Anda di halaman 1dari 119

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI

GASTROENTRITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah

DISUSUN OLEH:
APRIYADI
NIM. 144012015004

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2018

i
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI
GASTROENTRITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH:
APRIYADI
NIM. 144012015004

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2018

ii
STIKesMuhammadiyahPringsewu Lampung
1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI


GASTROENTRITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2018

xv + 90 halaman + 12 tabel + 3 bagan + 5 lampiran

ABSTRAK

Diare akut (gastroenteritis) merupakan diare yang terjadi secara mendadak pada
bayi dan anak yang sebelum nya sehat, diare akut lebih sering terjadi pada bayi
dari pada anak yang lebih besar. Yang menjadi penyebab terpenting dari penyakit
diare akut pada bayi di Negara berkembang seperti Indonesia ini adalah rotavrius,
escherichia coli enterotoksigenik, shigella, camphylobacter, jejuni, dan
cryptosporidium.

Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang
mengalami diare akut dengan masalah keperawatan diare di Rumah Sakit Umum
Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kasus. Partisipan yang digunakan adalah 2 klien
yaitu dengan masalah keperawatan dan diagnosis yang sama yaitu diare akut
berhubungan dengan resiko kekurangan volume cairan, usia klien yang digunakan
1-5 tahun atau usia balita. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018.

Hasil penelitian menunjukkan riwayat terdahulu secara teori dengan metode


iduksi, data yang dikumpulkan terkait proses keperawatan dari pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi. Diharapkan hendak
nya di dalam melakukan asuhan keperawatan khusus nya perawat dalam
melaksanaan keperawatan harus menggunakan acuan sesuai standar operasional
prosedur Asuhan Keperawatan khususnya untuk klien yang mengalami Diare
Akut agar kesehatan masyarakat menjadi lebih baik lagi

Kata Kunci : Diare Akut, Resiko Kekurangan Volume Cairan

Daftar Pustaka : 18 (2011-2018)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

THE CARE OF NURSING ACADEMIES IN CHILDREN WERE HAVING


GASTROENTRITIS ACUTE TO THE ISSUE OF NURSING RISK LACK
OF FLUID VOLUME IN THE DISTRICT GENERAL HOSPITAL
PRINGSEWU LAMPUNG 2018

xv + 90 pages + table + sceheme + appendices

ABSTRACT

An acute diarrheal ( gastroenteritis ) is diarrhea that happening by the spur of the


moment on the baby and the boys and the girls and the others are all in good
health , an acute diarrheal occurs more frequently in a baby from in children who
still better and greater claim. Fact become the cause of essential point of an acute
diarrheal disease on the baby in a developing country like Indonesia this is
rotavrius, of them contained escherichia coli enterotoksigenik, shigella,
camphylobacter, jejuni, and cryptosporidium .

This study aims to make every effort to implement nursing child care center in
children who slipped to only their second an acute diarrheal with a problem
nursing diarrhea in the district general hospital Pringsewu sample is taken at
lampung years 2018 .The design of this study which used in this research is a case
study in .Participating states that is used is identification 2 clients Pt Pgn promised
to supply to the issue of nursing and diagnosis of the same situation namely that
an acute diarrheal deals with the ever present risk suffer from a lack of the
volumes of liquids , the age of a client who had his used 1-5 years or to the age
children under five years old. This study was conducted in May 2018 .

The research results show the acts of old theoretically with the methods
indutction, the data collected related the process of nursing of study , diagnose
nursing, planning, the act of, and evaluation. Expected to his with the care of
nursing special his nurse in nursing should use reference according to standard
operating procedures care nursing especially to a client that is experienced acute
diarrheal that community health be even better

Keywords : Acute diarrheal, the list of the volumes of liquids

Library : 18 (2011-2018)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah


Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah

Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami


Gastroentritis Akut Dengan Masalah Keperawatan
Resiko Kekurangan Volume Cairan Di Rumah Sakit
Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018

Nama Mahasiswa : Apriyadi


NIM : 144012015004

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes. Ns. Yusnita, S.Kep.,M.Kes.


NBM. 1152416

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

PENGESAHAN

ASUHAN TKEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI


GASTROENTRITIS AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah oleh Apriyadi ini telah diperiksan dan dipertahankan dihadapan
TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus pada tanggal :

Penguji I : Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes (..................................)


NBM: 1152416

Penguji II : Ns. Yusnita, S.Kep., M.Kes. (..................................)


NBM. 1194172

Penguji III : Heru Supriyatno, S.Kep.,M.Kes. (..................................)


NBM. 927026

Ketua Program Studi

(Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J)


NBM. 1152420

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

(Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J)


NBM. 965246

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : Apriyadi
NIM : 144012015004
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Jenis Karya : KTI
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami
Gastroentritis Akut Dengan Masalah Keperawatan Resiko
Kekurangan Volume Cairan Di Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu Lampung Tahun 2018
Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan
kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya tulis saya yang berjudul :
Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami Gastroentritis Akut Dengan
Masalah Keperawatan Resiko Kekurangan Volume Cairan Di Rumah Sakit
Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini
berhak menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : 31 Juli 2018
Yang menyatakan

(APRIYADI)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Ayahku Bapak Pathuddin Usman, Ibu Hasanah, adikku tercinta Dwi Amalia
yang aku sayangi serta yang selalu Menemani, menyemangati dan menantikan
keberhasilanku.
2. Bapak Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes selaku Pembimbing I, Ibu Ns.
Yusnita, S.Kep.,M.Kes, Bapak Heru Supriyatno, S.Kep, M.Kes. yang telah
membimbing penulis.
3. Yulinda Kurnia Dewi orang terkasih yang selalu setia menemani dan
menyemangati serta selalu setia mendengarkan keluh kesahku.
4. Teman terbaik sekaligus sahabat tercinta yang selalu ada: Heru Setiawan,
Indra Kusuma, Topan Napolion, Sandi Joni, Sadli Alpin, Ariska Sofyana, Eka
Nandasari, Ria Anggraeni dan yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.
5. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 20 yang saya banggakan
6. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya cintai.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

MOTTO HIDUP

َّ‫يُ ْس ًرا ْالعُ ْس َِّر َم ََّع فَإِن‬


Artinya
karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

(Q.S. Al Insyirah : 5)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Apriyadi, dilahirkan pada tanggal 24 Februari 1997 di Kagungan, anak


pertama dari pasangan Bapak Pathuddin Usman dan Ibu Hasanah. Pendidikan
dasar di SDN 1 Kagungan, di tamatkan pada tahun 2009 dan SMP N 1 Kota
Agung diselesaikan pada tahun 2012. Pendidikan berikutnya SMK Al Qolam
Kota Agung ditamatkan pada tahun 2015 dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu sampai sekarang.

Semasa menjalani pendidikan dibangku sekolah pertama dan menengah


atas penulis pernah menjadi pengurus OSIS. Dan di perguruan tinggi penulis
bergabung di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pimpinan Cabang
Kabupaten Pringsewu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Karya
tulis ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami
Gastroentritis Akut Dengan Masalah Keperawatan Resiko Kekurangan Volume
Cairan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018”.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Ns. Nuria Muliani, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua Prodi D III Keperawatan
3. Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing I
4. Ns. Yusnita, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing II.
5. Heru Supriyatno, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing III.
6. Bapak, ibu, dan adik tercinta yang selalu menantikan keberhasilanku.
7. Rekan–rekan seperjuangan angkatan ke - 20 yang telah membantu dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini ada kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
selanjutnya.Semoga laporan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.

Wasalammu’alaikum Wr. Wb.


Pringsewu, Juli 2018

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan ........................................................................................................ 6
1. Tujuan Umum .................................................................................. 6
2. Tujuan Khusus ................................................................................. 6
D. Manfaat ...................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Penyakit ........................................................................................ 9
B. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak ....................................... 17
C. Konsep Masalah Keperawatan ................................................................... 24
D. Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain penelitian ........................................................................................ 30
B. Batasan istilah ............................................................................................ 30
C. Partisipan .................................................................................................... 31
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 32
E. Pengumpulan Data ..................................................................................... 32
F. Analisa Data ............................................................................................... 34
G. Etik penelitiaan........................................................................................... 35
H. Jalannya Penelitian ..................................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ........................................................................................................... 37
B. Pembahasan ............................................................................................... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................................... 74
B. Saran .......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan.................................................................... 27

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 30

Tabel 4.1 Identitas Pasien ............................................................................... 38

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit ............................................................................ 39

Tabel 4.3 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran .................................................. 42

Tabel 4.4 Riwayat Imunisasi ............................................................................ 43


Tabel 4.5 Riwayat Usia Anak .......................................................................... 44

Tabel 4.6 Data Psikososial .............................................................................. 44

Tabel 4.7 Pola Kebutuhan Sehari-hari (sebelum dan sesaat sakit) .................. 45

Tabel 4.8 Data Psikososial (saat sakit) ............................................................ 48

Tabel 4.9 Pemeriksaan Fisik Umum ............................................................... 49

Tabel 4.10 Pemeriksaan Fisik Khusus ............................................................. 50

Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Diagnostik ....................................................... 52

Tabel 4.12 Pengobatan/Terapi ......................................................................... 53

Tabel 4.13 Data masuk UGD sampai saat pengkajian ..................................... 54

Tabel 4.14 Data Fokus ..................................................................................... 55

Tabel 4.15 Analisa Data ................................................................................... 56

Tabel 4.16 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 57

Tabel 4.17 Rencana Intervensi ......................................................................... 58

Tabel 4.18 Implementasi ................................................................................. 59

Tabel 4.19 Evaluasi .......................................................................................... 63

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Konsultasi...................................................................................... 89
2. Lembar Informed Consent ......................................................................... 90
3. Surat Pengajuan Judul ................................................................................ 91
4. Surat Izin Pra Survey .................................................................................. 92
5. Surat Balasan Izin Prasurvey ...................................................................... 93

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia.Hal ini sangat penting

dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas

kita sehari-hari. Pentingnya menjaga kesehatan dan terhindar berbagai

penyakit itu perlu akan tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat

yang belum sadar akan pentingnya hidup sehat tersebut sehingga mereka

kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan sekitar tempat

tinggal mereka dan mengakibatkan rentannya terserang oleh suatu penyakit,

baik yang sifatnya tidak menular bahkan sampai penyakit menular seperti

diare, tuberculosis, dan lain–lain (Helmia, 2010).

Secara klinik diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom, yaitu diare akut

(gastroenteritis), disentri dan disentri persisten. Masing–masing

mencerminkan pathogenesis berbeda dan memerlukan pendekatan yang

berlainan dalam pengobatannya. Diare akut terjadi secara mendadak pada

bayi dan anak yang sebelumnya sehat diare berlansung kurang dari 14 hari

dengan disertai pengeluaran feses lunak atau cair, sering tanpa darah.,

munkin disertai muntah dan panas, diare akut lebih sering terjadi pada bayi

dari pada anak yang lebih besar. Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan

cara fekal – oral melalui makanan dan minuman yang tercemar (Sodikin,

2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

Penyakit diare sampai dengan saat ini masih termasuk masalah kesehatan

terbesar dunia apalagi bagi Negara–negara berkembang karena angka

kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Pada tahun 2009, the united

nations chalidren fund (UNICEF) dan worid health organijation (WHO)

melaporkan bahwa Asia Selatan merupakan benua tertinggi yang menderita

diare pada balita yakni sebesar 783 juta, kemudian Afrika sebesar 696 juta,

sebagian dari dunia sebesar 480 juta dan Asia Timur dan Pasifik sebesar 435

juta. Pada tahun 2015 lebih dari 1.400 anak-anak meningal setiap hari atau

sekitar 526.000 anak pertahun yang disebabkan karena diare (Ariani, 2016).

Di Indonesia kematian anak dan balita masih sangat tinggi yang disebab kan

oleh diare dengan prevalensi tertingi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun)

yaitu 16,7% pada tahun 2003 hingga 2010, berdasarkan survey morbiditas

yang dilakukan oleh subdit diare, insiden diare cenderung naik yakni tahun

2003 sebanyak 374/1000/1000 penduduk pada tahun 2010 menjadi 411/1000

penduduk, berdasarkan data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun

2016, terlihat bahwa penemuan kasus diare ditangani menurut profensi

Sulawesi utara tercatat berjumlah 6.337 orang (9,7%) dan perkiraan diare

difasilitas kesehatan berjumlah 65.127 orang (Kemenkes RI,2017).

Dilihat dari distribusi umur balita penderita diare di tahun 2014 didapatkan

prevelensi terbesar adalah kelompok umur 6-11 bulan yaitu sebesar

21,654%, lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur

24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan prevelensi terkecil pada kelompok

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

umur 54-59 bulan yaitu 2,06%. Kelompok umur dengan insiden tertinggi

adalah kelompok umur 6-11 bulan pada satu diberikan makanan pendamping

ASI (Dinkes lampung, 2015).

Diare dapat mengakibatkan dehidrasi, ganguan keseimbangan asam – basa,

hypoglikemia, ganguan gizi dan ganguan sirkulasi berupa renjatan atau

shock hipovelemik akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia,

asidosis bertambahan berat, dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak,

kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal

(Kemenkes, 2010).

Ganguan volume cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar fisiologi

manusia yang harus dipenuhi, apabila penderita telah banyak mengalami

kehilangan air dan elektrolit, maka terjadi gejala dehidrasi. Terutama diare

pada anak perlu mendapatkan penangganan yang cepat dan tepat sehingga

tidak mempengaruhi tumbuh kembang anak (sodikin,2011).Ganguan

pertumbuhan pada diare terjadi akibat masukan makanan yang berkurang,

ganguan pencernaan dan ganguan absorpsi, disamping itu pada keadaan

infeksi kebutuhan kalori seseorang akan meningkat (firda, 2012).Dari uraian

data diatas maka perlu ditingkatkan pengetahuan masyarakat mengenai

pentingnya keseimbangan elektrolit bagi tubuh untuk menghindari dehedrasi

karena keseimbangan elektrolit merupakan suatu hal yang penting agar sel

dan organ dapat berfungsi dengan baik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

Pada kejadian diare akut ganguan absorpsi. Pada kejadian diare akut dengan

dehidrasi ringan sedang, cairan yang hilang digantikan dalam beberapa

tahapan setelah tanda – tanda dehidrasi dari anak tersebut sudah tidak ada,

atau setelah anak dinyatakan dala’m kondisi diare akut tanpa dehidrasi,

masih dibutuhkan cairan sebesar 50 – 100 cc/kgbb untuk mempertahankan

dan mengganti cairan yang hilang selama anak masih mengalami diare(

Subagyo B, Santoso NB 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sri mulyani, dkk, efektifitas

pemberian probiotik terhadap durasi diare anak. Penelitian ini dilakukan

dirumah sakit pku muhammadiyah bantul Yogyakarta pada bulan jamuari

2014 sampai dengan desember 2014. Penelitian ini merupakan observasional

dengan rancangan khort retrospektif menggunakan data rekamedis selama

tahun 2014, populasi dalam penelitian ini adalah anak 1 bulan sampai 5

tahun, hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan terhadap durasi

diare nilai signifikasi lebih dari 0,05 ( Agarwal, A. & Jaiswai, V. 2014).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nabila terdapat hubungan antara ASI

esklusif terhadap kejadian diare. Penelitian ini dilakukan dipuskesmas

kecamtan duren sawit jakarata timur tahun 2011, jenis penelitian survey

analitik dengan rancangan cross secsiona populasi daalam penelitian ini

adalah seluruh balita yang melakukan kunjugan ke puskesmas kecamtan

duren sawit jakarata timur, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

menujukan bahwa balita yang tidak mendapatkan asi secara eksklusif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

memiliki hubungan dengan kejadian diare, dimana haltersebut berkaitan

dengan kurangnya zat kekebalan yang diterimana anak melalui ASI serta

gizi anak yang kurang, sehingga anak lebih mudah terinfeksi kuman

penyebab diare (Nabila, 2011).

Berdasarkan penelitian Dian Puspitayani, Listriana Fatimah, pengaruh

pemberian madu terhadap penurunan frekuensi diare pada anak balita,

penelitian ini dilakukan didesa Ngumpul, Jogoroto, Jombang. Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen. Metode exsperimen yang digunakan

adalah quasy exsperimental design (rancangan exsperimental semua) dengan

post test only control group.populasi penelitian ini seluruh balita berusia 1 –

5 tahun, berdasarkan hasil uji SPSS U – Test didapatkan hasil hitung nilai

signifikan (0.032 – 0.05), dengan demikian disimpulkan terdapat perbedaan

lama penurunan freukensi diare antara kelompok yang menggunakan madu

dan kelompok yang tidak menggunakan madu.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menyusun karya

tulis ilmiah dengan pendekatan studi kasus dengan pengelolaan asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami diare akut dengan masalah

Keperawatan resiko kekurangan volum cairan diRumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu Lampung Tahun 2018. Dikarnakan dari segi usia kebanyakan

anak – anak yang menderita diare dibandingan dengan orang dewasa, karena

faktor kebiasaan dan pengetahuan mereka terhadap kebersihan makanan dan

minuman yang terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk, seperti

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

makanan instan yang banyak mengandung tinggi kalori, sehingga membuat

cepat kenyang, selainitu keberihan dari jajan itu sangat diragukan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Diare Akut

dengan masalah keperawatan resiko kekurangan volume cairan di Rumah

Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diketahui telah melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang

mengalami diare akut dengan masalah keperawatan resiko kekurangan

volume cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung

Tahun 2018

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui telahmelakukan pengkajian pada anak yang mengalami

diare akut dengan masalah keperawatan resiko kekurangan volume

cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun

2018.

b. Diketahui telah melakukan menetapkan masalah keperawatan pada

anak yang mengalami diare akut dengan masalah Keperawatan

resiko kekurangan volume cairan Tahun 2018.

c. Diketahui telahmenyusun perencanaan keperawatan pada anak yang

mengalami diare akut dengan masalah keperawatan resiko keurangan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

volume cairan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung

Tahun 2018.

d. Diketahui telahmelakukan tindakan keperawatan pada anak yang

mengalami diare akut dengan masalah keperawatan resiko

kekurangan volume cairan di Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu Lampung Tahun 2018.

e. Diketahui telahmelakukan evaluasi pada anak yang mengalami diare

akut dengan masalah keperawatan resiko kekurangan volume cairan

di rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Peneltian inidapat mengembangkan ilmu keperawatan sebagai acuan

pelaksanaan keperawatan yang sesuai standar operasional prosedur

Asuhan Keperawatan khususnya untuk klien yang mengalami Diare

Akut.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan Sebagai bahan referensi di

perpustakaan dan sumber data bagi penelitian yang memerlukan

masukkan berupa data atau pengembangan penelitian dengan

masalah yang sama demi kesempurnaan penelitian.

b. Bagi Instansi Kesehatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

Hasil penelitian ini Dapat digunakan Sebagai bahan masukkan bagi

rumah sakit dalam melakukan upaya pengontrolan kejadian diare

akut pada anak dengan masalah keperawatanresiko kekurangan

volume cairan

c. Bagi Pasien

Hasil penelitian ini Dapat Meningkatkan pengetahuan keluarga dan

sumber informasi kepada pasien agar tetap menjaga kesehatan

sehingga terhindar dari penyakit diare akut.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan Sebagai pengalaman yang

sangat berharga bagi peneliti dan menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada anak yang mengalami

diare akut dengan masalah keperawatan resiko kekurangan volume

cairan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit

1. Definisi diare

Diare merupakan pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.buang air

besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang

lebih banyak dari biasa nya. Bayi dikatakan diare bila lebih dari 3 x buang

air besar.Sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x

buang air besar (Sudarti, 2010).

Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak

yang sebelum nya sehat (Noerasid,suraatmadja dan ansil,1988). Diare akut

lebih seringterjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Penyebab

terpenting diare cair akut pada anak-anak dinegara berkembang adalah

rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, shingella, compylobakter

jejuni, dan cryptosporidium (Depkes RI & DITJEN PPM & PLP, 1999)

penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal oral melalui

makana dan minuman yang tercemar. Peluang untuk mengalami diare akut

anara anak laki-laki dan perempuan hamper sama. Diare cair akut

menyebabkan dehidrasi dan, bila asupan makanan berkurang, juga

mengakibatkan kurang gizi. Kematian dapat diakibatkan oleh dehidrasi

(Sodikin, M.Kes).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

Diare akut adalah buang air besar ( defekasi) dengan tinja berbentuk cair

atau setengah cair ( setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari

pada biasa nya lebih dari 200 gram atau 200ml/24 jam. Definisi lain

memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.

Buang air besar tersebut dapat disertai lender / darah (Amin Huda Nurarif

& Hardhi Kusuma, 2015).

2. Etiologi Diare

Secara garis besar, penyebab diare dikelompokan menjadi penyebab

lansung atau faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat

terjadinya diare. Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan,

yaitu diare sekresi dan diare osmotic (Sodikin, 2011).

Menurut Sudarti(2010) etiologi diare sebagai berikut:

a. Infeksi

1) Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang

merupakan penyebab utama diare yang meliputi:

a) Infeksi bakteri: vibrio, e-coli, salmonella, shigella

campylobacter, Yersinia, aeromonas, dan sebagainya

b) Infeksi virus enterovirus coxsaeke, polomyelitis, adenovirus,

rotavirus, astrovirus, dan sebagainya.

c) Infeksi parasite cacing (ascaris irichiuris, oxyuris,

strongylodies) protozoa (entamoeba, histolytica,giardia

lamblia, trochomonas hominis), jamur (candida albicans).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

2) Parentral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan

missalnya OMA (Otitis Media Akut). Tobngsilofatringtis,

bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya.

b. Malabsorbsi

1) Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltrosa dan sukrosa).

Monosakarida (intoleransi glukosa dan glaktosa). Pada anak dan

bayi yang paling berbahaya adalah intoleransilaktosa.

2) Lemak

3) Protein

4) Makanan missalnya basi beracun alergi

5) Psikologis missalnya rasa takut atau cemas.

3. Patogenisis Diare Akut

Menurut Sudarti (2010) patogenis diare akut adalah:

a. Masuknya jasad renik yang masih hidup didalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung.

b. Jasad renik tersebut akan berkembang biak (multiplikasi) didalam usus

halus.

c. Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin (toksin diaregenik).

d. Akibat toksin tersebut akan terjadi hiperskresi yang selanjutnya

menimbulkan diare.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

4. Patofisiologi/Pathway

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembangdiusus Toksik tak dapat diserap Ansietas

Hipersekresi air dan Malabsorbsi KH, lemak,


elektrolit protein
hieprperistaltik

Isi usus Penyerapan makanan Mening tekanan osmotik


diusus menurun

Pergeseran air dan


elektrolit ke usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Hilang cairan & elektrolit Kerusakan integritas kulit Mual muntah


berlebihan perianal

Nafsu makan menurun

Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik


cairan dan elektrolit
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Sesak tubuh
dehidrasi

Gangguan pertukaran gas

Kekurangan volume cairan Resiko syok (hipovolemi)

(Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

5. Klasifikasi Diare

Ada tiga jenis diare menurut Sodikin (2011):

a. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan

anak yang sebelumnya sehat

b. Disentri adalah diare yang disertai darah dalam feses, menyebab kan

anoreksia, penurunan berat badan,dengan cepat, dan kerusakan mukosa

usus akibat bakteri invasif.

c. Diare persisten adalah diare yang pada mulanya akut, tetapi

berlangsung lebih dari 14 hari. Kejadian dapat dimulai sebagai diare

cair atau disentri.

6. Manifestasi klinis

Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare menurut

sudarti (2010) adalah :

a. Gangguan Ostomik

Akibat terjadinya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh

tubuh akan menyebabkantekanan osmotic dalam rongga usus. Isi

rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkan isis dari usus sehingga timbul diare.

b. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu missalnya oleh toksin pada dinding usus

yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang

berlebihan dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran

isi dari rongga usus sehingga timbul diare.

c. Gangguan Molitas Usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi

usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul

diare. Tetapi apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan

dari peristaltik usus akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri

yang berlebihan didalam rongga usus sehingga akan menyebabkan

diare juga.

d. Proses Infeksi

Virus masuk melalui makanan dan minuman ke tubuh masuk ke sel

epitel usus halus terjadi infeksi sel-sel epitel yang rusak digantikan

oleh enterosit (tapi belum matang sehingga belum dapat menjalankan

fungsinya dengan baik). Hiperperistaltik usus cairan dan makanan

yang tidak terserap terdorong keluar. Manifestasi klinis diare yang

disebabkan oleh virus diantaranya adalah : diare akut, demam, nyeri

perut, dan dehidrasi.

7. Komplikasi

Menurut Sudarti (2010) Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit

yang dibagi menjadi :

a. Dehidrasi ringan apabila<5% BB

b. Dehidrasi sedang apabila <5% BB – 10% BB

c. Dehidrasi berat apabila < 10% BB – 15% BB

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah, apabila

penurunan volume darah mencapai 15% BB -25% BB akan menyebabkan

penurunan tekanan darah. Hypokalemia dengan gejala yang muncul adalah

meterismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada pemeriksaan

EKG.

a. Hipoglikemia

Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim lactose

karena vili mukosa usus halus

b. Kejang

Malnutrisi energy protein Karena selain diare dan muntah, biasanya

penderita mengalami kelaparan

8. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma

(2015)pemeriksaandiagnostik yaitu:

Pemeriksaa Tinja.

a. Makropis dan mikrospis.

b. PH dan kadar gula dalam tinja.

c. Biakan dan resistensi feses (colok dubur).

d. Analis gas darah apabila didapatkan tanda–tanda ganguan

keseimbangan asam basa (pernapasan kusmaul).

e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

f. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium dan posfat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

9. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan objektif utama pada pasien penderita diare akut adalah

penentuan tingkat keparahan dehidrasi dan deplesi elektrolit.Adanya

demam menunjukan infeksi oleh salmonella, shigella, atau campylobacter,

pemeriksaan colok dubur dan sigmoidoscopi harus dilakukan.Keduanya

bertujuan menilai tingkat radang rectal, jika ada, dan dapatkan feses untuk

pemeriksaan (Sodikin, 2011).

10. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

1) Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)

2) Diatetik (pemberian makanan)

3) Obat obatan

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan, pemberian makanan

dan minuman (misal oralit)

2) Ajarkan mengenai tanda tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata

cekung, turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering) dan

segera dibawa kedokter

3) Jelaskan obat obatan yang diberikan, efek samping dan

kegunaannya

4) Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau

meminimlkan gangguan gizi yang terjadi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

5) Banyak minum air

6) Hindari konsumsi minuman bersoda / minuman ringan yang

banyak mengandung glukosa karena glukosa / gula dapat

menyebabkan air terserap keusus sehingga memperberat kondisi

diare.

7) Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali

sesudah buang air besar atau kecil dan sebelum menyiapkan

makanan untuk mencegah penularan diare.

8) Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau

sangat manis sehingga gejala diare membaik (Amin Huda Nurarif

& Hardhi Kusuma, 2015).

B. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

Menurut Dwi Sulistiyo (2011) Istilah tumbuh kembang sebenernya

mencangkup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, bersifat

kuantitatif sehingga bias diukur dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter).

2. Perkembangan (development) adalah bertmbahnya kemampuan(skill)

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, jaringan tubuh, organ organ dan sel dan

system organ difereansasi dari sel sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing –

masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,

intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak

terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan

pematangan fungsi organ/individu. Tumbuh kembang perlu kita pelajari

agar kita dapat mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang seharusnya normal, sehingga kita dapat mendeteksi

kelainan yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan secara

dini.

1. Tahapan tumbuh kembang

Pertumbuhan dan perkembangan anak berlamgsung secara teratur

berkaitan dan berkesinambungan. Setiap anak akan melewati suatu pola

tertentu yang merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan

menurut Dwi Sulistiyo (2011) sebagai berikut :

1. Masa janin di dalam kandungan

2. Masa setelah lahir terdiri dari beberapa tahapan usia yaitu:

a) Masa neonatus (usia 0-28 hari)

b) Masa bayi (usia 1-12 bulan)

c) Masa toddler(usia 1-3 bulan)

d) Masa pra sekolah (usia 4-6 tahun)

e) Masa sekolah (usia 7-13 tahun)

f) Masa remaja (14-18 tahun)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

a. Ciri-Ciri Pertumbuhan

1) Perubahan Ukuran

Bertambahnya umur anak terjadi pula pertambahan berat badan,

tinggi badan, lingkar kepala, dada, abdomen, dan lain lain.

2) Perubahan Proporsi

Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda

dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.

3) Hilangnya Ciri-Ciri Lama

Seperti hilangnya reflek primitive, tanggalnya gigi susu.

4) Timbulnya ciri-ciri baru

Sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ antara lain

munculnya gigi tetap, rambut pubis, aksila, perubahan suara,

munculnya jakun dan lain-lain.

b. Ciri-ciri Perkembangan

1) Perkembangan melibatkan perubahan

2) Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

3) Perkembangan mempunyai pola yang tetap

4) Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan

5) Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

6) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

a. Faktor Genetik

Factor genetik merupakan modal besar dalam mencapai hasil akhir

proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetic yang

terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan

kuantitas dan kualitas pertumbuhan. Factor genetik antara lain adalah

berbagai faktor bawaan yang normal dan patalogik, jenis kelamin, suku

bangsa, keluarga, umur, kelainan genetic.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan factor yang sangat menentukan tercapai atau

tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan

memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang

baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan

‘’bio-fisik-psiko-sosial’’ yang mempengaruhi individu setiap hari,

mulai dari konsepsi samapai akhir hayatnya.

Faktor lingkungan yang mepengaruhi anak pada waktu masih di dalam

kandungan (faktor prenatal)

1) Gizi ibu pada waktu hamil

2) Mekanis

3) Toksin/zat kimia.

4) Endokrin

5) Radiasi

6) Infeksi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

7) Stres

8) Imunitas

9) Anoksia embrio

Faktor lingkungan yang mepengaruhi tumbuh kembang anak

setelah lahit (faktor postnatal)

1) Lingkungan Biologis

a) Ras/suku bangsa

b) Jenis kelamin

c) Umur

d) Gizi

e) Perawatan kesehatan

f) Kepekaan terhadap penyakit

g) Penyakit kronis

h) Fungsi metabolisme

i) Hormone

2) Faktor Fisik

a) Cuaca musim, keadaan geografis suatu daerah

b) Sanitasi

c) Keadaan rumah

d) Radiasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

3) Faktor psikososial

a) Stimulasi

b) Motivasi belajar

c) Ganjaran atau hukuman yang wajar

d) Kelompok sebaya

e) Stres

f) Sekolah

g) Cinta dan kasih saying

h) Kualitas interaksi anak dan orang tua

4) Faktor keluarga dan adat istiadat

a) Pekerjaan atau pendapatan keluarga

b) Pendidikan ayah/ibu

c) Jumlah saudara

d) Jenis kelamin dalam keluarga

e) Stabilitas rumah tangga

f) Kepribadian ayah/ibu

g) Adat istiadat

h) Agama

5) Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar

dikelompokan kedalam 3 kelompok yaitu:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

1) Kebutuhan fisik-biomedis (asuh)

2) Kebutuhan akan kasih saying/emosi (asih)

3) Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)

Tumbuh kembang 1 – 5 tahun

A. Peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang

menunjukkan karakteristik percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada

masa toddler

1) Tinggi badan

a. Rata – rata bertambah tinggi 7,5 cm per tahun.

b. Rata – rata tinggi anak usia 1 – 3 tahun sekitar 86,6 cm.

c. Rata – rata tinggi anak usia 4 – 5 tahun sekitar 10,25 cm.

2) Berat badan

a. Rata – rata berat badan anak usia1 – 3 tahun adalah 12,3 kg

b. Rata – rata berat badan anak usia 4 – tahun adalah 6,8 kg

c. Pertambahan berat badan rata – rata 2,3 kg/tahun

3) Linkar kepala (lk)

a. Pada usia 1 – 2 tahun, ukuran Lk sama dengan lingkar dada.

b. Total laju peningkatan LK pada tahun kedua adalah 2,5 cm,

kemudian berkurang menjadi 1,25 cm pertahun sampai usia 5

tahun.

4) Lingkar lengan atas (LLA)

Linkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak

dan otot yang tidak terpengaruhi banyak oleh kedaan cairan tubuh

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

dibandingkan dengan berat badan, laju tubuh lambat, dari 11 cm waktu

lahir menjadi 16 cm pada satu tahun, selanjutnya tidak banyak

perubahan umur 1 – 3 tahun.

B. Perkembangan motorik

1. Motorik kasar

Anak usia prasekolah dapat mengendarai sepeda roda tiga, melalui

tangga, melompat, berdiri kaki selama beberapa menit.

2. Motorik halus

Keterampilan motorik halus menujukan perkembangan utama yang

ditunjukan dengan meningkatnya kemampuan menggambar. Pada usia

5 tahun dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik.

(Dwi sulistyo cahyaningsih, 2011).

C. Konsep Masalah Keperawatan

1. Definisi Resikokekurangan volume cairan

Beresiko mengalami dehidrasi vascular, selular atau intraselular(Amin

Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015).

2. Batasan karakteristik

a. Mayor (harus ada, satu atau lebih)

Feses lunak, cair dan/atau peningkatan frekuensi defekasi (lebih dari

tiga kali sehari)

b. Minor (mungkin ada)

Urgensi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

Kram/nyeri abdomen

Frekuensi bising usus meningkat

Keenceran atau volume usus meningkat (Nanda NIC NOC 2015)

3. Faktor Yang Berhubungan

Menurut Nanda (2015):

a. Patofisiologi

1) Berhubungan dengan malabsorbsi atau inflamasi sekunder akibat:

berhubungan dengan defisiensi lactase

2) Berhubungan dengan peningkatan peristaltic sekunder akibat

peningkatan laju metabolic (hipertiroidisme)

3) Berhubungan dengan proses infeksi sekunder

4) Berhubungan dengan sekresi lemak yang berlebihan didalam feses

sekunder akibat disfungsi hati

b. Situsional

1) Berhubungan dengan stress atau ansietas

2) Berhubungan dengan makanan yang mengiritasi

3) Berhubungan dengan perubahan air atau makanan sekunder akibat

perjalanan jauh

4) Berhubungan dengan perubahan bakteri dalam air

5) Berhubungan dengan bakteri, virus, atau parasit yang tidak ada

daya imunitasnya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

6) Berhubungan dengan peningkatan konsumsi kafein

7) Maturasional

8) Bayi berhubungan dengan pemberian air susu ibu (ASI)

D. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut Sodikin (2011) adalah :

Kumpulkan riwayat penyakit, termasuk: kemungkinan memakan makanan

atau air yang terkontaminasi dan kemungkinan infeksi ditempat

lain(misalnya pernapasan, infeksi, saluran kemih).

a. Lakukan pengkajian fisik rutin

b. Observasi terhadap manifestasi gastroenteritis

c. Kaji status dehidrasi

d. Catat haluaran rektal yang meliputi jumlah, volume, dan karakteristik

e. Observasi dan catat tanda tanda yang berkaitan, seperti tenesmus,

kram, muntah.

f. Bantu pelaksnaan prosedur diagnostik missalnya tamping specimen

sesuai kebutuhan: feses untuk ph, berat jenis, dan frekuensi.

g. Deteksi sumber infeksi, missalnya periksa anggota rumah tangga lain

dan rujuk pada pengobatan bila diindikasikan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

2. Diagnosa Keperawatan

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus.

b. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

penurunan intake makanan.

c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif.

(Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015).

3. Intervensi Keperawatan

1 Diare NOC NIC


Definisi: pasase feses yang lunak  Bowel elimination Diarhea management
dan tidak berbentuk  Fluid balance  Identifikasi factor
Batasan karakteristik  Hydration penyebab dari diare
 Nyeri abdomen sedikitnya  Electrolit and acid base  Ukur
tiga kali defekasi perhari balance diare/keluaran
 Kram BAB
 Bising usus hiperaktif Kriteria hasil:  Monitor tanda dan
 Ada dorongan  Feses berbentuk, BAB gejala diare
Factor yang berhubungan sehari sekali- tiga hari  Instrusikan pasien
 Psikologis  Menjaga daerah rectal untuk makan
a. Ansietas dari iritasi rendah serat, tinggi
b. Tingkat stress tinggi  Tidak mengalami diare protein, dan tinngi
 Situasional  Menjelaskan penyebab kalori
a. Efek samping obat diare dan rasional  Instrusikan
b. Penyalah gunaan alcohol tindakan pasien/keluarga
c. Kontaminan  Memperthankan turgor untuk mencatat
d. Penyalahgunaan laksatif kulit warna, jumlah,
e. Radiasi, toksin frekuensi, dan
f. Melakukan perjalanan konsitensi dari
g. Siang makan feses
Fisiologis  Evaluasi intake
a. Proses infeksi dan makanan yang
parasite masuk
b. Inflamasi dan iritasi  Ajarkan pasien
c. Malabsorbsi untuk
menggunakan obat
anti diare
 Identifikasi factor
penyebab dari diare
 Observasi turgor
kulit secara rutin
 Hubungi dokter
jika ada kenaikan
bising usus
 Ajarkan tehnik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

menurunkan stress
 Monitor persiapan
makanan yang
aman
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC NIC
dari kebutuhan tubuh  Nutritional status: Nutrition management
Definisi: Asupan nutrisi tidak Nutritional status: food  Kaji adanya alergi
cukup untuk memenuhi kebutuhan and fluid intake makanan
metabolik  Nutritional status:  Kolaborasi dengan
Batasan karakteristik: nutrient intake ahli gizi untuk
 Kram abdomen Kriteria hasil menentukan
 Nyeri abdomen  Adanya peningkatan jumlah nutrisi
 Menghindari makanan berat badan sesuai  Anjurkan pasien
 Berat badan 20% atau lebih tujuan meningkatkan
dibawah bb ideal  Berat badan ideal sesuai intake fe
 Kerapuhan kapiler dengan tinggi badan  Anjurkan untuk
 Diare  Mampu meningkatkan vit c
 Kehilangan rambut mengidentifikasi  Berikan subtansi
berlebihan kebutuhan nutrisi gula
 Bising usus hiperaktif  Tidak ada tanda-tanda  Berikan informasi
 Kurang makanan malnutrisi tentang kebutuhan
 Kurang informasi  Menunjukan nutrisi
 kurang minta pada makanan peningkatan fungsi Nutrition monitoring
 kesalahan konsepsi pengecapan dari  BB pasien dalam
 kesalahan informasi menelan batas normal
 membran mukosa pucat  Tidak terjadi penurunan  Monitor adanya
 Tonus otot menurun berat badan yang berarti penurunan bb
 Cepat kenyang setelah  Monitor interaksi
makan anak selama
 Sariawan rongga mulut makan
 steatorea  Monitor kulit
 kelemahan otot ngunyah kering dan
Factor-faktor yang berhubungan: perubahan
 Faktor biologis pigmentasi
 Faktor ekonomi  Monitor turgor
kulit
3 Resiko kekurangan volume cairan NOC NIC
Definisi : beresiko mengalami  Fluid balance Fluid management
dehidrasi vascular,selular, atau  Hydration  Timbang popok/
intraselular  Nutritional status : food pembalut jika
Faktor resiko: and fluid intake diperlukan
 Kehilangan volume cairan Kriteria hasil :  Pertahankan catatan
aktif  Mempertahankan urine intake dan output
 Kurang pengertahuan output sesuai dengan yang akurat
 Penyimpangan yang usia dan BB.  Monitor status
mempengaruhi absorbs  Tekanan darah, nadi, dehidrasi
cairan suhu tubuh dalam batas  Monitor vital sign
 Penyimpangan yang normal  Monitor masukan
mempengaruhi akses cairan  Tidak ada tanda-tanda makanan/cairan
 Penyimpangan yang dehidrasi, elastisitas  Kolaborasi
memepengaruhi asupan tugor kulit bai, pemberian cairan iv
cairan membrane mukosa  Monitor status
 Kehilangan berlebihan lembab, tidak ada rasa nutrisi
melalui rute normal ( haus yang berlebihan  Dorong masukan
mis.,diare) oral

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

 Usia lanjut  Dorong keluarga


 Berat badan exstrem untuk membantu
 Faktor yang mempengaruhi pasien makan
kebutuhan cairan (
mis.,status hipermetabolik)
 Kegagagalan fungsi regulatot
 Kehilangan cairan melalui
rute abnormal (mis., slang
menetap)
 Agen fermasutikal (
mis.,diuretic)
(Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015).

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah ditentukan dalam rencana

perawatan.Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi(Tarwoto dan Wartonah, 2011).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

keperawatan yang diberikan. Langkah-Langkah evaluasi adalah sebagai

berikut:

a. Daftar tujuan-tujuan pasien

b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu

c. Bandingkan antara tujuan dan kemampuan pasien

d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak

(Tarwoto dan Wartonah, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian adalah model atau yang digunakan peneliti untuk melakukan

suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dharma,

2011).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu

studiyang mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan batasan terperinci,

memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber

informasi.

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan

Keperawatan pada anak yang mengalami diare akut dengan masalah

keperawatan resiko kekurangan volume cairan di rumah sakit umum daerah

pringsewu lampung tahun 2018.

B. Batasan masalah

Asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare akut dengan masalah

keperawatan resiko kekurangan volume cairan di rumah sakit umum daerah

pringsewu tahun 2018.

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Cara ukur
Diare akut Buang air besar (defekasi) dengan - Melakukan Observasi dan
tinja berbentuk cair atau setengah wawancara
cair (setengah padat). Lebih dari 3 - Melakukan Pemeriksan
kali perhari. Batasan karakteristik: fisik
- Nyeri abdomen sedikitnya tiga - Rekam medis

30

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

kali defekasi per hari


- Kram
- Bising usus hiperaktif
- Ada dorongan
Resiko Beresiko mengalami dehidrasi - Melakukan Observasi dan
Kekurangan vascular, selular, atau intraselular wawancara
volume cairan Faktot resiko: - Melakukan Pemeriksan
- Kehilangan volume cairan aktif1 fisik
- Kurang pengetahuan - Rekammedik
- Penyimpangan yang
mempengaruhi absorb cairan
- Penyimpangan yang
mempengaruhi akses cairan
- Penyimpangan yang
mempengaruhi asupan cairan

C. Partisipan

Subyek yang digunakan adalah 2 klien yaitu dengan masalah keperawatan dan

diagnosis yang sama yaitu diare akut berhubungan dengan resiko kekurangan

volume cairan, usia klien yang digunakan 1-5 tahun atau usia balita. Kondisi

umum klien lemas, mual muntah, dan nafsumakan berkurang, diharapkan

orang tua klien dapat bekerja sama untuk melakukan asuhan keperawat diare

akut.

D. Lokasi dan waktu

Studi kasus ini dilakukan di ruang anak rumah sakit umum daerah pringsewu,

yang akan dilakukan dengan kunjungan minimal 3 kali selama masa

perawatan.

E. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan setudi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil(Iskandar, 2010).

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang-dahulu-keluarga.Sumber data didapat dari klien,

keluarga, atau rekam medik dari rumah sakit.

2. Observasi dan Pemeriksaan fisik

Observasi merupakan proses pengamatan sistematis dari aktifitas manusia

dan pengaturan fisik dimanana kegiatan tersebut berlansung secara terus

menerus dari lokus aktivtas bersifat alami untuk menghasilkan fakta,

olehkarna itu obsevasi merupakan bagian integral dari cukupan penelitian

lapangan(Iskandar, 2010).

Hasil pengukuran dengan pendekatan IPPA : inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi pada sistem tubuh klien. Khususnya sistem pencernaan dan

integument.

3. Intervensi dan implementasi

Dari masalah resiko kekurangan volum cairan intervensi yang akan

dilakukan adalah :

- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

- Monitor setatus dehidrasi

- Monitor vital sign

- Monitor masukan makanan/cairan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

4. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh manaa tujuan perawatan dapat

dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang

diberikan(Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau variable yang

berupa catatan, transkip, surat kabar, dan sebagian nya (Iskandar, 2010).

Hasil implementasi dan evaluasi didokumentasikan

F. Analisa data

Analisa data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sitematik dan standar untuk

memproleh data(Iskandar, 2010).Data dikumpul melalui wawancara

observasi, dokumentasi hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan dan

bentuk transkip yaitu berupa :

- Hasil pemeriksaan fisik nya

- Hasil pemeriksaan laboratorium/terapi

Pembeda antara pasien 1 dan 2 dilihat dari teori, fakta dan tanda-tanda

diare

2. Mereduksi data

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal –hal yang poko

memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan dan mencarinya bila diperlukan (iskandar 2010)

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan

dikelompokan menjadi data subjektif dan objektif di analisis berdasarkan

pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian sinkat, bagan,

hubungan antara kategori, dan sejenisnya dengan penyajian data maka

akan mempermudah untuk memahami apa apa yang terjadi (Iskandar,

2010).

Penyajian data dapat dilakukan menggunakan table dan teks naratif

kerahasiaan dari klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas

klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada

hasil penelitian terdahulu secara teori dengan metode iduksi, data yang

dikumpulkan terkait proses keperawatan dari pengkajian, diagnose

keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

G. Etik penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus terdiri dari:

1. Informed Consent

Merupakan lembar persetujuan menjadi klien yang diberikan peneliti

untuk ditanda tangani.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

2. Anonymity

Merupakan kerahasiaan nama klien dalam identitas klien dengan inisial.

3. Confidentiality

Merupakan kerahasiaan mengenai masalah kesehatan klien yang hanya

digunakan untuk kepentingan klien.

H. Jalannya penelitian

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai mengumpulkan buku-buku yang berkaitan

dengan metode. Tahap ini dilakukan pula proses penyusunan proposal,

seminar, sampai akhirnya desetujui oleh pembimbing.

2. Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan

dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian dengan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

3. Hasil

Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dan hasil penelitian

yang telah dilakukan. Laporan ini akan ditulis dalam bentuk karya tulis

ilmiah.

4. Mengajukan surat izin pengambilan data.

5. Memasukan surat izin pengambilan data kepihak rumah sakit.

6. Setelah mendapat jawaban surat izin pengambilan data dari pihak rumah

sakit, kemudian melakukan kunjungan hari pertama keruang anak untuk

mencari pasien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

7. Hari pertama dialkuakan pengkajian pada masing – masing partisipan dan

menentukan masalah keperawatan serta membuat intervensi / rencana

keperawatan

8. Hari kedua melakukan implementasi dari inervensi yang direncanakan

9. Hari ketiga evaluasi dan dokumentasi

10. Lakukan intervensi berulang yang sama kepada kedua pasien dihari kedua

dan ketiga perawatan, dan lihat hasil atau perbandingan dari kedua pasien

tersebut.

11. Jika dalam tiga hari pasien sudah tidak tampak tanda dan gejala diare, bab

tidak cair, frekuensi 1x sehari, dapat dikatakan bahwa intervensi yang

diberikan dan masalah diare dapat teratasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran lokasi dan pengambilan data

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu beralamat di jalan Lintas Barat

Pekon Fajar Agung Barat Kec.Pringsewu 35373. Berdasarkan SK menteri

Kesehatan Republik Indonesia tahun 1995 nomor 106/Menkes/SK/I?1995

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu termasuk dalam kategori Rumah

Sakit Tipe C. Manajemen Rumah Sakit terus berusaha untuk

meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan serta kepuasan pelayanan

melalui pengembangan organisasi, peningkatan sumber daya manusia,

pengembangan sarana dan prasarana pelayanan serta dengan peningkatan

pola pengelolaan keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit

Umum Daerah Pringsewu sebagai institusi pemerintahan yang

professional dan akuntabel.

Dalam upaya mengembangkan organisasi dan meningkatkan kualitas

pelayanannya kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

memiliki visi dan misi.

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu:

- Terwujudnya Pelayanan Prima Di Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu

Misi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu:

- Memberi Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Berkualitas

37
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
38

Dengan adanya visi misi Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tersebut

terdapat filosofi: “Anda Sehat dan Puas Kami Bahagia”. Sementara itu

tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

adalah: “Terselenggaranya pelayanan Rumah Sakit yang mudah, ramah

dan menyenangkan pelanggan, sumber daya manusia yang kompeten, dan

terbentuknya tatanan Rumah Sakit yang bersih”. Jenis pelayanan dan

fasilitas penunjang yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu diantaranya Unit Gawat Darurat, ICU, Rawat Jalan, Rawat

Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Fisioterapi, Radiologi,

Unit Transfusi Darah. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu mempunyai

tenaga kesehatan sebanyak 14 dokter umum, 19 dokter spesialis, 29 bidan

dan 166 perawat (Profil RSUD Pringsewu, 2018).

2. Pengkajian

1) Identitas Pasien

Tabel 4.1

Identitas Pasien

Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2 Data Senjang


Tanggal masuk RS 27 Mei 2018 28 Mei 2018 Terdapat
Tanggal pengkajian 28 Mei 2018 28 Mei 2018 kesenjangan
Perawat yang mengkaji Apriyadi Apriyadi antara pasien
Ruang rawat Ruang anak Ruang anak 1 dan pasien 2
Nomor register 693911 783911 yaitu pada
Diagnose medis Gastroentritis Gastroentritis identitas
akut akut pasien, usia,
jenis kelamin

a. Nama pasien An. D An. M


Umur 1,5 tahun 1 tahun
Jenis kelamin Perempuan Laki-laki
Agama Islam Islam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Pendidikan - -
Alamat Talang padang Pugung

b. Nama ayah Tn. P Tn. W


Umur 25 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Pekerjaan Buruh tani Guru
Pendidikan SMA Sarjana

c. Nama ibu Ny. E Ny. S


Umur 23 tahun 25 tahun
Agama Islam Islam
Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
Pendidikan SMA SMA

2) Riwayat Penyakit

Tabel 4.2

Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Pasien 1 Pasien 2 Data Senjang


Riwayat penyakit Pasien datang ke Pasien datang ke Terdapat kesenjangan
sekarang Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum antara Pasien 1 dan
Pringsewu pada tanggal Pringsewu pada Pasien 2 pada riwayat
27 Mei 2018 melalui tanggal 28 Mei 2018 penyakit sekarang
UGD diantar oleh melalui UGD diantar yaitu pada awal masuk
kedua orang tuanya oleh keluarganya Rumah Sakit, keluhan
dengan keluhan dengan keluhan dan kondisi umum
dirumah BAB 4 dirumah BAB 6 Pasien.
kali/hari, Pasien mual kali/hari, Pasien
muntah, BAB cair. demam. Pasien
Pasien terpasang IVFD terpasang IVFD RL 15
RL 10 tetes/menit, S: tetes/menit, S: 38,5℃
37,0℃

Keluhan utama Saat dilakukan Saat dilakukan Terdapat kesenjangan


pengkajian pada pengkajian pada antaraPasien 1 dan
tanggal 28 Mei 2018: tanggal 28 Mei 2018: Pasien 2 pada keluhan
Ibu Pasienmengatakan Ibu Pasienmengatakan utamanya.
anaknya merasa haus, anaknya merasa haus,
bibir kering, lemas bibir kering, lemas
karena BAB sudah karena BAB sudah 4
3x/hari dengan x/hari dengan
konsistensi cair, mual konsistensi cair, mual
muntah satu kali dalam muntah satu kali
sehari dalam sehari, demam
BAB membuat anaknya BAB membuat
terlihat kelemahan, anaknya terlihat
seperti muka pucat kelemahan, seperti
Diare sudah sejak mata cekung, muka

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

sehari yang lalu. pucat


Dari hasil pemeriksaan Diare sudah sejak dua
fisik didapatkan data, hari yang lalu
S: 36,8 ℃ , N: 115 Dari hasil pemeriksaan
x/menit, RR: 24 fisik didapatkan data
x/menit S: 38,5 ℃ , N: 110
x/menit, RR: 25
x/menit

Ibu Pasien
Riwayat penyakit Ibu Pasien mengatakan mengatakan anaknya Terdapat kesenjangan
dahulu anaknya pernah pernah mengalami antaraPasien 1 dan
mengalami diare ±6 diare sekitar setahun Pasien 2 pada riwayat
bulan yang lalu, namun yang lalu, namun tidak penyakit dahulu.
tidak sampai dirawat di sampai dirawat
Rumah Sakit, pernah dirumah sakit, pernah
demam 2 x/tahun, demam 2 x/tahun,
batuk pilek 3 x/tahun, batuk pilek 4 x/tahun,
anaknya tidak pernah tidak pernah kejang,
kejang, tidak pernah tidak pernah mimisan,
mimisan, anaknya anaknya belum pernah
belum pernah dirawat di rawat di Rumah
di Rumah Sakit, baru Sakit dan baru pertama
pertama kali ini di kali ini di rawat Di
rawat di Rumah Sakit, Rumah Sakit, anaknya
tidak memiliki riwayat tidak memiliki riwayat
kecelakaan dan operasi kecelakaan dan
operasi

Pasienmerupakan anak
Riwayat keluarga Pasien merupakan anak ketiga dari Ny.S dan Terdapat kesenjangan
pertama dari Tn. W klien tinggal antaraPasien 1 dan
pernikahan Ny.I dan bersama kedua orang Pasien 2 pada riwayat
Tn.P, klien tinggal tua dan kakak nya. keluarga.
bersam dengan kedua
orang tua nya beserta
kakek dan nenek nya,
klien juga merupakan
anak tunggal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

Genogram klien 1

a. Riwayat keluarga (genogram)

Pasien Pertama merupakan anak pertama dari Ny E dan Tn P pasien

tinggal dengan kedua orang tuanya.

Keterangan : : laki – laki : garis keturunan

: Perempuan : garis pernikahan

X : meninggal : pasien

: tinggal serumah

Genogram klien 2

b. Riwayat keluarga (genogram)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

Pasien Kedua merupakan anak ke 3 dari Ny S dan Tn W pasien tinggal dengan

saudara nya dan orang tuanya.

Keterangan : : Laki – laki : Garis keturunan

: Perempuan : Garis pernikahan

X : Meninggal : Pasien

: Tinggal serumah

3) Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Tabel 4.3

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Riwayat Kehamilan Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


dan Kelahiran
Selama kehamilan Ibu Pasien Ibu Pasien Tidak terdapat
mengatakan selama mengatakan kesenjangan
kehamilan selama kehamilan antaraPasien 1
melakukan ANC melakukan ANC 1 dan Pasien 2.
secara rutin 1 bulan bulan sekali
sekali selama selama hamil, dan
hamil, dan juga juga melakukan
melakukan imunisasi TT.Ibu
imunisasi TT. Ibu mengatakan tidak
mengatakan tidak mengalami
mengalami kejadian khusus
kejadian khusus saat hamil. Nutrisi
saat hamil. Nutrisi saat hamil baik,
saat hamil baik, ibu ibu mengkonsumsi
mengkonsumsi sayur-sayuran,
sayur-sayuran, buah-buahan,
buah-buahan, daging dan juga
daging dan juga susu.
susu.

Saat kelahiran Saat kelahiran ibu Saat kelahiran ibu Terdapat


mengatakan mengatakan lahir kesenjangan
ditolong oleh bidan dengan penolong antaraPasien 1
, bertempat bidan, ditempat dan Pasien 2
dirumah bidan pada nya rumah bidan pada saat
usia kehamilan 9 pada usia kelahiran, dari
bulan dengan kehamilan 9 bulan usia

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

keadaan bayi 5 hari dengan kehamilannya


normal. Kondisi keadaan bayi serta kondisi
saat lahir lengkap normal. Kondisi saat bayi lahir.
dan bb bayi 2,5 kg saat lahir lengkap
dan panjang 49 cm. dan bb bayi 2,9 kg
dan panjang 49
cm.

Setelah kelahiran Setelah kelahiran Setelah kelahiran Terdapat


ibu mengatakan ibu mengatakan kesenjangan
belum memahami masih di bantu antaraPasien 1
dengan perawatan oleh keluarga dan Pasien 2
bayi nya seperti dalam perawatan pada setelah
perawatan tali tali pusat dan ibu kelahiran,
pusat, memandikan mampu untuk Pasien 1
bayi dan menyusui memandikan bayi terlihan ibu
bayi dan ibu nya sendiri dan pasien belum
mengatakan dalam juga menyusui pernah merawat
merawat bayi nya bayi dengan baik. bayi dan untuk
masih di bantu oleh Pasien 2 terlihat
suami dan keluarga ibu pasien
nya. sudah
pengalaman
dalam merawat
bayinya.

4) Riwayat Imunisasi
Tabel 4.4
Riwayat Imunisasi

Riwayat Imunisasi Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


BCG 1 bulan 1 bulan Tidak terdapat
DPT-1 2 bulan 2 bulan kesenjangan antara
DPT-2 3 bulan 3 bulan Pasien 1 dan Pasien 2.
DPT-3 4 bulan 4 bulan
Polio-1 1 bulan 1 bulan
Polio-2 2 bulan 2 bulan
Polio-3 3 bulan 3 bulan
Polio-4 4 bulan 4 bulan
Hepatitis-1 Baru lahir Baru lahir
Campak 9 bulan 9 bulan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

5) Riwayat Usia Anak

Tabel 4.5

Riwayat Usia Anak

Riwayat Usia Anak Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


Miring 2 bulan 2 bulan Terdapat kesenjangan
Tengkurap 3 bulan 3 bulan antara Pasien 1 dan
Merangkak 4 bulan 4 bulan Pasien 2 pada riwayat
Tumbuh gigi pertama 10 bulan 10 bulan usia anak.
Berdiri 9 bulan 8 bulan
Bicara 8 bulan 7 bulan
Berjalan 12 bulan 9 bulan

6) Riwayat Psikososial

Tabel 4.6

Data Psikososial

Riwayat Psikososial Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


Pola interksi dengan Ibu mengatakan pola Ibu mengatakan pola Tidak terdapat
orang tua, saudara interaksi dengan orang interaksi dengan orang kesenjangan
kandung dan teman- tua, saudara kandung dan tua, saudara kandung dan antara Pasien1
temannya serta tim teman-teman nya baik. teman-teman nya baik. dan Pasien 2.
kesehatan dan Saat sakit klien cenderung Saat sakit klien cenderung
lingkungan rumah sakit lebih rewel, saat diperiksa lebih rewel, saat diperiksa
Pasien takut kepada Pasien takut kepada
dokter, perawat atau dokter, perawat atau
petugas kesehatan petugas kesehatan
lainnya. lainnya.

Pola cultural Pasien mampu Pasien mampu Terdapat


menyebutkan kata ibu menyebutkan kata ibu kesenjangan
bapak, nama orang, dan bapak, nama orang, dan antara Pasien 1
namanya sendiri. Pasien namanya sendiri. Pasien dan Pasien 2
mampu mengucapkan mampu mengucapkan pada
beberapa kata dan beberapa kata, namun pengucapan
ucapannya pun sudah ungkapan kata yang kata.
cukup jelas. Bahasa yang diucapkan masih belum
digunakan Pasien adalah jelas. Bahasa yang
bahasa digunakan Pasien bahasa
nasional/Indonesia, suku nasional/Indonesia, suku
jawa. jawa.

Pola rekreasi Ibu mengatakan sering Saat sakit Pasien hanya Terdapat
mengajak anak nya diam dan tiduran di kesenjangan
bermain. Saat di Rumah tempat tidur Rumah Sakit. antara Pasien 1
Sakit Pasien cenderung dan Pasien 2

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

bermain boneka diatas pada pola


tempat tidur bersama rekreasi.
ibunya.

Lingkungan fisik dan Lingkungan tempat Lingkungan tempat Terdapat


tempat tinggal tinggal jauh dari jalan tinggal dekat dengan jalan kesenjangan
raya sehingga tidak terlalu raya dan cukup bising antara pasien 1
bising dan rumah pun sertalingkungan tempat dan pasien 2
cukup bersih dan nyaman. tinggalnya pun cukup pada lokasi
bersih dan nyaman. tempat tinggal
pasien.

7) Pola Kebutuhan Sehari-hari (sebelum dan sesaat sakit)

Tabel 4.7

Pola Kebutuhan Sehari-hari (sebelum dan sesaat sakit)

Pola
Kebutuhan Pasien 1 Pasien 2 Data senjang
Sehari-hari
Pola nutrisi Sebelum sakit: Sebelum sakit: Terdapat kesenjanganantarapasien 1
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan dan pasien 2 pada pola nutrisi saat
anaknya makan 3 kali/hari anaknya makan 3 kali/hari sakit, untuk pasien 1 menghabiskan
(pagi, siang, sore) dengan (pagi, siang, sore) dengan makanan hanya separuh porsi piring
jenis makanan nasi beserta jenis makanan nasi beserta saja atau 4-5 sendok makan, pasien
lauk pauknya seperti lauk pauknya seperti 2 hanya menghabiskan makanan
daging, ikan, tempe, telur, daging, ikan, tempe, telur, ±5-6 sendok makan saja.
sayur, buah dan lain-lain, sayur, buah dan lain-lain,
dengan porsi sedang, dengan porsi sedang,
pasien selalu pasien selalu
menghabiskan porsi menghabiskan porsi
makan yang diberikan. Ibu makan yang diberikan. Ibu
pasien mengatakan tidak pasien mengatakan tidak
ada alergi makanan dan ada alergi makanan dan
nafsu makan baik. nafsu makan baik.

Saat sakit: Saat sakit:


Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
anaknya makan 3 kali/hari anaknya makan 3 kali/hari
(pagi, siang, sore) dengan (pagi, siang, sore) dengan
jenis makanan nasi jenis makanan nasi
tim/bubur, lauk pauk, tim/bubur, lauk pauk,
buah tetapi tidak buah tetapi tidak
menghabiskan porsi menghabiskan porsi
makanannya , hanya makanannya , hanya
menghabiskan separuhnya menghabiskan ± 5-6
saja atau 4-5 sendok saja. sendok saja. Nafsu makan
Nafsu makan berkurang. berkurang. Tidak terdapat
Tidak terdapat alergi alergi makanan. Pasien
makanan. Pasien muntah 1 muntah 1 kali/hari atau
kali/hari atau sekitar ±100 sekitar ±100 cc/hari.
cc/hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

Pola cairan Sebelum sakit: Sebelum sakit:


Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Terdapat kesenjangan antarapasien
sebelum sakit minum 7-8 sebelum sakit minum 5-6 1 dan pasien 2 pada pasien 1
gelas dalam sehari, jenis gelas dalam sehari, jenis sebelum sakit minum 7-8 gelas
minum pasien hanya air minum pasien hanya air dalam sehari dan saat sakit hanya 4-
putih saja. putih saja. 5 gelas dalam sehari, pada pasien 2
Saat sakit: Saat sakit: sebelum sakit 5-6 gelas dalam
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan sehari dan saat sakit hanya 3-4 saja
minum ketika sakit hanya minum ketika sakit hanya gelas dalam sehari.
4-5 gelas dalam sehari 3-4 gelas dalam sehari
(550cc). Terpasang IVFD (400cc). Terpasang IVFD
RL 15 tetes/menit dengan RL 15 tetes/menit dengan
jumlah cairan 1080 cc/hari jumlah cairan 1080 cc/hari

Sebelum sakit BAK: Sebelum sakit BAK: Terdapat kesenjangan antarapasien


Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan 1 dan pasien 2 pada pasien 1 BAK
Pola anaknya buang air kecil 3- anaknya buang air kecil 3- sebelum sakit 3-4 kali/hari dan saat
eliminasi 4 kali/hari, warna kuning, 4 kali/hari, warna kuning, sakit 5-6 dengan jumlah ±1000cc
berbau khas, tidak ada berbau khas, tidak ada kali/hari serta BAB sebelum sakit 2-
keluhan pada saat buang keluhan pada saat buang 3 kali/hari dan saat sakit lebih dari 3
air kecil. air kecil. kali/hari dengan jumlah 240cc. Pada
pasien 2 BAK sebelum sakit 3-4
kali/hari dan saat sakit 5-7 kali/hari
Saat sakit BAK: Saat sakit BAK: dengan jumlah ±920cc serta BAB
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan sebelum sakit 2-3 kali/hari dan saat
anaknya buang air kecil 5- anaknya buang air kecil 5- sakit lebih dari 4 kali/hari dengan
6 kali/hari dengan jumlah 7 kali/hari dengan jumlah jumlah 200cc. Perbedaan pada
±1000cc, urine berwarna ±920 cc, urine berwarna Balance cairan dan IWL, pada
kuning jernih, tidak ada kuning jernih, tidak ada pasien 1 IWL 150cc/hari dan
keluhan pada saat buang keluhan pada saat buang Balance cairan 140cc/hari, pada
air kecil. air kecil. pasien 2 IWL 135cc/hari dan
Balance cairan 125cc/hari.
Sebelum sakit BAB: Sebelum sakit BAB:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
anaknya buang air besar 2- anaknya buang air besar 2-
3 kali/hari dengan 3 kali/hari dengan
konsistensi fases lembek konsistensi fases lembek
berbau khas dan warna berbau khas dan warna
feses klien kuning dan feses klien kuning dan
tidak ada keluhan saat tidak ada keluhan saat
buang air besar. buang air besar.
Saat sakit BAB: Saat sakit BAB:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
anak nyabuang air besar anak nya BAB >4 kali
lebih dari 3 kali dalam dalam sehari dengan
sehari dengan konsistensi jumlah ±50cc setiap BAB
buang air besar cair dan dan total dalam sehari
bercampur lendir dengan ±200cc dengan konsistensi
jumlah setiap kali buang cair dan bercampur lendir.
air besar ±80cc jadi total
dalam sehari ±240 cc.

IWL = BB x 15 IWL = BB x 15
= 10 x 15 = 9 x 15
= 150 = 135

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

∑Tetes = ∑Cairan x ∑Tetes = ∑Cairan x


∑faktor ∑faktor
tetes(wa tetes(wa
ktu)/jam ktu)/jam
15 Tetes = ∑Cairan x 20 15 Tetes = ∑Cairan x 20
24 x 60 24 x 60

∑Cairan = 24 x 60 x 15 ∑Cairan = 24 x 60 x 15
20 20
= 1080 cc = 1080 cc

Input = infus + minuman Input = infus + minuman


= 1080 cc + 550 cc = 1080 cc + 400 cc
= 1630 cc = 1480cc
Output = BAK + BAB +
Output = BAK + BAB + IWL +
IWL + Muntah
Muntah = 920 + 200 +
= 1000 + 240 + 135 + 100
150 + 100 = 1355 cc/hari
= 1490 cc/hari Balance cairan = input –
Balance cairan = input – output
output = 1480
= 1630 – 1355
– 1490 = 125
= 140 cc/hari
cc/hari

Sebelum sakit:
Ibu pasien mengatakan Sebelum sakit:
anaknya tidur malam 10 Ibu pasien mengatakan
Pola tidur jam, tidur siang 2 jam, anaknya tidur malam 8-9
klien tidak mengalami jam, tidur siang 2 jam,
gangguan saat tidur. klien tidak mengalami
Saat sakit: gangguan saat tidur.
Ibu pasien mengatakan Saat sakit:
anaknya tidur malam 8 Ibu pasien mengatakan
jam, tidur siang 1 jam, anaknya tidur malam 8
klien mudah terbangun jam, tidur siang 1 jam, Terdapat kesenjangan antarapasien
karena berisik. klien mudah terbangun 1 dan pasien 2 pada pola tidur yaitu
karena berisik. pada saat sebelum sakit pasien 1
Sebelum sakit: tidur malam 10 jam dan siang 2 jam
Ibu pasien mengatakan Sebelum sakit: serta pasien 2 tidur malam 8-9 jam
anaknya mandi 2 kali/hari, Ibu pasien mengatakan dan tidur siang 2 jam.
pasien rutin menggosok anaknya mandi 2 kali/hari,
Pola hygiene gigi saat mandi. Pasien pasien rutin menggosok
tubuh rutin keramas 2 hari sekali gigi saat mandi. Pasien
dan kuku selalu rutin keramas 2 hari sekali
dibersihkan dan dipotong dan kuku selalu
jika sudah terlihat dibersihkan dan dipotong
panjang. jika sudah terlihat
Saat sakit: panjang.
Ibu pasien mengatakan Tidak terdapat kesenjangan antara

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

selama dirawat hanya Saat sakit: pasien 1 dan pasien 2.


dilap dengan kain basah. Ibu pasien mengatakan
Pasien tidak menggosok selama dirawat hanya
gigi. Rambut pasien belum dilap dengan kain basah.
dicuci selama dirawat. Pasien tidak menggosok
Pasien tidak dibersihkan gigi. Rambut pasien belum
kukunya. dicuci selama dirawat.
Pasien tidak dibersihkan
kukunya.

Pola Sebelum sakit: Sebelum sakit: Tidak terdapat kesenjangan antara


aktivitas Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan pasien 1 dan pasien 2.
sebelum sakit anaknya sebelum sakit anaknya
aktif dalam kesehariannya. aktif dalam kesehariannya.
Saat sakit: Saat sakit:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
anaknya rewel dan selalu anaknya rewel, menangis
minta pulang, tidak terus, tidak banyak
banyak beraktifitas, lebih beraktifitas, lebih sering
sering berbaring di atas berbaring di atas tempat
tempat tidur. tidur.

8) Kondisi Psikososial (saat sakit)

Tabel 4.8

Data Psikososial (saat sakit)

Kondisi psikososial Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


Pola interksi dengan Ibu mengatakan pola Ibu mengatakan pola Tidak terdapat
orang tua, saudara interaksipasien saat interaksipasien saat kesenjangan antara
kandung dan teman- sakit dengan orang tua sakit dengan orang tua pasien 1 dan pasien 2.
temannya serta tim baik, tetapi cenderung baik, tetapi cenderung
kesehatan dan lebih rewel dan sering lebih rewel dan sering
lingkungan rumah menangis, saat menangis, saat
sakit diperiksa pasien takut diperiksa pasien takut
kepada dokter, perawat kepada dokter, perawat
atau petugas kesehatan atau petugas kesehatan
lainnya. lainnya.

Pola pertahanan Orang tua sangat Orang tua sangat Tidak terdapat
keluarga menyayangi pasien dan menyayangi pasien, kesenjangan antara
akan selalu menjaga akan menjaga dan pasien 1 dan pasien 2.
serta merawat pasien. merawatnya sampai
sembuh dan pasien
memiliki saudara
kandung.

Pengetahuan Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan Tidak terdapat


keluarga mengetahui apa mengetahui apa kesenjangan antara
penyakit yang sedang penyakit yang sedang pasien 1 dan pasien 2.
diderita pasien, tetapi diderita pasien, tetapi
tidak mengetahui cara tidak mengetahui cara
pencegahan dan pencegahan dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

perawatannya, saat perawatannya, saat


sakit keluarga langsung sakit keluarga langsung
membawa pasien ke membawa pasien ke
rumah sakit. rumah sakit.

9) Pemeriksaan Fisik Umum

Tabel 4.9

Pemeriksaan Fisik Umum

Observasi Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


Tinggi badan 80 cm 75 cm Terdapat
BB sebelum sakit 12 kg 10 kg kesenjangan
BB saat sakit 10 kg 9 kg antarapasien 1 dan
Lingkar kepala 48 cm 45 cm pasien 2 pada
Lingkar dada 46 cm 43 cm pemeriksaan fisik
Lingkar perut 47 cm 44 cm umum pasien.
LILA 15 cm 14 cm
Motorik halus Pasien mampu meraih, Pasien mampu meraih, Tidak terdapat
mengambil, dan mengambil, dan kesenjangan antara
memegangbenda. memegangbenda. pasien 1 dan pasien
Pasien mampu Pasien mampu 2.
Motorik kasar melangkah dan melangkah dan
berjalan berjalan
Pasien mampu Pasien mampu
Bahasa dan kognitif menyebutkan kata ibu menyebutkan kata ibu
dan ayah, nama orang dan ayah, nama orang
dan namanya sendiri dan namanya sendiri
Kemandirian dan Ibu mengatakan bahwa Ibu mengatakan bahwa
bergaul pasien aktif dan tidak pasien aktif dan tidak
takut pada orang yang takut pada orang yang
baru dikenalnya. baru dikenalnya.
Dirumah sakit pasien Dirumah sakit pasien
menjadi lebih pendiam menjadi lebih pendiam
dan hanya beraktifitas dan hanya beraktifitas
diatas tempat tidur saja. diatas tempat tidur saja.
Tingkat kesadaran Composmentis Composmentis Terdapat
TTV: Nadi 115 x/menit 110 x/menit kesenjangan
Suhu 36,80C 38,50C antarapasien 1 dan
Respirasi 24 x/menit 25 x/menit pasien 2 pada nadi,
suhu, dan respirasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

10) Pemeriksaan Fisik Khusus

Tabel 4.10

Pemeriksaan Fisik Khusus

Observasi Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


Sistem Fungsi penglihatan Fungsi penglihatan Tidak terdapat kesenjangan
penglihatan baik tidak ada pasien baik, posisi mata antara pasien 1 dan pasien 2
gangguan penglihatan, simetris, keadaan
posisi mata simetris kiri kelopak mata maupun
dan kanan, keadaan membuka dan
kelopak mata mampu menutup, pergerakan
membuka dan bola mata normal,
menutup, pergerakan keadaan konjungtiva
bola mata normal, ananemis, keadaan
keadaan konjungtiva kornea normal, keadaan
ananemis, kornea seklera anikterik,
normal, seklera keadaan pupil normal,
anikterik, pupil dalam tidak ada tanda-tanda
keadaan normal, tidak pendengaran, pasien
ada tanda-tanda tidak menggunakan alat
peradangan dan pasien bantu penglihatan.
tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.

Sistem Pasien dapat Pasien dapat Tidak terdapat kesenjangan


pendengaran mendengar dengan mendengar dengan antara pasien 1 dan pasien 2.
baik, posisi telinga baik, posisi telinga
simetris antara kiri dan simetris antara kiri dan
kanan, kondisi telinga kanan, kondisi telinga
bersih, tidak ada cairan bersih, tidak ada cairan
pada telinga, tidak ada pada telinga, tidak ada
tanda-tanda peradangan tanda-tanda peradangan
dan pasien tidak dan pasien tidak
menggunakan alat menggunakan alat
bantu pendengaran. bantu pendengaran.

Sistem Pasien tidak mengalami Pasien tidak mengalami Terdapat kesenjangan antara
pernafasan pernafasan cuping pernafasan cuping pasien 1 dan pasien 2 pada
hidung, jalan nafas hidung, jalan nafas pemeriksaan nadi.
bersihdan efektif tidak bersihdan efektif tidak
ada sumbatan, bentuk ada sumbatan, bentuk
dada normal tidak ada dada normal tidak ada
retraksi dinding dada, retraksi dinding dada,
irama nafas teratur, irama nafas teratur,
kedalaman nafas kedalaman nafas
normal, suara nafas normal, suara nafas
vesikuler dan tidak vesikuler dan tidak
menggunakan alat menggunakan alat
bantu pernafasan. bantu pernafasan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

Sistem Kekuatan nadi 115 Kekuatan nadi 110 Terdapat kesenjangan antara
kardiovaskuler kali/menit, irama nadi kali/menit, irama nadi pasien 1 dan pasien 2 yaitu
cepat, temperature kulit cepat, temperature kulit pada nadi.
hangat, pasientidak hangat, pasien tidak
sianosis, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat
oedema,Irama jantung oedema,Irama jantung
teratur, tidak ada teratur, tidak ada
kelainan bunyi jantung, kelainan bunyi jantung,
tidak ada nyeri dada, tidak ada nyeri dada,
tidak ada distensi vena tidak ada distensi vena
jugularis. jugularis.

GCS : E 4, M 6, V GCS : E 4, M 6, V
5 5

Tidak terdapat kesenjangan


antara pasien 1 dan pasien 2.

Sistem (sirkulasi Keadaan mulut pasien Keadaan mulut pasien


cerebral) kering dengan kering dengan
kemampuan menelan kemampuan menelan Tidak terdapat kesenjangan
baik, pasien muntah baik, pasien muntah antara pasien 1 dan pasien 2.
ketika makan, keadaan ketika makan, keadaan
abdomen kembung saat abdomen kembung saat
diaulkustasi bising usus diaulkustasi bising usus
pasien 18 x/menit, pasien 18 x/menit,
tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran
limfa dan keadaan anus limfa dan keadaan anus
baik. baik.

Keadaan nafas Keadaan nafas pasien


Sistem pasienbau khas, tidak bau khas, tidak ada
pencernaan ada pembesaran pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid, dan tiroid, dan tidak
tidak mengalami mengalami tremor.
tremor. Tidak terdapat kesenjangan
Genetalia pasien cukup antara pasien 1 dan pasien 2
Genetalia pasien cukup bersih, tidak ada
bersih, tidak ada keluhan saat buang air
keluhan saat buang air kecil, tidak terdapat
kecil, tidak terdapat kelainan dan tidak ada
kelainan dan tidak ada perubahan pada pola
perubahan pada pola berkemih, tidak ada Tidak terdapat kesenjangan
berkemih, tidak ada distensivesi kaurinaria, antara pasien 1 dan pasien 2.
distensivesi kaurinaria, pasien tidak terpasang
pasien tidak terpasang kateter.
kateter.
Sistem endokrin Rambut pasien tidak
Rambut pasien tidak rontok, kulit kepala
rontok, kulit kepala bersih, kuku bersih,
bersih, kuku bersih, turgor kulit tidak
turgor kulit tidak elastic, warna kulit
elastic, warna kulit sawo matang, tidak ada
sawo matang, tidak ada luka/stoma/lesi,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

Sistem luka/stoma/lesi, kebersihan kulit bersih.


urogenital kebersihan kulit bersih. Tidak terdapat kesenjangan
Tidak ada kesulitan antara pasien 1 dan pasien 2.
Tidak ada kesulitan dalam pergerakan,
Sistem dalam pergerakan, tidak ada sakit pada Tidak terdapat kesenjangan
inteauman tidak ada sakit pada sendi, tidak ada fraktur, antara pasien 1 dan pasien 2.
sendi, tidak ada fraktur, tidak ada kontraktur,
Sistem tidak ada kontraktur, tidak ada
musculoskeletal tidak ada kelainan kelainanbentuk tulang,
bentuk tulang, tidak tidak ada kelainan
ada kelainan sendi. sendi.
Sistem Tidak terdapat kesenjangan
imunologi Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran antara pasien 1 dan pasien 2.
kelenjar getah bening kelenjar getah bening
pada pasien. pada pasien.

11) Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.11

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Parameter Result Unit Ref. Range Data senjang


Pasien 1 Pasien 2
WBC H 10.61 x 10^3/uL 23.60 x 10^3/uL 4.00 – 12.00 Terdapat
Neu % 56.1 % **.* % 50.0 – 70.0 kesenjangan
terhadap pasien
Lym % 38.8 % 33.3 % 20.0 – 60.0
1 dan pasien 2
Mon % L 3.7 % 50.5 % 3.0 – 12.0 pada hasil
Eos % 0.6 % **.* % 0.5 – 5.0 pemeriksaan
diagnostik.
Bas % 0.8 % **.* % 0.0 – 1.0
Neu # H ^
5.95 x 10 3/uL ***.** x 10 3/uL^
2.00 – 8.00
Lym # 4.12 x 10^3/uL 7.86 x 10^3/uL 0.80 – 7.00
Mon # ^
0.39 x 10 3/uL ^
11.90 x 10 3/uL 0.12 – 1.20
Eos # ^
0.07 x 10 3/uL ***.** x 10 3/uL^
0.02 – 0.80
Bas # 0.08 x 10^3/uL ***.** x 10^3/uL 0.00 – 0.10
*ALY % 0.1 % **.* % 0.0 – 2.0
*LIC % 0.4 % **.* % 0.0 – 2.5
*ALY # 0.01 x 10^3/uL ***.** x 10^3/uL 0.00 – 0.20
*LIC # ^
0.04 x 10 3/uL ***.** x 10 3/uL^
0.00 – 0.20
RBC ^
5.63 x 10 6/uL 4.85 x10^6/uL 3.50 – 5.20
HGB 9.0 g/dL 7.0g/dL 12.0 – 16.0
HCT 31.0 % 24.1 % 35.0 – 49.0
MCV L 55.0 fL 49.7 Fl 80.0 – 100.0

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

MCH L 16.0 pg 14.4 pg 27.0 – 34.0


MCHC 29.1 g/dL 29.0 g/dL 31.0 – 37.0
RDW – CV 20.0 % 18.7 % 11.0 – 16.0
RDW – SD 46.0 fL 38.6 fL 35.0 – 56.0
PLT 372 x 10^3/uL 367 x10^3/uL 150 – 450
MPV 7.7 fL 8,5Fl 6.5 – 12.0
PDW 14.8 14.8 9.0 – 17.0
PCT 0,286 % 0,312% 0.108 – 0.282

12) Pengobatan/Terapi

Tabel 4.12

Pengobatan/Terapi

Nama Tanggal Jenis terapi (obat Dosis dan cara Waktu Data senjang
cairan) Pemberian

Pasien1 27 Mei IVFD RL 15 tpm 12 jam Terdapat


2018 Pct Oral/20mg (3x1) 8 jam kesenjangan
Ranitidine Iv/150 mg (2x1) 12 jam terhadap pasien 1
Ondan Iv/8 mg (2x1) 12 jam dan pasien 2 pada
Ceftriaxone Iv/ 450 mg (3x1) 8 jam pemberian jenis
obat dan dosis.
28 Mei IVFD RL 15 tpm 8 jam
2018 Pct Oral/20mg (3x1) 8 jam
Ceftriaxone Iv /450 mg (3x1) 8 jam

29 Mei IVFD RL 15 tpm 8 jam


2018 Pct Oral/20mg (3x1) 8 jam
Ceftriaxone Iv/450 mg (3x1) 8 jam
Pasien 28 Mei IVFD RL 15 tpm 8 jam
2 2018 Lacto B Oral/1 gr (2x1) 12 Jam
Zink syr Oral/20mg (1x1) 24 Jam

29 Mei Ceftriaxone Iv/350 mg (3x1) 8 Jam


2018 Pct syr Oral/20mg (3x1) 8 Jam
Ondan Iv/5 mg (2x1) 8 Jam
15 tpm 8 jam

30 Mei IVFD RL Oral/1 gr (2x1) 12 jam


2018 Lacto B Oral/20mg (1x1) 24 jam
Zink syr Oral/20mg (3x1) 8 jam
Pct syr
15 tpm 8 jam
IVFD RL Oral/1 gr (2x1) 12 jam
Lacto B Oral/20mg (1x1) 24 jam
Zink syr Oral/20mg (3x1) 8 jam
Pct syr

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

13) Resume (dari masuk UGD sampai saat pengkajian)

Tabel 4.13

Data masuk UGD sampai saat pengkajian

Observasi Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


Dari masuk Pasien datang ke Rumah Pasiendatang ke Rumah Terdapat kesenjangan
UGD sampai Sakit Umum Pringsewu Sakit Umum Pringsewu antarapasien 1 dan pasien
saat pengkajian pada tanggal 27 Mei pada tanggal 28 Mei 2018 2 pada keluhan dan TTV.
2018 pukul 18:35 wib pukul 09:10 wib melalui
melalui UGD diantar UGD diantar oleh
oleh keluarganya dengan keluarganyadengan
keluhan dirumah sudah keluhan dirumah BAB
BAB 4 kali/hari, BAB sudah 6 kali/hari, BAB
cair. Mual dan cair dan bercampur
muntah.Pasien terpasang lender,pasien mual
IVFD danmuntah saat makan.
Pasien terpasang IVFD

RL 15 tetes/menit, S: RL 15 tetes/menit, S:
37,0 0C. 38,50C.

Saat dilakukan Saat dilakukan pengkajian


pengkajian pada tanggal pada tanggal 28 Mei 2018
28 Mei 2018 pukul 08:35 pukul 10:30 wib, Ibu
wib, Ibu pasien pasien mengatakan
mengatakan anaknya anaknya buang air besar
buang air besar lebih dari >4 kali dalam sehari
3 x/hari dengan jumlah dengan jumlah ±50cc
setiap kali buang air setiap BAB dan total
besar ±80cc jadi total dalam sehari ±200cc, Ibu
dalam sehari ±240 cc pasien mengatakan
dengan konsistensi cair anaknya lemas karena
dan bercampur lender. BAB, Ibu klien
Ibu pasienmengatakan mengatakan anak nya
anaknya lemas karena buang air besar cair dan
buang air besar. Ibu bercampur lendir. Ibu
pasien mengatakan anak pasien mengatakan anak
nya mual muntah satu nya menangis dan ibu
kali jumlah nya mengatakan anak nya
±100cc/hari. demam suhu 38,50C. Ibu
pasienmengatakan mual
dan muntah satu kali
dengan jumlah
±100cc/hari. Pasien sering
merasa haus.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

14) Data Fokus

Tabel 4.14

Data Fokus

Data Fokus Pasien 1 Pasien 2 Data senjang


Data Subjektif - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan Terdapat
anaknya merasa haus anaknya merasa haus kesenjangan
- Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan antarapasien 1 dan
bibir anaknya kering bibir anaknya kering pasien 2 pada BAB,
- Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan BB, asupan
anaknya lemas karna anaknya lemas karena makanan.
BAB sudah 3 x/hari BAB sudah 4 x/hari
- Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan
anaknya mual muntah 1 anaknya mual muntah
x/hari satu kali/hari
- Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan
berat badan anaknya berat badan anaknya
turun, BB sebelum turun, BB sebelum
sakit 12 kg sakit 10 kg
- Ibu pasienmengatakan - Ibu pasien mengatakan
anaknya makan hanya anaknya demam
4-5 sendok makan - Ibu pasien mengatakan
anaknya makan hanya
5-6 sendok makan

Data Objektif - Pasien tampak haus - Pasien tampak haus Terdapat


- Mukosa bibir pasien - Mukosa bibir pasien kesenjangan antara
kering kering pasien 1 dan pasien
- Turgor kulit tidak - Turgor kulit tidak 2 pada, BAB,
elastic elastic BAK, BB, suhu,
- Pasien tampak lemas- - Pasien tampak lemas minum serta
- Pasien tidak nafsu - BAB cair 4x/hari balance cairan.
makan - BAB 200 cc/hari
- BAB cair 3 x/hari - BAK ±920 cc/hari
- BAB 240 cc/hari - Minum 400 cc/hari
- BAK ±1000 cc/hari - Muntah 100 cc/hari
- Minum 550 cc/hari - Infuse 1080 cc/hari
- Muntah 100 cc/hari - Balance cairan 125
- Infuse 1080 cc/hari cc/hari
- Balance cairan 140 - BB saat sakit 9 kg
cc/hari- Suhu 38,5℃
- BB saat sakit 10 kg - Pasien tampak tidak
nafsu makan
- Hanya menghabiskan
5-6 sendok makan dari
porsi yang disediakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

15) Analisa Data

Tabel 4.15

Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Pasien 1
DS: Diare Resiko kekurangan
- Ibu pasien mengatakan anaknya volume cairan
merasa haus
- Ibu pasien mengatakan bibir Frekuensi BAB
anaknya kering meningkat
- Ibu pasien mengatakan anaknya
lemas karna BAB sudah 3 x/hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya Hilang cairan &
mual muntah 1 x/hari elektrolit
- Ibu pasien mengatakan berat
badan anaknya turun, BB sebelum
sakit 12 kg Gangguan
keseimbangan cairan
DO: dan elektrolit
- Pasien tampak haus
- Mukosa bibir pasien kering
- Turgor kulit tidak elastic Dehidrasi
- Pasien tampak lemas
- BAB cair 3 x/hari
- BAB 240 cc/hari
- BAK ±1000 cc/hari
- Minum 550 cc/hari
- Muntah 100 cc/hari
- Infuse 1080 cc/hari
- Balance cairan 140 cc/hari
- BB saat sakit 10 kg
DS: Diare Ketidakseimbangan
- Ibu pasien mengatakan anaknya nutrisi kurang dari
makan hanya 4-5 sendok makan kebutuhan tubuh
- Ibu pasien mengatakan anaknya Distensi abdomen berhubungan dengan
mual muntah satu kali/hari penurunan intake
- Ibu pasien mengatakan berat makanan
badannya turun, BB sebelum sakit
12 kg Mual muntah

DO:
- Pasien tidak nafsu makan Nafsu makan menurun
- Hanya mengabiskan 4-5 sendok
makan dari porsi yang disediakan
- Mual muntah satu kali/hari
- BB saat sakit 10 kg
Pasien 2
DS: Diare Resiko kekurangan
- Ibu pasien mengatakan anaknya volume cairan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

merasa haus
- Ibu pasien mengatakan bibir Frekuensi BAB
anaknya kering meningkat
- Ibu pasien mengatakan anaknya
lemas karena BAB sudah 4 x/hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya Hilang cairan &
mual muntah satu kali/hari elektrolit
- Ibu pasien mengatakan berat
badan anaknya turun, BB sebelum
sakit 10 kg Gangguan
- Ibu pasien mengatakan anaknya keseimbangan cairan
demam dan elektrolit
DO:
- Pasien tampak haus
- Mukosa bibir pasien kering Dehidrasi
- Turgor kulit tidak elastic
- Pasien tampak lemas
- BAB cair 4x/hari
- BAB 200 cc/hari
- BAK ±920 cc/hari
- Minum 400 cc/hari
- Muntah 100 cc/hari
- Infuse 1080 cc/hari
- Balance cairan 125 cc/hari
- BB saat sakit 9 kg
- Suhu 38,5℃
DS: Diare Ketidakseimbangan
- Ibu pasien mengatakan anaknya nutrisi kurang dari
makan hanya 5-6 sendok makan kebutuhan tubuh
- Ibu pasien mengatakan berat Distensi abdomen berhubungan dengan
badannya turun, BB sebelum sakit penurunan intake
10 kg makanan
- Ibu pasien mengatakan anaknya
demam Mual muntah

DO:
- Pasien tampak tidak nafsu makan Nafsu makan menurun
- Hanya menghabiskan 5-6 sendok
makan dari porsi yang disediakan
- BB saat sakit 9 kg
- Suhu 38,5℃

Diagnose keperawatan

Tabel 4.16

Diagnosa Keperawatan

Pasien 1 Pasien 2
1. Resiko Kekurangan Volume Cairan 1. Resiko Kekurangan Volume Cairan
Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan Berhubungan Dengan Kehilangan Cairan
Aktif Aktif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari 2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

Penurunan Intake Makanan Penurunan Intake Makanan

16) Rencana Intervensi

Tabel 3.17

Rencana Intervensi

Diagnosa Keperawatan (Tujuan, Intervensi (NIC)


Kriteria Hasil)
Pasien 1
Resiko kekurangan volume 1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
cairan berhubungan dengan 2. Pertahankan catatan intake dan output yang
kehilangan cairan aktif adekuat
Setelah dilakukan perawatan 3 3. Monitor status hidrasi
kali 24 jam, klien menunjukan 4. Monitor vital sign
NOC 5. Monitor masukan makanan/cairan
- Mempertahankan urine 6. Kolaborasikan pemberian cairan IV
output sesuai dengan usia 7. Monitor status nutrisi
dan BB, BJ urine normal, HT 8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
normal 9. Dorong masukan oral
- Tekanan darah, nadi, suhu 10. Berikan penggantian nasogatrik sesuai
tubuh dalam batas normal output
- Tidak ada tanda-tanda 11. Dorong keluarga untuk membantu pasien
dehidrasi makan
- Elastisitas turgor kulit baik, 12. Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
membrane mukosa lembab, 13. Kolaborasi dengan dokter
tidak ada rasa haus yang 14. Atur kemungkinan transfuse
berlebihan 15. Persiapan untuk transfuse
Pasien 2
Resiko kekurangan volume 1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
cairan berhubungan dengan 2. Pertahankan catatan intake dan output yang
kehilangan cairan aktif adekuat
Setelah dilakukan perawatan 3 3. Monitor status hidrasi
kali 24 jam, klien menunjukan 4. Monitor vital sign
NOC 5. Monitor masukan makanan/cairan
- Mempertahankan urine 6. Kolaborasikan pemberian cairan IV
output sesuai dengan usia 7. Monitor status nutrisi
dan BB, BJ urine normal, HT 8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
normal 9. Dorong masukan oral
- Tekanan darah, nadi, suhu 10. Berikan penggantian nasogatrik sesuai
tubuh dalam batas normal output
- Tidak ada tanda-tanda 11. Dorong keluarga untuk membantu pasien
dehidrasi makan
Elastisitas turgor kulit baik, 12. Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
membrane mukosa lembab, tidak 13. Kolaborasi dengan dokter
ada rasa haus yang berlebihan 14. Atur kemungkinan transfuse
15. Persiapan untuk transfuse

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

17) Implementasi

Tabel 4.18

Implementasi

Diagnose 27 Mei 2018 28 Mei 2018 29 Mei 2018


keperawatan
asien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Resiko 08.00 1. Mempertahankan catatan 08.00 1. Mempertahankan 08.00 1.Mempertahankan catatan
kekurangan intake dan output yang catatan intake dan intake dan output yang
volume cairan adekuat output yang adekuat adekuat
berhubungan R: R: R:
dengan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
kehilangan anaknya haus, BAB 3 anaknya sudah tidak anaknya sudah tidak
cairan aktif kali/hari, muntah 1 haus, seharian belum haus, BAB 1 kali/hari,
kali/hari BAB, sudah tidak mual sudah tidak mual muntah
H: muntah H:
Intake: minum H: Intake: minum
550cc/hari, infuse 15 Intake: minum 900cc/hari
tetes/menit dengan 550cc/hari, infuse 15 Output: BAK 500cc/hari,
jumlah cairan tetes/menit dengan BAB 100cc/hari,
1080cc/hari jumlah cairan Balance cairan
Output: BAK 1000 1080cc/hari 150cc/hari, IWL
cc/hari, BAB 240 Output: BAK 900, BAB 150cc/hari
cc/hari, muntah 100 240cc/hari, Balance
cc/hari, Balance cairan cairan 340 cc/hari, IWL
140 cc/hari, IWL 150 150cc/hari
cc/hari

08.30 2. Memonitor status hidrasi 08.30 2. Memonitor status 08.30 2.Memonitor status hidrasi
R: hidrasi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu pasien mengatakan
bibir anaknya kering Ibu pasien mengatakan bibir anaknya sudah
H: bibir anaknya sudah tidak kering
Mukosa bibir kering, tidak kering H:
turgor kulit tidak elastic, H: Mukosa bibir lembab,
N: 115 x/menit Mukosa bibir lembab, turgor kulit elastic, N:
turgor kulit elastic, N: 110 x/menit
113 x/menit

09.00 3. Memonitor vital sign 09.00 3. Memonitor vital sign 09.00 3.Memonitor vital sign
R: R: R:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak badan anaknya tidak badan anaknya tidak
panas panas panas
H: H: H:
S: 36,8℃ S: 36, 5℃ , N: 113 S: 36, 5℃ , N: 110
N: 115 x/menit x/menit, RR: 24 x/menit x/menit, RR: 22 x/menit
RR: 24 x/menit

09.30 4. Memonitor masukan 09.30 4. Memonitor masukan 09.30 4.Memonitor masukan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

makanan/cairan makanan/cairan makanan/cairan


R: R: R:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakann Ibu pasien mengatakan
anaknya makan hanya 4- anaknya menghabiskan anaknya makan
5 sendok makan, minum makan setengah piring menghabiskan 1 piring
sebanyak 3-4 porsi makan, minum porsi makan, minum
H: 550cc/hari 900cc/hari
Makan 4-5 sendok H: H:
makan, minum 550 Menghabiskan setengah Menghabiskan makan
cc/hari piring porsi makan, satu piring, minum
minum 550cc/hari 900ccc/hari

10.00 5.Berkolaborasi pemberian 10.00 5. Berkolaborasi


cairan IV pemberian cairan IV
R: R:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
anaknya lemas anaknya lemas
H: H:
IVFD RL 15 tetes/menit IVFD RL 15 tetes/menit
dengan jumlah dengan jumlah
1080cc/hari. 1080cc/hari.

10.30 6. Memonitor status nutrisi 10.30 6. Memonitor status 10.30 6.Memonitor status nutrisi
R: nutrisi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu pasien mengatakan
anaknya makan 4-5 Ibu pasien mengatakan anaknya makan satu
sendok makan saja, BB anaknya menghabiskan piring porsi makan
turun makan setengah piring H:
H: porsi makan Pasien tampak
Pasien makan hanya 4-5 H: menghabiskan satu
sendok makan, BB Pasien tampak piring porsi makan, BB
sebelum sakit 12 kg, BB menghabiskan setengah 12 kg.
saat sakit 10 kg. piring porsi makan, BB
11 kg.

11.00 7. Mendorong masukan 11.00 7. Mendorong masukan 11.00 7.Mendorong masukan oral
oral oral R:
R: R: Ibu pasien mengatakan
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan anaknya minum
anaknya minum 550 anaknya minum 900cc/hari,
cc/hari dan makan hanya 550cc/hari, menghabiskan satu
4-5 sendok makan saja menghabiskan makan piring porsi makan
H: setengah porsi makan H:
Pasien minum 550 H: Pasien minum
cc/hari, makan 4-5 Pasien minum 900cc/hari, makan satu
sendok makan 550cc/hari, makan piring porsi makan.
setengah piring porsi
makan
Pasien 2 28 Mei 2018 29 Mei 2018 30 Mei 2018
Resiko 08.00 1. Mempertahankan catatan 08.00 1. Mempertahankan 08.00 1. Mempertahankan catatan
kekurangan intake dan output yang catatan intake dan intake dan output yang
volume cairan adekuat output yang adekuat adekuat
berhubungan R: R: R:
dengan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
kehilangan anaknya haus, minum anaknya sudah tidak anaknya sudah tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

cairan aktif 400cc/hari, BAB cair haus dan sudah tidak merasa haus dan sudah
sudah 4 x/hari, muntah 1 mual muntah, minum tidak mual muntah,
x/hari 500cc/hari, BAB cair minum 700cc/hari, BAB
08.30 H: sudah 4 x/hari 1x/hari
Intake: minum H: H:
400cc/hari, infuse 15 Intake: minum Intake: minum
tetes/menit dengan 500cc/hari, infuse 15 700cc/hari, infuse 15
jumlah cairan tetes/menit dengan tetes/menit dengan
1080cc/hari jumlah cairan jumlah cairan
Output: BAK 920cc/hari, 1080cc/hari 1080cc/hari
BAB 200cc/hari, muntah Output: BAK Output: BAK 900cc/hari,
100cc/hari. Balance 900cc/hari, BAB BAB 100cc/hari,
cairan 125cc/hari dan 200cc/hari, Balance Balance cairan
IWL 135cc/hari cairan 345cc/hari, IWL 645cc/hari, IWL
135cc/hari 135cc/hari

2. Memonitor status hidrasi 08.30 2. Memonitor status 08.30 2. Memonitor status hidrasi
R: hidrasi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu pasien mengatakan
bibir anaknya kering, Ibu pasien mengatakan bibir anaknya sudah
mata terlihat cekung bibir anaknya kering, tidak kering, mata tidak
H: mata terlihat cekung terlihat cekung
Mukosa bibir kering, H: H:
turgor kulit tidak elastic, Mukosa bibir kering, Mukosa bibir lembab,
kulit kering, N: 110 turgor kulit elastic, N: turgor kulit elastic, N:
09.00 x/menit 105 x/menit 105 x/menit

3.Memonitor vital sign 09.00 3. Memonitor vital sign 09.00 3. Memonitor vital sign
R: R: R:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
badan anaknya panas badan anaknya panas badan anaknya sudah
H: H: tidak panas
S: 38,5 ℃ , N: 110 S: 37,8 ℃ , N: 105 H:
x/menit, RR: 25 x/menit x/menit, RR: 24 x/menit S: 36,4 ℃ , N: 105
x/menit, RR: 24 x/menit

09.30 4.Memonitor masukan 09.30 4. Memonitor masukan 09.30 4. Memonitor masukan


makanan/cairan makanan/cairan makanan/cairan
R: R: R:
Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
anaknya makan hanya 5- anaknya makan hanya anaknya makan
6 sendok makan, minum 5-7 sendok makan, menghabiskan setengah
400cc/hari minum 500cc/hari piring porsi makan,
H: H: minum 700cc/hari
Makan 5-6 sendok Makan 5-7 sendok H:
10.00 makan, minum makan, minum Menghabiskan makan
400cc/hari 500cc/hari setengah piring porsi
makan, minum
700cc/hari.
5. Berkolaborasi
pemberian cairan IV 5. Berkolaborasi pemberian
5.Berkolaborasi pemberian R: cairan IV
cairan IV 10.00 Ibu pasien mengatakan 10.00 R:
R: anaknya lemas Ibu pasien mengatakan
Ibu pasien mengatakan H: anaknya sudah tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

anaknya lemas IVFD RL 15 tetes/menit lemas


H: dengan jumlah H:
IVFD RL 15 tetes/menit 1080cc/hari. IVFD RL 15 tetes/menit
dengan jumlah dengan jumlah
1080cc/hari. 1080cc/hari.

10.30 6.Memonitor status nutrisi 10.30 6. Memonitor status 10.30 6. Memonitor status nutrisi
R: nutrisi R:
Ibu pasien mengatakan R: Ibu klien mengatakan
anaknya makan hanya 5- Ibu pasien mengatakan anaknya menghabiskan
6 sendok makan saja, BB anaknya makan hanya setengah piring porsi
turun 5-7 sendok makan saja makan
H: H: H:
Pasien makan hanya 5-6 Klien makan 5-7 sendok Pasien menghabiskan
sendok makan, BB makan, BB 10 kg. setengah piring porsi
sebelum sakit 10 kg, BB makan, BB 10 kg.
saat sakit 9 kg.

11.00 7.Mendorong masukan oral 11.00 7. Mendorong masukan 11.00 7. Mendorong masukan
R: oral oral
Ibu pasien mengatakan R: R:
anaknya minum sekitar Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
400 cc/hari dan makan anaknya minum sekitar anaknya minum sekitar
hanya 5-6 sendok makan 500cc/hari dan makan 700cc/hari dan
saja 5-7 sendok makan saja menghabiskan setengah
H: H: piring porsi makan
Pasien minum 400 Pasien minum H:
cc/hari, makan 5-6 500cc/hari, makan 5-7 Pasien minum
sendok makan sendok makan. 700cc/hari,
menghabiskan makan
setengah piring porsi
makan.

Kesenjangan:

Terdapat peningkatan asupan makanan dan cairan setiap harinya.

Pasien 1 : minum 900cc/hari, makan satu piring porsi makan

Pasien 2 : minum 700cc/hari, menghabiskan makan setengah piring porsi makan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

18) Evaluasi

Tabel 4.19

Evaluasi

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


Pasien 1
Resiko S: S: S:
kekurangan - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan
volume cairan anaknya merasa haus anaknya sudah tidak anaknya sudah tidak
berhubungan - Ibu pasien mengatakan merasa haus merasa haus
dengan anaknya lemah, bibir - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasienmengatakan
kehilangan anaknya kering anaknya sudah tidak lemas, anaknya sudah tidak
cairan aktif - Ibu pasien mengatakan bibir tidak kering merasa lemas, bibir
anaknya minum 550cc/hari - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak kering
- Ibu pasien mengatakan anaknya minum 550cc/hari - Ibu pasien mengatakan
anaknya makan hanya 4-5 - Ibu pasien mengatakan anaknya minum
sendok makan anaknya menghabiskan 900cc/hari
- Ibu pasien mengatakan makan setengah piring - Ibu pasien mengatakan
anaknya BAB 3 kali/hari porsi makan anaknya menghabiskan
- Ibu pasien mengtaakan - Ibu pasien mengatakan makan satu piring porsi
anaknya mual muntah 1 anaknya seharian belum makan
kali/ BAB - Ibu pasien mengatakan
- Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan BAB 1 kali/hari dengan
badan anaknya tidak panas anaknya sudah tidak mual konsistensi lembek
muntah - Ibu pasien mengatakan
- Ibu pasien mengatakan anaknya
badan anaknya tidak
sudah tidak mual muntah
panas - Ibu pasien mengatakan
badan anaknya tidak
panas

O: O: O:
- Pasien tampak haus - Pasien tampak tidak haus - Pasien tampak tidak haus
- Lemah - Tidak lemah, mukosa bibir - Tidak lemah, mukosa
- Mukosa bibir kering, turgor tidak kering, turgor kulit bibir tidak kering, turgor
kulit tidak elastic elastic kulit elastic
- Minum 550cc/hari - Minum 550cc/hari - Minum 900cc/hari
- Makan 4-5 sendok makan - Menghabiskan makan - Menghabiskan makan satu
- BAB cair 3x/hari setengah piring porsi piring porsi makan
- BAB 240cc/hari makan - BAB 1 kali/hari
- BAK 1000cc/hari - Tidak BAB - BAB 100cc/hari
- Muntah 1 kali/hari dengan - BAK dengan jumlah - BAK 500cc/hari
jumlah sekitar 100cc/hari sekitar 900cc/hari - S: 36,5℃, N: 110 x/menit,
- IVFD RL 15 tetes/menit - Tampak tidak mual muntah RR: 22 x/menit
dengan jumlah 1080cc/hari - IVFD RL 15 tetes/menit - Balance cairan 150cc/hari
- S: 36,8℃, N: 115 x/menit, dengan jumlah cairan
RR: 24 x/menit 1080cc/hari
- Balance cairan 140cc/hari - S: 36,5℃, N: 113 x/menit,
RR: 24 x/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

- Balance cairan 340cc/hari

A: A: A:
Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan
volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan
aktif belum teratasi aktif teratasi aktif teratasi

P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi.
1. Pertahankan catatan intake 1. Pertahankan catatan intake Namun apabila ada masalah
dan output yang adekuat dan output yang adekuat keperawatan yang
2. Monitor status hidrasi 2. Monitor status hidrasi berlanjutan maka lanjutkan
(kelembaban membrane (kelembaban membrane intervensi awal.
mukosa, nadi adekuat, mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), tekanan darah ortostatik),
jika diperlukan jika diperlukan
3. Monitor vital sign 3. Monitor vital sign
4. Monitor masukan 4. Monitor masukan
makanan/cairan makanan/cairan
Pasien 2
Resiko S: S: S:
kekurangan - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan
volume cairan anaknya merasa haus anaknya sudah tidak anaknya sudah tidak
berhubungan - Ibu pasien mengatakan merasa haus merasa haus
dengan anaknya lemah, matanya - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan
kehilangan terlihat cekung dan bibir anaknya lemah, mata anaknya sudah tidak mual
cairan aktif anaknya kering cekung, bibir anaknya muntah
- Ibu pasien mengatakan kering - Ibu klien mengatakan
anaknya minum 400cc/hari - Ibu pasien mengatakan anaknya tidak lemah,
- Ibu pasien mengatakan anaknya minum 500cc/hari mata anaknya tidak
anaknya makan 5-6 sendok - Ibu pasien mengatakan cekung dan bibir anaknya
makan anaknya makan 5-7 sendok tidak kering
- Ibu pasien mengatakan makan - Ibu pasien mengatakan
anaknya BAB cair sudah 4 - Ibu pasien mengatakan anaknya minum
x/hari anaknya BAB cair sudah 4 700cc/hari
- Ibu pasien mengatakan x/hari - Ibu pasien mengatakan
anaknya demam - Ibu pasien mengatakan anaknya BAB 1x/hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya demam - Ibu pasien mengatakan
anaknya muntah 1 x/hari badan anaknya sudah
tidak panas
- Ibu pasien mengatakan
anaknya makan
menghabiskan setengah
piring porsi makannya

O: O: O:
- Pasien tampak haus - Pasien tampak tidak haus - Pasien tampak tidak haus
- Lemah, mata cekung, - Lemah, mata cekung, - Tidak lemah, mata tidak
mukosa bibir kering, turgor mukosa bibir kering, turgor cekung, mukosa bibir
kulit tidak elastic kulit elastic lembab, turgor kulit
- Demam - Demam elastic
- Minum 400cc/hari - Minum 500cc/hari - Tidak demam
- Makan 5-6 sendok makan - Makan 5-7 sendok makan - Minum 700cc/hari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

- BAB cair sudah 4x/hari - BAB cair sudah 4x/hari - Menghabiskan makan
- BAB 200cc/hari - BAB 200cc/hari setengah piring porsi
- BAK 920cc/hari - BAK 900cc/hari makan
- IVFD RL 15 tetes/menit - IVFD RL 15 tetes/menit - Tidak BAB
dengan jumlah cairan dengan jumlah cairan - BAK 900cc/hari
1080cc/hari 1080cc/hari - IVFD RL 15 tetes/hari
- S: 38,5℃, N: 110 x/menit, - S: 37,8℃, N: 105 x/menit, dengan jumlah cairan
RR: 25 x/menit RR: 24 x/menit 1080cc/hari
- Balance cairan 125cc/hari - Balance cairan 345cc/hari - S: 36,4℃, N: 105 x/menit,
RR: 24 x/menit
- Balance cairan 645cc/hari

A: A: A:
Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan Masalah resiko kekurangan
volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan dengan kehilangan cairan
aktif belum teratasi aktif teratasi aktif teratasi

P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Hentikan intervensi.
1. Pertahankan catatan intake 1. Pertahankan catatan intake Namun apabila ada masalah
dan output yang adekuat dan output yang adekuat keperawatan yang
2. Monitor status hidrasi 2. Monitor status hidrasi berlanjutan maka lanjutkan
(kelembaban membrane (kelembaban membrane intervensi awal.
mukosa, nadi adekuat, mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), tekanan darah ortostatik),
jika diperlukan jikadiperlukan
3. Monitor vital sign 3. Monitor vital sign
4. Monitor masukan 4. Monitor masukan
makanan/cairan makanan/cairan

Kesenjangan:
Terdapat peningkatan cairan tubuh setelah 3 hari diberikan tindakan
keperawatan.
Pasien 1: Balance cairan 150 cc/hari
Pasien 2 : Balance cairan 654 cc/hari

B. Pembahasan

Dalam BAB ini penulis membahas tentang kesenjangan antara landasan teori

dan tinjauan kasus yang ditemukan pada klien 1 dan klien 2 pada Asuhan

Keperawatan pada Anak yang mengalami Gastroentritis akut dengan masalah

Keperawatan Resiko Kekurangan Volume Cairan di Rumah Sakit Umum

Daerah pringsewu Lampung. Adapun pembahasan ini meliputi tahap

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan

evaluasi.

1) Pengkajain

Pengkajian merupakan proses keperawatan yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agak dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan

keperawatan pasien baik fikis, mental, social dan lingkungan (Yenichrist,

2008)Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari warga dengan cara

wawancara keluahan utama, pemeriksaan fisik pada pasien dan rekam

medik dariRumah Sakit. Berdasarkan pengkajianyangtelah dilakukanoleh

kedua pasien didapatkan :

a. Identitas pasien dan keluarga

Pasien 1:

Usia 1,5 tahun, jenis kelamin perempuan

Pasien 2:

Usia 1 tahun, jenis kelamin laki-laki

b. Riwayat penyakit

Pasien 1:

Alasan masuk Rumah Sakit: Pasien datang ke Rumah Sakit Umum

Pringsewu pada tanggal 27 Mei 2018 melalui UGD diantar oleh kedua

orang tuanya dengan keluhan dirumah BAB 4 kali/hari, Pasien mual

muntah, BAB cair. Pasien terpasang IVFD RL 10 tetes/menit, S: 37,0℃

Pasien 2:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Pringsewu pada tanggal 28 Mei

2018 melalui UGD diantar oleh keluarganya dengan keluhan dirumah

BAB 6 kali/hari, Pasien demam. Pasien terpasang IVFD RL 15

tetes/menit, S: 38,5℃

Menurut (Sodikin, 2011) pada tahap awal penderita diare mengalami

BAB lebi dari 3 kali/hari tanda dan gejala yang khas seperti fases lunak

atau cair, sering tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa pada penelitian ini selaras dengan

teori dimana kedua pasien mengalami tanda gejala yang tertera di teori.

c. Riwayat keluarga (Genogram)

Pasien 1:

Anak pertama

Pasien 2:

Anak ketiga

d. Riwayat kehamilan

Tidak terdapat kesenjangan

e. Pola kebiasaan pemenuhan kebutuhan sehari-hari (sebelum dan saat

sakit)

Pasien 1:

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit minum 7-8 gelas dalam sehari,

jenis minum pasien hanya air putih saja dan ketika sakit hanya 4-5 gelas

dalam sehari (550cc).Terpasang IVFD RL 15 tetes/menit dengan

jumlah cairan 1080 cc/hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit buang air kecil 3-4 kali/hari,

warna kuning, berbau khas, tidak ada keluhan pada saat buang air

kecing dan saat sakit anaknya buang air kecil 5-6 kali/hari dengan

jumlah ±1000cc, urine berwarna kuning jernih, tidak ada keluhan pada

saat buang air kecil. Balance cairan 140cc/hari.

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit buang air besar 2-3 kali/hari

dengan konsistensi fases lembek berbau khas dan warna feses klien

kuning dan tidak ada keluhan saat buang air besar dan saat sakit klien

buang air besar

lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi buang air besar cair

dan bercampur lendir dengan jumlah setiap kali buang air besar ±80cc

jadi total dalam sehari ±240 cc.

Pasien 2:

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit minum 5-6 gelas dalam sehari,

jenis minum pasien hanya air putih saja dan ketika sakit hanya 3-4 gelas

dalam sehari (400cc). Terpasang IVFD RL 15 tetes/menit dengan

jumlah cairan 1080 cc/hariIbu pasien mengatakan sebelum sakit buang

air kecil 3-4 kali/hari, warna kuning, berbau khas, tidak ada keluhan

pada saat buang air kecil dan saat sakit anaknya buang air kecil 5-7

kali/hari dengan jumlah ±920 cc, urine berwarna kuning jernih, tidak

ada keluhan pada saat buang air kecil.Ibu pasien mengatakan sebelum

sakit buang air besar 2-3 kali/hari dengan konsistensi fases lembek

berbau khas dan warna feses klien kuning dan tidak ada keluhan saat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

buang air besar, klien BAB >4 kali dalam sehari dengan jumlah ±50cc

setiap BAB dan total dalam sehari ±200cc dengan konsistensi cair dan

bercampur lendir.

Menurut (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015) buang air besar

(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah

padat) kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari

200 gram atau 200ml/24 jam.

Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3

kali/hari. Buang air besar tersebut dapat disertai lender/darah.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa pada penelitian ini selaras dengan

teori dimana kedua pasien mengalami tanda gejala di teori.

f. Kondisi psikososial saat sakit

Tidak terdapat kesenjangan.

g. Pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan fisik khusus

Pasien 1:

Tinggi badan 80 cm, BB sebelum sakit 12 kg, BB saat sakit 10 kg,

Lingkar kepala 48 cm, Lingkar dada 46 cm, Lingkar perut 47 cm, LILA

15 cm.

Pasien 2:

Tinggi badan 75 cm, BB sebelum sakit 10 kg, BB saat sakit 9 kg,

Lingkar kepala 45 cm, Lingkar dada 43 cm, Lingkar perut 44 cm, LILA

14 cm.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

Menurut (Soetjningsih, 2013) motorik kasar balita 1-1,5 tahun mampu

meraih, mengambil dan memegang benda, mampu melangkah dan

berjalan, menyebutkan kata ibu dan ayah, nama orang dan namanya

sendiri.

h. Pengobatan/Terapi

Tidak terdapat kesenjangan.

2) Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon

individu, keluarga atau komunikasi terhadap masalah kesehatan/proses

hidup yang actual maupun potensial (Amin Huda Nurarif & Hardhi

Kusuma, 2015).

Dalam diagnose keperawatan tidak didapatkan kesenjangan.

Diagnose keperawatan yang ditegakkan dari kedua pasien ini adalah resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

Dari data didapatkan kedua pasien mengalami resiko kekurangan cairan.

Pasien 1:

IWL 150 cc/hari dan Balance cairan 140 cc/hari.

Pasien 2:

IWL 135 cc/hari dan Balance cairan 125 cc/hari.

Dari data tersebut kedua pasien mengalami resiko kekurangan cairan yang

disebabkan oleh diare. Menurut (Susarti, 2010) mekanisme dasar yang

menyebabkan timbulnya diare adalah gangguan ostomitic, gangguan

sekresi, gangguan molitas usus dan proses infeksi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

Berdasarkan faktor dan teori yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa

penulis menegakkan diagnose keperawatan pada kedua pasien adalah resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

3) Intervensi

Perencanaan adalah suatu yang telah ditimbangkan secara mendalam tahap

yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan

keputusan dan pemecahan masalah (Mirzal, 2010).

Tidak terdapat kesenjangan dalam intervensi. Intervensi yang dilakukan

pada karya tulis berbasis study kasus ini menggunakan intervensi berbasis

NIC (Nursing Intervention Classfication) dan NOC (Nursing Outcomes

Classification). Penulis memberikan intervensi sesuai dengan yang

direncanakan, kedua pasien dilakukan perlakuan yang sama yaitu

pertahankan catatan intake dan output yang adekuat, monitor status hidrasi,

monitor vital sign, monitor masukan makanan/cairan.

Menurut (Nurarif, 2015) intervensi keperawatan pada pasien yang

mengalami resiko kekuranagn volume cairan dapat diberikan intervensi

berdasarkan NIC (Nursing Intervention Classfication) meliputi: timbang

popok/pembalut jika diperlukan, pertahankan catatan intake dan output

yang adekuat, monitor status hidrasi, monitor vital sign, monitor masukan

makanan/cairan, kolaborasikan pemberian cairan IV, monitor status nutrisi,

berikan cairan IV pada suhu ruangan, dorong masukan oral, berikan

penggantian nasogatrik sesuai output, dorong keluarga untuk membantu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

pasien makan, tawarkan snack (jus buah, buah segar), kolaborasi dengan

dokter, atur kemungkinan transfuse serta persiapan untuk transfuse.

Berdasarkan teori dan fakta dapat disimpulkan bahwa kedua pasien

diberikan intervensi yang sama dengan harapan selama diberikan asuhan

keperawatan selama 3 x 24 jam masalah keperawatan resiko kekurangan

volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil IWL. Pasien 1 IWL 150

dan pasien 2 IWL 135.BAB tidak lebih dari 3 kali/hari, turgor kulit elastis.

4) Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana

keperawatan.Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto, 2011). Berdasarkan hasil penelitian kedua

pasien diberikan tindakan keperawatan yang sama. Hasil penelitian

didapatkan data bahwa kedua pasien mendapatkan terapi farmakologi.

Menurut (Nabila, 2011) terdapat hubungan antara pemberian ASI ekslusif

terhadap kejadian diare.

Berdasarkan fakta teori dapat disimpulkan bahwa hasil implementasi yang

diberikan sejalan dengan teori yang ada karena kedua pasien mengalami

peningkatan cairan tubuh.

5) Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawat

dapat mencapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

yang diberikan (Tarwoto, 2011). Hasil evaluasi dari diagnose keperawatan

resiko kekurangan volume cairan berhubungan kehilangan cairan aktif pada

kedua pasien didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan cairan sampai

kisaran normal.

Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi

dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan

obyektif yang akan menunjukan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah

tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan

masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai

kembali.

Menurut (Nabila, 2011) pemberian ASI ekslusif mampu memberikan

kekebalan yang dapat diterima anak melalui asi serta meningkatkan gizi

anak yang kurang sehingga anak tidak mudah terinfeksi kuman penyebab

diare.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara

evaluasi yang muncul pada pasien terhadap kriteria hasil dan tujuan yang

ditetapkan penulis, maka penulis merumuskan masalah keperawatan resiko

kekurangan volume cairan pada anak berhubungan dengan kehilangan

cairan aktif teratasi yaitu ditandai dengan peningkatan cairan normal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada anak D dan anak M selama 3

hari yang dimulai dari tanggal 27-30mei dan dari evaluasi serta tindakan

keperawatan pada klien pada diagnosa Gastroenteritis Akut dengan masalah

Resiko Kekurangan Volume Cairan.

Dari masalah keperawatan Resiko Kekurangan Volume Cairanpenulis

mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengkajian pada pasien resiko kekurangan volume

cairan dengan usia balita pengkajian harus dititikberatkan pada tindakan.

Hal-hal yang perlu dikaji adalah pertahankan catatan intake dan output

yang adekuat, monitor status hidrasi, monitor vital sign, monitor masukan

makanan/cairan.

2. Dalam merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien resiko kekurangan

volume cairan usia balita harus memperhatikan data objek dan data subjek

yang muncul, tidak semua diagnosa yang ada pada teori dapat dijadikan

panduan dalam melakukan asuhan keperawatan pada tanda dan gejala

yang didapatkan pada saat pengkajian

3. Dalam merumuskan rencana tindakan keperawatan pada pasien resiko

kekurangan volume cairan dengan usia balita, maka hal yang perlu

74

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

diperhatikan adalah kesesuaian antara data dan diagnosa yang dirumuskan

serta kebutuhan pasien sesuai teori.

4. Implementasi yang harus dilakukan sesuai dengan rencana, kemampuan

serta sesuai dengan perizinan dan kewenangan.

5. Dalam menjalankan evaluasi keperawatan pada pasienresiko kekurangan

volume cairan harus memperhatikan kriteria hasil serta tujuan umum dan

tujuan kusus.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran/harapan yang dapat peneliti berikan

untuk asuhan keperawatan anak yang mengalami resiko gastroenteritis akut

dengan masalah keperawatan resiko kekurangan volume cairan antara lain :

1. Bagi perawat

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat pasien

secara komprehensif dan optimal. Perawat juga harus menjaga komunikasi

dengan tim kesehatan lainnya agar perawatan pasien bisa optimal.

2. Bagi rumah sakit

Digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi tempat

penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien

secara optimal, khususnya pada kasus gastroenteritis akut

Bagi institusi kesehatan

Dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi mahasiswa di institusi

pendidikan dan sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

3. Bagi klien

Diharapkan klien dan keluarga mampu menjaga kesehatan semua anggota

keluarganya serta mengetahui cara perawatan demam yang baik pada

penyakit gastroenteritis akut.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian

dilakukan dengan subjek yang berbeda.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, S., Upadhyay, A., Shah, D., Teotia, N., Agarwal, A. & Jaiswal, V.
2014, Lactobacillus Gg For Treatment Of Acute Childhood Diarrhoea: An
Open Labelled, Randomized Controlled Trial. The Indian Journal Of Medical
Research, 139; 3; 379-385.
Ariani, A. putrid (2016). Diare: pencegahan dan penobatannya. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Cahyaningsih, S, D. 2011.Pertumbuhan perkembangan anak dan remaja.Edisi


revisi. Cv trans info media. Jakarta.
Dian Puspitayani & Listriana Fatimah, 2014, Pengaruh Pemberian Madu
Terhadap Penurunan Frekuensi Diare Anak Balita Di Desa Ngumpul,
Jogoroto, Jombang.
Dinkes lampung, (2015) profil kesehatan provinsi lampung .
Firda dan MayA. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta: D-Medika
Helmia, h. (2010), dasar – dasaar ilmu kesehatan masyarakat Surabaya: airlangga
university press.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan kualitatif),
(Jakarta : Gaung Persada Press, 2010
Kemenkes RI, (2010), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009, Jakarta.

Kemenkes RI, (2017) data dan informasi provil kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta.
Nabilla, 2011, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Diare di
Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, Skripsi, Universitas
Veteran, Jakarta.
Nurarif,A,H dan Kusuma, H. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnose medis dan Nanda nic noc.Edisi revisi jilid 1. Mediaction Publishing.
Jogjakarta.
Sodikin. 2011. Asuhan keperawatan anak: ganguan sitem gastrointestinal dan
hepatobilier. Jakarta: salemba medika .
Sodikin. 2011. Keperawatan anak gangguan pencernaan. Jakarta: EGC
Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGD

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. In: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H,
Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, Penyunting. Edisi 3. Jakarta: Badan penerbit
IDAI; 2012.p.87-116.
Sudarti. 2010. Kelainan dan penyakit pada bayi bayi dan anak.Nuha medika.
Yogyakarta.
Yenichrist. (2008). Pengkajian Keperawatan. Dipetik 29 Maret, 2018, dari
https://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/pengkajian-keperawatan-3.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


87

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


88

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


89

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


90

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


91

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


92

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


93

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


94

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


95

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


96

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


97

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


98

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


99

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


100

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


101

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


102

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


103

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


104

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


105

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai