110
Yuyun Setyorini, Efektifitas Senam Dengan Modul 111
dengan Agustus 2015. Populasi pada responden dengan nyeri berat sebesar
penelitian ini adalah remaja putri yang 26.67%.
mengalami dismenore yang masih Hasil uji statistik dengan chi-
bersekolah (SMA) di Kota Surakarta. square didapatkan bahwa nilai p value=
Teknik pengambilan sampel pada 0.000 (p<0.05) yang berarti ada perbedaan
penelitian ini menggunakan non yang bermakna intensitas nyeri setelah
probability sampling yaitu teknik dilakukan tindakan senam dismenore dan
consecutive sampling. penggunaan modul kesehatan reproduksi
Teknik consecutive sampling ini pada remaja SMA.
dilakukan dengan cara setiap responden Berdasarkan hasil uji chi-square
yang memenuhi kriteria penelitian didapatkan bahwa nilai p value = 0.000
dimasukkan dalam penelitian sampai (p<0.05), hal ini menunjukkan bahwa
jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi terdapat perbedaan yang signifikan antara
pada kurun waktu tertentu. Variabel intensitas nyeri sebelum dengan sesudah
dependent dalam penelitian ini adalah dilakukan tindakan senam dismenore dan
dismenore. Sedangkan variabel penggunaan modul kesehatan reproduksi.
independen dalam penelitian ini adalah Senam dismenore merupakan salah satu
modul kesehatan reproduksi. Instrumen penatalaksanaan secara non farmakologi
yang digunakan pada penelitian ini adalah yang aman diterapkan karena
instrumen yang sudah dipatenkan menggunakan proses fisiologis. Menurut
sehingga tidak perlu dilakukan uji Woo & McEneaney (2010) dan Nathan
validitas dan reliabilitas. Uji statistic yang (2005) menyatakan bahwa salah satu cara
digunakan yaitu uji chi square. untuk meredakan dismenore adalah
dengan melakukan senam atau latihan.
HASIL PENELITIAN Demikian juga menurut Daley (2008)
Karakteristik responden berdasar- bahwa latihan yang efektif dapat
kan usia terbanyak adalah usia remaja menurunkan nyeri haid (dismenore
antara 14-16 tahun yaitu sebesar 63.33% primer).
sedangkan responden yang berusia 17-19
tahun sebanyak 36.67%. PEMBAHASAN
Karakteristik responden berdasar- Hasil penelitian ini juga didukung
kan kelas adalah sebagai berikut: 56.67% oleh Harry (2007), yaitu dengan
responden berada pada kelas X dan melakukan exercise maka tubuh akan
43.33% responden adalah kelas XI. menghasilkan endorphin. Endorphin
Responden yang mengalami berfungsi sebagai obat penenang alami,
dismenore terbagi menjadi dua yaitu nyeri dan dapat menimbulkan rasa nyaman,
berat dan ringan. Responden dengan nyeri sehingga dapat menurunkan rasa nyeri
berat pada pengukuran pre tindakan yang dirasakan. Latihan atau exercise
sebanyak 93.33% sedangkan yang dapat meningkatkan kadar endorphin
merasakan nyeri ringan sebanyak 6.67%. empat sampai lima kali. Pada saat exercise
Pada pengukuran intensitas nyeri dilakukan, maka endorphin akan keluar
setelah dilakukan tindakan didapatkan dan ditangkap oleh reseptor di
data bahwa responden dengan nyeri hipothalamus dan sistem limbik yang
ringan sebesar 73.33% sedangkan mempunyai fungsi mengatur emosi.
Yuyun Setyorini, Efektifitas Senam Dengan Modul 113