Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

NAMA : DITA ANANDA PUTRI

NIM : 856818212

MATKUL : PERSPEKTIF PENDIDIKAN DI SD

1. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan panduan


yang memberikan jawaban atas pertanyaan: untuk apa pendidikan dilakukan, apa
yang disampaikan dalam proses pendidikan, bagaimana pendidikan akan
dilaksanakan, serta bagaimana mengukur hasil dan proses pendidikan. Hal ini sesuai
dengan pengertian kurikulum yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19 yang menyatakan bahwa
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Sementara itu, (Dick, Carey, & Carey, 2001: 246-247) mengemukakan empat kriteria
yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar. Keempat kriteria tersebut adalah
kriteria yang berpusat pada tujuan (goal-centered criteria), kelompok target (learner-
centered criteria), konteks (context-centered criteria), dan proses belajar (learning-
centered criteria)
1. Kriteria yang Berpusat pada Tujuan

Kriteria ini memusatkan perhatian pada isi pembelajaran. Berdasarkan kriteria ini,
hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan ajar adalah:

a. kesesuaian antara isi bahan ajar dengan tujuan pembelajaran serta standar
kompetensi dan kompetensi dasar,

b. kecukupan cakupan dan kelengkapan materi yang disajikan,

c. kebeneran konsep;

d. ketelitian:

e. kekinian (sesuai dengan perkembangan bidang ilmu); dan

f.keobjektifan.

2. Kriteria yang Berkenaan dengan Siswa

Kriteria ini berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar dengan kelompok target
pengguna bahan ajar tersebut. Berkenaan dengan kriteria ini, bahan ajar yang dipilih
hendaknya sesuai dengan:

a. tingkat kosakata dan bahasa siswa,


b. tingkat perkembangan, motivasi, dan minat siswa, serta
c. latar belakang dan pengalaman siswa
Di samping itu, menurut kriteria ini bahan ajar yang dipilih hendaknya tidak
memiliki bias gender, budaya, usia, ras, dan yang lainnya.
3. Kriteria yang Berpusat pada Konteks
Kriteria ini berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih dengan konteks
pembelajaran. Kriteria ini mencakup :
a. keotentikan atau keaslian materi, dan
b. kelayakan bahan ajar dalam hal kondisi bahan ajar dan biaya Dalam hal
kelayakan, guru perlu memperhatikan kualitas bahan ajar dari aspek penjilidan,
tampilan gambar, dan ketikan.

4. Kriteria yang Berpusat pada Proses Belajar Kriteria ini berkenaan dengan ketepatan
penyajian isi bahan ajar. Berdasarkan kriteria ini, guru harus menilai bahan ajar dari
aspek
a. kebenaran urutan sajian materi
b.pemberian motivasi belajar bagi siswa
c.ketersediaan latihan praktek dan kegiatan yang menuntut keaktifan siswa.
d. ketersediaan balikan yang memadai,
e. ketersediaan asesmen yang tepat,
f. ketersediaan kegiatan tindak lanjut untuk meningkatkan ingatan dan transfer.
g. penggunaan ilustrasi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta
h. ketersediaan panduan bagi siswa dalam melakukan satu atau beberapa kegiatan

Khusus untuk memilih buku kerja siswa, Ornstein (1990) mengemukakan


beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru. Kriteria tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut.
1.Tujuan (objective)
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini adalah :
a. Apakah buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan?
b Kalau sesuai, buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran atau
indikator hasil belajar yang mana? Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
mana?
2.Keterbacaan (readibility) Pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan
kriteria ini di antaranya adalah:
a. Apakah latihan yang disediakan dalam buku kerja sesuai dengan tingkat
membaca siswa?
b. Apakah siswa memahami petunjuk tertulis?
c. Bagaimana penggunaan kata-kata dalam latihan atau pernyataan masalah?
3. Kegunaan (unifity)
Kriteria ini berkenaan dengan manfaat penggunaan buku kerja bagi siswa,
Pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini di antaranya adalah:
a. Apakah materi dalam buku kerja membantu siswa menguasai kompetensi yang
diharapkan?
b. Apakah latihan, tugas, atau kegiatan yang disediakan dalam buku kerja menarik
bagi siswa?
4.Kognisi (cognition)

Kriteria ini berkenaan dengan pengembangan kemampuan berpikir siswa.


Berdasarkan kriteria ini:
a. Apakah latihan dalam buku kerja mendorong meningkatkan kemampuan
berpikir abstrak?
b. Apakah latihan dalam buku kerja menstimulasi kemampuan intelektual siswa?

c.Apakah latihan atau masalah yang disajıkan dapat dilakukan oleh siswa, langkah
demi langkah?
5. Cakupan materi (content coverage) .
Kriteria ini berkenaan dengan cakupan materi yang disajikan dalam buku kerja.
Latihan yang disajikan dalam buku kerja hendaknya mempunyai tingkat
kedalaman yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Selain itu, latihan
tersebut memiliki keseimbangan antara cakupan dengan urutan materi latihan

6 Audio-visual

Kriteria ini berkenaan dengan ilustrasi yang digunakan dalam buku kerja
Sehubungan dengan kriteria ini, buku kerja hendaknya mudah digunakan oleh
siswa serta menyediakan ilustrasi yang bervariasi baik berupa bagan, gambar yang
akan disajikan.

7. Teori belajar (learning theory)

Berkenaan dengan kriteria ini, latihan dalam buku kerja hendaknya sesuai dengan
teori belajar yang berlaku. Selain itu, berdasarkan kriteria ini, latihan dalam buku
kerja hendaknya memperhatikan perbedaan individual.

8. Karakteristik fisik (physical characteristics) Berdasarkan kriteria ini, buku


kerja hendaknya memiliki materi dan kemasan yang berkualitas. Selain itu, harga
buku kerja tersebut juga harus kompetitif serta dapat digunakan oleh beberapa
siswa

3. SARANA-PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN WILAYAH

Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses
belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana
penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil,
mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang
setiap hari Anda temukan. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang telah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana penunjang, contoh berikut layak untuk menjadi bahan renungan
bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan.
KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU

Salah satu persoalan guru di tanah air, selain kesejahteraan, adalah ketidakmerataan jumlah
mereka. Perbandingan antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang
mengajar di kota sangat jauh. Jadi, dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah
memadai, tetapi tidak demikian dengan sisi pemerataan dan kualitasnya. Untuk membantu
pemahaman Anda berikut penulis berikan sebuah contoh sosok guru di pedalaman Papua
bernama Frederick Sitaung.

Anda mungkin juga menyukai