Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

“Keterampilan Mengajar Yang Dilakukan Guru Dalam Pembelajaran”

(Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran Serta Keterampilan Menjelaskan)

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Saut M Silaban SE, M.Pd

Rini Herliani SE, M.Si Ak.CA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 9

ALAN NIKITA LOBANGAOL 7192442002

DEWI AMALINA PULUNGAN 7192142003

SALSABILA AMELIA ZEIN 7191142012

KELAS REGULER B 2019

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar yang berjudul ”Keterampilan Mengajar Yang Dilakukan Guru Dalam Pembelajaran”
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Penyusunan makalah ini dilakukan
sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna bagi semua orang. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Atas
segala perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.

Medan, 21 Maret 2021

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5

C. Tujuan...................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................7

A. Membuka Pelajaran (set induction)..................................................................................7

1. Pengertian membuka pelajaran.........................................................................................7

2. Manfaat membuka pelajaran.............................................................................................9

3. Prinsip-prinsip membuka pelajaran..................................................................................9

4. Komponen-komponen dalam membuka pelajaran........................................................10

B. Menutup Pelajaran (Closure)...........................................................................................11

1. Pengertian menutup pelajaran.........................................................................................11

2. Manfaat menutup pelajaran:............................................................................................12

3. Komponen-komponen menutup pelajaran......................................................................12

C. Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran.........................................................13

a) Prinsip kebermaknaan.....................................................................................................13

b) Prinsip kesinambungan dan keutuhan.............................................................................13

D. Keterampilan Menjelaskan................................................................................................13

1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan...........................................................................13

2. Tujuan Keterampilan Menjelaskan.................................................................................18

3. Komponen Keterampilan Menjelaskan...........................................................................18


4. Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan.....................................................................20

5. Tahapan-tahapan dalam Keterampilan Menjelaskan......................................................20

6. Kelebihan Penerapan Keterampilan Menjelaskan..........................................................21

7. Kelemahan Penerapan Keterampilan Menjelaskan.........................................................21

BAB III PENUTUP..................................................................................................................22

A. Kesimpulan.........................................................................................................................22

B. Saran...................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup


pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengantar atau
pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik
untuk mengikutinya.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam istilah lain dikenal dengan set
induction, yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang
positif terhadap kegiatan belajar. Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari
seluruh proses pelajaran yang harus dilalui. Untuk lebih jelas makalah ini akan menyajikan
tentang keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

Dalam kegiatan belajar-mengajar, menjelaskan merupakan tindakan yang dilakukan


banyak, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut
memberikan informasi yang baik sehingga siswa benar-benar memahami dan memahami apa
yang diinformasikan oleh guru. Pemberitahuan penjelasan merupakan ciri utama kegiatan guru
dalam pembelajaran dengan siswa dikelas. Biasanya guru cenderung lebih mendominasi
pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, atau
pendapat. Oleh sebab itu, penjelasan dan pembicaraan guru harus optimal sehingga
membebaskan bagi murid.

Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar kalimat guru
yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan
keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki
pemahaman yang maksimal tentang materi yang telah, serta komunitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterampilan membuka pelajaran ?
2. Apa manfaat membuka pelajaran?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam membuka pelajaran?
4. Bagaimana komponen-komponen dalam membuka pelajaran?
5. Apa pengertian keterampilan menutup pelajaran?
6. Apa manfaat menutup pelajaran?
7. Bagaimana komponen-komponen dalam menutup pelajaran?
8. Apa saja prinsip-prinsip dalam membuka dan menutup pelajaran?
9. Apa pengertian keterampilan menjelaskan?
10. Apa tujuan keterampilan menjelaskan?
11. Apa komponen keterampilan menjelaskan?
12. Apa prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan?
13. Bagaimana tahapan tahapan dalam keterampilan menjelaskan?
14. Apa kelebihan keterampilan menjelaskan?
15. Apa kelemahan keterampilan menjelaskan?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
2. Untuk mengetahui dan memahami mengenai pengertian keterampilan membuka
pelajaran
3. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Amanfaat membuka pelajaran
4. Untuk mengetahui dan memahami mengenai prinsip-prinsip dalam membuka
pelajaran
5. Untuk mengetahui dan memahami mengenai komponen-komponen dalam membuka
pelajaran
6. Untuk mengetahui dan memahami mengenai pengertian keterampilan menutup
pelajaran
7. Untuk mengetahui dan memahami mengenai manfaat menutup pelajaran
8. Untuk mengetahui dan memahami mengenai komponen-komponen dalam menutup
pelajaran
9. Untuk mengetahui dan memahami mengenai prinsip-prinsip dalam membuka dan
menutup pelajaran
10. Untuk mengetahui dan memahami mengenai pengertian keterampilan menjelaskan
11. Untuk mengetahui dan memahami mengenai tujuan keterampilan menjelaskan
12. Untuk mengetahui dan memahami mengenai komponen keterampilan menjelaskan
13. Untuk mengetahui dan memahami mengenai prinsip-prinsip keterampilan
menjelaskan
14. Untuk mengetahui dan memahami mengenai tahapan tahapan dalam keterampilan
menjelaskan
15. Untuk mengetahui dan memahami mengenai kelebihan keterampilan menjelaskan
16. Untuk mengetahui dan memahami mengenai kelemahan keterampilan menjelaskan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Membuka Pelajaran (set induction)
1. Pengertian membuka pelajaran

Membuka pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi
belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu. Menurut Soli Abimanyu membuka
pelajaran adalah “kegiatan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.

Adapun menurut Sanjaya membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar
mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah
mencapai kompetensi yang diharapkan, artinya kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar siswa terpusat pada hal – hal
yang akan dipelajarinya.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwasannya membukan pelajaran (set
induction), adalah aktivitas yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi siap mental,
menumbuhkan perhatian serta meningkatkan motivasi siswa agar terpusat pada kegiatan belajar
yang dilakukan. Kegiatan membuka pelajaran bukanlah kegiatan basa – basi tanpa arah yang
jelas. dengan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menkondisikan siap mental bagi siswa
untuk mengikuti pembelajaran. Oleh karna itu, siap guru dituntun melatih diri agar memiliki
keterampilan membuka pembelajaran dengan baik dan tepat.

Jika siswa sejak awal sudah memiliki kesiapan untuk belajar, maka tidak terlalu sulit bagi
guru untuk mengaktifkan siswa dalam langkah pembelajaran selanjutnya (kegiatan inti
pembelajaran). Banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk hubungan
merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, bahwa
kesan pertama yang baik akan membuahkan hasil yang baik.
Hubungan yang tercipta antara guru dan siswa pada waktu interaksi belajar mengajar
berlangsung, sesungguhnya ada dan dapat diamati tetapi dengan cara yang tidak langsung.

Kalimat – kalimat awal yang diucapkan guru menentukan keberhasilan jalannya sebuah
pelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran bergantung pada metode mengajar guru diawal
pelajaran. Seluruh persiapan dan rencana sebelum mangajar dapat menjadi tidak berguna jika
guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan
minat yang benar diantara anggota kelas. Berdo’a dan ucapan yang lembut pada waktu pelajaran
dimulai, misalnya “selamat pagi saudara/anak-anak” atau menanyakan siapa-siapa hari itu tidak
masuk, apa sebabnya tidak masuk dan lain sebagainya akan mempunyai arti yang penting bagi
siswa. Ucapan tersebut seakan-akan menandai bahwa interaksi belajar mengajar secara resmi
dibuka dan guru telah siap membimbing siswa dengan cinta dan kasih yang tulus. Pada diri siswa
akan tumbuh rasa hormat, senang, tentram dan bergairah dalam kelompok siswa yang sedang
belajar dengan mengorbankan exsistensi pribadinya.

2. Manfaat membuka pelajaran

Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka
kegiatan membuka pelajaran tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan yang bersifat
adminitrasi seperti: mengecek kehadiran siswa, menyiapkan alat-alat pelajaran, mempersiapkan
buku sumber dan kegiatan adminitrasi lainnya.

Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada mengawali pembelajaran,
belum tentu akan mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa secara optimal.
Dengan demikian, kegiatan membuka pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal yang
bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan kesiapan
baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Maka manfaat dari keterampilan membuka pelajaran adalah:

 Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.


 Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
 Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan dan
batas-batas tugas yang harus dikerjakan sisws.
 Menyadarkan siswa akan adanya hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah
dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari.

3. Prinsip-prinsip membuka pelajaran

Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip penggunaan keterampilan membuka
pelajaran yaitu:

 Singkat, padat dan jelas.


 Tidak diulang-ulang atau berbelit-belit.
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak.
 Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya.
 Mengikat perhatian anak.

Sedangkan menurut Joni (1984:4-5), ada dua prinsip, yaitu:

 Bermakna: Usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru harus memilih cara
yang relevan dengan isi dan tujuan pembelajaran.
 Berurutan dan berkesinambungan: Aktifitas-aktifitas membuka pelajaran yang dilakukan
oleh guru akan bermanfaat sesuai yang diharapkan, apabila dilakukan sesuai hirarkinya.
Guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok pelajaran hendaknya
merupakan bagian yang utuh. Hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran serta
dengan tugas-tugasnya akan dikerjakan sebagai tindak lanjut Nampak jelas dan logis.

4. Komponen-komponen dalam membuka pelajaran

Sebagaimana diketahui kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap awal
kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah
sebagai berikut:

a. Menarik/menumbuhkan perhatian siswa


 Memvariasikan gaya mengajar guru
 Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
 Pola interaksi yang bervariasi
b. Membangkitkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
 Membangun suasana akrab, hangat dan antusias sehingga siswa merasa dekat,
misalnya menyapa dan berkomonikasi secara kekeluargaan.
 Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu
kasus yang sedang hangat dibicarakan.
 Mengemukakan ide yang bertentangan.
 Memperhatikan minat siswa.
c. Memberi acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang
dapat dilakukan dengan cara:
 Mengemukakan tujuan dan batas tugas yang akan dicapai serta tugas-tugas yang
harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
 Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran ,sehingga siswa memahami
apa yang harus dilakukan.
 Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajran
berlangsung (inti tema yang akan dipelajari).
 Mengjukan pertanyaan.
d. Membuat kaitan

Untuk membuat kaitan dalam membuka pembelajran guru dapat melakukannya dengan
menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang telah dikuasai
siswa siswi (pengetahuan siap) disamping itu perlu dikaitan dengan
pengalaman,minat,dan kebutuhan siswa siswi.Cara yang dapat dilakukan guru menurut
Mulyasa (2005:88) antara lain dapat berupa:

 Mengajukan pertanyaan apersepsi


 Mengulas sepintas garis besar isi pelajran yang telah lalu
 Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan siswa-siswi
 Menghubungkan hubungkan bahan pelajran yang sejenis dan berurutan
B. Menutup Pelajaran (Closure)
1. Pengertian menutup pelajaran

Pelajaran dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan
suatu proses yang tidak berhenti atau merupakan suatu proses yang berkalanjutan menuju kearah
kesempurnaan. Setiap kali berakhir dari suatu interaksi antara guru dan siswa, hanyalah
merupakan suatu terminal saja untuk kemudian beranjak keinteraksi selanjutnya pada hari atau
minggu lain, jadi akhir suatu pelajaran bukan bearti seluruh proses belajar atau interaksi telah
selesai sama sekali. Oleh karena itu,suatu kesan perpisahan yang baik pada akhir pelajaran
sangat diperlukan agar pertemuan pada kesempatan yang lain dapat diterima dan berlangsung
baik.

Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka


pelajaran, walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti juga dalam membuka
pelajaran, dalam rangka menutuo pelajaran seyogyanya dilakukan bersama-sama dimana murid
semua kelas yang dirangkap hadir dalam suatu ruangan atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan
agar dapat mengontrol suatu episode pembelajaran untuk setiap kelas secara utuh. Menurut Soli
Abimayu menutup pelajaran pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri kegiatan init pembelajaran.

2. Manfaat menutup pelajaran:

Adapun manfaat dari menutup pelajaran yaitu:

 Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
 Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
 Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa,
sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
 Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3. Komponen-komponen menutup pelajaran
 Meninju kembali. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada
setiap akhir penggal kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang
penguasaan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan
membuat inti pelajaraan.
 Menilai (mengevaluasi).
 Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan,kelompok atau klasikal.
 Mendemontrasikan ide baru pada situasi lain.
 Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta
siswa memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik
pendapat itu berupa pendapat perorangan maupun pendapat kelompok.
 Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula.
 Tindak lanjut.

C. Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran


Penerapan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu harus
mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Prinsip tersebut adalah prinsip kebermaknaan dan prinsip berkesinambungan.

a) Prinsip kebermaknaan

Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membuka dan menutup pelajaranan
dalam pembelajaran terpadu haruslah memiliki nilai kebermaknaan yang tinggi
(meningful), terutama bagi seluruh siswa. Kegiatan atau aktivitas tersebut harus relevan
dengan tema yang akan dibahas dan kompetensi dasar yang harus dikusai siswa. Oleh
karena itu, bahan ajar dan kegiatan/pengalaman belajar yang ditetapkan harus sesuai
dengan karakteristik perkembangan siswa.

b) Prinsip kesinambungan dan keutuhan


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari
keseluruhan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran
terpadu, bukan merupakan kegiatan lepas-lepas dan berdiri sendiri. Oleh kerena itu, guru
hendaknya menjaga terjadi kesinambungan dan keutuhan dari satu keterampilan
mengajar dengan keterampilan mengajar lainnya. Dalam hal ini guru perlu menyusun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat dan sinambung dengan minat,
pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas kaitannya antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya.

D. Keterampilan Menjelaskan
1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah keterampilan menyajikan


informasi lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan anatara
satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh
atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Saud (2012).

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang
cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan suatu aspek yang
sangat penting dalam kegiatan seorang guru. Dalam kelas yang dipenuhi oleh kegiatan
pembicaraan, baik seorang guru itu sendiri, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.
Keterampilan ini berhubungan dengan:

 Penyampaian sesuatu ide / pendapat atau pemikiran dalam hal ini, bahan pelajaran) dalam
bentuk kata-kata.
 Pengorganisasian dalam menyampaiakan ide-ide tersebut:
 Penyampaian sistematika
 Hubungan antar hal yang terkandung dalam ide itu
 Upaya untuk review secara sadar menumbuhkan pengertian ataupun pemahaman pada
Diri Siswa.
Hal yang perlu dipersiapkan sebelumnya di antaranya adalah pengkajian ide atau bahan
yang disajikan (biasanya topik), pengkajian hubungan yang mungkin ada di antara hal-hal yang
terkandung dalam ide tersebut, serta kemungkinan perkiraan ikhtisar atau generalisasinya.

Guru harus memilki keterampilan dalam memberikan penjelasan kepada siswanya. Menurut
Alma (2010) keterampilan tersebut diantaranya adalah:

1) Clarity (kejelasan) yang meliputi:


 Kejelasan penggunaan bahasa secara fasih (Clarity of Leanguage)
a. Dalam hal apa perlu kejelasan
 Kejelasan tujuan
 Kejelasan proses (dalam presentasi/membawakan)
 Berhubungan erat dengan pencapaian mobil
b. Aspek-aspek kejelasan:
 Pengetahuan/pengalaman guru tentang subjek
 Perencanaan pelajaran
 Membuat hubungan-hubungan yang jelas/tepat
 Menanamkan pemindahan fase
 Bahasa yang dimengerti (dalam meenerangkan dalam bertanya) pilih kata-kata
yang tepat hindari kekaburan bahasa, pahami istilah-istilah yang berasal dari
bahasa asing agar tidak salah ucap dan tidak salah menggunakannya
 Kemampuan menganalisa anatar yang abstrak dan yang konkrit
 Mendefinisikan istilah-istilah baru/mengartikannya
 Hindari kekaburan dalam pembicaraan/kata-kata
 Hindari kebiasaan verbal yang mengganggu perhatian siswa: “uhm”, “a”, “apa
itu”, “apa namanya”, e e e...
 Kejelasan dalam menyatakan sesuatu ide secara eksplisit
 Upaya untuk mmenghindari kekaburan

2) Menggunakan contoh-contoh dan ilustrasi (use of examples)


 Ilustrasi merupakan penggambaran dari ide yang telah disampaikan, fungsinya untuk
memeperjelas ide sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang kabur.
 Contoh diberikan untuk mengkonkritkan ilustrasi yang diberikan, fungsinya untuk
menghindari terjadi verbalisme. Untuk itu perlu diperhatikan:
 Kesederhanaan.
 Jelas dan konkret.
 Selaras dengan tingkat pengalaman siswa.
 Kalau mungkin faktual (berdasarkan kenyataan) dan aktual (benar-benar terjadi).
 Alasan menggunakan contoh-contoh:
 Sebagian besar isi pelajaran tidak melibatkan siswa/guru dalam situasi nyata, jadi
bersifat abstrak.
 Sebagian besar terdiri dari “kata”, konsep/ide.
 Membuat kata-kata yang “mati” menjadi “hidup”.
 Hilangkan “kejemuan” terhadap hal-hal yang sifatnya abstrak, tujuannya adalah
untuk:
o Mempermudah belajar.
o Mempertahankan perhatian.
 Tidak semua siswa dapat menangkap semua ide secara mudah.
 Contoh menghubungkan konsep-konsep baru/asing pada pengalaman nyata.
 “Konkretisasi” dari penyajian verbal ditingkatkan.
 Prinsip penggunaan:
 Jelas, konkret, obyek/kejadian sehari-hari.
 Disesuaikan dengan “luas” pengalaman siswa.
 Harus berhubungan/berkaitan dengan permasalahan.
 Bentuk penggunaan:
 Verbal/analogi
 Diagram, gambar, model, demonstrasi, situasi nyata.
 Kombinasi (variasi) contoh.
 Lihat, dengar, sentuh/rasa, nikmati, mencium.
 Pola penggunaan:
 Induktif: contoh/ilustrasi – konsep/generalisasi.
 Deduktif: konsep/generalisasi – contoh.
 Kombinasi 1 dan 2, bergantung kepada:
o Materi pelajaran.
o Usia siswa.
o Luasnya pengetahuan/pengalaman siswa.
3) Emphasis (Penekanan)

Pemberian tekanan dilakukan agar hal-hal yang dianggap penting dari ide yang telah
disampaikan, lebih mendapat perhatian siswa. Emphasis dilakukan dalam bentuk penggunaan
variasi diantaranya, suara (nada, volume ataupun tonenya), isyarat (simbol, gerakan) dan
penggunaan media/ sumber pengajaran.

Penegasan atau pengarahan yang dapat dilakukan ialah dengan cara pengulangan
(repetition), pengikhtisaran atau pengambilan kesimpulan (summarizing/resuming dan
conclusion) yang biasanya dilakukan pada setiap akhir dari suatu pelajaran serta penegasan
menggunakan kata-kata kunci. Mengarahkan perhatian siswa kepada hal yang inti/utama/penting
dan memisahkannya dari hal-hal yang tidak/kurang penting. Contoh:

 Penggunaan suara:
 Kombinasi antara relaks dan menyenangkan bersamaan dengan penuh energi/entusias.
 Penggunaan media: dengar – pandang.
 Teknik verbal:
o Summary/ulangi; di muka – terminal – akhir.
o Menguatkan jawaban siswa.
o Menggunakan kata-kata antara: tetapi, oleh karena itu.

4) Organization
 Bahan yang akan dijelaskan, harus diorganisasi sedemikian rupa, sehingga
sistematikanya mudah diikuti, logik.
 Atur penggunaan waktu, jangan pada permulaan pelajaran telalu lambat, melantur ke
sana-sini, dan pada saat akhir jam pelajaran, seperti terburu-buru menyelesaikan
bahan pelajaran.
5) Feedback (umpan balik)

Tujuan:

 Sebagai evaluasi sederhana.


 Menghindari aktivitas monolog guru.
 Memberi kesempatan pada siswa untuk:
o Mengemukakan pemahaman/pengertian mereka.
o Menampakkan keragu-raguan/kebingungan mereka.
o Menampakkan minat mereka (monitor).
o Menampakkan sikap mereka.
o Menciptakan situasi baru dan menumbuhkan minat belajar.
o Mengkaji pemahaman siswa, mengendalikan sikap dan perilaku siswa.

Dengan cara memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, kadang-kadang ada
guru yang takut dengan pertanyaan siswa, karena kemungkinan guru tidak tahu jawabannya.
Pada zaman komunikasi modern sekarang ini besar kemungkinan murid lebih tahu dari guru
dalam beberapa hal. Oleh sebab itulah guru tidak perlu merasa takut, apabila tidak dapat
menjawab. Guru dapat berterus terang, belum mengetahui persoalan itu, dan dapat meminta
bantuan pada murid yang lain, jika ada yang mengetahui jawabannya.

2. Tujuan Keterampilan Menjelaskan

Menurut Saud Udin Syaefudin (2012) tujuan utama keterampilan menjelaskan sebagai
berikut:

 Membimbing murid memahami materi yang dipelajari


 Melibatkan murid untuk berpikir untuk memecahkan masalah
 Untuk memberikan balikan pada murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman mereka
 Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah
 Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip
umum secara objektif dan bernalar

3. Komponen Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan terdapat komponen-komponen yang harus diperhatikan.


Komponen-komponen tersebut diantaranya yaitu komponen merencanakan dan penyanjian suatu
penjelasan.

 Komponen Merencanakan

Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang
berkenaan dengan isi pesan dan menerima pesan.

 Isi pesan (materi) meliputi:


 Analisis masalah secara keseluruhan, dalam hal ini termasuk mengidentifikasikan
unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut.
 Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan tersebut.
 Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah
ditentukan.
 Penerima pesan

Merencakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan


yang disampaikan tersebut sangat tergantung pada kesiapan anak yang
mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan,
latar belakang, sosial, dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan
suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor tersebut.

 Komponen Penyajian

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya memperhatikan hal-hal sebagai


berikut:

 Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh siswa dan menghindari pengucapan istilah-istilah lain yang tidak
dapat dimengerti oleh siswa.

 Penggunaan contoh ilustrasi

Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada


hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-
hari.

 Pemberian tekanan

Dalam memberikan penjelasan, guru harus mengarahkan perhatian siswa agar


terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam
hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan, seperti “yang terpenting”,
“perhatikan baik-baik konsep ini” atau “perhatikan yang ini agak susah”.

 Penggunaan balikan

Guru hendaknya memberi kesempatan pada siswa untuk menunjukkan pemahaman,


keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Berdasarkan
balikan itu guru perlu melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya
kecepatannya, memberi contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang
penting. Balikan tentang sikap siswa dapat dijaring bersamaan dengan pertanyaan
yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman mereka.

4. Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan

Adapun prinsip-prinsip menurut Saud (2012) sebagai berikut:

 Penjelasan dapat diberikan pada awal, di tengah, ataupun di akhir jam pelajaran,
tergantung pada keperluannya. Penjelasan itu dapat juga diselingi dengan tujuan
pembelajaran.
 Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
 Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa ataupun
yang direncanakan oleh guru sebelumnya.
 Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.
 Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karateristik siswa.

5. Tahapan-tahapan dalam Keterampilan Menjelaskan

Menurut Saputri (2014) terdapat lima tahap dalam keterampilan menjelaskan, yaitu:

 Menyampaikan Informasi

Secara sederhana menyampaikan informasi adalah memberi tahu. Dalam konteks


pembelajaran, menyampaikan informasi adalah memberitahu peserta didik tentang
definisi-definisi atau pengertian-pengertian dasar tentang materi pembelajaran.

 Menerangkan

Pada tahap ini guru menguraikan istilah-istilah asing yang belum dikenal peserta
didik.

 Menjelaskan

Langkah inti adalah penjelasan. Penjelasan dimaksudkan untuk menunjukkan


“mengapa”, “bagaimana”, dan “untuk apa”. Pola penjelasan ini berupaya
membuktikan hubungan antara dua hal atau lebih yang saling mempengaruhi, bahkan
menunjukkan sebab-akibat.

 Pemberian Contoh

Untuk menyampaikan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah


dijelaskan, berilah contoh konkret secara nyata.

 Latihan

Langkah terakhir di dalam penjelasan adalah latihan. Latihan peserta didik dengan
mencari hubungan sebab-akibat pada fenomena atau peristiwa yang lain.
6. Kelebihan Penerapan Keterampilan Menjelaskan

Kelebihan penerapan keterampilan menjelaskan menurut Saputri (2014) diantaranya


sebagai berikut:

 Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan,


mengorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
 Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap dan
relevan.
 Mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-ide tersebut.
 Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta didik yang
besar.
 Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan materi.
 Dapat meningkatkan analisis guru terhadap teori yang sedang disampaikan dan guru
menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam.

7. Kelemahan Penerapan Keterampilan Menjelaskan

Kelemahan penerapan keterampilan menjelaskan menurut Saputri (2014) diantaranya


sebagai berikut:

 Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi kaarkteristik
auditif (mendengar) dan akhirnya menjadi siswa yang pasif.
 Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka perjalanan akan terkesan membosankan.
 Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu
sedikit bahkan habis untuk menjelaskan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam keterampilan Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang sangat
penting didalam proses pembelajaran. Membuka pelajaran diibaratkan sabagai kepala manusia
yang menggambarkan tidak hanya bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang. Membuka
pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini
membantu guru mendapatkan informasi langsung tentang yang akan kesiapan siswa mengikuti
pelajaran, sejauh mana siswa sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan hendak dicapai.
Dengan demikian pembelajaran akan dimulai sesuai dengan kondisi awal siswa dikelas tersebut.

Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka


pelajaran, walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti juga dalam membuka
pelajaran, dalam rangka menutuo pelajaran seyogyanya dilakukan bersama-sama dimana murid
semua kelas yang dirangkap hadir dalam suatu ruangan atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan
agar dapat mengontrol suatu episode pembelajaran untuk setiap kelas secara utuh.

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah keterampilan menyajikan


informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis. Keterampilan menjelaskan memiliki
tujuan diantaranya untuk membimbing murid memahami materi yang dipelajari membimbing
murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta menggunakan bukti-bukti dalam
pemecahan masalah. Komponen keterampilan menjelaskan ada dua yaitu komponen perencanaan
dan penyajian. Tahapan-tahapan dalam keterampilan menjelaskan adalah menyampaikan
informasi, menerangkan, menjelaskan, pemberian contoh dan latihan.
B. Saran

Sebagai seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus mempunyai


keterampilan membuka dan menutup pembelajaran serta keterampilan menjelaskan. Oleh karena
itu sebaiknya guru harus terus berlatih agar lebih trampil, kreatif dan mempunyai ide-ide
bagaimana cara untuk mengajarkan siswanya agar mereka tidak bosan.

DAFTAR PUSTAKA
Asril, Zainal. 2012. Micro Teaching. Jakarta: Raja Wali pers.

http://massofa.wordpress.com/2010/01//25/membuka-dan-menutup-bukan-sekedar-mengabsen-
siswa/.

http://massofa.wordpress.com/2008/01/11/keterampilan-membuka-dan-menutup-pelajaran/.

Hernawan, Asep Herry. Dkk. 2016. Cet. 20. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Alma, H. Buchari. 2010. Guru Profesionalisme. Bandung: Alfabeta

Saud, Udin Syaefudin. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Saputri, Ika. 2014. Keterampilan Menjelaskan, (Online),


(http://atikasaputri.blogspot.com/2014/04/keterampilan-menjelaskan.html?m=1), diakses
14 Maret 2016

Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai