Diajukan Oleh :
CINDYKA WIDAHSANA GASTAGASTI
NIM : 144012015051
Diajukan Oleh :
CINDYKA WIDAHSANA GASTAGASTI
NIM : 144012015051
ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONKOPNEUMONIA
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI
DI RUANG ALAMANDA RSUD DR. HI. ABDUL MOLOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018
ABSTRAK
Bronkopneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan bawah menempati urutan ke-2
sebagai penyebab kematian di Indonesia dengan demikian penyakit saluran pernafasan merupakan
salah satu penyakit yang harus diwaspadai (DepKes, 2016). Di Dunia Bronkopneumonia
merupakan penyebab dari 15% kematian balita, Di Indonesia pada tahun 2015 penyakit
Bronkopneumonia ini sebanyak 63,45 atau sekitar 65%, Di provinsi Lampung tahun 2015 yang di
temukan dan di tangani sebesar 2693 kasus. Data yang di peroleh dari Rumah Sakit Daerah Dr H
Abdul Moeloek tahun 2017 penyakit bronkopneumonia merupakan penyakit terbanyak urutan ke 2
dari 10 penyakit besar tahun 2017. Proses peradangan dari proses penyakit bronkopneumonia yang
mengakibatkan masalah hipertermi. Hipertermi apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel dan jaringan dan bisa menyebabkan Kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Hi.Abdoel Moeloek Tahun 2018 Desain yang dipakai dalam penelitian adalah studi kasus.
Partisipan yang digunakan adalah 2 pasien anak usia 0-6 bulan dengan diagnosa medis
bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi yang diberikan intervensi yang sama
yaitu dengan kompres water tapid sponge.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa pada hari ke 3 kedua pasien
mengalami penurunan suhu tubuh dalam kisaran normal, pada pasien 1 suhu tubuh 38,2oC
menjadi 36,8oC dan pada pasien 2 suhu tubuh 38oC menjadi 36,7oC. Diharapkan bagi perawat
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat pasien secara komprehensif
dan optimal. Perawat juga harus menjaga komunikasi dengan tim kesehatan lainnya agar
perawatan pasien bisa optimal.
iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
THE NURSING CARE OF THE CHILDREN WHO SUFFER FROM
BRONCHOPNEUMONIA WITH HYPERTHERMIA PROBLEM IN ALAMANDA
ROOM AT PUBLIC HOSPITAL RSUD HI. ABDUL MOELOEK
LAMPUNG PROVINCE
2018
ABSTRAK
Bronchopneumonia or Lower Respiratory Tract Infection isi in the Second position desease as the
main cause of the death in Indonesia, therefore this illness is one of the dangerous desease that
must be well- concerned (Depkes, 2016). Bronchopneumonia is the main case of the death for
about 15% babies in the World. In Indonesia, this desease shown about 63,45 or 65% happened
during 2015. In Lampung, the case of this illnes were covered for 2693 cases. The data which
gained from the public hospital shown that bronchopneumonia is the most case happened on 2017
and it was on the top Second of ten most populer deseases happened during 2017. The inflamation
process of this desease caused hyperthermia problem. As we know that hipertermy, i fit is not as
soon as handled possibly can cause the damage of the cells and tissues in the body and it can cause
death.
This Research aim to find the nursing care for the Children who suffered from bronchopneumonia
with hyperthermia problem in public hospital RSUD Hi. Abdul Moeloek in 2018. The researcher
used case study in designing the research method. The participants were two Children as the
patient who treated in that hospital under 0-6 month old with bronchopneumonia diagnose and
they has been given the same treatment by giving water tapid sponge.
Based on the result of the Research that has been done, it can be concluded that on the Third day,
the two patients were in the condition of decreasing body temperature into normal; degree. On the
First patient, it is about 38,20c become 36,80c then on the Second patient, it is about 380c into
36,70c. The researcher suggest to the nurses who worked there to increase their ability, knowledge
and skill in case of they are able to treat the patient comprehensively and optimally. They also
must keep in touch with their team in order to the treatment given to the patient can be optimally
done.
iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PERSEMBAHAN
viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
MOTTO HIDUP
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rohman : 13)
(Penulis)
Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buat jalanmu sendiri dan
tinggalkanlah jejak
(Penulis)
Jika kau tak suka sesuatu, ubahlah! Jika tidak bisa, maka ubahlah cara pandang
tentangnya
(Penulis)
ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Pada tahun 2013 penulis pernah memenangkan perlombaan PMR tingkat Wira
(SMA sederajat) dan mendapatkan juara 1 Pertolongan Pertama Putri.
x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia
Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami
Bronkopneumonia Dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Lampung Tahun 2018”.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir
dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan penyusunan Proposal karya tulis ilmiah ini
penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Proposal karya tulis
ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya
dan profesi keperawatan khususnya.
Penulis
xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
D. Tujuan .................................................................................................. 5
E. Manfaat Praktis .................................................................................... 6
xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Pertumbuhan Dan Perkembangan ................................................. 18
3. Kebutuhan Dasar Anak .................................................................. 24
E. Konsep dasar asuhan keperawatan ...................................................... 25
1. Pengkajian ...................................................................................... 25
2. Diagnosa keperawatan ................................................................... 28
3. Rencana keperawatan ..................................................................... 29
4. Implementasi .................................................................................. 35
5. Evaluasi .......................................................................................... 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 69
B. Saran .................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Sebelum Dan Saat
Sakit)
xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR BAGAN
xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Nursalam, 2013: 174). Anak harus melewati periode penting dalam masa
pertambahan jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang dapat
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar
2009:02).
1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
belum berfungsi secara optimal. Salah satu penyakit yang sering menyerang
dimulai dari batuk, pilek, disertai dengan panas dan Bronkopneumonia juga
suatu peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
2016).
balita yaitu sebanyak 922.000 balita ditahun 2015, terbanyak terjadi Di Asia
ini sebanyak 63,45 atau sekitar 65% (Kemenkes RI, 2015). Di provinsi
Lampung tahun 2015 yang di temukan dan di tangani sebesar 2693 kasus, jika
dilihat berdasarkan jenis kelamin laki-laki (55%) perempuan (45%). Hal ini
terjadi karena usia bayi merupakan usia paling beresiko penyakit karena
penderita yang belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
dan memiliki karakteristik peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal, kulit
terasa hangat, takikardi, takipnea (amin huda nurarif, 2015). Kejang dapat
terjadi sebagai akibat dari demam tinggi yang tidak ditangani secara dini
kerusakan otak. Suhu badan yang tinggi menyebabkan otak menjadi sensitif
dan mudah mengalami kematian sel. Suhu badan yang tinggi menyebabkan
otak menjadi sensitif dan mudah mengalami kematian sel. Hal ini sangat
(Rahmawati,2013).
menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang
kompres hangat efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak yang
suhu tubuh dan efektif mengatasi masalah keperawatan hipertermi pada anak
dan tapid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami
kompres hangat dan tapid sponge efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada
urutan ke 2 dari 10 penyakit besar tahun 2017 di ruangan tersebut usia 2 bulan
– 1 tahun terdapat 133 kasus pada laki-laki dan 63 kasus pada perempuan, usia
1 tahun – 4 tahun terdapat 43 laki-laki sedangkan perempuan ada 47, usia 5-14
tahun laki-laki ada 19 dan perempuan ada 9, angka kematian pada kasus
peneliti tertarik melakukan studi kasus Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat
1. Bagi perawat.
Bronkopneumonia.
dengan Bronkopneumonia.
4. Bagi klien.
Bronkopneumonia.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep penyakit
1. Definisi
mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area
respiratus bagian atas selama beberapa hari (Padilah, 2013 dalam Alfi
Zikri, 2017).
parenkim yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing
yang ditandai dengan gejala panas tinggi, gelisah, nafas cepat dan dangkal,
muntah, diare, batuk kering dan produktif (Aziz Alimul Hidayat, 2012).
terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang
(Muttaqin, 2008).
8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9
2. Etiologi
organ pernafasan yang terdiri atas : refleks glotis dan batuk, adanya
lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ,
antara lain :
3. Patofisiologi
sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien akan merasa
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal penderita
terdengar adanya krekels diatas paru yang sakit dan terdengar ketika
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan radiologi
6. Komplikasi
d. Infeksi sistomik
7. Penatalaksanaan
a. Medis
sefalosforin.
bronkodilator.
b. Keperawatan
1) Monitor respirasi
(Ngastiyah, 2005)
B. Konsep Hipertermi
1. Definisi
Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39°C. Selain adanya tanda klinis,
yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal
berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8oC (100oF) per oral atau
38,8oC (101oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal
2. Etiologi
bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat
sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat
polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari
3. Proses Terjadinya
4. Manifestasi Klinis
b. Takikardia
d. Menggigil
e. Dehidrasi
5. Komplikasi
2015).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
resiko infeksi
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien thypoid
e. Uji tourniquet
(Dwi S, 2015).
7. Penatalaksanaan Medis
8. Penatalaksanaan Keperawatan
penyakitnya
(Dwi S, 2015).
1. Pengertian
dengan teknik seka (Alves, 2008). Kompres tepid sponge ini hampir sama
dengan kompres air hangat biasa, yakni mengompres pada lima titik
(leher, 2 ketiak, 2 pangkal paha) ditambah menyeka bagian perut dan dada
atau diseluruh badan dengan kain. Basahi lagi kain bila kering.
2. Manfaat
(Maling B, 2012).
1. Definisi
maupun individu. Sebagai contoh, anak bertambah besar bukan saja secara
fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.
Otak anak semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk belajar lebih
kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
1) Antopometri
a) Tinggi badan
bulan.
bulan.
bulan.
bulan
2) Perkembangan Motorik
a) Motorik kasar
(1) Bayi baru lahir dapat memutar kepala dari sisi yang satu
bulan
b) Motorik halus
(4) Bayi dapat menggenggam dengan ibu jari dan jari lainnya
usia 12 bulan.
3) Perkembangan psikososial
takut.
12 bulan.
1) Antopometri
a) Tinggi badan
2) Perkembangan Motorik
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
bulan.
3) Perkembangan psikososial
mengendalikan otonomi.
perpisahan)
1) Antopometri
2) Perkembangan Motorik
a) Motorik kasar
b) Motorik halus
(2) Pada usia 4 tahun anak dapat mengikat tali sepatu, meniru
3) Perkembangan psikososial
(Cahyaningsih, 2011)
erat, mesra dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat
1. Pengkajian Keperawatan.
(Yenichrist,2008)
a. Identitas.
b. Riwayat Keperawatan.
1) Keluhan utama.
menurun.
lainnya.
pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan
keluarga perokok.
6) Imunisasi.
8) Nutrisi.
MEP).
9) Pemeriksaan persistem.
b) Sistem pernapasan.
c) Sistem pencernaan.
lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,
makanan/cairan personde.
d) Sistem eliminasi.
e) Sistem saraf.
f) Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
g) Sistem integumen.
c) Evaluasi pengobatan.
2. Diagnosa Keperawatan
nafas
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis desain penelitian studi
Hipertermi di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2018.
B. Batasan Penelitian
Hipertermi di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2018.
36
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
37
C. Partisipan
Partisipan adalah orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan atau
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien yaitu anak dengan kriteria
maka akan dilakukan Homecare atau mengganti pasien lain dengan kriteria
yang sama.
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
F. Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
1. Pengumpulan Data
2. Mereduksi Data
3. Penyajian data
klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada
G. Etik Penelitian
penelitian.
dengan inisial.
lain prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas dan
2011).
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Peneliti mencari buku dan artikel yang berhubungan dengan sumber untuk
meminta izin untuk mencari data-data di ruang Alamanda RSUD Dr. Hi.
2. Tahap pelaksanaan
Peneliti mendapat izin dari RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi
selama tiga hari. Pada hari pertama peneliti akan melakukan pengkajian,
asuhan keperawatan.
3. Tahap akhir
Hasil pengolahan data disajikan dengan presentasi. Setelah melakukan
A. HASIL
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek adalah sebuah rumah
sakit type B yang terletak di Bandar Lampung, Indonesia. Rumah sakit ini
berada di Jl. Dr. Rivai no. 6, bandar lampung dan di bawah pengelolaan
Pemerintah Provinsi Lampung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul
Moeloek saat ini menjadi Rumah Sakit rujukan tertinggi untuk Rumah
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek didirikan tahun 1914
berkapasitas 100 tempat tidur. Kepemilikan rumah sakit ini terus berubah
a. Tahun 1942 s.d 1945 sebagai Rumah Sakit tempat merawat tentara
Jepang
b. Tahun 1945 s.d 1950 sebagai Rumah Sakit Umum dikelola oleh
c. Tahun 1950 s.d 1964 sebagai Rumah Sakit Umum dikelola oleh
d. Tahun 1964 s.d 1965 sebagai Rumah Sakit Umum dikelola oleh
43
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
44
e. Tahun 1965 s.d sekarang sebagai Rumah Sakit Umum, dikelola oleh
3. PENGKAJIAN
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat
penyakit masa Pasien 1 Pasien 2 Kesenjangan
lalu
Penyakit yang Ibu Pasien mengatakan baru Ibu Pasien mengatakan baru Tidak
pernah di alami kali ini anaknya mengalami kali ini anaknya mengalami terdapat
batuk pilek dan demam sejak batuk pilek dan demam sejak kesenjangan
2 Minggu sebelum masuk 1 minggu sebelumnya pasien
rumah sakit sebelumnya di obati dengan obat dari
pasien di obati dengan obat apotik namun anaknya belum
dari apotik namun anaknya sembuh. Ibu Pasien
belum sembuh. Ibu Pasien mengatakan Pasien tidak
mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat kejang
mempunyai riwayat kejang dan tidak pernah mimisan.
dan tidak pernah mimisan.
Keterangan gambar :
: Laki – Laki X : Meninggal : Perempuan
: Tinggal serumah
Kesimpulan :
Keterangan gambar :
: Tinggal serumah
Kesimpulan :
Riwayat
Pasien 1 Pasien 2
psikososial
Pola Interaksi Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan Tidak terdapat
anaknya hanya mampu anaknya hanya mampu kesenjangan
berinteraksi dengan orang tua berinteraksi dengan orang tua
dan orang disekitarnya dengan dan orang disekitarnya dengan
menangis jika Pasien haus dan menangis jika Pasien haus dan
mengompol. mengompol.
Pola Kultur Ibu Pasien mengatakan bahasa Ibu Pasien mengatakan bahasa
yang digunakan sehari-hari yang digunakan sehari-hari
dalam rumah adalah bahasa dalam rumah adalah bahasa
Indonesia, keluarga Pasien indonesia, keluarga Pasien
bersuku Jawa dan tinggal bersuku jawa dan tinggal
dipemukiman yang mayoritas dipemukiman yang mayoritas
bersuku lampung dan jawa. bersuku lampung dan jawa.
Pola Rekreasi Ibu Pasien mengatakan dalam Ibu Pasien mengatakan dalam
keluarga jarang melakukan keluarga jarang melakukan
kegiatan rekreasi diluar kegiatan rekreasi diluar
rumah, jika keluarga ingin rumah, jika keluarga ingin
hiburan biasanya hanya hiburan biasanya hanya
berkumpul dirumah bersama berkumpul dirumah bersama
anggota keluarga lainnya. anggota keluarga lainnya.
Saat Sakit)
Tabel 4.4 Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Sebelum Dan Saat
Sakit)
Pola Kesenjangan
Pasien 1 Pasien 2
kebiasaan
Pola Sebelum Sakit Sebelum Sakit Pola nutrisi
nutrisi Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya saat sakit
masih mendapatkan ASI masih mendapatkan ASI
eksklusif, eksklusif
BAB BAB
Sebelum Sakit Sebelum Sakit
Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya
BAB 1x/hari dengan warna BAB 1x/hari dengan warna
feses kuning kecoklatan, bau feses kuning kecoklatan, bau
khas dan konsistensi feses khas dan konsistensi feses
lembek, dan tidak ada keluhan lembek, dan tidak ada keluhan
saat BAB saat BAB
∑cairan = 240 cc
Air metabolic = 8 x BB = 8 x
Air metabolic = 8 x BB 6,5= 52 cc
= 8 x 6,1
= 48,8 cc Input : Infuse + AM
= 240 + 52cc
Input : Infuse + AM = 292 cc
= 240 + 48,8cc Output : Iwl
= 288,8 cc = 195 cc
Output : Iwl =183 cc
Balance cairan= input – output Balance cairan= input – output
= 288,8 – 183 = 292 – 195
= 105 cc = 97 cc
Pola tidur Sebelum Sakit Sebelum sakit Tidak
Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya terdapat
tidur 11 jam perhari, malam hari tidur 11 jam perhari, malam hari kesenjangan
8-9 jam, siang 2-3 jam, Ibu 8-9 jam, siang 2-3 jam, Ibu
Pasien tidak ada kebiasaan Pasien tidak ada kebiasaan
sebelum tidur atau pengantar sebelum tidur atau pengantar
tidur yang dilakukan Pasien tidur yang dilakukan Pasien
sebelum tidur. sebelum tidur.
i. Test Diagnostik
Limfosit 52 % - 20-70 % -
Monosit 7% - 1-11 % -
LED 15% 13 % 0-10 % Meningkat
Natrium 136 mmol/L 132 mmol/L 135-145 mmol/L -
Kalium 4,9 mmol/L 3,8 mmol/L 3,5-5,0 mmol/L -
Calsium 9,3 mmol/L 8,8 mmol/L 8,6-10,0 mg/dL -
Pemeriksaan diagnostik
Jenis pemeriksaan Hasil Pasien 1 Hasil Pasien 2
Bronkopneumonia bilateral, Bronkopneumonia bilateral,
Foto chest AP -
Tidak terdapat kardiomegali Tidak terdapat kardiomegali
j. Pengobatan / Therapy
Kesenjangan :
k. Resume Keperawatan
pemeriksaan fisik
l. Analisa Data
m. Diagnosa keperawatan
Pasien 1 Pasien 2
1. Hipertermi b.d inflamasi terhadap infeksi 1. Hipertermi b.d inflamasi terhadap
saluran nafas infeksi saluran nafas
2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas b.d 2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas
peningkatan produksi sputum b.d peningkatan produksi sputum
n. Perencanaan
o. Pelaksanaan
Kesenjangan :
p. Evaluasi
keperawatan
B. PEMBAHASAN
ada Diantara teori dan kenyataan dalam kasus pada pasien 1 dan 2 dengan
masalah Bronkopneumonia yang ada diruang alamanda RSUD Dr. Hi. Abdul
membandingkan antara Konsep teori pada BAB II dan tinjauan kasus pada
BAB IV.
1. Pengkajian
2008).
Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari keluarga dengan cara
b. Riwayat Kesehatan
Pasien 1 :
Alasan masuk rumah sakit : batuk berdahak disertai pilek sejak 1 bulan
lalu, batuk berdahak dan pilek sejak 1 bulan, demam sejak 2 minggu,
Pasien 2:
38oC
timbul sianosis.
teori dimana kedua pasien mengalami tanda gejala yang tertera di teori.
Saat Sakit)
38,2 oC
38oC
dan mulut.
teori.
h. Test Diagnostik
ditimbulkan.
i. Pengobatan / Therapy
2. Diagnosa Keperawatan
pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologi dari tubuh. Reaksi ini
Berdasarkan fakta dan teori yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa
3. Intervensi
pada karya tulis berbasis studi kasus ini menggunakan intervensi berbasis
Monitor suhu tiap 2 jam sekali, Monitor nadi dan RR, Selimuti pasien
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila, Tingkatkan sirkulasi udara,
sekali, Monitor nadi dan RR, Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh, Lakukan tapid sponge, Kompres pasien pada lipat paha
dan aksila, Tingkatkan sirkulasi udara, Ajarkan indikasi dari Hipo dan
teratasi dengan kriteria hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-
37,5ºC), Nadi dalam rentang normal (90-120 x/menit), Tidak ada pusing
4. Implementasi
0,5oC-0,8oC.
yang diberikan sejalan dengan teori yang ada karena kedua pasien
sponge.
5. Evaluasi
evaluasi yang muncul pada pasien terhadap kriteria hasil dan tujuan yang
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian
pasien mengalami demam, suhu tubuh diatas kisaran normal yaitu pada
pasien 1: 38,2 oC dan pada pasien 2: 38 oC, terjadi takikardi dan akral
bilateral.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
69
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
70
keperawatan hipertermi.
B. SARAN
1. Bagi perawat
4. Bagi klien
Carpenito & lynda, j. (2012). Buku saku diagnosa keperawatan edisi 8. Definisi
dan klasifikasi. Jakarta: egc.
Isnaeni, m. (2014). Efektifitas penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dan
water tepid sponge pada pasien anak usia 6 bulan - 3 tahun dengan demam
di puskesmas kartasura sukuharjo. Jurnal ums.ac.id.
Nursalam. (2013). Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan
bidan). Jakarta: salemba medika.
Rekam medik. (2017). Data keadaan morbiditas pasien rawat inap rumah sakit.
Bandar lampung: rsud dr. H. Abdul moeloek provinsi lampung.
Reza, a. (2016). “studi kasus asuhan keperawatan maternitas pada bayi dengan
asfiksia neonatorum di ruang perinatologi rsud dr. Abdul aziz singkawan
tahun 2016". Kti, poltekes pontianak, pontianak.
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini,
tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan sebaik-
baiknya.
( )
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Dilakukan
Keterangan
No. Aspek yang dinilai Tanggal
Ya Tidak
A. Persiapan alat
1 Bengkok
2 Air hangat dengan suhu 37oc
3 Termometer mandi
4 Waslap besar
5 Handuk berukuran sedang
6 Pengalas mandi
7 Selimut mandi
8 Etil alkohol
9 Termometer
10 Sarung tangan bersih
B. Persiapan klien dan lingkungan
1
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
Jaga privasi klien
2
Beri klien posisi supine di tempat tidur
3
C. Langkah-langkah
1 Mencuci tangan
2 Memasang sarung tangan bersih
3 Bantu klien melepaskan pakaiannya
4 Tempatkan alas mandi di bawah punggung klien
5 Pasang selimut mandi di area tubuh yang tidak dilakukan
tepid water sponge
6 Cek kembali temperatur air, rendam waslap dan handuk di air
hangatlalu di peras
7 Pasang waslap basah di bawah aksila dan selangkangan paha
(karena terdapat pembuluh darah yang besar) serta pasang
pula handuk di bagian tubuh anterior agar terjadi perpindahan
panas dengan cara konduksi, jika digunakan bak mandi “tub”,
rendam klien selama 20-30 menit
8 Ganti waslap dan handuk tiap 5 menit
9 Jika sudah selesai keringkan bagian tubuh klien
10 Ukur kembali nadi dan temperatur badan klien, observasi
kembali respons klien terhadap terapi
11 Lanjutkan kembali tepid water sponge ini di bagian tubuh
posterior selama 3-5 menit, kaji kembali nadi dan temperatur
setiap 15 menit.
12 Hentikan tindakan jika suhu tubuh klien sudah kembali dalam
batas normal, jika suhu turun dibawah batas normal tindakan
tidak dilanjutkan
13 Keringkan seluruh tubuh dan bantu klien memakai pakaian
14 Alat-alat dan pasien di rapikan, ganti linen jika basah
15 Lepaskan sarung tangan
16 Cuci tangan
17 Dokumentasi prosedur
D. Sikap
1 Melakukan tindakan dengan sistematis
2 Komunikatif dengan klien
3 Percaya diri
Sumber : Kholid, 2013