Anda di halaman 1dari 2

PERAN GENERASI Z DALAM MEMERANGI TREN GOLPUT

MELALUI VIDEO PENDEK

Data KPU menyebutkan dalam tiga pemilu nasional di Indonesia menunjukkan indikasi
penurunan jumlah partisipasi pemilih. Pada Pemilihan Umum Nasional, yaitu Pemilihan Umum 1999
(92%), Pemilihan Umum 2004 (84%), dan Pemilihan Umum 2009 (71%). Partisipasi pemilih pada
Pemilihan Umum periode 1955-1999 cukup tinggi, akan tetapi pada pemilu periode 1999-2009
jumlah pemilih menurun dan angka golput semakin tinggi.

Pada Pemilu 2014 angka golput tergolong menurun, yaitu 192,83 juta jiwa. Berdasarkan
hitung cepat LSI dengan 100% sampel, data golput pada Pilpres 2019 mencapai 19,24%. Angka
tersebut melawan tren golput yang terus naik sejak Pemilihan Umum pascareformasi. Partisipasi
Pemilihan Umum di Indonesia sejak tahun 1955 bagaikan “ Gelombang” terkadang naik, dan kadang
pula turun.

Pemilihan Umum dianggap sebagai indikator utama negara demokrasi, karena dalam Pemilu
rakyat menggunakan suaranya, melaksanakan hak politiknya dan menentukan pilihannya secara
langsung dan bebas. Essay ini dibuat untuk menganalisa faktor-faktor penyebab masyarakat menjadi
golput dan menemukan solusi untuk menekan jumlah golput dalam Pemilihan Umum.

Golongan putih (disingkat golput) atau abstensi (dari kata bahasa Inggris “abstain” yang
berarti “menjauhkan diri”) adalah istilah politik ketika seorang peserta dalam proses pemungutan
suara tidak memberikan suara atau tidak memilih satupun calon pemimpin dalam proses
penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu).

Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum,


menunjukan semakin kuatnya tatanan demokrasi dalam sebuah negara. Dalam berdemokrasi,
keterlibatan rakyat dalam setiap penyelenggaraan yang dilakukan negara adalah sebuah kewajiban.
Rakyat menjadi faktor yang sangat penting dalam tatanan demokrasi. Untuk itu, penyelenggaraan
pemilu tidak boleh dilepaskan dari adanya keterlibatan masyarakat. Maka seluruh masyarakat
Indonesia wajib menggunakan hak pilihnya.

Akan tetapi mengapa masih ada sebagian golongan masyarakat yang sukar menggunakan hak
pilihnya? Mengapa masih ada tren golput? Penyebab masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya ada
beberapa faktor. Berikut adalah faktor penyebab masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya di
dalam Pemilihan Umum.

1. Faktor Teknis

Adanya kendala teknis yang dialami oleh pemilih sehingga menghalanginya untuk menggunakan hak
pilihnya. Seperti pada hari pencoblosan pemilih sedang sakit, ada kegiatan yang lain, ada diluar
daerah, atau berbagai hal lainnya yang sifatnya menyangkut pribadi pemilih. Termasuk kendala
pekerjaan sehari-hari pemilih sehingga menghalanginnya untuk menggunakan hak pilihnya.

2. Faktor Politik

Faktor ini adalah alasan atau penyebab yang ditimbulkan oleh aspek politik masyarakat tidak mau
memilih. Seperti tak punya pilihan dari kandidat yang tersedia ketidak percaya dengan partai. Kondisi
inilah yang mendorong masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
3. Faktor Sosialisasi

Sosialisasi atau menyebarluaskan pelaksanaan pemilu di Indonesia sangat penting dilakukan dalam
rangka meminimalisir golput. Hal ini di sebabkan intensitas pemilu di Indonesia cukup tinggi mulai
dari memilih kepala dusun, memilih kepala desa, bupati atau walikota, gubernur, pemilu legislatif
dan pemilu presiden.

4. Faktor Administrasi

Faktor admiistrasi adalah faktor yang berkaitan dengan aspek adminstrasi yang mengakibatkan
pemilih tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Diantaranya tidak terdata sebagai pemilih dan tidak
memiliki identitas kependudukan (KTP).

Perlu diingat, fenomena tren golput dapat memicu politik yang berisi kesemrawutan yang
berujung pada konflik-konflik. Tercatat pada tahun 1999-2002 di Ambon terjadi konflik yang terjadi
karena ketidakstabilan politik dan ekonomi secara umum di Indonesia setelah Soeharto tumbang.
Jangan sampai pople power bertindak seperti kejadian pada tahun 1998. Apalagi dengan adanya isu
masa jabatan presiden 3 tahun, partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Umum akan sangat
mempengaruhi.

Peningkatan partisipasi masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan Pemilihan Umum


dalam proses memilih anggota legislatif dan eksekutif. Karena bagaimanapun masyarakat memiliki
andil yang cukup besar dalam proses Pemilihan Umum dimana masyarakat sebagai pemilih yang
menentukan dalam pemenangan dalam proses Pemilihan Umum tersebut. Sosialisasi politik sangat
penting bagi masyaraka. Sosialisasi ini bisa dilakukan oleh pemerintah, partai politik dan siswa. Peran
kita sangat berdampak dalam melakukan sosialisasi politik, dengan berbagai oraganisasi yang digeluti
siswa seharunsya memberikan kontribusi yang besar kepada masyarakaat sebagai “agent of control”
dengan memberikan pemahaman akan pentingnya demokrasi.

Sebagai generasi Z yang memangku masa depan bangsa, sudah seharusnya kita tidak menjadi
orang yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum. Untuk itu, para pemuda harus
membuka pikirannya terhadap apa yang sedang terjadi dalam situasi politik. Membuka pikiran berarti
menghilangkan pola pikir yang hanya mengunggulkan suatu kelompok dengan identitas yang sama
dengan diri sendiri. Menilai kualitas suatu kelompok haruslah dilihat dari realitas yang ada, bukan
dari asumsi salah satu pihak. Kita juga harus mengedukasi orang-orang yang bimbang dalam memilih
kandidat, salah satunya yaitu dapat dilakukan melalui video pendek. Video pendek adalah konten
video dengan durasi maksimal 3 menit. Saat ini platform-platform video pendek seperti youtube,
instagram, terutama tik tok yang semakin digemari oleh masyarakat. Tentunya, hal itu harus
dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya
masyarakat menyalurkan hak suara dalam Pemilihan Umum.

Dalam melaksanakan Pemilu dengan masyarakat yang beranekaragam, maka generasi Z


mempunyai peran besar untuk menjaga stabilitas agar tidak terjadi peningkatan angka golput.
Generasi Z perlu membuka pikirannya dan membuat suatu langkah yang dapat menciptakan
perubahan pada sistem politik, salah satunya melalalui video pendek. Diharapkan dengan terciptanya
karya-karya video pendek inovatif generasi Z dapat memberikan pandangan kepada masyarakat agar
tren golput ini benar-benar hilang dalam tatanan sosial politik masyarakat dan masyarakat diharapkan
menjadi pemilih yang rasional.

Anda mungkin juga menyukai