelaksanaan pengkajian keperawatan klien yang mengalami

post op hernia inguinalis dengan masalah nyeri akut RSUD Pringsewu

Lampung.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami post

op hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD

Pringsewu Lampung.

c. Menyusun perencanaan keperawatan klien yang mengalami post op

hernia inguinalis dengan masalah keperawatn nyeri akut di RSUD

Pringsewu Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

d. Melaksanakan tindakan keperawatan klien yang mengalami post op

hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD

Pringsewu lampung.

e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami penyakit post op

hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD

Pringsewu lampung.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi dan masukan bagi perkembangan ilmu kesehatan yang akan

datang, khususnya ilmu keperawatan untuk mengetetahui bagaimana

pelaksanaan asuhan keperawatan klien yang mengalami post op hernia

inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Perawat

Sebagai tambahan sumber informasi untuk memperoleh

pengetahuan dalam bidang praktik keperawatan khususnya pada klien

yang mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah

keperawatan nyeri akut.

b. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan untuk meng-evaluasi yang diperlukan

dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan khususnya pada klien yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah keperawatan

nyeri akut.

c. Manfaat Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang. Khususnya

mengenai asuhan keperawatan medikal bedah pada klien yang

mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah keperawatan

nyeri akut

d. Manfaat Bagi Klien

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

informasi pada klien. Khususnya mengenai asuhan keperawatan

medikal bedah pada klien yang mengalami post op hernia inguinalis

dengan masalah keperawatan nyeri akut.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit

1. Definisi

Hernia adalah penonjolan sebuah organ jaringan atau struktur

melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-

bagian tersebut (Mulyanti & Diyono,2012).

Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga

bersangkutan.Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau

bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.Hernia

terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia (Nur’arif,2015).

Hernia Inguinalis adalah kondisi prostusi (penonjolan) organ intestinal

masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah

dari cincin inginalis.Materi yang masuk lebih sering adalah usus halus,

tetapi juga merupakan suatu jaringan lemak/omentum (Erickson,2009

dalam Muttaqin,2010).

Menurut NANDA NIC-NOC 2015 ada beberapa penjelasan hernia

menurut letaknya :

a. Hernia hiatal adalah kondisi dimana kerongkongan (pipa

tenggorokan) turun,melewati diafragma melalui celah yang disebut

hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada (toraks)

b. Hernia epigastrik terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang

rusuk di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

jaringan lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian

dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa

sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama

kali ditemukan.

c. Hernia umbilikal berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar)

yang disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup

sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya.

d. Hernia femoralis muncul sebagai tonjolan dipangkal paha. Tipe ini

lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

e. Hernia insisional dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut.

Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika

otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.

f. Hernia nekleus pulposi (HNP) adalah hernia yang melibatkan cakram

tulang belakang. Di antara setiap tulang belakang ada diskus

intrvertebralis yang menyerap goncangan cakram dan meningkatkan

elastisitas dan mobilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia,

terjadi herniasi diskusi intervertebralis yang menyebabkan saraf

terjepit (sciatica). HNP umumnya terjadi di punggung bawah pada

tiga vertebra lumbar bawah.

g. Hernia inguinalis merupakan hernia yang paling umum terjadi dan

muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Orang awam

biasa menyebutnya “turun bero” atau “hernia”. Hernia inguinalis

terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

ke bawah melalui celah. Jika anda merasa ada benjolan dibawah perut

yang lembut, kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda

mungkin terkena hernia ini. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada

laki-laki daripada perempuan.

2. Etiologi

Predisposisi penyebab terjadinya hernia inguinalis adalah terdapat

defek atau kelainan berupa sebagian dinding rongga lemah.Penyebab pasti

hernia inguinalis terletak pada lemahnya dinding akibat defek kongenital

yang tidak diketahui. Lemahnya dinding dapat terjadi pada usia lanjut

akibat perubahan struktur fisik dari dinding rongga. Faktor presipitasi dari

kondisi hernia adalah adanya peningkatan tekanan intraabdomen.Tekanan

intraabdominal umumnya meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau

kegemukan.Batuk yang kuat, bersin yang kuat, mengedan akibat sembelit,

meniup dengan kuat juga bisa meningkatkan tekanan intraabdomen.

Berbagai profesi dikaitkan dengan peningkatan tekanan intraabdomen

yang tinggi, seperti atlet angkat besi, balap sepeda, dan berbagai jenis

olahraga yang lain yang cenderung meningkatkan tekanan intraabdomen.

Buruh pekerja yang mengangkat beban berat juga memiliki resiko

terjadinya hernia. Bila dua faktor ini terjadi bersamaan, maka individu

akan mengalami peningkatan resiko hernia inguinalis.

(Brandt, 2008 dalam Mutaqqin,2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

3. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala hernia inguinalis sebagai berikut :

1. Umumnya terjadi pada pria

2. Insiden tinggi pada bayi dan anak kecil

3. Dapat menjadi sangat besar, terdapat benjolan di selangkangan

4. Sering turun ke skrotum disebut turun berok, burut, kelingsir.

5. Pasien mengeluh nyeri tekan

6. Hernia nya tegang tidak direduksi

7. Terdapat gambaran hipovelemi

(Diyono & Sri Mulyanti,2013)

4. Patofisiologi

Hernia inguinalis tidak langsung (hernia inguinalis lateralis), dimana

prostusi keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus

yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia

masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, akan menonjol

keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut,

tonjolan akan sampai ke skrotum melalui jalur yang sama seperti pada saat

testis bermigrasi dari rongga perut ke skrotum pada saat perkembangan

janin. Jalur ini biasanya menutup sebelum kelahira, tetapi mungkin tetap

menjadi sisi hernia dikemudian hari (Manoharan, 2005 dalam

Muttaqin,2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

Hernia inguinalis langsung (Hernia inguinalis medialis), dimana

kondisi prostusi langsung kedepan melalui segitiga hesselbach, daerah

yang dibatasi oleh ligamen inguinalis dibagian inferior, pembuluh

epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial.

Dasar segitiga hesselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat

oleh serat aponeurosis muskulus transversus abdominis yang terkadang

tidak sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi lemah.Hernia

medialis, karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke

skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

5. Pathway

Kelemahan Dinding Abdominal Prostrusi jaringan intraadominalmelalui


tekanan intrabdominal tinggi kanalis inguinal

Hernia inguinalis lipat paha Hernia inguinalis skrotalis

Gangguan gastroiintstinal,
mual, muntah serta
penurunan intake nutrisi dan Hernia iresponibel Hernia responsibel
cairan

Risiko Gangguan pasase Gagguan vaskularisasi Prostusi hilang


ketidakseimbangan hernia inkarserata hernia strangulata timbul
cairan tubuh

Obstruksi intestinal Gangguan suplai darah Ktidaknyamanan


Aktual/risiko syok ileus obstruksi ke intestinal yang area inguinal
hipovolemik masuk ke dalam pembesaran
kantungg hernia inguinal atau
sokrotum

Respons sensitivitas
saraf lokal Nekrosis intestinal

Intervensi bedah
Herniorafi relatif
Ketidaknyamanan
abdominal

Pasca bedah Pra Bedah Kecemasan


Nyeri pemenuhan
informasi
Respon
Kerusakan jaringan Perubahan intake Port de psikologis
pascabedah nutrisi pasca entree
bedah

Risiko
Risiko infeksi
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan

(Sumber : Muttaqin, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

6. Penatalaksanaan

Setiap penderita hernia inguinalis selalu harus diobati dengan jalan

pembedahan.Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosis ditegakkan.

Adapun prinsip prinsip pembedahan hernia inguinalis adalah sebagai

berikut :

a. Herniatomiyaitu membuang kantong hernia. Hal ini terutama pada

anak-anak karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan

dinding perut.

b. Hernioplasti suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong

kantong hernia, menutup defek dan menjahit pintu hernia

c. Herniorafi yaitu dengan cara membuang kantong hernia disertai

tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut bagian bawah

dibelakang kanalis inguinalis

Indikasi pembedahan pada hernia inguinalis, meliputi hal-hal berikut :

a. Penonjolan besar yang mengindikasikan peningkatan resiko

inkarserata atau hernia strangulata

b. Nyeri hebat, yang merupakan respon masuknya penonjolan memenuhi

kanal.

(Mutaqqin,2010)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

B. Konsep Nyeri

1. Definisi

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial. Nyeri timbul sebagai bentuk respon sensori setelah

menerima rangsangan nyeri. Nyeri dapat disebabkan karena adanya

kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera,

kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi (Ratnasari, 2013)

Nyeri akut adalah sensasi ketidaknyamanan yang di manifestasikan

sebagai penderitaan yang di akibatkan oleh persepsi jiwa nyata, ancaman,

dan fantasi luka (Tozier dan erb, 1987, dalam Tamsuri, 2012 )

Nyeri akut adalah pengalaman sensori atau emosional yang

berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan

onset mendadadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3bulan. (Tim Pokja PPNI, 2012)

2. Penyebab Nyeri

1. Agen pencedera fisiologis (mis, infeksi, iskemia,neoplasma)

2. Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan)

3. Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat benda berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik

berlebihan).(Tim pokja PPNI,2012)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

3. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang

dirasakan oleh individu.pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama atau

berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran subjektif nyeri dapat

dilakukan dengan menggunakan berbagai alat pengukur nyeri seperti skala

analog, skala numerik, atau skala wong baker.

(Tamsuri, 2012)

Skala Wajah Wong Baker

Skala intensitas nyeri numerik 0-10

Skala analog visual

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

4. Karakteristik nyeri

Karakteristik nyeri meliputi lokasi nyeri, penyebaran nyeri, durasi, irama

(terus menerus, hilang timbul) dan kualitas nyeri (seperti di tusuk, seperti

terbakar, sakit, dan sebagainya). (Tamsuri, 2012)

5. Faktor faktor yang mempengaruhi toleransi nyeri

Berbagai perilaku seing di identifikasi klien sebagai faktor yang mengubah

intensitas nyeri misal aktivitas,istirahat, pengerahan tenaga, posisi tubuh,

penggunaan obat, dan apa yang diyakini klien dapat membantu dirinya.

perilaku ini sering didasarkan pada upaya try and error.(Tamsuri, 2012)

6. Respon tubuh terhadap nyeri

a. Respon fisik

Respon fisik timbul karena pada saat impuls nyeri di transmisikan oleh

medulla spinalis menuju batang otak dan thalamus, sistem saraf

otonom terstimulasi, sehingga menimbulkan respon yang serupa

dengan respon tubuh terhadap stress.

pada skala nyeri ringan sampai moderat tubuh merespon saraf

simpatis. sedangkan pada nyeri yang berat dan tidak dapat ditoleransi

akan mengakibatkan stimulasi terhadap saraf parasimpatis.

b. Respon psikologis

Respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien terhadap

nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Klien yang mengartikan

nyeri sebagai sesuatu negatif cenderung memiliki suasana hati sedih

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

,berduka, ketidakberdayaan, dan dapat berbalik menjadi rasa marah

dan frustasi. Sebaliknya pada klien yang memiliki persepsi nyeri

sebagai pengalaman yang positif akan menerima nyeri yang di

alaminya. (Anas Tamsuri, 2012)

7. Tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nyeri

Nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang bertujuan

untuk meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai tingkat

kenyamanan yang dirasakan oleh klien. Manajemen nyeri pasca operasi

meliputi pemberian terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi berupa

intervensi perilaku kognitif seperti teknik relaksasi, terapi musik, imagery

dan biofeedback, namun begitu banyak aktivitas keperawatan non

farmakologis yang dapat membantu dan menghilangkan nyeri (Potter

& Perry, 2011).

Pada kasus nyeri yang dialami pasca operasi dalam tehnik

nonfarmakologi penanganan nyeri yang biasa digunakan yaitu :

1. Distraksi

Distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri

ke stimulus yang lain. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri

berdasarkan teori bahwa aktivitas retikuler menghambat stimulus

nyeri, jika seorang menerima input sensori yang berlebihan dapat

menyebabkan terhambatnya impuls nyeri keotak. Stimulus yang

menyenangkan dari luar dapat juga merangsang sekresi endorphin,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

sehingga stimulus nyeri dirasakan oleh klien menjadi

berkurang.Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan

partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang

digunakan dan minat individu dalam stimulasi. Oleh karena itu,

stimulasi penglihatan, pendengaran, dan sentuhan mungkin akan lebih

efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja.

Macam - macam distraksi antara lain:

a. Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran,

melihat pemandangan dan gambar.

b. Distraksi pendengaran

Diantaranya mendengarkan musik yang disukai, atau suara

burung serta gemercik air.Individu dianjurkan untuk memilih

musik yang tenang dan disukai, dan diminta untuk berkonsentrasi

pada lirik dan irama lagu.Klien juga diperbolehkan untuk

menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,

mengetuk jari atau kaki.

Menurut (Salampessy, 2004) dalam Madesti, 2013 salah satu

tehnik distraksi yang sering digunakan adalah dengan terapi musik,

terapi musik telah dikenal sejak 550tahun Masehi, dan ini

dikembangkan oleh Phytagoras dari yunani. Berdasarkan Penelitian

di University Of New York di Buffalo, sejak mereka

menggunakan tehnik terapi musik kebutuhan akan obat penenang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

pun turun drastis hingga 50%. Musik juga merangsang pelepasan

hormon endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang

yang berperan dalam penurunan nyeri sehingga musik dapat

digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri sehingga pasien merasa

nyeri nya berkurang.

Selain dengan terapi mendengarkan musik yaitu dengan terapi

mendengarkan bacaan Al-Quran (murottal) juga menjadi sarana

pengobatan untuk mengembalikan keseimbangan sel yang

rusak.Jika mendengarkan musik klasik dapat memenga-ruhi

kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ), maka

bacaan Al Quran juga me-mengaruhi kecerdasan spiritual (SQ)

Mendengarkan bacaan Al Quran lebih berman-faat dibanding

mendengarkan suara lain seperti musik. Suara Al Quran meredakan

stress dan meningkatkan ketahanan terhadap stress, mening-katkan

relaksasi, ketenangan dan kenyamanan, membantu mengatasi

insomnia, meningkatkan imunitas, dan meningkatkan kecerdasan

spiritual (Shihab, 1998).

Sejalan dengan teori diatas Penelitian yang dilakukan oleh

(Sodikin, 2012) di RS Cilacap menyatakan terapi bacaan Al-Quran

dapat bersinergi dengan terapi farmako-logi dalam menurunkan

nyeri.Pemberian terapi Al-Quran memberikan efek non

farmakologi adjuvan dalam mengatasi nyeri.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

Salah satu surat yang dapat digunakan sebagai terapi murottal

yaitu surat Ar Rahman. Karakteristik Ar Rahman yang dilantunkan

oleh Ahmad Saud telah divalidasi di Laboratorium Seni Fakultas

Budaya dan Seni. Surat Ar Rahman mempunyai timbre medium,

pitch 44 Hz, harmony regular dan consistent, rhythm andate

(mendayu-dayu), volume 60 decibel, intensitas medium medium

amplitude. Pada pitch yang rendah dengan rhythm yang lambat dan

volume yang rendah akan menimbulkan efek rileks. Frekuensi yang

telah terbukti untuk mengurangi nyeri pasca operasi dan

menimbulkan efek tenang adalah 40 – 60 Hz. Volume yang bisa

menimbulkan efek teraupetik adalah 40-60 dB.Sedangkan waktu

yang dibutuhkan dalam auditoristherapy(terapi pendengaran)

supaya dapat memberikan efek terapeutik adalah minimal selama

10 menit.Surat Ar Rahman yang dilantunkan oleh Ahmad Saud

yaitu selama 13menit 55detik.Surat Ar-Rahman terdiri atas 78 ayat,

semua ayatnya mempunyai karakter ayat yang pendek sehingga

nyaman didengarkan dan dapat menimbulkan efek relaksasi bagi

pendengar yang masih awam sekalipun. Bentuk gaya bahasanya

yaitu terdapat 31 ayat yang diulang-ulang, Pengulangan ayat ini

untuk menekankan keyakinan yang sangat kuat, (Hikmanti, 2016).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

c. Distraksi pernafasan

Bernafas ritmik anjurkan klien untuk memandang fokus pada

suatu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan

melalui hidung dengan hitungan dari satu sampai empat dan

kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan

sampai menghitung satu sampai empat (dalam hati).Anjurkan klien

untuk untuk berkonsentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap

gambar yang memberi ketenangan.Lanjutkan teknik ini hingga

terbentuk pola pernafasan yang ritmik.

d. Distraksi intelektual

Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,

melakukan kegemaran (ditempat tidur) seperti mengumpulkan

perangko, menulis cerita.

e. Teknik pernafasan

Seperti bermain, menyanyi, menggambar, atau sembahyang.

f. Imajinasi terbimbing

Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan,

dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur -

angsur membebaskan diri dari perhatian terhadap nyeri. Sebagai

contoh: perintahkan klien untuk menutup mata dan membayangkan

atau menggambarkan hal yang menyenangkan, ketika klien

menggambarkan bayangannya tanyakan tentang suara, cahaya, benda

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

yang tampak dan bau - bauan yang terbayangkan. Minta klien untuk

menggambarkan dengan lebih rinci.

g. Teknik lain yang dapat digunakan adalah menginstrusikan klien untuk

melakukan nafas ritmik, lalu klien diminta untuk membayangkan

bahwa setiap nafas yang dihembuskan menyebabkan ketegangan dan

ketidaknyamanan dikeluarkan. Setiap kali melakukan inhalasi, klien

harus mambayangkan energi penyembuhan dialirkan ke bagian tubuh

yang mengalami nyeri.

2. Relaksasi

Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan

merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri.Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan

nyeri pasca operasi.Teknik relaksasi ini perlu diajarkan beberapa kali

agar mencapai hasil yang optimal.Klien yang telah mengetahui teknik

ini mungkin hanya perlu diinstruksikan menggunakan teknik relaksasi

untuk menurunkan atau mencegah meningkatnya nyeri.

Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal

dan cepat Menurut S meltzer & Bare 2007 dalam Madesti,201 tehnik

relaksasi pernapasan dapat menghilangkan nyeri post operasi, karena

aktivitas-aktivitas di serat besar di rangsang oleh tindakan relaksasi

napas ini, sehingga gerbang untuk aktivitas serat berdiamter kecil

(nyeri) akan tertutup.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pengkajian hernia inguinalis terdiri atas pengkajian anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan evaluasi diagnostik. Pada anamnesis keluhan

utama yang lazim didapatkan adalah keluhan adanya benjolan pada

lipat paha atau nyeri hebat pada abdomen. Keluhan adanya benjolan

akibat masuknya material melalui kanalis inguinal bisa bersifat hilang

timbul atau juga tidak.

b. Pengkajian riwayat penyakit sekarang, keluhan lain yang didapat

sesuai dengan kondisi hernia. Pada hernia reponibel biasanya keluhan

yang ada berupa adanya benjolan setalah mengalami aktivitas

peningkatan tekanan intraabdominal. Pada hernia inkaserata dan

hernia strangulata akut didapatkan keluhan nyeri hebat pada

abdominal bagian bawah, keluhan gastrointestinal seperti mual,

muntah anoreksia serta perasaan kelelahan pasca selalu mengalami

nyeri.

c. Riwayat pembedahan lainnya yang berhubungan seperti pasca

apendektomi. Kelemahan otot dinding perut dapat terjadi akibat

kerusakan nervus ilioinguinalis dan nervus iliofemoralis setelah

apendektomi.

d. Riwayat penyakit dahulu yang penting dikaji adalah penyakit

sistemik, Seperti DM, Hipertensi, Tuberkulosis dipertimbangkan

sebagai sarana pengkajian preoperatif.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

e. Pengkajian psikososial akan didapatkan peningkatan kecemasan

karena nyeri abdomen dan rencana pembedahan, serta perlunya

pemenuhan informasi pembedahan.

f. Pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinis

umumnya hernia. Pasien terlihat lemah dan kesakitan, TTV

mengalami perubahan sekunder dari nyeri dan gejala dehidrasi. Suhu

badan pasien akan naik >38,5C dan terjadi takikardi. Pada

pemeriksaan fisik difokuskan pada Inspeksi,palpasi,perkusi, dan

auskultasi

g. Pengkajian diagnostik meliputi pemeriksaan kultur jaringan untuk

mendeteksi adanya adentis tuberkulosis, foto polos abdomen untuk

mendeteksi adanya udara pada usus dan untuk mendeteksi adanya

ileus, CT Scan untuk mendeteksi adanya hernia ekstrakolon, dan USG

untuk menilai massa hernia inuinalis.

(Erickson, 2009 dalam arif muttaqin, 2010)

h. Pengkajian pasca operasi

Pada umumnya klien dengan pasca operasi akan mengalami nyeri

yang sangat hebat sehingga diperlukan pengkajian nyeri dengan

prinsip pendekatan PQRST (Muttaqin, 2008)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

2. Diagnosis keperawatan

Menurut Muttaqin,2010 diagnosis keperawatan yang muncul pada

hernia inguinalis yaitu :

a. Nyeri b.d respons inflamasi lokal, kerusakan jaringan lunak

pascabedah.

b. Resiko tinggi infeksi b.d adanya luka port de entree luka pasca bedah

c. Pemenuhan informasi b.d adanya evaluasi diagnostik, rencana

pembedahan

d. Resiko ketidakseimbangan cairan tubuh b.d keluar cairan tubuh dari

muntah, obstruksi intestinal

e. Resiko tinggi syok hipovelemik b.d penurunan volume darah,

sekunder dari ketidakseimbangan cairan tubuh

f. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

intake makanan yang kurang adekuat

g. Kecemasan b.d prognosis penyakit, rencana pembedahan

(Muttaqin,2010)

3. Rencana keperawatan

a. Nyeri akut b.d respon inflamasi lokal, kerusakan jaringan lunak pasca

bedah.

Tujuan: nyeri klien berkurang/ hilang atau teradaptasi.

Kriteria Hasil:

-Secara sujektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat ditangani

-Skala nyeri 0-1 (0-4)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

-Dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau menurukan

Nyeri

-Pasien tidak gelisah

Intervensi Rasional

1. Memonitor tanda-tanda vital 1. Tanda-tanda vital merupakan


(monitor tekanan darah, nadi, pedoman terhadap perubahan pada
pernafasan dan suhu tubuh) kondisi klien dan abnormalitas pada
kondisi klien

2. Kaji respon nyeri dengan pendekatan 2. Pendekatan komprehensif untuk


PQRST menentukan intervensi
P : provokatus-Paliatif. Apa yang
menyebabkan gejala? Apa yang bisa
memperberat? Apa yang bisa
mengurangi?
Q : Quality-Quantity. Bagaimana gejala
dirasakan? Sejauh mana gejala
dirasakan?
R : Region-Radiasi. Dimana nyeri
dirasakan? Apakah nyeri menyebar?
S : Scala-severity. Seberapakah tingkat
nyeri dirasakan? Pada skala berapa nyeri
dirasakan?
T : Time. Kapan gejala nyeri timbul?
Seberapa sering nyeri dirasakan? Tiba-
tiba atau bertahap? Seberapa lama nyeri
dirasakan?

3. Lakukan manajemen nyeri


keperawatan: 1. Istirahat secara fisiologis akan
1. Istirahatkan pasien pada saat nyeri menurunkan kebutuhan oksigen
muncul yang diperlukan untuk
memenuhinkebutuhan metabolisme
basal.
2. Posisi ini mengurangi tegangan pada
2. Atur posisi semi fowler insisi dan organ abdomen, yang
membantu mengurangi nyeri.
3. Dorong ambulasi dini 3. Ambulasi pasca bedah sangant
penting dilakukan. Dengan ambulasi
dini, maka akaan meningkatkan
normalisasi fungsi organ
(merangsan peristaltik dan flatus)
shingga menurunkan ketidak
nyamanan abdomen.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

Ambulasi dilakukan secara


bertahap, mulai pasien dibantu
setangah duduk setelah 3jam pasien
sudah dirawat, dirawat diruang
bedah. Apabila toleransi baik, maka
dianjurkan duduk sendiri dan mulai
turun dari tempat tidur pada
beberapa jam berikutnya.
Ambulasi yang efektif akan
menghasilkan keberhasilan bedah
terutama pada program ODS
(pandai surgery).
4. Ajarkan tehnik relaksasi dan 4. Tehnik relaksasi dan Distraksi
distraksi pada saat nyeri. (pengalihan perhatian) dapat
Tehnik distraksi pendengaran yaitu menurunkan stimulus internal
dengan cara pengalihan nyeri
dengan mendengarkan musik
murottal
5. Manajemen lingkungan tenang, 5. Lingkungan tenang akan
batas pengunjung dan istirahatkan menurunkan stimulus nyeri
pasien. eksternal dan pembatasan
pengunjung .

6. Kolaborasi dengan tim medis Analgetik memblok lintasan nyeri


pemberian analgetik. hingga nyeri akan berkurang.

b. Resiko tinggi infeksi b.d adanya port de entreedari luka pascabedah

Tujuan : dalam waktu 12X24jam tidak terjadi infeksi, terjadi

perbaikan pada integritas jaringan lunak.

Kreteria evaluasi :

-jahitan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi

dan peradangan pada area luka pembedahan

- luokosit dalam batas normal

- TTV dalam batas normal

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

Intervensi Rasional

Kaji jenis pembedahan, hari Mengidentifikasi kemajuan atau


pembedahan, dan apakah ada order penyimpangan dari tujuan yang
khusus dari tim dokter bedah dalam diharapkan.
melakukan perawatan luka.
Buat kondisi balutan dalam keadaan Kondisi bersih dan kering akan
bersih dan kering. menghindari kontaminasi komensial.
Sebaliknya jika dalam keadaan basah
akan menyebabkan respons inflamasi
lokal akan memperlama penyembuhan
luka.

Lakukan perawatan luka - perawatan luka sebaiknya tidak setiap


hari untuk menurunkan kontak
tindakan dengan luka yang dalam
kondisi steril sehingga mencegah
kontaminasi kuman ke luka bedah.

Kolaborasi pemberian antibiotik Antibiotik injeksi diberikan selama


satu hari pasca bedah yang kemudian
dilanjutkan antibiotik oral sampai
jahitan dilepas. Kaji adanya reaksi dan
riwayat alergi antibiotik, serta
memberikan antibiotik sesuai intruksi
dokter.

c. Pemenuhan informasi b.d pasca pembedahan dan perawatan rumah

Intervensi Rasional

Berikan informasi pada pasien pasca - Ambulasi dini sangat penting untuk
bedah yaitu : mempercepat pemulihan

- Ajarkan tehnik ambulasi dini. -Proses pemulihan sempurna akan


terjadi empat minggu pasca bedah.
Untuk mencapai kondisi tersebut
pasien dan keluarga diberitahu dan
diajarkan agar tidak takut dengan
kondisi pasca bedah.

- Jelaskan tehnik aktivitas selama di - Apabila pasien siap untuk pulang,


rumah. pasien dan keluarga dapat diajarkan
untuk merawat luka sehingga dapat
melakukan penggantian balutan luka
dan irigasi sesuai program. Dan
memberitahu bahwa pasien bisa
meminta bantuan kepada perawat
kesehatan dirumah untuk membantu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

perawatan dan memantau pasien


terhadap adanya komplikasi dan
penyembuhan luka.

- Ajarkan pasien dan keluarga untuk - Beberapa agen nyeri farmakolgi


melakukan pergantian balutan pasca biasanya memberikan reaksi negatif
bedah. pada gastrointestinal

- Anjurkan untuk semampunya


melakukan manajemen nyeri
nonfarmakologi pada saat nyeri - Pasca bedah hernia tanpa komplikasi,
muncul. pasien akan segera boleh pulang
setalah fungsi usus dan kesadaran
Seperti mendengarkan musik murottal normal. Setelah dirumah, pasien dan
keluarga diajarkan untuk memeriksa
kondisi balutan sendiri, apabila ada
perubahan warna pada balutan ini, hal
tersebut merupakan tanda komplikasi
- Beritahukan pasien dan keluarga yang harus segera mendapatkan
apabila didapatkan perubahan klinik tindakan medis.
atau komplikasi untuk segera
memriksakan diri. Komplikasi pasca bedah dalah infeksi
luka bedah dengan ditandai kemerahan
sekitar luka, nyeri abdomen, muntah,
dan peningkatan denyut nadi.

- Secara umum,tidak ada pembatasan


- Beritahu tidak ada pembatasan diet. diet.

-Pemulihan secara lengkap bisa


memakan waktu tiga sampai minggu.
- Beritahu pasien pascabedah untuk
Kerja keras serta angkat benda berat
ikut serta dalam peningkatan
harus dihindari selama sedikitnya tiga
pemulihan.
bulan setelah operasi

- Pembedahan tidak menjamin bahwa


- Jelaskan bahwa pembedahan yang hernia pasien tidak akan kembali,jadi
sudah dilaksanakan tidak menjamin langkah-langkah pencegahan sangat
bahwa pasien tidak akan mengalami penting untuk menghindari
hernia lagi. pengulangan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan, tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

(independen) dan tindakan kolaborasi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Implementasi keperawatan yang akan dilakukan yaitu :

a. Mengkaji skala nyeri secara komprehensif dengan menggunakan

PQRST dan skla nyeri numerik

b. Melakukan manajemen nyeri seperti mengistirahatkan pasien pada

saat nyeri muncul, mengatur posisi semi fowler, mendorong pasien

agar melakukan ambulasi dini, mengajarkan klien tehnik

nonfarmakologi seperti tehnik distraksi pendengaran musik murottal

c. Meningkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri.

d. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgetik.

( Mutaqqin, 2010)

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Evaluasi keperawatan pada pasien hernia inguinalis dengan masalah

keperawatan nyeri akut yaitu :

1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau dapat di tangani

2. Skala nyeri klien berkurang menjadi 0-1 (0-4)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

3. Klien dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau

mengurangi nyeri.

4. Klien mampu mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik

nonfarmakologi yaitu dengan menggunakan tehnik distraksi

pendengaran, mendengarkan musik murottal.

(Mutaqqin, 2010)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model yang digunakan peneliti untuk melakukan

suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian.

(Dharma, 2011)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,

yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah fenomena dengan batasan

terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyatakan

berbagai sumber informasi.

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami luka post op hernia inguinalis

dengan masalah keperawatan nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

Lampung Tahun 2018.

B. Batasan istilah

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variable yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan.

Definisi operasional bertujuan agar variable dapat diukur dengan

menggunakan menggunakan instrument atau alat ukur, maka variable perlu

diberi batasan atau definisi yang operasional atau definisi operasional

variable. Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran

33
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
34

atau pengumpulan data itu konsisten antara sumber data yang satu dengan

responden yang lain. Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami luka post op hernia inginalis

dengan masalah keperawatan nyeri akut di Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu Lampung tahun 2018.

Variable Definisi operasional Cara ukur


Hernia Hernia Inguinalis adalah kondisi prostusi Observasi wawancara
inguinalis (penonjolan) organ intestinal masuk ke rongga pemeriksaan fisik
melalui defek atau bagian dinding yang tipis
atau lemah dari cincin inginalis. Materi yang
masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi juga
merupakan suatu jaringan lemak/omentum
(Erickson,2009 dalam Muttaqin,2010)

Nyeriakut Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan Obsevasi wawancara


emosional yang tidak menyenang kan yang pemeriksaan fisik,
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual skala numerik
atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa. (Udjianti, 2011)

C. Partisipan

Subyek yang digunakan adalah 2 klien atau 2 kasus dengan masalah

keperawatan dan diagnosis medis yang sama yaitu post op hernia inguinalis

dengan masalah keperawatan nyeri akut dan mempunyai kriteria inklusi dan

kriteria ekslusi

1. Kriteria inklusi :

a. Post op hernia inguinalis

b. Terdapat masalah keperawatan nyeri akut.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

c. Subyek penelitian adalah pasien yang bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini

2. Kriteria ekslusi

a. Pasien anak-anak dan balita

b. Subyek penelitian yang drop out atau yang tidak bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu yang

akan dilakukan tindakan perawatan minimal selama 3 hari atau sejak pertama

klien masuk rumah sakit sampai pulang. Jika sebelum 3 hari perawatan klien

sudah pulang, maka akan digantikan dengan klien lainnya yang sejenis. Dan

bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home care.

E. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga). Sumber data dari

klien, keluarga, dan perawat.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA :inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada system tubuh klien.

3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data

lainnya yang relevan)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

F. Analisis data

Urutan dalam analisis data adalah:

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).

Hasil studi di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin

dalam bentuk transkip (catatan terstruktur)

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data

subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks

naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan menghamburkan

identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasilpenelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data penyajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan dan evaluasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

G. Etik Penelitian

Etika yang mendasari penelitian menurut Nursalam tahun 2013 :

1. Informed Consent

Klien diberikan lembar persetujuan menjadi pasien serta menjelaskan

dampak dari intervensi keperawatan yang diberikan.

2. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti melakukan kerahasiaan identitas klien dengan cara nama klien

dalam identitas klien dengan inisial.

3. Confidentiality(kerahasiaan)

Peneliti menjaga kerahasiaan mengenai masalah kesehatan klien yang

hanya digunakan untuk kepentingan klien.

4. Non maleficience

Mengandung makna bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan

manfaat sebesar-besarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil

penelitian akan diterapkan (beneficience) kemudian meminimalisir resiko /

dampak yang merugikan bagi peneliti ( Dharma, 2011:293).

Manfaat yang didapatkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini

dengan mendapatkan 2 partisipan sesuai kriteria, sedangkan pada

partisipan dapat menambah informasi tentang cara mengurangi rasa nyeri

pada luka setelah operasi.

5. Justice

Keterbukaan dalam penelitian ini mengandung makna bahwa penelitian

dilakukan secara jujur, tepat, cermat,hati-hati dan dilakukan secara

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

professional. Dalam hal ini kedua partisipan diberlakukan sama dengan

melakukan tindakan keperawatan mengurangi rasa nyeri adapun tindakan

keperawatan lainnya.

6. Beneficiency

Berbuat baik kepada klien dengan memaksimalkan manfaat dan

meminimalkan resiko.

7. Infidientialy

Peneliti menjaga kerahasiaan mengenai masalah kesehatan klien yang

hanya digunakan untuk kepentingan klien.

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Peneliti mencari buku dan artikel yang berhubungan dengan sumber untuk

penelitian melihat fenomena dan disusun dengan pembimbing serta

meminta izin untuk mencari data-data di ruang bedah rumah sakit umum

pringsewu lampung untuk diangkat dalam penelitian.Peneliti melakukan

rancangan proposal penelitian, kemudian proposal di konsulkan kepada

pembimbing setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing kemudian

proposal diujikan.Setelah proposal diuji dan disetujui oleh dosen

pembimbing dan dosen penguji, peneliti mengajukan perizinan ke tempat

penelitian melalui instansi pendidikan.

2. Tahap pelaksanaan

Peneliti mendapat izin dari Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung,

kemudian mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, melihat pendokumentasian

rekam medis dan peneliti menggunakan tehnik terapi nonfarmakologi

pendengaran dengan terapi mendengarkan lantunan ayat Al-Quran/

Murottal, ayat yang digunakan yaitu surat Ar Rahman yang dilantunkan

oleh Ahmad Saud dengan durasi 13menit 55detik. Pengumpulan data ini

berlangsung selama tiga hari, kelengkapan hasil observasi diperiksa

kembali, setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data

dan analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk tabel dan

menggunakan tehnik pendokumentasian asuhan keperawatan.

3. Tahap akhir

Hasil pengolahan data disajikan dengan presentasi.Setelah melakukan

sidang dan disetujui untuk dilakukan penjilidan hasil penelitian

dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

a. Profil Rumah Sakit Umum Daerah pringsewu Lampung

Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Rumah

Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung yang beralamat di Jalan

Ahmad Yani, Pajar Agung, Kec. Pringsewu, kab. Pringsewu,

Lampung.

Pada tahun 1995 berdasarkan SK Mentri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 106/Menkes/SK/I/1995 Rumah Sakit

Umum Daerah Pringsewu ditingkatan kelasnya menjadi kelas C.

Pada tanggal 16 Juni 2010 berdasarkan peraturan Bupati Pringsewu

RSUD Pringsewu ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah Daerah

Kabupaten Pringsewu yang menerapkan Pola Pengelolaaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Direktur

dari RSUD Pringsewu lampung kini dijabat oleh dokter spesialis

penyakit dalam yaitu Dr. Teddy. RSUD Pringsewu Lampung

memiliki 6 instansi rawat inap yaitu ruang kebidanan, perinatologi,

kebidanan, ruang anak, alamanda, ruang penyakit dalam pria,

ruang penyakit dalam wanita, dan ruang bedah. RSUD memiliki

pelayanan unggulan dibagian Hemodilisa, UTDRS, ICU, IGD.

40
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
41

Peneliti melakukan pengambilan data diruang Bedah, yang

terdiri dari ruangan rawat inap yaitu ruang kelinci, merpati, di

dalam ruangan terdapat 6 bed pasien. Kondisi ruangan Bedah

terlihat bersih dan rapih.

b. Visi Rumah sakit

Dalam upaya mengembangkan organisasi dan

meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat, Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Pringsewu Lampung memiliki Visi

yaitu “Terwujudnya Pelayanan Prima di RSUD Pringsewu“

c. Misi Rumah Sakit

Sebagai pendukung dari visi yang ingin diraih, maka RSUD

Pringsewu juga memiliki misi, filosofi dan budaya kerja sebagai,

Misi RSUD Pringsewu adalah :

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan

berkualitas.

2) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia dan

berakhlak mulia.

3) Mengembangkan sistem keuangan, informasi dan

pemasaran Rumah Sakit Umum Daerah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

2. Pengkajian

Tabel 4.1
Identitas klien

IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2


A. Identitas klien
Nama : Tn. R Tn. T

Umur : 63tahun 45tahun

Status perkawinan Menikah Menikah


:
Petani Petani
Pekerjaan :
Islam Islam
Agama :
SD SMP
Pendidikan :
Jawa Jawa
Suku :
Jawa Jawa dan indonesia
Bahasa yang
digunakan : Sendang Ayu, Gumuk Rajin
padang ratu
Alamat rumah : lampung tengah

Sumber biaya : BPJS BPJS KIS

Tanggal masuk RS 1-juni-2018 1-juli-2018


:

Tanggal 2-juni-2018 3-juli-2018


pengkajian
Post op hernia Post op hernia
Diagnosa medis inguinalis sinistra inguinalis sinistra
saat pengkajian :

B. Identitas
penanggung jawab
Nama : Tn. S Ny. F

Umur : 40tahun 40tahun

Hubungan dengan Anak Istri


klien :

Pendidikan : SMP SMP

Pekerjaan : Wiraswasta Ibu rumah tangga

Alamat : Sendang ayu, Gumuk rajin


Padang ratu,
Lampung tengah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

1. Riwayat penyakit

Tabel 4.2

Riwayat Penyakit

RIWAYAT PENYAKIT KLIEN 1 KLIEN 2


a. Riwayat kesehatan Pasien dibawa kerumah Pasien datang ke rumah
masuk rumah sakit : sakit umum daerah sakit melalui UGD diantar
pringsewu oleh oleh keluarganya pada
keluarganya pada tanggal tanggal 1-07-2018 pada
01-06-2018 pukul 17.00 pukul 20.45wib, dengan
wib, dengan keluhan keluhan nyeri pada bagian
terdapat benjolan pada testis bagian sebelah kiri
lipatan paha sebelah kiri, dan terdapat benjolan pada
dan terasa nyeri bila lipat paha sebelah kiri.
bekerja mengangkat Ttv : TD: 140/90mmHg,
barang yang berat dan Nadi : 92x/menit, RR :
setelah mengayuh sepeda. 20x/m, S: 36,0C. Saat di
Ttv : TD: 110/90mmHg, UGD pasien terpasang
Nadi : 90x/menit, RR : infus RL 20tpm, keterolac
22x/m, S: 36,2C. Saat di 30mg Drip cairan infus.
UGD pasien terpasang
infus RL 20tpm, keterolac
30mg Drip cairan infus
dan pasien terpasang
kateter.

b. Riwayat saat
pengkajian
keluhan utama : Nyeri Nyeri
Nyeri disebabkan oleh Nyeri disebabkan oleh
luka operasi hernia luka pasca operasi hernia
inguinalis sinistra, nyeri ingunalis sinistra, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, terasa panas, seperti
pasien mengatakan nyeri tersayat-sayat.
terasa dibagian abdomen Pasien mengatakan nyeri
bawah (inguinalis). Pasien terasa dibagian abdomen
mengatakan nyeri terasa bawah sampai ke alat
saat bergerak dan batuk, kelamin
pasien mengatakan nyeri nyeri terasa saat pasien
berkurang saat tidur / mencoba untuk bergerak,
istirahat. nyeri terasa berkurang saat
Skala nyeri 6 pasien beristirahat.
Nyeri dirasakan hilang Skala nyeri 7
timbul Nyeri dirasakan terus
menerus

Keluhan penyerta : Pasien lemas Takut untuk bergerak

c. Riwayat Penyakit Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak


Dahulu : memiliki alergi obat / memiliki alergi obat /
makanan, klien makanan, klien
mengatakan tidak pernah mengatakan tidak pernah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

mengalami kecelakaan, mengalami kecelakaan,


klien mengatakan tidak klien mengatakan tidak
pernah dirawat dirumah pernah dirawat dirumah
sakit, klien baru kali ini sakit, klien baru kali ini
menjalani operasi dan menjalani operasi.
dirawat dirumah sakit.

d. Riwayat kesehatan Pasien mengatakan Pasien mengatakan


keluarga : keluarganya tidak keluarganya tidak
memiliki penyakit turunan memiliki penyakit
seperti diabetes milletus, keturutan seperti diabetes
keluarga klien juga tidak milletus, keluarga pasien
mempunyai penyakit juga tidak mempunyai
menular seperti hepatitis, penyakit menular seperti
HIV/AIDS dan TBC hepatitis, HIV/AIDS dan
TBC.

Bagan 4.1

Genogram

Genogram klien 1

Genogram klien 2

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

Keterangan

: Laki-laki : Menikah : Tinggal serumah

: Perempuan : Keturunan/ sedarah

x : Meninggal : Klien

Berdasarkan gambar 4.3 klien 1 dan klien 2 tidak memiliki riwayat penyakit

keturunan seperti diabetes militus, TB paru dan penyakit HIV AIDS

2. Perubahan Pola Kebiasaan

Tabel 4.3

Perubahan Pola Kebiasaan

POLA KESEHATAAN KLIEN 1 KLIEN 2


a. Pola Nutrisi Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien makan 3Xsehari, Pasien makan 3xsehari,
pagi,siang,sore/malam hari pagi,siang,sore/malam hari.
jenis makanan klien yaitu nasi Jenis makanan pasien yaitu
dan sayur mayur, lauk pauk, nasi dan sayur mayur, lauk
pasien mengatakan tidak ada pauk, pasien mengatakan
keluhan saat makan, tidak ada tidak ada keluhan saat makan,
kebiasaan saat makan, pasien kebiasaan pasien sebelum
tidak mempunyai pantangan makan adalah membaca doa
makanan atau alergi terhadap dan mencuci tangan. Pasien
makanan. tidak mempunyai pantangan
makanan atau alergi terhadap
makanan.

Saat Sakit : Saat sakit :


Pasien makan 3x sehari Pasien makan 3x sehari
pagi,siang,sore hari nafsu pagi,siang,sore hari nafsu
makan klien tidak baik, makan pasien baik, pasien
keluhan saat makan klien makan makanan dari rumah
mengatakan tidak nafsu sakit, tidak ada keluhan saat
makan, pasien hanya makan. Pasien tidak
menghabiskan setengah porsi mengalami penurunan BB.
makanan yang disediakan.
Pasien makan dibantu oleh
anaknya. Pasien tidak
mengalami penurunan BB.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

b. Pola Cairan dan Sebelum sakit : Sebelum sakit :


Elektrolit : Pasien mengatakan minum 7- Pasien mengatakan minum 6-
8gelas sehari, pasien tidak 7gelas perhari, pasien tidak
mengkonsumsi minuman mengkonsumsi minuman
keras. keras.

Saat sakit : Saat sakit :


pasien minum 5-6gelas /hari pasien mengatakan saat sakit
(±1500cc/hr), klien terpasang pasien hanya tidak ingin
IVFD cairan RL 20 tetes/menit banyak minum, minum saat
(1500cc). ditawari saja dan jika setalah
makan, pasien minum 3-
4gelas /hari (1000cc/hari),
klien terpasang IVFD cairan
RL 20 tetes/menit (1500cc).

c. Pola Eliminasi a. BAK a. BAK


(BAK/BAB) Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien mengatakan Bak Pasien mengatakan Bak
3-4kali sehari, waktunya 4-5kali sehari, waktunya
tidak menentu, warna tidak menentu, warna
kuning pucat, berbau kuning keruh, berbau
khas, dan tidak ada khas, dan tidak ada
keluhan saat bak keluhan saat bak

Saat sakit : Saat sakit :


Pasien terpasang kateter Pasien terpasang kateter.

b. BAB b. BAB
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien mengatakan BAB Pasien mengatakan BAB
1-2 kali sehari, waktunya 1-2 kali sehari, waktunya
tidak menentu, tidak menentu,
konsistensi padat, tidak konsistensi padat, tidak
ada keluhan saat BAB, ada keluhan saat BAB,
pasien tidak pernah pasien tidak pernah
penggunakan obat penggunakan obat
pencahar. pencahar.
Saat sakit : Saat sakit :
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
belum BAB sejak dirawat belum BAB sejak masuk
dirumah sakit. Pasien rumah sakit.
tidak menggunakan obat
pencahar.

Intake cairan : Intake cairan :


= minum + IVFD RL = minum + IVFD RL
= 1500 + 1500 = 1000 + 1500
= 3000cc/hari = 2500cc/hari

IWL : IWL :
=(15XBB) =(15XBB)
24jam 24jam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

=15x58 =15x63
24 jam 24 jam
= 36.25cc/hari = 39.38cc/hari

Output Output
= IWL + urine + muntah = IWL + urine + muntah
= 36.25 + 1250 + 0 = 39.38 + 1100 + 0
= 1,287 = 1,139

Balance Balance
= input - Output = input - Output
= 3000 – 1,287 = 2500 - 1,139
= 2,998cc/Hari = 2,498cc/Hari
d. Pola istirahat dan
tidur Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien mengatakan saat sehat Pasien mengatakan saat sehat
pasien tidur 5-6jam/hari, dan pasien tidur 6-7jam/hari, dan
tidur siang 1-2jam/hari tidak tidur siang tidak lebih dari
ada keluhan saat tidur. Pasien 1jam. Tidak ada keluahan saat
mengatakan sebelum tidur tidur, pasien selalu berdoa
slalu membaca doa. saat mau tidur.

Saat sakit : Saat sakit :


Pasien mengatakan selama Pasien mengatakan semenjak
sakit tidur hanya 5-6/hari sakit tidur pasien terganggu,
namun sering terbangun karna pasien mengatakan sering
gelisah merasakan nyeri pada terbangun saat tidur karna
bagian luka pasca operasi. merasakan nyeri pasca
operasi, pasien mengatakan
tidur hanya 4-5jam/hari.
e. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa Pasien mengatkan biasa
mandi 2xsehari pada pagi dan mandi 2kali sehari pada pagi
sore hari dengan menggunakan dan sore hari dengan
sabun mandi dan pasien menggunakan sabun mandi
mencuci rambut 2hari sekali. dan shampo dan klien
Pasien menggosok gigi 2kali menggosok gigi 2kali sehari
sehari. saat mandi pagi dan mandi
sore.

Saat sakit : Saat sakit ;


Pasien mengatakan hanya dilap Pasien mengatakan semenjak
dengan anaknya ditempat tidur dirwat di rumah sakit pasien
2kali sehari, pagi dan sore hari. hanya dilap oleh istri nya,
Rambut klien tampak bersih. 2kali sehari. Pada pagi dan
sore hari.
f. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien mengatakan saat pagi Pasien mengatakan aktivitas
hari pasien beraktivitas bekerja pasien sebelum sakit yaitu
ke ladang (Sawah) dengan bertani di kebun dan di
menggunakan sepeda. sawah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

Saat sakit: Saat sakit :


Pasien mengatakan saat sakit Pasien mengatakan saat sakit
aktivitas pasien menjadi aktivitas klien menjadi
terbatas,pasien hanya tidur di terganggu dan aktivitas
tempat tidur saja. dibantu oleh keluarga.
a. Merokok a. Merokok
Pasien mengatakan masih Pasien mengatakan
merokok, dengan frekuensi sudah tidak merokok
2-3kali dalam sehari. b. Pasien mengatakan tidak
Pasien mengatakan meminum minuman
merokok sudah sejak keras
puluhan tahun yang lalu. c. Pasien mengatakan
b. Pasien mengatakan tidak dirinya tidak
meminum minuman keras. mengkonsumsi obat
c. Pasien mengatakan tidak obatan.
mengalami ketergantungan
obat.

g. Pola aman Klien mengataan nyeri Klien mengatakan nyeri


nyaman Nyeri disebabkan oleh luka Nyeri disebabkan oleh luka
operasi hernia inguinalis pasca operasi hernia ingunalis
sinistra, nyeri seperti ditusuk- sinistra, nyeri terasa panas,
tusuk, pasien mengatakan nyeri seperti tersayat-sayat.
terasa dibagian abdomen Pasien mengatakan nyeri
bawah (inguinalis). Pasien terasa dibagian abdomen
mengatakan nyeri terasa saat bawah sampai ke alat kelamin
bergerak dan batuk, pasien nyeri terasa saat pasien
mengatakan nyeri berkurang mencoba untuk bergerak,
saat tidur / istirahat. nyeri terasa berkurang saat
Skala nyeri 6 pasien beristirahat.
Nyeri dirasakan hilang timbul Skala nyeri 7
Wajah klien meringis menahan Nyeri dirasakan terus menerus
nyeri. Aktivitas klien Wajah klien tampak menahan
terganggu. nyeri, klien tampak
melindungi area nyeri. Klien
takut untuk bergerak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

3. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.4
Pemeriksaan fisik
OBSERVASI KLIEN 1 KLIEN 2
1. Pemeriksaan fisik
A. Kesadaran umum
a. Tingkat kesadaran Compostmetis (GCS : Compostmetis (GCS :
E: 4 M:5 V:6) E: 4 M:5 V:6)
b. Tekanan darah : 110/90 MmHg 140/100 mmHg
c. Nadi : 84x/menit 86x/menit
d. Pernafasan : 22x/menit 20x/menit
e. Suhu : 36,1C 36,3c
f. TB/BB : 58Kg 63kg

2. Pemeriksaan Fisik
persystem
a. Sistem penglihatan Keadaan kedua mata Keadaan kedua mata
simetris kanan dan kiri, simetris kanan dan kiri,
tidak ada peradangan tidak ada peradangan
pada kelopak mata, pada kelopak mata,
pergerakan bola mata pergerakan bola mata
dapat mengikuti arah dapat mengikuti arah
benda yang bergerak benda yang bergerak
didepan mata pasien. didepan mata pasien.
Konjungtiva ananemis, Konjungtiva ananemis,
sklera anikterik, sklera anikterik,
keadaan pupil mengecil keadaan pupil mengecil
saat terkena cahaya dan saat terkena cahaya dan
tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
peradangan pada mata. peradangan pada mata.
Tidak ada keluhan pada Pasien tidak memakai
mata pasien. alat bantu penglihatan.
Tidak ada keluhan pada
mata pasien.

b. Sistem pendengaran Keadaan telinga Keadaan telinga


simetris antara kanan simetris antara kanan
dan kiri, keadaan daun dan kiri, keadaan daun
telinga bersih, tidak ada telinga bersih, tidak ada
cairan serumen yang cairan serumen yang
keluar dari telinga dan keluar dari telinga dan
tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
peradangan pada peradangan pada
telinga pasien. telinga pasien.
Pendengaran pasien Pendengaran pasien
baik. baik.

c. Sistem wicara Pasien tidak mengalami Pasien tidak


kesulitaan dan mengalami
gangguan saat kesulitaan dan
berbicara. Pasien gangguan saat
berbicara menggunakan berbicara. Pasien saat
bahasa jawa dan bahasa diajak berbicara
indonesia. menggunakan bahasa
indonesia.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

d. Sistem pernafasan Pasien tidak terlihat Pasien tidak terlihat


sesak, frekuensi nafas sesak, frekuensi nafas
pasien 22x/menit, irama pasien 20x/menit, irama
nafas pasien teratur, nafas pasien teratur,
dada simetris, tidak ada dada simetris, tidak ada
tambahan suara nafas, tambahan suara nafas,
tidak ada nyeri dada, tidak ada nyeri dada,
suara nafas normal. suara nafas normal.
Pasien tidak memakai Pasien tidak terpasang
alat bantu pernafasan. oksigen.
e. Sistem kardiovaskuler
- Sirkulasi - Sirkulasi
perifer perifer
Nadi Nadi
84x/menit 86x/menit
dengan irama dengan irama
teratur, denyut teratur, denyut
nadi normal, nadi normal,
akral hangat akral hangat
tidak ada tidak ada
odema CTR odema CTR
<3 detik. <3 detik.
- Sirkulasi - Sirkulasi
jantung jantung
Kecepatan Kecepatan
denyut apikal denyut apikal
80x/menit, 80x/menit,
irama teratur, irama teratur,
suara jantung suara jantung
f. Sistem neurologi lub-dup tidak lub-dup tidak
ada kelainan ada kelainan
bunyi jantung bunyi jantung
dan tidak ada dan tidak ada
nyeri dada. nyeri dada.

Tingkat kesadaran : Tingkat kesadaran :


compostmetis. compostmetis. Gaslow
Gaslow Coma Scale Coma Scale (GCS) :
(GCS) : 15, E:4 M:6 15, E:4 M:6 V:5, tidak
V:5, tidak ada tanda- ada tanda-tanda
tanda peningkatan peningkatan
g. Sistem pencernaan intrakranial. intrakranial.

Membran mukosa Membran mukosa


kering, terdapat kering, tidak terdapat
karies gigi, tidak ada karies gigi, tidak ada
radang, tidak radang, tidak
mengalami kesulitan mengalami kesulitan
menelan, klien tidak menelan, klien tidak
mual, lidah pasien mual, lidah pasien
bersih, bising usus bersih, bising usus
16x/menit. Tidak ada 12x/menit. Tidak ada
nyeri tekan pada nyeri tekan pada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

abdomen. Pasien abdomen.


h. Sistem endokrin tidak nafsu makan.

Nafas klien tidak Nafas klien tidak


berbau keton, tidak berbau keton, tidak
terdapat ganggren, terdapat ganggren,
pasien tidak pasien tidak mengalami
mengalami tremor, tremor, dan tidak ada
dan tidak ada pembesaran kelenjar
pembesaran kelenjar tyroid.
i. Sistem Urogenital tyroid.

Pasien terpasang Pasien terpasang


kateter, tidak ada nyeri kateter. Tidak
j. Sistem integumen tekan. mengalami nyeri tekan.

Keadaan rambut pasien Keadaan rambut pasien


bersih, rambut pasien bersih, rambut pasien
berwarna kelabu, kuku berwarna hitam dan
pasien pendek dan kelabu, kuku pasien
bersih. Turgor kulit pendek dan bersih.
elastis, warna kulit Turgor kulit elastis,
sawo matang,. Terdapat warna kulit putih.
luka pasca operasi Terdapat luka pasca
hernia inguinalis pada operasi hernia
bagian abdomen bawah inguinalis pada bagian
(unguinalis) sebelah abdomen bawah
kiri Ukuran luka ±7cm, (inguinalis) sebelah
luka jahit pasca operasi kiri. Ukuran luka ±7cm,
tampak basah dan luka jahit pasca operasi
merah, luka tertutup tampak basah dan
kassa streil. Tidak ada merah, tidak terdapat
dekubitus. pus , luka tertutup kassa
streil. Tidak ada
k. Sistem dekubitus.
musculoskeletal
Pasien mengalami Pasien mengalami
kesulitan dalam kesulitan dalam
pergerakan karna pergerakan karna
merasa nyeri pasca merasa nyeri pasca
operasi, pasien tidak operasi, pasien tidak
ada kelainan pada ada kelainan pada
tulang dan sendi. Pasien tulang dan sendi. Pasien
tidak terdapat tanda- tidak terdapat tanda-
tanda fraktur. tanda fraktur.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

Tabel 4.5

Kondisi Psikososial-spitual

Riwayat psikososial- Klien 1 Klien 2


spritual
Riwayat psikososial
spritual a. Gambaran diri a. Gambaran diri
1. Psikososial Pasien mengatakan Pasien mengatakan
menyukai semua menyukai semua
anggota tubuhnya. anggota tubuhnya.

b. Peran b. Peran
Didalam keluarganya Didalam keluarganya
pasien berperan sebagai pasien berperan sebagai
ayah dan sebagai ayah dan seorang suami.
seorang kakek. Pasien mengatakan
bahwa ia adalah tulang
punggung dalam
keluarga. Namun saat
sakit pasien tidak bisa
melaksanakan perannya
sebagai seorang kepala
rumah tangga.

c. Harga diri c. Harga diri


Pasien mengatakan Pasien mengatakan
dengan keadaan dengan keadaan
sekarang merasa sedih sekarang merasa sedih
karna hanya tidur karna hanya tidur
dikasur saja tidak dapat dikasur saja tidak dapat
bekerja seperti biasanya. bekerja mencari nafkah
seperti biasanya.

d. Ideal diri d. Ideal diri


Pasien mengatakan tetap Pasien mengatakan
ikhlas dengan tetap ikhlas dengan
penyakitnya ini agar penyakitnya ini agar
cepat sembuh dan segera cepat sembuh dan
pulang kerumah untuk segera pulang kerumah
bertemu anak dan cucu. agar bisa beraktivitas
seperti biasanya.

2. Sosial Pasien mengatakan Pasien mengatakan


keluarganya selalu keluarganya selalu
mendukung dan selalu ada mendukung dan selalu ada
untuk dirinya, pasien untuk dirinya terutama
mengatakan keluarga sang istri, pasien
selalu mendoakan akan mengatakan keluarga
kesembuhan pasien, pasien selalu mendoakan akan
mengatakan keluarga kesembuhan pasien, pasien
selalu ada untuk menemani mengatakan keluarga
pengobatan pasien selama selalu ada untuk
di rumah sakit serta menemani pengobatan
membantu aktivitas pasien. pasien selama di rumah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

Pasien mengatakan tidak sakit serta membantu


ada kesulitandalam hal aktivitas pasien. Pasien
komunikasi dalam mengatakan tidak ada
keluarganya dan kesulitandalam hal
menanggapi pembicaraan komunikasi dalam
orang lain, pasien keluarganya dan
mengatakan interaksi menanggapi pembicaraan
dengan masyarakat dan orang lain, pasien
lingkungan berkurang saat mengatakan interaksi
pasien sakit. dengan masyarakat dan
lingkungan berkurang saat
pasien sakit.

3. Spiritual Pasien mengatakan kondisi Pasien mengatakan kondisi


sekarang merupakaan sekarang merupakaan
cobaan dari sang maha cobaan dari Allah SWT,
pencipta, selama dirawat selama dirawat dirumah
dirumah sakit pasien tidak sakit pasien tetap
melakukan kegiataan melakukan kegiataan
keagamaan seperti sholat. keagamaan seperti sholat
Pasien hanya berdoa untuk dan berdoa dan mengaji.
kesembuhannya
penyakitnya

Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.6
Hasil Pemeriksaan Diagnostic

Pemeriksaan klien 1
Nilai rujukan (normal) Hasil
(02-06-2018)
WBC 4.00-10.00 7.88x10^3/uL
RBC 3.50-5.50 5.20 x10^6/uL
HGB 11.0-16.0 15.9 g/dL
PLT 150-450 235x10^3/uL
Pemeriksaan klien 2
Nilai rujukan (normal) Hasil
(03-07-2018)
WBC 4.00-10.00 9.90 x10^3/uL
RBC 3.50-5.50 5.02 x10^6/uL
HGB 11.0-16.0 16.0 g/dL
PLT 150-450 174 0^3/uL

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

4. Penatalaksanaan
Tabel 4.7
Penatalaksanaan
Farmakologi Non Farmakologi
Klien 1 : Klien 1:
02-06-2018 sampai 05-06-2018 1. Melakukan pemeriksaan fisik
1. Ceftriaxone IV 1gr / 12jam 2. Mengkaji keadaan umum
2. Ranitidin IV 1x25mg / 12jam 3. Mengkaji TTV
3. Keterolac 30mg/12jam 4. Mengkaji skala nyeri
4. IVFD RL 20tpm 5. Tehnik relaksasi nafas dalam
6. Tehnik distraksi musik murottal
(Ar Rahman)
7. Posisi semi fowler
Klien 2 : Klien 2 :
03-07-2018 sampai 06-07-2018 1. Melakukan pemeriksaan fisik
1. Ceftriaxone IV 1gr / 12jam 2. Mengkaji keadaan umum
2. Ranitidin IV 1x25mg / 12jam 3. Mengkaji TTV
3. Keterolac 30mg/12jam 4. Mengkaji skala nyeri
4. IVFD RL 20tpm 5. Tehnik relaksasi nafas dalam
6. Tehnik distraksi musik murottal
(Ar Rahman)
7. Posisi semi fowler
8. Membantu / mengajarkan pasien untuk
miring kanan-kiri dan duduk.

1. Analisa Data

Tabel 4.8

Analisa Data

Data Etiologi Masalah


KLIEN 1 Respon inplamasi lokal, Nyeri akut
Ds : kerusakan jaringan lunak
1. Pasien mengatakan nyeri terasa pasca bedah.
dibagian paha sebelah kiri
2. Pasien mengatakan nyeri pada
luka pasca operasi hernia
inguinalis
3. Pasien mengatakan nyeri seperti
di tusuk-tusuk
4. Pasien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
5. Pasien mengatakan nyeri saat
bergerak dan batuk
Do :
1. Pasien tampak menahan nyeri
2. Pasien tampak berhati hati saat
ingin miring kanan dan kiri /
saat ingin bergerak
3. Skala nyeri 6

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

Data Etiologi Masalah


KLIEN 2 Respon inflamasi lokal, Nyeri akut
Ds : kerusakan jaringan lunak
1. pasien mengatakan nyeri pada pasca bedah.
bagian luka operasi
2. Pasien mengatakan nyeri pada
bagian luka operasi
3. Pasien mengatakan nyeri terasa
saat pasien mencoba untuk
bergerak
4. Pasien mengatakan nyeri terasa
panas, seperti tersayat-sayat dan
terus-menerus
5. Pasien mengatakan nyeri terasa
dibagian paha sebelah kiri
sampai ke alat kelamin.
Do :
1. Pasien tampak meringis
kesakitan
2. Skala nyeri 7

Tabel 4.9
Rencana Asuhan Keperawatan
(intervensi)

DIAGNOSIS INTERVENSI (NIC) RASIONAL


KEPERAWATAN
(Tujuan, Kriteria hasil)
Nyeri akut berhubungan 1. Monitor tanda-tanda vital 4. Tanda-tanda vital
dengan respon inflamasi pasien merupakan pedoman
lokal, kerusakan jaringan terhadap perubahan pada
lunak pasca bedah. kondisi klien dan
Setalah dilakukakan abnormalitas pada
perawatan 3x24jam, kondisi klien
pasien menunjukan :
1. Secara sujebtif 2. Kaji respon nyeri dengan 5. Pendekatan komprehensif
melaporkan nyeri pendekatan PQRST untuk menentukan
berkurang atau dapat interven
ditangani
2. Skala nyeri 0-1 (0-4)
3. Pasien tidak merasa
gelisah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

3. Lakukan manajemen nyeri


keperawatan:
a. Istirahatkan pasien a. Istirahat secara fisiologis
pada saat nyeri muncul akan menurunkan
kebutuhan oksigen yang
diperlukan untuk
memenuhinkebutuhan
metabolisme basal.

b. Atur posisi semi fowler b. Posisi ini mengurangi


tegangan pada insisi dan
organ abdomen, yang
membantu mengurangi
nyeri.

c. Dorong ambulasi dini c. Ambulasi pasca bedah


sangant penting
dilakukan. Dengan
ambulasi dini, maka
akaan meningkatkan
normalisasi fungsi organ
(merangsan peristaltik
dan flatus) shingga
menurunkan ketidak
nyamanan
abdomen.Ambulasi
dilakukan secara
bertahap, mulai pasien
dibantu setangah duduk
setelah 3jam pasien sudah
dirawat, dirawat diruang
bedah. Apabila toleransi
baik, maka dianjurkan
duduk sendiri dan mulai
turun dari tempat tidur
pada beberapa jam
berikutnya. Ambulasi
yang efektif akan
menghasilkan
keberhasilan bedah
terutama pada program
ODS (pandai surgery).

d. Ajarkan tehnik relaksasi d. Tehnik relaksasi dan


dan distraksi pada saat Distraksi (pengalihan
nyeri. Tehnik distraksi perhatian) dapat
pendengaran yaitu dengan menurunkan stimulus
cara pengalihan nyeri internal
dengan mendengarkan
murottal (surat Ar-
Rahman)

4. Kolaborasi dengan tim Analgetik memblok lintasan


medis pemberian nyeri hingga nyeri akan
analgetik. berkurang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

Implementasi

Implementasi
Tabel 4.10
Pelaksanaa 03-06-2018 04-06-2018 05-06-2018
n Implementasi Implementasi Implementasi
Klien 1 07.30 1) Memonitor 08.30 1) Memonitor 07.30 1) Memonitor
Nyeri akut tanda-tanda tanda-tanda tanda-tanda
berhubung vital (monitor vital (monitor vital (monitor
an dengan tekanan darah, tekanan darah, tekanan darah,
respon nadi, nadi, nadi,
inplamasi pernafasan pernafasan pernafasan dan
lokal, dan suhu dan suhu suhu tubuh)
kerusakan tubuh) tubuh) R : klien mau
jaringan R : klien mau R : klien mau untuk diperiksa
lunak untuk untuk monitor TTV
pasca diperiksa diperiksa H : TTV
bedah. monitor TTV monitor TTV TD :
H : TTV H : TTV 120/80mmHg
TD : TD : S : 36.6C
100/90mmHg 120/90mmHg RR : 21x/menit
S : 36.1C S : 35,9C N : 88x/menit
RR : RR :
20x/menit 22x/menit
N : 86x/menit N : 82x/menit 08.15 2) Mengkaji skala
nyeri dengan
tehnik
08.00 2) Mengkaji 08.40 2) Mengkaji pendekatan
skala nyeri skala nyeri PQRST
dengan tehnik dengan tehnik R : klien
pendekatan pendekatan bersedia untuk
PQRST PQRST dikaji skala
R : klien R : klien nyeri
bersedia bersedia H : skala nyeri
untuk dikaji untuk dikaji 2
skala nyeri skala nyeri
H : skala H : skala
nyeri 6 nyeri 5

08.10 3) Melakukan 09.00 3) Melakukan 08.30 3) Melakukan


terapi non terapi non terapi non
farmakologi farmakologi farmakologi
(tehnik (tehnik (tehnik distraksi
distraksi distraksi mendengarkan
mendengarka mendengarka murottal)
n murottal) n murottal) - Menyediakan
- Menyediakan - Menyediakan alat distraksi
alat distraksi alat distraksi - Membantu
- Membantu - Membantu pasien untuk
pasien untuk pasien untuk menentukan
menentukan menentukan posisi yang
posisi yang posisi yang nyaman
nyaman nyaman - Memastikan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

- Memastikan - Memastikan volume tidak


volume tidak volume tidak terlalu keras
terlalu keras terlalu keras R : klien
R : klien R : klien bersedia untuk
bersedia dan bersedia dilakukan terapi
merasa untuk mendnegarkan
senang untuk dilakukan murottal
dilakukan terapi H:
terapi murottal - klien tampak
murottal H: tenang saat
H: - klien tampak mendengarkan
- klien tampak tenang saat murottal
tenang saat mendengarka - skala nyeri
mendengarka n murottal menjadi 2
n murottal - skala nyeri
- skala nyeri menjadi 3
menjadi 5

13.30 4) Mengajarkan 17.10 4) Kolaborasi 4) Kolaborasi


pasien tehnik pemberian pemberian
relaksasi analgetik analgetik
nafas dalam (ketorolac (ketorolac
R : klien 30mg/12jam) 1mg/12jam)
mengikuti R : klien H : 30mg
cara bersedia keterolac
melakukan disuntikan injeksi drip
tehnik nafas obat keterolac cairan infus RL
dalam H : 30mg
keterolag
17.10 5) Kolaborasi melalui drip
pemberian cairan infus.
analgetik
(ketorolac
30mg/12jam)
R : klien
bersedia
disuntikan
obat keterolac
H : 1mg
keterolag
melalui drip
cairan infus.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

Pelaksanaan 04-07-2018 05-07-2018 06-07-2018


Implementasi Implementasi Implementasi
Klien 2 07.30 1) Memonitor 08.30 1) Memonitor 08.00 1) Memonitor
Nyeri akut tanda-tanda tanda-tanda tanda-tanda
berhubung vital (monitor vital (monitor vital (monitor
an dengan tekanan darah, tekanan darah,
tekanan darah,
respon nadi, nadi,
inplamasi pernafasan nadi, pernafasan dan
lokal, dan suhu pernafasan dan suhu tubuh)
kerusakan tubuh) suhu tubuh) R : klien mau
jaringan R : klien mau R : klien mau untuk diperiksa
lunak untuk untuk diperiksa monitor TTV
pasca diperiksa monitor TTV H : TTV
bedah. monitor TTV H : TTV TD :
H : TTV TD : 120/90mmHg
TD : 120/90mmHg S : 36.0C
140/100mmH S : 36.7C RR : 21x/menit
g RR : 19x/menit N : 86x/menit
S : 36.1C N : 86x/menit
RR :
20x/menit
N : 90x/menit

08.10 2) Mengkaji 08.50 2) Mengkaji skala 08.10 2) Mengkaji skala


skala nyeri nyeri dengan nyeri dengan
dengan tehnik tehnik tehnik
pendekatan pendekatan
pendekatan
PQRST PQRST
R : klien PQRST R : klien
bersedia R : klien bersedia untuk
untuk dikaji bersedia untuk dikaji skala
skala nyeri dikaji skala nyeri
H : skala nyeri H : skala nyeri
nyeri 7 H : skala nyeri 2
5
Klien masih
menahan nyeri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

08.15 3) Melakukan 09.00 3) Melakukan 08.30 3) Melakukan


terapi non terapi non terapi non
farmakologi farmakologi farmakologi
(tehnik
(tehnik (tehnik distraksi
distraksi
mendengarka distraksi mendengarkan
n murottal) mendengarka murottal)
- Menyediakan n murottal) - Menyediakan
alat distraksi - Menyediakan alat distraksi
- Membantu alat distraksi - Membantu
pasien untuk - Membantu pasien untuk
menentukan pasien untuk menentukan
posisi yang menentukan posisi yang
nyaman posisi yang nyaman
- Memastikan nyaman - Memastikan
volume tidak - Memastikan volume tidak
terlalu keras volume tidak terlalu keras
R: terlalu keras R:
Klien mau Klien mau
R:
untuk untuk
Klien mau
mendengarka mendengarkan
untuk
n tehnik tehnik murottal
mendengarka
murottal H : -klien
n tehnik
H : -klien tampak tenang
murottal
tampak saat
H : -klien
tenang saat mendengarkan
tampak
mendengarka terapi murottal
tenang saat
n terapi Klien Skala
mendengarka
murottal nyeri menjadi 3
n terapi
-Klien tampak
murottal
menikmati
-Klien tampak
-Skala nyeri
ingin tidur
menjadi 5
saat
mendengarka
n murottal
-Skala nyeri
menjadi 5

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

15.20 4) Mengajarkan 4) Kolaborasi 4) Kolaborasi


pasien tehnik pemberian pemberian
relaksasi analgetik analgetik
nafas dalam (ketorolac (ketorolac
R : klien 30mg/12jam) 30mg/12jam)
mengikuti R : klien R : klien mau di
cara bersedia saat injeksi obat
melakukan ingin keterolac 30mg
tehnik nafas dilakukan H: 1mg injeksi
dalam injeksi obat keterolac drip
R : injeksi infus RL (+)
17.30 5) kolaborasi melalui drip
pemberian keterolac
analgetik 30mg/12jam
(ketorolac
30mg/12jam)
R : klien
bersedia saat
ingin
dilakukan
injeksi obat
R : injeksi
melalui drip
keterolac
30mg/12jam

Evaluasi
Tabel 4.11
Evaluasi Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
klien 1 S: S: S:
Tn.R - Klien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien
Nyeri akut nyeri sedikit masih merasa nyeri mengatakan nyeri
berhubungan berkurang pada bagian luka pada bagian luka
dengan respon - Pasien mengatakan operasi operasi sudah
inplamasi lokal, setelah mendengar - Pasien mengatakan berkurang
kerusakan jaringan murottal merasa saat ingin bergerak - Pasien
lunak pasca bedah. nyaman dan tenang (miring kanan – mengatakan saat
- Skala nyeri menjadi miring kiri) sudah bergerak sudah
5 tidak begitu nyeri) tidak merasakan
- Pasien mengatakan nyeri
sudah bisa tidur - Pasien
- Pasien mengatakan mengatakan
setelah sudah bisa tidur
mendengarkan - Pasien
murottal pasien mengatakan
merasa tenang dan setelah
lebih nyaman mendengarkan
- Pasien menagtakan murottal pasien
senang mendengar merasa tenang
alunan ayat suci al- dan lebih nyaman
Quran - Pasien
- Skala nyeri menjadi mengatakan
4 senang
mendengar

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

O: O: alunan ayat suci


- Pasien tampak - Pasien tampak al-Quran
rileks menahan nyeri - Skala nyeri
- Pasien tampak lebih - Pasien sudah bisa menjadi 2
tenang setalah miring kanan kiri
mendengarkan - Pasien tampak
terapi murottal surat nyaman dan O:
Ar-rahman mengikuti alunan - Pasien tampak
- Skala nyeri 5 ayat suci al-Quran lebih sehat
- Luka operasi pasien yang di dengarkan. - Pasien sudah
tampak basah, - Pasien tampak ingin tidak menahan
kemerahan. tertidur saat nyeri
- Pasien tampak ingin mendengarkan - Pasien sudah bisa
tidur saat dilakukan alunan ayat suci Al- duduk
tehnik Quran - Skala nyeri 3
mendengarkan - Skala nyeri 4 - Luka operasi
murottal tampak mengerik,
tidak ada pus dan
A : masalah tidak odema.
keperawatan Nyeri
A: akut belum terasi.
Masalah keperawatan
nyeri akut belum
teratasi P:
Lanjutkan intervensi
P: - Monitor TTV
- lanjutkan intervensi - Mengkaji A : Masalah
- monitor TTV karakteristik nyeri keperawatan
- mengkaji - Tehnik distraksi nyeri akut teratasi
karakteristik nyeri murottal sementara
- tehnik distraksi - Tehnik relaksasi
murottal nafas dalam P : lanjutan
- tehnik relaksasi - Kolaborasi dengan intervensi
nafas dalam tim medis Pasien pulang
- koaborasi dengan pemberian analgetik - Tehnik ditraksi
tim medis (keterolac 30mg) murottal dirumah
pemberian analgetik jika saat
merasakan nyeri
- Pemberian obat
sesuai anjuran
dokter.

klien 2 S: S: S:
Tn. T - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien
Nyeri akut masih nyeri pada masih merasa nyeri mengatakan nyeri
berhubungan bagian luka operasi pada bagian luka pada bagian luka
dengan respon - Pasien mengatakan operasi operasi sudah
inplamasi lokal, masih nyeri saat - Pasien mengatakan berkurang
kerusakan jaringan ingin bergerak saat ingin bergerak - Pasien
lunak pasca bedah. - Pasien mengatakan (miring kanan – mengatakan saat
nyeri yang miring kiri) sudah bergerak sudah
dirasakan membuat tidak begitu nyeri) tidak merasakan
tidak bisa tidur - Pasien mengatakan nyeri
- Pasien mengatakan sudah bisa tidur - Pasien
lebih merasa - Pasien mengatakan mengatakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

nyaman saat setalah setelah sudah bisa tidur


mendengarkan mendengarkan - Pasien
alunan ayat al- murottal pasien mengatakan
Quran merasa tenang dan setelah
lebih nyaman mendengarkan
murottal pasien
merasa tenang
dan lebih nyaman
- Skala nyeri
menjadi 2

O: O: O:
- Pasien tampak - Pasien sudah bisa - Pasien tampak
menahan nyeri miring kanan kiri lebih sehat
- Pasien bedrest - Pasien tampak - Pasien sudah
- Pasien tampak nyaman tidak menahan
rileks saat - Pasien tampak ingin nyeri
mendengarkan tertidur saat - Pasien sudah bisa
murottal mendengarkan duduk
alunan ayat suci Al- - Skala nyeri 3
Quran - Luka operasi
- Skala nyeri 5 tampak mengerik,
tidak ada pus dan
tidak odema.

A : Masalah A : Masalah A : Masalah


keperawatan Nyeri keperawatan Nyeri keperawatan
akut belum terasi. akut belum terasi. nyeri akut teratasi
sementara (skala
nyeri berkurang)
P: P:
Lanjutkan intervensi - Lanjutkan
- Monitor TTV intervensi P : Lanjutkan
- Mengkaji - Monitor TTV intervensi
karakteristik nyeri - Mengkaji - Lanjutkan
- Tehnik distraksi karakteristik nyeri intervensi
murottal - Tehnik distraksi - Monitor TTV
- Tehnik relaksasi murottal - Mengkaji
nafas dalam - Tehnik relaksasi karakteristik
- Kolaborasi dengan nafas dalam nyeri
tim medis - Kolaborasi dengan - Tehnik distraksi
pemberian analgetik tim medis murottal
(keterolac 30mg) pemberian analgetik - Tehnik relaksasi
(keterolac 30mg) nafas dalam
- Kolaborasi
dengan tim medis
pemberian
analgetik
(keterolac 30mg)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

B. Pembahasan

Ruang lingkup dari pembahasan ini adalah asuhan keperawatan yang

diberikan kepada Tn. R dan Tn. T yang mengalami luka operasi hernia

inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut diruang bedah

RSUD Pringsewu Provinsi Lampung. Proses keperawatan ini dengan

menggunakan data yang telah penulis kumpulkan secara objektif dari

pemeriksaan fisik dan pengukuran tanda-tanda vital. Sedangkan data

subjektif diproleh dengan wawancara langsung dengan klien dan

keluarga.

Pada bab ini penulis membahas kesenjangan antara proses

keperawatan pada TN. R dan Tn. T pembahasan ini meliputi tahap

pengkajian, intervensi keperawatan, implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian penulis menggunakan format

yang telah ada pada format pengkajian asuhan keperawatan

medikal bedah (KMB) dalam buku asuhan keperawatan gangguan

intestinal (Muttaqin,2010). Selama proses pengkajian peneliti tidak

menemukan hambatan, pasien dan keluarga kooperatif sehingga

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data.

Dari pengkajian yang penulis lakukan terdapat kesenjangan pada

pengkajian Nyeri antara klien 1 dan klien 2. Kesenjangan yang

didapatkan yaitu pada umur, keluhan utama karakteristik nyeri,

genogram, pola nutrisi, pola cairan dan elektrolit, pemeriksaan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

fisik, pemeriksaan fisik persystem di sistem pernafasan, dan

riwayat psikososial-spritual.

Dalam kesenjangan yang didapat dari data pengkajian peneliti

hanya memfokuskan pada kesenjangan karakteristik nyeri yaitu

diapatkan kesenjangan pada klien 1 merasakan nyeri pada bagian

luka operasi pada saat ingin bergerak dan batuk, nyeri seperti

tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan hilang timbul skala nyeri 6,

sedangkan nyeri yang di rasakan oleh klien 2 merasakan nyeri pada

bagian luka operasi yang memperberat nyeri saat mencoba untuk

bergerak, nyeri dirasakan terus menurus, nyeri terasa panas dan

seperti tersayat-sayat, skala nyeri 7. Sesuai teori (Muttaqin, 21008)

dalam pengkajian pasca operasi pada umumnya klien dengan pasca

operasi akan mengalami nyeri yang sangat hebat sehingga

diperlukan pengkajian nyeri dengan prinsip pendekatan PQRST.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori Muttaqin,2010 terdapat 6 diagnosa

keperawatan dan pada klien 1 dan 2 setelah dilakukan pengkajian

diagnosa keperawatan yang didapatkan yaitu diagnosa keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan respon inplamasi lokal, dari

kerusakan jaringan lunak pasca bedah dari diagnosa keperawatan

yang muncul tidak ada kesenjangan diagnosa keperawatan yang

terjadi pada klien 1 dan klien 2. Setalah dilakukan pengkajian,

penulis telah menentukan jelas masalah keperawatan yang dialami

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

oleh kedua klien. Berdasarkan data-data yang didapatkan, penulis

menegakkan prioritas diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut

berhubungan dengan respon inplamasi lokal, kerusakan jaringan

lunak pasca bedah. Ditandai dengan didapatkannya data secara

subjektif dan objektif (pemeriksaan fisik) yaitu adanya luka operasi

dibagian paha sebalah kiri, gelisah, merengek, tampak wajah

meringis menahan nyeri, sikap melindungi area nyeri, melaporkan

nyeri dengan verbal.

Sejalan dengan teori yang terdapat dalam jurnal

(Ratnasari,2013) Nyeri dapat disebabkan karena adanya kerusakan

jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera,

kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi.

Penulis memprioritaskan diagnosa nyeri akut karena saat

pengkajian keluhan utama adalah nyeri, klien yang mengalami

nyeri akan menyebabkan gangguan rasa nyaman dan gangguan

pola tidur.

3. Intervensi

Perencanaan atau intervensi adalah tahap ketiga dari proses

keperawatan dimana pada tahap ini ada empat tahap yaitu

menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan

kriteria hasil, merumuskan intervensi atau aktivitas keperawatan

(Tarwoto, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

Menurut teori Muttaqin,2010 rencana keperawatan untuk

mengatasi nyeri akut berhubungan dengan respon inplamasi lokal,

kerusakan jaringan lunak pasca bedah pada pasien post operasi

hernia inguinalis adalah sebagai berikut :

1. Monitor tanda-tanda vital pasien.

2. Kaji respon nyeri dengan pendekatan PQRST

3. Lakukan manajemen nyeri keperawatan:

Atur posisi nyaman pasien / semi fowler

4. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi pada saat nyeri. Tehnik

distraksi pendengaran yaitu dengan cara pengalihan nyeri

dengan mendengarkan murottal (surat Ar-Rahman)

5. Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgetik.

Intervensi yang dilakukan penulis sesuai dengan teori intervensi

dari Muttaqin,2010 memonitor TTV, kaji respon nyeri dengan

pendekatan PQRST, terapi non farmakologi(terapi pendengaran

murottal surat Ar-rahman).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sodikin, 2012)

di Rumah sakit cilacap, melakukan terapi nonfarmakologi dengan

mendengarkan musik murottal pada pasien pasca bedah hernia,

sangat berpengaruh dalam menurunkan respon nyeri.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan dengan menyesuaikan kondisi

dan kebutuhan kedua klien, yaitu memonitor TTV dan respon

/skala nyeri, berkolaborasi pemberian cairan intravena dan

memberikan obat analgetik dan memberikan terapi non

farmakologi dengan distraksi pendengaran musik murottal untuk

menurunkan nyeri pada kedua pasien. Peneliti menggunakan skala

nyeri numerik yaitu terdiri dara skala nyeri 0-10. Dengan

penjelasan 0 tidak nyeri, 1-5 nyeri sedang, 6-10 nyeri sangat hebat.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Hikmanti,2016) Salah satu surat yang dapat digunakan sebagai

terapi murottal yaitu surat Ar Rahman. Karakteristik Ar Rahman

yang dilantunkan oleh Ahmad Saud telah divalidasi di

Laboratorium Seni Fakultas Budaya dan Seni.

Berdasarkan implementasi yang penulis berikan tehnik

distraksi pendengaran murottal surat Ar-Rahman diberikan 3x

dengan waktu 13menit 55detik. Dalam pemberian ditraksi musik

murottal ini peneliti di bantu oleh keluarga pasien. Effek dari

tehnik non farmakologi distraksi pendengaran murottal ini adalah

menenangkan, mengurangi kecemasan dan mengalihkan rasa nyeri

pada pasien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

5. Evaluasi

Sesuai teori Muttaqin,2010 Evaluasi keperawatan pada pasien

hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut yaitu :

5. Klien mengatakan nyeri berkurang atau dapat di tangani

6. Skala nyeri klien berkurang menjadi 0-1 (0-4)

7. Klien dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau

mengurangi nyeri.

8. Klien mampu mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik

nonfarmakologi yaitu dengan menggunakan tehnik distraksi

pendengaran, mendengarkan musik murottal.

Sesuai teori diatas penulis melakukan evaluasi kepada kedua

pasien selama 3hari terdapat penurunan skala nyeri setiap hari

setelah di berikan terapi distraksi murottal. Pada klien 1 saat

diberikan terapi murottal hari pertama mengalami penurunan dari

skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 5, pada hari kedua skala nyeri 5

menjadi skala nyeri 3 dan pasien sudah bisa tidur, dan pada hari

ketiga mengalami penurunan skala nyeri dari 3 menjadi skala nyeri

2. Sedangkan klien 2 penurunan skala nyeri saat diberikan terapi

distraksi murottal mengalami penurunan skala nyeri. Pada hari

pertama dari skala nyeri 7 menjadi skala nyeri 5 tetapi pasien

masih merasa nyeri saat ingin bergerak. Pada hari ke-dua pasien

mengalami penurunan skala nyeri setalah dilakukan tehnik

distraksi murottal yaitu dari skala 5 menjadi skala nyeri 4 dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

sudah bisa miring kanan miring kiri dan duduk tetapi masih

merasakan nyeri, dan pada hari ketiga pasien setelah dilakukan

tehnik distraksi murottal mengalami penurunan skala nyeri dari 4

menjadi skala nyeri 2.

Berdasarkan intervensi yang diberikan berupa terapi distraksi

murottal surat Ar-rahman 78ayat pada Tn. R dan Tn. T sebanyak

3x dalam sehari mampu menurunkan skala nyeri dan membuat

kedua klien lebih merasa tenang. Sehingga intervensi yang

diberikan efektif untuk menurunkan nyeri pasca operasi hernia

inguinalis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3hari pada klien 1 dan klien

2, yang mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah keperawatan

nyeri akut di ruang bedah RSUD Pringsewu dapat disimpulkan bahwa :

1. Data pengkajian yang terdapat dalam teori tidak semua nya terdapat pada

tinjauan kasus

2. Diagnosa keperawatan tidak semuanya muncul dalam tinjauan kasus dari

6 diagnosa, pada klien 1 dan klien 2 hanya muncul 1 diagnosa dan peneliti

hanya memfokuskan 1 diagnosa yaitu : nyeri akut

3. Intervensi keperawatan yang dilakukan penulis berdasarkan teori dan

semua intervensi disesuaikan pada kondisi klien.

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan berdasarkan apa yang sudah

direncanakan dalam tinjauan kasus dari satu diagnosa yang di

prioritaskan.

5. Evaluasi dan hasil dari diagnosa keperawatan yang sudah diprioritaskan

dengan diagnosa keperawatan sudah teratasi.

71
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
72

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran atau harapan yang dapat peneliti

berikan untuk asuhan keperawatan pada klien yang mengalami post op hernia

inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri akut :

1. Bagi perawat

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat

pasien secara komprehensif dan optimal khususnya pada pasien yang

mengalami post op hernia inguinalis dengan masalah keperawatan nyeri

akut. Tehnik non farmakolgi dengan tehnik distraksi musik murottalbisa

digunakan sebagai referensi implementasi.

2. Bagi institusi pendidikan

Dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan sebagai bahan

informasi dan tambahan referensi bagi mahasiswa di institusi pendidikan

dan sebagai referensi saat praktik di rumah sakit

3. Bagi rumah sakit

Digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi tempat

peneliti untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien secara

optimal khususnya pada masalah nyeri akut.

4. Bagi klien

Penerapan tehnik non farmakolgi dengan tehnik distraksi musik

murottal surat Ar-rahman dapat digunakan sebagai alternatif untuk

menurunkan skala nyeri klien dirumah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

DAFTAR PUSTAKA

Amin, H.N & Hardi, K. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Nanda
Nic-Noc jilid 2. Jogjakarta: Medication Jogja

Anas Tamsuri. (2012). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. EGC : Jakarta

Aryovater, R. P. D. (2014). Asuhan keperawatan pada Ny. C dengan nyeri akut et


causa post op hernia inguinalis sinitra hari ke-5. Fakultas ilmu kesehatan
UMP. (http://repository.ump.ac.id/2337/)

Brunner dan Sudart, (2002). Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. EGC

Kemenkes RI. (2012). SDKI Keperawatan. Kemkes RI : Jakarta.

Muttaqin, A. & Sari, K. (2010) Gangguan Gastrointensinal. Banjarmasin:


Salemba

Pribadi, T., Ayu, A.S., & Vindora, M. (2013). Perbandingan Efektivitas Tehnik
Distraksi Dan Relaksasi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pasien
Post Operasi Hernia Di Rsud Menggala. Jurnal kesehatan holistic. Vol 8,
no , 153-158. (http://malahayati.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/10.-
Vindora-Shinta-Arini-Ayu-Teguh)

Sesa, M.I & Efendi, A.A. (2012). Karakteristik Penderita Hernia Inguinalis Yang
Dirawat Inap Dirumah Sakit Umum Antapura. Jurnal healthy tadulako.
(jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/download/57
28/4494)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

Sri, M & Diyono. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.


Jakarta : kencana

Sutrisno., Hernawan, D.A., & Aisyah, S. (2013). Faktor yang berhubungan


dengan kejadian penyakit hernia inguinalis pada laki-laki di rumah skait
DE. Soedarso Pontianak.
(repository.unmuhpnk.ac.id/47/1/JURNAL%20AISYAH)

Wartonah T, 2011, Kebutahan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan,


Salemba medika : jakarta

Wowling, V.A.P., Limpeleh, P.H., & Rawis, G.C. (2015). Pola hernia inguinalis
lateralis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-clinic (eCI),
volume 3, nomer 2, 6955-699.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Tehnik Mengatasi Nyeri dengan Terapi Relaksasi Musik Murottal

Pengertian

Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh

seorang qori’ (pembaca Al-Qur’an), lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung

unsur suara manusia.

Tujuan

Tujuan terapi murottal adalah untuk menurunkan hormon-hormon stres,

mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan

mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem

kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan,

detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.

Ada tiga hal yang utama dalam tehnik relaksasi :

1. Posisikan pasien dengan tepat

2. Pikiran beristirahat

3. Lingkungan yang tenang

A. Prosedur Pelaksanaan

1. Membaca status pasien

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat

a. Handpone dalam mode pesawat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

b. Headset atau earphone

c. Music (surat Ar-Rahman dilantunkan oleh Ahmad Saud)

d. Durasi mendengarkan murottal selama 13menit 55detik

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam terapeuti

2. Validasi kondisi pasien

3. Menjaga privacy klien

4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien

dan keluarga

C. Tahap Kerja

1. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika ada yang kurang

jelas

2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban

3. Intruksikan pasien untuk mengikuti prosedur yang akan dilakukan

4. Siapkan alat

5. Pasangkan headset/ earphone ke telinga pasien, agar pasien dapat lebih

focus

6. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada ayat yang didengarkan

7. Intruksikan pasien untuk mengkomunikasikan pada perawat apabila

pasien merasa tidak nyaman selama dilakukan terapi mendengarkan

music murottal

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


87

8. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan

secara mandiri apabila pasien merasa nyeri

D. Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil kegiatan

2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


88

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


89

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


90

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


91

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


92

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


93

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


94

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


95

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


96

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


97

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


98

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


99

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


100

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


101

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


102

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


103

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


104

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


105

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


106

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


107

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


108

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


109

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


110

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


111

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai