Anda di halaman 1dari 2

Nama : Robiatul Adawiyah

NIM : 858569873

Upbjj : Malang

IJIN MENJAWAB...

Sebelumnya saya disini ingin sedikit menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu “ golongan putih”
(Golput).

Golput adalah salah satu ekspresi politik yang legal’, Bisa juga disebut salah satu bentuk ekpresi
politik dan merupakan hak warga negara.

-Opsi untuk tidak memilih adalah pilihan dan ini adalah bagian dari ekpresi kedaulatan rakyat. Hari
ini, rakyat melihat tidak hanya pimpinan politiknya yang tidak beres, tapi juga sistem politik yang
harusnya menjamin prinsip-prinsip demokrasi, menjamin persamaan di muka hukum, persamaan
ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat, bagi rakyat, itu tidak ada.

Sikap golput, dilindungi oleh Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), UUD 1945,
dan Undang-Undang Hak Asasi Manusia (HAM).

#Nahh sekarang kembali ke pertanyaan diskusi tersebut,Yaitu Strategi apa saja yang dapat di lakukan
untuk mengatasi angka maraknya golput

Menurut pengalaman dan juga apa yang saya selama belajar pendidikan kewarganegaraan
semenjak dari SD sampai sekarang yaitu terdapat Dua Alternatif.

Berdasarkan pada realitas golput tersebut, maka terdapat dua gagasan yang dapat diterapkan untuk
menanggulangi permasalahan perilaku non-voting ini, yaitu:

- Pertama, gagasan preventif, yakni meningkatkan pendidikan politik yang dapat dilakukan
oleh berbagai elemen seperti KPU, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan tentunya
Partai Politik.

Selain itu, KPU sebagai penyelenggara utama dalam Pemilu harus melakukan persiapan teknis
administratif yang matang dan sempurna sehingga golput yang disebabkan karena kesalahan teknis
administratif dapat diminimalisir.

- Kedua, gagasan jangka panjang yakni menerapkan sanksi bagi golput yang disengaja dengan
niat perlawanan dan pembangkangan terhadap sistem pemilu dan negara. Sanksi ini tidak
ditujukan kepada golput yang disebabkan karena kesalahan yang bersifat teknis
administratif. Gagasan ini telah berhasil dipraktekkan di banyak negara demokratis seperti
Australia, Belgia, Yunani, Italia, Singapura, dan beberapa negara lainnya.
Sehingga tidak menutup kemungkinan dapat diterapkan di Indonesia. Sanksi yang dikenakan di
beberapa negara tersebut bermacam-macam dari dicabut hak memilih di Pemilu selanjutnya,
pembayaran denda, hingga dipenjara. Sementara ini, untuk diterapkannya sanksi bagi golput ini,
diperlukan revisi beberapa undang-undang yang berkaitan tentang Pemilu yang mungkin saja terjadi
apabila kekuatan sosial, politik, dan kehendak masyarakat mendukung gagasan sanksi ini.

Perlu ditekankan kembali bahwa upaya-upaya tersebut hanyalah bertujuan untuk menciptakan
Pemilu yang partisipatif dan demokratis dengan pendekatan membangun kesadaran masyarakat
akan pentingnya peran dan pasrtisipasi dalam Pemilu

Anda mungkin juga menyukai