1. Latar Belakang
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga
memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan
yang terbesar bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek
utama dari peningkatan kesehatan untuk lansia adalah pemeliharaan tidur
untuk memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat fungsional yang
optimal dan untuk memastikan keterjagaan disiang hari guna menyelesaikan
tugas-tugas dan menikmati kualitas hidup yang tinggi. (Stenley and Beare,
2007).
Pada lansia, kualitas tidur pada malam hari mengalami penurunan
menjadi sekitar 70-80% sedikit efektif dari usia dewasa. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Nugroho (1999) yang mengatakan bahwa pada
kelompok usia 70 tahun dijumpai 22% kasus mengeluh mengenai masalah
tidur dan 30% dari kelompok tersebut banyak yang terbangun di malam
hari. National Institute of Health (1990) menyatakan bahwa gangguan tidur
menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di
rumah dan 66% orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka
panjang. Hal tersebut diperkuat oleh Frost (2001) yang menyatakan bahwa
prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%.
Luce dan Segal (1970) mengungkapkan bahwa faktor usia merupakan
faktor yang terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Efisiensi
1
tidur (jumlah waktu tidur berbanding dengan waktu berbaring di tempat
tidur) semakin berkurang. Sementara kebutuhan tidur pun semakin
menurun, karena dorongan homeostatik untuk tidur pun berkurang.
Perubahan- perubahan ini berbarengan dengan perubahan fisik lain
(Stiabudhi, 2008). Insomnia merupakan salah satu gangguan utama dalam
memulai dan mempertahankan tidur di kalangan lansia. Insomnia
didefinisikan sebagai suatu keluhan tentang kurangnya kualitas tidur yang
disebabkan oleh satu dari sulit memasuki tidur, sering terbangun malam
kemudian kesulitan untuk kembali tidur, bangun terlalu pagi, dan tidur
yang tidak nyenyak (Joewana, 2005).
Insomnia sedikit banyak memberi dampak pada kualitas tidur,
sehingga menyebabkan tidur tidak berkualitas. Akibat yang dapat dirasakan
adalah menurunya kualitas hidup, produktivitas dan keselamatan serta
dapat mempengaruhi kualitas kerja (Amirta,2009). Kurang tidur, dapat
pula mengakibatkan masalah dalam keluarga dan perkawinan, karena
kurang tidur dapat membuat orang cepat marah dan lebih sulit dalam
bergaul. Bila tidur kurang lelap, maka tubuh akan merasa letih, lemah, dan
lesu pada saat bangun (Lacks & Morin,1992).
Olah raga terbukti memperbaiki kualitas tidur pada lanjut usia.
Dengan berolah raga, diharapkan dapat tidur lebih cepat, lebih jarang
terbangun dan tidur lebih dalam. Salah satu jenis olahraga yang bisa
dilakukan pada lansia yaitu senam bugar lansia. Aktivitas olahraga ini
akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap
kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan
radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam bugar lansia
disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ
tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia setelah latihan teratur (Depkes,1995).
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari senin tanggal 18 Januari 2016
didapatkan hasil bahwa penerima manfaat Tn.M di Wisma Arimbi Balai
rehabilitasi sosial anak “wira adhi karya” ungaran unit pelayanan sosial lanjut
2
usia wening wardoyo. Di dapatkan data pengkajian bahwa Tn. M mengatakan
bahwa dirinya susah sekali tidur siang atau pun tidur pada malam hari
padahal penerima manfaat sudah berusaha tidur cepat dan melakukan
kegiatan pada siang hari sehinga dirinya bisa tertidur, dari hasil observasi
ditandai oleh penerima manfaat sering mengeluh kenapa dirinya tidak bisa
tidur dan walau pun tidur hanya 1 jam saja. Saat dilakukan pengukuran
tekanan darah tingginya meninggkat 180/90 mmHg. Maka dari itu mahasiswa
ingin menerapkan terapi nonfarmakologi untuk menangani insomnia pada
penerima manfaat di Wisma Arimbi Balai rehabilitasi sosial anak “wira adhi
karya” ungaran unit pelayanan sosial lanjut usia wening wardoyo. Maka
dengan cara senam lansia yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas tidur
pada Tn. M.
2. PICO
3
dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur lansia (Rahayu,
2008).
3. Tinjauan Kasus
Saat dilakukan pengkajian pada Ny.S didapatkan data pengkajian
bahwa Ny.S mengatakan bahwa dirinya susah sekali tidur siang atau pun
tidur pada malam hari padahal penerima manfaat sudah berusaha tidur cepat
dan melakukan kegiatan pada siang hari sehinga dirinya bisa tertidur, dari
hasil observasi ditandai oleh penerima manfaat sering mengeluh kenapa
dirinya tidak bisa tidur dan walau pun tidur hanya 1 jam saja. tekanan darah
160/90 mmHg, Nadi 88x/menit, Respirasi rate 20 x/menit. Ny.S mengatakan
bahwa pernah dirawat di rumah sakit, dengan penyakit hipertensi dan gula
darah yang tinggi..
4. Dasar Pembanding
4
sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi normal. Pada
kondisi ini akan meningkatkan relaksasi lansia. Selain itu sekresi melatonin
yang optimal dan pengaruh beta endhorphin dan membantu peningkatan
pemenuhan kebutuhan tidur lansia (Rahayu, 2008).
5. Implementasi
Tindakan terapi senam lansia sudah diterapkan di dusun Dersanan
pada Ny.S yang dilaksanakan pada tanggal 16 – 18 Desember 2017.
Berdasarkan penelitian Famelia Yurintika, Febriana Sabrian, Yulia Irvani
Dewi yang berjudul “Pengaruh Senam Lansia Tehadap Kualitas Tidur Pada
Lansia Yang Insomnia, JOM Vol No. 2, Oktober 2015”.
Cara Melakukan senam lansia :
1. Fase persiapan
a. Mempersiapkan alat dan tempat
b. Atur posisi PM
2. Fase orientasi
a. Memberikan salam dan menjelaskan tujuan latihan senam
lansia
b. Menjelaskan aturan pelaksanaan :
PM harus mengikuti senam lansia ini dari awal sampai
akhir
PM yang meninggalkan senam harus minta izin
terlebih dahulu.
c. Kontrak waktu
Terapi menjelaskan waktu berlangsung 20-30 menit.
3. Tahap kerja
a. Langkah pertama, lakukan pemansan untuk meregangkan otot-
otot PM yang kaku
b. Langkah kedua, lakukan gerakan senam lansia gerakan
menggunakan music dan perlahan mengikuti kondisi dari PM
5
c. Langkah ketiga, lakukan gerakan pendinginan seperti menarik
napas.
d. Berikan pujian untuk setiap latihan.
4. Tahap terminasi
a. Menanyakan perasaan PM setelah mengikuti latihan senam lansia
b. Memberikan pujian pada PM.
c. Membuat kontrak waktu kembali untuk latihan senam lansia untuk
selanjutnya.
d. Penutup : mengucapkan salam dan terima kasih.
6. HASIL
6
Teknik relaksasi otot adalah suatu latihan dan olah pernafasan yang
dilakukan untuk menghasilkan respon yang dapat menerangi respon stress
sehingga dapat menurunkan kerja jantung dan dapat menurunkan tekanan
darah (Smeltzer & Bare, 2002).
7. DISKUSI
7
dikategorikan sebagai usia lanjut sebanyak 29 responden 85,3%. Terkait
dengan jenis kelamin mayoritas responden laki-laki sebanyak 55,9% (19
orang). Terkait status pendidikan mayoritas responden tamatan SD yaitu
sebanyak 53% (18 orang).
Hasil uji statistik pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
uji statistik wilcoxon didapatkan p value 0,000 (p<α). Hal ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh senam lansia terhadap kualitas tidur pada
lansia. Peneliti kemudian membandingkan hasil post test antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji
mann whitney didapatkan p value 0,000 (p<α). Hasil ini membuktikan
terdapat perbedaan antara median post test antara kualitas tidur kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada penelitian ini senam dapat
meningkatkan kualitas tidur pada lansia.
Pada Ny.S ini baru dilakukan intervensi selama 3 hari. Ny.S
mengatakan kualitas tidur yang di rasakan meningkat, terlihat Tn .M pada
siang hari Ny.S mulai beristirahat dikamarnya dan dari wawancara
penerima manfaat mengatakan bisa tidur malam 2-3 jam.
8
c. Diharapkan senam lansia dapat dijadikan sebagai kegiatan rutin lansia
di dususn Dersanan
LAMPIRAN
9
SENAM LANSIA
LATIHAN PERNAFASAN :
Letakkan kedual telapak tangan pada
tulang rusuk. Tarik nafas dalam
maka terasa dada mengembang.
Sekarang keluarkan nafas perlahan-
lahan sedapatnya.
10
LATIHAN KEPALA DAN LEHER :
Miringkan kepala kebahu sebelah kanan lalu sebelah kiri.
11
LATIHAN BAHU:
Angkat bahu kanan keatas mendekati telinga kemudian turunkan
kembali perlahan dan sebaliknya mengangkat bahu sebelah kiri.
LATIHAN BAHU:
Angkat kedua bahu kanan dan kiri mendekati kedua
telinga kemudian turunkan kembali perlahan.
12
LATIHAN TANGAN :
Letakkan kedua tangan kedepan lalu putar
pergelangan tangan searah jarum jam.
LATIHAN TANGAN :
Tarik ibu jari melintasi permukaan telapak tangan
untuk menyentuh jari kelingking, lanjutkan dengan
menyentuh tiap jari dengan ibu jari.
13
LATIHAN TANGAN :
Jari tangan kanan dua jari telunjuk dan tengah
diangkat sedangkan yang lain dikepal dan jari
tangan kiri ibu jari dibuka dan jari telunjuk sedang
kanyang lainya di kepal.
LATIHAN KAKI :
Kaki yang kanan kesamping membuka lalu menutup dan begitu
selanjutnya pada kaki kiri.
14
LATIHAN KAKI :
Pergelangan kaki kanan kedepan lalu diputar searah jarum
jam dan begitupun pada kaki kiri.
LATIHAN MUKA:
Tutup mata kuat-kuat kemudian buka lebar-lebar.
15
LATIHAN MUKA:
Tarik pipi keluar sebisanya atau tersenyum. Kemudian isap
kedalam.
16
DAFTAR PUSTAKA
17