Anda di halaman 1dari 10

RESUME 1

PENDIDIKAN IPA SD
“Modul Ajar”

Disusun Oleh :
Nama : Anestra Putri Fauziah
Nim : 22129012

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Risda Amini, M.P.
Afriza Media, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
PEMBAHASAN

A. Cara Mengembangkan Modul Ajar

Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui adaptasi,
kompilasi dan menulis sendiri. Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka dalam
modul ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui adaptasi dan kompilasi.
Namun demikian pada modul- modul berikutnya akan lebih banyak dibahas tentang
cara pengembangan modul dengan “menulis sendiri”.
a. Adaptasi Modul adaptasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar
buku yang ada di pasaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen,
atau widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko buku atau
perpustakaan) yang isinya relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah
itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku tersebut sebagai
bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut
digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan
dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat
melengkapi buku tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya.
Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi:
 Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari
peserta didik
 Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang
akan dipelajari peserta didik.
 Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik.
 Daftar Pustaka yang relevan
 Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari
dan topik mana yang tidak perlu dipelajari
 Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk
menjelaskan topik-topik yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta
membingungkan peserta didik.
b. Kompilasi Modul: kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas
dasar bukubuku yang ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang
sudah ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau
widiaiswara dengan menggunakan garis-garis besar program
pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya.
Prosedur Kompilasi Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai
 Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber
acuan lain yang digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam
Daftar Pustaka di GBPP
 Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian
dari sumber acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai
dengan GBPP
 Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok
Bahasan sesuai dengan GBPP
 Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai
dengan GBPP
 Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan
 Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk
setiap Pokok Bahasan kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk
dibagikan kepada peserta didik)
Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai
berikut:
 Bersifat self-instructional. Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran
yang memuat satu konsep atau unit dari bahan pelajaran. Sementara,
pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul menggunakan
pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan, melalui
pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
 Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual Pembelajaran melalui modul
sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan individual siswa, karena modul
pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa secara perorangan. Oleh
karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi kesempatan belajar
sesuai irama dan kecepatan masing-masing.

 Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.


Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara
spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi
penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang
spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus
direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna
untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan
mereka tentang apa yang diharapkan.

 Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan Proses asosiasi terjadi


karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan melihat diagram-
diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan maksudnya
materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan
secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan
belajar secara teratur.

 Penggunaan berbagai macam media (multi media) Pembelajaran dengan


modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media pembelajaran.
Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap kepekaannya
terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa saja
divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.

 Partisipasi aktif dari siswa Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-
bahan pembelajaran yang ada dalam modul tersebut bersifat self
instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.

 Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa Respon yang


diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan
mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci
jawaban yang telah disediakan.

 Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya Dalam


pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi,
sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada
pada tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi
tentang cara perhitungannya dan patokannya.

Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
1) prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model)
2) prinsip belajar mandiri
3) prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)
4) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
5) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
6) penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

B. Tujuan Membuat Modul Ajar


Modul ajar memiliki tujuan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien. Modul ajar dirancang untuk memberikan informasi yang jelas dan
terstruktur kepada siswa, sehingga mereka dapat memahami materi dengan lebih baik.
Selain itu, modul ajar juga dapat membantu siswa belajar secara mandiri, karena
mereka dapat mempelajari materi pada waktu yang mereka tentukan sendiri. Tujuan
lain dari modul ajar adalah untuk memudahkan guru dalam mengajar, karena modul
ajar dapat membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan memberikan
panduan yang jelas dalam mengajar. Dengan demikian, modul ajar dapat membantu
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

a. Dengan modul ajar, materi pembelajaran dapat disampaikan dengan standar


dan kualitas yang sama oleh setiap pengajar. Hal ini penting untuk
memastikan konsistensi dan kualitas penyampaian materi kepada siswa.
b. Modul ajar dirancang secara sistematis dan kontekstual sehingga
memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami materi. Materi
disajikan bertahap dengan contoh dan ilustrasi yang mendukung.
c. Dengan modul ajar, siswa dapat belajar secara mandiri dan mengatur
kecepatan belajarnya sendiri. Siswa juga dilatih untuk belajar secara aktif
dengan aktivitas dan latihan dalam modul.
d. Modul ajar membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur dan sistematis. Guru juga dimudahkan dalam memantau kemajuan
belajar masing-masing siswa.
e. Dengan modul standar, perbedaan kualitas pengajaran antar sekolah bisa
diminimalkan meskipun pengajarnya berbeda.
f. Modul dapat dirancang dengan beragam stimulus seperti visual, audio,
kinestetik untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda.
g. Dengan modul, evaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan secara langsung,
sistematis, dan terukur melalui latihan dan tes yang terstruktur.

C. Langkah-Langkah Membuat Modul Ajar


Terdapat langkah-langkah mengembangkan modul ajar pada di bawah ini terdapat 10
langkah, di antaranya adalah:
1. Melakukan analisis pada siswa, guru, dan satuan pendidikan mengenai kondisi
dan kebutuhannya. Pada tahap ini guru dapat mengidentifikasi masalah-
masalah yang muncul dalam pembelajaran, guru dapat menganalisis kondisi
dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran sehingga modul ajar yang didesain
akurat dengan masalah yang ada dalam pembelajaran.
2. Melakukan asesmen diagnostik pada siswa menganai kondisi dan kebutuhan
dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mengidentifikasi kesiapan siswa
sebelum belajar. Guru melakukan asesmen ini secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan siswa.
3. Melakukan identifikasi dan menentukan entitas profil pelajar pancasila yang
akan dicapai. Pada tahapan ini guru dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa
dan beracuan dengan pendidikan berkarakter. Profil pelajar pancasila
hakikatnya dapat dicapai dengan project , oleh karena itu guru harus mampu
merancang alokasi waktu dan dimensi program profil pelajar pancasila.
4. Mengembangkan modul ajar yang bersumber dari Alur Tujuan Pembelajaran,
Alur tersebur berdasarkan dengan Capaian Pembelajaran. Esensi dari tahapan
ini adalah pengembangan materi sama halnya seperti mengembangkan materi
pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

5. Mendesain jenis, teknik, dan instrumen asesmen. Pada tahap ini guru dapat
menentukan instrumen yang dapat digunakan untuk asesmen yang beracuan
pada tiga insturmen asesmen nasional yaitu asesmen kompetensi minimum,
survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
6. Modul ajar disusun berdasarkan komponen-komponen yang telah
direncanakan
7. Guru dapat menentukan beberapa komponen secara esensial yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran. Beberapa komponen yang ada dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
8. Komponen esensial dapat dielaborasikan dalam kegiatan pembelajaran
9. Setelah tahapan sebelumnya telah diterapkan, maka modul siap digunakan
10. Evaluasi modul

D. Manfaat Modul Ajar dalam Pembelajaran di Kelas


Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pada dasarnya menggunakan
sistem belajar secara individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem
pembelajaran klasikal. Jika pembelajaran bersifat individual maka siswa akan belajar
dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama, maka dalam perjalanan
belajarnya dari hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang
lamban makin lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya
sedikit, namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata
pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya
menjadi lebih rumit. Pembelajaran dengan sistem modul jika diterapkan untuk
pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu bersamaan dan
untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat bersamaan. Kepada siswa-siswa
yang selesainya lebih cepat dari pada teman-temannya, maka siswa tersebut akan
memperoleh modul pengayaan untuk dipelajarinya dalam sisa waktu yang tersedia.
Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi yang dapat dikerjakan secara individual
maupun secara klasikal.
 Dengan modul ajar, materi pelajaran tersaji secara sistematis dan terstruktur
sehingga proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan efektif. Siswa dapat
mempelajari materi secara lebih fokus sesuai langkah-langkah yang ada dalam
modul.
 Alur pembelajaran menjadi lebih jelas dengan adanya modul yang berisi
materi, contoh, tugas, latihan, dan evaluasi yang disusun secara runtut. Siswa
dan guru mengetahui dengan pasti garis besar proses pembelajaran dari awal
hingga evaluasi.
 Modul mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan mengatur
kecepatan belajarnya sendiri. Siswa dibiasakan untuk aktif mencari informasi
dan melakukan tugas-tugas yang ada dalam modul.
 Materi yang disampaikan melalui modul standar sama untuk setiap kelas
sehingga kualitas pembelajaran lebih terjamin. Meskipun pengajarnya
berganti, materi yang dipelajari tetap sama.
 Dengan modul, guru tidak perlu menjelaskan materi secara berulang karena
sudah ada dalam modul. Guru bisa fokus memantau kemajuan dan kesulitan
belajar masing-masing siswa.
 Modul dapat menjadi media alternatif jika fasilitas pembelajaran di kelas
terbatas, misalnya saat pandemi yang tidak memungkinkan pembelajaran tatap
muka.
 Modul memudahkan guru melakukan evaluasi karena sudah dilengkapi
dengan latihan dan tes sebagai tolak ukur kemampuan siswa. Evaluasi juga
bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan
Daftar Pustaka

Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2017), 24.

Bayu Wijayama, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Bervisi SETS Dengan


Pendekatan SAVI (Semarang: Qahar Publisher, 2019), 12-14.

Hisbullah dan Nurhayati Selvi, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar
(Makassar: Aksara Timur, 2018).

Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar (Jakarta: PT Indeks, 2016), 5.

I Gede Astawan dan I Gusti Ayu Tri Agustina, Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Era Revolusi
Industri 4.0 (Bandung: NILACAKRA, 2020), 12.

Anda mungkin juga menyukai