DISUSUN OLEH:
APRIYADI
NIM. 144012015004
i
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI
GASTROENTRITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2018
DISUSUN OLEH:
APRIYADI
NIM. 144012015004
ii
STIKesMuhammadiyahPringsewu Lampung
1
ABSTRAK
Diare akut (gastroenteritis) merupakan diare yang terjadi secara mendadak pada
bayi dan anak yang sebelum nya sehat, diare akut lebih sering terjadi pada bayi
dari pada anak yang lebih besar. Yang menjadi penyebab terpenting dari penyakit
diare akut pada bayi di Negara berkembang seperti Indonesia ini adalah rotavrius,
escherichia coli enterotoksigenik, shigella, camphylobacter, jejuni, dan
cryptosporidium.
Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang
mengalami diare akut dengan masalah keperawatan diare di Rumah Sakit Umum
Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kasus. Partisipan yang digunakan adalah 2 klien
yaitu dengan masalah keperawatan dan diagnosis yang sama yaitu diare akut
berhubungan dengan resiko kekurangan volume cairan, usia klien yang digunakan
1-5 tahun atau usia balita. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018.
ABSTRACT
This study aims to make every effort to implement nursing child care center in
children who slipped to only their second an acute diarrheal with a problem
nursing diarrhea in the district general hospital Pringsewu sample is taken at
lampung years 2018 .The design of this study which used in this research is a case
study in .Participating states that is used is identification 2 clients Pt Pgn promised
to supply to the issue of nursing and diagnosis of the same situation namely that
an acute diarrheal deals with the ever present risk suffer from a lack of the
volumes of liquids , the age of a client who had his used 1-5 years or to the age
children under five years old. This study was conducted in May 2018 .
The research results show the acts of old theoretically with the methods
indutction, the data collected related the process of nursing of study , diagnose
nursing, planning, the act of, and evaluation. Expected to his with the care of
nursing special his nurse in nursing should use reference according to standard
operating procedures care nursing especially to a client that is experienced acute
diarrheal that community health be even better
Library : 18 (2011-2018)
LEMBAR PERSETUJUAN
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Apriyadi ini telah diperiksan dan dipertahankan dihadapan
TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus pada tanggal :
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : 31 Juli 2018
Yang menyatakan
(APRIYADI)
PERSEMBAHAN
1. Ayahku Bapak Pathuddin Usman, Ibu Hasanah, adikku tercinta Dwi Amalia
yang aku sayangi serta yang selalu Menemani, menyemangati dan menantikan
keberhasilanku.
2. Bapak Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes selaku Pembimbing I, Ibu Ns.
Yusnita, S.Kep.,M.Kes, Bapak Heru Supriyatno, S.Kep, M.Kes. yang telah
membimbing penulis.
3. Yulinda Kurnia Dewi orang terkasih yang selalu setia menemani dan
menyemangati serta selalu setia mendengarkan keluh kesahku.
4. Teman terbaik sekaligus sahabat tercinta yang selalu ada: Heru Setiawan,
Indra Kusuma, Topan Napolion, Sandi Joni, Sadli Alpin, Ariska Sofyana, Eka
Nandasari, Ria Anggraeni dan yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.
5. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 20 yang saya banggakan
6. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya cintai.
MOTTO HIDUP
(Q.S. Al Insyirah : 5)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Karya
tulis ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami
Gastroentritis Akut Dengan Masalah Keperawatan Resiko Kekurangan Volume
Cairan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018”.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Ns. Nuria Muliani, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua Prodi D III Keperawatan
3. Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing I
4. Ns. Yusnita, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing II.
5. Heru Supriyatno, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing III.
6. Bapak, ibu, dan adik tercinta yang selalu menantikan keberhasilanku.
7. Rekan–rekan seperjuangan angkatan ke - 20 yang telah membantu dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini ada kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
selanjutnya.Semoga laporan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan ........................................................................................................ 6
1. Tujuan Umum .................................................................................. 6
2. Tujuan Khusus ................................................................................. 6
D. Manfaat ...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Pola Kebutuhan Sehari-hari (sebelum dan sesaat sakit) .................. 45
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi...................................................................................... 89
2. Lembar Informed Consent ......................................................................... 90
3. Surat Pengajuan Judul ................................................................................ 91
4. Surat Izin Pra Survey .................................................................................. 92
5. Surat Balasan Izin Prasurvey ...................................................................... 93
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit itu perlu akan tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat
yang belum sadar akan pentingnya hidup sehat tersebut sehingga mereka
baik yang sifatnya tidak menular bahkan sampai penyakit menular seperti
Secara klinik diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom, yaitu diare akut
bayi dan anak yang sebelumnya sehat diare berlansung kurang dari 14 hari
dengan disertai pengeluaran feses lunak atau cair, sering tanpa darah.,
munkin disertai muntah dan panas, diare akut lebih sering terjadi pada bayi
dari pada anak yang lebih besar. Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan
cara fekal – oral melalui makanan dan minuman yang tercemar (Sodikin,
2011).
Penyakit diare sampai dengan saat ini masih termasuk masalah kesehatan
kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Pada tahun 2009, the united
diare pada balita yakni sebesar 783 juta, kemudian Afrika sebesar 696 juta,
sebagian dari dunia sebesar 480 juta dan Asia Timur dan Pasifik sebesar 435
juta. Pada tahun 2015 lebih dari 1.400 anak-anak meningal setiap hari atau
sekitar 526.000 anak pertahun yang disebabkan karena diare (Ariani, 2016).
Di Indonesia kematian anak dan balita masih sangat tinggi yang disebab kan
oleh diare dengan prevalensi tertingi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun)
yaitu 16,7% pada tahun 2003 hingga 2010, berdasarkan survey morbiditas
yang dilakukan oleh subdit diare, insiden diare cenderung naik yakni tahun
Sulawesi utara tercatat berjumlah 6.337 orang (9,7%) dan perkiraan diare
Dilihat dari distribusi umur balita penderita diare di tahun 2014 didapatkan
21,654%, lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur
umur 54-59 bulan yaitu 2,06%. Kelompok umur dengan insiden tertinggi
adalah kelompok umur 6-11 bulan pada satu diberikan makanan pendamping
kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal
(Kemenkes, 2010).
kehilangan air dan elektrolit, maka terjadi gejala dehidrasi. Terutama diare
pada anak perlu mendapatkan penangganan yang cepat dan tepat sehingga
karena keseimbangan elektrolit merupakan suatu hal yang penting agar sel
Pada kejadian diare akut ganguan absorpsi. Pada kejadian diare akut dengan
tahapan setelah tanda – tanda dehidrasi dari anak tersebut sudah tidak ada,
atau setelah anak dinyatakan dala’m kondisi diare akut tanpa dehidrasi,
dan mengganti cairan yang hilang selama anak masih mengalami diare(
tahun 2014, populasi dalam penelitian ini adalah anak 1 bulan sampai 5
diare nilai signifikasi lebih dari 0,05 ( Agarwal, A. & Jaiswai, V. 2014).
kecamtan duren sawit jakarata timur tahun 2011, jenis penelitian survey
duren sawit jakarata timur, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
dengan kurangnya zat kekebalan yang diterimana anak melalui ASI serta
gizi anak yang kurang, sehingga anak lebih mudah terinfeksi kuman
post test only control group.populasi penelitian ini seluruh balita berusia 1 –
5 tahun, berdasarkan hasil uji SPSS U – Test didapatkan hasil hitung nilai
anak – anak yang menderita diare dibandingan dengan orang dewasa, karena
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tahun 2018
2. Tujuan Khusus
2018.
Tahun 2018.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Akut.
2. Manfaat praktis
volume cairan
c. Bagi Pasien
d. Bagi Peneliti
cairan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi diare
Diare merupakan pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.buang air
besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang
lebih banyak dari biasa nya. Bayi dikatakan diare bila lebih dari 3 x buang
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
lebih seringterjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Penyebab
jejuni, dan cryptosporidium (Depkes RI & DITJEN PPM & PLP, 1999)
penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal oral melalui
makana dan minuman yang tercemar. Peluang untuk mengalami diare akut
anara anak laki-laki dan perempuan hamper sama. Diare cair akut
(Sodikin, M.Kes).
Diare akut adalah buang air besar ( defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair ( setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari
pada biasa nya lebih dari 200 gram atau 200ml/24 jam. Definisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.
Buang air besar tersebut dapat disertai lender / darah (Amin Huda Nurarif
2. Etiologi Diare
terjadinya diare. Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan,
a. Infeksi
b. Malabsorbsi
2) Lemak
3) Protein
a. Masuknya jasad renik yang masih hidup didalam usus halus setelah
halus.
menimbulkan diare.
4. Patofisiologi/Pathway
Diare
5. Klasifikasi Diare
a. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan
b. Disentri adalah diare yang disertai darah dalam feses, menyebab kan
6. Manifestasi klinis
a. Gangguan Ostomik
Akibat terjadinya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh
b. Gangguan Sekresi
diare juga.
d. Proses Infeksi
epitel usus halus terjadi infeksi sel-sel epitel yang rusak digantikan
7. Komplikasi
EKG.
a. Hipoglikemia
b. Kejang
8. Pemeriksaan Diagnostik
(2015)pemeriksaandiagnostik yaitu:
Pemeriksaa Tinja.
9. Pemeriksaan penunjang
bertujuan menilai tingkat radang rectal, jika ada, dan dapatkan feses untuk
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
3) Obat obatan
b. Penatalaksanaan Keperawatan
kegunaannya
diare.
7) Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali
mencangkup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, bersifat
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, jaringan tubuh, organ organ dan sel dan
system organ difereansasi dari sel sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
dini.
a. Ciri-Ciri Pertumbuhan
1) Perubahan Ukuran
2) Perubahan Proporsi
b. Ciri-ciri Perkembangan
a. Faktor Genetik
berbagai faktor bawaan yang normal dan patalogik, jenis kelamin, suku
b. Faktor Lingkungan
2) Mekanis
3) Toksin/zat kimia.
4) Endokrin
5) Radiasi
6) Infeksi
7) Stres
8) Imunitas
9) Anoksia embrio
1) Lingkungan Biologis
a) Ras/suku bangsa
b) Jenis kelamin
c) Umur
d) Gizi
e) Perawatan kesehatan
g) Penyakit kronis
h) Fungsi metabolisme
i) Hormone
2) Faktor Fisik
b) Sanitasi
c) Keadaan rumah
d) Radiasi
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
b) Motivasi belajar
d) Kelompok sebaya
e) Stres
f) Sekolah
b) Pendidikan ayah/ibu
c) Jumlah saudara
f) Kepribadian ayah/ibu
g) Adat istiadat
h) Agama
A. Peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang
masa toddler
1) Tinggi badan
2) Berat badan
tahun.
dan otot yang tidak terpengaruhi banyak oleh kedaan cairan tubuh
B. Perkembangan motorik
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
2. Batasan karakteristik
Urgensi
Kram/nyeri abdomen
a. Patofisiologi
b. Situsional
perjalanan jauh
daya imunitasnya
7) Maturasional
1. Pengkajian
kram, muntah.
2. Diagnosa Keperawatan
aktif.
3. Intervensi Keperawatan
menurunkan stress
Monitor persiapan
makanan yang
aman
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC NIC
dari kebutuhan tubuh Nutritional status: Nutrition management
Definisi: Asupan nutrisi tidak Nutritional status: food Kaji adanya alergi
cukup untuk memenuhi kebutuhan and fluid intake makanan
metabolik Nutritional status: Kolaborasi dengan
Batasan karakteristik: nutrient intake ahli gizi untuk
Kram abdomen Kriteria hasil menentukan
Nyeri abdomen Adanya peningkatan jumlah nutrisi
Menghindari makanan berat badan sesuai Anjurkan pasien
Berat badan 20% atau lebih tujuan meningkatkan
dibawah bb ideal Berat badan ideal sesuai intake fe
Kerapuhan kapiler dengan tinggi badan Anjurkan untuk
Diare Mampu meningkatkan vit c
Kehilangan rambut mengidentifikasi Berikan subtansi
berlebihan kebutuhan nutrisi gula
Bising usus hiperaktif Tidak ada tanda-tanda Berikan informasi
Kurang makanan malnutrisi tentang kebutuhan
Kurang informasi Menunjukan nutrisi
kurang minta pada makanan peningkatan fungsi Nutrition monitoring
kesalahan konsepsi pengecapan dari BB pasien dalam
kesalahan informasi menelan batas normal
membran mukosa pucat Tidak terjadi penurunan Monitor adanya
Tonus otot menurun berat badan yang berarti penurunan bb
Cepat kenyang setelah Monitor interaksi
makan anak selama
Sariawan rongga mulut makan
steatorea Monitor kulit
kelemahan otot ngunyah kering dan
Factor-faktor yang berhubungan: perubahan
Faktor biologis pigmentasi
Faktor ekonomi Monitor turgor
kulit
3 Resiko kekurangan volume cairan NOC NIC
Definisi : beresiko mengalami Fluid balance Fluid management
dehidrasi vascular,selular, atau Hydration Timbang popok/
intraselular Nutritional status : food pembalut jika
Faktor resiko: and fluid intake diperlukan
Kehilangan volume cairan Kriteria hasil : Pertahankan catatan
aktif Mempertahankan urine intake dan output
Kurang pengertahuan output sesuai dengan yang akurat
Penyimpangan yang usia dan BB. Monitor status
mempengaruhi absorbs Tekanan darah, nadi, dehidrasi
cairan suhu tubuh dalam batas Monitor vital sign
Penyimpangan yang normal Monitor masukan
mempengaruhi akses cairan Tidak ada tanda-tanda makanan/cairan
Penyimpangan yang dehidrasi, elastisitas Kolaborasi
memepengaruhi asupan tugor kulit bai, pemberian cairan iv
cairan membrane mukosa Monitor status
Kehilangan berlebihan lembab, tidak ada rasa nutrisi
melalui rute normal ( haus yang berlebihan Dorong masukan
mis.,diare) oral
4. Implementasi
5. Evaluasi
berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian adalah model atau yang digunakan peneliti untuk melakukan
2011).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu
informasi.
B. Batasan masalah
Asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare akut dengan masalah
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Cara ukur
Diare akut Buang air besar (defekasi) dengan - Melakukan Observasi dan
tinja berbentuk cair atau setengah wawancara
cair (setengah padat). Lebih dari 3 - Melakukan Pemeriksan
kali perhari. Batasan karakteristik: fisik
- Nyeri abdomen sedikitnya tiga - Rekam medis
30
C. Partisipan
Subyek yang digunakan adalah 2 klien yaitu dengan masalah keperawatan dan
diagnosis yang sama yaitu diare akut berhubungan dengan resiko kekurangan
volume cairan, usia klien yang digunakan 1-5 tahun atau usia balita. Kondisi
orang tua klien dapat bekerja sama untuk melakukan asuhan keperawat diare
akut.
Studi kasus ini dilakukan di ruang anak rumah sakit umum daerah pringsewu,
perawatan.
E. Pengumpulan data
1. Wawancara
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal
sedikit/kecil(Iskandar, 2010).
lapangan(Iskandar, 2010).
integument.
dilakukan adalah :
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau variable yang
berupa catatan, transkip, surat kabar, dan sebagian nya (Iskandar, 2010).
F. Analisa data
1. Pengumpulan data
Pembeda antara pasien 1 dan 2 dilihat dari teori, fakta dan tanda-tanda
diare
2. Mereduksi data
memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan
3. Penyajian data
2010).
kerahasiaan dari klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas
klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada
hasil penelitian terdahulu secara teori dengan metode iduksi, data yang
G. Etik penelitian
1. Informed Consent
2. Anonymity
3. Confidentiality
H. Jalannya penelitian
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Hasil
Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dan hasil penelitian
yang telah dilakukan. Laporan ini akan ditulis dalam bentuk karya tulis
ilmiah.
6. Setelah mendapat jawaban surat izin pengambilan data dari pihak rumah
mencari pasien.
keperawatan
10. Lakukan intervensi berulang yang sama kepada kedua pasien dihari kedua
dan ketiga perawatan, dan lihat hasil atau perbandingan dari kedua pasien
tersebut.
11. Jika dalam tiga hari pasien sudah tidak tampak tanda dan gejala diare, bab
BAB IV
A. Hasil
Pringsewu
37
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
38
Dengan adanya visi misi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tersebut
terdapat filosofi: “Anda Sehat dan Puas Kami Bahagia”. Sementara itu
tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
2. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Tabel 4.1
Identitas Pasien
Pendidikan - -
Alamat Talang padang Pugung
2) Riwayat Penyakit
Tabel 4.2
Riwayat Penyakit
Ibu Pasien
Riwayat penyakit Ibu Pasien mengatakan mengatakan anaknya Terdapat kesenjangan
dahulu anaknya pernah pernah mengalami antaraPasien 1 dan
mengalami diare ±6 diare sekitar setahun Pasien 2 pada riwayat
bulan yang lalu, namun yang lalu, namun tidak penyakit dahulu.
tidak sampai dirawat di sampai dirawat
Rumah Sakit, pernah dirumah sakit, pernah
demam 2 x/tahun, demam 2 x/tahun,
batuk pilek 3 x/tahun, batuk pilek 4 x/tahun,
anaknya tidak pernah tidak pernah kejang,
kejang, tidak pernah tidak pernah mimisan,
mimisan, anaknya anaknya belum pernah
belum pernah dirawat di rawat di Rumah
di Rumah Sakit, baru Sakit dan baru pertama
pertama kali ini di kali ini di rawat Di
rawat di Rumah Sakit, Rumah Sakit, anaknya
tidak memiliki riwayat tidak memiliki riwayat
kecelakaan dan operasi kecelakaan dan
operasi
Pasienmerupakan anak
Riwayat keluarga Pasien merupakan anak ketiga dari Ny.S dan Terdapat kesenjangan
pertama dari Tn. W klien tinggal antaraPasien 1 dan
pernikahan Ny.I dan bersama kedua orang Pasien 2 pada riwayat
Tn.P, klien tinggal tua dan kakak nya. keluarga.
bersam dengan kedua
orang tua nya beserta
kakek dan nenek nya,
klien juga merupakan
anak tunggal.
Genogram klien 1
X : meninggal : pasien
: tinggal serumah
Genogram klien 2
X : Meninggal : Pasien
: Tinggal serumah
Tabel 4.3
4) Riwayat Imunisasi
Tabel 4.4
Riwayat Imunisasi
Tabel 4.5
6) Riwayat Psikososial
Tabel 4.6
Data Psikososial
Pola rekreasi Ibu mengatakan sering Saat sakit Pasien hanya Terdapat
mengajak anak nya diam dan tiduran di kesenjangan
bermain. Saat di Rumah tempat tidur Rumah Sakit. antara Pasien 1
Sakit Pasien cenderung dan Pasien 2
Tabel 4.7
Pola
Kebutuhan Pasien 1 Pasien 2 Data senjang
Sehari-hari
Pola nutrisi Sebelum sakit: Sebelum sakit: Terdapat kesenjanganantarapasien 1
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan dan pasien 2 pada pola nutrisi saat
anaknya makan 3 kali/hari anaknya makan 3 kali/hari sakit, untuk pasien 1 menghabiskan
(pagi, siang, sore) dengan (pagi, siang, sore) dengan makanan hanya separuh porsi piring
jenis makanan nasi beserta jenis makanan nasi beserta saja atau 4-5 sendok makan, pasien
lauk pauknya seperti lauk pauknya seperti 2 hanya menghabiskan makanan
daging, ikan, tempe, telur, daging, ikan, tempe, telur, ±5-6 sendok makan saja.
sayur, buah dan lain-lain, sayur, buah dan lain-lain,
dengan porsi sedang, dengan porsi sedang,
pasien selalu pasien selalu
menghabiskan porsi menghabiskan porsi
makan yang diberikan. Ibu makan yang diberikan. Ibu
pasien mengatakan tidak pasien mengatakan tidak
ada alergi makanan dan ada alergi makanan dan
nafsu makan baik. nafsu makan baik.
IWL = BB x 15 IWL = BB x 15
= 10 x 15 = 9 x 15
= 150 = 135
∑Cairan = 24 x 60 x 15 ∑Cairan = 24 x 60 x 15
20 20
= 1080 cc = 1080 cc
Sebelum sakit:
Ibu pasien mengatakan Sebelum sakit:
anaknya tidur malam 10 Ibu pasien mengatakan
Pola tidur jam, tidur siang 2 jam, anaknya tidur malam 8-9
klien tidak mengalami jam, tidur siang 2 jam,
gangguan saat tidur. klien tidak mengalami
Saat sakit: gangguan saat tidur.
Ibu pasien mengatakan Saat sakit:
anaknya tidur malam 8 Ibu pasien mengatakan
jam, tidur siang 1 jam, anaknya tidur malam 8
klien mudah terbangun jam, tidur siang 1 jam, Terdapat kesenjangan antarapasien
karena berisik. klien mudah terbangun 1 dan pasien 2 pada pola tidur yaitu
karena berisik. pada saat sebelum sakit pasien 1
Sebelum sakit: tidur malam 10 jam dan siang 2 jam
Ibu pasien mengatakan Sebelum sakit: serta pasien 2 tidur malam 8-9 jam
anaknya mandi 2 kali/hari, Ibu pasien mengatakan dan tidur siang 2 jam.
pasien rutin menggosok anaknya mandi 2 kali/hari,
Pola hygiene gigi saat mandi. Pasien pasien rutin menggosok
tubuh rutin keramas 2 hari sekali gigi saat mandi. Pasien
dan kuku selalu rutin keramas 2 hari sekali
dibersihkan dan dipotong dan kuku selalu
jika sudah terlihat dibersihkan dan dipotong
panjang. jika sudah terlihat
Saat sakit: panjang.
Ibu pasien mengatakan Tidak terdapat kesenjangan antara
Tabel 4.8
Pola pertahanan Orang tua sangat Orang tua sangat Tidak terdapat
keluarga menyayangi pasien dan menyayangi pasien, kesenjangan antara
akan selalu menjaga akan menjaga dan pasien 1 dan pasien 2.
serta merawat pasien. merawatnya sampai
sembuh dan pasien
memiliki saudara
kandung.
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Sistem Pasien tidak mengalami Pasien tidak mengalami Terdapat kesenjangan antara
pernafasan pernafasan cuping pernafasan cuping pasien 1 dan pasien 2 pada
hidung, jalan nafas hidung, jalan nafas pemeriksaan nadi.
bersihdan efektif tidak bersihdan efektif tidak
ada sumbatan, bentuk ada sumbatan, bentuk
dada normal tidak ada dada normal tidak ada
retraksi dinding dada, retraksi dinding dada,
irama nafas teratur, irama nafas teratur,
kedalaman nafas kedalaman nafas
normal, suara nafas normal, suara nafas
vesikuler dan tidak vesikuler dan tidak
menggunakan alat menggunakan alat
bantu pernafasan. bantu pernafasan.
Sistem Kekuatan nadi 115 Kekuatan nadi 110 Terdapat kesenjangan antara
kardiovaskuler kali/menit, irama nadi kali/menit, irama nadi pasien 1 dan pasien 2 yaitu
cepat, temperature kulit cepat, temperature kulit pada nadi.
hangat, pasientidak hangat, pasien tidak
sianosis, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat
oedema,Irama jantung oedema,Irama jantung
teratur, tidak ada teratur, tidak ada
kelainan bunyi jantung, kelainan bunyi jantung,
tidak ada nyeri dada, tidak ada nyeri dada,
tidak ada distensi vena tidak ada distensi vena
jugularis. jugularis.
GCS : E 4, M 6, V GCS : E 4, M 6, V
5 5
Tabel 4.11
12) Pengobatan/Terapi
Tabel 4.12
Pengobatan/Terapi
Nama Tanggal Jenis terapi (obat Dosis dan cara Waktu Data senjang
cairan) Pemberian
Tabel 4.13
RL 15 tetes/menit, S: RL 15 tetes/menit, S:
37,0 0C. 38,50C.
Tabel 4.14
Data Fokus
Tabel 4.15
Analisa Data
DO:
- Pasien tidak nafsu makan Nafsu makan menurun
- Hanya mengabiskan 4-5 sendok
makan dari porsi yang disediakan
- Mual muntah satu kali/hari
- BB saat sakit 10 kg
Pasien 2
DS: Diare Resiko kekurangan
- Ibu pasien mengatakan anaknya volume cairan
merasa haus
- Ibu pasien mengatakan bibir Frekuensi BAB
anaknya kering meningkat
- Ibu pasien mengatakan anaknya
lemas karena BAB sudah 4 x/hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya Hilang cairan &
mual muntah satu kali/hari elektrolit
- Ibu pasien mengatakan berat
badan anaknya turun, BB sebelum
sakit 10 kg Gangguan
- Ibu pasien mengatakan anaknya keseimbangan cairan
demam dan elektrolit
DO:
- Pasien tampak haus
- Mukosa bibir pasien kering Dehidrasi
- Turgor kulit tidak elastic
- Pasien tampak lemas
- BAB cair 4x/hari
- BAB 200 cc/hari
- BAK ±920 cc/hari
- Minum 400 cc/hari
- Muntah 100 cc/hari
- Infuse 1080 cc/hari
- Balance cairan 125 cc/hari
- BB saat sakit 9 kg
- Suhu 38,5℃
DS: Diare Ketidakseimbangan
- Ibu pasien mengatakan anaknya nutrisi kurang dari
makan hanya 5-6 sendok makan kebutuhan tubuh
- Ibu pasien mengatakan berat Distensi abdomen berhubungan dengan
badannya turun, BB sebelum sakit penurunan intake
10 kg makanan
- Ibu pasien mengatakan anaknya
demam Mual muntah
DO:
- Pasien tampak tidak nafsu makan Nafsu makan menurun
- Hanya menghabiskan 5-6 sendok
makan dari porsi yang disediakan
- BB saat sakit 9 kg
- Suhu 38,5℃
Diagnose keperawatan
Tabel 4.16
Diagnosa Keperawatan
Pasien 1 Pasien 2
1. Resiko Kekurangan Volume Cairan 1. Resiko Kekurangan Volume Cairan
Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan
Aktif Aktif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari 2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan
Tabel 3.17
Rencana Intervensi
17) Implementasi
Tabel 4.18
Implementasi
08.30 2. Memonitor status hidrasi 08.30 2. Memonitor status 08.30 2.Memonitor status hidrasi
R: hidrasi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu pasien mengatakan
bibir anaknya kering Ibu pasien mengatakan bibir anaknya sudah
H: bibir anaknya sudah tidak kering
Mukosa bibir kering, tidak kering H:
turgor kulit tidak elastic, H: Mukosa bibir lembab,
N: 115 x/menit Mukosa bibir lembab, turgor kulit elastic, N:
turgor kulit elastic, N: 110 x/menit
113 x/menit
09.00 3. Memonitor vital sign 09.00 3. Memonitor vital sign 09.00 3.Memonitor vital sign
R: R: R:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak badan anaknya tidak badan anaknya tidak
panas panas panas
H: H: H:
S: 36,8℃ S: 36, 5℃ , N: 113 S: 36, 5℃ , N: 110
N: 115 x/menit x/menit, RR: 24 x/menit x/menit, RR: 22 x/menit
RR: 24 x/menit
10.30 6. Memonitor status nutrisi 10.30 6. Memonitor status 10.30 6.Memonitor status nutrisi
R: nutrisi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu pasien mengatakan
anaknya makan 4-5 Ibu pasien mengatakan anaknya makan satu
sendok makan saja, BB anaknya menghabiskan piring porsi makan
turun makan setengah piring H:
H: porsi makan Pasien tampak
Pasien makan hanya 4-5 H: menghabiskan satu
sendok makan, BB Pasien tampak piring porsi makan, BB
sebelum sakit 12 kg, BB menghabiskan setengah 12 kg.
saat sakit 10 kg. piring porsi makan, BB
11 kg.
11.00 7. Mendorong masukan 11.00 7. Mendorong masukan 11.00 7.Mendorong masukan oral
oral oral R:
R: R: Ibu pasien mengatakan
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan anaknya minum
anaknya minum 550 anaknya minum 900cc/hari,
cc/hari dan makan hanya 550cc/hari, menghabiskan satu
4-5 sendok makan saja menghabiskan makan piring porsi makan
H: setengah porsi makan H:
Pasien minum 550 H: Pasien minum
cc/hari, makan 4-5 Pasien minum 900cc/hari, makan satu
sendok makan 550cc/hari, makan piring porsi makan.
setengah piring porsi
makan
Pasien 2 28 Mei 2018 29 Mei 2018 30 Mei 2018
Resiko 08.00 1. Mempertahankan catatan 08.00 1. Mempertahankan 08.00 1. Mempertahankan catatan
kekurangan intake dan output yang catatan intake dan intake dan output yang
volume cairan adekuat output yang adekuat adekuat
berhubungan R: R: R:
dengan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
kehilangan anaknya haus, minum anaknya sudah tidak anaknya sudah tidak
cairan aktif 400cc/hari, BAB cair haus dan sudah tidak merasa haus dan sudah
sudah 4 x/hari, muntah 1 mual muntah, minum tidak mual muntah,
x/hari 500cc/hari, BAB cair minum 700cc/hari, BAB
08.30 H: sudah 4 x/hari 1x/hari
Intake: minum H: H:
400cc/hari, infuse 15 Intake: minum Intake: minum
tetes/menit dengan 500cc/hari, infuse 15 700cc/hari, infuse 15
jumlah cairan tetes/menit dengan tetes/menit dengan
1080cc/hari jumlah cairan jumlah cairan
Output: BAK 920cc/hari, 1080cc/hari 1080cc/hari
BAB 200cc/hari, muntah Output: BAK Output: BAK 900cc/hari,
100cc/hari. Balance 900cc/hari, BAB BAB 100cc/hari,
cairan 125cc/hari dan 200cc/hari, Balance Balance cairan
IWL 135cc/hari cairan 345cc/hari, IWL 645cc/hari, IWL
135cc/hari 135cc/hari
2. Memonitor status hidrasi 08.30 2. Memonitor status 08.30 2. Memonitor status hidrasi
R: hidrasi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu pasien mengatakan
bibir anaknya kering, Ibu pasien mengatakan bibir anaknya sudah
mata terlihat cekung bibir anaknya kering, tidak kering, mata tidak
H: mata terlihat cekung terlihat cekung
Mukosa bibir kering, H: H:
turgor kulit tidak elastic, Mukosa bibir kering, Mukosa bibir lembab,
kulit kering, N: 110 turgor kulit elastic, N: turgor kulit elastic, N:
09.00 x/menit 105 x/menit 105 x/menit
3.Memonitor vital sign 09.00 3. Memonitor vital sign 09.00 3. Memonitor vital sign
R: R: R:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
badan anaknya panas badan anaknya panas badan anaknya sudah
H: H: tidak panas
S: 38,5 ℃ , N: 110 S: 37,8 ℃ , N: 105 H:
x/menit, RR: 25 x/menit x/menit, RR: 24 x/menit S: 36,4 ℃ , N: 105
x/menit, RR: 24 x/menit
10.30 6.Memonitor status nutrisi 10.30 6. Memonitor status 10.30 6. Memonitor status nutrisi
R: nutrisi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu klien mengatakan
anaknya makan hanya 5- Ibu pasien mengatakan anaknya menghabiskan
6 sendok makan saja, BB anaknya makan hanya setengah piring porsi
turun 5-7 sendok makan saja makan
H: H: H:
Pasien makan hanya 5-6 Klien makan 5-7 sendok Pasien menghabiskan
sendok makan, BB makan, BB 10 kg. setengah piring porsi
sebelum sakit 10 kg, BB makan, BB 10 kg.
saat sakit 9 kg.
11.00 7.Mendorong masukan oral 11.00 7. Mendorong masukan 11.00 7. Mendorong masukan
R: oral oral
Ibu pasien mengatakan R: R:
anaknya minum sekitar Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
400 cc/hari dan makan anaknya minum sekitar anaknya minum sekitar
hanya 5-6 sendok makan 500cc/hari dan makan 700cc/hari dan
saja 5-7 sendok makan saja menghabiskan setengah
H: H: piring porsi makan
Pasien minum 400 Pasien minum H:
cc/hari, makan 5-6 500cc/hari, makan 5-7 Pasien minum
sendok makan sendok makan. 700cc/hari,
menghabiskan makan
setengah piring porsi
makan.
Kesenjangan:
18) Evaluasi
Tabel 4.19
Evaluasi
O: O: O:
- Pasien tampak haus - Pasien tampak tidak haus - Pasien tampak tidak haus
- Lemah - Tidak lemah, mukosa bibir - Tidak lemah, mukosa
- Mukosa bibir kering, turgor tidak kering, turgor kulit bibir tidak kering, turgor
kulit tidak elastic elastic kulit elastic
- Minum 550cc/hari - Minum 550cc/hari - Minum 900cc/hari
- Makan 4-5 sendok makan - Menghabiskan makan - Menghabiskan makan satu
- BAB cair 3x/hari setengah piring porsi piring porsi makan
- BAB 240cc/hari makan - BAB 1 kali/hari
- BAK 1000cc/hari - Tidak BAB - BAB 100cc/hari
- Muntah 1 kali/hari dengan - BAK dengan jumlah - BAK 500cc/hari
jumlah sekitar 100cc/hari sekitar 900cc/hari - S: 36,5℃, N: 110 x/menit,
- IVFD RL 15 tetes/menit - Tampak tidak mual muntah RR: 22 x/menit
dengan jumlah 1080cc/hari - IVFD RL 15 tetes/menit - Balance cairan 150cc/hari
- S: 36,8℃, N: 115 x/menit, dengan jumlah cairan
RR: 24 x/menit 1080cc/hari
- Balance cairan 140cc/hari - S: 36,5℃, N: 113 x/menit,
RR: 24 x/menit
A: A: A:
Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan
volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan
aktif belum teratasi aktif teratasi aktif teratasi
P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi.
1. Pertahankan catatan intake 1. Pertahankan catatan intake Namun apabila ada masalah
dan output yang adekuat dan output yang adekuat keperawatan yang
2. Monitor status hidrasi 2. Monitor status hidrasi berlanjutan maka lanjutkan
(kelembaban membrane (kelembaban membrane intervensi awal.
mukosa, nadi adekuat, mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), tekanan darah ortostatik),
jika diperlukan jika diperlukan
3. Monitor vital sign 3. Monitor vital sign
4. Monitor masukan 4. Monitor masukan
makanan/cairan makanan/cairan
Pasien 2
Resiko S: S: S:
kekurangan - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan
volume cairan anaknya merasa haus anaknya sudah tidak anaknya sudah tidak
berhubungan - Ibu pasien mengatakan merasa haus merasa haus
dengan anaknya lemah, matanya - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan
kehilangan terlihat cekung dan bibir anaknya lemah, mata anaknya sudah tidak mual
cairan aktif anaknya kering cekung, bibir anaknya muntah
- Ibu pasien mengatakan kering - Ibu klien mengatakan
anaknya minum 400cc/hari - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak lemah,
- Ibu pasien mengatakan anaknya minum 500cc/hari mata anaknya tidak
anaknya makan 5-6 sendok - Ibu pasien mengatakan cekung dan bibir anaknya
makan anaknya makan 5-7 sendok tidak kering
- Ibu pasien mengatakan makan - Ibu pasien mengatakan
anaknya BAB cair sudah 4 - Ibu pasien mengatakan anaknya minum
x/hari anaknya BAB cair sudah 4 700cc/hari
- Ibu pasien mengatakan x/hari - Ibu pasien mengatakan
anaknya demam - Ibu pasien mengatakan anaknya BAB 1x/hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya demam - Ibu pasien mengatakan
anaknya muntah 1 x/hari badan anaknya sudah
tidak panas
- Ibu pasien mengatakan
anaknya makan
menghabiskan setengah
piring porsi makannya
O: O: O:
- Pasien tampak haus - Pasien tampak tidak haus - Pasien tampak tidak haus
- Lemah, mata cekung, - Lemah, mata cekung, - Tidak lemah, mata tidak
mukosa bibir kering, turgor mukosa bibir kering, turgor cekung, mukosa bibir
kulit tidak elastic kulit elastic lembab, turgor kulit
- Demam - Demam elastic
- Minum 400cc/hari - Minum 500cc/hari - Tidak demam
- Makan 5-6 sendok makan - Makan 5-7 sendok makan - Minum 700cc/hari
- BAB cair sudah 4x/hari - BAB cair sudah 4x/hari - Menghabiskan makan
- BAB 200cc/hari - BAB 200cc/hari setengah piring porsi
- BAK 920cc/hari - BAK 900cc/hari makan
- IVFD RL 15 tetes/menit - IVFD RL 15 tetes/menit - Tidak BAB
dengan jumlah cairan dengan jumlah cairan - BAK 900cc/hari
1080cc/hari 1080cc/hari - IVFD RL 15 tetes/hari
- S: 38,5℃, N: 110 x/menit, - S: 37,8℃, N: 105 x/menit, dengan jumlah cairan
RR: 25 x/menit RR: 24 x/menit 1080cc/hari
- Balance cairan 125cc/hari - Balance cairan 345cc/hari - S: 36,4℃, N: 105 x/menit,
RR: 24 x/menit
- Balance cairan 645cc/hari
A: A: A:
Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan
volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan
aktif belum teratasi aktif teratasi aktif teratasi
P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi.
1. Pertahankan catatan intake 1. Pertahankan catatan intake Namun apabila ada masalah
dan output yang adekuat dan output yang adekuat keperawatan yang
2. Monitor status hidrasi 2. Monitor status hidrasi berlanjutan maka lanjutkan
(kelembaban membrane (kelembaban membrane intervensi awal.
mukosa, nadi adekuat, mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), tekanan darah ortostatik),
jika diperlukan jikadiperlukan
3. Monitor vital sign 3. Monitor vital sign
4. Monitor masukan 4. Monitor masukan
makanan/cairan makanan/cairan
Kesenjangan:
Terdapat peningkatan cairan tubuh setelah 3 hari diberikan tindakan
keperawatan.
Pasien 1: Balance cairan 150 cc/hari
Pasien 2 : Balance cairan 654 cc/hari
B. Pembahasan
Dalam BAB ini penulis membahas tentang kesenjangan antara landasan teori
dan tinjauan kasus yang ditemukan pada klien 1 dan klien 2 pada Asuhan
evaluasi.
1) Pengkajain
2008)Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari warga dengan cara
Pasien 1:
Pasien 2:
b. Riwayat penyakit
Pasien 1:
Pringsewu pada tanggal 27 Mei 2018 melalui UGD diantar oleh kedua
Pasien 2:
tetes/menit, S: 38,5℃
BAB lebi dari 3 kali/hari tanda dan gejala yang khas seperti fases lunak
atau cair, sering tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas.
teori dimana kedua pasien mengalami tanda gejala yang tertera di teori.
Pasien 1:
Anak pertama
Pasien 2:
Anak ketiga
d. Riwayat kehamilan
sakit)
Pasien 1:
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit minum 7-8 gelas dalam sehari,
jenis minum pasien hanya air putih saja dan ketika sakit hanya 4-5 gelas
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit buang air kecil 3-4 kali/hari,
warna kuning, berbau khas, tidak ada keluhan pada saat buang air
kecing dan saat sakit anaknya buang air kecil 5-6 kali/hari dengan
jumlah ±1000cc, urine berwarna kuning jernih, tidak ada keluhan pada
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit buang air besar 2-3 kali/hari
dengan konsistensi fases lembek berbau khas dan warna feses klien
kuning dan tidak ada keluhan saat buang air besar dan saat sakit klien
lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi buang air besar cair
dan bercampur lendir dengan jumlah setiap kali buang air besar ±80cc
Pasien 2:
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit minum 5-6 gelas dalam sehari,
jenis minum pasien hanya air putih saja dan ketika sakit hanya 3-4 gelas
air kecil 3-4 kali/hari, warna kuning, berbau khas, tidak ada keluhan
pada saat buang air kecil dan saat sakit anaknya buang air kecil 5-7
kali/hari dengan jumlah ±920 cc, urine berwarna kuning jernih, tidak
ada keluhan pada saat buang air kecil.Ibu pasien mengatakan sebelum
sakit buang air besar 2-3 kali/hari dengan konsistensi fases lembek
berbau khas dan warna feses klien kuning dan tidak ada keluhan saat
buang air besar, klien BAB >4 kali dalam sehari dengan jumlah ±50cc
setiap BAB dan total dalam sehari ±200cc dengan konsistensi cair dan
bercampur lendir.
Menurut (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015) buang air besar
padat) kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari
Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
Pasien 1:
Lingkar kepala 48 cm, Lingkar dada 46 cm, Lingkar perut 47 cm, LILA
15 cm.
Pasien 2:
Lingkar kepala 45 cm, Lingkar dada 43 cm, Lingkar perut 44 cm, LILA
14 cm.
berjalan, menyebutkan kata ibu dan ayah, nama orang dan namanya
sendiri.
h. Pengobatan/Terapi
2) Diagnosa Keperawatan
hidup yang actual maupun potensial (Amin Huda Nurarif & Hardhi
Kusuma, 2015).
Diagnose keperawatan yang ditegakkan dari kedua pasien ini adalah resiko
Pasien 1:
Pasien 2:
Dari data tersebut kedua pasien mengalami resiko kekurangan cairan yang
Berdasarkan faktor dan teori yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa
3) Intervensi
pada karya tulis berbasis study kasus ini menggunakan intervensi berbasis
pertahankan catatan intake dan output yang adekuat, monitor status hidrasi,
yang adekuat, monitor status hidrasi, monitor vital sign, monitor masukan
pasien makan, tawarkan snack (jus buah, buah segar), kolaborasi dengan
volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil IWL. Pasien 1 IWL 150
dan pasien 2 IWL 135.BAB tidak lebih dari 3 kali/hari, turgor kulit elastis.
4) Implementasi
diberikan sejalan dengan teori yang ada karena kedua pasien mengalami
5) Evaluasi
kisaran normal.
kembali.
kekebalan yang dapat diterima anak melalui asi serta meningkatkan gizi
anak yang kurang sehingga anak tidak mudah terinfeksi kuman penyebab
diare.
evaluasi yang muncul pada pasien terhadap kriteria hasil dan tujuan yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hari yang dimulai dari tanggal 27-30mei dan dari evaluasi serta tindakan
Hal-hal yang perlu dikaji adalah pertahankan catatan intake dan output
yang adekuat, monitor status hidrasi, monitor vital sign, monitor masukan
makanan/cairan.
volume cairan usia balita harus memperhatikan data objek dan data subjek
yang muncul, tidak semua diagnosa yang ada pada teori dapat dijadikan
kekurangan volume cairan dengan usia balita, maka hal yang perlu
74
volume cairan harus memperhatikan kriteria hasil serta tujuan umum dan
tujuan kusus.
B. SARAN
1. Bagi perawat
3. Bagi klien
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, S., Upadhyay, A., Shah, D., Teotia, N., Agarwal, A. & Jaiswal, V.
2014, Lactobacillus Gg For Treatment Of Acute Childhood Diarrhoea: An
Open Labelled, Randomized Controlled Trial. The Indian Journal Of Medical
Research, 139; 3; 379-385.
Ariani, A. putrid (2016). Diare: pencegahan dan penobatannya. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Kemenkes RI, (2017) data dan informasi provil kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta.
Nabilla, 2011, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Diare di
Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, Skripsi, Universitas
Veteran, Jakarta.
Nurarif,A,H dan Kusuma, H. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnose medis dan Nanda nic noc.Edisi revisi jilid 1. Mediaction Publishing.
Jogjakarta.
Sodikin. 2011. Asuhan keperawatan anak: ganguan sitem gastrointestinal dan
hepatobilier. Jakarta: salemba medika .
Sodikin. 2011. Keperawatan anak gangguan pencernaan. Jakarta: EGC
Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGD
Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. In: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H,
Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, Penyunting. Edisi 3. Jakarta: Badan penerbit
IDAI; 2012.p.87-116.
Sudarti. 2010. Kelainan dan penyakit pada bayi bayi dan anak.Nuha medika.
Yogyakarta.
Yenichrist. (2008). Pengkajian Keperawatan. Dipetik 29 Maret, 2018, dari
https://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/pengkajian-keperawatan-3.
LAMPIRAN