Anda di halaman 1dari 102

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN YANG MENGALAMI

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENGLIHATAN


DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah

OLEH :
HERU SETIAWAN
NIM : 144012015016

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

OLEH :
HERU SETIAWAN
NIM : 144012015016

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAHPRINGSEWU LAMPUNG
2018

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018

Heru Setiawan
xvi + 78 Halaman + 2 Bagan + 26 Tabel + 6 Lampiran

ABSTRAK

Menurut WHO terdapat 540 juta penduduk dunia mengalami gangguan jiwa 10% orang
dewasa dan 25% penduduk dunia tersebut berkembang atau berisiko mengalami
gangguan jiwa halusinasi adalah hilang nya kemampuan manusia Dalam membedakan
rangsangan iternal (pikiran ) dan rangsangan external (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tampa ada objek atau rangsangan yang nyata
sebagai contoh klien melihat bayangan padahal tidak
di ruwang kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung pada bulan Juli-April
2018 klien yang dirawat yaitu 229 terdapat 96 untuk halusinasi resiko prilaku kekerasan
54, isolasi 39, harga diri rendah 36 dan waham 3

Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada klien yang
mengalami halusinasi penglihatan di ruang kutilang rumah sakit jiwa daerah Provinsi
Lampung Tahun 2018 disain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus.partisipan yang digunakan adalah 2 klien dengan masalah yang sama yaitu
halusinasi penglihatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada klien didapat kan bahwa kedua
klien mengalami penurunan frekuensi halusinasi setelah diberikan asuhan keperawatan.
Harapan Peneliti Agar berkurangnya kasus penyakit jiwa tersebut yaitu dengan solusi
segenap tim medis wajib meningkatkan kinerja kerja semaksimal mungkin, bagi
keluarga si penderita harus meningkatkan kasih sayang, Terhadap masyarakat banyak
wajib melibatkan diri untuk memperhatikan segenap keluarganya agar jangan
menghindari penderita tersebut agar pasien tidak merasa terkucilkan untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan penderita

Kata Kunci : Ganguan persepsi sensori : halusinasi penglihtan


Referensi : 16 (2008-2016)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

SOUL NURSING CARE ON CLIENTS WHO EXPERIENCE DISORDERS OF


SENSORAL PERCEPTION OF VISION HALUSINATION
IN THE REGIONAL SOUL HOSPITAL HOSPITAL ROOM
LAMPUNG PROVINCE IN 2018

Heru Setiawan
xvi + 78 Pages + 2 Chart + 26 Tables + 6 Attachment

ABSTRACK

According to WHO there are 540 million world population experiencing mental
disorders 10% of adults and 25% of the world's population is developing or at risk of
experiencing hallucinatory mental disorders is the loss of human ability in
distinguishing iternal stimuli (thoughts) and external stimuli (the outside world). Clients
give perceptions or opinions about the environment without real objects or stimuli as
examples of clients seeing shadows when they are not
in ruwang kutilang the Regional Hospital of Lampung Province in July-April 2018 the
treated clients were 229 there were 96 for hallucinations of violent behavior 54,
isolation 39, low self-esteem 36 and understanding 3

This study aims to carry out mental nursing care for clients who experience visual
hallucinations in the space of the University of Lampung provincial psychiatric
hospital. In 2018 the research design used in this study was a case study. The
participants used were 2 clients with the same problem of visual hallucinations. .

Based on the results of research conducted on the client, it was found that both clients
experienced a decrease in the frequency of hallucinations after being given nursing
care. Researcher's Expectations In order to reduce the number of mental illness cases
with the solution, the medical team is obliged to improve work performance to the
maximum extent possible, for the family of the sufferer to increase compassion. to help
speed up the patient's healing process

Keywords : Sensory perception disorder: penginihtan penglihtan


Reference : 16 (2008-2016)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang


bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Heru Setiawan
NIM : 144012015016
Program Studi : DIII Keperawatan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Yang Mengalami Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan Di Ruang Kutilang Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan kepada


STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi
atas Kaya Tulis Ilmiah saya yang berjudul : “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien
Yang Mengalami Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan Di Ruang
Kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018”

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini berhak


menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik
hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : Agustus 2018
Yang menyatakan

(Heru Setiawan)

MOTTO

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis sedih
tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum

(Heru Setiawan)

Visi Tanpa Tindakan Adalah Lamunan


Tindakan Tanpa Visi Adalah Mimpi Buruk

(Heru Setiawan)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :


1. Saya ucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT atas izin dan rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan tugas saya dengan baik.
2. Kepada Ayah M. Yusuf dan Ibu Misyati yang selalu menyayangi,
mengampuniku dan mendoakan keberhasilan dalam studiku
3. Kakak ku abiyat Dewi purnama, yang aku sayangi yang selalu memberikan
dukungan baik materi maupun semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah serta yang selalu memberikan nasehat dan mendoakanku.
4. Untuk keluarga besar yang telah setia dan sabar menemani dan mendoakan yang
terbaik untukku
5. Untuk ibu Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J dan Ibu Ns. Asri Rahmawati,
S.Kep.,M.Kes, yang selalu membimbing dan mendukung serta memberi
semangat selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Untuk Ibu Ns. Idayati, S.Kep.,M.Kes, selaku penguji III. Terima kasih atas
waktunya untuk menguji seminar hasil Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Tak lupa juga untuk Shinta Kartika Lestari, Tiara Rozalia, Ridho, Iqbal, Hidayat
dan M. Asqlani yang telah memberikan dukungan semangat.
8. Untuk seluruh team keperawatan jiwa
9. Teman-teman seperjuangan DIII Keperawatan Angkatan 20 semoga apa yang
kalian cita-citakan, diimpikan, dan diharapkan dapat terwujud kelak amiin.
10. Almamater tercinta STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

RIWAYAT PENULIS

Heru Setiawan, dilahirkan pada tanggal 19 Agustus 1996 di Banjar Negeri Pesawaran
Lampung Selatan, anak kedua dari pasangan Bapak M. Yusuf dan Ibu Misyati. Penulis
memulai pendidikan dasar penulis di SDN 1 Banjar Negeri ditamat pada tahun 2009,
pendidikan menengah pertama di MTs Bandar Negeri ditamat pada tahun 2012,
pendidikan menengah atas di SMK 1 PGRI Kedondong dan tamat pada tahun 2015.
Kemudian pada tahun 2015 melanjutkan studi di STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Lampung Prodi DIII Keperawatan sampai dengan sekarang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadiran allah SWT atas segala limpahan rahmat, Hidayah
dan Karunianya sehingga penulisan dapat meyelesaikan tugas laporan Karya tulis ilmiah
ini dengan semua kelemahan berusaha semaksimal mungkin Dengan ilmu yang di
miliki mencoba meyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan Judul ”Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Klien Yang Mengalami Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan
Di Ruang Kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung Tahun 2018. Karya
Tulis Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat tugas akhir dalam Pendidikan
Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah peringsewu Lampung.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulisan ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
2. Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Ketua Prodi Diploma III
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu lampung
3. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J selaku pembimbing I
4. Ns. Asri Rahmawati, S.Kep.,M.Kes Selaku pembimbing II
5. Ns. Idayati, S.Kep.,M.Kes selaku penguji III
6. Seluruh dosen staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampungyang telah
memberikan semangat dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Rekan rekan seperjuangan ankatan 20 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulisan telah mencurahkan semua kemampuan dalam meyelesaikan Karya


Tulis Ilmiah Ini untuk menjadi sempurna. Kritik dan saran yang membangun di
harapkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Akhirnya penulisan berharap semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat Bagi penulis kasusnya dan bagi pembaca pada
umum nya .

Assalamualaikum Wr.Wb

Pringsewu, Agustus 2018

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................ iv
HALAMAN PERSETUUAN ...................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii
MOTTO....................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... ix
RIWAYAT PENULIS ................................................................................. x
KATA PENGANTAR ................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan ............................................................................................... 4

BABII TUJUAN TEORI


A. Konsep Halusinasi ............................................................................. 5
1. Pengertian.................................................................................... 5
2. Jenis-Jenis Halusinasi .................................................................. 6
3. Fase halusinasi ............................................................................. 7
4. Tanda dan gejala halusinasi ......................................................... 7
5. Fase Halusinasi ............................................................................ 8
6. Tanda dan gejala halusinasi ......................................................... 9
7. Rentang respon ............................................................................ 10
8. Mekanisme Koping...................................................................... 12
9. Sumber Koping............................................................................ 12
10. Proses Terjadinya Masalah .......................................................... 13
B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................... 27
B. Batasan Istilah ................................................................................... 27
C. Partisipan .......................................................................................... 27
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 28
E. Pengumpulan Data ............................................................................ 28
F. Analisa Data ...................................................................................... 29
G. Etik Penelitian ................................................................................... 29

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil.................................................................................................. 32
1. Gambaran lokasi pengambilan data ........................................... 32
2. Pengkajian ................................................................................... 33
3. Data focus .................................................................................. 46
4. Analisa data ................................................................................ 48
5. Daftar masalah ............................................................................ 50
6. Pohon masalah klien 1 ................................................................ 50
7. Analisa Data ............................................................................... 51
8. Pohon masalah klien 2 ............................................................... 53
9. Daftar diagnosa keperawatan Daftar diagnosa keperawatan...... 53
10. Intervensi..................................................................................... 54
11. Catatan keperawatan ................................................................... 58
B. Pembahasan....................................................................................... 69
1. Pengkajian ................................................................................... 69
2. Diagnosis ..................................................................................... 71
3. Intervensi..................................................................................... 72
4. Implementasi ............................................................................... 73
5. Evaluasi ....................................................................................... 76

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 77
B. Saran ................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 4.1 Genogram Klien 1 ........................................................................ 36

Bagan 4.2 Genogram Klien 2 ........................................................................ 37

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan .................................................... 20
Tabel 3.1 Batasan Istilah ............................................................................... 27
Tabel 4.1 Identitas Klien ............................................................................... 33
Tabel 4.2 Identitas Penanggung Jawab .......................................................... 34
Tabel 4.3 Alasan Masuk ................................................................................ 34
Tabel 4.4 Faktor Presdispodidi ...................................................................... 35
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 35
Tabel 4.6 Konsep Diri ................................................................................... 39
Tabel 4.7 Status Mental................................................................................. 40
Tabel 4.8 Kebutuhan Persiapan Pulang ......................................................... 42
Tabel 4.9 Mekanisme Koping ....................................................................... 44
Tabel 4.10 Masalah Psikososial dan lingkungan ............................................ 44
Tabel 4.11 Kurang pengetahuan .................................................................... 45
Tabel 4.12 Terapi Medis ............................................................................... 46
Tabel 4.13 Data Fokus .................................................................................. 46
Tabel 4.14 Analisa Data klien 1 .................................................................... 48
Tabel 4.15 Analisa Data Klien 2.................................................................... 51
Tabel 4.16 Daftar Diagnosa ........................................................................... 53
Tabel 4.17 Intervensi..................................................................................... 54
Tabel 4.18 Catatan Perkembangan ................................................................ 58
Tabel 4.19 Faktor predisposisi....................................................................... 69
Tabel 4.20 Faktor Presipitasi ......................................................................... 70
Tabel 4.21 Diagnosis..................................................................................... 71
Tabel 4.22 Intervensi..................................................................................... 72
Tabel 4.23 Implementasi ............................................................................... 73
Tabel 4.24 Evaluasi ....................................................................................... 76

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Judul


Lampiran 2 Surat Pra survey
Lampiran 3 Surat Balasan Pra Survey
Lampiran 4 Lembar Audien
Lampiran 5 SP (Strategi Pelaksanaan)
Lampiran 6 Lembar Konsul

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pemerintah

dan Pemerintah Daerah berkewajiban mengembangkan upaya kesehatan jiwa

berbasis masyarakat sebagai bagian diri upaya kesehatan jiwa keseluruhan

mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan jiwa. Seorang dapat dikatakan

sehat jiwa yaitu kondisi mental sejahtera dengan kualitas hidup seseorang yang

harmonis dan produktif dari semua segi kehidupan manusia. Pasien gangguan jiwa

memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain seperti berusaha,

mengancam (agrecion) atau curiga yang berlebihan (paranoid) pasien juga tidak

produktif di masyarakat dan kecendrungan merugikan masyarakat misalnya mencuri

(deptamany) malas (abulia), atau prilaku deviasi social lain seperti pemakaian zat

adiktif (Yosef, 2010).

Gangguan jiwa merupakan penyakit dengan multikausal (satu penyakit

dengan berbagai penyebab) pasien gangguan jiwa banyak mengalami distronasi

kognitif yang akhirnya mengarah mengganggu prilaku. Hal tersebut disebabkan

oleh kesalahan logika, kekeliruan kegunaan alasan atau pandangan individu yang

tak sesuai dengan kenyataan. Gangguan jiwa adalah manifistasi dari bentuk akibat

distrosi, emosi sehingga ditemukan kejiwaan dalam bertingkah. Dalam hal ini

menunjukkan bahwa manusia dapat mengalami penyimpangan-penyimpangan

dalam berprilaku akibat perubahan yang di alaminya (Yosef, 2013)

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

Terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang karena bipolar,

21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta karena dimensia berdasarkan

riskesdas tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah

236 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17 %

menderita gangguan jiwa berat 14,3% diantaranya mengalami pasang. Tercatat

sebanyak 6 % penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa. Dari 34

provinsi di Indonesia, Provinsi Lampung dalam penelitian berdasarkan pada

revalansi data terkait gangguan jiwa mencapai angka 1-3% atau 100 : 1000 dari

penduduk desa sampai perkotaan dengan gangguan terbanyak adalah skizofrenia

peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru

yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh

penderita (kemenkes, 2013).

Gangguan jiwa yang menjadi salah satu masalah utama di negara-negara

berkembang adalah skizofrenia termasuk psikosis yang menempati urutan atas dari

seluruh gangguan jiwa yang ada. Skizofrenia adalah satu penyakit yang

mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan

dan prilaku yang aneh dan terganggu. Peyebab skizofrenia secara sosial dan

lingkungan adalah status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi mengaku pada

pendapatan, pendidikan dan pekerjaan individu (Videbeck, 2008 dalam kusumo,

dkk, 2015). Skizofrenia secara umum terdiri dari dua kategori gejala, yaitu gejala

positif dan negatif (videbeck, 2008; towsend 2009; fontaine 2009 dalam kusumo,

2015), namun ada juga yang menyatakan skizofrenia terdiri dari tiga kategori gejala,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

yaitu gejala positif, gejala negatif, dan gejala disorganized (Shifes, 2005; dalam

kusumo, dkk, 2015).

Salah satu gejala positif dari skizofrenia adalah halusinasi (kusumo, dkk

2015). Halusinasi adalah disterosi persepsi palsu yang terjadi pada respon

neurobiologist yang maladatif, klin mengalami distrosi sensori yang nyata dan

meresponnya, namun dalam halusinasi stimulus internal dan eksternal tidak dapat

diidentifikasi. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensaori persepsi yang

dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,

penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan atau penghidungan tanpa stimulus

nyata (Keliat, 2012).

Berdasarkan rekam medic Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung 2017 jumlah

pasien yang dirawat berjumlah 1139 jiwa dengan data 753 jiwa skizofrenia

paranoid, skizofrenia tak terinci 344 jiwa gangguan skizofrenia tipe defesif 92 jiwa,

skizofrenia resi dua 76 jiwa. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak

dan penyakit fisik lainnya yang di temukan 48 jiwa, gangguan anasitas menyeluruh

31 jiwa gangguan skizofrenia tipe manic.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada klien mengalami halusinasi

penglihatan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

Melakukan asuhan keperawatan klien yang mengalami halusinasi penglihatan di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang halusinasi penglihatan

di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami halusinasi

penglihatan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

c. Menyusun rencana keperawatan pada klien yang mengalami halusinasi

penglihatan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami halusinasi

penglihatan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami halusinasi penglihatan di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

BAB II

TUJUAN TEORI

A. Konsep Halusinasi

1. Pengertian

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar) kelien

memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau

rangsangan yang nyata sebagai contoh klien melihat pada tidak ada yang di

lihat(Farida dan yudi,2012)

Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang

ditandai dengan perubahan sesori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara

penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidung, pasien seakan stimulus

yang sebenarnya, tidak ada (keliat,dikutip dalam Nur Arif, 2015)

Halusinasi adalah sebagai terganggunya persepsi sensori seorang,

dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi yang paling sering adalah

halusinasi penglihatan (Visual-seeing persoun orthings), penciuman (olfactory-

smelling ordors) (Varcaloris,dikutip dalam Yosep, 2009).

Halusinasi adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan

gangguan jiwa. Halusinasi identik dengan skizofrenia seluruh klien dengan

skizofrenia diantara mengalami halusinasi (Maramis,1998 dikutip dalam muhith,

2015)

5
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6

2. Jenis-Jenis Halusinasi

a. Halusinasi Pendengaran

Mendengar suara/kebisingan yang kurang jelas ataupun yang jelas dimana

terkadang suara-suara tersebut mengajak berbicara klien dan kadang

memerintah klien untuk melakukan sesuatu

b. Halusinasi Penglihatan

Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran geometris, gambar

kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang

menyenangkan atau menakutkan.

c. Halusinasi Penghidung

Membau-bauan tertentu seperti bau darah, bau urine, feses atau yang lainya.

d. Halusinasi Pengecapan.

Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, feses atau yang lainya.

e. Halusinasi Perabaan

Merasa mengalami nyeri, rasa tersentrum atau ketidak nyamanan tanpa

stimulus yang jelas.

f. Halusinasi Chenesthetik

Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan

makanan atau pembentukan urine

g. Halusinasi kinestetik

Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak (farida & yudi,

2012).

3. Fase Halusinasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

a. Comforting (halusinasi menyenangkan, cemas ringan)

Pada fase ini klien mengalami kecemasan, kesepian rasa bersalah, takut dan

mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk

menghilangkan kecemasan

b. Condeming(cemas sedang)

Kecemasan meningkat berhubungan dengan pengalaman internal dan

eksternal, klien berada pada tingkat listening pada halusinasi, pemikiran

menonjol seperti gambaran suara dan sensasi

c. Controling (pengalaman sensori berkuasa, cemas berat)

Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol, klien menjadi

terbiasa dan tidak berdaya pada halusinasinya.

d. Conquering (melebur dalam pengaruh halusinasi, panik)

Pengalaman sensori bisa mengancam jika klien tidak mengikuti perintah dari

halusinasi (Stuart Dan Laraia, 2015 dikutip dalam muhith 2015)

4. Tanda dan gejala halusinasi

a. Halusinasi Penglihatan

1) Melirik mata kekanan dan kekiri untuk mencari sumber yang dilihat

2) Melihat dengan penuh perhatian pada orang yang berbicara/benda mati

di dekatnya

3) Terlihat pembicara dengan mati atau orang yang tampak

4) Melirikkan mata seperti ada yang di lihat

b. Halusinasi Penglihatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

1) Tiba-tiba tampak tertangkap ketentuan karena orang lain, benda

mati/stimulus yang tidak terlihat

2) Tiba-tiba lari keruangan

c. Halusinasi Pengecapan

1) Meludahkan makanan atau minuman

2) Menolak makanan atau minuman obat

d. Halusinasi Penciuman

1) Mengkrutukan hidung seperti menghirup udarayang tidak enak

2) Penciuman bau tubuh

3) Menghirup bau udara ketika berjalan ke arah orang lain

4) Respon terhadap bau dengan panik

e. Halusinasi Kinestetik

Merasakan pergerakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak (Farida

dan Yudi, 2012)

5. Fase Halusinasi

Comforting (halusinasi meyenangkan, cemas ringan) pada fase ini klien

mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah, takut dan mencoba untuk

berfokus pada pikiran yang meyenangkan untuk menghilangkan kecemasan

a. Condeming (cemas sedang)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

Kecemasan meningkat berhubungan dengan pengalaman internal dan

eksternal,klien berada pada tingkat listeng pada halusinasi Pemikiran

menojol seperti gambaran suara dan sensasi

b. Controling (pengalaman sensori berkuasa, cemas berat)

Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengotrol, klien menjadi terbiasa

dantidak berdaya pada halusinasi

c. Coquering (melebur dalam pengaruh halusinasi,panik)

pengalaman sensori bisa mengancap jika klien tidakmengikuti perintah dari

halusinasi (Sturt dan Laraia,2005 ikutip dalam Muhith, 2015)

6. Tanda dan gejala halusinasi

a. Halusinasi Pendengaran

1) Melirik mata kekanan dan kekiri untuk mencari sumber suara

2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang yang berbicara/

benda mati di dekatnya.

3) Terlibat pembicaraan dengan benda mati atau orang yang tidak tampak

4) Menggerakan mulut seperti mengomel

b. Halusinasi Penglihatan

1) Tiba-tiba tampak tergagap, ketakuan karena orang lain, benda mati/

stimulus yang tidak terlihat

2) Tiba-tiba lari keruangan

c. Halusinasi Pengecapan

1) Meludahkan makanan atau minuman

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

2) Menolak makan dan minum obat

d. Halusinasi Penciuman

1) Mengkerutkan hidung seperti menghirup udara yang tidak enak

2) Mencium bau tubuh

3) menghirup bau udara ketika berjalan kearah orang lain

4) Berespon terhadap bau dengan panik

e. Halusinasi Peraba

1) Menampar diri sendiri seakan-akan sedang memadamkan api

2) Melompat-lompat bdilantai seperti menghindari sesuatu yang

menyakitkan

f. Sinentik

1) Mengverbalisasi terhadap proses tubuh

2) Menolak menyelesaikan tugas yang menggunakan bagian yang diyakini

tidak berfungsi (stuart, 2009 dikutip dalam Satrio, 2015)

7. Rentang respon

RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS

Respon adaftif respon maladaftif Gangguan proses pikir / delusi

• Halusinasi

• Sulit merespon emosi

• Perilaku disorganisir

• Isolasi sosial

• Distorsi pikiran ilusi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

• Reaksi emosi berlebihan

• Perilaku aneh atau tidak biasa

• Menarik diri

• Pikiran logis

• Persepsi akurat

• Emosi konsisten dengan pengalaman

• Perilaku sesuai

• Berhubungan sosial

(stuart & laraia, 2005 dikutip dalam muhith, 2015)

a. Respon Adaptif

Kata adalah respon yang masih diterima oleh norma-norma sosial dan

kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan lain individu tersebut masih

dalam batas normal saat menyelesaikan masalah

b. Respon Maladaptif

Adalah respon yang menyimpang dari norma social dan kehidupan disuatu

tempat

8. Mekanisme Koping

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

Pada klien skizofrenia, klien berusaha untuk melindungi dirinya dan pengalaman

yang di sebabkan oleh penyakitnya. Klien akan melakukan regresi untuk

menhgatasi kecemasan yang di alaminya, melakukan proyeksi sebagai usaha

untuk menjelaskan persepsinya dan menarik diri yang berhubungan dengan

malah membangun kepercayaan dan keyakinan terhadap pengalaman internal

(stuart, 2009 dikutip dalam Satrio 2015)

9. Sumber Koping

Keluarga merupakan salah satu sumber koping yang dibutuhkan individu ketika

mengalami strees. Keluarga merupakan salah satu sumber pendukung yang

utama dalam penyembuhan klien skizofrenia. Psikosis atau skizofrenia adalah

penyakit yang menakutkan dan sangat menjengkelkan yang memerlukan

penyesuaian baik bagi klien dan keluarga. Proses penyesuaian pasca psikotik

terdiri dari empat fase yaitu disonasi kognitif (psikosis aktif), pencapaian

wawasan, stabilitas dalam semua aspek kehidupan (ketetapan kognitif) dan

bergerak terhadap prestasi kerja atau tujuan pendidikan (videbeck, 2008 dikutip

dalam Satrio, 2015)

10. Proses Terjadinya Masalah

a. Faktor Predisposisi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

Faktor Predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya skizofrenia

halusinasi pada klien skizofrenia meliputi faktor biologi, psikologi dan juga

sosial cultural (stuart, 2009 dikutip dalam Satrio 2015)

1) Faktor Biologi

Faktor biologi yang dapat menyebabkan terjadinya skizofrenia adalah

faktor genetik, neoroanatomi neorokimia serta imunovirologi (Stuart,

2009 dikutip dalam Satrio, 2015)

a) Genetik

Secara genetik di temukan perubahan secara kromosom 5 dan 6 yang

mempredisposisikan individu yang mengalami skizofrenia (copel,

2007). Penelitian yang paling penting memusatkan pada anak kembar

yang menunjukan anak kembar identik beresiko mengalami

skizofrenia sebesar 50 %, sedangkan pada kembar non identik/

praternal beresiko 15% mengalami skizofrenia angka ini meningkat

sampai 35% jika kedua orang tua biologis menderita skizofrenia

(videbeck,2008; stuart, 2009 dikutip dalam Satrio, 2015)

b) Neuroanatomi

Terjadi gangguan pola lobus frontatis maka akan terjadi perubahan

pada aktifitas motorik, gangguan intelektual, perubahan kepribadian

dan juga emosi yang tidak stabil. Sedangkan fungsi utama dari lobus

temporalis adalah pengaturan bahasa, ingatan dan juga emosi.

Sehingga gangguan yang terjadi pasakotiks temporalis dan nukleus –

nukleus limbic yang berhubungan pada lobus temporalis akan muncul

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

timbul gejala halusinasi (sadock, 2007 dalam towsend, 2009 dikutip

dalam Satrio, 2015).

c) Neurokimia

Penelitian dibidang Neurokimia transmisi telah memperjelas hipotesis

di sergulasi pada skizofrenia, gangguan terus menerus dalam satu

atau lebih meurotransmitter atau neuromodulator mekanisme

pengaturan homestatik menyebabkan neurotanmis tidak setabil atau

tidak menentu. Teori ini menyatakan bahwa area mesolimbik overatif

terhadap dopamina sedangkan pada area perefrontal mengalami

hipoaktif sehingga terjadi ketidak seimbangan antara sistem

neorotransmiter dopamina seroonin serta yang lain(stuart, 2009

dikutip dalam Satrio 2015)

2) Imunovirologi

Infeksi virus lebih sering terjadi pada tempat-tempat keramaian dan

musim dingin dan awal musim semi dan dapat terjadi inutero atau pada

anak usia dini pada beberapa orang yang rentan (stuart, 2009 dikutip

dalam Satrio 2015)

3) Faktor psikilogis

Menurut tausen ( 2009) awal terjadi skizofrenia difokuskan pada

hubungan dalam keluarga yang mempengaruhi perkembangan gangguan

ini, teori awal menunjukkan kurangnya hubungan antara orangtua dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

anak serta difungsi sistem keluarga sebagai penyebab Skizofrenia.

Lingkungan emosial yang tidak stabil mempunyai resiko besar pada

perkembangan skizofrenia pada masa kanak-kanak difungsi situasi sosial

seperti trauma masa kecil, kekerasan, hostilitas dan hubungan

interpersonal yang kurang hangat diterima oleh anak sangat

mempengaruhi perkembangan neurologikal anak sehingga lebih rentan

mengalami skizofrenia dikemudian hari.

4) Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial budaya yang dapat menyebabkan terjadinya skizofrenia

adalah adanya doublebind didalam keluarga dan konflik dalam keluarga.

Salah satu faktor sosial yang dsapat menyebabkan terjadinya skizofrenia

adalah difungsi dalam pengasuhan anak maupun dinamika keluarga.

Konflik tersebut apabila tidak diatasi dengan baik maka akan

menyebabkan resiko terjadinya skizofrenia (videbeck,2008 dikutip dalam

Satrio,2015)

b. Faktor presipitasi

1) Biologis

Stesor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologik yang

maladatif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang

mengatur proses informasi dan adanya abnormalitas pada mekanisme

pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk

secara selektif menanggapi rangsangan.

2) Pemicu gejala

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

Pemicu atau stimulus yang sering menimbulkan episode baru suatu

penyakit yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang

maladatif berhubungan dengan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan

perilaku individu.

(a) Kesehatan, seperti gizi buruk, kurang tidur, keletihan, infeksi, obat

sistem saraf pusat, gangguann proses informasi, kurang olahraga,

alam perasaan abnormal dan cemas.

(b) Lingkungan, seperti lingkungan penuh kritik, gangguan dalam

hubungan interpersonal, masalah perumahan, setress, kemiskinan,

tekanan terhadap penampilan, perubahan dalam kehidupan dan pola

aktifitas sehari-hari, kesepian (kurang dukungan) dan tekanan

pekerjaan.

(c) Perilaku, seperti konsep diri rendah, keputusan, kehilangan motivasi,

tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual, bertindak berbeda

dengan orang lain, kurang keterampilan sosial, perilaku agresif dan

amuk (Trimelia S, 2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

Menurut (rawlins dan heacokck dalam yosep, 2010) terdapat 5 dimensi

perilaku yaitu :

(a) Dimensi fisik

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik, seperti

kelelahan yang luar biasa, pengunaan obat-obatan, demam hingga

hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam

waktu yang lama.

(b) Dimensi emosional

Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang tidak dapat

diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi

dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan.

(c) Dimensi intelektual

Bahwa individu dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya

penurunan fungsi ego.

(d) Dimensi sosial

Klien mengalami interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,

klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata sangat

membahayakan. Klien asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia

merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,

kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan didunia nyata.

(e) Dimensi spiritual

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

Secara spiritual kien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,

rutinitas tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang

berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Konsep model

a. Adaptasi Roy

1) Manusia adalah keseluruhan dari biopsikososial yang terus menerus

berinteraksi dengan lingkungan

2) Manusia mengguanakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengatasi

perubahan biopsikososial yang membantu seseorang untuk beradaptasi

terhadap perubahan fisiologi, konsep diri, fungsi peran, hubungan

independen selama sehat sakit.

b. Pengkajian

Merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap

pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan Kebutuhan atau

malah klien Data yang dikumpul kan meliputi data Biologis psikologis sosial

dan kultural

1) Data subjektif

Yaitu data yang dismpaikan secara lisan oleh klien danKeluarga data ini

di peroleh melalui wawawancara perawat kepada klien dan keluarga

2) Data objektif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

Yaitu data yang ditemukan secara nyata data ini didapatkan Melalui

obserpasi atau pemeriksan langsung oleh perawat Membina hubungan

saling percaya dengan paien

a) Mengkaji data subjektif dan data objektif

b) Mengkaji waktu,frekuensi,dan situasi munculnya halusinasi

c) Mengkaji respon terhadap halusinasi

d) Mengkaji tahapan halusinasi pasien (Yosep, 2009)

c. Pohon masalah

Risiko prilaku kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi


s

Isolasi sosial

Harga diri rendah

Pohon masalah gangguan persepsi sensori : Halusinasi (Keliet, 2010 dikutip

dalam Satrio)

d. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan pesepsi snsori :halusinasi

2) Resiko perilaku kekerasan

3) isolasi sosial

4) Harga diri rendah

(Keliet, 2010 dikutip dalam Satrio, 2015)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

e. Rencana Tindakan Keperawatan

Tabel 2.1
Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa keperawatan Sp klien Sp keluarga


Gangguan persepsi Sp 1: Sp1:
sensori : • Membantu pasien 1. Diskusikan masalah yang
Halusinasi mengenalhalusinasi (isi, dirasakan dalam merawat
frekuensi,waktu terjadi pasien
situasi pencetus,perasaan 2. Jelaskan pengertian tanda
saatterjadi halusinasi) dangejala dan proses terjadi
• Menjelaskan cara mengontrol nya halusinasi
halusinasi hardik obat 3. Jelaskan cara merawat
bercakap-cakap, melakukan halusinasi
kegiatan harian 4. Latih cara merawat
• Mengajarkan pasien halusinasi:hardik
mengontrol halusinasi 5. Ajurkan membantu klien
• Masakan pada jadwal sesuai jadwal dan beri pujian
kegiatan untuk latihan
menghardik
Sp2 Sp2
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegitanKeluarga
menghardik beri puji dalam merawat /melatih
2. Latih cara mengontrol klien menghardik beri pujian
halusinasi dengan obat 2. Jelaskan 6 benar cara
(jelaskan 5 memberikan obat
benar:jenis,guna,doaisfrekue 3. Latih cara mberikan
nsi cara,kontinuitas minum bimbingan minum obat
obat 4. Anjurkan membantu klien
3. Masukan pada jadwal sesuai jadwal dan beri pujian
kegiyatan untuk latihan
menghardikdanminum obat
2. Latihan cara mengontrol • Klien menghardik dan
Halusinasi dengan bercakap meberi obat beri pujian
–cakap saat terjadi halusinasi • Jelaskan cara bercakap –
cakap dan melakukan
kegiyatan untuk mengontrol

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

Halusinasi
• Latih dan sediyakan waktu
bercakap-cakap Dengan klien
terutama pada Saat halusinasi
• Ajurkan membantu klien
Sesuai jadwal

Sp4
• Evaluasi KegiyatanKeluarga
dalam merawat / Melatih
klien Menghardik memberi
obat dan bercakap-cakap
beri pujian
• Jelaskan fllow up ke
RSJ / PKM tanda
Kambuh rujukan
• Ajurkan membantu klien
sesuai sesuwai jadwal dan
memberikan pujian

Sp1
• Diskusikan
Masalah yang
Disarankan DalamMerawat
pasien
• Jelaskan pengertian
Sp4
1. Evaluasi kegiyatan harian
menghardik ,minum obat
danBercakap cakap beri
pujian
2. Latihan cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan
kegiyatan harian(mulai
2kegiyatan)
3. Masukan pada jadwal
kegiyatan untuk latihan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

menghardik minum
obat,bercakap-cakap dan
kegiyatan harian
Risiko perilaku Sp 1
kekerasan 1. Identifikasi penyebab
tandaDan gejala, Pk yang
dilakukan ,akibat pk
2. Jelaskan cara mengonrol Pk:
fisik obot,verbal spritual
3. Latihan cara mengontrol PK
Secara fisik tarik • Tanda dan Gejolases Terjadi
napasDalam dan pukul kasar nya Proses nya PK(gunakan
dan bantal booklet)jelaskan
4. Masukan pada Jadwal caraMerawat PK
Kegiyatan utuk latihan fisik • latih carabmerawat pk
dengan melakukan
Kegiyatan fisik Tarik
napas Dalam dan Pukul
kasur dan bantal
• Anjurkan Membantu Pasien
sesuai Jadwal dan memberi
pujian

SP2
• Evaluasi Kegiyatan Kluarga
dalam merawat /melatih
pasien fisik Beri pujian
• Jelaskan 6 benarcara
pemberian obat
• latihan cara memberi
/membimbing Minum obat
• Ajurkan Membantu pasen
sesuai Sesuai jadwal
danberikan pujian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

Sp3 Sp 3
• Evaluasi kegiatan latiohan • Evaluasi Kegiyatan Keluarga
Fisik dan obat beri pujian dalam MerawatMelatih
• Latihan cara mengontrol Pk pasien fisik danMemberi
secara verbal (3 yaitu kan obat beri pujian
mengungkap kan meminta • Latihan cara membimbing
menolak dengan benar) cara bicaraYang baik
• Masukan pada jadwal • Latihan cara membimbing
kegiyatan untuk latihan Kegiyatan sipiritual
fisik .minum obat dan verbal • Ajurkan membantu
pasienSesuai jadwal dan
Sp4 dan memberipujian
• Evaluasi kegiatan Latihan I
fisik danobat dan verbal beri
pujian
• Latihan cara mengontrol
spritual
(2kegiyatan)3.Masukan pada
jadwal
• Masukan pada jadwal
• EvaluasiKegiyatan Keluarga
dalam Merawat Melatih
pasienMemberi obat,latihan
Kegiyatan untuk latihan Bicara yang Baik dan
Fisik minum obat verbal dan kegiyatanSpiritual
spritual beri,Pujian
• Jelaskan followUp ke RSJ
Tujuan : PKMTanda Rujukan
• Membina hubungan saling
percaya Sp1
• Dapat mengidentifikasi • IdentifikasiPeyebabIsolasi
Peyebab isolasi Siapa yang Sosial siapa yang serumah
serumah Siapa yang dekat siapa yang dekat ,dan apa
dan apa sebab nya sebab nya
• Dapat memberitahukan pada • Jelaskan Keuntungan Punya
klien keuntungan punya teman dan bercakap-cakap
teman dan bercakap-cakap • Jelaskan Keuntungan tdak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

• Dapat memberitahukan Bercakap-cakap


kepada klien kerugian tidak • Latih cara berkenalan
punya teman dan tidak dengan pasien, perawat, dan
bercakap-cakap tamu
• Klien dapat berkenalan • Masukan pada jadwal
dengan pasien, perawat dan kegiatan untuk latihan
tamu. berkenalan
ISOS Tujuan : Sp 2
• Klien dapat berbicara saat • Evaluasi kegiatan
melakukan kegiatan harian berkenalan dengan beberapa
• Klien dapat berkenalan orang beri pujian
dengan 2-3 orang pasien, • Latih saat berbicara saat ,
perawat, dan tamu melakukan kegiatan harian
(latihan kegiatan)
• Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan 2-3 orang
pasien, perawat dan tamu
berbicara saat melakukan
kegiatan harian
Tujuan : Sp 3
• Klien dapat berbicara saat • Evaluasi kegiatan, latihan
melakukan kegiatan harian berkenalan (beberapa)
• Klien dapat berkenalan bicara sat melakukan 2
dengan 4-5 orang pasien, kegiatan harian.
perawat dan tamu melakukan • Latih cara berbicara saat
2 kegiatan harian melakukan kegiatan harian
(2 kegiatan baru)
• Masukan dalam kegiatan
harian untuk latihan
berkenalan 4-5 orang,
berbicara saat melakukan 4
kegiatan harian
Tujuan : Sp 4
• Klien dapat berbicara sosial; • Evaluasi kegiatan latihan
meminta sesuatu menjawab berkenalan, berbicara saat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

pertanyaan melakukan empat kegiatan


• Klien dapat berkenalan harian. Berikan pujian
dengan >5 orang, orang baru, • Latih cara bicara sosial:
berbicara saat melakukan meminta sesuatu, menjawab
kegiatan harian dan pertanyaan
sosialisasi • Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
Tujuan : berkenalan > orang-orang
• Klien dapat mandiri dalam baru, berbicara saat
berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian
melakukan kegiatan harian dan sosialisasi
dan sosialisasi Pertemuan 5-12
• Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, berbicara saat
melakukan kegiatan harian
dan sosialisasi. Beri pujian
• Latih cara kegiatan harian
• Nilai kemampuan yang telah
mandiri
• Nilai apakah isolasi sosial
teratasi

f. Implemntasi

Implementasi merupakan tindakan keperawatan diselesaikan dengan rencana

tindakan keperawatan. Sebelum melakukan tindakan keperawatan yang

sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi apakah rencana tindakan

keperawatan masih dibutuhkan dan disesuaikan dengan kondisi klien saat ini

(farida & yudi, 2012)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

g. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan terus- menerus

untuk menilai efek dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan

evaluasi dapat di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :

1) Evaluasi proses (formatif) yang dilakukan setiap selesai melaksanakan

tindakan keperawatan

2) Evaluasi hasil (sumatif) dilakukan dengan cara membandingkan respon

klien dengan tujuan yang telah di tentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP

sebagai pola pikir

S : Responsubjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan

O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan

A : Analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan

apakah masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah

baru.

P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respon

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian

(dharma, 2011).

Desain yang digunakan adalah study kasus, yaitu studi untuk mengeksplorasi

suatu masalah asuhan keperawatan klien yang mengalami Halusinasi penglihatan di

Rumah Sakit Jiwa di Provinsi Lampung

B. Batasan Istilah

Tabel 3.1
Batasan Istilah

Variabel Batasan istilah Cara ukur


Halusinasi penglihatan Ketidakmampuan mengidentifikasi Observasi, Wawancara
dan menginterpretasikan stimulus dan Dokumentasi
berdasarkan informasi yang
diterima melalui panca indra
ditandai dengan klien melihat
sesuatu yang tidak ada
hubungannya dengan stimulus yang
nyata.

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien, dengan diagnosa
medis halusinasi penglihatan.

27
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Study kasus individu (di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung) lama waktu

sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang dan atau klien yang

dirawat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu

penggantian klien lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam

bentuk home care.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Hasil Anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama riwayat

penyakit sekarang–dahulu–keluarga. Sumber data dari klien, keluarga, perawat

lainnya.

2. Observasi

Dengan mengadakan, pendekatan asuhan keperawatan secara langsung

pada pasien selama di rumah sakit

3. Study Dokumentasi

Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis, catatan

perawat untuk mendapatkan data mengenali perawat dan pengobatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

F. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi. Hasil ditulis dalam bentuk

catatan lapangan kemudian dibuat transkrip.

2. Mereduksi data

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan di kelompokkan

menjadi data subjektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diaqnostik

kemudian di bandingkan.

3. Penyajian data dapat menggunakan tabel, gambar, bagan, maupun teks

Naratif kerahasian. Kerahasian klien dijaga dengan menggunakan inisial

identitas klien

4. Dari data yang disajikan, kemudian data akan dibahas dan di bandingkan

pada hasi penelitian terdahulu dan secara teori dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan Metode Induksi. Data yang

dikumpulkan terkait dengan proses keperawatan yaitu dengan data Pengkajian,

diaqnosa , perencanaan tindakan,dan evaluasi

G. Etik Penelitian

1. self dereminan

Menghormati otonomi yang mempersaratkan bahwa manusia yang mampu

menalar pilihan pribadinya harus di perlakukan menghormati kemampuanya

untuk mengambil keputusan Mandiri ( Hanafiah,2012 )

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

2. Informed Consent

Persetujuan seseorang untuk berpartisipasi dalam penelitian setelah

mendapat penjelasan dan telah memahami seluruh aspek penelitian.

Penelitian yang relavan terhadap keputusannya untuk partisipasi

(Hanafiah,2012)

3. Beneficience ( Berbuat baik )

Prinsip etika ini berbuat baik menyangkut kejiwaan membantu orang Lain,

dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian .

Minimal perinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan ( primum non Nocerefirs no

harm,non maleficence ) yang menyatakan jika tidak Dapat melakukan hal-hal

yang bermanfaat , setidak- tidaknya jangan merugikan orang lain (

Hanafiah,2012)

4. Confidentiality (Kerahasiaan)

Manusia sebagai subjek penelitian kerahasian informasi . Namun tidak bisa

dipungkiri bahwa penelitian meyebabkan keterbukaan informasi tentang

subjek.sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang

menyangkut observasi subjek yang tidak ingin diidentitas dan segala informasi

tentang dirinya diketahui oleh orang lain . Perinsip ini dapat diterapkan dengan

cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjektif kemudian diganti

dengan kode tertentu dengan demikian segala Informasi yang menyangkut

identitas subjrek tidak terekspost secara luas (Dharma_2011)

5. Non-Maleficience

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

Berarti tidak melakukan atau tidak menimbul kan bahaya atau cedera bagi

orang Lain (Suharmi.2014)

6. Justice

Setiap orang harus diperlakukan sama (Tidak diksriminatif) dalam memperoleh

haknya prinsip etika keadilan terutama menyangkut keadilan. Distributive yang

mempersaratkan pembagian seimbang dalam hal beban manfaat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran lokasi pengambilan data

Rumah Sakit Jiwa Bandar Lampung merupakan salah satu Rumah

Sakit milik Pemerintah Provinsi Kota Bandar Lampung yang bermodel

RS Jiwa / RSKO, yang didirikan oleh pemerintah daerah Provinsi dan

tergolong kedalam Rumah Sakit Kelas B. Rumah Sakit ini telah

teregistrasi sejak 23/09/1991 dengan Nomor Surat izin

135/menkes/SK/IV/78 dan tanggal surat izin 16/01/1991 dari mentri

kesehatan dengan sifat tetap, dan berlaku sampai dengan ada

pembaharuan dari KEMENKES. Setelah melangsungkan prosedur

AKREDITASI RS seluruh Indonesia dengan proses pentahapan 1 (5

pelayanan) akhirnya diberikan status lulus Akreditasi Rumah Sakit. RS

Jiwa/ RSKO ini berlokasi di JL. Raya Gd. Tataan KM 13 Bandar

Lampung, Kota Bandar Lampung, Indoneia.

Visi

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung sebagai pusat rujukan

kesehatan jiwa yang unggul dan berkeadilan

Misi

• Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa spesialitik

• Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat

Motto : Cepat, empati, ramah, inovatif, aktif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

Filosofi Semut : Gotong royong, gigih dalam mencapai tujuan, ramah,

selalu berkomunikasi, kecil tapi hebat.

Ruang Kutilang

Ruang kutilang adalah gedung rawat inap yang memiliki 3ruwangan

masing masing ruangan atau kamar diisi dengan 20 pasien .kapasitas ruwang

kutilang yaitu 60 pasien ,Gedung kutilang masuk ruwangan kls III seperti

bangsal luas kamarnya sekitar 10x10 meter kraktria pasien yang menempati

Ruangan kutilang rartarata menderita diagnosa

medis Skizofrenia paranoi

2. Pengkajian

a. Identitas Klien

Tabel 4.1
Identitas Klien

Identitas klien Klien 1 Klien 2


Nama Tn. W Tn. N
Umur 26 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Teluk betung sungai langka pesawaran
Pendidikan SD SLTP
Pekerjaan Tidak bekerja Tani
Suku/bahasa Jawa Jawa
Informan ya ya
Tanggal masuk RS 17-07-2018 4-05-2018
Tanggal pengkajian 22-05-2018 26-05-2018
No register 03.34.78 03. 41. 30

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

b. Identitas penanggung jawab

Tabel 4.2
Identitas Penanggung Jawab

Identitas penanggung Klien 1 Klien 2


jawab
Nama Ny.M Tn. T
Umur 37 tahun 36 tahun
Agama Islam Islam
Alamat Teluk betung Sungai langka
Pendidikan SMA SD
Pekerjaan Tani Tani
Suku/ bahasa Jawa Jawa
Hubungan dg klien adeks kandung Kakak kandung

c. Alasan masuk
Tabel 4.3
Alasan Masuk

Klien 1 Klien 2
klien masuk rumah sakit jiwa provinsi Klien masuk rumah sakit jiwa
lampung diantar oleh adek dan ibu provinsi lampung diantar oleh kakak
kandungnya pada tanggal 22 Mei 2018 kandungnya pada tanggal 26 Mei
dengan alasan masuk klien dirumah 2018 dengan alasan klien
mengamuk, berbicara sendiri, bicara Dan mengamuk, memukul tembok, sulit
menyendiri , klien juga mengatakan sering tidur, karena klien sering melihat
melihat bayangan nenek nya di malam hari bayangan teman-teman nya yang
disaat akan tidur dan di pagi hari saat seolah olah mengejek diri nya yang
bangun tidur bayangan itu terkadan klien gagal menikah berbicara sendiri dan
jaga sering berbicara jika ia sering melihat seperti ada yang membisikkan
mtr berjalan tampa pengendara dan benda mengajak klien untuk melakukan
benda bergerak sendiri sebelumnya sesuatu yang kasar.
pernah berobat namun tidak berhasil.
Namun, saat di kaji klien sudah tidak
berbicara sendiri, tetapi klien mengatakan
masih sering melihat bayangan bayangan
seperti benda ber gerak sendiri tatapan
mata klien tajam, bicara pelan dan dan
bingung, dan klien curigaan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

d. Faktor Predisposisi
Tabel 4.4
Faktor Presdispodidi

Klien 1 Klien 2
Pernah mengalami Klien mengatakan pernah Klien mengatakan belum
gangguan jiwa mengalami ganguan jiwa 1 pernah di rawat di rumah
tahun yang lalu, klien perah sakit jiwa sebelumnya
berobat sebelumnya namun
tidak berhasil klien
mengatakan di rumah malas
minum obat karena merasa
tidak sakit
Masalah keperawatan :
penatalaksanaan regiment
in efektif
Penganiayaan Klien mengatakan pernah Klien mengatakan pernah
melakukan penganiayaan melakukan penganiayaan fisik
fisik kepada teman- kepada kakak kandungnya
temannya seperti memukul sendiri karena klien di tuduh
karena kalah bermain judi mengambil celana kakak
1 tahun yang lalu kandungnya tidak bilang 1
Masalah keperawatan : tahun yang lalu
risiko perilaku kekerasan Masalah keperawatan : risiko
perilaku kekerasan
Anggota keluarga Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak ada
yang mengalami ada keluarganya yang keluarganya yang mengalami
gangguan jiwa mengalami gangguan jiwa gangguan jiwa seperti klien
seperti klien
Pengalaman Klien mengatakan Klien mengatakan pengalaman
pengalaman yang tidak yang tidak menyenangkan
masalalu menyenangkan yaitu klien yaitu saat klien tidak diterima
tidak diterima di tempat dikeluarga nya karena di
salah satu pekerjaan yang anggap gila 1 tahun yang
ia inginkan 5 tahun yang lalu.
lalu keluarga klien tidak pernah
mengunjungi
Masalah keperawatan : koping
keluarga tidak efektif

e. Pemeriksaan fisik
Tabel 4.5
Pemeriksaan Fisik

Klien 1 Klien 2
pada saat dilakukan pemeriksaan fisik Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik
pada Tn. W terdapat pada Tn. N terdapat
TD : 120X80 mmHg TD : 120X80 mmHg
N : 82x/m N : 80x/m
RR : 24x/m RR : 22x/m
BB : 65kg BB : 60kg
TB : 171 cm TB : 170 cm

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

f. Psikososial

1) Genogram

Bagan 4.1
Genogram Klien 1

Keterangan :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Tinggal Satu Rumah

: Garis Pernikahan : Meninggal

: Garis Keturunan

Penjelasan :

Klien mengatakan anak pertama dari dua bersaudara, klien

mengatakan berumur 26 tahun, klien di rumah tinggal bersama ibu

dan adek kandung nya , klien mengatakan keluarganya tidak ada

yang mengalami gangguan jiwa seperti klien, pengambilan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

keputusan dilakukan dengan cara musyawarah, pola asuh klien

mengatakan sejak kecil sampai dewasa diasuh dengan didikan yang

keras namun mendidik seperti bangun dari tidur harus merapihkan

tempat tidur, dan harus menjalan kan solat 5 waktu pola komunikasi

klien mengatakan jika ada masalah klien lebih suka berbicara

kepada adek kandungnya, saat ini klien berada di rumah sakit, klien

mengatakan orang terdekat klien saat di rumah adalah adek

kandung nya

Masalah keperawatan : tidak diketahui

Klien 2

Bagan 4.2
Genogram Klien 2

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

Keterangan :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Tinggal Satu Rumah

: Garis Pernikahan : Meninggal

: Garis Keturunan

Penjelasan :

Klien mengatakan anak ke dua dari ber empat saudara umur klien

30 tahun dan klien tinggal bersama ibu, kakak, dan adik-adiknya, di

dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa

seperti klien, jika ada masalah dalam keluarga di lakukan dengan

musyawarah, klien merasa keluarga nya kurang perduli terhadap

dirinya, klien mengatakan selama di RS keluarga klien tidak pernah

mengunjungi nya, klien mengatakan pola asuh klien mengatakan sejak

kecil sampai dewasa diasuh dengan didikan yang keras namun

mendidik seperti sholat harus 5 waktu tidak boleh telat, pola

komunikasi klien mengatakan jika masalah klien lebih suka

berbicara kepada ibu kandungnya

Masalah keperawatan : ketidak efektifan koping keluarga

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

2) Konsep diri

Tabel 4.6
Konsep Diri

Klien 1 Klien 2
• Gambaran diri : klien mengatakan • gambaran diri : klien mengatakan
menyukai seluruh bagian tubuhnya menyukai seluruh bagian tubuh nya
• identitas diri : klien mengatakan • identitas diri : klien mengatakan
anak ke 2 dari 2 bersaudara berjenis laki-laki, klien mengatakan
• peran diri : klien mengatakan sebagai anak yang bekerja sebagai
perannya sebagai anak laki-laki tani untuk membantu mencari
yang suka bermalas-malasan nafkah keluarga nya.
• ideal diri : klien mengatakan • Peran diri : klien mengatakan
memiliki kehidupan yang cukup perannya di rumah sebagai anak
saat ini, klien hanya laki-laki, selama di rumah klien
mengaharapkan cepat sembuh dan bekerja sebagai petani.
ingin segera pulang • Ideal diri : klien mengatakan ingin
• harga diri : klien mengatakan malu menjadi orang sukses dan dapat
ketika dibawa ke rumah sakit jiwa membahagiakan keluarganya dan
karena dianggap gila 5 hari yang memiliki kehidupan yang cukup,
lalu, saat ditanya klien sesekali saat ini klien hanya berharap
menundukkan kepala penyakitnya cepat sembuh
masalah keperawatan : harga diri • Harga diri : klien mengatakan malu
rendah karena kulit badannya gatal dan
jelek, saat pulang nanti klien malu
jika nanti tidak di terima di
lingkungannya karena klien baru
keluar dari rumah sakit jiwa, saat
ditanya klien sesekali menundukkan
kepalanya
Masalah keperawatan : harga diri
rendah
• Hubungan sosial • Hubungan sosial
Klien mengatakan orang terdekat Klien mengatakan selama di rumah
klien di rumah adalah adek orang terdekat klien adalah ibunya,
kandungnya, klien mengatakan klien mengatakan di rumah lebih
tidak pernah mengikuti kegiatan suka diam dan banyak menyendiri,
kelompok atau masyarakat, klien selama di rumah klien mengatakan
mengatakan mending di rumah, jarang bergabung dengan orang lain,
klien mengatakan senang klien mengatakan saat di rumah
menyendiri di kamar, klien sakit jiwa tidak semua teman dan
mengatakan ngobrol dengan perawat di ruangan tau dengan
keluarga hanya seperlunya saja nama2 nya karena klien suka lupa.
Masalah keperawatan : isolasi Masalah keperawatan : isolasi sosial
sosial
• Spiritual • Spiritual
Klien mengatakan bahwa Klien mengatakan bahwa beragama
beragama islam dan percaya islam dan percaya kepada allah
kepada allah SWT, klien SWT, klien mengatakan sholat 5
mengatakan jarang sholat 5 waktu waktu baik di rumah maupun di
baik di rumah maupun di rumah rumah sakit jiwa
sakit jiwa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

3) Status mental

Tabel 4.7
Status Mental

Klien 1 Klien 2
• Penampilan • Penampilan
Penampilan klien kurang rapih, • Penampilan klien kurang rapih,
rambut klien acak-acakan, klien rambut klien acak-acakan, gigi
mengatakan mandi 2x sehari kuning dan kotor, baju klien
tidak menggunakan sabun, kotor baju ganti 1x sehari, kuku
gosok gigi, shampoo, ganti baju panjang dan kotor, terlihat ada
1x sehari bekas luka diseluruh bagian
Masalah keperawatan : defisit tubuh klien,
perawatan diri klien tidak menggunakan alas
kaki
Masalah keperawatan : defisit
perawatan diri
• Pembicaraan • Pembicaraan
Cara berbicara klien pelan dan Cara berbicara klien keras, suara
Binggung, klien mendominasi lantang, klien mendominasi
pembicaraan, klien dapat pembicaraan, klien dapat
menjawab pertanyaan dengan menjawab pertanyaan dengan
baik baik
Masalah keperawatan : harga diri Masalah keperawatan : risiko
rendah perilaku kekerasan
• Aktifitas motorik • Aktifitas motorik
Klien terlihat binggung klien Klien tampak gelisah dan dan
merespon jika di beri stimulus seperti tegang dan berbicara cepat
Klien lebih sering menonton tv dan dan lantang : risiko perilaku
sering tidur klien lesu klien malu kekerasan
membersihkan tempat tidur jika di
berikan motivasi oleh perawat klien
malas beraktivitas :isolasi sosial
• Alam perasaan • Alam perasaan
Klien mengatakan ingin cepat ,Klien mengatakan kesal di RS
pulang untuk bertemu dengan dan ingin cepat pulang, klien
keluarganya, klien mengatakan mengatakan tidak takut dan
tidak takut dan khawatir dengan khawatir, klien tampak cemas
hal yang belum jelas dan gelisah
Masalah keperawatan : tidak Masa lah keperawatan : risiko
diketahui perilaku kekerasan
• Afek • Afek
Afek klien sesuai ,klien mampu Afek klien labil karena emosi
mengeksperesikan kesedihan nya klien berubah-ubah
dan perasaan nya saat di beri Masalah keperawatan : risiko
stimulus ,klien merasa diri nya perilaku kekerasan
tidak berguna dan merasa minder
karena gagal menikah
,mendundukan kepala dan
mengelengkan kepala klien merasa
sedih
masalah kepetrawatan :Harga diri
rendah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

• Interaksi selama wawancara • Interaksi selama wawancara


Klien koomperatif, klien curigaan, Klien koomperatif, klien tidak
klien mau berbicara dengan menunjukkan curiga, klien mau
perawat, pandangaan klien tajam, berbicara dengan perawat,
nada suara tinggi dan cepat saat tatapan mata tajam dan positif
diajak berbicara Masalah keperawatan : risiko
Masalah keperawatan : risiko perilaku kekerasan
perilaku kekerasan
• Persepsi • Persepsi
klien mengatakan klien suka klien mengatakan bayangan
melihat sepeda mtr jalan sendiri bayangan teman nya yang isi nya
dan suka melihat benda bergerak bayangan tersebut seolah olah
dan suka melihat nenek nya yang mengejek nya yang gagal menikah
sudah meninggal bayang an itu ,waktu bayangan itu muncul
terkadang membuwat klien kesal kurang lebih 5 menit muncul pada
dan berperilaku tidak wajar seperti malam hari saat akan tidur dan
menghadang penguna sepeda mtr pagi hari :saat bangun tidur klien
di jalan raya :Gangguan persepsi mengatakan merasa terganggu
sensori Halusinasi klien banyak menyendiri klien
gelisah
Masalah keperawatan:Gangguan
persepsi sensori Halusinasi
• Proses pikir • Proses pikir
Saat berbicara pembicaraan klien Klien berinteraksi dengan
ke arah perawat, klien dapat perawat, klien selalu menjawab
menjawab pertanyaan perawat pertanyaan perawat, berbicara
dengan jelas, berbicara klien klien baik.
baik. Masalah keperawatan : tidak
Masalah keperawatan : tidak diketahui
diketahui
• Isi pikir • Isi pikir
Klien memiliki pikiran yang selalu Klien tidak memiliki ketakutan
muncul yaitu ingin segera pulang yang berlebihan, klien tidak
dan sering melihat sosok nenek nya memiliki perasaan asing
saat ini yang menggangu fikiran terhadap diri sendiri
nya adalah sering melihat bayangan Masalah keperawatan : tidak
nenek nya yang membuwat klien diketahui
sedih
• Tingkat kesadaran • Tingkat kesadaran
Klien dapat mengenal waktu, Klien mengatakan bahwa ia
tempat dan orang lain yang ada sedang berada di rumah sakit
disekitarnya. jiwa, klien dapat mengenal
Masalah keperawatan : tidak waktu, tempat dan orang lain
diketahui disekelilingnya.
Masalah keperawatan : tidak
diketahui
• Memori • Memori
Klien dapat mengingat Klien tidak mengalami gangguan
masalalunya, saat klien ditanya memori jangka panjang, klien
apa yang dibicarakan klien dapat masih ingat dan dapat
mengulanginya, klien tidak menceritakan masalah yang
mengalami gangguan memori sudah lama ketika pertama kali
jangka pendek karena klien masuk rumah sakit jiwa dan
dapat mengingat kejadian yang kegiatan yang lebih dari satu
terjadi selama seminggu terakhir, tahun

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

klien tidak mengalami gangguan Klien tidak mengalami gangguan


daya ingat saat ini karena memori jangka pendek karena
ditanya apa yang baru klien dapat mengingat kejadian
dibicarakan klien dapat yang terjadi selama seminggu
mengulangi terakhir
Masalah keperawatan : tidak Klien tidak mengalami gangguan
diketahui daya ingat saat ini karena klien
ditanya apa yang baru
dibicarakan dan dapat
mengulangi
Masalah keperawatan : tidak
diketahui
• Tingkat konsentrasi dan • Tingkat konsentrasi dan
berhitung berhitung

Klien tidak mudah beralih, Klien dapat berkonsentrasi


mampu berkonsentrasi dan dengan baik saat diberi
mampu menghitung secara pertanyaan klien dapat
sederhana 1-10 menjawab, klien juga mampu
Masalah keperawatan : tidak berhitung secara sederhana 1-10
diketahui Masalah keperawatan : tidak
diketahui

• Kemampuan penilaian • Kemampuan penilaian


Klien mampu mengambil Klien mampu mengambil
keputusan sederhana yang keputusan sederhana yang
berhubungan dengan kebutuhan berhubungan dengan kebutuhan
sehari-hari seperti memilih mandi sehari-hari seperti memilih
terlebih dahulu sebelum makan. mandi terlebih dahulu sebelum
Masalah keperawatan : tidak makan.
diketahui Masalah keperawatan : tidak
diketahui
• Daya titik diri • Daya titik diri
Klien mengatakan dirinya sehat Klien mengatakan menyadari
dan ingin cepat pulang. bahwa diri nya sedang di rawat
Masalah keperawatan : tidak di rumah sakit jiwa.
diketahui Masalah keperawatan : tidak
diketahui

g. Kebutuhan persiapan pulang

Tabel 4.8
Kebutuhan Persiapan Pulang

• Makan dan minum • Makan dan minum


Klien mengatakan makan dan Klien mengatakan makan dan
minum sendiri tanpa bantuan, minum sendiri tanpa bantuan,
klien makan 3x sehari nafsu klien makan 3x sehari, nafsu
makan klien baik, klien makan klien baik, klien
menghabiskan makanan yang menghabiskan makanan yang
disediakan oleh rumah sakit disediakan oleh rumah sakit
Masalah keperawatan : tidak Masalah keperawatan : tidak
diketahui diketahui

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

• BAB/BAK • BAB/BAK
Klien mengatakan BAB/BAK di Klien mengatakan dapat BAK
wc, klien mengatakan BAB 1x dan BAB sendiri tanpa ada
sehari, BAK 5-6x sehari, klien keluhan, klien setiap BAB/BAK
mandiri, klien membersihkan wc selalu membersihkan wc.
setelah menggunakannya. Masalah keperawatan : tidak
Masalah keperawatan : tidak diketahui
diketahui
• Mandi • Mandi
Klien mengatakan mandi 2x Klien mengatakan mandi 2x
sehari, klien mengatakan ketika sehari terkadang klien tidak
mandi tidak memakai sabun, menggunakan sabun saat mandi
sikat gigi, shampoo. klien jarang menggosok gigi,
Masalah keperawatan : defisit klien saat keramas tidak
perawatan diri menggunakan shampoo sehingga
rambut klien kotor
Masalah keperawatan : defisit
perawatan diri
• Berpakaian • Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara Klien mengatakan mampu
mandiri tandapa bantuan teman berpakaian secara mandiri, tanpa
dan perawat, klien mengatakan bantuan teman dan perawat, klien
ganti baju 1x sehari, klien mengganti pakaian 1x sehari,
mengatakan tidak menyisir klien tidak menggunakan alas
rambut, klien tampak kurang kaki, klien kurang rapih.
rapih, klien tidak menggunakan Masalah keperawatan : defisit
alas kaki. perawatan diri
Masalah keperawtan : defisit
perawatan diri
• Istirahat tidur • Istirahat tidur
Klien mengatakan tidur malam Klien mengatakan tidur malam
jam 22:00 - 05:30, klien tidak sering gelisah sulit untuk tidur
pernah tidur siang, klien tidak dan siang 1 jam
mengalami gangguan saat tidur Masalah keperawatan : tidak
Masalah keperawatan : tidak diketahui
diketahui
• Penggunaan obat • Penggunaan obat
Klien mengatakan minum obat Klien mengatakan minum obat
3x sehari setelah makan pagi, 3x sehari setelah makan pagi,
siang dan setelah makan sore, siang, dan sore, klien dapat
klien dapat minum obat sendiri minum obat sendiri tanpa
tanpa bantuan, perawat hanya bantuan, perawat hanya
memberikan saja. memberikan saja.
Masalah keperawatan : tidak Masalah keperawatan : tidak
diketahui diketahui
• Pemeliharaan kesehatan • Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan berada di Klien mengatakan berada di
rumah sakit jiwa ini untuk rumah sakit jiwa ini untuk
berobat berobat, klien melakukan
Masalah keperawatan : tidak pengobatan secara teratur dan
diketahui akan kontrol ke dokter.
Masalah keperawatan : tidak
diketahui
• Kegiatan di dalam rumah • Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan jarang Klien mengatakan selama di

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

merapihkan isi rumah, klien rumah klien selalu membersihkan


mengatakan ngobrol dengan halaman rumah, klien mengatakan
keluarga hanya seperlunya saja. ngobrol dengan keluarga hanya
Masalah keperawatan : tidak seperlunya saja.
diketahui Masalah keperawatan : tidak
diketahui
• Kegiatan di luar rumah • Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan jarang keluar Klien mengatakan keluar rumah
rumah, klien lebih suka di dalam hanya menyapu halaman saja,
rumah. klien lebih suka di dalam rumah.
Masalah keperawatan : tidak Masalah keperawatan : tidak
diketahui diketahui

h. Mekanisme koping

Tabel 4.9
Mekanisme Koping

Klien 1 Klien 2
Adaptif Maladaptif Adaptif Maladaptif
Klien mampu Klien mengatakan Klien mampu Klien mengatakan
berbicara dengan jika ada masalah berbicara dengan jika ada masalah
perawat, klien terkadang klien perawat, klien klien hanya diam
mengatakan diam dan mengatakan orang dan terkadang
orang terdekat terkadang juga terdekatnya adalah memukul tembok
nya adalah adek sering membentak ibu kandungnya Masalah
kandungnya orang lain keperawatan :
Masalah koping individu
keperawatan : tidak efektif
koping individu
tidak efektif

i. Masalah psikososial dan lingkungan

Tabel 4.10
Masalah Psikososial dan lingkungan

Klien 1 Klien 2
Klien berhubungan dengan dukungan Klien berhubungan dengan dukungan
kelompok spesifik kelompok

Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan jarang mengikuti


mengikuti kegiatan kelompok yang kegiatan kelompok yang ada di
ada di masyarakat, klien jarang masyarakat
mengobrol dengan kelompok
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
lingkungan fisik lingkungan fisik

Klien mengatakan jarang mengobrol Klien mengatakan jarang mengobrol


dengan orang di sekitarnya dengan orang di sekitarnya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan


pendidikan spesifik pendidikan spesifik

Klien mengatakan pendidikan terakhir Klien mengatakan pendidikan terakhir


SD. SMP.
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan pekerjaan
pekerjaan spesifik spesifik

Klien mengatakan Sebagai pedagang Klien mengatakan bekerja sebagai


asongan petani
Masalah berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
perumahan spesifik perumahan spesifik

Klien mengatakan ia tinggal bersama Klien mengatakan ia tinggal bersama


ibu dan adek kandungnya. orang tua dan kakak kandungnya
Masalah berhubungan dengan ekonomi Masalah berhubungan dengan ekonomi

Klien mengatakan ekonomi keluarga Klien mengatakan ekonomi keluarga


mencukupi mencukupi
Masalah klien berhubungan dengan Masalah klien berhubungan dengan
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan

Klien mengatakan jika sakit berobat Klien mengatakan jika sakit berobat ke
ke rumah sakit menggunakan BPJS. puskesmas.

j. Kurang pengetahuan tentang

Tabel 4.11
Kurang pengetahuan

Klien 1 Klien 2
Klien mengetahui sedang di rumah Klien mengatakan mengetahui sedang
sakit jiwa, klien mengatakan tidak berada di rumah sakit jiwa, klien
mengetahui tentang penyakitnya, mengetahui tentang penyakitnya dan
klien mengatakan tidak tahu alasan alasan mengapa klien di rawat di rumah
mengapa klien dibawa kerumah sakit jiwa.
sakit jiwa. Masalah keperawatan : tidak diketahui
Masalah keperawatan : kurang
pengetahuan

k. Askep medis

Klien 1 : Skizofrenia tak terinci

Klien 2 : Skizofrenia tak terinci

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

l. Terapi medis

Nama obat

Tabel 4.12
Terapi Medis

Nama obat Klien 1 Pemberian


Chlorpromazine Tn. W 1x50mg/hari
Trihexksipenidil 3x2mg/hari
Haloperidol 3x1mg/hari

Nama obat Klien 2 Pemberian


Chlorpromazine Tn. N 1x50mg/hari
Trihexksipenidil 3x2mg/hari
Haloperidol 3x1mg/hari

3. Data fokus

Tabel 4.13
Data Fokus

Klien 1 Klien 2
DS: DS :

• Klien melihat bayangan nenek nya • Klien mengatakan melihat


yang sudah meningal saat akan tidur bayangan bayangan teman nya
malam • Klien mengatakan bayangan itu
• Klien mengatakan juga meliat saat seolah olah mengejek nya yang gagal
di pagi hari saat bangun tidur menikah
• Klien mengatakan bayangan • tidur malam sering gelisah sulit
tersebut membuwat klien sidih untuk tidur
• klien mengatakan bayangan itu • klien mengatakan hubungan dengan
muncul kurang lebi 5 menit masyarakat kurang baik karena
• klien mengatakan malu ketika minder dengan kondisi fisik nya
dibawa ke rumah sakit jiwa • klien mengatakan malu jika nanti
karena dianggap gila 56 hari yang tidak di terima di lingkungannya
lalu karena klien baru keluar dari
• klien mengatakan senang rumah sakit jiwa
menyendiri di kamar • klien mengatakan dia lebih baik
• klien mengatakan jarang menyendiri
berinteraksi dengan teman- • klien mengatakan jarang bergabung
temannya dengan orang lain
• klien mengatakan tidak pernah • klien mengatakan di rumah lebih
mengikuti kegiatan kelompok atau suka diam
masyarakat • klien mengatakan di rumah lebih
• klien mengatakan ngobrol dengan banyak menyendiri
keluarga hanya seperlunya saja • Klien mengatakan pengalaman
• klien mengatakan mandi 2x yang tidak menyenangkan yaitu
sehari saat klien tidak diterima
• klien mengatakan tidak dikeluarga nya karena di anggap

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

menggunakan sabun, gosok gigi, gila 1 tahun yang lalu


dan shampoo, • klien merasa keluarga nya kurang
• klien mengatakan ganti baju 1x perduli terhadap dirinya
sehari • klien mengatakan selama di RS
• klien mengatakan tidak menyisir keluarga klien tidak pernah
rambut mengunjungi nya
• Klien mengatakan pernah • Klien mengatakan mandi 2x sehari
mengalami ganguan jiwa 1 tahun • Klien mengatakan terkadang klien
yang lalu tidak menggunakan sabun saat
• klien mengatakan pernah berobat mandi
sebelumnya namun tidak berhasil • klien jarang menggosok gigi
• klien mengatakan di rumah malas • klien saat keramas tidak
minum obat karena merasa tidak menggunakan shampoo
sakit
• klien mengatakan tidak DO :
mengetahui tentang penyakitnya • Cara berbicara klien keras dan
• klien mengatakan tidak tahu suara lantang
alasan mengapa klien dibawa • Klien tampak gelisah dan
kerumah sakit jiwa • afek klien labil karena emosi
klien berubah-ubah
DO: • klien terlihat melihat kesatu arah
• Cara berbicara klien pelan dan • klien terlihat kesal seperti ada yg di
terputus putus lihat
• klien terkadang merasa takut • tatapan mata tajam dan
• klien tampak cemas dan gelisah • klien terkadang berbicara tidak jelas
• klien curigaan • saat ditanya klien sesekali
• pandangaan klien tajam menundukkan kepalanya
• nada suara pelan santai saat di ajak • klien lebih banyak diam
bicara • Penampilan klien kurang rapih
• klien banyak diam • rambut klien acak-acakan
• klien menyendiri • gigi klien kuning dan kotor
• saat ditanya klien sesekali • baju klien kotor baju
menundukkan kepalanya • kuku klien panjang dan kotor
• klien tampak kurang rapih • terlihat ada bekas luka diseluruh
• klien tidak menggunakan alas bagian tubuh klien
kaki • klien tidak menggunakan alas kaki
• Rambut klien acak-acak • selama di RS keluarga klien tidak
• Klien pernah berobat sebelumnya pernah mengunjungi
namun tidak berhasil
• Klien malas minum obat
• Klien terlihat bingung

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

4. Analisa data

Klien 1

Tabel 4.14
Analisa Data klien 1

No Data Masalah
Klien 1
1 DS : Gangguan Persepsi sensori Halusinasi
• Klien melihat bayangan penglihatan
bayangan nenek nya
• Klien mengatakan
bayangan itu membuwat
klien sedih
• Klien mengatakan
bayangan itu muncul saat
diri nya akan hendak tidur
• klien mengatakan
bayangan itu membuwat
nya sedih dan takut

DO :
• Cara berbicara klien
pelan dan bingung
• klien tampak gelisah
• klien terkadang merasa
takut
• klien tampak cemas dan
gelisah
• klien sering diam

2 DS : Isolasi sosial
• klien mengatakan senang
menyendiri di kamar
• klien mengatakan jarang
berinteraksi dengan
teman-temannya
• klien mengatakan tidak
pernah mengikuti
kegiatan kelompok atau
masyarakat
• klien mengatakan ngobrol
dengan keluarga hanya
seperlunya saja.

DO :
• klien banyak diam
• klien menyendiri
3 DS : Harga diri rendah
• klien mengatakan malu
ketika dibawa ke rumah
sakit jiwa karena

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

dianggap gila 5 hari


yang lalu

DO :
• saat ditanya klien
sesekali menundukkan
kepala
4 DS : Penaatalaksanaan regiment in efektif
• klien mengatakan pernah
berobat sebelumnya namun
tidak berhasil
• klien mengatakan di rumah
malas minum obat karena
merasa tidak sakit

DO :
• Klien pernah berobat
sebelumnya namun tidak
berhasil
• Klien malas minum obat

5 DS : Koping individu tidak efektif


• klien mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakitnya
• klien mengatakan tidak
tahu alasan mengapa
klien dibawa kerumah
sakit jiwa

DO :
• klien terlihat bingung

6 DS : Defisit perawatan diri


• klien mengatakan tidak
menggunakan sabun,
gosok gigi, dan shampoo
• klien mengatakan ganti
baju 1x sehari
• klien mengatakan tidak
menyisir rambut

DO :
• klien tampak kurang
rapih
• klien tidak menggunakan
alas kaki
• Rambut klien acak-acak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

5. Daftar masalah

a. Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan

b. isolasi sosial

c. Harga diri rendah

d. Penaatalaksanaan regiment in efektif

e. Koping individu tidak efektif

6. Pohon masalah klien 1

Gangguan persepsi
sensori : Halusinasi penglihatan

Defisit perawatan diri

Isolasi sosial

Harga diri rendah

penatalaksanaan regiment in efektif Koping individu tidak efektif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

7. Analisa Data

Klien 2

Tabel 4.15
Analisa Data Klien 2

No Data Masalah
Klien 2
1 DS : Gangguan Persepsi sensori Halusinasi
• Klien Mengatakan tidak bisa penglihatan
tidur karena melihat bayangan
bayangan teman nya yang
seolah olah mengejek dia yang
gagal menikah

DO :

• Klien mengatakan lebih suka


menyendiri
• Klien tampak gelisah
• kantong mata klien singkat
2 DS : Harga diri rendah
• klien mengatakan ada bagian
tubuh yang tidak disukai
yaitu kulit badan nya gatal
dan jelek karena bekas luka
• klien mengatakan malu jika
nanti tidak di terima di
lingkungannya karena klien
baru keluar dari rumah sakit
jiwa
• klien mengatakan hubungan
dengan masyarakat kurang
baik karena minder dengan
kondisi kulit tubuhnya yang
gatal dan jelek karena bekas
luka

DO :

• saat ditanya klien sesekali


menundukkan kepalanya
3 DS : Isolasi sosial
• klien mengatakan jarang
bergabung dengan orang lain
• klien mengatakan di rumah
lebih suka diam
• klien mengatakan di rumah
lebih banyak menyendiri

DO :
• klien lebih banyak diam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

4 DS : Koping keluarga tidak efektif


• Klien mengatakan
pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu saat
klien tidak diterima
dikeluarga nya karena di
anggap gila 1 tahun yang
lalu
• klien merasa keluarga nya
kurang perduli terhadap
dirinya
• klien mengatakan selama di
RS keluarga klien tidak
pernah mengunjungi nya

DO :
• selama di RS keluarga klien
tidak pernah mengunjungi
5 DS : Defisit perawataan diri
• Klien mengatakan mandi 2x
sehari
• Klien mengatakan terkadang
klien tidak menggunakan
sabun saat mandi
• Klien mengatakan jarang
menggosok gigi
• Klien mengatakan saat
keramas tidak menggunakan
shampoo

DO :

• Penampilan klien kurang


rapih
• rambut klien acak-acakan
• gigi klien kuning dan kotor
• baju klien kotor
• kuku klien panjang dan
kotor
• terlihat ada bekas luka
diseluruh bagian tubuh klien
• klien tidak menggunakan
alas kaki

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

8. Pohon masalah klien 2

Defisit perawatan diri

isolasi sosial

Gangguan Persepsi sensori Halusinasi penglihatan

Harga diri rendah

Koping keluarga tidak efektif

9. Daftar diagnosa keperawatan Daftar diagnosa keperawatan

Tabel 4.16
Daftar Diagnosa

Klien 1 Klien 2
• Gangguan Persepsi sensori • Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
• isolasi sosial • harga diri rendah
• harga diri rendah • isolasi sosial
• koping individu tidak efektif • koping keluarga tidak efektif
• penatalaksanaan regiment in • defisit perawatan diri
efektif
• defisit perawatan diri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

10. Intervensi

Klien 1
Tabel 4.17
Intervensi

No Tanggal Jam Diagnosa Rencana keperawatan


keperawatan
1 17 juli mei 13.00- Gangguan Persepsi Bina saling percaya dengan
2018 13.30 sensori Halusinasi menggunakan prinsip
penglihatan komunikasi terapeutik :
• Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non
verbal
• Perkenalkan nama
panggilan dan

• tujuan perawat berkenalan


• Tanyakan nama lengkap
nama panggilan yang
disukai
• Buat kontrak yang jelas
• Tunjukan sifat jujur dan
menempati janji setiap
kali interaksi
• Tunjukkan simpati dan
apa adanya
• Beri perhatian kepada
kebutuhan dasar klien
• Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi, dengarkan
dengan penuh perhatian
• Dengarkan dengan penuh
perhatian ekpresi perasaan
klien, adakah kontak
sering dan singkat secara
bertahap observasi tingkah
laku klien yang terkait
2 17 juli 13.30- Risiko perilaku Sp 1
2018 14.00 kekerasan • Identifikasi penyebab
wib tanda dan gejala serta
penyebab Gangguan
Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan
• denngan beraktipitas
• Masukkan dalam
jadwal harian klien
3 18 juli 09.00- Gangguan Persepsi Sp 2
2018 09.30 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
wib penglihatan yang lalu latihan fisik
pukul bantal atau
kasur, beri pujian
• Cara mengontrol

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan dengan
cara minum obat
(jelaskan 6 benar
jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinitas minum
obat)
• Masukkan ke jadwal
harian latihan fisik
dan obat
4 18 juli 10.00- Gangguan Persepsi Sp 3
2018 10.30 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan lalu
wib penglihatan (fisik, obat) beri pujian
• Latih caramengontrol
halusinasi
(mengungkapkan,
meminta, menolak)
• Masukkan pada
jadwal harian pasien
kegiatan latihan fisik,
obat dan verbal
5 18 juli 11.00- Gangguan Persepsi Sp 4
2018 11.30 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
wib penglihatan yang lalu (fisik, obat,
verbal) beri pujian
• Latih cara spiritual
berdoa dan sholat
• Masukkan ke jadwal
harian klien kegiatan
latihan fisik, obat,
verbal dan spiritual

Klien 2
no Tanggal Jam Diagnosa Rencana keperawatan
keperawatan
1 17juli 10.00 – Gangguan Persepsi Bina saling percaya dengan
2018 10.30 sensori Halusinasi menggunakan prinsip
wib penglihatan komunikasi terapeutik :
• Sapa klien dengan
ramah baik verbal
maupun non verbal
• Perkenalkan nama
panggilan dan
tujuan perawat
berkenalan
• Tanyakan nama
lengkap nama
panggilan yang
disukai
• Buat kontrak yang
jelas
• Tunjukan sifat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

jujur dan
menempati jani
setiap kali interaksi
• Tunjukkan simpati
dan apa adanya
• Beri perhatian
kepada kebutuhan
dasar klien
• Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi,
dengarkan dengan
penuh perhatian
• Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekpresi perasaan
klien, adakah
kontak sering dan
singkat secara
bertahap observasi
tingkah laku klien
yang terkait
2 26 10.30- Gangguan Persepsi Sp 1
juli2018 11.00 sensori Halusinasi • Identifikasi
wib penglihatan penyebab tanda
dan gejala serta
penyebab
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan
• cara menutup mata
dan berkata pergi
pergi kamu
bayangan palsu
• Masukkan dalam
jadwal harian klien
3 17 juli 11.00- Gangguan Persepsi Sp 2
2018 11.30 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
wib penglihatan yang lalu latihan
mencegah halusinasi
dengan cara
menutup mata dan
berkata pergi pergi
kamu bayangan
palsu
• Cara mengontrol
Gangguan
• Persepsi sensori
Halusinasi
penglihatan dengan
cara minum obat
(jelaskan 6 benar
jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinitas minum

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

obat)
• Masukkan ke
jadwal harian
latihan fisik dan
obat
4 17 juli 11.30- Gangguan Persepsi Sp 3
2018 12.00 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
penglihatan lalu (fisik, obat),
beri pujian
• Latih cara
mengontrol
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan secara
verbal
(mengungkapkan,
meminta, menolak)
• Masukkan pada
jadwal harian
pasien kegiatan
latihan fisik, obat
dan verbal
5 17 juli .12.30- Gangguan Persepsi Sp 4
2018 13.00 sensori Halusinasi • Evaluasi kegiatan
wib penglihatan yang lalu (fisik,
obat, verbal)
• Latih cara spiritual
berdoa dan sholat
• Masukkan ke
jadwal harian klien
kegiatan latihan
fisik, obat, verbal
dan spiritual

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

11. Catatan keperawatan

Klien 1

Nama : Tn. w Ruang : Kutilang

No. RM :03.24.40 dx keperawatan : Gangguan

Persepsi sensori Halusinasi penglihatan

SP Pengkajian

Tabel 4.18
Catatan Perkembangan

No Tanggal dx Implementasi Evaluasi


keperawatan
1 Kamis, 17 Data : S:
juli2018 • klien mengatakan
13.00-13.30 senang karena
DS : -klien mengatakan sudah di ajak
melihat bayangan ngobrol
-klien mengatakan • klien mengatakan
bayangan tersebut merasa lega
membuwat dia sedih O:
DO : -klien terlihat gelisah
-klien mondarmandir • klien mau
menjawab salam
Diagnosa keperawatan • klien mau
Halusinasi penglihatan berkenalan
• • klien mau
tindakan : menceritakan
• melakukan masalahnya
pengkajian BHSP A:
• menentukan
masalah utama •
RTL :
• melakukan P:
pengkajian lanjutan
• Latihan cara • mengingat-ingat
menghardik yang belum
halusinasi diceritakan
kepada perawat

TTD

(HERU SETIAWAN)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

Catatan perkembangan

SP 1

No Tanggal dx Implementasi Evaluasi


keperawatan
2 selasa, 17 juli Data S:
2018 DS :
13.30-14.00 • klien mengatakan • klien mengatakan
wib melihat bayangan sekarang masih
bayangan sering muncul
• klien mengatakan rasa marah
bayangan tersebut O:
membuwat nya sedih
• Klien mengatakan • klien mampu
bayangan muncul saat mengungkapkan
malam hari saat akan masalah-masalah
tidur dan di oagi hari klien
saat bangun tidur A:
• klien mengatakan
bayangan tersebut • Gangguan
muncul selama 5 Persepsi sensori
menit Halusinasi
DO : penglihatan
• klien terlihat gelisah P:
• kelien mondar mandir
• klien klien tampak • latihan
bingung mengontrol
• klien tampak cemas Gangguan
• klien curigaan Persepsi sensori
• pandangaan klien Halusinasi
tajam penglihatan
dengan minum
Diagnosa keperawatan obat
• Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan
tindakan : TTD
• mengidentifikasi
penyebab tanda dan
gejala serta penyebab
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi (HERU SETIAWAN)
penglihatan
• melatih cara minum
obat
• masukkan dalam
jadwal harian klien
3x sehari
• latih cara mengontrol
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan dengan
obat (jelaskan 6
benar jenis, guna,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

dosis, cara, frekuensi,


kontinuitas minum
obat) 3x sehari
• masukkan ke jadwal
harian latihan fisik
dan obat 3x sehari

Catatan perkembangan

SP 2

Tanggal dx Implementasi Evaluasi


No keperawatan
3 17 jul 2018 Data S:
09.00-09.30 DS -masih melihat bayangan • klien mengatakan
wib bayangan masih melihat
klien DO :klien terlihat bayangan
masih kebinguan bayangan

• klien tampak O:
ketakutan
• klien menyebut
diagnosa keperawatan macam-macam
• Gangguan Persepsi obat, guna obat,
sensori Halusinasi dosis obat, cara,
penglihatan frekuensi
tindakan : A:
• mengevaluasi
kegiatan SP 1 beri • Gangguan
pujian Persepsi sensori
• melatih cara Halusinasi
mengontrol penglihatan
Gangguan Persepsi P:
sensori Halusinasi
penglihatan dengan • latihan
obat ( 6 benar mengontrol
jenis, guna, cara, Gangguan
dosis, frekuensi, Persepsi sensori
kontinuitas) 3x Halusinasi
sehari penglihatan
• masukkan pada beraktivitas
jadwal kegiatan
harian untuk • latihan
latihan fisik dan mengontrol PK
obat 3x sehari dengan cara obat
RTL : 3x sehari
• evaluasi kegiatan
lalu ( fisik, obat) TTD
beri pujian
• latih cara
mengontrol
Gangguan Persepsi (HERU SETIAWAN)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

sensori Halusinasi
penglihatan s
dengan verbal
(mengungkapkan,
meminta, menolak)
• masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan fisik,
minum obat, dan
verbal

Catatan perkembangan

SP 3

No Tanggal dx Implementasi Evaluasi


keperawatan
4 17 juli 2018 Data S:
09.35-10.00 wib DS : • klien mengatakan
• klien mengatakan Masih melihat
masih melihat bayangan teman
bayangan bayang teman nya itu
• klien mengatakan • klien mengatakan
dia tergangu karena masih merasa
bayangan itu jengkel
DO : O:

• klien tampak • klien bisa


cemas mengulangi cara
• klien tampak menolak, meminta,
gelisah mengungkapan
dengan baik
diagnosa keperawatan A:
• Gangguan Persepsi • Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi sensori Halusinasi
penglihatan penglihatan
tindakan : P:
• melatih cara
mengontrol • latihan fisik:
Gangguan Persepsi melakukan
sensori Halusinasi aktivitas seperti
penglihatan mengepel meyapu
dengan verbal mencuci pakayan
(mengungkapkan, latihan
meminta, menolak) mengontrol
• masukkan pada Gangguan Persepsi
jadwal kegiatan sensori Halusinasi
untuk latihan penglihatan
fisik, obat, verbal dengan cara obat
RTL : 3x sehari
• evaluasi kegiatan
lalu (fisik, obat, • latihan cara
verbal) beri pujian verbal,
• latih cara spiritual mengungkapkan,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

(sholat dan doa) meminta, menolak


• masukkan ke 3x sehari
jadwal harian
klien kegiatan
latihan fisik, obat, TTD
verbal dan
spiritual

(HERU SETIAWAN )

Catatan perkembangan

SP 4
No Tanggal dx Implementasi Evaluasi
keperawatan
5 18 juli 2018 Data S:
10.00-10.30 wib DS :klien mengatakan masih • klien masih sering
sering melihat bayangan melihat bayangan
nenek nya bayangan
-bayangan itu membuwat O:
klien sedih
DO: • klien komperatif
• klien terlihat cemas • klien terlihat
• klien tampak relax
ketakutan A:
diagnosa keperawatan Gangguan Persepsi sensori
• Gangguan Persepsi Halusinasi penglihatan P :
sensori Halusinasi • latihan
penglihatan fisik:meyepu
tindakan : mengepel dan
mencuci baju 3x
• evaluasi kegiatan sehari
cara mengontrol • latihan
Gangguan Persepsi mengontrol
sensori Halusinasi Gangguan
penglihatan melatih Persepsi sensori
cara spiritual : Halusinasi
wudhu dan doa penglihatan
• masukkan pada dengan cara obat
jadwal untuk 3x sehari
latihan fisik obat
verbal dan • latihan cara
spiritual verbal,
RTL : mengungkapkan,
meminta, menolak
• evaluasi latihan 3x sehari
mengontrol
Gangguan Persepsi • latihan kegiatan
sensori Halusinasi mengontrol
penglihatan Gangguan
dengan fisik (pukul Persepsi sensori
bantal atau kasur), Halusinasi
obat, verbal, penglihatan
spiritual, beri dengan fisik,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

pujian obat, verbal, dan


• nilai kemampuan spiritual 3x
yang telah mandiri sehari
nilai apakah
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi TTD
penglihatan
terkontrol

(HERU SETIAWAN)

Catatan perkembangan

Klien 2

Nama : Tn. N Ruang : Kutilang

No RM : 03.41.30 dx keperawatan :

Gangguan Persepsi sensori Halusinasi penglihatan

SP pengkajian

No Tanggal Implementasi Evaluasi


diagnosa
keperawatan
1 18 juli 2018 Data S:
10.00-10.30 wib DS : -klien mengatakan • Klien mengatakan
masih melihat byangan senang berbicara
bayangan teman teman nya kepada perawat
• Klien mengatakan
DO : -klien terlihat cemas lega telah
bercerita kepada
Diagnosa keperawatan : - perawat
Gangguan Persepsi sensori O:
Halusinasi penglihatan
• Klien mau
Tindakan : bercerita
-Evaluasi kegiyatan • Klien mau
menghardik dan obat beri menjawab salam
pujian A:
-Latih cara mengontrol • Gangguan Persepsi
halusinasi dengan bercakap sensori Halusinasi
cakap saat terjadi halusinasi penglihatan
masuk dalam kegiyatan
meng hardik dan bercakap P:
cakap
• melakukkan • Mengingat-ingat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

pengkajian BHSP kembali yang


• menentukan belum diceritakan
masalah utama
RTL :
-Evaluasi kegiyatan TTD
menghardik dan obat
bercakap cakap beri
puji
• melakukan
pengkajian (HERU SETIAWAN)
lanjutan

Catatan perkembangan

SP 1

No Tanggal Implementasi Evaluasi


diagnosa
keperawatan
2 18 juli 2018 Data S:
10.30-11.00 DS : • klien mengatakan
wib • Klien mengatakan masih sering
sering bayangan muncul
bayangan teman nya bayanngan
DO : O:

• Wajah klien terlihat • klien mampu


cemas mengungkapkan
• Klien suka masalah- masalah
berbicara sendiri klien
Diagnosa keperawatan : A:

• Gangguan Persepsi • Gangguan


sensori Halusinasi Persepsi sensori
penglihatan Halusinasi
Tindakan : penglihatan
P:
• Mengidentifikasi
Gangguan Persepsi • latihan
sensori Halusinasi mengontrol
penglihatan Gangguan
• Melatih cara minum Persepsi sensori
obat Halusinasi
• Masukkan dalam penglihatan
jadwal harian 3x dengan fisik
sehari melakuakan
RTL : aktivitas dan
• Evaluasi kegiatan minum obat 3x
yang lalu latihan sehari
fisik pukul minum
obat beri pujian
• Latih cara
mengontrol
Gangguan Persepsi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

sensori Halusinasi TTD


penglihatan dengan
cara minum obat (
jelaskan 6 benar
jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinitas minum (HERUSETIAWAN)
obat) 3x sehari
• Masukkan ke
jadwal harian
latihan fisik dan
obat

Catatan perkembangan

SP 2

No Tanggal Implementasi Evaluasi


diagnosa
keperawatan
3 21 julu 2018 Data S:
09.00-09.30 DS : • klien
wib • Klien mengatakan mengatakan
masih sering melihat senang diajarkan
bayang bayangan cara mengontrol
• teman nya yang seolah halusinasi
olah mengejek dia yang O:
gagal menikah
DO : • klien dapat
mempraktekkan
• Wajah klien terlihat cara mengontrol
cemas halusinasi
• Klien suka berbicara dengan
sendiri beraktivitas
Diagnosa keperawatan : A:

Gangguan Persepsi sensori • Gangguan


Halusinasi penglihatan tindakan Persepsi sensori
: Halusinasi
• mengevaluasi kegiatan penglihatan
SP 1 beri pujian P:
• melatih cara • latihan
mengontrol Gangguan mengontrol
Persepsi sensori beraktipitas dan
Halusinasi penglihatan minum obat 3x
dengan obat ( 6 benar sehari
jenis, guna, cara, dosis,
frekuensi, kontinuitas) • latihan cara
3x sehari mengontrol
• masukkan pada halusinasi
jadwal kegiatan dengan obat (6
harian untuk latihan benar jenis obat,
fisik dan obat guna, dosis, cara

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

RTL : frekuensi,
• Evaluasi kegiatan kontonuitas
lalu (fisik, obat), minum obat) 3x
beri pujian sehari
• Latih cara
mengontrol TTD
Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi
penglihatan
secara verbal (HERUSETIAWAN)
(mengungkapkan,
meminta,
menolak)
• Masukkan pada
jadwal harian
pasien kegiatan
latihan fisik, obat
dan verbal

Catatan perkembangan

SP 3

No Tanggal Implementasi Evaluasi


diagnosa
keperawatan
4 21 juli 2018 Data S:
10.00-10.30 wib DS : • klien mengatakan
• Klien mengatakan senang diajarkan
masih sering cara mengontrol
melihat bayangan halusinasi
bayangan dengan cara
• teman nya yang verbal yaitu
seolah olah mengungkapkan,
mengejek dia yang meminta, dan
gagal menikah menolak dengan
DO : benar
O:
• Wajah klien
terlihat cemas • klien dapat
Diagnosa keperawatan : melakukan cara
mengontrol marah
• Gangguan Persepsi dengan cara
sensori Halusinasi verbal yaitu
penglihatan mengungkapkan,
meminta, dan
Tindakan : menolak dengan
• Mengevaluasi benar
kegiatan yang A:
lalu (fisik, obat,)
beri pujian • Gangguan
• melatih cara Persepsi sensori
mengontrol Halusinasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

Gangguan Persepsi penglihatan


sensori Halusinasi P:
penglihatan • latihan
dengan verbal mengontrol
(mengungkapkan, Gangguan
meminta, Persepsi sensori
menolak) Halusinasi
• masukkan pada penglihatan
jadwal kegiatan dengan fisik
untuk latiahan beraktipitas dan
fisik, obat, verbal minum obat 3x
RTL : sehari
• Evaluasi kegiatan
yang lalu (fisik, • latihan cara
obat, verbal) mengontrol marah
• Latih cara dengan obat (6
spiritual berdoa benar jenis obat,
dan sholat guna, dosis, cara
• Masukkan ke frekuensi,
jadwal harian kontonuitas
klien kegiatan minum obat) 3x
latihan fisik, obat, sehari
verbal dan
spiritual • latihan cara
mengontrol
halusinasi
dengan cara
verbal yaitu
dengan ,
menghardi minum
obat mengenali
obat , dengan
benar 3x sehari

TTD

(HERUSETIAWANS)

Catatan perkembangan

SP 4

No Tanggal Implementasi Evaluasi


diagnosa
keperawatan
5 21 juli Data S:
2018 0.00- DS : • klien
08.00sd Klien mengatakan sering memlihat mengatakan
0830 wib bayangan senang
DO : diajarkan
mengontrol
• Klien terlihat gelisah marah dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

Diagnosa keperawatan cara spiritual


• O:
tindakan :Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi penglihatan • klien rilex
A:
• mengevaluasi
kegiatan cara • Gangguan
mengontrol Persepsi sensori
Gangguan Persepsi Halusinasi
sensori Halusinasi P:
penglihatan :fisik, • latihan
obat, verbal, beri mengontrol
pujian Gangguan
• melatih cara spiritual Persepsi sensori
: wudhu dan doa Halusinasideng
• masukkan pada an fisik
jadwal kegiatan dengan
untuk latihan fisik melakukan
obat verbal dan aktipitas3x
spiritual sehari
RTL : • latihan cara
mengontrol
• evaluasi latihan Halusinasi
mengontrol dengan obat (6
Gangguan Persepsi benar jenis
sensori Halusinasi obat, guna,
penglihatan dengan dosis, cara
• beraktivitas dan frekuensi,
minum obat 6 benar, kontonuitas
spiritual, beri pujian minum obat)
• nilai kemampuan 3x sehari
yang telah mandiri • latihan cara
nilai apakah mengontrol
Gangguan Persepsi halusinasi
sensori Halusinasi dengan cara
penglihatan verbal yaitu
terkontrol dengan
mengungkapka
n, meminta,
dan menolak
dengan benar
3x sehari

• latihan cara
mengontrol
Halusinasi
dengan cara
spiritual 3x
sehari

TTD

(HERUSETIAWAN)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

B. Pembahasan

1. Pengkajian

a. Faktor predisposisi

Tabel 4.19
Faktor predisposisi

Klien 1 Klien 2
• Pada tinjauan kasus didapat • Pada tinjauan kasus didapat
faktor predisposisi yang sesuai faktor predisposisi yang sesuai
dengan teori yaitu faktor dengan teori yaitu faktor
Gangguan Persepsi sensori psikologis klien mengatakan
Halusinasi klien mengatakan dia pengalaman yang tidak
pernah mempunyai ke inginan menyenangkan yaitu klien
unuk membeli sepeda motor pernah mempunyai ke inginan
namun keinginan nya itu di untuk menikah tapi gagal
halang oleh almarhum neneknya, kejadian itu membuwat klien
klien mengatakan bayangan suka di ejek oleh teman nya dan
nenek nya masih sering dilihat dia tertekan oleh masalah nya itu
sehinga membuwat dia sering dan dia sering melihat bayang
ketakutan dan cemas merasa bayangan teman nya itu , faktor
terancam dia sering merasa kesal sosial budaya selama di rumah
jika bayangan itu muncul dia hubungan klien dengan
suka melempar barang karena masyarakat kurang baik karena
merasa terancam faktor sosial minder dengan kondisi kulit
budaya klien mengatakan tidak tubuhnya
pernah mengikuti kegiatan • Data yang tidak muncul pada
kelompok atau masyarakat, Tn. N adalah faktor biologis
klien mengatakan mending di seperti kelainan struktur otak,
rumah, klien mengatakan senang karena tidak ditunjang dengan
menyendiri di kamar. data penunjang seperti CT
• Dari data diatas yang tidak Scan
muncul pada Tn. w yaitu
faktor biologis karena klien
tidak memiliki kelainan pada
otak karena tidak dilakukan
pemeriksaan CT Scan dan
EEG

Keterangan :

Setelah mengetahui diagnosa medis pada Tn. W dan Tn. N,

penulis memulai pengkajian dengan menggali faktor predisposisi

yang merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan jiwa pada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

Tn. W dan Tn. N. Berdasarkan keterangan pasien, Tn. W sudah

pernah di rawat di rumah sakit jiwa provinsi lampung 1 tahun yang

lalu namun pengobatan tidak berhasil karena klien malas untuk

minum obat, Tn. W pernah mempunyai keinginan untuk membeli

sepeda motor namun keinginan nya itu dilarang oleh almarhum nenek

nya , dan Tn. w pernah melakukan penganiayaan fisik kepada

tetanga nya karena Tn w sendiri karena klien di tuduh mengambil

celana tidak bilang. Menurut catatan keperawatan Tn. W

mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu klien tidak

diterima di tempat salah satu pekerjaan yang ia inginkan, dan

menurut catatan keperawatan Tn. N mengatakan pengalaman yang

tidak menyenangkan yaitu saat klien tidak diterima dikeluarga nya

karena di anggap gila,

b. Faktor presipitasi

Tabel 4.20
Faktor Presipitasi

klien 1 klien 2
• Pada tinjauan kasus terdapat • Pada tinjauan kasus terdapat
faktor presipitasi yang sesuai faktor presipitasi yang sesuai
dengan teori yaitu psikologi, dengan teori yaitu psikologi,
karena Pada tinjauan kasus klien mengatakan sering melihat
terdapat tanda dan gejala bayang ten teman nya yang
yang sesuai dengan teori pada mengejek nya Pada tinjauan
Tn.W kelien sering melihat kasus terdapat tanda dan gejala
bayaan yang tidak orang lain yang sesuai dengan teori pada
lihat yaitu klien terlihat Tn.N yaitu klien tampak
bingung, cara berbicara bingung dan tegang, tatapan
bingung dan lambat mata tajam,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

2. Diagnosis

Tabel 4.21
Diagnosis

Klien 1 Klien 2
diagnosis yang muncul pada Tn. W Diagnosis yang muncul pada Tn. N
adalah : adalah :
Gangguan Persepsi sensori Halusinasi Gangguan Persepsi sensori Halusinasi
penglihatan penglihatan
• Isolasi sosial • Risiko perilaku kekerasan
• Harga diri rendah • Harga diri rendah
• Koping individu tidak efektif • Isolasi sosial
• Penatalaksanaan regiment in • Koping keluarga tidak efektif
efektif • Defisit perawatan diri
• Defisit perawatan diri

Keterangan :

Berdasarkan pengkajian pada Tn. W dan Tn. N secara garis besar

ditemukan data subyektif dan obyektif yang menunjukkan

karakteristik Tn. W dan Tn. N dengan Gangguan Persepsi sensori

Halusinasi penglihatan yang ditandai dengan data subyektif pada Tn

W mengatakan di rumah melihat bayangan klien mengatakan pernah

menghadang sepeda motor yang berjalan di jalan raya karena klien

melihat sepeda motor itu tidak ada yang mengendarai tapi aksi nya itu di

cegah oleh warga dan klien di angap gila oleh warga desa nya , klien

mengatakan tidak takut dan khawatir, sedangkan pada data obyektif

Cara berbicara klien bingung dan lambat, klien tampak kebingungan

, klien tampak cemas dan gelisah, klien curigaan, pandangaan klien

tajam, nada suara rendah dan bingung dan lambat saat diajak

berbicara. Kemudian pada Tn. N ditemukan data subyektif klien

mengatakan pernah mengalami masalah yaitu gagal menikah dan karena

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

klien gagal menikah klien sering di ejek oleh teman-teman nya sehingga

menjadi breban pikiran klien obyektifnya cara berbicara klien keras

dan suara lantang, klien tampak tertekan, afek klien labil karena

emosi klien berubah-ubah, tatapan mata tajam

3. Intervensi

Tabel 4.22
Intervensi

klien 1 Klien 2

Strategi pelaksanaan yang dilakukan Strategi pelaksanaan yang dilakukan pada


pada Tn. W : Tn. N :
• SP 1 Gangguan Persepsi sensori • SP 1 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol secara fisik mengontrol secara fisik
melakukan aktivitas dan minum melakukan aktivitas SP 2
obat SP 2 Gangguan Persepsi Gangguan Persepsi sensori
sensori Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol dengan obat mengontrol marah dengan obat
(jelaskan 6 benar jenis, guna, (jelaskan 6 benar jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat) minum obat)
• SP 3 Gangguan Persepsi sensori • SP 3 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol cara verbal 3 cara mengontrol cara verbal 3 cara
yaitu: mengungkapkan, meminta, yaitu: mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar menolak dengan benar
• SP 4 Gangguan Persepsi sensori • SP 4 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol marah secara Gangguan Persepsi sensori
spiritual dengan cara sholat dan Halusinasi penglihatan
berdoa mengontrol marah secara spiritual
dengan cara sholat dan berdoa

Keterangan :

Dalam melakukan intervensi yang terdapat pada teori, penulis dalam

melakukan intervensi berfokus pada satu diagnos keperawatan saja

yaitu Gangguan Persepsi sensori Halusinasi penglihatan. Selain itu penulis

melakukan intervensi juga berdasarkan pada tujuan yang ada dalam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

pembuatan tujuan penulis membuat batas waktu dalam perawatan klien

yaitu 3 hari, sehingga menetapkan tujuan dan kriteria hasil diupayakan

agar sesuai dengan kondisi, pada intervensi ini penulis sudah

berdasarkan pada teori yang ada.

Rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. W dengan Tn. N

dengan gangguan Gangguan Persepsi sensori Halusinasi penglihatan

yaitu dengan tujuan umum agar klien dapat mengontrol Gangguan

Persepsi sensori Halusinasi penglihatan yang dialaminya. Tujuan khusus

pertama BHSP : bina hubungan saling percaya, memperkenalkan diri

dengan sopan dan berjabat tangan pada saat pengkajian, menanyakan

nama, kedua klien mau menyebutkan nama, dan berjabat tangan.

4. Implementasi

Tabel 4.23
Implementasi

Klien 1 Klien 2
Tindakan yang dilakukan hari pertama Tindakan yang dilakukan hari pertama
Pada Tn.W membina hubungan saling pada Tn. N yaitu membina hubungan
percaya kemudian pengkajian dan saling percaya kemudian pengkajian dan
dilanjutkan dilanjutkan
• SP 1 Gangguan Persepsi sensori • SP 1 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol secara fisik mengontrol marah secara fisik
melakukan aktivitas dan minum melakukan aktivitas dan minum
obat SP 2 Gangguan Persepsi obat SP 2 Gangguan Persepsi
sensori Halusinasi penglihatan sensori Halusinasi penglihatan
mengontrol marah dengan obat ( mengontrol marah dengan obat (
jelaskan 6 benar jenis, guna, jelaskan 6 benar jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat) minum obat)
• SP 3 Gangguan Persepsi sensori • SP 3 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol cara verbal 3 cara mengontrol marah cara verbal 3
yaitu: mengungkapkan, meminta, cara yaitu: mengungkapkan,
menolak dengan benar meminta, menolak dengan benar

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

• SP 4 Gangguan Persepsi sensori • SP 4 Gangguan Persepsi sensori


Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol marah secara mengontrol halusinasisecara
spiritual dengan cara sholat dan spiritual dengan cara sholat dan
berdoa berdoa

Keterangan :

Implementasi merupakan tindakan keperawatan disesuaikan dengan

rencana tin dakan keperawatan sebelum melaksanakan tindakan

keperawatan yang sudah direncanakan perawat perlu memvalidasi

apakah rencana keperawatan masih dibutuhkan dan disesuaikan

dengan kondisi klien saat ini (Farida dan Yudi, 2012). Penulis

menyelesaikan satu diagnosa pada Tn. W dan Tn. N yaitu Gangguan

Persepsi sensori Halusinasi penglihatan penulis melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat

dan disesuaikan dengan strategi pelaksanaan (SP).

Implementasi yang penulis lakukan pada Tn. W dan Tn. N dengan

Gangguan Persepsi sensori Halusinasi penglihatan secara tidak bersamaan:

implementasi pertama di lakukan pada tanggal 17 juli 2018 pukul

08.00-08.30 WIB kepada Tn. W, penulis melakukan strategi

pelaksanaan pengkajian yaitu membina hubungan saling percaya,

memperkenalkan diri dengan sopan dan berjabat tangan, menanyakan

nama. Implementasi yang kedua pada Tn. N tanggal 18 juli 2018

pukul 13.30-14.00 WIB yaitu : mengidentifikasi penyebab tanda dan

gejala serta penyebab halusinasi, melatih cara minum obat masukan

dalam jadwal harian klien 3x sehari kemudian memberikan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

reinforcement kepada Tn. N apabila berhasil mempraktikkan cara

minum obat . Respon Tn. N mampu mengenal Gangguan Persepsi sensori

Halusinasi penglihatan dan mau menggunakan cara minum obat bdengan

benar Implementasi ketiga dilaksanakan pada tanggal 21 juli 2018

pukul 08.00-08.30 WIB penulis melakukan strategi pelaksanaan 2

yaitu melatih cara mengontrol Gangguan Persepsi sensori Halusinasi

penglihatan dengan obat (6 benar jenis, cara, dosis, frekuensi,

kontinuitas) 3x sehari. Penulis melakukan validasi dan evaluasi cara

pertama yaitu beraktivitas. Penulis melatih cara mengontrol Gangguan

Persepsi sensori Halusinasi penglihatan halusinasi dengan obat, kemudian

memberikan reinforcement pada Tn. N apabila berhasil

mempraktikkannya. Respon dari Tn. N mampu menggunakan cara yang

pertama dengan beraktivitas seperti mencuci pakayan dan membersihkan

tempat tidur dengan benar dan mampu menyebutkan kan nama-nama

obat namun dibantu oleh perawat.

Implementasi keempat pada Tn. W dilaksanakan pada tanggal 22 juli 2018

pukul 10.00-10.30 WIB, penulis melakukan strategi pelaksanaan 3 yaitu

cara mengontrol Gangguan Persepsi sensori Halusinasi penglihatan dengan

melakukan verbal (mengungkapkan, meminta, menolak) 3x sehari. Penulis

melakukan validasi dan evaluasi strategi pelaksanaan 1 dan 2, kemudian

mengajarkan cara mengontrol Gangguan Persepsi sensori Halusinasi

penglihatan dengan melakukan verbal (mengungkapkan, meminta,

menolak). Penulis memberikan reinforcement positif kepada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

5. Evaluasi

Tabel 4.24
Evaluasi

Klien 1 Klien 2
Setelah melakukan tindakan keperawatan Setelah melakukan tindakan keperawatan
pada Tn. W hasil yang di dapatkan untuk pada Tn. N hasil yang di dapatkan untuk
tahap bisa hubungan saling percaya dan tahap bisa hubungan saling percaya dan
perkenalan terbina dengan baik perkenalan terbina dengan baik
• SP 1 Gangguan Persepsi sensori • SP 1 Gangguan Persepsi sensori
Halusinasi penglihatan Halusinasi penglihatan
mengontrol secara fisikmelakukan mengontrol marah secara
aktivitas dapat tercapai dengan baik fisikmelakukan aktivitas dapat
• SP 2 Gangguan Persepsi sensori tercapai dengan baik
Halusinasi penglihatan • SP 2 Gangguan Persepsi sensori
mengontrol halusinasi dengan obat Halusinasi penglihatan
( jelaskan 6 benar jenis, guna, mengontrol halusinasi dengan obat
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas ( jelaskan 6 benar jenis, guna,
minum obat) dapat tercapai dengan dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
baik minum obat) dapat tercapai dengan
• SP 3 Gangguan Persepsi sensori baik
Halusinasi penglihatan • SP 3 Gangguan Persepsi sensori
mengontrol cara verbal 3 cara Halusinasi penglihatan
yaitu: mengungkapkan, meminta, mengontrol marah cara verbal 3
menolak dengan benar dapat cara yaitu: mengungkapkan,
tercapai dengan baik meminta, menolak dengan benar
• SP 4 Gangguan Persepsi sensori dapat tercapai dengan baik
Halusinasi penglihatan • SP 4 Gangguan Persepsi sensori
mengontrol marah secara spiritual Halusinasi penglihatan
dengan cara sholat dan berdoa mengontrol halusinasi secara
dapat tercapai dengan baik spiritual dengan cara sholat dan
berdoa dapat tercapai dengan baik

Keterangan :

Evaluasi adalah proses berkelanjutan dan dilakukan terus menerus untuk

menilai efek dan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Farida dan

Yudi, 2012). Pada kasus antara klien 1 dan klien 2 intervensinya disesuaikan

dengan rencana tindakan keperawatan dalam pelaksanaan implementasi

tidak semua intervensi yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn w dan Tn n selama 3 hari dan

Dari evaluasi serta tindakan keperawatan klien pada gangguan persepsi sensori

Halusinasi penglihatan

1. dalam melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Tn W dan Tn N

dilakukan secara kompersif meliputi aspek biologi ,psikologi sosial,spiritual

tapi tidak semua digali atau di simpulkan

2. Diagnosa yang dapat di analisa pada kasus Tn w dan Tn N imeliputi dengan

Gangguan persefsi sensori : halusinasi penglihatan ,namun pada Tn W

terdapat Koping kluarga tidak efektif,sedangkan Tn N tidak terdapat koping

keluarga Tidak efektif

3. Intervensi telah di buwat sesuwaui landasan teori dengan menetap kan

rencana keperwatan

4. pada tahap impelementasi yang di lakukan selama tiga hari yaitu tangal 17

juli 19 juli 2018 ,pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn W dan Tn N

Halusinasi penglihatan sudah sesuwai dengan pelaksanaan yang ada dalam

Penatalaksana ,selama tiga hari pasien sudah mampu mengontrol halusinasi

Penglihatan ,namun kemampuan Tn w dan Tn n berbeda Tn w mampu

Menghilangkan halusinasi dengan cara sp 2 obat sedangkan Tn N mampu

Menghilangkan halusinasi dengan beraktifitas

77
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
78

5. Evaluasi tindakan keperawatan pada Tn dan Tn N dengan gangguan persefsi

Sensori : halusinasi penglihatan yang telah di laksanakan dari 4 sp yang

telah Dilakukan Tn W lebih epektif mungunakan terapi obat karena Tn W

masih sulit Untuk di arahkan sedangkan Tn N lebih epektif mengunakan

terapi aktifitas Karena klien sudah bisa beraktifitas seperti mandi mencuci

pakayan dan Merapihkan tempat tidur

B. Saran

1. Hendaknya dalam melakukan pengkajian terlebih dahulu nterbina hubungan

Saling percaya dengan menujukan sikap emparti ,ramah menerima klien apa

Adanya, kontak sering dan singkat sehinga dalam proses mengalian data

penulisan Tidak mengalami kesulitan

2. Penegakan diagnosa keperawatan hendaknya diagnosa keperawatan tersebut

Diangakat setelah data yang menunjukan dari hasil pengkajian atau pohon

masalah

3. Pembuatan intervensi ,dilakukan meyesuwaikan kondisi klien saat ini dan

menentukan tujuan umum yang mengacu pada penyebab

4. Impelementasi hendaknya selalu dilakukan secara empati dengan

memperhatikan pemahaman tentang kebutuhan yang dibutuhkan klien ini

dan dimotofikasi Pada tujuan kasus

5. Evaluasi hendaknya dapat didokumentasikan secara sistematis dan sesuwai

hasil yang dicapai sehingga dilakukan intervensi untuk mengatasi masalah

yang Belum teratasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

DAFTAR PUSTAKA

Amir A.Hanafiah . H 2012. etika kedokteran dan hukum kesehatan .Buku Kedokteran
EGC,jakarta

Dharma KK . 2011. metode penelitian keperawatan buku kedokteran EGC

Dermawan D, Rusdi 2013 . keperawatan jiwa dan konsep rangka kerja asuhan
keperawatan jiwa.Gosyen publishing,yogyakata

Keliat BA dkk,2012. keperawatan kesehatan jiwa komonitas.Buku Kedokteran


EGC.jakarta

Kusumo ,SL ,Damayanti .R Ardinata ,2015. buku ajar keperawatan jiwa LP2M Institusi
Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.lampung

Nurarif,AH,kusuma 2015. aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis &


nanda NIC-NOC mediaction jogja .jogjakarta

RISKESDES.2013. laporan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 badan penelitian
dan pengembangan kesehatan kementerian RI

UUD.2009 .Undang-Undang Republik Indonesia 2009.Tentang Kesehatan RI

Suhaemi ME.2014. etika keperawatan buku kedokteran EGC.jakarta

Yosep,I.2010.keperawatan jiwa.rafika aditama,bandung

Yosep ,I.2013. keperawatan jiwa rafika aditama,bandung

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai