OLEH :
HERU SETIAWAN
NIM : 144012015016
1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33
OLEH :
HERU SETIAWAN
NIM : 144012015016
Heru Setiawan
xvi + 78 Halaman + 2 Bagan + 26 Tabel + 6 Lampiran
ABSTRAK
Menurut WHO terdapat 540 juta penduduk dunia mengalami gangguan jiwa 10% orang
dewasa dan 25% penduduk dunia tersebut berkembang atau berisiko mengalami
gangguan jiwa halusinasi adalah hilang nya kemampuan manusia Dalam membedakan
rangsangan iternal (pikiran ) dan rangsangan external (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tampa ada objek atau rangsangan yang nyata
sebagai contoh klien melihat bayangan padahal tidak
di ruwang kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung pada bulan Juli-April
2018 klien yang dirawat yaitu 229 terdapat 96 untuk halusinasi resiko prilaku kekerasan
54, isolasi 39, harga diri rendah 36 dan waham 3
Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada klien yang
mengalami halusinasi penglihatan di ruang kutilang rumah sakit jiwa daerah Provinsi
Lampung Tahun 2018 disain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus.partisipan yang digunakan adalah 2 klien dengan masalah yang sama yaitu
halusinasi penglihatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada klien didapat kan bahwa kedua
klien mengalami penurunan frekuensi halusinasi setelah diberikan asuhan keperawatan.
Harapan Peneliti Agar berkurangnya kasus penyakit jiwa tersebut yaitu dengan solusi
segenap tim medis wajib meningkatkan kinerja kerja semaksimal mungkin, bagi
keluarga si penderita harus meningkatkan kasih sayang, Terhadap masyarakat banyak
wajib melibatkan diri untuk memperhatikan segenap keluarganya agar jangan
menghindari penderita tersebut agar pasien tidak merasa terkucilkan untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan penderita
Heru Setiawan
xvi + 78 Pages + 2 Chart + 26 Tables + 6 Attachment
ABSTRACK
According to WHO there are 540 million world population experiencing mental
disorders 10% of adults and 25% of the world's population is developing or at risk of
experiencing hallucinatory mental disorders is the loss of human ability in
distinguishing iternal stimuli (thoughts) and external stimuli (the outside world). Clients
give perceptions or opinions about the environment without real objects or stimuli as
examples of clients seeing shadows when they are not
in ruwang kutilang the Regional Hospital of Lampung Province in July-April 2018 the
treated clients were 229 there were 96 for hallucinations of violent behavior 54,
isolation 39, low self-esteem 36 and understanding 3
This study aims to carry out mental nursing care for clients who experience visual
hallucinations in the space of the University of Lampung provincial psychiatric
hospital. In 2018 the research design used in this study was a case study. The
participants used were 2 clients with the same problem of visual hallucinations. .
Based on the results of research conducted on the client, it was found that both clients
experienced a decrease in the frequency of hallucinations after being given nursing
care. Researcher's Expectations In order to reduce the number of mental illness cases
with the solution, the medical team is obliged to improve work performance to the
maximum extent possible, for the family of the sufferer to increase compassion. to help
speed up the patient's healing process
Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : Agustus 2018
Yang menyatakan
(Heru Setiawan)
MOTTO
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis sedih
tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum
(Heru Setiawan)
(Heru Setiawan)
PERSEMBAHAN
RIWAYAT PENULIS
Heru Setiawan, dilahirkan pada tanggal 19 Agustus 1996 di Banjar Negeri Pesawaran
Lampung Selatan, anak kedua dari pasangan Bapak M. Yusuf dan Ibu Misyati. Penulis
memulai pendidikan dasar penulis di SDN 1 Banjar Negeri ditamat pada tahun 2009,
pendidikan menengah pertama di MTs Bandar Negeri ditamat pada tahun 2012,
pendidikan menengah atas di SMK 1 PGRI Kedondong dan tamat pada tahun 2015.
Kemudian pada tahun 2015 melanjutkan studi di STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Lampung Prodi DIII Keperawatan sampai dengan sekarang.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadiran allah SWT atas segala limpahan rahmat, Hidayah
dan Karunianya sehingga penulisan dapat meyelesaikan tugas laporan Karya tulis ilmiah
ini dengan semua kelemahan berusaha semaksimal mungkin Dengan ilmu yang di
miliki mencoba meyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan Judul ”Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Klien Yang Mengalami Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan
Di Ruang Kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018. Karya
Tulis Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat tugas akhir dalam Pendidikan
Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah peringsewu Lampung.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulisan ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
2. Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua Prodi Diploma III
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu lampung
3. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J selaku pembimbing I
4. Ns. Asri Rahmawati, S.Kep.,M.Kes Selaku pembimbing II
5. Ns. Idayati, S.Kep.,M.Kes selaku penguji III
6. Seluruh dosen staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampungyang telah
memberikan semangat dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Rekan rekan seperjuangan ankatan 20 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Assalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan ............................................................................................... 4
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 77
B. Saran ................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 4.1 Genogram Klien 1 ........................................................................ 36
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan .................................................... 20
Tabel 3.1 Batasan Istilah ............................................................................... 27
Tabel 4.1 Identitas Klien ............................................................................... 33
Tabel 4.2 Identitas Penanggung Jawab .......................................................... 34
Tabel 4.3 Alasan Masuk ................................................................................ 34
Tabel 4.4 Faktor Presdispodidi ...................................................................... 35
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 35
Tabel 4.6 Konsep Diri ................................................................................... 39
Tabel 4.7 Status Mental................................................................................. 40
Tabel 4.8 Kebutuhan Persiapan Pulang ......................................................... 42
Tabel 4.9 Mekanisme Koping ....................................................................... 44
Tabel 4.10 Masalah Psikososial dan lingkungan ............................................ 44
Tabel 4.11 Kurang pengetahuan .................................................................... 45
Tabel 4.12 Terapi Medis ............................................................................... 46
Tabel 4.13 Data Fokus .................................................................................. 46
Tabel 4.14 Analisa Data klien 1 .................................................................... 48
Tabel 4.15 Analisa Data Klien 2.................................................................... 51
Tabel 4.16 Daftar Diagnosa ........................................................................... 53
Tabel 4.17 Intervensi..................................................................................... 54
Tabel 4.18 Catatan Perkembangan ................................................................ 58
Tabel 4.19 Faktor predisposisi....................................................................... 69
Tabel 4.20 Faktor Presipitasi ......................................................................... 70
Tabel 4.21 Diagnosis..................................................................................... 71
Tabel 4.22 Intervensi..................................................................................... 72
Tabel 4.23 Implementasi ............................................................................... 73
Tabel 4.24 Evaluasi ....................................................................................... 76
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
sehat jiwa yaitu kondisi mental sejahtera dengan kualitas hidup seseorang yang
harmonis dan produktif dari semua segi kehidupan manusia. Pasien gangguan jiwa
memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain seperti berusaha,
mengancam (agrecion) atau curiga yang berlebihan (paranoid) pasien juga tidak
(deptamany) malas (abulia), atau prilaku deviasi social lain seperti pemakaian zat
oleh kesalahan logika, kekeliruan kegunaan alasan atau pandangan individu yang
tak sesuai dengan kenyataan. Gangguan jiwa adalah manifistasi dari bentuk akibat
distrosi, emosi sehingga ditemukan kejiwaan dalam bertingkah. Dalam hal ini
1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
Terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang karena bipolar,
21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta karena dimensia berdasarkan
riskesdas tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah
236 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17 %
revalansi data terkait gangguan jiwa mencapai angka 1-3% atau 100 : 1000 dari
peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru
berkembang adalah skizofrenia termasuk psikosis yang menempati urutan atas dari
seluruh gangguan jiwa yang ada. Skizofrenia adalah satu penyakit yang
dan prilaku yang aneh dan terganggu. Peyebab skizofrenia secara sosial dan
lingkungan adalah status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi mengaku pada
dkk, 2015). Skizofrenia secara umum terdiri dari dua kategori gejala, yaitu gejala
positif dan negatif (videbeck, 2008; towsend 2009; fontaine 2009 dalam kusumo,
2015), namun ada juga yang menyatakan skizofrenia terdiri dari tiga kategori gejala,
yaitu gejala positif, gejala negatif, dan gejala disorganized (Shifes, 2005; dalam
Salah satu gejala positif dari skizofrenia adalah halusinasi (kusumo, dkk
2015). Halusinasi adalah disterosi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologist yang maladatif, klin mengalami distrosi sensori yang nyata dan
meresponnya, namun dalam halusinasi stimulus internal dan eksternal tidak dapat
diidentifikasi. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensaori persepsi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
Berdasarkan rekam medic Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung 2017 jumlah
pasien yang dirawat berjumlah 1139 jiwa dengan data 753 jiwa skizofrenia
paranoid, skizofrenia tak terinci 344 jiwa gangguan skizofrenia tipe defesif 92 jiwa,
skizofrenia resi dua 76 jiwa. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak
dan penyakit fisik lainnya yang di temukan 48 jiwa, gangguan anasitas menyeluruh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TUJUAN TEORI
A. Konsep Halusinasi
1. Pengertian
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata sebagai contoh klien melihat pada tidak ada yang di
ditandai dengan perubahan sesori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara
dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi yang paling sering adalah
Halusinasi adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
2015)
5
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6
2. Jenis-Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Penghidung
Membau-bauan tertentu seperti bau darah, bau urine, feses atau yang lainya.
d. Halusinasi Pengecapan.
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, feses atau yang lainya.
e. Halusinasi Perabaan
f. Halusinasi Chenesthetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
g. Halusinasi kinestetik
2012).
3. Fase Halusinasi
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, kesepian rasa bersalah, takut dan
menghilangkan kecemasan
b. Condeming(cemas sedang)
Pengalaman sensori bisa mengancam jika klien tidak mengikuti perintah dari
a. Halusinasi Penglihatan
1) Melirik mata kekanan dan kekiri untuk mencari sumber yang dilihat
di dekatnya
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Pengecapan
d. Halusinasi Penciuman
e. Halusinasi Kinestetik
5. Fase Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
3) Terlibat pembicaraan dengan benda mati atau orang yang tidak tampak
b. Halusinasi Penglihatan
c. Halusinasi Pengecapan
d. Halusinasi Penciuman
e. Halusinasi Peraba
menyakitkan
f. Sinentik
7. Rentang respon
• Halusinasi
• Perilaku disorganisir
• Isolasi sosial
• Menarik diri
• Pikiran logis
• Persepsi akurat
• Perilaku sesuai
• Berhubungan sosial
a. Respon Adaptif
Kata adalah respon yang masih diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan lain individu tersebut masih
b. Respon Maladaptif
Adalah respon yang menyimpang dari norma social dan kehidupan disuatu
tempat
8. Mekanisme Koping
Pada klien skizofrenia, klien berusaha untuk melindungi dirinya dan pengalaman
9. Sumber Koping
Keluarga merupakan salah satu sumber koping yang dibutuhkan individu ketika
penyesuaian baik bagi klien dan keluarga. Proses penyesuaian pasca psikotik
terdiri dari empat fase yaitu disonasi kognitif (psikosis aktif), pencapaian
bergerak terhadap prestasi kerja atau tujuan pendidikan (videbeck, 2008 dikutip
a. Faktor Predisposisi
halusinasi pada klien skizofrenia meliputi faktor biologi, psikologi dan juga
1) Faktor Biologi
a) Genetik
b) Neuroanatomi
dan juga emosi yang tidak stabil. Sedangkan fungsi utama dari lobus
c) Neurokimia
2) Imunovirologi
musim dingin dan awal musim semi dan dapat terjadi inutero atau pada
anak usia dini pada beberapa orang yang rentan (stuart, 2009 dikutip
3) Faktor psikilogis
Satrio,2015)
b. Faktor presipitasi
1) Biologis
2) Pemicu gejala
perilaku individu.
(a) Kesehatan, seperti gizi buruk, kurang tidur, keletihan, infeksi, obat
pekerjaan.
perilaku yaitu :
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang tidak dapat
kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan didunia nyata.
1. Konsep model
a. Adaptasi Roy
b. Pengkajian
Merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
malah klien Data yang dikumpul kan meliputi data Biologis psikologis sosial
dan kultural
1) Data subjektif
Yaitu data yang dismpaikan secara lisan oleh klien danKeluarga data ini
2) Data objektif
Yaitu data yang ditemukan secara nyata data ini didapatkan Melalui
c. Pohon masalah
Isolasi sosial
dalam Satrio)
d. Diagnosa Keperawatan
3) isolasi sosial
Tabel 2.1
Rencana Tindakan Keperawatan
Halusinasi
• Latih dan sediyakan waktu
bercakap-cakap Dengan klien
terutama pada Saat halusinasi
• Ajurkan membantu klien
Sesuai jadwal
Sp4
• Evaluasi KegiyatanKeluarga
dalam merawat / Melatih
klien Menghardik memberi
obat dan bercakap-cakap
beri pujian
• Jelaskan fllow up ke
RSJ / PKM tanda
Kambuh rujukan
• Ajurkan membantu klien
sesuai sesuwai jadwal dan
memberikan pujian
Sp1
• Diskusikan
Masalah yang
Disarankan DalamMerawat
pasien
• Jelaskan pengertian
Sp4
1. Evaluasi kegiyatan harian
menghardik ,minum obat
danBercakap cakap beri
pujian
2. Latihan cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan
kegiyatan harian(mulai
2kegiyatan)
3. Masukan pada jadwal
kegiyatan untuk latihan
menghardik minum
obat,bercakap-cakap dan
kegiyatan harian
Risiko perilaku Sp 1
kekerasan 1. Identifikasi penyebab
tandaDan gejala, Pk yang
dilakukan ,akibat pk
2. Jelaskan cara mengonrol Pk:
fisik obot,verbal spritual
3. Latihan cara mengontrol PK
Secara fisik tarik • Tanda dan Gejolases Terjadi
napasDalam dan pukul kasar nya Proses nya PK(gunakan
dan bantal booklet)jelaskan
4. Masukan pada Jadwal caraMerawat PK
Kegiyatan utuk latihan fisik • latih carabmerawat pk
dengan melakukan
Kegiyatan fisik Tarik
napas Dalam dan Pukul
kasur dan bantal
• Anjurkan Membantu Pasien
sesuai Jadwal dan memberi
pujian
SP2
• Evaluasi Kegiyatan Kluarga
dalam merawat /melatih
pasien fisik Beri pujian
• Jelaskan 6 benarcara
pemberian obat
• latihan cara memberi
/membimbing Minum obat
• Ajurkan Membantu pasen
sesuai Sesuai jadwal
danberikan pujian
Sp3 Sp 3
• Evaluasi kegiatan latiohan • Evaluasi Kegiyatan Keluarga
Fisik dan obat beri pujian dalam MerawatMelatih
• Latihan cara mengontrol Pk pasien fisik danMemberi
secara verbal (3 yaitu kan obat beri pujian
mengungkap kan meminta • Latihan cara membimbing
menolak dengan benar) cara bicaraYang baik
• Masukan pada jadwal • Latihan cara membimbing
kegiyatan untuk latihan Kegiyatan sipiritual
fisik .minum obat dan verbal • Ajurkan membantu
pasienSesuai jadwal dan
Sp4 dan memberipujian
• Evaluasi kegiatan Latihan I
fisik danobat dan verbal beri
pujian
• Latihan cara mengontrol
spritual
(2kegiyatan)3.Masukan pada
jadwal
• Masukan pada jadwal
• EvaluasiKegiyatan Keluarga
dalam Merawat Melatih
pasienMemberi obat,latihan
Kegiyatan untuk latihan Bicara yang Baik dan
Fisik minum obat verbal dan kegiyatanSpiritual
spritual beri,Pujian
• Jelaskan followUp ke RSJ
Tujuan : PKMTanda Rujukan
• Membina hubungan saling
percaya Sp1
• Dapat mengidentifikasi • IdentifikasiPeyebabIsolasi
Peyebab isolasi Siapa yang Sosial siapa yang serumah
serumah Siapa yang dekat siapa yang dekat ,dan apa
dan apa sebab nya sebab nya
• Dapat memberitahukan pada • Jelaskan Keuntungan Punya
klien keuntungan punya teman dan bercakap-cakap
teman dan bercakap-cakap • Jelaskan Keuntungan tdak
f. Implemntasi
keperawatan masih dibutuhkan dan disesuaikan dengan kondisi klien saat ini
g. Evaluasi
tindakan keperawatan
dilaksanakan
dilaksanakan
apakah masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah
baru.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
(dharma, 2011).
Desain yang digunakan adalah study kasus, yaitu studi untuk mengeksplorasi
B. Batasan Istilah
Tabel 3.1
Batasan Istilah
C. Partisipan
Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien, dengan diagnosa
medis halusinasi penglihatan.
27
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28
Study kasus individu (di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung) lama waktu
sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang dan atau klien yang
dirawat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu
penggantian klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
lainnya.
2. Observasi
3. Study Dokumentasi
F. Analisa Data
1. Pengumpulan Data
2. Mereduksi data
Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan di kelompokkan
kemudian di bandingkan.
identitas klien
4. Dari data yang disajikan, kemudian data akan dibahas dan di bandingkan
pada hasi penelitian terdahulu dan secara teori dengan perilaku kesehatan.
G. Etik Penelitian
1. self dereminan
2. Informed Consent
(Hanafiah,2012)
Prinsip etika ini berbuat baik menyangkut kejiwaan membantu orang Lain,
Minimal perinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan ( primum non Nocerefirs no
Hanafiah,2012)
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
menyangkut observasi subjek yang tidak ingin diidentitas dan segala informasi
tentang dirinya diketahui oleh orang lain . Perinsip ini dapat diterapkan dengan
cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjektif kemudian diganti
5. Non-Maleficience
Berarti tidak melakukan atau tidak menimbul kan bahaya atau cedera bagi
6. Justice
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Visi
Misi
Ruang Kutilang
masing masing ruangan atau kamar diisi dengan 20 pasien .kapasitas ruwang
kutilang yaitu 60 pasien ,Gedung kutilang masuk ruwangan kls III seperti
bangsal luas kamarnya sekitar 10x10 meter kraktria pasien yang menempati
2. Pengkajian
a. Identitas Klien
Tabel 4.1
Identitas Klien
Tabel 4.2
Identitas Penanggung Jawab
c. Alasan masuk
Tabel 4.3
Alasan Masuk
Klien 1 Klien 2
klien masuk rumah sakit jiwa provinsi Klien masuk rumah sakit jiwa
lampung diantar oleh adek dan ibu provinsi lampung diantar oleh kakak
kandungnya pada tanggal 22 Mei 2018 kandungnya pada tanggal 26 Mei
dengan alasan masuk klien dirumah 2018 dengan alasan klien
mengamuk, berbicara sendiri, bicara Dan mengamuk, memukul tembok, sulit
menyendiri , klien juga mengatakan sering tidur, karena klien sering melihat
melihat bayangan nenek nya di malam hari bayangan teman-teman nya yang
disaat akan tidur dan di pagi hari saat seolah olah mengejek diri nya yang
bangun tidur bayangan itu terkadan klien gagal menikah berbicara sendiri dan
jaga sering berbicara jika ia sering melihat seperti ada yang membisikkan
mtr berjalan tampa pengendara dan benda mengajak klien untuk melakukan
benda bergerak sendiri sebelumnya sesuatu yang kasar.
pernah berobat namun tidak berhasil.
Namun, saat di kaji klien sudah tidak
berbicara sendiri, tetapi klien mengatakan
masih sering melihat bayangan bayangan
seperti benda ber gerak sendiri tatapan
mata klien tajam, bicara pelan dan dan
bingung, dan klien curigaan.
d. Faktor Predisposisi
Tabel 4.4
Faktor Presdispodidi
Klien 1 Klien 2
Pernah mengalami Klien mengatakan pernah Klien mengatakan belum
gangguan jiwa mengalami ganguan jiwa 1 pernah di rawat di rumah
tahun yang lalu, klien perah sakit jiwa sebelumnya
berobat sebelumnya namun
tidak berhasil klien
mengatakan di rumah malas
minum obat karena merasa
tidak sakit
Masalah keperawatan :
penatalaksanaan regiment
in efektif
Penganiayaan Klien mengatakan pernah Klien mengatakan pernah
melakukan penganiayaan melakukan penganiayaan fisik
fisik kepada teman- kepada kakak kandungnya
temannya seperti memukul sendiri karena klien di tuduh
karena kalah bermain judi mengambil celana kakak
1 tahun yang lalu kandungnya tidak bilang 1
Masalah keperawatan : tahun yang lalu
risiko perilaku kekerasan Masalah keperawatan : risiko
perilaku kekerasan
Anggota keluarga Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak ada
yang mengalami ada keluarganya yang keluarganya yang mengalami
gangguan jiwa mengalami gangguan jiwa gangguan jiwa seperti klien
seperti klien
Pengalaman Klien mengatakan Klien mengatakan pengalaman
pengalaman yang tidak yang tidak menyenangkan
masalalu menyenangkan yaitu klien yaitu saat klien tidak diterima
tidak diterima di tempat dikeluarga nya karena di
salah satu pekerjaan yang anggap gila 1 tahun yang
ia inginkan 5 tahun yang lalu.
lalu keluarga klien tidak pernah
mengunjungi
Masalah keperawatan : koping
keluarga tidak efektif
e. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.5
Pemeriksaan Fisik
Klien 1 Klien 2
pada saat dilakukan pemeriksaan fisik Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik
pada Tn. W terdapat pada Tn. N terdapat
TD : 120X80 mmHg TD : 120X80 mmHg
N : 82x/m N : 80x/m
RR : 24x/m RR : 22x/m
BB : 65kg BB : 60kg
TB : 171 cm TB : 170 cm
f. Psikososial
1) Genogram
Bagan 4.1
Genogram Klien 1
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Garis Keturunan
Penjelasan :
tempat tidur, dan harus menjalan kan solat 5 waktu pola komunikasi
kepada adek kandungnya, saat ini klien berada di rumah sakit, klien
kandung nya
Klien 2
Bagan 4.2
Genogram Klien 2
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Garis Keturunan
Penjelasan :
Klien mengatakan anak ke dua dari ber empat saudara umur klien
2) Konsep diri
Tabel 4.6
Konsep Diri
Klien 1 Klien 2
• Gambaran diri : klien mengatakan • gambaran diri : klien mengatakan
menyukai seluruh bagian tubuhnya menyukai seluruh bagian tubuh nya
• identitas diri : klien mengatakan • identitas diri : klien mengatakan
anak ke 2 dari 2 bersaudara berjenis laki-laki, klien mengatakan
• peran diri : klien mengatakan sebagai anak yang bekerja sebagai
perannya sebagai anak laki-laki tani untuk membantu mencari
yang suka bermalas-malasan nafkah keluarga nya.
• ideal diri : klien mengatakan • Peran diri : klien mengatakan
memiliki kehidupan yang cukup perannya di rumah sebagai anak
saat ini, klien hanya laki-laki, selama di rumah klien
mengaharapkan cepat sembuh dan bekerja sebagai petani.
ingin segera pulang • Ideal diri : klien mengatakan ingin
• harga diri : klien mengatakan malu menjadi orang sukses dan dapat
ketika dibawa ke rumah sakit jiwa membahagiakan keluarganya dan
karena dianggap gila 5 hari yang memiliki kehidupan yang cukup,
lalu, saat ditanya klien sesekali saat ini klien hanya berharap
menundukkan kepala penyakitnya cepat sembuh
masalah keperawatan : harga diri • Harga diri : klien mengatakan malu
rendah karena kulit badannya gatal dan
jelek, saat pulang nanti klien malu
jika nanti tidak di terima di
lingkungannya karena klien baru
keluar dari rumah sakit jiwa, saat
ditanya klien sesekali menundukkan
kepalanya
Masalah keperawatan : harga diri
rendah
• Hubungan sosial • Hubungan sosial
Klien mengatakan orang terdekat Klien mengatakan selama di rumah
klien di rumah adalah adek orang terdekat klien adalah ibunya,
kandungnya, klien mengatakan klien mengatakan di rumah lebih
tidak pernah mengikuti kegiatan suka diam dan banyak menyendiri,
kelompok atau masyarakat, klien selama di rumah klien mengatakan
mengatakan mending di rumah, jarang bergabung dengan orang lain,
klien mengatakan senang klien mengatakan saat di rumah
menyendiri di kamar, klien sakit jiwa tidak semua teman dan
mengatakan ngobrol dengan perawat di ruangan tau dengan
keluarga hanya seperlunya saja nama2 nya karena klien suka lupa.
Masalah keperawatan : isolasi Masalah keperawatan : isolasi sosial
sosial
• Spiritual • Spiritual
Klien mengatakan bahwa Klien mengatakan bahwa beragama
beragama islam dan percaya islam dan percaya kepada allah
kepada allah SWT, klien SWT, klien mengatakan sholat 5
mengatakan jarang sholat 5 waktu waktu baik di rumah maupun di
baik di rumah maupun di rumah rumah sakit jiwa
sakit jiwa
3) Status mental
Tabel 4.7
Status Mental
Klien 1 Klien 2
• Penampilan • Penampilan
Penampilan klien kurang rapih, • Penampilan klien kurang rapih,
rambut klien acak-acakan, klien rambut klien acak-acakan, gigi
mengatakan mandi 2x sehari kuning dan kotor, baju klien
tidak menggunakan sabun, kotor baju ganti 1x sehari, kuku
gosok gigi, shampoo, ganti baju panjang dan kotor, terlihat ada
1x sehari bekas luka diseluruh bagian
Masalah keperawatan : defisit tubuh klien,
perawatan diri klien tidak menggunakan alas
kaki
Masalah keperawatan : defisit
perawatan diri
• Pembicaraan • Pembicaraan
Cara berbicara klien pelan dan Cara berbicara klien keras, suara
Binggung, klien mendominasi lantang, klien mendominasi
pembicaraan, klien dapat pembicaraan, klien dapat
menjawab pertanyaan dengan menjawab pertanyaan dengan
baik baik
Masalah keperawatan : harga diri Masalah keperawatan : risiko
rendah perilaku kekerasan
• Aktifitas motorik • Aktifitas motorik
Klien terlihat binggung klien Klien tampak gelisah dan dan
merespon jika di beri stimulus seperti tegang dan berbicara cepat
Klien lebih sering menonton tv dan dan lantang : risiko perilaku
sering tidur klien lesu klien malu kekerasan
membersihkan tempat tidur jika di
berikan motivasi oleh perawat klien
malas beraktivitas :isolasi sosial
• Alam perasaan • Alam perasaan
Klien mengatakan ingin cepat ,Klien mengatakan kesal di RS
pulang untuk bertemu dengan dan ingin cepat pulang, klien
keluarganya, klien mengatakan mengatakan tidak takut dan
tidak takut dan khawatir dengan khawatir, klien tampak cemas
hal yang belum jelas dan gelisah
Masalah keperawatan : tidak Masa lah keperawatan : risiko
diketahui perilaku kekerasan
• Afek • Afek
Afek klien sesuai ,klien mampu Afek klien labil karena emosi
mengeksperesikan kesedihan nya klien berubah-ubah
dan perasaan nya saat di beri Masalah keperawatan : risiko
stimulus ,klien merasa diri nya perilaku kekerasan
tidak berguna dan merasa minder
karena gagal menikah
,mendundukan kepala dan
mengelengkan kepala klien merasa
sedih
masalah kepetrawatan :Harga diri
rendah
Tabel 4.8
Kebutuhan Persiapan Pulang
• BAB/BAK • BAB/BAK
Klien mengatakan BAB/BAK di Klien mengatakan dapat BAK
wc, klien mengatakan BAB 1x dan BAB sendiri tanpa ada
sehari, BAK 5-6x sehari, klien keluhan, klien setiap BAB/BAK
mandiri, klien membersihkan wc selalu membersihkan wc.
setelah menggunakannya. Masalah keperawatan : tidak
Masalah keperawatan : tidak diketahui
diketahui
• Mandi • Mandi
Klien mengatakan mandi 2x Klien mengatakan mandi 2x
sehari, klien mengatakan ketika sehari terkadang klien tidak
mandi tidak memakai sabun, menggunakan sabun saat mandi
sikat gigi, shampoo. klien jarang menggosok gigi,
Masalah keperawatan : defisit klien saat keramas tidak
perawatan diri menggunakan shampoo sehingga
rambut klien kotor
Masalah keperawatan : defisit
perawatan diri
• Berpakaian • Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara Klien mengatakan mampu
mandiri tandapa bantuan teman berpakaian secara mandiri, tanpa
dan perawat, klien mengatakan bantuan teman dan perawat, klien
ganti baju 1x sehari, klien mengganti pakaian 1x sehari,
mengatakan tidak menyisir klien tidak menggunakan alas
rambut, klien tampak kurang kaki, klien kurang rapih.
rapih, klien tidak menggunakan Masalah keperawatan : defisit
alas kaki. perawatan diri
Masalah keperawtan : defisit
perawatan diri
• Istirahat tidur • Istirahat tidur
Klien mengatakan tidur malam Klien mengatakan tidur malam
jam 22:00 - 05:30, klien tidak sering gelisah sulit untuk tidur
pernah tidur siang, klien tidak dan siang 1 jam
mengalami gangguan saat tidur Masalah keperawatan : tidak
Masalah keperawatan : tidak diketahui
diketahui
• Penggunaan obat • Penggunaan obat
Klien mengatakan minum obat Klien mengatakan minum obat
3x sehari setelah makan pagi, 3x sehari setelah makan pagi,
siang dan setelah makan sore, siang, dan sore, klien dapat
klien dapat minum obat sendiri minum obat sendiri tanpa
tanpa bantuan, perawat hanya bantuan, perawat hanya
memberikan saja. memberikan saja.
Masalah keperawatan : tidak Masalah keperawatan : tidak
diketahui diketahui
• Pemeliharaan kesehatan • Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan berada di Klien mengatakan berada di
rumah sakit jiwa ini untuk rumah sakit jiwa ini untuk
berobat berobat, klien melakukan
Masalah keperawatan : tidak pengobatan secara teratur dan
diketahui akan kontrol ke dokter.
Masalah keperawatan : tidak
diketahui
• Kegiatan di dalam rumah • Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan jarang Klien mengatakan selama di
h. Mekanisme koping
Tabel 4.9
Mekanisme Koping
Klien 1 Klien 2
Adaptif Maladaptif Adaptif Maladaptif
Klien mampu Klien mengatakan Klien mampu Klien mengatakan
berbicara dengan jika ada masalah berbicara dengan jika ada masalah
perawat, klien terkadang klien perawat, klien klien hanya diam
mengatakan diam dan mengatakan orang dan terkadang
orang terdekat terkadang juga terdekatnya adalah memukul tembok
nya adalah adek sering membentak ibu kandungnya Masalah
kandungnya orang lain keperawatan :
Masalah koping individu
keperawatan : tidak efektif
koping individu
tidak efektif
Tabel 4.10
Masalah Psikososial dan lingkungan
Klien 1 Klien 2
Klien berhubungan dengan dukungan Klien berhubungan dengan dukungan
kelompok spesifik kelompok
Klien mengatakan jika sakit berobat Klien mengatakan jika sakit berobat ke
ke rumah sakit menggunakan BPJS. puskesmas.
Tabel 4.11
Kurang pengetahuan
Klien 1 Klien 2
Klien mengetahui sedang di rumah Klien mengatakan mengetahui sedang
sakit jiwa, klien mengatakan tidak berada di rumah sakit jiwa, klien
mengetahui tentang penyakitnya, mengetahui tentang penyakitnya dan
klien mengatakan tidak tahu alasan alasan mengapa klien di rawat di rumah
mengapa klien dibawa kerumah sakit jiwa.
sakit jiwa. Masalah keperawatan : tidak diketahui
Masalah keperawatan : kurang
pengetahuan
k. Askep medis
l. Terapi medis
Nama obat
Tabel 4.12
Terapi Medis
3. Data fokus
Tabel 4.13
Data Fokus
Klien 1 Klien 2
DS: DS :
4. Analisa data
Klien 1
Tabel 4.14
Analisa Data klien 1
No Data Masalah
Klien 1
1 DS : Gangguan Persepsi sensori Halusinasi
• Klien melihat bayangan penglihatan
bayangan nenek nya
• Klien mengatakan
bayangan itu membuwat
klien sedih
• Klien mengatakan
bayangan itu muncul saat
diri nya akan hendak tidur
• klien mengatakan
bayangan itu membuwat
nya sedih dan takut
DO :
• Cara berbicara klien
pelan dan bingung
• klien tampak gelisah
• klien terkadang merasa
takut
• klien tampak cemas dan
gelisah
• klien sering diam
2 DS : Isolasi sosial
• klien mengatakan senang
menyendiri di kamar
• klien mengatakan jarang
berinteraksi dengan
teman-temannya
• klien mengatakan tidak
pernah mengikuti
kegiatan kelompok atau
masyarakat
• klien mengatakan ngobrol
dengan keluarga hanya
seperlunya saja.
DO :
• klien banyak diam
• klien menyendiri
3 DS : Harga diri rendah
• klien mengatakan malu
ketika dibawa ke rumah
sakit jiwa karena
DO :
• saat ditanya klien
sesekali menundukkan
kepala
4 DS : Penaatalaksanaan regiment in efektif
• klien mengatakan pernah
berobat sebelumnya namun
tidak berhasil
• klien mengatakan di rumah
malas minum obat karena
merasa tidak sakit
DO :
• Klien pernah berobat
sebelumnya namun tidak
berhasil
• Klien malas minum obat
DO :
• klien terlihat bingung
DO :
• klien tampak kurang
rapih
• klien tidak menggunakan
alas kaki
• Rambut klien acak-acak
5. Daftar masalah
b. isolasi sosial
Gangguan persepsi
sensori : Halusinasi penglihatan
Isolasi sosial
7. Analisa Data
Klien 2
Tabel 4.15
Analisa Data Klien 2
No Data Masalah
Klien 2
1 DS : Gangguan Persepsi sensori Halusinasi
• Klien Mengatakan tidak bisa penglihatan
tidur karena melihat bayangan
bayangan teman nya yang
seolah olah mengejek dia yang
gagal menikah
DO :
DO :
DO :
• klien lebih banyak diam
DO :
• selama di RS keluarga klien
tidak pernah mengunjungi
5 DS : Defisit perawataan diri
• Klien mengatakan mandi 2x
sehari
• Klien mengatakan terkadang
klien tidak menggunakan
sabun saat mandi
• Klien mengatakan jarang
menggosok gigi
• Klien mengatakan saat
keramas tidak menggunakan
shampoo
DO :
isolasi sosial
Tabel 4.16
Daftar Diagnosa
Klien 1 Klien 2
• Gangguan Persepsi sensori • Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
• isolasi sosial • harga diri rendah
• harga diri rendah • isolasi sosial
• koping individu tidak efektif • koping keluarga tidak efektif
• penatalaksanaan regiment in • defisit perawatan diri
efektif
• defisit perawatan diri
10. Intervensi
Klien 1
Tabel 4.17
Intervensi
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan dengan
cara minum obat
(jelaskan 6 benar
jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinitas minum
obat)
• Masukkan ke jadwal
harian latihan fisik
dan obat
4 18 juli 10.00- Gangguan Persepsi Sp 3
2018 10.30 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan lalu
wib penglihatan (fisik, obat) beri pujian
• Latih caramengontrol
halusinasi
(mengungkapkan,
meminta, menolak)
• Masukkan pada
jadwal harian pasien
kegiatan latihan fisik,
obat dan verbal
5 18 juli 11.00- Gangguan Persepsi Sp 4
2018 11.30 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
wib penglihatan yang lalu (fisik, obat,
verbal) beri pujian
• Latih cara spiritual
berdoa dan sholat
• Masukkan ke jadwal
harian klien kegiatan
latihan fisik, obat,
verbal dan spiritual
Klien 2
no Tanggal Jam Diagnosa Rencana keperawatan
keperawatan
1 17juli 10.00 – Gangguan Persepsi Bina saling percaya dengan
2018 10.30 sensori Halusinasi menggunakan prinsip
wib penglihatan komunikasi terapeutik :
• Sapa klien dengan
ramah baik verbal
maupun non verbal
• Perkenalkan nama
panggilan dan
tujuan perawat
berkenalan
• Tanyakan nama
lengkap nama
panggilan yang
disukai
• Buat kontrak yang
jelas
• Tunjukan sifat
jujur dan
menempati jani
setiap kali interaksi
• Tunjukkan simpati
dan apa adanya
• Beri perhatian
kepada kebutuhan
dasar klien
• Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi,
dengarkan dengan
penuh perhatian
• Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekpresi perasaan
klien, adakah
kontak sering dan
singkat secara
bertahap observasi
tingkah laku klien
yang terkait
2 26 10.30- Gangguan Persepsi Sp 1
juli2018 11.00 sensori Halusinasi • Identifikasi
wib penglihatan penyebab tanda
dan gejala serta
penyebab
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan
• cara menutup mata
dan berkata pergi
pergi kamu
bayangan palsu
• Masukkan dalam
jadwal harian klien
3 17 juli 11.00- Gangguan Persepsi Sp 2
2018 11.30 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
wib penglihatan yang lalu latihan
mencegah halusinasi
dengan cara
menutup mata dan
berkata pergi pergi
kamu bayangan
palsu
• Cara mengontrol
Gangguan
• Persepsi sensori
Halusinasi
penglihatan dengan
cara minum obat
(jelaskan 6 benar
jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinitas minum
obat)
• Masukkan ke
jadwal harian
latihan fisik dan
obat
4 17 juli 11.30- Gangguan Persepsi Sp 3
2018 12.00 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
penglihatan lalu (fisik, obat),
beri pujian
• Latih cara
mengontrol
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan secara
verbal
(mengungkapkan,
meminta, menolak)
• Masukkan pada
jadwal harian
pasien kegiatan
latihan fisik, obat
dan verbal
5 17 juli .12.30- Gangguan Persepsi Sp 4
2018 13.00 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
wib penglihatan yang lalu (fisik,
obat, verbal)
• Latih cara spiritual
berdoa dan sholat
• Masukkan ke
jadwal harian klien
kegiatan latihan
fisik, obat, verbal
dan spiritual
Klien 1
SP Pengkajian
Tabel 4.18
Catatan Perkembangan
TTD
(HERU SETIAWAN)
Catatan perkembangan
SP 1
Catatan perkembangan
SP 2
• klien tampak O:
ketakutan
• klien menyebut
diagnosa keperawatan macam-macam
• Gangguan Persepsi obat, guna obat,
sensori Halusinasi dosis obat, cara,
penglihatan frekuensi
tindakan : A:
• mengevaluasi
kegiatan SP 1 beri • Gangguan
pujian Persepsi sensori
• melatih cara Halusinasi
mengontrol penglihatan
Gangguan Persepsi P:
sensori Halusinasi
penglihatan dengan • latihan
obat ( 6 benar mengontrol
jenis, guna, cara, Gangguan
dosis, frekuensi, Persepsi sensori
kontinuitas) 3x Halusinasi
sehari penglihatan
• masukkan pada beraktivitas
jadwal kegiatan
harian untuk • latihan
latihan fisik dan mengontrol PK
obat 3x sehari dengan cara obat
RTL : 3x sehari
• evaluasi kegiatan
lalu ( fisik, obat) TTD
beri pujian
• latih cara
mengontrol
Gangguan Persepsi (HERU SETIAWAN)
sensori Halusinasi
penglihatan s
dengan verbal
(mengungkapkan,
meminta, menolak)
• masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan fisik,
minum obat, dan
verbal
Catatan perkembangan
SP 3
(HERU SETIAWAN )
Catatan perkembangan
SP 4
No Tanggal dx Implementasi Evaluasi
keperawatan
5 18 juli 2018 Data S:
10.00-10.30 wib DS :klien mengatakan masih • klien masih sering
sering melihat bayangan melihat bayangan
nenek nya bayangan
-bayangan itu membuwat O:
klien sedih
DO: • klien komperatif
• klien terlihat cemas • klien terlihat
• klien tampak relax
ketakutan A:
diagnosa keperawatan Gangguan Persepsi sensori
• Gangguan Persepsi Halusinasi penglihatan P :
sensori Halusinasi • latihan
penglihatan fisik:meyepu
tindakan : mengepel dan
mencuci baju 3x
• evaluasi kegiatan sehari
cara mengontrol • latihan
Gangguan Persepsi mengontrol
sensori Halusinasi Gangguan
penglihatan melatih Persepsi sensori
cara spiritual : Halusinasi
wudhu dan doa penglihatan
• masukkan pada dengan cara obat
jadwal untuk 3x sehari
latihan fisik obat
verbal dan • latihan cara
spiritual verbal,
RTL : mengungkapkan,
meminta, menolak
• evaluasi latihan 3x sehari
mengontrol
Gangguan Persepsi • latihan kegiatan
sensori Halusinasi mengontrol
penglihatan Gangguan
dengan fisik (pukul Persepsi sensori
bantal atau kasur), Halusinasi
obat, verbal, penglihatan
spiritual, beri dengan fisik,
(HERU SETIAWAN)
Catatan perkembangan
Klien 2
No RM : 03.41.30 dx keperawatan :
SP pengkajian
Catatan perkembangan
SP 1
Catatan perkembangan
SP 2
RTL : frekuensi,
• Evaluasi kegiatan kontonuitas
lalu (fisik, obat), minum obat) 3x
beri pujian sehari
• Latih cara
mengontrol TTD
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan
secara verbal (HERUSETIAWAN)
(mengungkapkan,
meminta,
menolak)
• Masukkan pada
jadwal harian
pasien kegiatan
latihan fisik, obat
dan verbal
Catatan perkembangan
SP 3
TTD
(HERUSETIAWANS)
Catatan perkembangan
SP 4
• latihan cara
mengontrol
Halusinasi
dengan cara
spiritual 3x
sehari
TTD
(HERUSETIAWAN)
B. Pembahasan
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
Tabel 4.19
Faktor predisposisi
Klien 1 Klien 2
• Pada tinjauan kasus didapat • Pada tinjauan kasus didapat
faktor predisposisi yang sesuai faktor predisposisi yang sesuai
dengan teori yaitu faktor dengan teori yaitu faktor
Gangguan Persepsi sensori psikologis klien mengatakan
Halusinasi klien mengatakan dia pengalaman yang tidak
pernah mempunyai ke inginan menyenangkan yaitu klien
unuk membeli sepeda motor pernah mempunyai ke inginan
namun keinginan nya itu di untuk menikah tapi gagal
halang oleh almarhum neneknya, kejadian itu membuwat klien
klien mengatakan bayangan suka di ejek oleh teman nya dan
nenek nya masih sering dilihat dia tertekan oleh masalah nya itu
sehinga membuwat dia sering dan dia sering melihat bayang
ketakutan dan cemas merasa bayangan teman nya itu , faktor
terancam dia sering merasa kesal sosial budaya selama di rumah
jika bayangan itu muncul dia hubungan klien dengan
suka melempar barang karena masyarakat kurang baik karena
merasa terancam faktor sosial minder dengan kondisi kulit
budaya klien mengatakan tidak tubuhnya
pernah mengikuti kegiatan • Data yang tidak muncul pada
kelompok atau masyarakat, Tn. N adalah faktor biologis
klien mengatakan mending di seperti kelainan struktur otak,
rumah, klien mengatakan senang karena tidak ditunjang dengan
menyendiri di kamar. data penunjang seperti CT
• Dari data diatas yang tidak Scan
muncul pada Tn. w yaitu
faktor biologis karena klien
tidak memiliki kelainan pada
otak karena tidak dilakukan
pemeriksaan CT Scan dan
EEG
Keterangan :
sepeda motor namun keinginan nya itu dilarang oleh almarhum nenek
b. Faktor presipitasi
Tabel 4.20
Faktor Presipitasi
klien 1 klien 2
• Pada tinjauan kasus terdapat • Pada tinjauan kasus terdapat
faktor presipitasi yang sesuai faktor presipitasi yang sesuai
dengan teori yaitu psikologi, dengan teori yaitu psikologi,
karena Pada tinjauan kasus klien mengatakan sering melihat
terdapat tanda dan gejala bayang ten teman nya yang
yang sesuai dengan teori pada mengejek nya Pada tinjauan
Tn.W kelien sering melihat kasus terdapat tanda dan gejala
bayaan yang tidak orang lain yang sesuai dengan teori pada
lihat yaitu klien terlihat Tn.N yaitu klien tampak
bingung, cara berbicara bingung dan tegang, tatapan
bingung dan lambat mata tajam,
2. Diagnosis
Tabel 4.21
Diagnosis
Klien 1 Klien 2
diagnosis yang muncul pada Tn. W Diagnosis yang muncul pada Tn. N
adalah : adalah :
Gangguan Persepsi sensori Halusinasi Gangguan Persepsi sensori Halusinasi
penglihatan penglihatan
• Isolasi sosial • Risiko perilaku kekerasan
• Harga diri rendah • Harga diri rendah
• Koping individu tidak efektif • Isolasi sosial
• Penatalaksanaan regiment in • Koping keluarga tidak efektif
efektif • Defisit perawatan diri
• Defisit perawatan diri
Keterangan :
melihat sepeda motor itu tidak ada yang mengendarai tapi aksi nya itu di
cegah oleh warga dan klien di angap gila oleh warga desa nya , klien
tajam, nada suara rendah dan bingung dan lambat saat diajak
klien gagal menikah klien sering di ejek oleh teman-teman nya sehingga
dan suara lantang, klien tampak tertekan, afek klien labil karena
3. Intervensi
Tabel 4.22
Intervensi
klien 1 Klien 2
Keterangan :
4. Implementasi
Tabel 4.23
Implementasi
Klien 1 Klien 2
Tindakan yang dilakukan hari pertama Tindakan yang dilakukan hari pertama
Pada Tn.W membina hubungan saling pada Tn. N yaitu membina hubungan
percaya kemudian pengkajian dan saling percaya kemudian pengkajian dan
dilanjutkan dilanjutkan
• SP 1 Gangguan Persepsi sensori • SP 1 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol secara fisik mengontrol marah secara fisik
melakukan aktivitas dan minum melakukan aktivitas dan minum
obat SP 2 Gangguan Persepsi obat SP 2 Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi penglihatan sensori Halusinasi penglihatan
mengontrol marah dengan obat ( mengontrol marah dengan obat (
jelaskan 6 benar jenis, guna, jelaskan 6 benar jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat) minum obat)
• SP 3 Gangguan Persepsi sensori • SP 3 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol cara verbal 3 cara mengontrol marah cara verbal 3
yaitu: mengungkapkan, meminta, cara yaitu: mengungkapkan,
menolak dengan benar meminta, menolak dengan benar
Keterangan :
dengan kondisi klien saat ini (Farida dan Yudi, 2012). Penulis
5. Evaluasi
Tabel 4.24
Evaluasi
Klien 1 Klien 2
Setelah melakukan tindakan keperawatan Setelah melakukan tindakan keperawatan
pada Tn. W hasil yang di dapatkan untuk pada Tn. N hasil yang di dapatkan untuk
tahap bisa hubungan saling percaya dan tahap bisa hubungan saling percaya dan
perkenalan terbina dengan baik perkenalan terbina dengan baik
• SP 1 Gangguan Persepsi sensori • SP 1 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol secara fisikmelakukan mengontrol marah secara
aktivitas dapat tercapai dengan baik fisikmelakukan aktivitas dapat
• SP 2 Gangguan Persepsi sensori tercapai dengan baik
Halusinasi penglihatan • SP 2 Gangguan Persepsi sensori
mengontrol halusinasi dengan obat Halusinasi penglihatan
( jelaskan 6 benar jenis, guna, mengontrol halusinasi dengan obat
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas ( jelaskan 6 benar jenis, guna,
minum obat) dapat tercapai dengan dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
baik minum obat) dapat tercapai dengan
• SP 3 Gangguan Persepsi sensori baik
Halusinasi penglihatan • SP 3 Gangguan Persepsi sensori
mengontrol cara verbal 3 cara Halusinasi penglihatan
yaitu: mengungkapkan, meminta, mengontrol marah cara verbal 3
menolak dengan benar dapat cara yaitu: mengungkapkan,
tercapai dengan baik meminta, menolak dengan benar
• SP 4 Gangguan Persepsi sensori dapat tercapai dengan baik
Halusinasi penglihatan • SP 4 Gangguan Persepsi sensori
mengontrol marah secara spiritual Halusinasi penglihatan
dengan cara sholat dan berdoa mengontrol halusinasi secara
dapat tercapai dengan baik spiritual dengan cara sholat dan
berdoa dapat tercapai dengan baik
Keterangan :
menilai efek dan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Farida dan
Yudi, 2012). Pada kasus antara klien 1 dan klien 2 intervensinya disesuaikan
tidak semua intervensi yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari evaluasi serta tindakan keperawatan klien pada gangguan persepsi sensori
Halusinasi penglihatan
rencana keperwatan
4. pada tahap impelementasi yang di lakukan selama tiga hari yaitu tangal 17
77
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
78
terapi aktifitas Karena klien sudah bisa beraktifitas seperti mandi mencuci
B. Saran
Saling percaya dengan menujukan sikap emparti ,ramah menerima klien apa
Adanya, kontak sering dan singkat sehinga dalam proses mengalian data
Diangakat setelah data yang menunjukan dari hasil pengkajian atau pohon
masalah
DAFTAR PUSTAKA
Amir A.Hanafiah . H 2012. etika kedokteran dan hukum kesehatan .Buku Kedokteran
EGC,jakarta
Dermawan D, Rusdi 2013 . keperawatan jiwa dan konsep rangka kerja asuhan
keperawatan jiwa.Gosyen publishing,yogyakata
Kusumo ,SL ,Damayanti .R Ardinata ,2015. buku ajar keperawatan jiwa LP2M Institusi
Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.lampung
RISKESDES.2013. laporan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 badan penelitian
dan pengembangan kesehatan kementerian RI
LAMPIRAN-LAMPIRAN