Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 4
Semester : V-3
PEMATANG SIANTAR
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Pada Pembelajaran Fiqih
Kelas Xi Dalam Model Desain Pembelajaran Briggs” ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Tak lupa pula shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam semoga kita
mendapat syafaat beliau di Yaumilmahsyar kelak. Aamiin.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Mely Novasari Harahap, ST, M.Pd dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pengembangan bahan ajar pada pembelajaran fiqih kelas xi dalam model desain
pembelajaran briggs bagi para pembaca dan penulis terkhususnya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau
kerurangan yang pembaca temukan di makalah ini. Dan juga kami mengharapkan
adanya saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Terimkasih.
Kelompok 4
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum
yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditentukan.2
1
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Setia, 2001), hlm 50
2
Ika Lestari. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan). (Padang: Akademia Permata, 2013), hlm 67.
2
Dengan strategi yang dipilih itu baik yang bentuknya individual maupun
klasikal, guru dapat melaksanakan tugasnya dan mempunyai kemampuan dalam
mengajar dengan mempergunakan strategi yang dipilih tersebut. Apabila kedua
hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik maka guru dapat dikatakan sukses
dalam melaksanakan tugasnya yaitu, mengajar. 3
Analisis kebutuhan bahan ajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk
menyusun bahan ajar. Didalamnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu analisis terhadap
kurikulum, analisis sumber belajar, dan pemilihan serta penentuan jenis bahan ajar.
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum adalah suatu langkah awal dalam proses analisis
kebutuhan bahan ajar yang ditujukan guna menentukan kompetensi-
kompetensi mana saja yang membutuhkan bahan ajar. Hal ini akan
membantu guru dalam merencanakan dan mempersiapkan kegiatan
pembelajaran yang lebih matang dengan persiapan bahan-bahan ajar yang
lengkap dan tepat. Langkah-langkah pokok untuk analisis kurikulum
meliputi lima langkah:
a. Mengidentifikasi Standar Kompetensi(SK)
Stamdar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal siswa
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada sctiap tingkat dan semester.
Dalam konteks pembuatan bahan ajar maka tugas kita adalah
menentukan standar kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
b. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki
siswa dalam mata pekajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun
3
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan bahan ajar
dalam pendidikan agama islam (Rajawali Pers: PT Raja Grafindo Persada), hlm 126
3
indikator kompetensi. Guru mengidentifikasi kompetensi dasar yang
diharapkan bisa dikuasai oleh siswa.
c. Menyusun indikator ketercapaian hasil belajar
Indikator sebxagai kompetensi spesifik yang nantinya dijadikan dasar
pertimbangan dalam menentukan bahan ajar apa yang lepat untuk
dibuat.
d. Menentukan materi pokok
Materi pokok yakni sejumlah infomasi utama, pengetahuan,
keterampilan, atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh guru agar
siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok
digunakan oleh guru sebagai acuan utama dalam menyusun konten
bahan ajar.
e. Identifikasi pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh siswa
Hal ini adalah suatu aktivitas yang didesain oleh guru supaya
dilakukan oleh siswa agar mereka menguasai kompetensi yang telah
ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan.
Pengalaman belajar harus disusun secara jelas dan operasional
sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.
2) Analisis Sumber Belajar
Analisis terhadap sumber belajar dilakukan pada beberapa aspek meliputi
ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan dalam memanfaatkannya.
a. Ketersediaan maksudnya berkean dengan ada atau tidaknya sumber
belajar tersebut disekitar kita.
b. Kesesuaian maksudnya sumber belajar tersebut sesuai atau tidak
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Kemudahan maksudnya mudah tidaknya sumber belajar itu disediakan
maupun digunakan baik secara pengadaan maupun pengoperasiannya.
3) Langkah-Langkah Memilih dan Menentukan Bahan Ajar Beberapa
langkah pemilihan bahan ajar:
a. Mengidentifikasi aspek-aspck kompetensi yang menjadi acuan
pemilihan bahan ajar. Apakah aspek kognitif, psikomotorik atau afekif.
4
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Apakah aspek kognitif.
psikomotorik atau afektif.
c. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan tujuan
pembelajaran.
5
b) Kausal atau sebab akibat,yaitu penyusunan materi berdasarkan adanya
hubungan sebab dan akibatnya. Dengan mengetahui sebab dan akibat dari
sesuatu hal siswa dapat mempertimbangkan yang akan dilakukannya.
c) Struktural artinya materi disusun berdasarkan bagian-bagian tertentu,di
mana bagian-bagian itu saling berhubungan dan membentuk sebuah
struktur pengerahuan.
d) Logis dan Psikologis,logis artinya dapat diterima oleh logika siswa.Di
awali dari materi yang sederhana menuju materi yang kompleks, dari
bagian-bagian menuju keseluruhan,dari yang nyata menuju yang
abstrak,dari benda-benda menuju teori dari materi bagaimana menuju
materi mengapa. Sebaliknya,psikologis dimulai dari yang kompleks
menuju yang sederhana,dari keseluruhan menuju ke bagian. Dalam
menyusun materi salat,dapat dimulai dari syarat wajib salat,syarat sah salat
serta rukun-rukunnya (logis), dapat pula dimulai mengapa orang itu harus
salat,baru dilanjutkan bagaimana tata caranya (psikologis).
e) Spiral, artinya materi dipusatkan pada topik atau pokok bahasan
tertentu.Dari lopik tersebut kemudian diperluas dan diperdalam.Dari topik
yang sederhana kemudian diperluas dan diperdalam dengan bahan yang
lebih kompleks.Misalnya tentang salat,disusun mulai dari pengentian
secara Bahasa dan istilah dikembangkan menjadi makna salat dalam
kehidupan atau implikasi dari salat itu dalam kehidupan sehari-
hari.Dengan demikian siswa akan lebih mendalami salat tidak sekedar
lima waktu,tapi setiap saat jiwa sabat itu tercermin dalam kehidupannya
sehari-hari.4
4
Fiki Amaly. Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Fiqih. (Cirebon : Institut Agama
Bangsa Cirebon, 2020), hlm 7-13. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/451346596/Makalah-Pembelajaran-Fiqih-Pengembangan-
Bahan-Ajar-Pembelajaran-Fiqih
6
C. Model Pembelajaran Briggs
1. Pengertian model pembelajaran
5
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997) , hlm 110
7
kebutuhan, dan prioritas kegiatan pembelajaran. Di sini Briggs
menggunakan pendekatan bertahap 4, yaitu:
1) Mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas
2) Menentukan prioritas tujuan
3) Mengidentifikasi kebutuhan kurikulum yang baru,
4) Menentukan prioritas remedialnya. Dengan adanya data analisis
kebutuhan ini. penggunaan maupun cara pengalokasian waktu, sumber,
dan tenaga akan dapat diatur sebaik-baiknya.
b) Penyusunan garis besar kurikulum/rincian tujuan kebutuhan instruksional
yang telah dituangkan dalam tujuan-tujuan kurikulum tersebut
pengujiannya harus dirinci, disusun dan diorganisasi menjadi tujuan-tujuan
yang lebih spesifik yang mendukung tercapainya tujuan akhir kurikuler
secara keseluruhan
c) Perumusan tujuan
Setelah tujuan kurikuler yang bersifat umum ditentukan dan diorganisasi
menurut tujuan- tujuan yang lebih khusus, tujuan ini sebaiknya
dirumuskan dalam tingkah laku belajar yang terukur. Diusulkan agar
perumusan tujuan mengandung lima komponen:
1) Tindakan
2) Objek
3) Situasi
4) Alat dan batasan
5) kemampuan.
d) Analisis tugas/tujuan
Setelah tujuan dirumuskan, maka apa yang harus diajarkan sudah menjadi
jelas. Langkah berikutnya menurut rancangan sistem pembelajaran ialah
menentukan bagaimana cara mengajarkannya agar tujuan yang telah
dirumuskan tersebut tersebut dapat tercapai. Untuk ini perlu diadakan
analisis tentang tiga hal yang berikut:
1) Proses informasi; untuk menentukan tata urutan pemikiran yang logis
8
2) Klasifikasi belajar (yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan
belajar informasi, kognitif, sikap dan gerak): untuk mengidentifikasi
kondisi belajar yang diperlukan 3) Tugas belajar untuk menentukan
prasyarat belajar dan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang sesuai.
e) Penyiapan evaluasi hasil belajar
Penyiapan instrumen evaluasi hasil belajar atau penyusunan tes dilakukan
pada tahap ini karena erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tes/evaluasi harus shahih (valid), karena itu harus selaras (congruent)
dengan tujuannya, apakah itu dimaksudkan untuk menilai
perkembangannya (progress) seperti halnya midterm test, tes diagnosa
seperti pre test untuk melihat kemampuan awal dan menentukan usaha
remedialnya bila dipandang perlu, maupun tes akhir secara komprehensif.
f) Menentukan jenjang belajar
Tahap berikutnya adalah menentukan jenjang belajar menurut urutan yang
telah dianalisis pada nomor 4 (empat). Briggs mengklasifikasikan tahap ini
dan tahap berikutnya (penentuan kegiatan belajar) dalam pengertian
strategi pembelajaran. Jenjang belajar menyusun kembali sekuens belajar
tersebut dalam uraian kegiatan belajar yang merupakan prasyarat bagi
kegiatan belajar yang lalu, dan mana yang urutannya dapat bebas pilih
(optional)
g) Penentuan kegiatan belajar
Strategi pembelajaran yang juga harus dikembangkan adalah menentukan
bagaimana kegiatan belajar-mengajar akan diatur agar tujuan yang telah
dirumuskan dapat tercapai. Penentuan strategi pembelajaran ini oleh
Briggs disoroti dari dua segi pandangan, yaitu menurut pandangan guru
sebagai perancang kegiatan pembelajaran, dan dikembangkan dalam
strategi pembelajaran. Pengembangan strategi pembelajaran (oleh guru), di
mana dalam tahap ini guru menjabarkan strategi dalam teknik-teknik
mengajar, sesuai dengan fungsinya sebagai penyeleksi materi/sumber
belajar. Kerangka kegiatan ini meliputi :Pemilihan media yang sesuai,
9
Perencanaan kegiatan belajar-mengajar, Pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar, dan Pelaksanaan evaluasi belajar.
h) Pemantauan bersama (monitoring) pelaksanaan kegiatan yang
direncanakan Pada tahap ini pemantauan pelaksanaan kegiatan belajar
mengjar dapat dilakukan bersama antara guru sebagai perancang kegiatan
pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran, dan tim
pengembang pembelajaran untuk melihat apakah produk dan prosesnya
telah dipergunakan sebagaimana diprogramkan.
i) Evaluasi format if
Evaluasi pada tahap ini dilakukan untuk memperoleh data guna revisi dan
perbaikan materi bahan belajar (instruction materials) yang dilakukan
menurut tiga fase; (1) uji coba satu- satu one to one), (2) uji coba pada
kelomupk kecil, kemudian (3) uji coba lapangan dalam skala yang lebih
besar.
j) Evaluasi sumatif
Bila evaluasi formatif dilakukan dalam proses pengembangan sistem
pembelajaran untuk perbaikan-perbaikan dari segi pengembangan, maka
evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai sistem penyampaian secara
keseluruhan pada akhir kegiatan. Yang harus dinilai pada evaluasi sumatif
bukan sekedar hasil belajar, tetapi juga tujuan pembelajaran dan prosedur
10
Kelebihan dari model cakupan makro adalah :
11
pembelajaran brigs juga diadakan evaluasi formatif dan sumatif dimana untuk
memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Penerapan
model pembelajaran briggs pada pengembangan bahan ajar fiqih kelas xi dapat
dilakukan dengan cara :
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan model pembelajaran briggs ini guru di tuntut untuk berkreeasi dan
berinovasi dalam pembelajaran fiqih yang akan diajarkan agar siswa dapat
manangkap pemblejaran yang diajarkan sesuai dengan system dan kurikulum
yang telah di tetapkan. Dengan begitu sasaran dari model briggs ini adalah guru.
Oleh karenanya guru di harapkan mampu menyusuun langkah langkah yang baik
dan benar dalam pembelajaran agar siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien.
Pada pengembangan pembelajaran fiqih kelas 11 dalam model desain
pembelajaran brigs juga diadakan evaluasi formatif dan sumatif dimana untuk
memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung.
13
Daftar Pustaka
Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Setia.
14