Anda di halaman 1dari 115

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONKOPNEUMONIA

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI


DI RUANG ALAMANDA RSUD Dr. H. ABDUL MOLOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Oleh :
CINDYKA WIDAHSANA GASTAGASTI
NIM : 144012015051

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
BRONKOPNEUMONIA DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HIPERTERMI
DI RUANG ALAMANDA RSUD Dr. H. ABDUL MOLOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

HALAMAN JUDUL DENGAN


SPESIFIKA

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Diploma III Keperawatan

Diajukan Oleh :
CINDYKA WIDAHSANA GASTAGASTI
NIM : 144012015051

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONKOPNEUMONIA
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMI
DI RUANG ALAMANDA RSUD DR. HI. ABDUL MOLOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

Cindyka Widahsana Gastagasti


xviii+70 Halaman, 16 Tabel, 3 Bagan dan 5 Lampiran

ABSTRAK

Bronkopneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan bawah menempati urutan ke-2
sebagai penyebab kematian di Indonesia dengan demikian penyakit saluran pernafasan merupakan
salah satu penyakit yang harus diwaspadai (DepKes, 2016). Di Dunia Bronkopneumonia
merupakan penyebab dari 15% kematian balita, Di Indonesia pada tahun 2015 penyakit
Bronkopneumonia ini sebanyak 63,45 atau sekitar 65%, Di provinsi Lampung tahun 2015 yang di
temukan dan di tangani sebesar 2693 kasus. Data yang di peroleh dari Rumah Sakit Daerah Dr H
Abdul Moeloek tahun 2017 penyakit bronkopneumonia merupakan penyakit terbanyak urutan ke 2
dari 10 penyakit besar tahun 2017. Proses peradangan dari proses penyakit bronkopneumonia yang
mengakibatkan masalah hipertermi. Hipertermi apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel dan jaringan dan bisa menyebabkan Kematian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Hi.Abdoel Moeloek Tahun 2018 Desain yang dipakai dalam penelitian adalah studi kasus.
Partisipan yang digunakan adalah 2 pasien anak usia 0-6 bulan dengan diagnosa medis
bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi yang diberikan intervensi yang sama
yaitu dengan kompres water tapid sponge.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa pada hari ke 3 kedua pasien
mengalami penurunan suhu tubuh dalam kisaran normal, pada pasien 1 suhu tubuh 38,2oC
menjadi 36,8oC dan pada pasien 2 suhu tubuh 38oC menjadi 36,7oC. Diharapkan bagi perawat
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat pasien secara komprehensif
dan optimal. Perawat juga harus menjaga komunikasi dengan tim kesehatan lainnya agar
perawatan pasien bisa optimal.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Bronchopneumonia, Anak


Daftar Pustaka : 24 sumber (2008 – 2017)

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
THE NURSING CARE OF THE CHILDREN WHO SUFFER FROM
BRONCHOPNEUMONIA WITH HYPERTHERMIA PROBLEM IN ALAMANDA
ROOM AT PUBLIC HOSPITAL RSUD HI. ABDUL MOELOEK
LAMPUNG PROVINCE
2018

Cindyka Widahsana Gastagasti


xviii+70 Page, 16 Table, 3 Chart dan 5 Attachement

ABSTRAK

Bronchopneumonia or Lower Respiratory Tract Infection isi in the Second position desease as the
main cause of the death in Indonesia, therefore this illness is one of the dangerous desease that
must be well- concerned (Depkes, 2016). Bronchopneumonia is the main case of the death for
about 15% babies in the World. In Indonesia, this desease shown about 63,45 or 65% happened
during 2015. In Lampung, the case of this illnes were covered for 2693 cases. The data which
gained from the public hospital shown that bronchopneumonia is the most case happened on 2017
and it was on the top Second of ten most populer deseases happened during 2017. The inflamation
process of this desease caused hyperthermia problem. As we know that hipertermy, i fit is not as
soon as handled possibly can cause the damage of the cells and tissues in the body and it can cause
death.
This Research aim to find the nursing care for the Children who suffered from bronchopneumonia
with hyperthermia problem in public hospital RSUD Hi. Abdul Moeloek in 2018. The researcher
used case study in designing the research method. The participants were two Children as the
patient who treated in that hospital under 0-6 month old with bronchopneumonia diagnose and
they has been given the same treatment by giving water tapid sponge.
Based on the result of the Research that has been done, it can be concluded that on the Third day,
the two patients were in the condition of decreasing body temperature into normal; degree. On the
First patient, it is about 38,20c become 36,80c then on the Second patient, it is about 380c into
36,70c. The researcher suggest to the nurses who worked there to increase their ability, knowledge
and skill in case of they are able to treat the patient comprehensively and optimally. They also
must keep in touch with their team in order to the treatment given to the patient can be optimally
done.

Key Word : The Nursing Care Of Bronchopneumonia, Children


Bibliography : 24 source (2008 – 2017)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang


bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Cindyka Widahsana Gastagasti
NIM : 144012015051
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Jenis Karya : KTI
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Anak Bronkopneumonia
Dengan Masalah Keperawatan Hipertermi
Di Ruang Alamanda Rsud Dr. Hi. Abdul Moloek
Provinsi Lampung Tahun 2018
Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan kepada
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi
atas karya tulis saya yang berjudul :
Asuhan Keperawatan Pada Anak Bronkopneumonia Dengan Masalah Keperawatan
Hipertermi Di Ruang Alamanda Rsud Dr. Hi. Abdul Moloek Provinsi Lampung Tahun
2018
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini berhak
menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : 22 Juli 2018
Yang menyatakan

(Cindyka Widahsana Gastagasti)

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Papa, Mama, Ibu, Kakak, Adikku Tercinta, Saudara-saudaraku yang aku


sayangi serta yang selalu Menemani, menyemangati dan menantikan
keberhasilanku.
2. Ibu isnitra tutra sayekti dan keluarga serta sahabatnya selaku dosen.
sekaligus keluarga kedua yang amat aku sayangi dan aku cintai.
3. Pak Manzahri selaku dosen pembimbing akademik yang amat saya
banggakan atas segala ilmu dan wawasannya yang sudah banyak
dibagikan ke saya dan teman-teman.
4. Adam Maulana orang terkasih yang selalu setia menemani dan
menyemangati serta selalu setia mendengarkan keluh kesahku.
5. Teman terbaik sekaligus sahabat tercinta yang selalu ada: sudayat (papa),
sapik (ayah), rihana (kentang goreng), vines (bunda), kak indah, tasdik
(komplong), bang asep (mulyano), yurike (ikeh kimoceng), pamuji oki, om
andri vino, dan juwita (tebe), Mbak Gandis ghardya, Dika arlita, Ayunda
(mondol).
6. Keluarga besar PK IMM STIKes Muhammadiyah yang amat sangat aku
sayangi dan banggakan.
7. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya cintai.
8. Rekan – Rekan mahasiswa Seperjuangan yang aku banggakan.

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
MOTTO HIDUP

Hidup lebih indah apabila kita bersyukur

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rohman : 13)

(Penulis)

Berpikir positif dan selalu optimis


(Penulis)

Hilangkan takut dan bimbang, teguhkan keyakinan dan jadilah berani


(Penulis)

Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buat jalanmu sendiri dan
tinggalkanlah jejak
(Penulis)

Jika kau tak suka sesuatu, ubahlah! Jika tidak bisa, maka ubahlah cara pandang
tentangnya
(Penulis)

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Cindyka widahsana gastagasti, dilahirkan pada tanggal 19 maret 1998 di


Kotabumi, putri ketiga dari pasangan bapak edy surahmat dan ibu sukani.
Pendidikan dasar di SDN 1 Tulung Buyut, di tamatkan pada tahun 2009 dan
SLTPN 1 Hulu Sungkai diselesaikan pada tahun 2012. Pendidikan berikutnya
SMAN 2 Kota Bumi ditamatkan pada tahun 2015 dan pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu sampai
sekarang.

Semasa menjalani pendidikan dibangku sekolah lanjutan tingkat pertama


penulis aktif di berbagai kegiatan, antara lain : sekretaris osis dan sebagai pradana
PRAMUKA dari tahun 2010 sampai 2011. Semasa menjalani pendidikan
dibangku sekolah menengah atas penulis aktif di kegiatan PMR sebagai sekretaris
dan Penolong Pertama dari tahun 2012 sampai 2014.

Pada tahun 2013 penulis pernah memenangkan perlombaan PMR tingkat Wira
(SMA sederajat) dan mendapatkan juara 1 Pertolongan Pertama Putri.

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia
Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami
Bronkopneumonia Dengan Masalah Keperawatan Hipertermi di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Lampung Tahun 2018”.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir
dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan penyusunan Proposal karya tulis ilmiah ini
penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku Ketua STIKes


Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku Ketua Prodi D III
Keperawatan.
3. Ns. Siti Indarti, S.Kep.,M.Kes. selaku Pembimbing I.
4. Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes., selaku Pembimbing II.
5. Ns. Yusnita S.Kep. M.Kes. selaku Penguji .
6. Seluruh dosen dan Staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Papa, Mama, Ibu, Kakak, adikku Tercinta, saudara-saudaraku yang aku
sayangi serta Orang Terkasih yang selalu Menemani dan menantikan
keberhasilanku.
8. Rekan – Rekan Seperjuangan Angkatan Ke - 20 yang telah membantu
dalam penulisan laporan ini.
9. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu.
10. Keluarga besar PK IMM STIKes Muhammadiyah yang penulis sayangi
dan banggakan.

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Proposal karya tulis
ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya
dan profesi keperawatan khususnya.

Wasalammu’alaikum Wr. Wb.

Pringsewu, 19 Maret 2018

Penulis

Cindyka Widahsana Gastagasti

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................... i


HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN ........................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... viii
MOTO HIDUP .......................................................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... x
KATA PEGANTAR ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI.............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
D. Tujuan .................................................................................................. 5
E. Manfaat Praktis .................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Penyakit .................................................................................. 8
1. Definisi ........................................................................................... 8
2. Etiologi ........................................................................................... 9
3. Patofisiologi ................................................................................... 9
4. Tanda dan Gejala............................................................................ 11
5. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 11
6. Komplikasi ..................................................................................... 11
7. Penatalaksanaan ............................................................................. 12
B. Konsep Hipertermi ............................................................................... 12
1. Definisi ........................................................................................... 12
2. Etiologi ........................................................................................... 13
3. Proses Terjadinya ........................................................................... 13
4. Manifestasi Klinis .......................................................................... 14
5. Komplikasi ..................................................................................... 15
6. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 15
7. Penatalaksanaan Medis .................................................................. 15
8. Penatalaksanaan Keperawatan ....................................................... 15
C. Konsep Tepid Water Sponge .............................................................. 16
1. Pengertian ....................................................................................... 16
2. Manfaat .......................................................................................... 16
3. Teknik Tepid Sponge ..................................................................... 17
D. Konsep Tumbuh Kembang Anak ......................................................... 18
1. Definisi .......................................................................................... 18

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Pertumbuhan Dan Perkembangan ................................................. 18
3. Kebutuhan Dasar Anak .................................................................. 24
E. Konsep dasar asuhan keperawatan ...................................................... 25
1. Pengkajian ...................................................................................... 25
2. Diagnosa keperawatan ................................................................... 28
3. Rencana keperawatan ..................................................................... 29
4. Implementasi .................................................................................. 35
5. Evaluasi .......................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .................................................................................. 36
B. Batasan Istilah ...................................................................................... 36
C. Partisipan .............................................................................................. 37
D. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 37
E. Pengumpulan Data ............................................................................... 37
F. Analisa Data ......................................................................................... 39
G. Etik penelitian ...................................................................................... 40
H. Jalannya penelitian ............................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Gambaran lokasi dan pengambilan data ........................................ 43
2. Visi dan misi lokasi pengambilan data ......................................... 44
3. Pengkajian ...................................................................................... 44
4. Analisa Data .................................................................................. 57
5. Perencanaan ................................................................................... 58
6. Pelaksanaan .................................................................................... 59
7. Evaluasi ......................................................................................... 60
B. Pembahasan
1. Pengkajian ...................................................................................... 62
2. Diagnosa keperawatan ................................................................... 65
3. Intervensi ....................................................................................... 66
4. Implementasi ................................................................................. 67
5. Evaluasi ......................................................................................... 67

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 69
B. Saran .................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan

Tabel 4.1 Identitas Pasien Dan Keluarga

Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan

Tabel 4.3 Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran

Tabel 4.4 Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Sebelum Dan Saat

Sakit)

Tabel 4.5 Kondisi Psikososial Saat Sakit

Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik Umum

Tabel 4.7 Pemeriksaan Fisik Khusus

Tabel 4.8 Test Diagnostik

Tabel 4.9 Pengobatan / Therapy klien 1

Tabel 4.10 Pengobatan Therapy Klien 2

Tabel 4.11 Resume Keperawatan

Tabel 4.12 Analisa Data

Tabel 4.13 Perencanaan

Tabel 4.14 Pelaksanaan

Tabel 4.15 Evaluasi

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway

Bagan 4.1 Genogram 1

Bagan 4.2 Genogram 2

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 SOP Tapid Water Sponge

Lampiran 3 Surat Balasan Izin Pra Survey

Lampiran 4 Surat Balasan Izin Survey

Lampiran 5 Lembar Konsul

xvii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan tahapan yang harus di lalui dalam

kehidupan sebelum seseorang dikatakan sebagai orang yang dewasa

(Nursalam, 2013: 174). Anak harus melewati periode penting dalam masa

kanak-kanaknya yaitu periode pertumbuhan dan perkembangan atau yang

disebut juga sebagai fase “Golden Age”. Pertumbuhan merupakan

pertambahan jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang dapat

diukur secara kuantitatif sedangkan perkembangan bertambah sempurnanya

fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar

(Marmi & Rahardjo, 2012: 108).

Masalah kesehatan yang muncul pada anak bisa disebabkan karena

organ-organ tubuhnya belum berfungsi secara optimal seperti

sistem pernapasan terutama berfungsi untuk mempertahankan pertukaran

oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru dan jaringan serta

untuk mengatur keseimbangan asam-basa. Setiap perubahan dalam sistem

pernapasan akan mempengaruhi sistem tubuh yang lainnya dan dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak mengakibatkan masalah kesehatan pada

tahap perkembangan anak . Keseimbangan antara sosial, mental, kesejahteraan

fisik serta keberadaan penyakit menjadi indikator utama kesehatan (Wong,

2009:02).

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Anak lebih rentang terhadap penyakit karena organ-organ tubuhnya

belum berfungsi secara optimal. Salah satu penyakit yang sering menyerang

anak adalah Bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan salah satu

penyakit yang menyerang saluran pernafasan dimana tanda dan gejalanya

dimulai dari batuk, pilek, disertai dengan panas dan Bronkopneumonia juga

penyakit yang dapat menimbulkan gangguan pada system pernafasan atau

suatu peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,

jamur dan benda asing. (Wijayaningsih, 2013: 16). Bronkopneumonia

merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan bawah menempati urutan ke-2

sebagai penyebab kematian di Indonesia dengan demikian penyakit saluran

pernafasan merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai (DepKes,

2016).

Di Dunia Bronkopneumonia merupakan penyebab dari 15% kematian

balita yaitu sebanyak 922.000 balita ditahun 2015, terbanyak terjadi Di Asia

selatan dan Afrika. Di Indonesia pada tahun 2015 penyakit Bronkopneumonia

ini sebanyak 63,45 atau sekitar 65% (Kemenkes RI, 2015). Di provinsi

Lampung tahun 2015 yang di temukan dan di tangani sebesar 2693 kasus, jika

dilihat berdasarkan jenis kelamin laki-laki (55%) perempuan (45%). Hal ini

terjadi karena usia bayi merupakan usia paling beresiko penyakit karena

beberapa faktor antara lain pelaksanaan tata laksana standar penanganan

penderita yang belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan

sarana prasarana kurang mendukung (Dinkes Propinsi Lampung, 2016).

Bronkopneumonia apabila tidak segera di obati maka akan dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

anoreksia akibat respon sistemik melalui kontrol syaraf pusat, penurunan

produksi urine akibat perpindahan cairan melalui proses evaporasi karena

demam dan mengalami kesulitan tidur karena sesak nafas (Wijayaningsih,

2013: 16). Proses peradangan dari proses penyakit bronkopneumonia yang

mengakibatkan masalah hipertermi.

Hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal

dan memiliki karakteristik peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal, kulit

terasa hangat, takikardi, takipnea (amin huda nurarif, 2015). Kejang dapat

terjadi sebagai akibat dari demam tinggi yang tidak ditangani secara dini

sehingga menimbulkan hipoksia jaringan otak dan pada akhirnya terjadi

kerusakan otak. Suhu badan yang tinggi menyebabkan otak menjadi sensitif

dan mudah mengalami kematian sel. Suhu badan yang tinggi menyebabkan

otak menjadi sensitif dan mudah mengalami kematian sel. Hal ini sangat

berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan otak. Suhu tubuh tinggi

berbahaya karena mengakibatkan perdarahan lokal dan degenerasi

parenkimatosa di seluruh tubuh, gangguan pada metabolisme seluler tubuh,

khususnya gangguan pada enzim sebagai katalisis berbagai reaksi oksidasi

kimia. Gangguan ini akan menyebabkan terganggunya fungsi sel

(Rahmawati,2013).

Salah satu cara untuk mengatasi hipertermi dapat melalui tindakan

kolaboratif perawat dengan tim kesehatan lain maupun tindakan mandiri

seperti kompres hangat, kompres hangat merupakan tindakan dengan

menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa

nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) yang

bertujuan untuk mengetahui efektivitas kompres hangat terhadap kesembuhan

pada anak dengan bronkopneumonia. Hasil penelitian didapatkan bahwa

kompres hangat efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak yang

mengalami bronkopneumonia. Hasil skripsi studi kasus yang di lakukan oleh

Adriana un (2015) tentang penanganan masalah keperawatan hipertermi pada

anak dengan Bronkopneumonia yang dilakukan tindakan kompres hangat,

hasil penelitian selama 2 hari didapatkan kompres hangat efektif menurunkan

suhu tubuh dan efektif mengatasi masalah keperawatan hipertermi pada anak

dengan Bronkopneumonia. Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh

Aryanti (2016) yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas kompres hangat

dan tapid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami

demam dengan bronkopneumonia. Hasil penelitian didapatkan bahwa

kompres hangat dan tapid sponge efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada

anak yang mengalami bronkopneumonia.

Data yang di peroleh dari Rumah Sakit Daerah Dr H Abdul Moeloek,

khususnya di ruang Alamanda pada tahun 2017 terhitung mulai Januari

sampai Desember penyakit bronkopneumonia merupakan penyakit terbanyak

urutan ke 2 dari 10 penyakit besar tahun 2017 di ruangan tersebut usia 2 bulan

– 1 tahun terdapat 133 kasus pada laki-laki dan 63 kasus pada perempuan, usia

1 tahun – 4 tahun terdapat 43 laki-laki sedangkan perempuan ada 47, usia 5-14

tahun laki-laki ada 19 dan perempuan ada 9, angka kematian pada kasus

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

Bronkopneumonia pada tabun 2017 ada 74 pasien. Pasien dengan

bronkopneumonia banyak mengalami masalah gangguan pola napas dan

hipertermi (Rekam Medik RSUD Abdul Moeloek, 2016).

Penyakit Bronkopneumonia merupakan penyakit yang umum terjadi

di masyarakat sekitar namun masyarakat belum tahu betul bagaimana tanda

gejala serta penanganan dari penyakit. Berdasarkan studi pendahuluan di atas,

peneliti tertarik melakukan studi kasus Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang

Mengalami Bronkopneumonia Dengan Masalah Hipertermi Di Rumah Sakit

Dr. Hi.Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018.

B. Batasan Masalah

Asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Bronkopneumonia

dengan masalah keperawatan Hipertermi Di Rumah Sakit Umum Daerah

Dr.Hi.Abdul Moeloek Tahun 2018.

C. Rumusan Masalah

Diketahui Asuhan Keperawatan pada anak yang mengalami

Bronkopneumonia dengan masalah keperawatan Hipertermi di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr.Hi.Abdoel Moeloek Tahun 2018.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui asuhan keperawatan pada anak yang mengalami

bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr.Hi.Abdoel Moeloek Tahun 2018.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengkajian kepada anak yang mengalami bronkopneumonia

dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah Sakit Umum

Daerah Dr.Hi.Abdul Moeloek Tahun 2018.

b. Diketahui diagnosa keperawatan pada anak yang mengalami

bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr.Hi.Abdul Moeloek Tahun 2018.

c. Diketahui perencanaan keperawatan pada anak yang mengalami

bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr.Hi.Abdul Moeloek Tahun 2018.

d. Diketahui tindakan keperawatan pada anak yang mengalami

bronkopneumonia dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr.Hi.Abdul Moeloek Tahun 2018.

e. Diketahui evaluasi pada anak yang mengalami bronkopneumonia

dengan masalah keperawatan hipertermi di Rumah Sakit Umum

Daerah Dr.Hi.Abdul Moeloek Tahun 2018.

E. Manfaat

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi perawat.

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan yang berkualitas

terutama dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan

Bronkopneumonia secara komprehensif.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

2. Bagi Rumah Sakit.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan

tindakan asuhan keperawatan bagi pasien khususnya dengan

Bronkopneumonia.

3. Bagi institusi pendidikan.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi

pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan

dengan Bronkopneumonia.

4. Bagi klien.

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan keluarga tentang

pencegahan dan perawatan yang baik untuk pasien yang mengalami

Bronkopneumonia.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep penyakit

1. Definisi

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi didalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang

berdekatan disekitarnya (Amin Huda Nurarif, 2015).

Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang terjadi pada

jaringan atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus

respiratus bagian atas selama beberapa hari (Padilah, 2013 dalam Alfi

Zikri, 2017).

Bronkopneumonia dapat juga dikatakan suatu peradangan pada

parenkim yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing

yang ditandai dengan gejala panas tinggi, gelisah, nafas cepat dan dangkal,

muntah, diare, batuk kering dan produktif (Aziz Alimul Hidayat, 2012).

Bronkopneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang

terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang

dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing

(Muttaqin, 2008).

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

2. Etiologi

Menurut Amin Huda Nurarif (2015) secara umum individu yang

terserang bronkopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan

mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang

yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap

organ pernafasan yang terdiri atas : refleks glotis dan batuk, adanya

lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ,

dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronkopneumonia disebabkan

oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma dan riketsia,

antara lain :

a. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococus

Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander

(Klebsial Pneumonia), Mycobacterium Tuberculosis.

b. Virus : respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik

c. Jamur : citoplasma capsulatum, criptococus nepromas, blastomices

dermatides, aspergillus, candida albicans, mycoplasma pneumonia,

d. Aspirasi makanan, sekresi orofaring atau isi lambung ke dalam paru

e. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

3. Patofisiologi

Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah

mikroorganisme (jamur, bakteri, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab

lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta

aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnya

mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah ( droplet) invasi ini

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologi

dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat

terjadi peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri sehingga

mengakibatkan gejala demam pada penderita. Reaksi peradangan ini akan

menimbulkan sekret. Semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus

sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien akan merasa

sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama kelamaan sekret akan sampai ke

alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di paru.

Bagan 2.1 Pathway


Virus, bakteri, jamur
(penyebab)

Invasi saluran nafas

Kuman berlebih di Kuman terbawa ke Infeksi saluran napas


bronkus saluran cerna bawah

Proses Peradangan Infeksi saluran cerna


Dilatasi Peradangan
pembuluh darah
Akumulasi secret di Peningkatan flora
Bronkus normal usus Peningkatan suhu
tubuh
Eksudat masuk
alveoli
Peristaltik usus  Hipertermi
Bersihan Jalan Mukus di bronkus 
Napas Tidak
Efektif Malabsorbsi Gangguan difusi Suplai O2 dalam
Bau mulut tak sedap gas darah turun
Frekuensi BAB >3x/hari
Anoreksia Gangguan Hipoksia
Pertukaran Gas
Gangguan
Intake  Keseimbangan Cairan Fatigue
Tubuh
Nutrisi Kurang Dari Intoleransi
Kebutuhan Tubuh aktivitas

(Sumber : Zul dahlan, 2000 dalam Ditya, 2012)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

4. Tanda Dan Gejala

Menurut Barbara C.Long (1996) dalam Nuur airf dan Kusuma

(2015) bronkopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran

pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal penderita

bronkopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti mengigil,

demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat

bernapas menggunakan otot aksesorius dan biasa timbul sianosis,

terdengar adanya krekels diatas paru yang sakit dan terdengar ketika

terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah : meningkatnya jumlah neutrofil

2) Pemeriksaan sputum : untuk pemeriksaan mikroskopis, kultur

darah, dan tes sensitivitas guna mendeteksi agen infeksius

b. Pemeriksaan radiologi

1) Rontgen thorax : menunjukan konsolidasi

2) Laringoskop/bronchoscopi : untuk menentukan apakah jalan napas

tersumbat oleh benda padat.

(Alpi Zikri, 2016)

6. Komplikasi

a. Atelektasis : Pengembangan paru yang tidak sempurna.

b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.

c. Abses paru : Pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

d. Infeksi sistomik

1) Endokarditis : Peradangan pada endokardium.

2) Meningitis : Peradangan pada selaput otak.

(Alpi zikri, 2016)

7. Penatalaksanaan

a. Medis

1) Antibiotic seperti : penisilin, eritromicin, kindomisin, dan

sefalosforin.

2) Terapi oksigen (O2)

3) Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian

bronkodilator.

b. Keperawatan

1) Monitor respirasi

2) Monitor suhu tubuh, nadi, pernapasan

3) Monitor nutrisi dan cairan

4) Anjurkan untuk cukup istirahat

(Ngastiyah, 2005)

B. Konsep Hipertermi

1. Definisi

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan

dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun

mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya

ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi

produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39°C. Selain adanya tanda klinis,

penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu

yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal

individu tersebut (Potter & Perry,2010).

Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau

berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8oC (100oF) per oral atau

38,8oC (101oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal

(Lynda Juall, 2012). Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas

kisaran normal (Amin huda nurarif, 2015)

2. Etiologi

Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat

bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat

menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu

sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat

berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin

polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari

degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan

sakit. Faktor penyebabnya : Dehidrasi Penyakit atau trauma

Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat

Pakaian yang tidak layak Kecepatan metabolisme meningkat, Pengobatan/

anesthesia Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)

Aktivitas yang berlebihan (Dwi S, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

3. Proses Terjadinya

Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal

baik dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah

mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang

dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen

memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi

di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan

engarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal

cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga

keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang

kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang

ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di

hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga

kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus

anterior dalam mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan

akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh (Dwi S, 2015).

4. Manifestasi Klinis

a. Suhu tinggi 37,8ºC (100oF) per oral atau 38,8ºC (101oF)

b. Takikardia

c. Hangat pada sentuhan

d. Menggigil

e. Dehidrasi

f. Kehilangan nafsu makan

(Lynda Juall, 2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

5. Komplikasi

Kerusakan sel-sel dan jaringan dan bisa menyebabkan Kematian (Dwi S,

2015).

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya

resiko infeksi

b. Pemeriksaan urine

c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk

pasien thypoid

d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl

e. Uji tourniquet

(Dwi S, 2015).

7. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis yang diberikan : Beri obat penurun panas seperti

paracetamol, asetaminofen (Dwi S, 2015).

8. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu :

a. Observasi keadaan umum pasien

b. Observasi tanda-tanda vital pasien

c. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis

d. Anjurkan pasien banyak minum

e. Anjurkan pasien banyak istirahat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

f. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan

paha, leher bagian belakang

g. Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai

pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang

penyakitnya

(Dwi S, 2015).

C. Konsep Tepid Water Sponge

1. Pengertian

Kompres tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang

menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial

dengan teknik seka (Alves, 2008). Kompres tepid sponge ini hampir sama

dengan kompres air hangat biasa, yakni mengompres pada lima titik

(leher, 2 ketiak, 2 pangkal paha) ditambah menyeka bagian perut dan dada

atau diseluruh badan dengan kain. Basahi lagi kain bila kering.

Berdasarkan penelitian dari Isnaeni (2014) kompres tepid sponge hangat

lebih efektif dari kompres hangat.

2. Manfaat

a. Dapat memberikan rasa nyaman

b. Teknik tepid sponge lebih efektif untuk mempercepat penurunan suhu

tubuh dibanding kompres hangat.

c. Adanya perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres hangat

dengan teknik tepid sponge sebesar 0,2ºC.

(Maling B, 2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

3. Teknik Tepid Sponge

No. Aspek yang dinilai


A. Persiapan alat
1 Bengkok
2 Air hangat dengan suhu 37ºC
3 Termometer mandi
4 Waslap besar
5 Handuk berukuran sedang
6 Pengalas mandi
7 Selimut mandi
8 Etil alkohol
9 Termometer
10 Sarung tangan bersih
B. Persiapan klien dan lingkungan
1 Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
2 Jaga privasi klien
3 Beri klien posisi supine di tempat tidur
C. Langkah-langkah
1 Mencuci tangan
2 Memasang sarung tangan bersih
3 Bantu klien melepaskan pakaiannya
4 Tempatkan alas mandi di bawah punggung klien
5 Pasang selimut mandi di area tubuh yang tidak dilakukan tepid water sponge
6 Cek kembali temperatur air, rendam waslap dan handuk di air hangatlalu di peras
7 Pasang waslap basah di bawah aksila dan selangkangan paha (karena terdapat pembuluh
darah yang besar) serta pasang pula handuk di bagian tubuh anterior agar terjadi
perpindahan panas dengan cara konduksi, jika digunakan bak mandi “tub”, rendam klien
selama 20-30 menit
8 Ganti waslap dan handuk tiap 5 menit
9 Jika sudah selesai keringkan bagian tubuh klien
10 Ukur kembali nadi dan temperatur badan klien, observasi kembali respons klien terhadap
terapi
11 Lanjutkan kembali tepid water sponge ini di bagian tubuh posterior selama 3-5 menit, kaji
kembali nadi dan temperatur setiap 15 menit.
12 Hentikan tindakan jika suhu tubuh klien sudah kembali dalam batas normal, jika suhu turun
dibawah batas normal tindakan tidak dilanjutkan
13 Keringkan seluruh tubuh dan bantu klien memakai pakaian
14 Alat-alat dan pasien di rapikan, ganti linen jika basah
15 Lepaskan sarung tangan
16 Cuci tangan
17 Dokumentasi prosedur
D. Sikap
1 Melakukan tindakan dengan sistematis
2 Komunikatif dengan klien
3 Percaya diri
Sumber : Kholid, 2013

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

D. Konsep Tumbuh Kembang Anak

1. Definisi

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ,

maupun individu. Sebagai contoh, anak bertambah besar bukan saja secara

fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.

Otak anak semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk belajar lebih

besar, mengingat, dan mempergunakan akalnya semakin meningkat. Anak

tumbuh baik secara fisik maupun mental. Perkembangan berkaitan dengan

bertambahnya struktur fungsi tubuh yang meliputi kemampuan gerak

kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian

(Soetjiningsih dan Ranuh, 2015).

2. Pertumbuhan Dan Perkembangan

a. Usia Bayi (0-12 bulan)

1) Antopometri

a) Tinggi badan

0-6 bulan : bayi tumbuh 2,5 cm/bulan - 63,8 cm di usia 6 bulan.

6-12 bulan : panjang bayi meningkat 50 % - 72,5 cm di usia 12

bulan.

b) Berat badan (BB)

0-6 bulan :BB bertambah 682 g/bulan.- 7,3 kg di usia 6 bulan.

6-12 bulan : BB bertambah 341 g/bulan – 9,8 kg di usia 12

bulan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

c) Lingkar kepala (LK)

0-6 bulan : LK bertambah 1,32 cm/bulan – 37,4 cm di usia 6

bulan.

6-12 bulan : LK meningkat 0,44 cm/bulan – 45 cm diusia 12

bulan

d) Lingkar Dada: sekitar 2 cm lebih kecil dari LK.

2) Perkembangan Motorik

a) Motorik kasar

(1) Bayi baru lahir dapat memutar kepala dari sisi yang satu

kesisi yang lain pada posisi tengkurap kecuali pada

permukaan yang lunak yang dapat menyebabkan asfiksia.

(2) Bayi mampu mengangkat kepala diusia 3 bulan

(3) Bayi berguling dari depan kebelakang diusia 4-5 bulan

(4) Bayi duduk bersandar diusia 7 bulan

(5) Bayi duduk tanpa ditopang pada usia 8 bulan

(6) Bayi mulai naik berdiri diusia 9 bulan

(7) Bayi merambat pada usia 10 bulan

(8) Bayi berjalan sambil memegang tangan seseorang diusia 12

bulan

b) Motorik halus

(1) Bayi menggenggam diusia 1 bulan

(2) Bayi dapat memegang mainan pada usia 3 bulan

(3) Bayi dapat menggenggam secara sadar pada usia 5 bulan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

(4) Bayi dapat menggenggam dengan ibu jari dan jari lainnya

pada usia 7,5-8,5 bulan

(5) Bayi mengembangkan gerakan menjepit pada usia 9 bulan.

(6) Bayi mencoba membangun menara dari balok-balok pada

usia 12 bulan.

3) Perkembangan psikososial

a) Masa (Trust Vs Miss Trust) dimana kemampuan bayi untuk

mempercayai orang lain yang berkembang pada tahun pertama

membentuk dasar untuk seluruh tugas psikososial selanjutnya.

b) Bayi yang memperlihatkan respons terkejut (moro) yang

refleks terhadap suara keras, benda yang jatuh.

c) Ansietas pada orang lain muncul pada usia 6 bulan mulai

menghilang pada usia 11 bulan.

d) Pelukan dan kehangatan pengasuh dapat menenangkan rasa

takut.

e) Bayi memperlihatkan senyum sosial pada usia 2 bulan

f) Bayi mengenali wajah yang familier pada usia 3 bulan

g) Bayi menikmati interaksi sosial pada usia 4 bulan

h) Bayi tersenyum pada bayangan di cermin pada usia 5 bulan

i) Bayi memperlihatkan rasa cemburu dan rasa sayang pada usia

12 bulan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

b. Usia Toddler (1-3 Tahun)

1) Antopometri

a) Tinggi badan

Rata-rata bertambah tinggi 7,5 pertahun. Usia 2 tahun TB

diharapkan setengah dari TB dewasa.

b) Berat badan (BB)

Rata-rata pertumbuhan BB toddler adalah 1,8-2,7 kg/tahun.

Usia 2,5 tahun BB toddler mencapai 4x berat lahir.

2) Perkembangan Motorik

a) Motorik kasar

(1) Berjalan tanpa bantuan pada usia 15 bulan.

(2) Berjalan menaiki tangga, berpegangan pada satu tangan

pada usia 18 bulan.

(3) Berjalan menaiki dan menuruni tangga dengan 1 langkah

pada usia 24 bulan.

(4) Toddler melompat dengan 2 kaki pada usia 30 bbulan

b) Motorik halus

(1) Membangun menara dengan blok dan mencoret-coret

secara spontan pada usia 15 bulan.

(2) Membangun menara 3-4 blok pada usia 18 bulan

(3) Meniru coretan vertikal pada usia 24 bulan

(4) Membangun menara 8 blok dan meniru silang pada usia 30

bulan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

3) Perkembangan psikososial

a) Masa otonomi vs rasa malu dan ragu, toddler telah membangun

rasa percaya dan siap menyerahkan ketergantungannya untuk

membanngun perkembangan kemampuan pertamanya dalam

mengendalikan otonomi.

b) Toddler mulai menguasai keterampilan sosial

c) Toddler sering menggunakan kata “tidak” bahkan ketika

bermaksud “ya” untuk mengungkapkan kebebasannya.

d) Toddler sering terus menerus mencari benda familier yang

melambangkan rasa aman, seperti selimut.

e) Rasa takut pada toddler umumnya pada suara yang keras,

binatang yang besar dan pergi tidur

f) Ansietas pada orang asing dan kehilangan orang tua (ansietas

perpisahan)

g) Ritualisme, negativisme dan kemandirian mendominasi

interaksi pada toddler

h) Ansietas perpisahan memuncak saat toddler mulai

membedakan dirinya dari orang terdekat

c. Usia Pra Sekolah (4-6 Tahun)

1) Antopometri

a) Tinggi badan : pertambahan rata-rata 6,25-7,5 cm/tahun

b) Berat badan : pertambahan rata-rata 2,3 kg/tahun

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

2) Perkembangan Motorik

a) Motorik kasar

Anak pra sekolah dapat mengendarai sepeda roda 3, melalui

tanga, melompat, berdiri satu kaki selama beberapa menit.

b) Motorik halus

(1) Pada usia 3 tahun anak dapat membangun menara 9-10

blok, membuat jembatan dari 3 blok, meniru bentuk

lingkaran, menggambar tanda silang.

(2) Pada usia 4 tahun anak dapat mengikat tali sepatu, meniru

gambar bujur sangkar, menjiplak segilima, dan

menambahkan 3 bagian dalam gambar manusia.

(3) Pada usia 5 tahun dapat mengikat tali sepatu, menggunakan

gunting dengan baik.

3) Perkembangan psikososial

a) Hubungan dengan orang lain selain orang tua termasuk kakek,

nenek, saudara dan guru-guru disekolah.

b) Anak memerlukan interaksi yang baik dengan teman yang

sebaya untuk membantu mengembangkan keterampilan sosial.

c) Tujuan utama anak pra sekolah adalah membantu

mengembangkan keterampilan sosial anak.

(Cahyaningsih, 2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

3. Kebutuhan Dasar Anak

Menurut soetjiningsih & ranuh (2013) kebutuhan dasar anak meliputi :

a. Kebutuhan Fisik Biomedis (ASIH)

Kebutuhan fisik biomedis meliputi pangan/gizi, perawatan kesehatan

dasar (imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi, pengobatan kalau

sakit), papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi

lingkungan, sandang, kebugaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.

b. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (ASUH)

Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang penuh kasih sayang,

erat, mesra dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat

mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik,

mental, maupun psikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini

dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayi.

c. Kebutuhan Akan Stimulasi Mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar

(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini

merangsang perkembangan mental psikososial : kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian,

moral/etika, produktivitas dan sebagainya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan.

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar

dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan

dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan

(Yenichrist,2008)

a. Identitas.

b. Riwayat Keperawatan.

1) Keluhan utama.

Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal,

disertai pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung

dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare, tinja berdarah

dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.

2) Riwayat penyakit sekarang.

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran

pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat

naik sangat mendadak sampai 39-40ºC dan kadang disertai kejang

karena demam yang tinggi.

3) Riwayat penyakit dahulu.

Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun

menurun.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

4) Riwayat kesehatan keluarga.

Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran

pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang

lainnya.

5) Riwayat kesehatan lingkungan.

Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi

pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan

kesehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa

menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau

banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota

keluarga perokok.

6) Imunisasi.

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk

mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah

karena sistem pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk

melawan infeksi sekunder.

7) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

8) Nutrisi.

Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein =

MEP).

9) Pemeriksaan persistem.

a) Sistem kardiovaskuler. : Takikardi, iritability.

b) Sistem pernapasan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas,

pernapasan cuping hidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk

produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris,

pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan fiction rub,

perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada

sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang

bertambah sesak dan pilek.

c) Sistem pencernaan.

Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun,

lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,

mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian

makanan/cairan personde.

d) Sistem eliminasi.

Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua

mungkin belum memahami alasan anak menderita diare sampai

terjadi dehidrasi (ringan sampai berat).

e) Sistem saraf.

Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis

terus pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.

f) Sistem lokomotor/muskuloskeletal.

Tonus otot menurun, lemah secara umum,

g) Sistem integumen.

Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis,

pucat, akral hangat, kulit kering, .

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

10) Pemeriksaan diagnostik dan hasil.

Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 -

40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi.

Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru

untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat

menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin

dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah

tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x

ray) dilakukan untuk melihat :

a) Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis,

pleuritis, dan OMA.

b) Luas daerah paru yang terkena.

c) Evaluasi pengobatan.

(Alpi Zikri, 2016)

2. Diagnosa Keperawatan

Adalah keputusan klinis tentang respon individu,keluarga, atau komunitas

terhadap masalahkesehatan/proses hidup yang aktual maupunpotensial

(NANDA, 2015). Adapun diagnosa keperawatan bronchopneumonia

adalah sebagai berikut :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

peningkatan produksi sputum

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada

jaringan paru (perubahan membrane alveoli)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

c. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran

nafas

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai O2 dengan kebutuhan

f. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d perubahan kadar elektrolit

dalam serum (diare).

(Zul dahlan, 2000 dalam Ditya, 2012)

3. Rencana Keperawatan

Menurut Kozier et al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah

dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses

keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan

masalah. (Mirzal, 2010)

Tabel 2.1Rencana Keperawatan


Tujuan Dan Kriteria
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
1. Ketidakefektifan NOC : NIC :
Bersihan jalan nafas 1. Respiratory status : Airway suction
Definisi : Ventilation 1. Pastikan kebutuhan oral /
Ketidakmampuan untuk 2. Respiratory status : tracheal suctioning
membersihkan sekresi Airway patency 2. Auskultasi suara nafas
atau obstruksi dari 3. Aspiration Control 3. Kaji suhu nadi dan
saluran pernafasan untuk Kriteria Hasil : pernafasan
mempertahankan 1. Mendemonstrasikan 4. Berikan O2 dengan nasal
kebersihan jalan nafas. batuk efektif dan untuk memfasilitasi suction
Batasan Karakteristik : suara nafas yang 5. Informasikan pada klien dan
1. Dispneu, Penurunan bersih, tidak ada keluarga tentang suctioning
suara nafas sianosis dan 6. Minta klien nafas dalam
2. Orthopneu dyspneu (mampu sebelum suction dilakukan.
3. Cyanosis mengeluarkan 7. Berikan O2 dengan
4. Kelainan suara nafas sputum, mampu menggunakan nasal untuk
(rales, wheezing) bernafas dengan memfasilitasi suksion
5. Kesulitan berbicara mudah, tidak ada nasotrakeal
6. Batuk, tidak efekotif pursed lips) 8. Gunakan alat yang steril
atau tidak ada 2. Jalan nafas bersih sitiap melakukan tindakan
7. Mata melebar 3. Bunyi nafas normal 9. Anjurkan pasien untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

8. Produksi sputum (vasikuler) istirahat dan napas dalam


9. Gelisah 4. Pernafasan dalam setelah kateter dikeluarkan
10. Perubahan frekuensi batas normal dari nasotrakeal
dan irama nafas 5. Tidak ada batuk 10. Monitor status oksigen pasien
Faktor-faktor yang 6. Menunjukkan jalan 11. Ajarkan keluarga bagaimana
berhubungan: nafas yang paten cara melakukan suksion
1. Lingkungan : (klien tidak merasa 12. Hentikan suksion dan berikan
merokok, menghirup tercekik, irama oksigen apabila pasien
asap rokok, perokok nafas, frekuensi menunjukkan bradikardi,
pasif-POK, infeksi pernafasan dalam peningkatan saturasi O2, dll.
2. Fisiologis : rentang normal, Airway Management
disfungsi tidak ada suara 13. Buka jalan nafas, guanakan
neuromuskular, nafas abnormal) teknik chin lift atau jaw
hiperplasia dinding 7. Mampu thrust bila perlu
bronkus, alergi jalan mengidentifikasika 14. Posisikan pasien untuk
nafas, asma. n dan mencegah memaksimalkan ventilasi
3. Obstruksi jalan nafas factor yang dapat 15. Identifikasi pasien perlunya
: spasme jalan nafas, menghambat jalan pemasangan alat jalan nafas
sekresi tertahan, nafas buatan
banyaknya mukus, 16. Pasang mayo bila perlu
adanya jalan nafas 17. Lakukan fisioterapi dada jika
buatan, sekresi perlu
bronkus, adanya 18. Keluarkan sekret dengan
eksudat di alveolus, batuk atau suction
adanya benda asing 19. Auskultasi suara nafas, catat
di jalan nafas. adanya suara tambahan
20. Lakukan suction pada mayo
21. Berikan bronkodilator bila
perlu
22. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
23. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
24. Monitor respirasi dan status
O2
2. Gangguan Pertukaran NOC : NIC :
gas Respiratory Status : Gas Airway Management
Definisi : Kelebihan atau exchange 1. Buka jalan nafas, guanakan
kekurangan dalam Respiratory Status : teknik chin lift atau jaw
oksigenasi dan atau ventilation thrust bila perlu
pengeluaran Vital Sign Status 2. Posisikan pasien untuk
karbondioksida di dalam Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
membran kapiler alveoli. 1. Mendemonstrasikan 3. Identifikasi pasien perlunya
Batasan karakteristik : peningkatan pemasangan alat jalan nafas
1. Gangguan ventilasi dan buatan
penglihatan oksigenasi yang 4. Pasang mayo bila perlu
2. Penurunan CO2 adekuat 5. Lakukan fisioterapi dada jika
3. Takikardi 2. Memelihara perlu
4. Hiperkapnia kebersihan paru 6. Keluarkan sekret dengan
5. Keletihan paru dan bebas dari batuk atau suction
6. Somnolen tanda tanda distress 7. Auskultasi suara nafas, catat
7. Iritabilitas pernafasan adanya suara tambahan
8. Hypoxia 3. Mendemonstrasikan 8. Lakukan suction pada mayo
9. Kebingungan batuk efektif dan 9. Berika bronkodilator bial
10. Dyspnoe suara nafas yang perlu
11. nasal faring bersih, tidak ada 10. Barikan pelembab udara
12. AGD Normal sianosis dan 11. Atur intake untuk cairan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

13. Sianosis dyspneu (mampu mengoptimalkan


14. warna kulit mengeluarkan keseimbangan.
abnormal (pucat, sputum, mampu Monitor respirasi dan status O2
kehitaman) bernafas dengan Respiratory Monitoring
15. Hipoksemia mudah, tidak ada 12. Monitor rata – rata,
16. Hiperkarbia pursed lips) kedalaman, irama dan usaha
17. sakit kepala ketika 4. Tanda tanda vital respirasi
bangun dalam rentang 13. Catat pergerakan dada,amati
18. frekuensi dan normal kesimetrisan, penggunaan
kedalaman nafas otot tambahan, retraksi otot
abnormal supraclavicular dan
Faktor faktor yang intercostal
berhubungan : 14. Monitor pola nafas :
1. ketidakseimbangan bradipena, takipenia,
perfusi ventilasi kussmaul, hiperventilasi,
2. perubahan membran cheyne stokes, biot
kapiler-alveolar 15. Catat lokasi trakea
16. Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan
paradoksis)
17. Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
18. Tentukan kebutuhan suction
dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama
3. Hipertermia NOC : NIC :
Definisi : suhu tubuh Thermoregulation Fever treatment
naik diatas rentang Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu sesering
normal 1. Suhu tubuh dalam mungkin
Batasan Karakteristik: rentang normal 2. Monitor IWL
1. kenaikan suhu tubuh 2. Nadi dan RR dalam 3. Monitor warna dan suhu kulit
diatas rentang rentang normal 4. Monitor tekanan darah, nadi
normal 3. Tidak ada dan RR
2. serangan atau perubahan warna 5. Monitor penurunan tingkat
konvulsi (kejang) kulit dan tidak ada kesadaran
3. kulit kemerahan pusing, merasa 6. Monitor WBC, Hb, dan Hct
4. pertambahan RR nyaman 7. Monitor intake dan output
5. takikardi 8. Berikan anti piretik
6. saat disentuh tangan 9. Berikan pengobatan untuk
terasa hangat mengatasi penyebab demam
Faktor faktor yang 10. Selimuti pasien
berhubungan : 11. Lakukan tapid sponge
1. penyakit/ trauma 12. Berikan cairan intravena
2. peningkatan 13. Kompres pasien pada lipat
metabolisme paha dan aksila
3. aktivitas yang 14. Tingkatkan sirkulasi udara
berlebih 15. Berikan pengobatan untuk
4. pengaruh mencegah terjadinya
medikasi/anastesi menggigil
5. ketidakmampuan/pe Temperature regulation
nurunan kemampuan 16. Monitor suhu minimal tiap 2
untuk berkeringat jam
6. terpapar 17. Rencanakan monitoring suhu
dilingkungan panas secara kontinyu
7. dehidrasi 18. Monitor TD, nadi, dan RR
8. pakaian yang tidak 19. Monitor warna dan suhu kulit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

tepat 20. Monitor tanda-tanda


hipertermi dan hipotermi
21. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
22. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
23. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
24. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
25. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
26. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
27. Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring

28. Monitor TD, nadi, suhu, dan


RR
29. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
30. Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
31. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
32. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
33. Monitor kualitas dari nadi
34. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
35. Monitor suara paru
36. Monitor pola pernapasan
abnormal
37. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
38. Monitor sianosis perifer
39. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
40. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

4. Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari 1. Nutritional status Nutrition management
kebutuhan tubuh. 2. Nutritional status: 1. Kaji adanya alergi makanan.
Definisi: food and fluid 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
Asupan nutrisi tidak intake untuk menentukan jumlah
cukup untuk memenuhi 3. Nutritional status: kalori dan nutrisi yang
kebutuhan metabolic. nutrient intake dibutuhkan pasien.
Batasan karateristik: 4. Weight control 3. Anjurkan pasien untuk
1. Kram abdomen Kriteria hasil: meningkatkan Fe
2. Nyeri abdomen 1. Adanya 4. Berikan makanan yang
3. Menghindari peningkatan BB terpilih (sudah
makanan sesuai dengan dikonsultasikan oleh ahli
4. BB 20% atau lebih tujuan gizi)
dibawah BB ideal 2. BB ideal sesuai 5. Berikan informasi tentang
5. Diare dengan TB kebutuhan nutrisi
6. Bising usus 3. Mampu Nutrition monitoring
hiperaktif mengidentifikasi 6. BB pasien dalam batas
7. Kurang makanan kebutuhan nutrisi normal
8. Kurang informasi 4. Tidak ada tanda- 7. Monitor adanya penurunan
9. Kurang minat pada tanda malnutrisi BB
makanan 5. Menunjukan 8. Monitor interaksi anak atau
10. Kesalahan konsepsi peningkatan fungsi orang tua selama makan
11. Membrane mukosa pengecapan dari 9. Monitor lingkungan selama
pucat menelan makan
12. Tonus otot menurun 6. Tidak terjadi 10. Monitor turgor kulit
13. Kelemahan otot penurunan BB 11. Monitor mual dan muntah
untuk menelan yang berarti 12. Monitor kadar albumin, total
Factor-faktor yang protein, Hb, dan kadar Ht.
berhubungan: 13. Monitor pertumbuhan dan
1. Factor biologis perkembangan
2. Factor ekonomi
3. Ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi
nutrien
4. Ketidakmampuan
mencerna makanan
5. Ketidakmampuan
menelan makanan
6. Factor psikologis
5. Intoleransi Aktivitas NOC : NIC
Definisi : 1. Energy Activity Therapy
Ketidakcukupan energi conservation 1. Kolaborasikan dengan tenaga
psikologis atau fisiologis 2. Activity tolerance rehabilitasi medik dalam
untuk melanjutkan atau 3. Self Care : ADLs merencanakan program terapi
menyelesaikan aktifitas Kriteria Hasil : yang tepat
kehidupan sehari-hari 1. Berpartisipasi 2. Bantu klien untuk
yang harus atau yang dalam aktivitas fisik mengidentifikasi aktivitas
ingin dilakukan. tanpa disertai yang mampu dilakukan
Batasan Karakteristik : peningkatan 3. Bantu untuk memilih
1. Respon tekanan tekanan darah, nadi aktivitas konsisten yang
darah abnormal dan RR sesuai dengan kemampuan
terhadap aktivitas 2. Mampu melakukan fisik, psikologi dan social
2. Respon frekwensi aktivitas sehari-hari 4. Bantu untuk mengidentifikasi
jantung abnormal (ADLs) secara dan mendapatkan sumber
terhadap aktivitas mandiri yang diperlukan untuk
3. Perubahan EKG 3. Tanda-tanda vital aktivitas yang diinginkan
yang mencerminkan normal 5. Bantu untuk mendapatkan
aritmia 4. Energy psikomotor alat bantuan aktivitas seperti

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

4. Perubahan EKG 5. Level kelemahan kursi roda, krek


yang mencerminkan 6. Mampu berpindah: 6. Bantu untuk mengidentifikasi
iskemia dengan atau tanpa aktivitas yang disukai
5. Ketidaknyamanan bantuan alat 7. Bantu klien untuk membuat
setelah beraktivitas 7. Status jadwal latihan diwaktu luang
6. Dipsnea setelah kardiopulmunari 8. Bantu pasien/keluarga untuk
beraktivitas adekuat mengidentifikasi kekurangan
7. Menyatakan merasa 8. Sirkulasi status baik dalam beraktivitas
letih 9. Status respirasi : 9. Sediakan penguatan positif
8. Menyatakan merasa pertukaran gas dan bagi yang aktif beraktivitas
lemah ventilasi adekuat 10. Bantu pasien untuk
Faktor Yang mengembangkan motivasi
Berhubungan : diri dan penguatan
1. Tirah Baring atau 11. Monitor respon fisik, emosi,
imobilisasi social dan spiritual
2. Kelemahan umum
3. Ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
4. Gaya hidup monoton
6 Resiko NOC: NIC:
ketidakseimbangan 1. Fluid balance Fluid management
elektrolit. 2. Hydration 1. monitor vital sign
Definisi: 3. Nutritional status: 2. kolaborasikan pemberian
Beresiko mengalami food and fluid cairan IV
perubahan kadar 4. Intake 3. monitor status nutrisi
elektrolit serum yang Kriteria hasil: 4. dorong masukan oral
dapat mengganggu 1. Mempertahankan 5. dorong keluarga untuk
kesehatan. urine output sesuai membantu pasien makan
Factor resiko: dengan usia dan 6. tawarkan snack (jus buah,
1. Defisiensi volume BB, Bj urine buah segar)
cairan. normal, HT normal. 7. kolaborasi dokter jika tanda
2. Diare 2. TTV dalam batas cairan berlebih muncul
3. Disfungsi endokrin. normal memburuk
4. Kelebihan volume 3. Tidak ada tanda- Hypovolemia management
cairan. tanda dehidrasi, 1. Monitor status cairan
5. Ganguan mekanisme elastisitas turgor termasuk intake dan output
regulasi (mis., kulit baik, cairan.
diabetes, isipidus, membrane mukosa 2. Pelihara iv line.
sindrom lembab, tidak ada 3. Monitor tingkat hb dan
ketidakaktepatan rasa haus yang hematokrit
sekresi hormone berlebihan. 4. Monitor tanda vital
antidiuretik). 5. Monitor bb.
6. Disfungsi ginjal
7. Efek samping obat
(mis., medikasi
drain).
8. Muntah.

(Amin Huda Nurarif, 2015)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan dalam

rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

dan tindakan kolaborasi (Tarwoto dan Wartonah, 2011).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawat

dapat mencapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan (Tarwoto dan Wartonah, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis desain penelitian studi

kasus, yaitu penelitian yang berfokus menggambarkan dan memahami

fenomena (konsep) (Dharma, 2011). Desain yang dipakai dalam penelitian

adalah studi kasus, yaitu studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan

keperawatan Pada Anak yang mengalami Bronkopneumonia dengan

Hipertermi di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2018.

B. Batasan Penelitian

Batasan konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel, yang

dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak

menyimpang (Sutedi, 2009). Batasan dalam penelitian ini yaitu Asuhan

keperawatan Pada Anak yang mengalami Bronkopneumonia dengan

Hipertermi di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2018.

Variabel Batasan istilah Cara ukur


Proses infeksi akut yang mengenai jaringan Melakukan observasi,
Bronkopneumonia paru (alveoli), ditandai dengan : demam, sakit Pemeriksaan fisik (IPPA),
kepala, batuk, sesak, napas dan mengeluarkan Pemeriksaan laboratorium
sputum dan rekam medik
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal Melakukan observasi,
Hipertermi (36,5oC-37,5oC). Ditandai dengan : peningkatan Wawancara,
suhu tubuh di atasi kisaran normal, kulit Pemeriksaan fisik
kemerahan, tangan teraba hangat, takikardi, (Menggunakan
takipneu, konvulsi termometer digital)

36
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
37

C. Partisipan

Partisipan adalah orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan atau

yang ikut berperan didalam penelitian ini. Partisipan digunakan apabila

subyek mewakili suatu kelompok tertentu (Hermawanto, 2010). Partisipan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien yaitu anak dengan kriteria

usia 0-6 tahun dengan diagnosa medis bronkopneumonia dengan masalah

keperawatan Hipertermi. Apabila pasien pulang selama proses keperawatan

maka akan dilakukan Homecare atau mengganti pasien lain dengan kriteria

yang sama.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Alamanda RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung pada bulan April-Mei 2018 dengan 3 kali kunjungan.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien (Yenichrist,2008).

Metode pengumpulan data yang di gunakan yaitu :

1. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013) wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat

kesehatan, pola kebiasaan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kondisi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

psikososial. Sumber data didapatkan dari klien, keluarga, atau rekam

medik dari rumah sakit.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa, observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk

menentukan masalah kesehatan klien (Yenichrist,2008).

Hasil pengukuran bronkopneumonia dilakukan dengan pendekatan IPPA :

inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi pada sistem tubuh klien. Sedangkan

masalah keperawatan hipertermi menggunakan alat yaitu termometer

untuk mengetahui suhu tubuh anak, wawancara dan pemeriksaan fisik.

3. Intervensi dan implementasi

Dari masalah hipertermi intervensi yang akan peneliti lakukan adalah

melakukan tindakan kompres tepid sponge yang dilakukan sesuai SOP

(terlampir) setelah itu akan dibandingkan antara pasien 1 dan 2 manakah

yang mengalami penurunan suhu tubuh paling besar dan implementasi

yang dilakukan didokumentasikan sesuai format asuhan keperawatan anak.

4. Evaluasi dan dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013) dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seorang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Studi dokumentasi ini menggunakan rekam medik berupa pemeriksaan

diagnostik dan hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk pengumpulan data

menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan anak, hasil

implementasi di evaluasi dan di dokumentasikan.

F. Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013)

Analisa data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Data

Data yang telah dikumpulkan melalui wawancara, observasi,

Implementasi, evaluasi dan dokumentasi kemudian ditulis dalam bentuk

catatan lapangan dan dibuat transkrip dengan menggunakan format

pengkajian asuhan keperawatan anak dan SOP.

2. Mereduksi Data

Data yang telah dibuat dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan

menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada

dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel dan teks naratif,

kerahasiaan klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas

klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada

hasil penelitian terdahulu secara teori dengan prilaku kesehatan. Penarikan

kesimpulan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait proses

keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

Etika yang mendasari penelitian ini adalah :

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien) yaitu persetujuan untuk

berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan

yang lengkap dan terbuka peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan

penelitian.

2. Anonimity (tanpa nama) merupakan kerahasiaan identitas nama klien

dengan inisial.

3. Confredentiality (kerahasiaan) manusia sebagai subjek penelitian memiliki

privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi namun

tidak bisa di pungkiri bahwa penelitian menyebabkan keterbukaan

informasi tentang subjek, sehingga peneliti perlu merahasiakannya.

Sebagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin

diidentifikasi dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

lain prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas dan

kemudian diganti dengan kode tertentu agar tidak terekspos (Dharma,

2011).

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan
Peneliti mencari buku dan artikel yang berhubungan dengan sumber untuk

penelitian melihat fenomena dan disusun dengan pembimbing serta

meminta izin untuk mencari data-data di ruang Alamanda RSUD Dr. Hi.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung untuk diangkat dalam penelitian.

Peneliti melakukan rancangan proposal penelitian, kemudian proposal

konsulkan kepada pembimbing setelah proposal disetujui oleh dosen

pembimbing kemudian proposal diujikan. Setelah proposal diuji dan

disetujui oleh dosen pembimbing dan dosen penguji, peneliti mengajukan

perizinan ke tempat penelitian melalui instansi pendidikan.

2. Tahap pelaksanaan
Peneliti mendapat izin dari RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung, kemudian mengumpulkan data dengan cara melakukan

observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan melihat

pendokumentasian rekam medis. Pengumpulan data ini berlangsung

selama tiga hari. Pada hari pertama peneliti akan melakukan pengkajian,

menganalisa data dan menyusun rencana keperawatan, pada hari ke dua

peneliti melaksanakan intervensi yang sudah di buat, pada hari ke tiga

peneliti melanjutkan intervensi dan mengevaluasi keefektifan intervensi

yang dilakukan. Kelengkapan hasil observasi diperiksa kembali, setelah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data

dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori, hasil pengolahan

dan analisis data dirumuskan kesimpulan penelitian, kemudian data

disajikan dalam bentuk tabel dan menggunakan tehnik pendokumentasian

asuhan keperawatan.

3. Tahap akhir
Hasil pengolahan data disajikan dengan presentasi. Setelah melakukan

sidang dan disetujui untuk dilakukan penjilidan hasil penelitian

dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Profil RSUD Abdul Moeloek

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek adalah sebuah rumah

sakit type B yang terletak di Bandar Lampung, Indonesia. Rumah sakit ini

berada di Jl. Dr. Rivai no. 6, bandar lampung dan di bawah pengelolaan

Pemerintah Provinsi Lampung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul

Moeloek saat ini menjadi Rumah Sakit rujukan tertinggi untuk Rumah

Sakit di 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek didirikan tahun 1914

sebagai rumah sakit perkebunan Pemerintah Hindia Belanda untuk

merawat buruh perkebunannya. Pada awal berdirinya, rumah sakit ini

berkapasitas 100 tempat tidur. Kepemilikan rumah sakit ini terus berubah

sejalan dengan perubahan pemerintahan, sejak tahun 1942 sampai

sekarang pengelolanya adalah :

a. Tahun 1942 s.d 1945 sebagai Rumah Sakit tempat merawat tentara

Jepang

b. Tahun 1945 s.d 1950 sebagai Rumah Sakit Umum dikelola oleh

Pemerintah Pusat Republik Indonesia.

c. Tahun 1950 s.d 1964 sebagai Rumah Sakit Umum dikelola oleh

Pemerintah Daerah Sumatera Selatan

d. Tahun 1964 s.d 1965 sebagai Rumah Sakit Umum dikelola oleh

Pemerintah Kodya Tanjung Karang

43
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
44

e. Tahun 1965 s.d sekarang sebagai Rumah Sakit Umum, dikelola oleh

Pemerintah Provinsi Lampung,

2. Visi dan Misi


Visi : Rumah Sakit Profesional kebanggaan Masyarakat Lampung
Misi :
a. Memberikan pelayanan prima di segala bidang

b. Menyelenggarakan dan kembangkan pusat-pusat pelayanan unggulan

c. Membentuk sumber daya manusia profesional bidang kesehatan

d. Menjadikan Pusat Penelitian bidang kesehatan

Motto : ASRI (Aktif, Segera, Ramah dan Inofatif)

3. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien Dan Keluarga

Tabel 4.1 Identitas Pasien Dan Keluarga


Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2 Kesenjangan
Identitas pasien Tidak terdapat
Nama By. Ro By. Ri kesenjangan
usia/Tanggal lahir 0 thn 5 bln 23 hr / 01-12- 0 thn 5 bln 23 hr / 01-12-
Jenis kelamin 2017 2017
Agama Laki-Laki Laki-Laki
Alamat Islam Islam
Dusun Bumi Rahayu Dusun Bumi Rahayu

Nama Ayah Tn. K Tn. K


Umur 28 tahun 28 tahun
Agama Islam Islam
Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-Laki
Pendidikan Diploma III Diploma III
Pekerjaan Staf kampus Staf kampus

Nama Ibu Ny. N Ny. N


Umur 26 tahun 26 tahun
Agama Islam Islam
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

b. Riwayat Kesehatan

Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan


Riwayat Kesenjangan
kesehatan saat Pasien 1 Pasien 2
ini
Alasan masuk Pasien datang ke Rumah Pasien datang ke Rumah 1. Alasan
rumah sakit Sakit Umum Daerah Abdul Sakit Umum Daerah Abdul masuk
Moeloek melalui UGD pada Moeloek melalui UGD pada rumah
tanggal 21 Mei 2018, Pasien tanggal 21 Mei 2018, Pasien sakit
diantar oleh ibunya dengan diantar oleh ibunya dengan 2. Keluhan
keluhan sesak, batuk keluhan sesak, batuk utama
berdahak disertai pilek sejak berdahak disertai pilek sejak
1 Bulan yang lalu, Demam 2 Minggu yang lalu, Demam
sejak 2 Minggu naik turun. sejak 1 Minggu naik turun.
BAB lendir sejak 3 hari lalu, BAB lendir sejak 3 hari lalu,
Setelah dilakukan Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik, didapatkan pemeriksaan fisik, didapatkan
hasil : hasil :
RR : 55 kali/menit RR : 50 kali/menit
Nadi : 130 kali/menit Nadi : 130 kali/menit
Suhu : 38,20C Suhu : 38oC
Pasien terpasang therapy Pasien terpasang therapy
infuse D5 10 tetes/menit infuse D5 10 tetes/menit
(mikro), Pasien terpasang (mikro), Pasien terpasang
oksigen 1 liter/menit oksigen 1 liter/menit

Keluhan utama Pada saat dilakukan Pada saat dilakukan


pengkajian tanggal 23 Mei pengkajian tanggal 23 Mei
2018 pukul 13 : 40 WIB, Ibu 2018 pukul 13 : 40 WIB, Ibu
Pasien mengatakan anaknya Pasien mengatakan anaknya
Demam, ibu Pasien Demam, ibu Pasien
mengatakan demam naik mengatakan demam naik
turun sejak 2 Minggu lalu, turun sejak 1 Minggu lalu,
ibu Pasien mengatakan saat ibu Pasien mengatakan saat
demam Pasien rewel dan demam kllien rewel dan
demam berkurang apabila demam berkurang apabila
sudah di kompres dan diberi sudah di kompres dan diberi
obat. obat.
Saat dilakukan pemeriksaan Saat dilakukan pemeriksaan
fisik didapatkan hasil : fisik didapatkan hasil :
Kesadaran : Kesadaran :
Composmentis Composmentis
Nadi : 130 kali/menit Nadi : 130kali/menit,
Pernafasan : 58 kali/menit Pernafasan: 50 kali/menit
Suhu tubuh : 38,2oC Suhu tubuh : 38oC
Keluhan Penyerta : ibu Pasien Keluhan Penyerta : ibu Pasien
mengatakan anaknya batuk mengatakan anaknya sesak
berdahak disertai sesak, sesak dan batuk berdahak, sesak
yang dialami Pasien akan yang dialami pasien akan
terlihat saat Pasien batuk. Ibu terlihat berat ketika klien
Pasien mengatakan pada saat batuk. Ibu pasien mengatakan
Pasien sesak sampai anaknya sesak sampai
menangis. menangis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

Riwayat
penyakit masa Pasien 1 Pasien 2 Kesenjangan
lalu
Penyakit yang Ibu Pasien mengatakan baru Ibu Pasien mengatakan baru Tidak
pernah di alami kali ini anaknya mengalami kali ini anaknya mengalami terdapat
batuk pilek dan demam sejak batuk pilek dan demam sejak kesenjangan
2 Minggu sebelum masuk 1 minggu sebelumnya pasien
rumah sakit sebelumnya di obati dengan obat dari
pasien di obati dengan obat apotik namun anaknya belum
dari apotik namun anaknya sembuh. Ibu Pasien
belum sembuh. Ibu Pasien mengatakan Pasien tidak
mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat kejang
mempunyai riwayat kejang dan tidak pernah mimisan.
dan tidak pernah mimisan.

Dirawat di Rs Ibu Pasien mengatakan belum Ibu Pasien mengatakan belum


pernah di rawat di rumah pernah di rawat di rumah
sakit lain dan tidak pernah sakit lain dan tidak pernah
operasi. operasi

Kecelakaan Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan


(terbentur/jatuh) anaknya tidak pernah anaknya tidak pernah
terbentur atau terjatuh. terbentur atau terjatuh.

Riwayat alergi ibu Pasien mengatakan ibu Pasien mengatakan


anaknya alergi terhadap debu anaknya alergi terhadap debu
dan asap rokok. dan asap rokok.

c. Riwayat Keluarga (Genogram)

Bagan 4.1 Genogram Pasien 1

Keterangan gambar :
: Laki – Laki X : Meninggal : Perempuan

: Pasien : Menikah : Keturunan

: Tinggal serumah

Kesimpulan :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

Pasien anak pertama dari 2 bersaudara, Pasien tinggal bersama kedua

orang tua dan adiknya, ibu Pasien mengatakan adiknya menderita

penyakit yang sama dengan Pasien dan di rawat di Rumah Sakit

Umum Daerah Abdul Moeloek Tanggal 21 mei 2018 di bangsal anak,

ibu Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit keturunan seperti asma dan Diabetes Melitus.

Bagan 4.2 Genogram Pasien 2

Keterangan gambar :

: Laki – Laki X : Meninggal : Perempuan

: Pasien : Menikah : Keturunan

: Tinggal serumah

Kesimpulan :

Pasien anak kedua dari 2 bersaudara, Pasien tinggal bersama kedua

orang tua dan kakaknya, ibu Pasien mengatakan kakaknya menderita

penyakit yang sama dengan Pasien dan di rawat di Rumah Sakit

Umum Daerah Abdul Moeloek Tanggal 21 mei 2018 di bangsal anak,

ibu Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit keturunan seperti asma dan Diabetes Melitus.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

d. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran

Tabel 4.3 Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran


Riwayat Kesenjangan
kehamilan dan Pasien 1 Pasien 2
kelahiran
Selama Ibu Pasien mengatakan selama Ibu Pasien mengatakan selama tidak terdapat
kehamilan hamil rutin memeriksakan hamil rutin memeriksakan kesenjangan
kehamilannya Ketenaga kehamilannya Ketenaga
kesehatan Seperti bidan, kesehatan Seperti bidan,
selama kehamilan ibu Pasien selama kehamilan ibu Pasien
mendapatkan satu kali mendapatkan satu kali
imunisasi. Selama kehamilan imunisasi. Selama kehamilan
ibu Pasien mengatakan ibu Pasien mengatakan
mengalami flek dan resiko mengalami flek dan resiko
perdarahan oleh karena itu ibu perdarahan oleh karena itu ibu
Pasien selalu memeriksakan Pasien selalu memeriksakan
kandungannya tiap bulannya, kandungannya tiap bulannya,
Ibu Pasien mengatakan saat Ibu Pasien mengatakan saat
kehamilan Nutrisi kehamilan Nutrisi
kehamilannya terpenuhi kehamilannya terpenuhi
seperti nasi, sayur, lauk, buah- seperti nasi, sayur, lauk, buah-
buahan dan susu. buahan dan susu.

Saat kelahiran Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan


anaknya lahir di rumah sakit anaknya lahir di rumah sakit
didekat tempat tinggal Pasien, didekat tempat tinggal Pasien,
saat usia kehamilan 8 bulan saat usia kehamilan 8 bulan
dan dengan persalinan seksio dan dengan persalinan seksio
cesarea, kondisi bayi prematur cesarea, kondisi bayi prematur
dan tidak menangis, BB: 2,1 dan tidak menangis, BB: 2,3
kg Dengan panjang 45 cm. kg Dengan panjang 45 cm.

Setelah Ibu Pasien mengatakan selama Ibu Pasien mengatakan selama


kelahiran perawatan tali pusat dirawat perawatan tali pusat dirawat
oleh bidan. Ibu Pasien oleh bidan. Ibu Pasien
mengatakan bayinya mengatakan bayinya
dimandikan oleh perawat, Ibu dimandikan oleh perawat, Ibu
Pasien Mengatakan Pasien Mengatakan
memberikan asi dan memberikan asi dan
melakukan perawatan melakukan perawatan
payudara payudara
Riwayat
Pasien 1 Pasien 2
imunisasi
Imunisasi Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan Tidak terdapat
dasar anaknya mendapatkan anaknya mendapatkan kesenjangan
imunisasi BCG, Hepatitis B, imunisasi BCG, Hepatitis B,
DPT dan imunisasi Polio DPT dan imunisasi Polio
sesuai jadwal imunisasi. sesuai jadwal imunisasi.

Riwayat Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan


pertumbuhan anaknya bisa miring di usia 3 anaknya bisa miring di usia 3
dan bulan dan membalik badan di bulan dan membalik badan di
perkembangan usia 5 bulan, belum mampu usia 4 bulan, belum mampu
merangkak, Pasien sudah merangkak, Pasien sudah
mampu untuk menggenggam mampu untuk menggenggam
secara sadar saat diberi objek. secara sadar saat diberi objek.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

Riwayat
Pasien 1 Pasien 2
psikososial
Pola Interaksi Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan Tidak terdapat
anaknya hanya mampu anaknya hanya mampu kesenjangan
berinteraksi dengan orang tua berinteraksi dengan orang tua
dan orang disekitarnya dengan dan orang disekitarnya dengan
menangis jika Pasien haus dan menangis jika Pasien haus dan
mengompol. mengompol.

Pola Kultur Ibu Pasien mengatakan bahasa Ibu Pasien mengatakan bahasa
yang digunakan sehari-hari yang digunakan sehari-hari
dalam rumah adalah bahasa dalam rumah adalah bahasa
Indonesia, keluarga Pasien indonesia, keluarga Pasien
bersuku Jawa dan tinggal bersuku jawa dan tinggal
dipemukiman yang mayoritas dipemukiman yang mayoritas
bersuku lampung dan jawa. bersuku lampung dan jawa.

Pola Rekreasi Ibu Pasien mengatakan dalam Ibu Pasien mengatakan dalam
keluarga jarang melakukan keluarga jarang melakukan
kegiatan rekreasi diluar kegiatan rekreasi diluar
rumah, jika keluarga ingin rumah, jika keluarga ingin
hiburan biasanya hanya hiburan biasanya hanya
berkumpul dirumah bersama berkumpul dirumah bersama
anggota keluarga lainnya. anggota keluarga lainnya.

Pola Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan


Lingkungan kondisi rumah terjaga kondisi rumah terjaga
Fisik kebersihannya karena lokasi kebersihannya karena lokasi
rumah yang jauh dari polusi rumah yang jauh dari polusi
udara dan limbah pabrik udara dan limbah pabrik
namun ayah Pasien perokok namun ayah Pasien perokok
aktif dirumah dan dirumah aktif dirumah dan dirumah
masih sering menggunakan masih sering menggunakan
kipas angin. kipas angin.

Penanam Ibu Pasien mengatakan dalam Ibu Pasien mengatakan dalam


Nilai keluarga ditanamkan nilai keluarga ditanamkan nilai
Kepercayaan kepercayaan agama islam dan kepercayaan agama islam dan
selalu menjalankan ibadah selalu menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama islam. sesuai ajaran agama islam.

e. Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Sebelum Dan

Saat Sakit)

Tabel 4.4 Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Sebelum Dan Saat
Sakit)
Pola Kesenjangan
Pasien 1 Pasien 2
kebiasaan
Pola Sebelum Sakit Sebelum Sakit Pola nutrisi
nutrisi Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya saat sakit
masih mendapatkan ASI masih mendapatkan ASI
eksklusif, eksklusif

Saat Sakit Saat Sakit


Ibu Pasien mengatakan saat Ibu Pasien mengatakan saat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

sakit anaknya sudah tidak sakit anaknya masih


eksklusif ASI dan minum susu mendapatkan eksklusif ASI
formula belum ada makanan eksklusif belum ada makanan
tambahan. tambahan,
Pola BAK BAK Tidak
eliminasi Sebelum Sakit Sebelum Sakit terdapat
Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya kesenjangan
BAK 3-4x ganti Peppers ukuran BAK 3-4x ganti Peppers ukuran
S/Hari dalam waktu yang tidak S/Hari dalam waktu yang tidak
menentu dengan warna urine menentu dengan warna urine
kuning jernih, bau khas dan kuning jernih, bau khas dan
tidak mengalami gangguan saat tidak mengalami gangguan saat
BAK. BAK.

Saat Sakit Saat Sakit


Ibu Pasien mengatakan saat Ibu Pasien mengatakan saat
sakit anaknya BAK sakit anaknya BAK
menggunakan pampers, dalam menggunakan pampers, dalam
sehari Pasien dapat mengganti sehari Pasien dapat mengganti
Peppers sebanyak 1-2x Peppers Peppers sebanyak 1-2x Peppers
ukuran S, dengan warna urine ukuran S, dengan warna urine
kuning jernih, bau khas. kuning jernih, bau khas.

BAB BAB
Sebelum Sakit Sebelum Sakit
Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya
BAB 1x/hari dengan warna BAB 1x/hari dengan warna
feses kuning kecoklatan, bau feses kuning kecoklatan, bau
khas dan konsistensi feses khas dan konsistensi feses
lembek, dan tidak ada keluhan lembek, dan tidak ada keluhan
saat BAB saat BAB

Saat Sakit Saat Sakit


Ibu Pasien mengatakan saat Ibu Pasien mengatakan saat
sakit Pasien BAB lendir ± 1-2 sakit Pasien BAB lendir ± 1-2
kali/hari dengan warna feses kali/hari dengan warna feses
Kuning kecoklatan, bau khas. Kuning kecoklatan, bau khas.
Pola Sebelum Sakit Sebelum Sakit Balance
cairan dan Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya cairan
elektrolit minum ASI eksklusif tidak minum ASI eksklusif tidak
menentu berapa kali/hari, dan menentu berapa kali/hari
tidak ada cairan tambahan.

Saat Sakit Saat Sakit


Ibu Pasien mengatakan saat Ibu Pasien mengatakan saat
sakit minum ASI 4-5x/hari dan sakit minum ASI eksklusif 4-
susu formula ±60 cc/ hari 5x/hari dan terpasang infus D5
danterpasang infus D5 10 tetes/ 10 tetes/ menit (mikro)
menit (mikro)
Balance cairan
Balance cairan IWL: 30-50 x kg BB
IWL: 30-50 x kg BB : 30 x 6,5kg BB
: 30 x 6,1kg : 195 cc/kg
= 183 cc/kg Infuse :
Infuse: ∑tetes =
∑tetes =
10 =
10 = ∑cairan =240 cc

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

∑cairan = 240 cc
Air metabolic = 8 x BB = 8 x
Air metabolic = 8 x BB 6,5= 52 cc
= 8 x 6,1
= 48,8 cc Input : Infuse + AM
= 240 + 52cc
Input : Infuse + AM = 292 cc
= 240 + 48,8cc Output : Iwl
= 288,8 cc = 195 cc
Output : Iwl =183 cc
Balance cairan= input – output Balance cairan= input – output
= 288,8 – 183 = 292 – 195
= 105 cc = 97 cc
Pola tidur Sebelum Sakit Sebelum sakit Tidak
Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya terdapat
tidur 11 jam perhari, malam hari tidur 11 jam perhari, malam hari kesenjangan
8-9 jam, siang 2-3 jam, Ibu 8-9 jam, siang 2-3 jam, Ibu
Pasien tidak ada kebiasaan Pasien tidak ada kebiasaan
sebelum tidur atau pengantar sebelum tidur atau pengantar
tidur yang dilakukan Pasien tidur yang dilakukan Pasien
sebelum tidur. sebelum tidur.

Saat Sakit Saat Sakit


Ibu Pasien mengatakan saat Ibu Pasien mengatakan saat
sakit anaknya sulit tidur dan sakit anaknya sulit tidur dan
tidak teratur pola tidurnya, Ibu tidak teratur pola tidurnya, Ibu
Pasien mengatakan Pasien Pasien mengatakan Pasien
sering terbangun dari tidur sering terbangun dari tidur
karena Pasien batuk. karena Pasien batuk.
Pola Sebelum Sakit Sebelum Sakit Tidak
hygene Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya terdapat
tubuh mandi 2x/hari,pada pagi dan mandi 2x/hari,pada pagi dan kesenjangan
sore hari. sore hari.
Saat Sakit Saat Sakit
Ibu Pasien mengatakan saat Ibu Pasien mengatakan saat
sakit Pasien hanya dilap sakit Pasien hanya dilap
menggunakan air hangat dan menggunakan air hangat dan
diolesi dengan minyak bayi, diolesi dengan minyak bayi,
pada pagi dan sore hari atau saat pada pagi dan sore hari atau saat
Pasien mengompol. Pasien mengompol.
Pola Sebelum Sakit Sebelum Sakit Tidak
aktivitas Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya terdapat
hanya dibaringkan ditempat hanya dibaringkan ditempat kesenjangan
tidur dan bermain dengan orang tidur dan bermain dengan orang
sekitarnya. sekitarnya.

Saat Sakit Saat Sakit


Ibu Pasien mengatakan anaknya Ibu Pasien mengatakan anaknya
hanya dibaringkan ditempat hanya dibaringkan ditempat
tidur dan kadang digendong saat tidur dan kadang digendong saat
Pasien menangis dan minum asi. Pasien menangis dan minum asi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

f. Kondisi Psikososial Saat Sakit

Tabel 4.5 Kondisi Psikososial Saat Sakit


Kondisi
Pasien 1 Pasien 2 Kesenjangan
psikososial
Psikologis Orang tua Pasien sangat Orang tua Pasien sangat Tidak
Pola mengharapkan anaknya cepat mengharapkan anaknya cepat terdapat
pertahanan sembuh dari sakitnya. sembuh dari sakitnya. kesenjangan
keluarga Keluarga Pasien mengetahui Keluarga Pasien mengetahui
Pengetahuan tentang penyakit yang diderita tentang penyakit yang diderita
keluarga oleh anaknya namun belum oleh anaknya namun belum
tahu cara perawatan dan tahu cara perawatan dan
pengobatannya. pengobatannya.

g. Pemeriksaan Fisik Umum

Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik Umum


Pemeriksaan
Pasien 1 Pasien 2 Kesenjangan
fisik
Pengukuran Tinggi Badan : 64 cm Tinggi Badan : 65 cm Pengukuran
pertumbuhan BB Sebelum Sakit : 6,8 kg, BB Sebelum Sakit : 7,1 kg, tubuh
BB saat sakit : 6,1 kg BB saat sakit : 6,5 kg
Antropometri Antropometri
Lingkar Kepala : 41 cm Lingkar Kepala : 42 cm
Lingkar Dada : 45 cm Lingkar Dada : 46 cm
Lingkar Perut : 45 cm Lingkar Perut : 46 cm
LILA : 13 cm LILA : 15 cm
Perkembangan Motorik halus : bayi mampu Motorik halus : bayi mampu Kemampuan
saat ini menggenggam mainan secara menggenggam mainan secara motorik
sadar saat usia 5 bulan sadar saat usia 5 bulan
Motorik kasar : bayi mampu Motorik kasar : bayi mampu
berguling dari depan berguling dari depan
kebelakang di usia 5 bulan. kebelakang di usia 4 bulan.
Psikososial : bayi sering Psikososial : bayi cenderung
tersenyum, mengoceh dan lebih pendiam namun sering
tertawa. bergerak.
Refleks primitif Reflek menghisap Reflek menghisap Tidak terdapat
Reflek menghisap Pasien Reflek menghisap Pasien kesenjangan
baik, Ibu Pasien mengatakan baik, Ibu Pasien mengatakan
saat bayi diberikan asi oleh saat bayi diberikan asi oleh
ibunya bayi langsung reflek ibunya bayi langsung reflek
untuk menghisap untuk menghisap
Reflek menggenggam Reflek menggenggam
Reflek menggenggam Pasien Reflek menggenggam Pasien
baik, pada saat bayi diberikan baik, pada saat bayi diberikan
sentuhan dengan jari, bayi sentuhan dengan jari, bayi
spontan menggenggam jari spontan menggenggam jari
Reflek mencari (Rooting Reflek mencari (Rooting
Reflek) Reflek)
Reflek mencari baik, pada Reflek mencari baik, pada
saat Pasien diberikan saat Pasien diberikan
sentuhan pada area sekitar sentuhan pada area sekitar
bibir, Pasien secara langsung bibir, Pasien secara langsung
mencari sentuhan tersebut mencari sentuhan tersebut
Reflek moro Reflek moro
Reflek moro baik, ibu Pasien Reflek moro baik, ibu Pasien

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

mengatakan saat dikejutkan mengatakan saat dikejutkan


atau saat mendengar suara atau saat mendengar suara
bayi menangis spontan Pasien bayi menangis spontan Pasien
menangis menangis
Reflek babinski Reflek babinski
Reflek babinski baik, pada Reflek babinski baik, pada
saat telapak kaki Pasien saat telapak kaki Pasien
diberikan sentuhan jari-jari diberikan sentuhan jari-jari
tangan Pasien secara spontan tangan Pasien secara spontan
menggengggam tangan menggengggam tangan
ibunya. ibunya.
Keadaan umum Kesadaran : Composmentis Kesadaran: Composmentis 1. Suhu tubuh
Tanda-Tanda Vital : Tanda-Tanda Vital 2. RR
Nadi :130 x/menit Nadi : 130 x/menit
Pernafasan :58 x/menit Pernafasan : 50 x/menit
Suhu tubuh :38,2oC Suhu tubuh : 38oC

h. Pemeriksaan Fisik Khusus

Tabel 4.7 Pemeriksaan Fisik Khusus


Pemeriksaan Kesenjangan
Pasien 1 Pasien 2
fisik
Sistem Posisi mata antara kanan dan Posisi mata antara kanan dan Tidak
Penglihatan kiri simetris, pupil anisokor, kiri simetris, pupil anisokor, terdapat
reaksi terhadap cahaya baik, reaksi terhadap cahaya baik, kesenjangan
konjungtiva ananemis, kelopak mata tidak terdapat
scelera anikterik, kornea edema atau lesi, konjungtiva
jernih, kelopak mata tidak ananemis, scelera anikterik,
terdapat edema atau lesi kornea jernih
Sistem Bentuk telinga dan posisi Bentuk telinga dan posisi Tidak
Pendengaran telinga antara kanan dan kiri telinga antara kanan dan kiri terdapat
simetris, terdapat serumen simetris, terdapat serumen kesenjangan
namun tidak terdapat cairan namun tidak terdapat cairan
yang keluar, tidak ada tanda- yang keluar, tidak ada tanda-
tanda peradangan, fungsi tanda peradangan, fungsi
pendengaran baik pendengaran baik.
Sistem Tidak ada jejas, pergerakan Tidak ada jejas, pergerakan Respirasi rate
Pernafasan dinding dada simetris, dinding dada simetris,
terdapat tarikan dinding dada terdapat tarikan dinding dada
kedalam, terdapat kedalam, terdapat
penumpukan secret pada penumpukan secret pada
jalan nafas, irama nafas tidak jalan nafas, irama nafas tidak
teratur, suara nafas ronchi, teratur, suara nafas ronchi,
RR 58x/menit. Pasien sesak, RR 50x/menit. Pasien sesak,
Pasien terpasang O2 1 Pasien terpasang O2 1
L/menit. L/menit.
Sistem Sirkulasi Perifer Sirkulasi Perifer Tidak
Kardiovaskuler Nadi teraba kuat dengan Nadi teraba kuat dengan terdapat
irama teratur, temperatur irama teratur, temperatur kesenjangan
kulit hangat, tidak terdapat kulit hangat,tidak terdapat
sianosis, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat
edema. edema.
Sirkulasi jantung Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apikal 130 Kecepatan denyut apikal 130
x/menit, irama teratur, x/menit, irama teratur,
kelainan bunyi jantung tidak kelainan bunyi jantung tidak
ada, tidak terdapat distensi ada, tidak terdapat distensi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

vena jugularis, bunyi jantung vena jugularis, bunyi jantung


S1 ddan S2 S1 ddan S2
Sistem GCS 15 (E4 V5 M6), reaksi GCS 15 (E4 V5 M6), reaksi Tidak
Neurologi terhadap cahaya baik dan terhadap cahaya baik dan terdapat
tidak terdapat gangguan pada tidak terdapat gangguan pada kesenjangan
sirkulasi serebral. sirkulasi serebral.
Sistem Mukosa bibir lembab dengan Mukosa bibir lembab dengan Tidak
pencernaan keadaan mulut bersih, tidak keadaan mulut bersih, tidak terdapat
mual dan tidak muntah, mual dan tidak muntah, kesenjangan
bising usus 12x/menit tidak bising usus 10x/menit, tidak
teraba adanya pembesaran teraba adanya pembesaran
hati dan limfa, keadaan anus hati dan limfa, keadaan anus
+. +.
Sistem Endokrin Tidak terdapat tremor dan Tidak terdapat tremor dan Tidak
tidak terdapat pembesaran tidak terdapat pembesaran terdapat
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kesenjangan
Sistem Keadaan umbilikis bersih, Keadaan umbilikis bersih, Tidak
Urogenital tidak ada massa, keadaan tidak ada massa, keadaan terdapat
genetalia bersih genetalia bersih kesenjangan
Sistem Rambut Pasien tidak mudah Rambut Pasien tidak mudah Tidak
Integumen rontok, warna hitam, kulit rontok, warna hitam, kulit terdapat
kepala bersih, turgor kulit kepala bersih, turgor kulit kesenjangan
elastis, warna kulit kuning elastis, warna kulit kuning
langsat, keadaan kulit Pasien langsat, keadaan kulit Pasien
bersih, kuku Pasien terpotong bersih, kuku Pasien terpotong
pendek bersih, Akral teraba pendek bersih,
hangat Akral teraba hangat.
Sistem Pasien tidak mengalami Pasien tidak mengalami Tidak
Muskuloskeletal kesulitan dalam pergerakan kesulitan dalam pergerakan terdapat
tangan dan kaki, tidak tangan dan kaki, tidak kesenjangan
terdapat tanda-tanda fraktur / terdapat tanda-tanda fraktur /
kontraktur, Pasien tidak kontraktur, Pasien tidak
memiliki kelainan bentuk memiliki kelainan bentuk
tulang dan sendi. tulang dan sendi.
Sistem Tidak terdapat pembesaran Tidak terdapat pembesaran Tidak
Imunologi kelenjar getah bening. kelenjar getah bening. terdapat
kesenjangan

i. Test Diagnostik

Tanggal Pemeriksaan 22 Mei 2018


Tabel 4.8 Pemeriksaan Lab dan Test Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
Kesenjangan
Jenis pemeriksaan Hasil Pasien 1 Hasil Pasien 2 Nilai Normal
Hemoglobin 11,8 g/dL 11,1 g/dL 10,10-12,90 g/dL -
Leukosit 7.230 /µL 7.070 /µL 6.000-17.500 /µL -
Eritrosit 5,2 /µL 4,2 /µL 3,2-5,2 juta/µL -
Hematokrit 37 % 33 % 32-44 % -
Trombosit 476.000 /µL 454.000 /µL 217.000-497.000 /µL -
MCH 21 g/dL 22 g/dL 21-33 g/dL -
MCHC 29 g/dL 29 g/dL 26-34 g/dL -
Basofil 0% - 0-1 % -
Eosinofil 3% - 0-8 % -
Batang 0% - 0-8 % -
Segmen 38 % - 17-60 % -

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

Limfosit 52 % - 20-70 % -
Monosit 7% - 1-11 % -
LED 15% 13 % 0-10 % Meningkat
Natrium 136 mmol/L 132 mmol/L 135-145 mmol/L -
Kalium 4,9 mmol/L 3,8 mmol/L 3,5-5,0 mmol/L -
Calsium 9,3 mmol/L 8,8 mmol/L 8,6-10,0 mg/dL -
Pemeriksaan diagnostik
Jenis pemeriksaan Hasil Pasien 1 Hasil Pasien 2
Bronkopneumonia bilateral, Bronkopneumonia bilateral,
Foto chest AP -
Tidak terdapat kardiomegali Tidak terdapat kardiomegali

Kesenjangan : terdapat kesenjangan di LED pasien

j. Pengobatan / Therapy

Tabel 4.9 Pengobatan / Therapy Pasien 1


Jenis therapy Waktu pemberian / hari
Cara
No (obat, cairan, O2 Dosis
pemberian 24/05/18 25/05/18 26/05/18
dll)
1. 300 mg / 3cc 06.00 06.00 06.00
Cefotaxime IV
/12 jam 18.00 18.00 18.00
2. 06.00 06.00 06.00
350 mg/ 3,5cc
Ampicilin IV 14.00 14.00 14.00
/8 jam
22.00 22.00 22.00
3. 06.00 06.00 06.00
Sanmol 60 mg/ 2,5 ml
Oral 14.00 14.00 14.00
(Paracetamol) /8 jam
22.00 22.00 22.00
4. Ventolin 2,5mg / 1 ampul 06.00 06.00 06.00
Inhalasi
(Salbutamol) /12 jam 18.00 18.00 18.00
5.
Oksigen 1-2 L/menit

Tabel 4.10 Pengobatan / Therapy Pasien 2


Jenis therapy Waktu pemberian / hari
Cara
No (obat, cairan, O2 Dosis
pemberian 24/05/18 25/05/18 26/05/18
dll)
6. 300 mg /3cc 06.00 06.00 06.00
Cefotaxime IV
/12 jam 18.00 18.00 18.00
7. 06.00 06.00 06.00
350 mg/ 3,5cc
Ampicilin IV 14.00 14.00 14.00
/ 8 jam
22.00 22.00 22.00
8. 06.00 06.00 06.00
Sanmol 60 mg /2,5ml
Oral 14.00 14.00 14.00
(Paracetamol) /8 jam
22.00 22.00 22.00
9. Ventolin 2,5mg/ 1 ampul 06.00 06.00 06.00
Inhalasi
(Salbutamol) /12 jam 18.00 18.00 18.00
10.
Oksigen 1-2 L/menit

Kesenjangan :

Tidak terdapat kesenjangan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

k. Resume Keperawatan

Tabel 4.11 Resume Keperawatan


Resume
Pasien 1 Pasien 2
keperawatan
Saat di ugd Nama : By. Ro Nama : By. Ri
No.Registrasi: 550016 No.Registrasi: 550017
Tanggal : 21 Mei 2018 Tanggal : 21 Mei 2018
Jam : 10 : 15 WIB Jam: 10 : 15 WIB
Pasien datang ke RSAM melalui UGD Pasien datang ke RSUDAM melalui
pada tanggal 21 Mei 2018, Pasien UGD pada tanggal 21 Mei 2018,
diantar oleh ibunya dengan keluhan Pasien diantar oleh ibunya dengan
sesak, batuk berdahak disertai pilek keluhan sesak, batuk berdahak disertai
sejak 1 Bulan yang lalu, Demam sejak 2 pilek sejak 6 hari yang lalu, Demam
minggu naik turun. BAB lendir sejak 3 sejak 1 minggu naik turun. BAB lendir
hari lalu, Setelah dilakukan sejak 3 hari lalu, Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik, didapatkan hasil : pemeriksaan fisik, didapatkan hasil :
RR : 55x/menit, RR : 50x/menit,
Nadi : 130x/menit, Nadi : 130x/menit,
Suhu : 38,20C Suhu : 38ºC
Pasien terpasang therapy infuse D5 10 Pasien terpasang therapy infuse D5 10
tetes/menit (mikro), Pasien terpasang tetes/menit (mikro), Pasien terpasang
oksigen 1 liter/menit, Pasien diberikan oksigen 1 liter/menit
therapi berupa cefotaxim 300 mg IV.
Saat Pada saat dilakukan pengkajian tanggal Pada saat dilakukan pengkajian tanggal
dilakukan 23 Mei 2018 pukul 13 : 40 WIB, Ibu 21 Mei 2018 pukul 13 : 40 WIB, Ibu
pengkajian Pasien mengatakan anaknya Demam, Pasien mengatakan anaknya Demam,
ibu Pasien mengatakan demam naik ibu Pasien mengatakan demam naik
turun sejak 2 minggu lalu, ibu Pasien turun sejak 1 minggu lalu, ibu Pasien
mengatakan saat demam klien rewel. mengatakan saat demam klien rewel
berkurang apabila sudah di kompres dan dan demam berkurang apabila sudah di
diberi obat. kompres dan diberi obat.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan hasil : didapatkan hasil :
Kesadaran : Composmentis, Kesadaran: Composmentis,
Nadi : 130 x/menit Nadi: 130 x/menit
Pernafasan : 58 x/menit Pernafasan: 50 x/menit,
Suhu tubuh : 38,2ºC Suhu tubuh : 38ºC
Keluhan Penyerta Pasien : ibu Pasien Keluhan Penyerta Pasien : ibu Pasien
mengatakan anaknya batuk berdahak mengatakan Pasien sesak dan batuk
disertai sesak nafas, sesak yang dialami berdahak, sesak yang dialami pasien
Pasien akan semakin terlihat saat Pasien akan terlihat berat ketika klien batuk.
batuk, Ibu pasien mengatakan anaknya Ibu pasien mengatakan anaknya sesak
sesak sampai menangis saat di ruang sampai menangis. saat di ruang
keperawatan Pasien diberikan teraphy keperawatan Pasien diberikan teraphy
cefotaxim 300 mg IV, Ampicilin 350 cefotaxim 300 mg IV, Ampicilin 350
mg IV, ventolin 2,5mg inhalasi, mg IV, ventolin 2,5mg inhalasi,
paracetamol 60 mg oral. paracetamol 60 mg oral.

Kesenjangan : alasan masuk rumah sakit, keluhan utama dan

pemeriksaan fisik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

l. Analisa Data

Tabel 4.12 Analisa Data


No. Analisa data
Pasien 1 Etiologi Masalah
1 Data subyektif : Virus, bakteri, jamur Hipertermi
1. Ibu Pasien mengatakan anaknya Demam, (penyebab)
2. Ibu Pasien mengatakan demam naik turun sejak 2 ↓
minggu lalu Invasi saluran napas
3. Ibu Pasien mengatakan saat demam anaknya ↓
rewel. Ineksi ssaluran nafas
Data obyektif : bawah
1. RR : 58 x/menit, Nadi : 130x/menit, Suhu : 38,2 0C ↓
2. Akral teraba hangat peradangan
3. Pasien rewel apabila demam ↓
4. Pasien terpasang O2 1 liter/menit Peningkatan suhu
5. LED 15mm/jam tubuh
2 Data subyektif Virus, bakteri, jamur Bersihan
1. Ibu Pasien mengatakan anaknya batuk berdahak (penyebab) jalan
disertai sesak nafas, sesak yang dialami Pasien ↓ napas
akan semakin terlihat saat Pasien batuk, Invasi saluran napas tidak
2. Ibu pasien mengatakan anaknya sesak sampai ↓ efektif
menangis Kuman berlebih di
Data obyektif bronkus
1. Terdapat tarikan dinding dada kedalam, ↓
2. Terdapat penumpukan secret pada jalan nafas, Proses peradangan
3. Irama nafas tidak teratur, ↓
4. Suara nafas ronchi , Akumulasi sekret di
5. Rr 58x/menit. bronkus
6. Pasien sesak,
7. Pasien terpasang o2 1 l/menit.
No. Pasien 2
1 Data subjektif : Virus, bakteri, jamur Hipertermi
1. Ibu Pasien mengatakan Demam, (penyebab)
2. Ibu Pasien mengatakan demam naik turun sejak 1 ↓
minggu lalu Invasi saluran napas
3. ibu Pasien mengatakan saat demam anaknya rewel ↓
Data objektif Ineksi ssaluran nafas
1. RR : 55 x/menit, Nadi : 130x/menit, Suhu : bawah
38,20C ↓
2. Akral teraba hangat peradangan
3. Pasien terpasang O2 1 liter/menit ↓
4. LED 13 mm/jam Peningkatan suhu
tubuh
2 Data subyektif Virus, bakteri, jamur Bersihan
1. Ibu Pasien mengatakan Pasien sesak dan batuk (penyebab) jalan
berdahak, sesak yang dialami pasien akan terlihat ↓ napas
berat ketika klien batuk. Invasi saluran napas tidak
2. Ibu pasien mengatakan anaknya sesak sampai ↓ efektif
menangis Kuman berlebih di
Data obyektif bronkus
1. Terdapat tarikan dinding dada kedalam, ↓
2. Terdapat penumpukan secret pada jalan nafas, Proses peradangan
3. Irama nafas tidak teratur, pasien sesak ↓
5. Suara nafas ronchi, Akumulasi sekret di
6. RR :55 x/menit, Nadi : 130x/menit, Suhu : 38,2 oC bronkus
4. Pasien terpasang o2 1 l/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

m. Diagnosa keperawatan

Pasien 1 Pasien 2
1. Hipertermi b.d inflamasi terhadap infeksi 1. Hipertermi b.d inflamasi terhadap
saluran nafas infeksi saluran nafas
2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas b.d 2. Ketidak efektifan bersihan jalan napas
peningkatan produksi sputum b.d peningkatan produksi sputum

n. Perencanaan

Tabel 4.13 Perencanaan


Dx Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Pasien 1
Diagnosa keperawatan : Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tiap 2
Hipertermi b.d Peradangan asuhan keperawatan jam sekali
Data subyektif : selama 3 hari 2. Monitor nadi dan RR
1. Ibu Pasien mengatakan Pasien Demam, Hipertermi teratasi 3. Selimuti pasien untuk
2. Ibu Pasien mengatakan Pasien demam dengan KH: mencegah hilangnya
naik turun sejak 2 minggu lalu 1. Suhu tubuh kehangatan tubuh
3. ibu Pasien mengatakan saat demam kllien dalam rentang 4. Lakukan tapid sponge
rewel. normal (36,5- 5. Kompres pasien pada
4. ibu Pasien mengatakan anaknya batuk 37,5ºC) lipat paha dan aksila
berdahak disertai sesak nafas, 2. Nadi dalam 6. Tingkatkan sirkulasi
Data obyektif : rentang normal udara
1. Pasien batuk berdahak dan sesak nafas (90-120 7. Ajarkan indikasi dari
2. RR : 58 x/menit, Nadi : 130x/menit, Suhu x/menit) Hipo dan hipertermi
: 38,20C 3. RR dalam dan penanganan yang
3. Akral teraba hangat rentang normal diperlukan
4. Pasien rewel apabila demam (30-40 x/menit) 8. Berikan cairan
5. terdapat tarikan dinding dada kedalam, 4. Tidak ada intravena
6. terdapat penumpukan secret pada jalan pusing dan 9. Berikan anti piretik
nafas, merasa nyaman jika perlu
7. irama nafas tidak teratur,
8. Pasien terpasang O2 1 liter/menit
9. LED 15mm/jam
Pasien 2
Data subjektif : Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tiap 2
1. Ibu Pasien mengatakan Demam, asuhan keperawatan jam sekali
2. ibu Pasien mengatakan demam naik turun selama 3 hari 2. Monitor nadi dan RR
sejak 1 minggu lalu, ibu Pasien Hipertermi teratasi 3. Selimuti pasien untuk
mengatakan saat demam kllien rewel dengan KH: mencegah hilangnya
3. ibu Pasien mengatakan Pasien sesak dan 1. Suhu tubuh kehangatan tubuh
batuk namun tidak berdahak lagi dalam rentang 4. Lakukan tapid sponge
Data objektif normal (36,5- 5. Kompres pasien pada
1. terdapat tarikan dinding dada kedalam, 37,5ºC) lipat paha dan aksila
2. irama nafas tidak teratur, 2. Nadi dalam 6. Tingkatkan sirkulasi
3. suara nafas Ronchi rentang normal udara
4. RR : 55 x/menit, Nadi : 130x/menit, Suhu (90-120 7. Ajarkan indikasi dari
: 38oC x/menit) Hipo dan hipertermi
5. Akral teraba hangat 3. RR dalam dan penanganan yang
6. Pasien terpasang O2 1 liter/menit rentang normal diperlukan
7. LED 13 mm/jam (30-40 x/menit) 8. Berikan cairan
4. Tidak ada intravena
pusing dan 9. Berikan anti piretik
merasa nyaman jika perlu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

o. Pelaksanaan

Tabel 4.14 Pelaksanaan


Pelaksanaan 24 Mei 2018 25 Mei 2018 26 Mei 2018
Implementasi Implementasi Implementasi
Pasien 1 09.00 Memonitor TTV 09.00 Memonitor TTV 09.00 Memonit
Hasil : Hasil : or TTV
Nadi : 130x / menit Nadi : 120x Hasil :
Rr : 58x / menit /menit Nadi :
Suhu : 38,2ºC Rr : 50x /menit 120x
Suhu : 37,6ºC /menit
09.15 Melakukan tapid sponge Rr : 45x
Hasil : 09.15 Melakukan /menit
Pasien tenang merasa tapid sponge Suhu :
nyaman, suhu : 37,7ºC Hasil : 36,8ºC
Suhu tubuh
Menyelimuti pasien 36,8ºC 09.15 Mengajar
09.45 untuk mencegah kan
hilangnya kehangatan 09.30 Menyelimuti indikasi
tubuh pasien untuk dari Hipo
Hasil : Pasien tenang. mencegah dan
hilangnya hiperter
Memonitor suhu kehangatan mi serta
11.00 Hasil : suhu 37,6ºC tubuh penangan
annya
Meningkatkan sirkulasi 12.00 Mengganti hasil :
11.10 dengan Mengganti cairan infus ibu klen
pakaian yang tidak terlalu Hasil : Pasien mengata
tebal kepada pasien tenang, kan
Hasil :Pasien tenang terpasang infus sudah
merasa nyaman dengan cairan mengerti
D5 10tpm dan
Mengganti cairan infus mampu
Hasil : Pasien tenang, 14.00 Memberikan mengula
11.45 terpasang infus dengan antibiotik ng apa
cairan D5 10tpm Hasil : pasien yang
menangis, dijelaska
Memberikan antibiotik pasien diberikan n.
Hasil : pasien menangis, ampisilin 350
14.00 pasien diberikan mg (3,5 cc) IV
ampisilin 350 mg (3,5 cc)
IV
Pasien 2 10.00 Memonitor TTV 10.00 Memonitor TTV 09.15 Memonit
Hasil : Hasil : or TTV
Nadi : 125x / menit Nadi : 120x Hasil :
Rr : 50x / menit /menit Nadi :
Suhu : 38ºC Rr : 50x /menit 120x
Suhu : 37,5ºC /menit
10.15 Melakukan tapid sponge Rr : 45x
Hasil : 09.45 Melakukan /menit
Pasien tenang merasa tapid sponge Suhu :
nyaman, suhu : 37,5ºC Hasil : 36,7C
Suhu tubuh
10.45 Menyelimuti pasien 36,7ºC 09.15 Mengajar
untuk mencegah kan
hilangnya kehangatan 10.10 Menyelimuti indikasi
tubuh pasien untuk dari Hipo

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

Hasil : Pasien tenang. mencegah dan


hilangnya hiperter
11.20 Memonitor suhu kehangatan mi serta
Hasil : suhu 37,6ºC tubuh penangan
annya
12.30 Meningkatkan sirkulasi 14.15 Memberikan hasil :
dengan Mengganti antibiotik ibu klen
pakaian yang tidak terlalu Hasil : pasien mengata
tebal kepada pasien menangis, kan
Hasil :Pasien tenang pasien diberikan sudah
merasa nyaman ampisilin 350 mengerti
mg (3,5 cc) IV dan
13.00 Mengganti cairan infus mampu
Hasil : Pasien tenang, mengula
terpasang infus dengan ng apa
cairan D5 10tpm yang
dijelaska
14.15 Memberikan antibiotik n.
Hasil : pasien menangis,
pasien diberikan
ampisilin 350 mg (3,5 cc)
IV

Kesenjangan :

Perbedaan penurunan suhu tubuh setiap harinya.

p. Evaluasi

Tabel 4.15 Evaluasi


Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3
Pasien 1 S: S: S:
By Ro Ibu Pasien mengatakan ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan
Hipertermi anaknya masih demam demam berkurang anaknya sudah tidak
b.d demam lagi dan
Peradangan mengerti bagaimana
indikasi dan
penanganan bayi hipo
dan hipertermi.
O: O: O:
Nadi : 130x / menit, Rr : Nadi : 120x / menit, Rr : Nadi : 120x / menit, Rr :
50x / menit, Suhu : 37,5ºC 50x / menit, Suhu : 36,8ºC 45x / menit, Suhu :
akral teraba hangat. Pasien akral teraba hangat. 36,8ºC akral teraba
tenang Pasien tenang hangat. Pasien tenang
A: A: A:
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Hipertermi b.d peradangan Hipertermi b.d Hipertermi b.d
belum teratasi peradangan belum teratasi peradangan sudah
teratasi
P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi.
1. Monitor suhu tiap 2 1. Monitor suhu tiap 2
jam sekali jam sekali
2. Monitor nadi dan RR 2. Monitor nadi dan RR

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

3. Selimuti pasien untuk 3. Berikan anti piretik


mencegah hilangnya jika perlu
kehangatan tubuh 4. Ajarkan indikasi dari
4. Lakukan tapid sponge Hipo dan hipertermi
5. Tingkatkan sirkulasi dan penanganan yang
udara diperlukan
6. Berikan cairan 5. Berikan cairan
intravena intravena
7. Berikan anti piretik 6. Berikan anti piretik
jika perlu jika perlu
Pasien 2 S: S: S:
By Ri Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan Ibu Pasien mengatakan
Hipertermi demam Pasien berkurang demam Pasien berkurang anaknya sudah tidak
b.d demam lagi dan
Peradangan mengerti bagaimana
indikasi dan
penanganan bayi hipo
dan hipertermi.
O: O: O:
Nadi : 125x / menit, Rr : Nadi : 120x / menit, Rr : Nadi : 120x / menit, Rr :
40x / menit, Suhu : 37,5ºC 40x / menit, Suhu : 36,7ºC 45x / menit, Suhu :
akral teraba hangat. Pasien akral teraba hangat. 36,7oC akral teraba
tenang Pasien tenang hangat. Pasien tenang
A: A: A:
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Hipertermi b.d peradangan Hipertermi b.d Hipertermi b.d
belum teratasi peradangan belum teratasi peradangan sudah
teratasi
P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi.
1. Monitor suhu tiap 2 1. Monitor suhu tiap 2
jam sekali jam sekali
2. Monitor nadi dan RR 2. Monitor nadi dan RR
3. Selimuti pasien untuk 3. Berikan anti piretik
mencegah hilangnya jika perlu
kehangatan tubuh 4. Ajarkan indikasi dari
4. Lakukan tapid sponge Hipo dan hipertermi
5. Tingkatkan sirkulasi dan penanganan yang
udara diperlukan
6. Berikan cairan 5. Berikan cairan
intravena intravena
7. Berikan anti piretik 6. Berikan anti piretik
jika perlu jika perlu
Kesenjangan :

Terdapat perbedaan penurunan suhu tubuh setelah 3 hari diberikan tindakan

keperawatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

B. PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis melakukan pembahasan mengenai kesenjangan yang

ada Diantara teori dan kenyataan dalam kasus pada pasien 1 dan 2 dengan

masalah Bronkopneumonia yang ada diruang alamanda RSUD Dr. Hi. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung ini melalui pendekatan proses keperawatan yang

dimulai dari pengkajian sampai evaluasi yang dilakukan dengan

membandingkan antara Konsep teori pada BAB II dan tinjauan kasus pada

BAB IV.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses keperawatan yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan

keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Yenichrist,

2008).

Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari keluarga dengan cara

wawancara keluhan utama, pemeriksaan fisik pada pasien dan rekam

medik dari rumah sakit. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan

oleh kedua pasien didapatkan

a. Identitas Pasien Dan Keluarga

Tidak terdapat kesenjangan

b. Riwayat Kesehatan

Pasien 1 :

Alasan masuk rumah sakit : batuk berdahak disertai pilek sejak 1 bulan

lalu, batuk berdahak dan pilek sejak 1 bulan, demam sejak 2 minggu,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

RR : 55 kali/menit, suhu 38,2oC Keluhan utama : demam naik turun

sejak 2 Minggu, Pernafasan : 58 kali/menit, Suhu tubuh : 38,2oC

Pasien 2:

Alasan masuk rumah sakit : batuk berdahak disertai pilek sejak 2

Minggu yang lalu, Demam naik turun sejak 1 Minggu, RR : 50

kali/menit, Suhu : 38oC. Keluhan utama : Pasien mengatakan demam

naik turun sejak 1 Minggu lalu, Nadi : 130kali/menit, Suhu tubuh :

38oC

Menurut (Amin huda nurarif, 2015) Pada tahap awal penderita

bronkopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti

mengigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung

kemerahan, saat bernapas menggunakan otot aksesorius dan biasa

timbul sianosis.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa pada penelitian ini selaras dengan

teori dimana kedua pasien mengalami tanda gejala yang tertera di teori.

c. Riwayat Keluarga (Genogram)

Pasien 1 : anak pertama

Pasien 2 : anak kedua

d. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran

Tidak terdapat kesenjangan

e. Pola Kebiasaan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Sebelum Dan

Saat Sakit)

Pasien 1 : Saat sakit tidak eksklusif ASI, Balance cairan : 105 cc

Pasien 2 : Saat sakit masih eksklusif ASI, Balance cairan : 97 cc

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

Menurut (Marwan, 2017) peningkatan suhu tubuh digolongkan

menjadi 2 yaitu peningkatan suhu yang tergolong normal (bersifat

fisiologis) dan peningkatan suhu yang abnormal (patologis).

Peningkatan suhu tubuh dalam keadaan normal salah satunya adalah

anak yang kurang minum atau cemas.

Peneliti menyimpulkan bahwa balance cairan mempengaruhi kondisi

kesehatan pada pasien.

f. Kondisi Psikososial Saat Sakit

Tidak terdapat kesenjangan

g. Pemeriksaan Fisik Umum Dan Pemeriksaan Fisik Khusus

Terdapat perbedaan antropometrik pada pasien 1 dan 2

Pasien 1 : Mampu berguling di usia 5 bulan, Rr : 58 x/menit Suhu:

38,2 oC

Pasien 2 : mampu berguling di usia 4 bulan, Rr : 50x/menit, Suhu :

38oC

Menurut (Cahyaningsih, 2011) Motorik kasar Bayi 0-6 bulan mampu

berguling dari depan kebelakang diusia 4-5 bulan. Menurut (Medula,

2013) pasien bronkopneumonia biasanya Suhu dapat naik mendadak

sampai 39 – 40oC, anak sangat gelisah dispneu, pernafasan cepat dan

dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung

dan mulut.

Peneliti menyimpulkan bahwa pemeriksaan ini selaras dengan teori

dimana kedua pasien memiliki hasil pemeriksaan yang sesuai dengan

teori.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

h. Test Diagnostik

Pasien 1 : LED 15mm/jam

Pasien 2 : LED 13mm/jam

Menurut (Aryanti, 2015) demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh

diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu

dihipotalamus, demam berperan dalam meningkatkan perkembangan

imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau

pertahanan terhadap infeksi.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa, demam

berhubungan dengan infeksi dan oleh karena itu demam harus

ditangani dengan benar karena terdapat beberapa dampak negatif yang

ditimbulkan.

i. Pengobatan / Therapy

Tidak terdapat kesenjangan

2. Diagnosa Keperawatan

Daignosa keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon

individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses

hidup yang aktual maupun potensial (NANDA, 2015).

Dalam diagnosa keperawatan tidak didapatkan kesenjangan.

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan dari kedua pasien ini adalah

Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas,

dari data didapatkan kedua pasien mengalami kenaikan suhu >37,5oC,

akral teraba hangat dan takikardi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

Menurut (Ditya, 2012) Penyakit Bronkopneumonia berawal dari

mikroorganisme (jamur, bakteri, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab

lain seperti hidrokarbon serta aspirasi. Mikroorganisme akan masuk

melalui percikan ludah (droplet) invasi ini akan masuk ke saluran

pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologi dari tubuh. Reaksi ini

menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini tubuh akan

menyesuaikan diri sehingga mengakibatkan gejala demam pada penderita.

Berdasarkan fakta dan teori yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa

penulis menegakkan diagnosa keperawatan pada kedua pasien adalah

Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas.

3. Intervensi

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam,

tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan

pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. (Mirzal, 2010).

Tdak terdapat kesenjangan dalam intervensi. Intervensi yang dilakukan

pada karya tulis berbasis studi kasus ini menggunakan intervensi berbasis

NIC (Nursing Intervention Classification) dan NOC (Nurshing Outcomes

Classifications). Penulis memberikan intervensi sesuai dengan yang

direncanakan, kedua pasien dilakukan perlakuan yang sama yaitu :

Monitor suhu tiap 2 jam sekali, Monitor nadi dan RR, Selimuti pasien

untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh, Lakukan tapid sponge,

Kompres pasien pada lipat paha dan aksila, Tingkatkan sirkulasi udara,

Ajarkan indikasi dari Hipo dan hipertermi dan penanganan yang

diperlukan, Berikan cairan intravena, Berikan anti piretik jika perlu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

Menurut (Amin Huda Nurarif, 2015) intervensi keperawatan pada pasien

yang mengalami Hipertermi dapat diberikan intervensi berdasarkan NIC

(Nurshing Interventions Classification) meliputi : Monitor suhu tiap 2 jam

sekali, Monitor nadi dan RR, Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya

kehangatan tubuh, Lakukan tapid sponge, Kompres pasien pada lipat paha

dan aksila, Tingkatkan sirkulasi udara, Ajarkan indikasi dari Hipo dan

hipertermi dan penanganan yang diperlukan, Berikan cairan intravena,

Berikan anti piretik jika perlu.

Berdasarkan teori dan fakta dapat disimpulkan bahwa kedua pasien

diberikan intervensi yang sama dengan harapan selama diberikan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam masalah keperawatan Hipertermi dapat

teratasi dengan kriteria hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-

37,5ºC), Nadi dalam rentang normal (90-120 x/menit), Tidak ada pusing

dan merasa nyaman.

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan dalam

rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

dan tindakan kolaborasi (Tarwoto, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian kedua pasien diberikan tindakan keperawatan

yang sama. Hasil penelitian didapatkan data bahwa kedua pasien

mendapatkan terapi farmakologi yaitu salah satunya paracetamol.

Menurut (Aryanti, 2016) untuk menurunkan suhu tubuh anak dilakukan

tindakan keperawatan pemberian kompres hangat dan water tapid sponge.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

Penurunan suhu tubuh setelah pemberian water tapid sponge sebesar

0,5oC-0,8oC.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa hasil implementasi

yang diberikan sejalan dengan teori yang ada karena kedua pasien

mengalami penurunan demam setelah diberikan kompres water tapid

sponge.

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawat dapat

mencapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan

yang diberikan (Tarwoto, 2011).

Hasil evaluasi dari diagnosa keperawatan Hipertermi berhubungan dengan

inflamasi terhadap infeksi saluran nafas pada kedua pasien didapatkan

hasil bahwa terjadi penurunan suhu tubuh sampai kisaran normal.

Menurut (mailing, 2012) pemberian water tapid sponge terbukti efektif

dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami hipertermia.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara

evaluasi yang muncul pada pasien terhadap kriteria hasil dan tujuan yang

ditetapkan penulis, maka penulis merumuskan masalah keperawatan

hipertermi pada anak dengan bronkopneumonia teratasi yaitu ditandai

dengan terjadi penurunan suhu tubuh sampai kisaran normal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian

Berdasarkan data pengkajian dapat disimpulkan bahwa pengkajian kedua

pasien mengalami demam, suhu tubuh diatas kisaran normal yaitu pada

pasien 1: 38,2 oC dan pada pasien 2: 38 oC, terjadi takikardi dan akral

teraba hangat. Pada pemeriksaan foto ches AP terdapat Bronkopneumonia

bilateral.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian maka penulis

menegakkan diagnosa keperawatan yaitu: Hipertermi berhubungan dengan

inflamasi terhadap infeksi saluran nafas

3. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien untuk

menurunkan suhu tubuh adalah memberikan kompres water tapid sponge

dan berkolaborasi pemberian antipiretik (paracetamol).

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan intervensi yang telah

disusun pada rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat pada

tinjauan kasus dari 1 diagnosa yang diprioritaskan.

5. Evaluasi

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan kepada kedua pasien

dilakukan selama 3 hari terdapat penurunan suhu tubuh dalam kisaran

69
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
70

normal. Didapatkan kesimpulan bahwa rencana tindakan keperawatan

untuk penurunan suhu tubuh yang dilakukan dapat mengatasi diagnosa

keperawatan hipertermi.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran/harapan yang dapat peneliti berikan

untuk asuhan keperawatan anak yang mengalami bronkopneumonia dengan

masalah keperawatan hipertermi antara lain :

1. Bagi perawat

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat pasien

secara komprehensif dan optimal. Perawat juga harus menjaga komunikasi

dengan tim kesehatan lainnya agar perawatan pasien bisa optimal.

2. Bagi rumah sakit

Bahan masukan dan pertimbangan bagi tempat penelitian untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien secara optimal,

khususnya pada kasus bronkopneumonia.

3. Bagi institusi kesehatan

Bahan informasi bagi mahasiswa di institusi pendidikan dan sebagai

tambahan referensi bagi mahasiswa.

4. Bagi klien

Menjaga kesehatan semua anggota keluarganya serta mengetahui cara

perawatan demam yang baik pada penyakit bronkopneumonia.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan subjek yang berbeda.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, w. (2016). Perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tapid


sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam
diruang alamanda rsud dr hi abdul moeloek provinsi lampung tahun 2015.
Jurnal kesehatan holistik.

Cahyaningsih, d. (2011). Pertumbuhan perkembangan. Jakarta timur: cv. Trans


info medika.

Carpenito & lynda, j. (2012). Buku saku diagnosa keperawatan edisi 8. Definisi
dan klasifikasi. Jakarta: egc.

Dharma, k. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: trans info media.

Ditya, d. (2012). Laporan pendahuluan bronchopneumonia. Dipetik 04 04, 2018,


dari http://dityanurse.blogspot.co.id/2012/02/laporan-pendahuluan-
bronchopneumonia.html

Dwi, s. (2015). Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan paada pasien


dengan masalah hipertertermi. Dipetik 29 maret, 2018, dari
https://www.academia.edu/8880172/laporan_pendahuluan_dan_asuhan_ke
perawatan_pada_pasien_dengan_masalah_hipertermi

Hidayat, a. (2012). Pengantar ilmu keperawatan anak, buku 2. Jakarta selatan:


salemba medika.

Isnaeni, m. (2014). Efektifitas penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dan
water tepid sponge pada pasien anak usia 6 bulan - 3 tahun dengan demam
di puskesmas kartasura sukuharjo. Jurnal ums.ac.id.

Maling, b. (2012). Pengaruh kompres tepid sponge hangat terhadap penurunan


suhu tubuh pada anak usia 1-10 tahun dengan hipotermia (studi kasus di
rsud tugurejo, semarang). Portal garuda.

Marwan. (2017). Faktor yang berhbungan dengan penanganan pertama kejadian


kejang demam pada anak usia 6 bulan- 5 tahun di puskesmas. Caring
nursing journal.

Mirzal. (2010). Tahap perencanaan keperawatan. Dipetik 29 maret, 2018, dari


https://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-perencanaan-
keperawatan/

Muttaqin, a. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan


sistem pernafasan. Jakarta: salemba medika.
Ngastiyah. (2014). Perawatan anak sakit. Edisi 2. Jakarta: egc .

Nurarif, a. H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis


dan nanda nic-noc edisi revisi jilid 1. Yogyakarta: mediaction.

Nursalam. (2013). Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan
bidan). Jakarta: salemba medika.

Potter, p. (2010). Fundamental of nursing: concep, proses and practice (7 ed.,


vol. 3). Jakarta: egc.

Rahmawati, s. F. (2013). Perbedaan penurunan suhu tubuh anak


bronkopneumonia. Jurnal unpad.ac.id.

Rekam medik. (2017). Data keadaan morbiditas pasien rawat inap rumah sakit.
Bandar lampung: rsud dr. H. Abdul moeloek provinsi lampung.

Reza, a. (2016). “studi kasus asuhan keperawatan maternitas pada bayi dengan
asfiksia neonatorum di ruang perinatologi rsud dr. Abdul aziz singkawan
tahun 2016". Kti, poltekes pontianak, pontianak.

Soetjiningsih. (2013). Tumbuh kembang anak. Jakarta: egc.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, r&d. Bandung: cv.


Alfabeta.

Tarwoto dan wartonah. (2011). Kebutuhan dasar manusia dan proses


keperawatan. Jakarta: salemba medika.

Yenichrist. (2008). Pengkajian keperawatan. Dipetik 29 maret, 2018, dari


https://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/pengkajian-keperawatan-3/

Zikri, a. (2017). “asuhan keperawatan pada anak yang mengalami


bronkopneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di rumah
sakit umum daerah dr. Hi. Abdul moeloek provinsi lampung tahun 2017”.
Kti, stikes muhammadiyah pringsewu.
LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis Kelamin :

Setelah mendapat penjelasan oleh peneliti tentang penelitian Asuhan

Keperawatan Pada Anak Bronchopneumonia Dengan Masalah Keperawatan

Hipertermi Di Ruang Alamanda Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini,

tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang

diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan sebaik-

baiknya.

Bandar Lampung, Mei 2018

( )
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TAPID WATER SPONGE

Dilakukan
Keterangan
No. Aspek yang dinilai Tanggal
Ya Tidak
A. Persiapan alat
1 Bengkok
2 Air hangat dengan suhu 37oc
3 Termometer mandi
4 Waslap besar
5 Handuk berukuran sedang
6 Pengalas mandi
7 Selimut mandi
8 Etil alkohol
9 Termometer
10 Sarung tangan bersih
B. Persiapan klien dan lingkungan
1
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
Jaga privasi klien
2
Beri klien posisi supine di tempat tidur
3
C. Langkah-langkah
1 Mencuci tangan
2 Memasang sarung tangan bersih
3 Bantu klien melepaskan pakaiannya
4 Tempatkan alas mandi di bawah punggung klien
5 Pasang selimut mandi di area tubuh yang tidak dilakukan
tepid water sponge
6 Cek kembali temperatur air, rendam waslap dan handuk di air
hangatlalu di peras
7 Pasang waslap basah di bawah aksila dan selangkangan paha
(karena terdapat pembuluh darah yang besar) serta pasang
pula handuk di bagian tubuh anterior agar terjadi perpindahan
panas dengan cara konduksi, jika digunakan bak mandi “tub”,
rendam klien selama 20-30 menit
8 Ganti waslap dan handuk tiap 5 menit
9 Jika sudah selesai keringkan bagian tubuh klien
10 Ukur kembali nadi dan temperatur badan klien, observasi
kembali respons klien terhadap terapi
11 Lanjutkan kembali tepid water sponge ini di bagian tubuh
posterior selama 3-5 menit, kaji kembali nadi dan temperatur
setiap 15 menit.
12 Hentikan tindakan jika suhu tubuh klien sudah kembali dalam
batas normal, jika suhu turun dibawah batas normal tindakan
tidak dilanjutkan
13 Keringkan seluruh tubuh dan bantu klien memakai pakaian
14 Alat-alat dan pasien di rapikan, ganti linen jika basah
15 Lepaskan sarung tangan
16 Cuci tangan
17 Dokumentasi prosedur
D. Sikap
1 Melakukan tindakan dengan sistematis
2 Komunikatif dengan klien
3 Percaya diri
Sumber : Kholid, 2013

Anda mungkin juga menyukai