Anda di halaman 1dari 13

TT3 Perspektif Pendidikan

Nama : Agung Mangalambok


Hutahaean NIM858750891
Kelas : PGSD Kelas A

1. A. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah guru senantiasa


menggunakan berbagai macam bentuk bentuk bahan ajar. Berikan
sebuah contoh bahan ajar dari internet dan berikan dampak positif/
kelebihan bahan ajar tersebut!
b. Jelaskan beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam penggunaan
bahan ajar!

2. Ibu Ani mengajar dikelas V, pada akhir semester ternyata hasil belajar
siswa untuk mata pelajaran IPA masih rendah belum maksimal
sehingga tidak memenuhi KKM. Mengapa demikian? Dan upaya apa
yang harus dilakukan Ibu Ani?

3. Jelaskan makna dari strategi pembelajaran PAKEM dalam perspektif


guru dan perspektif siswa, dan berikan sebuah contoh!

4. Jelaskan mengapa evaluasi pembelajaran itu perlu dilakukan?

5. A. Bagaimana pendapat anda jika sarana prasarana disekolah tidak


memadai sehinggaberdampak pada kwalitas pembelajaran?
b. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Dana BOS dan digunakan
untukpembiayaan apa
saja?

JAWAB
NOMOR 1
a) Contoh bahan ajar dari internet adalah video pembelajaran dari

Youtube,berikut dampak positif/kelebihannya:


 Meningkatkan pemahaman peserta didik
 Meningkatkan perhatian murid
 Pembelajaran lebih fleksibel
 Terbiasa dengan trend perkembangan teknologi
 Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
 Membantu mengerjakan tugas/PR
b) Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam penggunaan

bahan ajar,diantaranya:

Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahan ajar.


Berikut beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
memilih bahan ajar (Depdiknas,2004).

1. Kriteria filosofis, berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan.


Berdasarkan kriteria ini, bahan ajar harus:
a. Menjadi alat dan sarana untuk perkembangan kompetensi siswa;
serta
b. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam

tentang suatu bidang ilmu, bukan sekedar pengetahuan yang


superficial saja.
2. Kriteria psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang

proses terjadinya belajar pada seseorang. Berdasarkan kriteria ini,


bahan ajar yang dipilih hendaknya:
a. Memungkinkan siswa memiliki wawasan dan pemahaman yang
mendalamterhadap bidang ilmu;
b. Merefleksikan keterkaitan dengan latar belakang dan karakteristik
awal siswaserta kebutuhan dan minat siswa;
c. Sesuai dengan jenjang intelektual dan kematangan siswa;
d. Dapat mengakomodasikan keterkaitan dengan beragam
pengalaman awal siswa;
e. Mendukung pencapaian keterampilan belajar tingkat tinggi
(higher orderlearning) dan kreativitas siswa;
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

sikap dan tata nilai;serta


g. Dapat membekali siswa agar dapat belajar seumur hidup.

Sementara itu, (Dick, Carey, & Carey, 2001: 246-247) mengemukakan


empat kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar.
Keempat kriteria tersebut adalah kriteria yang berpusat pada tujuan (goal-
centered criteria), kelompok target (learner- centered criteria), konteks
(context-centered criteria), dan proses belajar (learning- centered
criteria).
1. Kriteria yang Berpusat pada Tujuan
Kriteria ini memusatkan perhatian pada isi pembelajaran. Berdasarkan
kriteria ini,hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan ajar
adalah:
a. Kesesuaian antara isi bahan ajar dengan tujuan pembelajaran
serta standarkompetensi dan kompetensi dasar;
b. Kecukupan cakupan dan kelengkapan materi yang disajikan;
c. Kebenaran konsep:
d. Ketelitian;
e. Kekinian (sesuai dengan perkembangan bidang ilmu); dan
f. Keobjektifan.
2. Kriteria yang Berkenaan dengan Siswa
Kriteria ini berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar dengan kelompok
target pengguna bahan ajar tersebut. Berkenaan dengan kriteria ini,
bahan ajar yang dipilihhendaknya sesuai dengan:
a. Tingkat kosakata dan bahasa siswa;
b. Tingkat perkembangan, motivasi, dan minat siswa; serta
c. Latar belakang dan pengalaman siswa.

Di samping itu, menurut kriteria ini bahan ajar yang dipilih hendaknya
tidakmemiliki bias gender, budaya, usia, ras, dan yang lainnya.

3. Kriteria yang Berpusat pada Konteks


Kriteria ini berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih
dengan kontekspembelajaran. kriteria ini mencakup:
a. Keotentikan atau keaslian materi; dan
b. Kelayakan bahan ajar dalam hal kondisi bahan ajar dan biaya.

Dalam hal kelayakan, guru, perlu memperhatikan kualitas bahan ajar


dari aspek penjilidan, tampilan gambar, dan ketikan.

4. Kriteria yang Berpusat pada Proses Belajar


Kriteria ini berkenaan dengan ketepatan penyajian isi bahan ajar.
Berdasarkan kriteria ini, guru harus menilai bahan ajar dari aspek:
a. Kebenaran urutan sajian materi;
b. Pemberian motivasi belajar bagi siswa;
c. Ketersediaan latihan praktek dan kegiatan yang menuntut
keaktifan siswa;
d. Ketersediaan balikan yang memadai;
e. Ketersediaan asesmen yang tepat;
f. Ketersediaan kegiatan tindak lanjut untuk meningkatkan ingatan
dan transfer;
g. Penggunaan ilustrasi yang tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran; serta
h. Ketersediaan panduan bagi siswa dalam melakukan satu
atau beberapa kegiatan.

Khusus untuk memilih buku kerja siswa, Ornstein (1990)


mengemukakan beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru.
Kriteria tersebut di antaranya adalah sebagaiberikut.
1. Tujuan (objective)
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria
ini adalah:
a. Apakah buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan?
b. Kalau sesuai, buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan

pembelajaran atau indikator hasil belajar yang mana? Standar


kompetensi dan kompetensi dasaryang mana?
2. Keterbacaan (readibility)
Pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini di
antaranya adalah:
a. Apakah latihan yang disediakan dalam buku kerja sesuai
dengan tingkatmembaca siswa?
b. Apakah siswa memahami petunjuk tertulis?
c. Bagaimana penggunaan kata-kata dalam latihan atau
pernyataan masalah?
3. Kegunaan (unility)
Kriteria ini berkenaan dengan manfaat penggunaan buku kerja bagi
siswa. Pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini
di antaranya adalah:
a. Apakah materi dalam buku kerja membantu siswa menguasai

kompetensi yang diharapkan?


b. Apakah latihan, tugas, atau kegiatan yang disediakan dalam

buku kerjamenarik bagi siswa?


4. Kognisi (cognition)
Kriteria ini berkenaan dengan pengembangan kemampuan berpikir
siswa.Berdasarkan kriteria ini:
a. Apakah latihan dalam buku kerja mendorong meningkatkan
kemampuanberpikir abstrak?
b. Apakah latihan dalam buku kerja menstimulasi kemampuan
intelektualsiswa?
c. Apakah latihan atau masalah yang disajikan dapat dilakukan
oleh siswa,langkah demi langkah?
5. Cakupan materi (content coverage)
Kriteria ini berkenaan dengan cakupan materi yang disajikan dalam
buku kerja. Latihan yang disajikan dalam buku kerja hendaknya
mempunyai tingkat kedalaman yang sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan. Selain itu, latihan tersebut memiliki keseimbangan
antara cakupan dengan urutan materi latihan.
6. Audio-visual
Kriteria ini berkenaan dengan ilustrasi yang digunakan dalam buku
kerja. Sehubungan dengan kriteria ini, buku kerja hendaknya mudah
digunakan oleh siswa serta menyediakan ilustrasi yang bervariasi
baik berupa bagan, gambar yang akan disajikan.
7. Teori belajar (learning theory)
Berkenaan dengan kriteria ini, latihan dalam buku kerja hendaknya
sesuai dengan teori belajar yang berlaku. Selain itu, berdasarkan
kriteria ini, latihan dalam buku kerja hendaknya memperhatikan
perbedaan individual.
8. Karakteristik fisik (physical characteristics)
Berdasarkan kriteria ini, buku kerja hendaknya memiliki materi dan
kemasan yang berkualitas. Selain itu, harga buku kerja tersebut juga
harus kompetitif sertadapat digunakan oleh beberapa siswa.
NOMOR 2
Faktor- faktor yang menjadi penyebab rendahnya nilai belajar siswa
pada mata pelajaran IPA dapat disebabkan oleh beberapa faktor guru dan
siswa. Jika dari aspek guru, kemungkinan guru kurang memberikan motivasi
belajar kepada siswa, guru kurang menggunakan media dalam kegiatan
proses belajar mengajar. Jika dari aspek siswa kemungkinan disebabkan
karena menganggap bahwa mata pelajaran IPA membosankan, dan
kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran IPA,
sangat diperlukan media untuk memahami pelajaran IPA dan juga
mengurangi sikap siswa yang terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran IPA dapat dikatakan berjalan dan berhasil dengan baik,
apabila Bu Ani mampu mengubah metode, media, dan strategi dalam
pembelajaran IPA. Memastikan peserta didik untuk ikut terlibat didalam
proses pembelajaran dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung, IPA
merupakan ilmu yang mempelajari gejala- gejala kebendaan melalui
pengamatan dan induksi dan dilakukan secara perumusan dan sistematis.
Media benda konkret memiliki maksud, yaitu guru dalam menyampaikan
materi pelajaran menggunakan alat bantu yang sesuai dengan pembelajaran
yang akan diajarkan. Adapun manfaatnya dari sebuah pembelajaran dengan
menggunakan media benda konkret adalah memudahkan guru dan siswa
dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang diajarkan.. Dalam
proses pembelajaran diharapkan dapat membantu kelancaran, efektivitas,
dan efisiensi dalam pembelajaran.

NOMOR 3
 PAKEM dalam perspektif Guru adalah guru aktif memantau
kegiatan belajar siswa; memberi umpan balik, mengajukan
pertanyaan yang menantang, dan mempertanyakan gagasan siswa;
Kreatif mengembangkan kegiatan yang beragam dan membuat alat
bantu belajar sederhana; Efektif sehingga pembelajaran mencapai
tujuan pembelajaran; dan Menyenangkan sehingga anak tidak takut
salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.
 PAKEM dalam perspektif Siswa adalah siswa aktif bertanya,
mengemukakan gagasan, dan mempertanyakan gagasan orang lain
serta gagasannya; Kreatif merancang/membuat sesuatu dan
menulis/mengarang, Efektif menguasai keterampilan yang
diperlukan; dan Menyenangkan sehingga siswa berani
mencoba/berbuat, berani bertanya, berani mengemukakan
pendapat/gagasan, danberani mempertanyakan gagasan orang lain
(Setiawan, 2004).

Contoh: "Kami senang, siswa datang ke warung", kata Ibu Darsiah,


pemilik warung. Dalam pembelajaran PAKEM, salah satu cirinya adalah
siswa diberi kesempatan seluas- luasnya untuk memperoleh pengalaman
belajar melalui berbagai kegiatan. Hal ini antara lain diterapkan pada
pelatihan guru di Kecamatan Kebasen, Banyumas. Salah seorang guru
kelas, Ibu Haryati melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN
Kalisasak II Kebasen. Salah satu kegiatannya adalah siswa diajak ke warung
dekat sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga bell, dan
harga jual. Ibu Darsiah, pemilik warung, merasa senang para siswa datang
ke warungnya dan menanyakan berbagai informasi tentang bisnis warung
yang dikelolanya. Kami sangat senang, dan ini merupakan kehormatan,
bahwa siswa diajak ke warung kami. Kendati siswa hanya bertanya, dan
tidak belanja, kami tidak berkeberatan. Siswa tampaknya senang juga
dengan suasana belajar seperti itu.

NOMOR 4
Karena evaluasi akan sangat menentukan pembinaan pendidikan
selanjutnya untuk anak didik kita, sehingga evaluasi mutlak diperlukan
dalam suatu proses ajar- mengajar. Evaluasi diperlukan untuk menilai/tolak
ukur kemampuan, berhasil atau tidaknya metode yang digunakan. dengan
adanya evaluasi kita menjadi tau apa yang perlu ditingkatkan, diperbaiki,
dinilai cukup/kurang. tanpa adanya evaluasi kita tidak tau kemajuan/
kemunduran yang terjadi pada sebuah proses.
Evaluasi di perlukan untuk me-review apa yang terjadi sebelumnya,
kendala, problema yang di hadapi, seberapa jauh pemahaman materi yang
di berikan dan juga menyimpulkan apakah kegiatan yang tadi dilakukan
sukses atau gagal, dan banyak lagi sepertinya. Tanpa evaluasi kita tidak
akan tau hasil dari pendidikan tersebut. Dengan evaluasi dapat di ketahui
dimana kekurangannya agar dapat diperbaiki.

NOMOR 5
a. Sarana prasana adalah hal yang sangat penting saat proses
pembelajaran.Kurangnya sarana dan prasarana dapat menghambat
proses pembelajaran yang
mana hal tersebut dapat berdampak pada prestasi siswa, untuk itu
ketika sarana dan prasaran yang kita punya sangat minim maka kita
harus memutar otak dan bisa memanfaatkan lingkungan sekitar atau
bahan-bahan yang ada di sekitar yang menunjang proses pembelajran
agar proses belajar tidak terganggu.
b. Dana BOS adalah program yang diusung pemerintah untuk
membantu sekolah di Indonesia agar dapat memberikan pembelajaran
dengan lebih optimal. Bantuan yang diberikan melalui dana BOS
yakni berbentuk dana. Dana tersebut dapat dipergunakan untuk
keperluan sekolah, seperti pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
hingga membeli alat multimedia untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar.
Dana BOS yang diterima oleh sekolah, dapat digunakan untuk
membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut: 1) pengembangan
perpustakaan, 2) kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, 3)
kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa, 4) kegiatan
ulangan dan ujian, 5) pembelian bahan-bahan habis pakai, 6)
langganan daya dan jasa dll.

Anda mungkin juga menyukai