Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODUL 9

BAHAN BELAJAR SEKOLAH DASAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah: Perspektif Pendidikan SD

Dosen: Dr. Lenny Nuraeni, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Yuni Suryani (857472605)


2. Fitriani (857464955)
3. Riyanti Karina Pertiwi (857473789)
4. Lina Herlina (857473757)
5. Megawaty Banjarnahor (857473764)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) BANDUNG

POKJAR CIMAHI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan untuk melengkapi tugas perkuliahan Perspektif Pendidikan
SD. Makalah ini kami susun dengan judul “BAHAN BELAJAR SEKOLAH DASAR”.

Atas tersusunnya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada Tutor yang
telah memberikan arahan kepada kami dalam menyusun makalah ini. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada pihak terkait yang telah memberikan saran dan solusi dalam penulisan
makalah ini.

Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha
maksimal telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima
dengan tangan terbuka.

Kami berharap, semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Terbuka.

Purwakarta, November 2022

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
PETA KONSEP ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah… ......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................ 2
C. Ruang Lingkup Pembahasan ..................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI


A. Kegiatan Belajar 1 : Potret Bahan Ajar ............................................................... 3
B. Kegiatan Belajar 2 : Pengembangan Bahan Ajar di Sekolah Dasar .................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10

B. Saran ...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

ii
PETA KONSEP

Bentuk Bahan Ajar


KB 1
POTRET BAHAN AJAR
Bahan Ajar Yang Digunakan
BAHAN BELAJAR SEKOLAH DASAR

Di Sekolah

Merumuskan Tujuan
Pembelajaran
MODUL 9

Penulis Bahan Ajar Menyajikan Materi Pelajaran

Mengembangkan Evaluasi

KB 2 PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR DI SEKOLAH
DASAR Kriteria Yang Berpusat Pada
Tujuan

Kriteria Yang Berkenaan


Dengan Siswa
Penggunaan Bahan Ajar Yang
Sudah Tersedia
Kriteria Yang Berpusat Pada
Konteks

Kriteria Yang Berpusat Pada


Proses Belajar

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar
diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus
merupakan substansi komponen yang dibelajarkan kepada siswa. Dengan bahan ajar,
program pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih teratur karena guru sebagai
pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas.
Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan
ajar. Dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik profesional diharapkan
memliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada
dengan memerhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik.
Sejalan dengan itu Thamrin (2014:91) mengungkapkan ada tiga alasan
pengembangan bahan ajar dilakukan karena: Pertama, ketersediaan bahan ajar yang
sesuai tuntutan kurikulum. Kedua, ketersediaan bahan ajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Ketiga, ketersediaan bahan ajar sesuai dengan tuntutan pemecahan
masalah belajar.
Pengembangan bahan ajar harus memerhatikan tuntutan kurikulum, artinya
bahan ajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada
Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan, standard kompetensi lulusan telah
ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar
yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga
profesional.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan
bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja
menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok
adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar
suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah
ataupun memperdalam isi kurikulum.
Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun
sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang
bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai
sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun
penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat.
Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dan
lain-lain. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup

1
melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa,
seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru
perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.
Pertimbangan lain dari ketersediaan bahan ajar adalah kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak
cocok untuk peserta didik kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya,
lingkungan sosial, geografis, budaya, dan lain-lain. Untuk itu, maka bahan ajar yang
dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Selain
lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik peserta didik juga mencakup
tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar
belakang keluarga dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat
disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
Selanjutnya, ketersediaan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan
masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran
yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk
menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak,
rumit, asing, dan sebagainya.
Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang
tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka
bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak
tersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dan lain-lain.
Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana,
sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
Sehubungan dengan itu, guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara
efektif dan efisien melalui sarana modul. Siswa pun dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara maksimal dengan modul. Akan tetapi, pada kenyataannya isi bahan
ajar (modul) yang ada sekarang justru didominasi oleh teori.

B. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui potret bahan ajar sekolah dasar.
2. Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar di sekolah dasar.

C. Ruang Lingkup Pembahasan


Pembahasan materi dibatasi pada ruang lingkup penguasaan terhadap kajian bahan ajar
sekolah dasar yang memiliki cakupan berbagai bentuk bahan ajar serta kekuatan dan
kelemahan bahan ajar sekolah dasar yang digunakan. Dan pengembangan bahan ajar di
sekolah dasar yang terdiri dari langkah-angkah dan kriteria pengembangan bahan ajar
agar pelaksanaan kurikulum di sekolah berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. KEGIATAN BELAJAR 1: POTRET BAHAN AJAR


1. Pengertian Bentuk Bahan Ajar
Dick, Carey, & Carey (2001: 205) mengemukakan bahwa The instructional
materials contain the content – either written, mediated, or facilitated by an
instructor – that a student will use to achieve the objectives. Bahan ajar berisi
konten – tertulis, melalui media atau difasilitasi guru – yang digunakan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.
Contoh Bahan ajar
a. Buku teks / buku ajar
Buku pegangan bagi guru dan siswa, menyediakan garis besar materi yang dapat
digunkan guru dalam pembelajaran, berisi ringkasan informasi penting yang
harus dipelajari dan merupakan sumber belajar atau referensi bagi semua siswa
b. Media taktil atau manipulatives
Bahan yang digunakan oleh guru atau siswa dalam mempelajari suatu konsep
c. Program audio
Bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan mendengar
para siswa
d. Program video
Bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau simulasi dari suatu konsep attau
keterampilan yang dipelajari
e. Handouts
Lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan kepada siswa
f. Lembar kerja siswa
Lembaran panduan yang digunakan siswa baik secara individual maupun
kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

2. Bahan Ajar Yang Digunakan Di Sekolah


a. Komponen buku teks sebagai bahan ajar
Buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung komponen-komponen
sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran
Kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah mepelajari materi yang
disajikan dalam suatu bab atau topik atau tema tertentu. Tujuan pembelajaran

3
merupakan penjabaran dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD) dalam kurikulum.
2) Uraian materi
Sajian materi yang disertai dengan contoh dan ilustrasi yang membantu siswa
memahami materi yang disajikan, dan dapat disajikan tugas atau kegiatan yang
harus dilakukan siswa untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi
yang disajikan
3) Evaluasi
Berisi soal-soal yang harus dijawab atau masalah yang harus dipecahkan siswa
untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan
b. Komponen Lembar Kerja Siswa
1) Tujuan
Kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengerjakan tugas yang
diberikan
2) Materi/sumber
Berisi innformasi tentang bahan-bahan yang diperlukan untuk mengerjakan
tugas
3) Waktu
Kapan waktu pelaksanaan tugas dan jumlah waktu yang disediakan untuk
mengerjakan tugas
4) Cara kerja
Langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam mengerjakan tugas
5) Hasil yangdiharapkan
Mendeskripsikan hasil belajar yang harus ditunjukkan siswa sebagai bukti
bahwa mereka telah mengerjakan tugas dan menguasai tujuan pembelajaran
6) Tindak lanjut
Memberikan informasi tentang kegiatan yang harus dilakukan siswa setelah
menyelesaikan tugas
c. Kelemahan Bahan Ajar yang digunakan di SD
1) Salah konsep
2) Tidak memadainya cakupan materi yang disajikan
3) Penggunaan ilustrasi yang kurang tepat
4) Penyajian ilustrasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat
evaluasi
5) Penggunaan Bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

4
B. KEGIATAN BELAJAR 2: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI SEKOLAH
DASAR
KTSP dikembangkan oleh masing-masing sekolah dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik yang dibinanya dan kondisi lingkungan sekolah dengan tetap
berorientasi pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang bersifat nasional.
Dengan diberlakukannya KTSP, guru dapat mengembangkan sendiri bahan ajar untuk
membantu siswa menguasai kompetensi yang diharapkan.
Menurut Dick, Carey & Carey (2001:254-255) langkah- langkah untuk
mengembangkan bahan ajar adalah:
a. Menelaah strategi pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
b. Melakukan survei berbagai literatur dan ahli bidang ilmu untuk mengetahui
bahan ajar yang sudah tersedia.
c. Mempertimbangkan apakah akan mengadopsi atau mengadaptasi bahan
ajar yang tersedia.
d. Menentukan apakah materi baru akan dirancang.
e. Menelaah hasil analisis tentang siswa dan masing-masing proses
pembelajaran.
f. Menelaah hasil analisis konteks belajar dan asumsi tentang sumber belajar.
g. Merancang dan menulis materi bahan ajar berdasar strategi pembelajaran.
h. Menelaah setiap pertemuan pembelajaran.
i. Membuat Lembar Kerja Siswa.
j. Melakukan evaluasi bahan ajar yang dikembangkan
k. Memperbaiki bahan ajar sesuai dengan hasil evaluasi.

1. Penulisan Bahan Ajar


Suatu bahan ajar hendaknya memiliki komponen-komponen tujuan pembelajaran,
uraian materi, dan evaluasi.
Dengan memperhatikan komponen- komponen tersebut, maka langkah-langkah
yang dapat dilakukan guru untuk menulis bahan ajar adalah:
a) Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa setelah mempelajari suatu bab atau topik atau tema
tertentu.
b) Menyajikan Materi Pelajaran
Berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran dikembangkan materi pelajaran.
Materi berdasarkan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan karakteristik dan

5
pengetahuan awal siswa serta sarana prasarana yang tersedia untuk proses
pembelajaran (Depdiknas, 2004:23).
Sementara menurut Hasan (2007) pemilihan materi pelajaran hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Berkaitan erat dengan kompetensi atas kemampuan yang terkandung pada
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Standar Kompetensi Lulusan.
2) Dapat dipelajari peserta didik dan sesuai dengan perkembangan
kemampuan mereka
3) Sumber untuk mempelajari materi tersebut tersedia
4) Tahan lama dan memiliki manfaat yang bertahan lama.
5) Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
6) Ekonomis dalam arti suatu materi yang dipilih dapat digunakan untuk
menguasai lebih dari satu kompetensi .
Selain menyajikan materi penulis hendaknya memberikan ilustrasi-ilustrasi
baik berupa gambar, diagram, tabel atau contoh yang sesuai dengan materi dan
dapat menambah pemahaman siswa, tidak hanya sekedar menambah
kemenarikan tampilan bahan ajar. Penulis juga bisa menuntut siswa melakukan
kegiatan melakukan pengamatan, percobaan, mengunjungi nara sumber, dan
sebagainya. Penyajian materi harus memperhatikan karakteristik siswa,
Penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan siswa, materi disesuaikan
dengan hakekat masing-masing mata pelajaran.
c) Mengembangkan Evaluasi
Evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang telah disajikan. Alat evaluasi dikembangkan berdasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam tujuan
pembelajaran. Alat evaluasi dikembangkan untuk ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor sesuai kemampauan yang diharapkan dikuasai siswa dan sesuai
aturan pengembangan alat evaluasi.
Jika siswa dituntut melakukan kegiatan tertentu maka perlu LKS. Komponen
LKS: tujuan, materi/sumber, waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan, dan
tindak lanjut.

2. Penggunaan Bahan Ajar Yang Sudah Tersedia


Dalam Depdiknas (2004) Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman bagi
guru dalam memilih bahan ajar yaitu :
1) Kriteria filosofis, berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Berdasarkan kriteria ini, bahan ajar harus :
a. Menjadi alat dan sarana untuk perkembangan kompetensi siswa; serta

6
b. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang suatu bidang ilmu, bukan sekedar pengetahuan yang superficial
saja.
2) Kriteria psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses
terjadinya belajar pada seseorang. Berdasarkan criteria ini, bahan ajar yang
dipilih hendaknya :
a. Memungkinkan siswa memiliki wawasan dan pemahaman yang
mendalam terhadap bidang ilmu;
b. Merefleksikan keterkaitan dengan latar belakang dan karakteristik awal
siswa serta kebutuhan dan minat siswa;
c. Sesuai dengan jenjang intelektual dan kematangan siswa;
d. Dapat mengakomodasikan keterkaitan dengan beragam pengalaman
awal siswa;
e. Mendukung pencapaian keterampilan belajar tingkat tinggi (higher
order learning) dan kreatifitas siswa;
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap dan
tata nilai; serta
g. Dapat membekali siswa agar dapat belajar seumur hidup.
Menurut Dick & Carey, (2001:246-247) mengemukakan 4 kriteria yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar yaitu :
1) Kriteria yang berpusat pada tujuan (goal-centered criteria)
Kriteria ini memusatkan pada isi pembelajaran, berkenaan dengan criteria ini yang
harus diperhatikan dalam memilih bahan ajar adalah :
a. Kesesuaian antara isi bahan ajar dengan tujuan pembelajaran serta standar
kompetensi dan kompetensi dasar;
b. Kecukupan cakupan dan kelengkapan materi yang disajikan;
c. Kebenaran konsep
d. Ketelitian;
e. Kekinian (sesuai dengan perkembangan bidang ilmu); dan
f. Keobjektifan.
2) Kriteria yang berkenaan dengan siswa / kelompok target (learner-centered criteria)
Kriteria ini berkaitan dengan kesesuaian bahan ajar dengan kelompok target pengguna
bahan ajar tersebut. Berkenaan dengan criteria ini yang harus diperhatikan dalam
memilih bahan ajar adalah :
a. Tingkat kosakata dan bahasa siswa;
b. Tingkat perkembangan, motivasi,. dan minat siswa; serta
c. Latar belakang dan pengalaman siswa.
Disamping itu, menurut kriteria ini bahan ajar yang dipilih hendaknya tidak memiliki
bias gender, budaya, usia, ras, dan yang lainnya.

7
3) Kriteria yang berpusat pada konteks (context- centered criteria)
Kriteria ini berkaitan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih dengan konteks
pembelajaran. Kriteria ini mencakup :
a. Keotentikan atau keaslian materi; dan
b. Kelayakan bahan ajar dalam hal kondisi bahan ajar dan biaya.
Dalam hal kelayakan, guru perlu memperhatikan kualitas bahan ajar dari aspek
penjilidan, tampilan gambar, dan ketikan.
4) Kriteria yang berpusat pada proses belajar (learning-centered criteria)
Kriteria ini berkaitan dengan ketepatan penyajian isis bahan ajar. Berdasarkan criteria
ini, guru harus menilai bahan ajar dari aspek:
a. Kebenaran urutan sajian materi;
b. Pemberian motivasi belajar bagi siswa;
c. Ketersediaan latihan praktek dan kegiatan yang menuntut keaktifan siswa;
d. Ketersediaan balikan yang memadai;
e. Ketersediaan asesmen yang tepat;
f. Ketersediaan kegiatan tindak lanjut untuk meningkatkan ingatan dan transfer;
g. Penggunaan ilustrasi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran; serta
h. Ketersediaan panduan bagi siswa dalam melakukan satu atau beberapa kegiatan.

Khusus untuk memilih buku kerja siswa, Ornstein (1990) mengemukakan beberapa
kriteria yang harus diperhatikan guru. Kriteria tersebut diantaranya :
1) Tujuan (objective)
Beberapa pernyataan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini adalah :
a) Apakah buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan?
b) Kalau sesuai, buku kerja tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran atau
indicator hasil belajar yang mana? Standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang mana?
2) Keterbacaan (Readibility)
Pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini diantaranya adalah :
a) Apakah latihan yang disediakan dalam buku kerja sesuai dengan tingkat
membaca siswa?
b) Apakah siswa memahami petunjuk tertulis?
c) Bagaimana penggunaan kata-kata dalam latihan atau pernyataan masalah?
3) Kegunaan (Unility)
Kriteria ini berkenaan dengan manfaat penggunaan buku kerja bagi siswa.
Pernyataan yang harus dijawab berkenaan dengan kriteria ini diantaranya adalah:
a) Apakah materi dalam buku kerja membantu siswa menguasai kompetensi yang
diharapkan?

8
b) Apakah latihan, tugas, atau kegiatan yang disediakan dalam buku kerja
menarik bagi siswa?
4) Kognisi (cognition)
Kriteria ini berkenaan dengan pengembangan kemampuan berpikir siswa.
Berdasarkan kriteria ini :
a) Apakah latihan dalam buku kerja mendorong meningkatkan kemampuan
berpikir abstrak?
b) Apakah latihan dalam buku kerja menstimulasi kemampuan intelektual siswa?
c) Apakah latihan atau masalah yang disajikan dapat dilakukan oleh siswa,
langkah demi langkah?
5) Cakupan materi (content coverage)
Kriteria ini berkaitan dengan cakupan materi yang disajikan dalam buku kerja. Latihan
hendaknya mempunyai tingkat kedalaman yang sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dan memiliki keseimbangan antara cakupan dengan urutan materi latihan.
6) Audio-visual
Kriteria ini berkaitan dengan ilustrasi yang digunakan dalam buku kerja. Hendaknya
buku kerja mudah digunakan oleh siswa serta menyediakan ilustrasi yang bervariasi
baik berupa bagan, dan gambar yang disajikan.
7) Teori belajar (learning theory)
Berkenaan dengan kriteria ini, latihan dalam buku kerja hendaknya sesuai dengan teori
belajar yang berlaku. Pada kriteria ini latihan dalam buku kerja hendaknya
memperhatikan perbedaan individual.
8) Karakteristik fisik (physical characteristics)
Berdasarkan kriteria ini buku kerja hendaknya memiliki materi dan kemasan yang
berkualitas. Selain itu, harga buku kerja harus kompetitif serta dapat digunakan oleh
beberapa siswa.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahan ajar untuk
materi pembelajaran adalah segala hal yang digunakan oleh para guru atau para siswa
untuk memudahkan proses pembelajaran. Bahan ajar berisi konten tertulis, mediasi
atau difasilitasi guru. Bahan ajar yang digunakan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar yang paling sering
digunakan guru adalah buku teks dan lembar kerja siswa (LKS) atau buku kerja siswa.
Kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD diantaranya adalah salah konsep, tidak
memadainya cakupan materi yang disajikan, penggunaan ilustrasi yang kurang tepat,
penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi, dan
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Dengan demikian pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui
penulisan sendiri atau penggunaan bahan ajar yang tersedia. Komponen utama yang
harus ada dalam bahan ajar adalah tujuan pembelajaran, uraian materi dan evaluasi.
Disamping sajian materi yang harus dipelajari siswa, uraian materi juga mencakup
ilustrasi (gambar, tabel, grafik atau contoh) dan tugas atau kegiatan yang harus
dilakukan siswa.
Selain itu lembar kerja siswa yang lengkap hendaknya memuat komponen:
tujuan, materi atau sumber, waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan dan tindak lanjut.
Penggunaan bahan ajar yang tersedia harus memperhatikan berbagai kriteria
pemilihan bahan ajar, seperti kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, tingkat
perkembangnan siswa dan proses belajar siswa serta karakteristik fisik bahan ajar.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran
yaitu kerja sama dari seluruh unsur pemerintah pusat dan daerah sangatlah penting
untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya peningkatan
kualitas pendidikan maka pengembangan bahan ajar di sekolah dasar pun akan
semakin membuat peserta didik mudah untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. (2014). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Depdiknas. (2004). Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Dit. P2TK-KPT, Ditjen.
Dikti.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. (2001). The Systematic Design of Instruction (5th Ed.). New
York: Longman.
Ornstein, A. C. (1990). Strategies For Effective Teaching. New York: Harper Collins.
Permendiknas. (2007). Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta:
Seketariat Negara.
Wardani, IGAK, dkk (2022). Perspektif Pendidikan SD (BMP). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

11

Anda mungkin juga menyukai