Skripsi
Oleh:
Skripsi
SARJANA KEDOKTERAN
Oleh:
NPM : 16310259
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
1. Tim Penguji
NPM : 16310259
Judul Skripsi : “ Profil Komplikasi Sistemik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2019”
NPM : 16310259
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama
pada masyarakat yang mempunyai komplikasi jangka panjang dan pendek. Prevalensi
Diabetes Melitus di Indonesia tahun 2018 sebesar 8,5%, di Lampung 1,4%. Pasien yang
menderita diabetes mellitus baru menyadari bahaya penyakit ini setelah timbul
berbagai komplikasi yang bersifat akut maupun kronik.
Tujuan Penelitian :Penelitian ini untuk mengetahui profil komplikasi sistemik pada
pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung.
Hasil Penelitian : Distribusi frekuensi berdasarkan komplikasi akut KAD 6 pasien (8,3%),
hipoglikemia 8 pasien (11,1%). Komplikasi mikrovaskuler yaitu retinopati 8 pasien
(11,1%), nefropati 11 pasien (15,3%), neuropati 5 pasien (6,9%). Komplikasi
makrovaskuler yaitu serebrovaskuler 3 pasien (4,2%), penyakit jantung koroner 8
pasien (11,1%), dan ulkus 20 pasien (27,8%).
ABSTRACT
Background : Diabetes mellitus is one of the main health problems in people who have
long and short term complications. The prevalence of Diabetes Mellitus in Indonesia in
2018 is 8.5%, in Lampung 1.4%. Patients suffering from diabetes mellitus only realize
the danger of this disease after various complications that arise both acute and
chronic.
Method of the Research : This research uses descriptive survey method with cross
sectional approach. This research was conducted in February 2020 by taking medical
record data on type 2 diabetes mellitus patients at Pertamina Bintang Amin Hospital in
Bandar Lampung in 2019. Subjects in the study were 72 patients. Analysis of the data
used in this study is univariate analysis.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PROFIL KOMPLIKASI
SISTEMIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT
PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019”..
Dalam proses penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR ......................................................................................
HALAMAN JUDUL DALAM...................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................................iv
ABSTRAK ...................................................................................................................v
ABSTRACT ................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................vii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xiii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
BIODATA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Klinis MikroMakro albuminuria .........................................24
Tabel 3.1 Definisi Operasional .........................................................................34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin
di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung ...........38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pasien DM Tipe 2 menurut Usia di Rumah
Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung............................39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Komplikasi di
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung ..............39
Tabel 4.4 Profil komplikasi Akut pada pasien DM tipe 2 di Instalasi Penyakit
Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
berdasarkan karakteristik jenis kelamin ...........................................40
Tabel 4.5 Profil komplikasi Akut pada pasien DM tipe 2 di Instalasi Penyakit
Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
berdasarkan karakteristik Usia .........................................................41
Tabel 4.6 Profil komplikasi kronis Mikrovaskular pada pasien DM tipe 2 di
Instalasi Penyakit Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Bandar Lampung berdasarkan karakteristik jenis kelamin ..............42
Tabel 4.7 Profil komplikasi Kronis Mikrovaskular pada pasien DM tipe 2 di
Instalasi Penyakit Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Bandar Lampung berdasarkan karakteristikUsia .............................43
Tabel 4.8 Profil komplikasiKronis Makrovaskular pada pasien DM tipe 2 di
Instalasi Penyakit Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Bandar Lampung berdasarkan karakteristik Jenis Kelamin .............44
Tabel 4.9 Profil komplikasi Kronis Makrovaskular pada pasien DM tipe 2 di
Instalasi Penyakit Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Bandar Lampung berdasarkan karakteristik Usia ............................45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..........................................................................31
Gambar 3.1 Alur Penelitian ..............................................................................37
DAFTAR SINGKATAN
DM Diabetes Melitus
PJK PenyakitJantungKoroner
Lampiran 11 Biodata
Lampiran 12 Motto/Persembahan
Lampiran 13 FotoKegiatan
PENDAHULUAN
darah) yang terjadi karena kelainan sekresi (pengeluaran) insulin, kerja insulin atau
keduanya (Chalid 2018). Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan
utama pada masyarakat yang mempunyai komplikasi jangka panjang dan pendek.
Terdapat dua jenis penyakit diabetes, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2 (American
Indonesia semua umur disebabkan oleh penyakit Diabetes Melitus (WHO, 2016).
Diabetes Melitus tipe II merupakan ancaman serius bagi dunia khusunya negara
Bahkan WHO menyebutkan, dari tahun 2010 hingga 2030 kerugian dari Gross
Domestic Bruto (GDP) di seluruh dunia diestimasikan sebesar 1,7 triliun dolar
(WHO, 2015)
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 6,9% menjadi 8,5%
1
2
Diabetes pada perempuan (1,7%) lebih besar dibanding pada laki-laki (1,4%).
Diabetes terdiagnosis pada mayarakat perkotaan (2,0%) juga lebih besar dibanding
dipedesaan (1,0%). Selain itu Riskesdas juga mengatakan jumlah Diabetes Melitus
meningkat seiring meningkatnya umur, namun pada umur ≥65 tahun cenderung
menurun (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
dan tidak menyadari bahwa menderita DM dan sering kali diabaikan. Pasien yang
menderita diabetes melitus baru menyadari bahaya penyakit ini setelah timbul
Menurut penelitian yang dilakukan Zahra pada tahun 2016 menyatakan hasil
komplikasi akut sebanyak 41 pasien, yang terdiri dari 1 pasien koma hipoglikemia
komplikasi kronis terbanyak pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 pada bulan Juli –
tidak segera diobati, maka perlu dilakukan penelitian tentang Profil komplikasi
sistemik pada pasien DM tipe 2 di rumah sakit pertamina bintang amin Bandar
Lampung 2019.
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk Mengetahui Profil Komplikasi
Sistemik pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang di Rumah Sakit Pertamina
kelamin, usia.
4
penelitian selanjutnya.
dengan data diambil dari rekam medis di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam
Bandar Lampung.
selesai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
asam asetoasetat, dan asam ini dimetabolisme oleh jaringan untuk menghasilkan
energi menggantikan glukosa. Pada diabetes mellitus yang berat, kadar asam
dewasa akibat retinopati diabetik. Pada usia yang sama, penderita diabetes
paling sedikit 2 kali lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan dengan
vaskular. Serangan jantung, gagal ginjal, stroke adalah komplikasi yang paling
6
7
utama. Selain itu, kematian fetus intrauterine pada ibu-ibu yang menderita
diabetes tidak terkontrol juga meningkat. Dampak ekonomi pada diabetes jelas
ditandai dengan adanya kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Pada awalnya kelihatan terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap
insulin terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Ini dapat
gangguan toleransi glukosa dan DMyang pada akhirnya terjadi pada pasien-
insulin absolut :
b. Idiopatik
a. Gaya hidup
aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji, olahraga tidak teratur dan minuman
bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat memicu terjadinya DM tipe
2 (ADA, 2015).
Perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga, menekan nafsu
c. Obesitas
makanan yang berlebih, kelenjar pankreas akan bekerja lebih keras untuk
memproduksi insulin yang lebih banyak, sehingga kadar glukosa darah masih
(tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran
darah.
a. Usia
diabetes tipe 2. DM tipe 2 terjadi pada orang dewasa setengah baya, paling
b. Riwayat keluarga
yang juga terkena penyakit tersebut. Fakta menunjukkan bahwa mereka yang
memiliki ibu penderita DM tingkat risiko terkena DM sebesar 3,4 kali lipat
lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika memiliki ayah penderita DM.
Apabila kedua orangtua menderita DM, maka akan memiliki risiko terkena
Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta
2 Belakangan diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan
lebih berat daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selain otot, liver dan sel
DeFronzo pada tahun 2009 menyampaikan, bahwa tidak hanya otot, liver dan
sel beta pankreas saja yang berperan sentral dalam patogenesis penderita
Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat
berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah
2. Liver:
gluconeogenesis.
3. Otot:
4. Sel lemak:
liver dan otot. FFA juga akan mengganggu sekresi insulin. Gangguan
14
yang disebabkan oleh FFA ini disebut sebagai lipotoxocity. Obat yang
5. Usus:
Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar dibanding
kalau diberikan secara intravena. Efek yang dikenal sebagai efek incretin
defisiensi GLP-1 dan resisten terhadap GIP. Disamping hal tersebut incretin
dan sudah diketahui sejak 1970. Sel-α berfungsi dalam sintesis glukagon
7. Ginjal:
puluh persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui peran
ekspresi gen SGLT-2. Obat yang menghambat kinerja SGLT-2 ini akan
obatnya.
8. Otak:
insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang bekerja di jalur Ini adalah
kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa
umumnya seperti poliuri, polidipsi, polifagi, dan penurunan berat badan tanpa
penegakan diagnosis untuk diabetes melitus dapat dilakukan degan tiga cara
yaitu tes HbA1c, tes gula darah puasa, dan tes toleransi glukosa oral. Hasil
hasil 100-125 mg/dl dan pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
glukosa darah selama 2 jam <140 mg/dl. TGT pada hasil pemeriksaan glukosa
darah menunjukkan hasil 140 – 199 mg/dl 2 jam setelah TTGO dan glukosa
darah puasa menunjukkan hasil <100 mg/dl. GDPT dan TGT didapatkan secara
2. FPG ≥ 126 mg / dL (7,0 mmol / L). Puasa didefinisikan sebagai tidak ada
3. Gula plasma 2 jam ≥ 200 mg/dL (11.1mmol/L) OGTT. Tes harus dilakukan
seperti yang dijelaskan WHO, dengan menggunakan beban glukosa yang sama
4. Pasien dengan gejala klasik hiperglikemik atau krisis hiperglikemi dan glukosa
komplikasi ini akan berdampak pada berbagai organ tubuh dan kerusakan
1. Komplikasi Akut
mengancam nyawa. KAD didefinisikan sebagai suatu keadaan akut dari diabetes
KAD menyumbang 50% terkait diabetes pada usia muda dan 1-2% pada
dari 2000. KAD terutama terjadi pada pasien dengan DM tipe 1, insiden KAD
juga lebih tinggi pada ras kulit putih terkait dengan tingginya penderita DM tipe
1. Tak hanya di DM tipe 1 saja, KAD juga dapat terjadi pada pasien dengan DM
KAD terjadi sebagai akibat dari defisiensi isulin absolut atau relatif,
nyeri perut, dan sesak nafas. Dan dari temuan pemeriksaan fisik dapat
kekacauan metabolik yang serius dan mengancam jiwa, sering terjadi pada
19
2014).
Center for Health Statistic, ada sekitar 10,800 di US pertahunnya dari tahun
HHS pula. HHS sering terjadi pada awal dekade ke tujuh, rata-rata pasien DM
dipublikasikan rata-rata di diagnosis pada umur 57-69 tahun. Dari seri HHS
yang paling sering dipublikasikan tidak ada predileksi jenis kelamin yang
tercatat. Namun prevalensi sedikit lebih tinggi pada wanita dibandingkan pada
Defisiensi insulin relatif dan asupan cairan yang tidak adekuat adalah
pengantian cairan yang tidak adekuat. Tidak adanya ketosis pada HHS tidak
lemak bebas ditemukan pada HHS dibandingkan dengan KAD (Longo et all,
2012).
atau kaki kejang. Mual muntah dapat juga ditemukan tapi lebih jarang,
20
dehidrasi berat seperti turgor yang buruk, mukosa pipi yang kering, mata
cekung, akral dingin dan denyut nadi yang cepat dan lemah. Dapat pula
ditemukan peningkatan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi. Perubahan status
mental dapat berkisar dari disorientasi sampai koma. Pasien juga sering sekali
datang dengan riwayat penyakit dasar, hampir 85% pasien mengidap penyakit
c. Hipoglikemi
(ADA 2010). Saat glukosa plasma dibawah batas ini (60-65 mg/dl), otak
Glukagon dan epinefrin merupakan dua hormon yang diseksresi pada kejadian
dan growth hormon berperan pada keadaan hipoglikemi yang berlangsung lama,
dengan cara melawan kerja insulin di jaringan perifer (lemak dan otot) serta
insulin yang jumlahnya lebih banyak dari pada yang dibutuhkannya untuk
gemetar, sakit kepala, dan palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak
bahwa serangan hipoglikemia adalah berbahaya, bila sering terjadi atau terjadi
dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen
2. Komplikasi Kronik
diantaranya:
a. Komplikasi Mikrovaskular
1) Retinopati Diabetik
ditemukan pada usia dewasa antara 20-74 tahun. Pasien diabetes melitus
merupakan faktor risiko utama. Oleh sebab itu kontrol glukosa darah sejak
2014). Kebutaan adalah hasil primer dari retinopati diabetik yang progresif
dan edema makula yang bermakna secara klinis. Retinopati diabetik dibagi
pertama atau awal pada dekade kedua, dan merupakan bentuk yang paling
ringan dan sering tidak memperlihatkan gejala. Stadium ini sulit dideteksi
Cara yang paling baik adalah menggunakan foto fundus dan FFA.
berupa bintik merah dengan diameter antara 15-60 ὶm dan sering kelihatan di
darah baru. Pembuluh darah baru tersebut hanya terdiri dari satu lapisan sel
endotel tanpa sel perisit dan membrana basalis sehingga bersifat sanggat
sangat berbahaya karena bertumbuh secara abnormal keluar dari retina dan
dalam mata dan memberikan penampakan berupa bercak warna merah, abu-
berulang, dapat terjadi jaringan fibrosis atau sikatriks pada retina. Oleh
karena retina hanya berupa lapisan tipis yang terdiri dari beberapa lapis sel
saja, maka sikatriks dan jaringan fibrosis yang terjadi dapat menarik retina
23
sampai terlepas sehingga terjadi ablasio retina. Pembuluh darah baru juga
terbentuk didalam stroma dari iris dan bersama jaringan fibrosis yang terjadi
(19,63%).
2) Nefropati Diabetik
penyebab paling sering terjadinya gagal ginjal tahap akhir di seluruh dunia
(Hendromartono 2014).
serta peningkatan penimbunan MES. Perubahan dini yang terjadi pada ginjal
serta gejala klinis utama untuk tiap-tiap tahap, dijelaskan pada tabel.
jam atau >430mg/l pada sampel urin sewaktu) dapat digunakan untuk
(24,54%).
3) Neuropati Diabetik
dengan neuropati diabetik antara lain ialah infeksi berulang, ulkus yang tidak
(Subekti 2014).
bebas dan aktivasi protein kinase C (PKC). Aktivasi berbagai jalur tersebut
b. Komplikasi Makrovaskular
1. Serebrovaskular (Stroke)
darah atau hipertensi yang sering terjadi pada penderita DM adalah faktor
stroke secara garis besar dibagi menjadi 2; stroke iskemik dan stroke
akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi
di dalam suatu pembuluh otak atau pembuluh darah organ distal. Penyebab
yang merupakan sekitar 15-20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi
2010).
munculnya secara mendadak satu atau lebih defisit neurogenik fokal. Gejala
umum dapat berupa baal atau lemas mendadak di wajah, lengan, atau
penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata; bingung
mendadak tanpa kausa yang jelas. Untuk mendiagnosis pasti stroke dapat
(6,74%).
pada laki-laki dan 4 kali lipat pada perempuan yang disebabkan oleh
endotel, otot polos vaskular dan disfungsi platelet (Shahab, 2014). Penelitian
18 pasien (11,04%).
morbiditas pada individu dengan DM. Sekitar 15% dari individu dengan DM
tipe 2 akan menderita ulkus kaki ( great toe atau area MTP paling sering)
dan subset signifikan yang pada akhirnya akan menjalani amputasi (14-24%
dan memungkinkan pasien untuk menderita trauma utama dan trauma minor
yang berulang pada kaki dan sering sekali tidak disadari yang selanjutnya
mudahnya peluasan luka dan menjadi infeksi (Longo et al., 2012). Penelitian
kasus tertinggi pada kelompok usia 51–60 tahun (33,12%). Komplikasi akut
Vaskuler dan Mikrovaskuler Pada Pasien Diabetes Mellitus, berdasarkan hasil Odds
(44,6%) dan mikrovaskuler (80%) dengan odd ratio 3,467 yang artinya dewasa akhir
3,467 kali lebih besar dibandingkan responden usia dewasa awal. Sedangkan
berdasarkan hasil Odd Ratio untuk kategori lama menderita DM didapatkan data
bahwa sebagian responden yang lama menderita DM nya <5 tahun mengalami
(55%) dengan odd ratio 2,2 yang artinya lama DM<5 tahun memiliki risiko untuk
Faktor Risiko
HIPERGLIKEMIA
Komplikasi DM Tipe 2
Akut Kronik
Keterangan :
:Variabel Independen
: Variabel Dependen
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei
deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional melalui data sekunder yang
Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari 2020 sampai dengan selesai.
Lampung.
3.3.1 Populasi
Instalasi Penyakit Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah data rekam medis pasien DM tipe 2 di Instalasi
32
33
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
265
𝑛=
1 + (265 𝑥0,12 )
𝑛 =72
1. Pasien DM tipe 1
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Komplikasi Akut
4. Komplikasi Kronik
34
1 Jenis Kelamin Identitas pasien yang dibedakan Data rekam 0 Laki-laki Nominal
secara biologis atau secara fisik medik 1 Perempuan
sejak lahir.
2 Usia Waktu sejak pasien di lahirkan Data rekam 0 <40 tahun Ordinal
hingga saat pemeriksaan di medik
lakukakn 1 40-49 tahun
2 50-59 tahun
3 60-69 tahun
4 >70 tahun
3 Kompilkasi Komplikasi yang memiliki onset Data rekam 0 Ketoasidosis diabetic Nominal
Akut cepat dan memerlukan medic 1 Hyperosmolar
penanganan segera. Hyperglicemic States
2 Hipoglikemia
4 Komplikasi Kelainan angiopati yang terjadi Data rekam 0 Retinopati diabetik Nominal
mikrovaskular pada kapiler-kapiler dan arteriol medic 1 Nefropati diabetik
pembuluh darah. 2 Neuropati diabetik
kaki)
35
Alat ukur pada penelitian ini adalah rekam medis pasien diabetes melitus
Bandar Lampung.
diambil dari data rekam medis di poli Penyakit Dalam RSPBA Bandar
Lampung.
peneliti meminta data rekam medik pasien yang diagnose DM tipe 2 dengan
Komplikasi Sistemik
medik pasien yang kemudian semua data yang diperlukan untuk penelitian di
Data yang diperoleh dari rekam medis pasien kemudian diolah menggunakan
Microsoft excel 2010. Serta menggunakan program Stastical Package for the
Social Science (SPSS). Pengolahan data dilakukan ketika semua data sekunder
1. Editting (penyuntingan)
2. Coding (mengkode)
4. Tabulating (tabulasi)
variabel (terikat atau bebas) yang akan diteliti secara deskriptif untuk
Populasi
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Sampel
Karakteristik Pasien
DM Tipe 2
Karakteristik Karakteristik
Klinis Dasar
Komplikasi
Sistemik
Komplikasi Komplikasi
Kronik Akut
Komplikasi Komplikasi
Mikrovaskuler Makrovaskuler
data sekunder berupa rekam medik lengkap pasien Diabetes Melitus yang datang ke
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin, dengan sampel yang digunakan sebanyak 72
orang. Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data orang
proporsi menurut variabel yang diteliti dan juga berguna untuk mengetahui
38
39
4.1.1.2 Usia
berdasarkan umur, dari 72 orang yang diteliti sebagian besar pasien berusia
4.1.1.3 Komplikasi
Ya
Komplikasi Akut Jenis Kelamin Total
n %
- KAD - Laki-laki 2 6.5 31
- Perempuan 4 9.8 41
- Hyperosmolar - Laki-laki 0 0.0 31
- Perempuan 0 0.0 41
- Hipoglikemia - Laki-laki 5 16.1 31
- Perempuan 3 7.3 41
mengalami KAD, 3 orang (7,3%) mengalami Hipoglikemia dan tidak ada yang
mengalami Hyperosmolar.
41
Ya
Komplikasi Akut Usia Total
n %
- KAD - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 0 0.0 22
- 60-69 Tahun 4 14.8 27
- ≥ 70 Tahun 2 40.0 5
- Hyperosmolar - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 0 0.0 22
- 60-69 Tahun 0 0.0 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
- Hipoglikemia - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 1 6.3 16
- 50-59 Tahun 2 9.1 22
- 60-69 Tahun 5 18.5 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
berdasarkan usia, dari 2 pasien berusia < 40 tahun tidak ada yang mengalami
komplikasi akut, dari 16 pasien berusia 40-49 tahun, sebanyak 1 orang (6,3%)
KAD.
42
Komplikasi Ya
Jenis Kelamin Total
Mikrovaskular n %
- Retinopati - Laki-laki 3 9.7 31
- Perempuan 5 12.2 41
- Nefropati - Laki-laki 3 9.7 31
- Perempuan 8 19.5 41
- Neuropati - Laki-laki 3 9.7 31
- Perempuan 2 4.9 41
Komplikasi Ya
Usia Total
Mikrovaskular n %
- Retinopati - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 3 18.8 16
- 50-59 Tahun 4 18.2 22
- 60-69 Tahun 0 0.0 27
- ≥ 70 Tahun 1 20.0 5
- Nefropati - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 4 18.2 22
- 60-69 Tahun 5 18.5 27
- ≥ 70 Tahun 2 40.0 5
- Neuropati - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 1 4.5 22
- 60-69 Tahun 4 14.8 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
berdasarkan usia, dari 2 pasien berusia < 40 tahun tidak ada yang mengalami
Komplikasi Ya
Jenis Kelamin Total
Makrovaskular n %
- Serebrovaskular - Laki-laki 2 6.5 31
- Perempuan 1 2.4 41
- Penyakit jantung - Laki-laki 4 12.9 31
koroner - Perempuan 4 9.8 41
- Ulkus Kaki - Laki-laki 7 22.6 31
- Perempuan 13 31.7 41
Komplikasi Ya
Usia Total
Makrovaskular n %
- Serebrovaskul - < 40 Tahun 0 0.0 2
ar - 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 1 4.5 22
- 60-69 Tahun 2 7.4 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
- Penyakit - < 40 Tahun 0 0.0 2
jantung - 40-49 Tahun 0 0.0 16
koroner - 50-59 Tahun 0 0.0 22
- 60-69 Tahun 3 11.1 27
- ≥ 70 Tahun 5 100.0 5
- Ulkus Kaki - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 5 22.7 22
- 60-69 Tahun 15 55.6 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
berdasarkan usia, dari 2 pasien berusia < 40 tahun tidak ada yang mengalami
komplikasi makrovaskuler, dari 16 pasien berusia 40-49 tahun, tidak ada yang
ulkus kaki, dari 27 pasien berusia 60-69 tahun sebanyak 2 pasien (7.4%)
jantung koroner dan 15 pasien (55.6%) mengalami ulkus kaki, sedangkan dari 5
koroner.
46
4.2 Pembahasan
mengalami KAD, 3 orang (7,3%) mengalami Hipoglikemia dan tidak ada yang
mengalami Hyperosmolar.
40 tahun tidak ada yang mengalami komplikasi akut, dari 16 pasien berusia 40-
insiden KAD sebesar 8 per 1000 pasien pertahun. Hingga saat ini penelitian
umumnya berasal dari data rumah sakit. Meskipun prevalensi KAD cukup
rendah, namun pencegahan dan deteksi dini gejala KAD sangat penting
sebanyak 8 orang (44,4%) terjadi pada pengguna terapi insulin. Prevalensi pada
penggunaan OHO didapatkan sebanyak 6 orang (33,3%) dan hanya diet saja
tergantung terutama oleh jenis pengobatan yang dipakai oleh pasien. Hasil yang
hipoglikemia sebesar 30% dari total pasien DM tipe 2 yang memakai insulin.
Hasil ini menekankan bahwa pemberian insulin sebagai terapi DM tipe 2 harus
dalam pengawasan yang ketat (tepat jumlah dosis insulin yang diberikan serta
tata cara penggunaannya) dan praktisi kesehatan mampu untuk mengenali tanda-
pencetus krisis hiperglikemia ini antara lain infeksi (pneumonia, infeksi saluran
kencing, sepsis), penyakit vaskular akut, trauma, luka bakar, hematom subdural,
yang mengalami Hyperosmolar, hal ini disebabkan karena pada pasien tidak
2019).
sekresi insulin karena gangguan pada sel-ß prankreas dan resistensi insulin.
49
dan adanya resiko terkena Diabetes Gestasional pada masa kehamilan sehingga
Isfandiari, 2013). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Lumban Gaol (2015)
di Rumah sakit Martha Friska Tahun 2014 diperoleh bahwa proporsi penderita
yang dilakukan oleh Leong (2010) pada penderita DM dengan komplikasi gagal
Selain itu distribusi frekuensi berdasarkan usia, dari 2 pasien berusia <
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Sarraf et al pada
tahun 2003 yang melaporkan kejadian tersering retinopati diabetik terdapat pada
usia 50 sampai 59 tahun, lalu menurun di usia 60 tahun. Berbagai faktor resiko
retinopati diabetik. Angka kejadian retinopati diabetik yang rendah untuk usia
perjalanan penyakit yang cukup lama dan rerata usia penderita yang cukup tua
baik saat menderita atau saat terdiagnosa menjadi faktor yang menyebabkan
hanya sebagian kecil penderita yang terdiagnosa retinopati diabetik dengan usia
<45 tahun.
retinopati diabetik 29,4% (58 orang), nefropati diabetik 30,5% (60 orang), dan
terjadi adalah retinopati. hal ini disebabkan karena struktur pembuluh darah
yang lain, seperti neuropati diabetik terdapat 32 pasien dan nefropati 32 pasien,.
Hal yang sama ditemukan pada Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
mayoritas adalah perempuan yang dominan berumur 56-65 tahun diikuti umur
46-55 tahun.
penelitian dan didapatkan hal serupa pada hasil penelitian ini. Pada umumnya,
risiko penyakit vaskular pada laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun,
pada penyandang diabetes, risiko tersebut menjadi sama antara laki-laki dan
perempuan karena peningkatan risiko yang lebih besar pada perempuan sebagai
penyandang diabetes.
berusia 40-49 tahun, tidak ada yang mengalami komplikasi makrovaskuler, dari
pasien (22.7%) mengalami ulkus kaki, dari 27 pasien berusia 60-69 tahun
ulkus kaki, sedangkan dari 5 pasien berusia ≥ 70 tahun sebanyak 5 orang (100%)
umur lansia. Hal ini disebabkan karena resiko DM tipe 2 dengan komplikasi
DM dan pengobatan yang tidak teratur. Pada kelompok umur manuia dalam
sehingga sulit menilai kelompok usia mana yang lebih beresiko diantara kedua
kelompok umur tersebut. Namun pada kelompok usia manuia tetap mempunyai
pada lansia, hal ini kemungkinan di sebabkan penderita baru mengalami gejala
DM, dan pasien melakukan pengobatan secara teratur untuk mengontrol kadar
gula darahnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zahtamal, dkk (2007), dan Irawan (2010) dimana usia penderita DM tipe 2
prevalensi ulkus kaki diabetik dan hubungan faktor risiko pada pasien diabetik
di India Utara tahun 2012, kelompok usia terbanyak yang menderita ulkus kaki
hanya sedikit, 18 pasien yang menderita PJK dan 11 pasien yang menderita
stroke. Hal yang sama ditemukan pada Hasil penelitian sebelumnya yang
dan stroke, hal ini disebabkan Diabetes Melitus yang tidak terkontrol dengan
baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik. Kelainan tersebut akan
yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah
Pada usia tua tubuh secara fisiologis menurun karena proses aging terjadi
terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal. Proses aging
satunya pembuluh darah besar atau sedang di tungkai yang lebih mudah terjadi
Namun faktor usia bukanlah faktor utama terjadinya ulkus diabetikum karena
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Masih di perlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan di
Tipe 2
koma diabetik.
56
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sarraf AA, Al-Bannai SK, Al-Furaih AM, ElShazly MK. Prevalence and factors
associated with diabetic retinopathy, a multi-centric study in Kuwait. Bull Alex Fac
Med. 2010; 46(2)):99–108.
Chalid. 2018. Komplikasi Pada Mata Karena Diabetes Edisi I. Jakarta: 2019.
Clayton, W., & Elasy, T. A. (2009). A review of the pathophysiology, classification, and
treatment of foot ulcers in diabetic patients. Clinical diabetes, 27(2), 52-58.
Corina, 2018. Profil Komplikasi Kronis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Poli
Endokrin RSUD Dr. Soetomo Periode juli-september 2017 (doctoral dissertation,
Fakultas Kedokteran).
Edwina, D. A., & Manaf, A. (2015). Efrida.(2015). Pola Komplikasi Kronis Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil
Padang Januari 2011-Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 102-106.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2016. Buku Ajar FisiologiKedokteran. Edisi Revisi Berwarna
12.Jakarta.
Hemphill R.R. 2014. Hyperosmolar Hyperglycemic State. Schraga Erik D, editor. Update
april30,2014.Available from http://emedicine.medscape.com/article/1914705.
Hendromartono. 2014. Nefropati Diabetik. In Setiati dkk (ed). Buku Ajaran Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: FK UI, hal: 2388-2390.
Himawan, I. W., Pulungan, A. B., Tridjaja, B., & Batubara, J. R. (2016). Komplikasi
Jangka pendek dan jangka panjang diabetes mellitus tipe 1. Sari Pediatri, 10(6),
367-72.
Irawan, Dedi. 2010. Prevalensi dan factor resiko kejadian Diabelis mellitus tipe 2 didaerah
Urban Indonesia (Analisa data sekunder Riskesdas 2007). Thesispenyakit dalam
universitas Indonesia (tidak diterbitkan).
Oktaliani, R., & Zamri, A. (2019). Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS). Jambi
Medical Journal" Jurnal Kedokteran dan Kesehatan", 7(1), 50-55.
Pandelaki. 2009. Retinopati Diabetik. In: Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti
S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta; Balai Penerbit FK UI;
hal 1930-36.
Pandelaki. 2014. Retinopati Diabetik. In Setiati dkk (ed). Buku Ajaran Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: FK UI, hal: 2402.
Purnamasari. 2014. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In Setiati dkk (ed). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: FK UI, hal:2328.
Raghavan. 2015. Diabetic Ketoacidosis. Griffing G.T, editor. (online) available from
http://emedicine.medscape.com/article/118361-overview#aw2aab6b2b2. Last
update Apr13, 2015.
Rakhmadany. 2010. Makalah Diabetes Mellitus. Jakarta: Universitas Islam Negeri: EGC.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembanga Kesehatan
Kementerian RI tahun 2018.Diakses: 19 November 2018,
darifile:///C:/Users/USER/Documents/hasil-riskesdas-2018.pdf
Shahi, S. K., Kumar, A., Kumar, S., Singh, S. K., Gupta, S. K., & Singh, T. B. (2012).
Prevalence of diabetic foot ulcer and associated risk factors in diabetic patients from
North India. The journal of diabetic foot complications, 4(3), 83-91.
Shahab. 2014. Komplikasi Kronik DM Penyakit Jantung Koroner. In Setiati dkk (ed). Buku
Ajaran Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta FK UI, hal:2416.
Soemadji. 2009. Hipoglikemia Iatrogenik. In: Aru WS, Bambang S, Idrus A, Mercellus SK,
Siti S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jilid 3. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI; hal 1900-05.
Subekti. 2014. Neuropati Diabetik. In Setiati dkk (ed). Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi VI. Jakarta: FKUI, hal: 2397-98.
Syahdrajat T, Dr. 2019. Buku Panduan Penelitian Untuk Skripsi Kedokteran & kesehatan.
Rizky Offset. Hal: 95
Wendry, W., Hidayah, T., & Rahayu, S. (2012). Sumbangan Kekuatan Otot Jari, Otot Perut
Dan Daya Ledak Otot Tungkai Dalam Reverse Lay Up. Journal of Sport Sciences
and Fitness, 1(2).
Wulandari, M. Y., & Isfandiari, M. A. (2013). Kaitan sindroma metabolik dan gaya hidup
dengan gejala komplikasi mikrovaskuler. Jurnal Berkala Epidemiologi, 1(2), 224-
233.
Yustina, 2013. Pola Komplikasi Sistemik pada PasienDiabetes Melitus Tipe 2 Di RSMH
PalembangPeriode 1 Januari sampai 31 Desember 2013.
Zahra A.A., 2016. Pola Komplikasi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 diInstalasi Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUD Dr. soetomo Surabaya Periode 1 Januari-31 Desember 2014
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA)
Zahtamal, C. F., Suyanto, R. T., & Restuastuti, T. (2007). Faktor-faktor risiko pasien
diabetes melitus. Berita kedokteran masyarakat, 23(3), 142-147.
Lampiran 1, Surat Permohonan Izin Presurvey
Lampiran 2, Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3, Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4, Surat lulus Plagiarisme
Lampiran 5, Surat Laik Etik
Lampiran 6, Lembar Konsultasi
Lampiran 7, Data Sampel/Tabel Induk
No Komplikasi Akut Komplikasi Mikrovaskular Kompilasi makrovaskular
No Nama JK Usia
RM KAD Hyperosmolar Hipoglikemia Retinopati Nefropati Neuropati Serebrovaskular PJK Ulkus
1 120224 MR L 61 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2 120235 VA P 63 0 0 0 0 0 0 0 0 1
3 120146 KP L 84 0 0 0 0 0 0 0 1 0
4 120251 NB P 66 1 0 0 0 0 0 0 0 1
5 120256 T P 54 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 119767 A P 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 33853 Y P 59 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 100444 E P 62 1 0 0 0 0 0 0 0 1
9 120278 R L 71 1 0 0 0 0 0 0 1 0
10 120282 N L 62 1 0 1 0 0 0 0 1 0
11 31236 S L 48 0 0 0 1 0 0 0 0 0
12 120310 SU P 60 0 0 0 0 0 0 0 0 1
13 120316 RN L 55 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 120324 M P 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 58388 PN P 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 120296 ACS P 52 0 0 1 1 0 0 0 0 0
17 120327 HA P 65 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 120331 AA P 63 0 0 0 0 0 1 0 0 1
19 99421 A P 68 0 0 0 0 1 0 0 0 1
20 83496 K P 57 0 0 0 1 0 0 0 0 0
21 120334 S P 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 120335 FRE P 70 1 0 0 0 1 0 0 1 0
23 85519 MW P 58 0 0 0 1 1 0 0 0 1
24 120340 SM P 47 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 120351 WDS L 43 0 0 0 1 0 0 0 0 0
26 120359 CM L 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 120358 MS P 52 0 0 1 0 0 0 0 0 0
28 113965 VSR P 65 1 0 0 0 0 0 0 1 0
29 120118 MHF L 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 120383 JLA L 56 0 0 0 0 0 1 1 0 0
31 80655 S L 64 0 0 1 0 0 0 0 0 1
32 120412 GFA L 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 108648 IK L 62 0 0 0 0 0 0 0 0 1
34 120434 MW L 67 0 0 0 0 0 1 1 0 0
35 120455 MS P 66 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 89862 AA L 42 0 0 1 0 0 0 0 0 0
37 120469 MBR L 48 0 0 0 1 0 0 0 0 0
38 120472 TMS P 51 0 0 0 0 1 0 0 0 0
39 41698 SR P 60 0 0 1 0 1 0 0 0 1
40 120481 IT P 60 0 0 0 0 0 0 0 0 1
41 120502 MAR P 61 0 0 0 0 1 0 0 0 0
42 120504 DL P 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 120505 TFS L 63 0 0 1 0 0 0 0 0 1
44 120435 M P 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 120288 ANH L 58 0 0 0 0 0 0 0 0 1
46 108857 RV P 77 0 0 0 1 1 0 0 1 0
47 27259 A P 66 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 102668 A P 67 0 0 0 0 0 1 1 0 1
49 120509 R L 69 0 0 1 0 1 0 0 1 0
50 37633 M P 61 0 0 0 0 0 0 0 0 0
51 38510 M P 58 0 0 0 0 0 0 0 0 1
52 120546 FFS L 60 0 0 0 0 0 0 0 0 1
53 120541 S L 57 0 0 0 0 0 0 0 0 1
54 120345 YE P 54 0 0 0 0 0 0 0 0 0
55 120553 TA L 54 0 0 0 0 1 0 0 0 0
56 120547 DIJ L 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0
57 75262 A P 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0
58 66909 HAD L 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0
59 120568 ARD L 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 107817 MAR L 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0
61 33359 MPD P 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0
62 120588 NIY P 64 0 0 0 0 0 0 0 0 1
63 120586 FAA L 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0
64 47602 S P 46 0 0 0 0 0 0 0 0 0
65 120619 N P 51 0 0 0 0 1 0 0 0 0
66 120618 S L 56 0 0 0 0 0 0 0 0 1
67 120625 MZ L 61 0 0 0 0 0 0 0 0 0
68 114496 S L 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0
69 120631 DS P 81 0 0 0 0 0 0 0 1 0
70 120646 S L 60 0 0 0 0 1 0 0 0 0
71 118515 M P 63 0 0 0 0 0 0 0 0 1
72 101886 Y P 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lampiran 8, Data SPSS
Jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 31 43,1 43,1 43,1
Perempuan 41 56,9 56,9 100,0
Total 72 100,0 100,0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 40 Tahun 2 2,8 2,8 2,8
40-49 Tahun 16 22,2 22,2 25,0
50-59 Tahun 22 30,6 30,6 55,6
60-69 Tahun 27 37,5 37,5 93,1
> 70 Tahun 5 6,9 6,9 100,0
Total 72 100,0 100,0
KAD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 66 91,7 91,7 91,7
Ya 6 8,3 8,3 100,0
Total 72 100,0 100,0
Hyperosmolar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 72 100,0 100,0 100,0
Hipoglikemia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 64 88,9 88,9 88,9
Ya 8 11,1 11,1 100,0
Total 72 100,0 100,0
Retinopati
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 64 88,9 88,9 88,9
Ya 8 11,1 11,1 100,0
Total 72 100,0 100,0
Nefropati
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 61 84,7 84,7 84,7
Ya 11 15,3 15,3 100,0
Total 72 100,0 100,0
Neuropati
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 67 93,1 93,1 93,1
Ya 5 6,9 6,9 100,0
Total 72 100,0 100,0
Serebrovaskuler
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 69 95,8 95,8 95,8
Ya 3 4,2 4,2 100,0
Total 72 100,0 100,0
PJK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 64 88,9 88,9 88,9
Ya 8 11,1 11,1 100,0
Total 72 100,0 100,0
Ulkus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 52 72,2 72,2 72,2
Ya 20 27,8 27,8 100,0
Total 72 100,0 100,0
Lampiran 9, Biodata
BIODATA
A. Identitas
1. Nama : Ririn Dwi Saputri
2. NPM : 16310259
3. AGAMA : Islam
4. Tempat Tanggal Lahir : Pulau Geronggang, 25 November 1998
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat : Palembang
B. Riwayat Pendidikan
1. SD :SDN 1 Pulau Geronggang Tahun 2004-2010
C. RiwayatKeluarga
1. Ayah : Syamsul Bahri
2. Ibu : Friwari Sukma Wani
3. Kakak : Doni Alpindo
4. Adik : Angger Triago Saputra
5. Adik : Prabu Harom Toriq Syambari
Lampiran 10, Motto/Persembahan
MOTTO
Allah SWT, karena atas izin dan karunia Nyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai
pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Allah SWT penguasa alam yang
meridhoi dan mengabulkan segala do’a.
Kedua orang tua, Ayahku Syamsul Bahri dan Ibu Friwari Sukma Wani yang telah
memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan
saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a
yang terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas
kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk kalian ayah
ibuku....
Kakak dan Adik-Adik Saya yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan
do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian adalah memberikan kobaran semangat yang
menggebu, terimakasih dan sayangku untuk abangku...
Dan sahabat serta teman-teman tersayang, tanpa kalian semua tak kan mungkin aku sampai
disini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan
terimakasih untuk kenangan manis yang telah terukir selama ini. Dengan perjuangan dan
kebersamaan kita pasti bisa.
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan
skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini
bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.
Lampiran 11, Foto Kegiatan
PROFIL KOMPLIKASI SISTEMIK PADA
PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019
PENDAHULUAN
Diabetes menurut American merupakan salah satu masalah
Diabetes Association (ADA) suatu kesehatan utama pada masyarakat
kelompok penyakit metabolik dengan yang mempunyai komplikasi jangka
karakteristik hiperglikemia (tingginya panjang dan pendek. Terdapat dua
kadar gula darah) yang terjadi karena jenis penyakit diabetes, yaitu DM tipe
kelainan sekresi (pengeluaran) 1 dan DM tipe 2 (American Diabetes
insulin, kerja insulin atau keduanya Association, 2017)
(Chalid 2018). Diabetes melitus
Diabetes Melitus tipe II lebih besar dibanding dipedesaan
merupakan ancaman serius bagi (1,0%)
dunia khusunya negara berkembang Selain itu Riskesdas juga
seperti Indonesia. Hampir 80% mengatakan jumlah Diabetes Melitus
kejadian Diabetes Melitus tipe II meningkat seiring meningkatnya
terjadi pada negara-negara umur, namun pada umur ≥65 tahun
berkembang yang berpenghasilan cenderung menurun (Balitbang
menengah kebawah. Bahkan WHO Kemenkes RI, 2013).Laporan hasil
menyebutkan, dari tahun 2010 hingga Riset Kesehatan Dasar
2030 kerugian dari Gross Domestic (RISKESDAS) Lampung tahun 2018
Bruto (GDP) di seluruh dunia menunjukan bahwa prevalensi
diestimasikan sebesar 1,7 triliun Diabetes Melitus adalah 1,4%
dolar (WHO, 2015) berdasarkan diagnosis.
Berdasarkan data dari Riset menurut penelitian yang
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dilakukan Corina pada tahun 2018
tahun 2018oleh Departemen komplikasi kronis terbanyak pada
Kesehatan, menunjukan bahwa pasien Diabetes Melitus tipe 2 pada
prevalensi Diabetes Mellitus di bulan Juli – September 2017 adalah
Indonesia mengalami peningkatan komplikasi mikrovaskular (57%)
dari tahun 2013 sebesar 6,9% menjadi komplikasi terbanyak neuropati
8,5% pada tahun 2018. Prevalensi diabetik (45,6%), nefropati diabetik
terkecil terdapat di Propinsi NTT (33,7%) dan retinopati diabetik
sebesar 0,8%, dan terbesar di Provinsi (20,7), Sedangkan komplikasi
DKI Jakarta 3,4%, (depkes, 2018). makrovaskular 43% dengan
Riskesdas menyebutkan prevalensi komplikasi terbanyak adalah diabetik
Diabetes pada perempuan (1,7%) kaki (29,9%), penyakit jantung
lebih besar dibanding pada laki-laki koroner(27,8%), dan serebrovaskular
(1,4%). Diabetes terdiagnosis pada (19,(4%).
mayarakat perkotaan (2,0%) juga
METODE
Pada penelitian ini jenis dengan meninjau data rekam medis
penelitian yang digunakan adalah pasien.Sampel penelitian ini adalah
metode survei deskriptif dengan data rekam medis pasien DM tipe 2
menggunakan desain cross sectional di Instalasi Penyakit Dalam RSPBA
melalui data sekunder yang ada di Bandar Lampung tahun 2019 sebesar
Rumah Sakit (Syahdrajat, 2019). 72 orang. Metode pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder dengan
diRumah Sakit Pertamina Bintang data diambil dari data rekam medis di
Amin Bandar Lampung. Penelitian ini poli Penyakit Dalam RSPBA Bandar
dilakukan pada bulan Februari 2020 Lampung.
Analisisunivariatadalahanalisisyangdi memperoleh gambaran pasien DM
gunakanuntukmenganalisissetiap tipe 2 dengan komplikasi sitemikdata
variabel (terikat atau bebas) yang kemudian dalam bentuk tabel
akan ditelti secara deskriptif untuk frekuensikarakteristik.
HASIL
1. Analisis Univariat
Total 72 100,0
perempuan yaitu sebanyak 41 orang
Berdasarkan tabeldi atas (56,9%), sedangkan yang berjenis
menunjukkan distribusi frekuensi kelamin laki-laki sebanyak 31 orang
berdasarkan jenis kelamin sebagian (43,1%).
besar orang berjenis kelamin
Total 72 100,0
Berdasarkan tabel atas orang yang diteliti sebagian besar
menunjukkan distribusi frekuensi pasien mengalami komplikasi
berdasarkan komplikasi, dari 72 yaitu sebanyak 43 Orang (59,7%)
Ya
Komplikasi Akut Jenis Kelamin Total
n %
- KAD - Laki-laki 2 6.5 31
- Perempuan 4 9.8 41
- Hyperosmolar - Laki-laki 0 0.0 31
- Perempuan 0 0.0 41
- Hipoglikemia - Laki-laki 5 16.1 31
- Perempuan 3 7.3 41
Berdasarkan tabel di atas ada yang mengalami
menunjukkan distribusi frekuensi Hyperosmolar. Sedangkan dari 41
berdasarkan komplikasi akut orang berjenis kelamin perempuan,
berdasarkan jenis kelamin, dari 31 sebanyak 4 orang (9,8%)
orang berjenis kelamin laki-laki, mengalami KAD, 3 orang (7,3%)
sebanyak 2 orang (6,5%) mengalami Hipoglikemia dan tidak
mengalami KAD, 5 orang (16,1%) ada yang mengalami Hyperosmola
mengalami Hipoglikemia dan tidak
Tabel 5. Profil komplikasi Akut pada pasien DM tipe 2 di Instalasi Penyakit
Dalam Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
berdasarkan karakteristik Usia
Ya
Komplikasi Akut Usia Total
n %
- KAD - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 0 0.0 22
- 60-69 Tahun 4 14.8 27
- ≥ 70 Tahun 2 40.0 5
- Hyperosmolar - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 0 0.0 22
- 60-69 Tahun 0 0.0 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
- Hipoglikemia - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 1 6.3 16
- 50-59 Tahun 2 9.1 22
- 60-69 Tahun 5 18.5 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
Komplikasi Ya
Jenis Kelamin Total
Mikrovaskular N %
- Retinopati - Laki-laki 3 9.7 31
- Perempuan 5 12.2 41
- Nefropati - Laki-laki 3 9.7 31
- Perempuan 8 19.5 41
- Neuropati - Laki-laki 3 9.7 31
- Perempuan 2 4.9 41
Berdasarkan tabel di atas orang (9,7%) mengalami
menunjukkan distribusi frekuensi retinopati, 3 orang (9,7%)
berdasarkan komplikasi mengalami nefropati dan 3 orang
Mikrovaskular berdasarkan jenis (9.7%) mengalami neuropati.
kelamin, dari 31 orang berjenis Sedangkan dari 41 orang
kelamin laki-laki, sebanyak 3
berjenis kelamin perempuan, (19,5%) mengalami nefropati dan 2
sebanyak 5 orang (12.2%) orang (4.9%) mengalami neuropati.
mengalami retinopati, 8 orang
Komplikasi Ya
Jenis Kelamin Total
Makrovaskular N %
- Serebrovaskular - Laki-laki 2 6.5 31
- Perempuan 1 2.4 41
- Penyakit jantung - Laki-laki 4 12.9 31
koroner - Perempuan 4 9.8 41
- Ulkus Kaki - Laki-laki 7 22.6 31
- Perempuan 13 31.7 41
Berdasarkan tabel 4.8 di dan 7 orang (22.6%)
atas menunjukkan distribusi mengalami ulkus kaki.
frekuensi berdasarkan Sedangkan dari 41 orang
komplikasi Makrovaskular berjenis kelamin
berdasarkan jenis kelamin, perempuan, sebanyak 1
dari 31 orang berjenis orang (2.4%) mengalami
kelamin laki-laki, sebanyak gangguan Serebrovaskular,
2 orang (6,5%) mengalami 4 orang (9,8%) mengalami
gangguan Serebrovaskular, penyakit jantung koroner
4 orang (12,9%) mengalami dan 13 orang (31.7%)
penyakit jantung koroner mengalami ulkus kaki.
Komplikasi Ya
Usia Total
Makrovaskular n %
- Serebrovaskular - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 1 4.5 22
- 60-69 Tahun 2 7.4 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
- Penyakit jantung - < 40 Tahun 0 0.0 2
koroner - 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 0 0.0 22
- 60-69 Tahun 3 11.1 27
- ≥ 70 Tahun 5 100.0 5
- Ulkus Kaki - < 40 Tahun 0 0.0 2
- 40-49 Tahun 0 0.0 16
- 50-59 Tahun 5 22.7 22
- 60-69 Tahun 15 55.6 27
- ≥ 70 Tahun 0 0.0 5
Berdasarkan tabel 4.9 di atas (22.7%) mengalami ulkus kaki,
menunjukkan distribusi dari 27 pasien berusia 60-69
frekuensi berdasarkan usia, dari tahun sebanyak 2 pasien (7.4%)
2 pasien berusia < 40 tahun mengalami gangguan
tidak ada yang mengalami serevbrovakuler, 3 pasien
komplikasi makrovaskuler, dari (11,1%) mengalami penyakit
16 pasien berusia 40-49 tahun, jantung koroner dan 15 pasien
tidak ada yang mengalami (55.6%) mengalami ulkus kaki,
komplikasi makrovaskuler, dari sedangkan dari 5 pasien berusia
22 pasien berusia 50-59 tahun, ≥ 70 tahun sebanyak 5 orang
sebanyak 1 orang (4.5%) (100%) mengalami penyakit
mengalami retinopati, 5 pasien jantung koroner.
PEMBAHASAN
Komplikasi Akut 1 orang (6,3%) mengalami
Berdasarkan hasil penelitian hipoglikemia, dari 22 pasien berusia
menunjukkan distribusi frekuensi 50-59 tahun, sebabyak 2 orang (9.2%)
komplikasi akut berdasarkan jenis mengalami hipoglikemia, dari 27
kelamin, dari 31 orang berjenis pasien berusia 60-69 tahun sebanyak
kelamin laki-laki, sebanyak 2 orang 4 pasien (14.8%) mengalami KAD, 5
(6,5%) mengalami KAD, 5 orang pasien (18,5%) mengalai
(16,1%) mengalami Hipoglikemia hipoglikemia, sedangkan dari 5
dan tidak ada yang mengalami pasien berusia ≥ 70 tahun sebanyak 2
Hyperosmolar. Sedangkan dari 41 orang (40%) mengalami KAD.
orang berjenis kelamin perempuan,
sebanyak 4 orang (9,8%) mengalami Komplikasi Mikrovaskular
KAD, 3 orang (7,3%) mengalami Berdasarkan hasil penelitian
Hipoglikemia dan tidak ada yang menunjukkan distribusi frekuensi
mengalami Hyperosmolar. berdasarkan komplikasi
Hasil penelitian ini sejalan Mikrovaskular berdasarkan jenis
dengan penelitian Himawan (2009) kelamin, dari 31 orang berjenis
yang menunjukkan Kejadian KAD ini kelamin laki-laki, sebanyak 3 orang
lebih banyak pada perempuan 17 (9,7%) mengalami retinopati, 3 orang
(43,6%) dibandingkan dengan laki- (9,7%) mengalami nefropati dan 3
laki 13 (33,3%). orang (9.7%) mengalami neuropati.
Sedangkan distribusi frekuensi Sedangkan dari 41 orang berjenis
berdasarkan usia, dari 2 pasien kelamin perempuan, sebanyak 5
berusia < 40 tahun tidak ada yang orang (12.2%) mengalami retinopati,
mengalami komplikasi akut, dari 16 8 orang (19,5%) mengalami nefropati
pasien berusia 40-49 tahun, sebanyak
dan 2 orang (4.9%) mengalami kelamin, dari 31 orang berjenis
neuropati. kelamin laki-laki, sebanyak 2 orang
Hasil ini sejalan dengan hasil (6,5%) mengalami gangguan
penelitian Lumban Gaol (2015) di Serebrovaskular, 4 orang (12,9%)
Rumah sakit Martha Friska Tahun mengalami penyakit jantung koroner
2014 diperoleh bahwa proporsi dan 7 orang (22.6%) mengalami ulkus
penderita DM tertinggi pada kaki. Sedangkan dari 41 orang
perempuan yaitu 57,4%. Berbeda berjenis kelamin perempuan,
dengan hasil penelitian yang sebanyak 1 orang (2.4%) mengalami
dilakukan oleh Leong (2010) pada gangguan Serebrovaskular, 4 orang
penderita DM dengan komplikasi (9,8%) mengalami penyakit jantung
gagal ginjal di Rumah Sakit Adam koroner dan 13 orang (31.7%)
Malik diperoleh proporsi penderita mengalami ulkus kaki.Hasil ini
DM tertinggi adalah berjenis kelamin sejalan dengan pendapat
laki-laki yaitu 54,8% dan perempuan Perhimpunan Dokter Spesialis
45,2%. Kardiovaskular Indonesia (PERKI)
Selain itu distribusi frekuensi 2015, penyakit diabetes lebih banyak
berdasarkan usia, dari 2 pasien ditemukan pada perempuan dibanding
berusia < 40 tahun tidak ada yang laki-laki, dengan demikian kasus
mengalami komplikasi ulkus juga banyak ditemukan pada
mikrovaskuler, dari 16 pasien berusia kaum perempuan.
40-49 tahun, sebanyak 3 orang Sedangkan distribusi frekuensi
(18,8%) mengalami retinopati, dari 22 berdasarkan usia, dari 2 pasien
pasien berusia 50-59 tahun, sebanyak berusia < 40 tahun tidak ada yang
4 orang (18.2%) mengalami mengalami komplikasi
retinopati, 4 pasien (18.2%) makrovaskuler, dari 16 pasien berusia
mengalami nefropati dan 1 pasien 40-49 tahun, tidak ada yang
(4.5%) mengalami neuropati, dari 27 mengalami komplikasi
pasien berusia 60-69 tahun sebanyak makrovaskuler, dari 22 pasien berusia
5 pasien (18.5%) mengalami 50-59 tahun, sebanyak 1 orang (4.5%)
nefropati, 4 pasien (14,8%) mengalai mengalami retinopati, 5 pasien
neuropati, sedangkan dari 5 pasien (22.7%) mengalami ulkus kaki, dari
berusia ≥ 70 tahun sebanyak 1 orang 27 pasien berusia 60-69 tahun
(20%) mengalami retinopati, 2 orang sebanyak 2 pasien (7.4%) mengalami
(40%) mengalami nefropati. gangguan serevbrovakuler, 3 pasien
(11,1%) mengalami penyakit jantung
Komplikasi Makrovaskular koroner dan 15 pasien (55.6%)
Berdasarkan hasil penelitian mengalami ulkus kaki, sedangkan
menunjukkan distribusi frekuensi dari 5 pasien berusia ≥ 70 tahun
berdasarkan komplikasi sebanyak 5 orang (100%) mengalami
Makrovaskular berdasarkan jenis penyakit jantung koroner.
KESIMPULAN 3. Yang menderita komplikasi
kronik mikrovaskular
Dari hasil pembahasan penelitian berdasarkan jenis kelamin
didapatkan jumlahsampel 72 orang sebagian besar adalah
pasien DM tipe 2dapat nefrofati yaitu pada
ditarikkesimpilan perempuan sebanyak 8 pasien
1. Pasien DM tipe 2 banyak (19,5%). Menurut usia
diderita oleh perempuan yaitu sebagian besar mengalami
56,9% dari pada laki- nefrofati berusia 60-69 tahun
laki yaitu 43,1% dan penyakit yaitu sebanyak 5 pasien
DM tipe 2 terjadi pada usia (18,5%).
antara 60-69 Tahun yaitu 4. Yang menderita komplikasi
sebanyak 27 Orang (37.5%). kronik makrovaskular
2. Menurut jenis kelamin yang berdasarkan jenis kelamin
mengalami komplikasi akut sebagian besar adalah ulkus
sebagian besar adalah kaki yaitu pada perempuan
hipogklikemi laki-laki sebanyak 13 pasien (31,7%).
sebanyak 5 pasien (16,1%). Menurut usia sebagian besar
Dan menurut usia sebagian mengalami ulkus kaki
besar mengalami KAD berusia 60-69 tahun yaitu
berusia 60-69 tahun sebanyak sebanyak 15 pasien (55,6%).
4 pasien (14,8%).