NIM : 856818212
Kriteria ini memusatkan perhatian pada isi pembelajaran. Berdasarkan kriteria ini,
hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan ajar adalah:
a. kesesuaian antara isi bahan ajar dengan tujuan pembelajaran serta standar
kompetensi dan kompetensi dasar,
c. kebeneran konsep;
d. ketelitian:
f.keobjektifan.
Kriteria ini berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar dengan kelompok target
pengguna bahan ajar tersebut. Berkenaan dengan kriteria ini, bahan ajar yang dipilih
hendaknya sesuai dengan:
4. Kriteria yang Berpusat pada Proses Belajar Kriteria ini berkenaan dengan ketepatan
penyajian isi bahan ajar. Berdasarkan kriteria ini, guru harus menilai bahan ajar dari
aspek
a. kebenaran urutan sajian materi
b.pemberian motivasi belajar bagi siswa
c.ketersediaan latihan praktek dan kegiatan yang menuntut keaktifan siswa.
d. ketersediaan balikan yang memadai,
e. ketersediaan asesmen yang tepat,
f. ketersediaan kegiatan tindak lanjut untuk meningkatkan ingatan dan transfer.
g. penggunaan ilustrasi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta
h. ketersediaan panduan bagi siswa dalam melakukan satu atau beberapa kegiatan
c.Apakah latihan atau masalah yang disajıkan dapat dilakukan oleh siswa, langkah
demi langkah?
5. Cakupan materi (content coverage) .
Kriteria ini berkenaan dengan cakupan materi yang disajikan dalam buku kerja.
Latihan yang disajikan dalam buku kerja hendaknya mempunyai tingkat
kedalaman yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Selain itu, latihan
tersebut memiliki keseimbangan antara cakupan dengan urutan materi latihan
6 Audio-visual
Kriteria ini berkenaan dengan ilustrasi yang digunakan dalam buku kerja
Sehubungan dengan kriteria ini, buku kerja hendaknya mudah digunakan oleh
siswa serta menyediakan ilustrasi yang bervariasi baik berupa bagan, gambar yang
akan disajikan.
Berkenaan dengan kriteria ini, latihan dalam buku kerja hendaknya sesuai dengan
teori belajar yang berlaku. Selain itu, berdasarkan kriteria ini, latihan dalam buku
kerja hendaknya memperhatikan perbedaan individual.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kendala proses
belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana
penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil,
mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang
setiap hari Anda temukan. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang telah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana penunjang, contoh berikut layak untuk menjadi bahan renungan
bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan.
KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU
Salah satu persoalan guru di tanah air, selain kesejahteraan, adalah ketidakmerataan jumlah
mereka. Perbandingan antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang
mengajar di kota sangat jauh. Jadi, dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah
memadai, tetapi tidak demikian dengan sisi pemerataan dan kualitasnya. Untuk membantu
pemahaman Anda berikut penulis berikan sebuah contoh sosok guru di pedalaman Papua
bernama Frederick Sitaung.