Anda di halaman 1dari 38

Pendidikan IPS

di SD
Modul 6
Deny Firdaos 8573 53323
Sartika Dewi 857350034
Tri Hastuti 857347534
Novi Dwi Nugraheni 857349649
Rossa Khalifa Putri 857345817
Modul 6
Metode, Media dan
Pemanfaatan Sumber
Belajar IPS SD Kelas Rendah
KB 1
Perencanaan Pembelajaran IPS
Serta Ranah dan Tingkatannya
A. Perencanaan Pengajaran IPS
Pada dasarnya, perencanaan dapat dipahami sebagai sebuah
proses pengambilan keputusan secara bertahap (More, 1992), dan
merupakan aspek yang penting supaya pembelajaran berjalan
efektif. Dengan perencanaan yang baik, maka guru akan lebih
antusias, lebih cermat, dan lebih kreatif. Sebaliknya tanpa
perencanaan yang baik dan komprehensif, maka pengajaran tidak
akan berhasil dengan baik.
Menurut Kindsvatter et.al (1996) menjelaskan bahwa perencanaan
pembelajaran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: "straight-
forward, systematic, and logical".

Straight-forward dimaksudkan bahwa perencanan adalah sesuatu


yang hendak dicapai di masa yang akan datang, dan
menggambarkan satu inovasi yang dibutuhkan manusia.
Systematic, mengandung arti bahwa perencanaan dibuat dengan
model yang terjadwal secara sistematis dan dapat dilakukan
dengan tahap demi tahap. Terakhir, logical, mengandung arti
bahwa perencanaan itu adalah hasil pikiran yang dapat dilakukan
oleh guru dan murid.
Konsep perencanaan pengajaran IPS dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. 2. 3.
Perencanaan Market analysis
Perencanaan Perencanaan
pengajaran sebagai pengajaran sebagai pengajaran sebagai
teknologi suatu sistem sebuah disiplin

4. 5. 6.
Perenecanaan Perencanaan Perencanaan
pengajaran sebagai pengajaran sebagai pengajaran sebagai
sains (science) sebuah proses sebuah realitas
B. Ranah dan Tingkatannya dalam
Pendidikan IPS SD
Tujuan mata pelajaran IPS di sekolah dasar dari kelas satu sampai
kelas enam dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus
dikuasai. Tujuan tersebut, diajabarkan dalam Standar kompetensi
lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang meliputi:
1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga.
2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan
lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara keduanya.
3. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
4. Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
5. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional,
keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
6. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
7. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara
Asia Tenggara serta benua-benua.
8. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana
alam.
Menurut Oliva (1992), ada tiga kategori dasar, yaitu ranah kognitif
(knowledge elements), ranah psikomotor (skill elements), dan
ranah afektif (value elements).
Ranah Kognitif.
Ketika guru mengidentifikasi ranah kognitif, dia harus
menggunakan rencana pembelajaran untuk menjembatani tujuan
yang akan dicapainya.
Bloom dan kawan-kawan (1956) telah mengembangkan taksonomi
tujuan pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan
intelektual siswa.
Enam tingkatan kemampuan kognitif dari Blomm mulai dari
pengetahuan (knowledge) sampai evaluasi, dari perolehan
pengetahuan (mengingat) yang paling rendah sampai tingkatan
kemampuan berpikir produktif yang tinggi.
Keenam kemampuan kognitif tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Mengingat (recall)
2. Pemahaman
3. Aplikasi
4. Analisa
5. Sintesa
6. Evaluasi
Ranah Afektif.

Bloom dan kawan-kawan juga mengembangkan


skema yang berhubungan dengan nilai (value) dan
sikap (atittude) siswa. Menurut struktur
dikembangkannya, ranah afektif terdiri atas lima
tingkatan. Kelima tingkatan tersebut mulai dari
mulai yang sederhana, kesadaran atau
mempersepsi sesuatu sampai internalisasi suatu
menjadi bagian dari hidupnya.
Kelima tingkatan ranah afektif tersebut ialah:
1. Penerimaan, menekankan pada kesadaran akan penomena lingkungan, hal ini
ditandai dengan contoh karakteristik seperti: mendengarkan, menjelaskan, dan
menghadiri.

2. Respon, menekankan pada reaksi terhadap komunikasi atau fenomena, hal ini
ditandai dengan karaktersitik seperti dicontohkan berikut: membaca, menulis,
mengatakan, dan berlatih.

3. Penilaian, menekankan pada kepantasan sesuatu dari lingkungannya, hal ini ditandai
dengan contoh karakteristik seperti: menghargai, mengikuti. memilih, dan menilai.

4. Pengorganisasian, menekankan pada melakukan pemilihan yang tepat atau pantas


berdasarkan nilai-nilai yang mereka pegang. Hal ini ditandaidengan contoh perilaku
seperti: menyeleksi, membandingkan, menegaskan, memprioritaskan, dan mengatur.

5. Karaktersitik, menekankan pada perilaku siswa yang konsisten yang sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku. Hal ini ditandai dengan contoh perilaku sebagai berikut:
menentukan, mendemonstrasikan, dan mempribadikan
Ranah Psikomotor.

Ranah psikomotor terutama berkaitan dengan tujuan yang


berkaitan dengan ketrampilan fisik atau motorik pada anak
usia sekolah dasar.

Harrow (1969) mengidentifikasi ketrampilan psikomor ini


dalam lima tingkatan, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi,
artikulasi, dan maturasi atau kedewasaan.
C. Unit
Pelajaran
Secara sistematis rencana
pembelajaran dalam bentuk satuan
pelajaran adalah sebagai berikut.
dalam IPS 1. Identitas mata pelajaran (nama
pelajaran, kelas, semester, dan
waktu atau banyaknya jam
pertemuan yang dialokasikan).
2. Kompetensi dasar dan indikator
3. Materi pokok
4. Media
5. Strategi pembelajaran
6. Menentukan jenis penilaian dan
tindak lanjut
7. Sumber bahan
Tahapan-tahapan kegiatan
pembelajaran meliputi:

✓ Kegiatan
Awal
✓ Kegiatan Inti
✓ Kegiatan
Penutup
Kegiatan Awal
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi
kepada siswa, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang
telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara, antara lain:
• Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal
• Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya:
a) menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan
guru kepada siswa.
b) menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar,
melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong
siswa untuk berkreatif dalam belajar dan mengembangkan
keunggulan yang dimilikinya.
Kegiatan Inti
Kegiatan ini adalah kegiatan utama untuk menanamkan,
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan
dengan bahan kajian yang bersangkutan.
Kegiatan inti setidaknya mencakup:
1) penyampaian tujuan pembelajaran;
2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan:
pendekatan dan metode, sarana dan alat media yang sesuai dll;
3) pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa;
4) melakukan pemeriksaan/pengecekan tentang pemahaman
siswa.
Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan
atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian
yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru
dan atau bersama-sama dengan siswa. Kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut ini adalah:
1) melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian;
2) melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan
di antaranya: memberikan tugas atau latihanlatihan, menugaskan
mempelajari materi pelajaran tertentu, dan memberikan
motivasi/bimbingan belajar;
3) mengakhiri proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau
memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran
berikutnya;
Sebagai bahan perbandingan, berikut
akan disajikan contoh format
perencanaan pembelajaran dengan
model satuan pelajaran sebagai
berikut.
Rencana
KB 2 Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
A. Model Ropes (Review, overview,
presentation, exercise, summary)
Langkah-langkah :
1. Review : kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1-5 menit,
yakni mencoba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari
bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang
sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite
untuk memahami bahan yang disampaikan.
2. Overview : overview dilakukan 2-5 menit. Guru menjelaskan
program pembelajaran dan strategi dengan menyampaikan isi
secara singkat.
3. Presentation : tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar
mengajar, karena disini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-
penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling,
showing dan doing.
4. Exercise : suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada
siswa mempraktekan apa yang telah mereka alami.
5. Summary : untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami
dalam proses pembelajaran.
Proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran
memiliki keuntungan :
- Guru akan terhindar dari keberhasilan untung-untungan
- Setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang
mungkin akan dihadapi
- Guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan
berbagai sumber dan fasilitas yang aada untuk ketercapaian tujuan
Pembelajaran
KB 3
Tematik
A. Pengertian dan Ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Dengan tema diharapkan akan memberikan
banyak keuntungan diantaranya:
1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pembelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan
matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik adalah :

1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan


tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah
dasar
2. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran ini
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
4. Membantu mengembangkan kemampuan berfikir siswa
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatic
6. Mengembangkan keterampilan sosial
1. Berpusat pada siswa
2. Memberi pengalaman langsung
B. Karakteristik 3. Pemisah mata pelajaran tidak
begitu jelas
Pembelajaran 4. Menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran
Tematik 5. Bersifat fleksible
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar
sambil bermain dan menyenangkan
C. Implikasi Pembelajaran
Tematik
Dalam implementasi pembelajaran tematik di
Sekolah Dasar mempunyai berbagai implikasi
mencakup:
1. Implikasi 2. Implikasi
5.
Bagi Guru Implikasi Bagi Siswa
Terhadap
3. Implikasi Pemilihan 4. Implikasi
terhadap Sarana,
Metode Terhadap
Prasarana, Sumber
Belajar dan Media Pengaturan Ruangan
D. Tahap Persiapan Pembelajaran Tematik

1. Pemetaan KD 2. Menetapkan Jaringan Tema

a. Penjabaran SK dan KD ke
dalam Indikator.
b. Menetukan tema
c. Identifikasi dan Analisis
SK, KD dan Indikator
D. Tahap Persiapan Pembelajaran Tematik

3. Penyusunan Silabus 4. Penyusunan Rencana Pembelajaran


Komponen rencana
Komponen silabus terdiri pembelajaran tematik meliputi:
dari SK, KD, Indikator, 1. Identitas mata pelajaran
Pengalaman belajar, 2. Kompetensi dasar dan
alat/sumber, dan penilaian. indicator
3. Materi pokok beserta
uraiannya
4. Strategi pembelajaran
5. Alat dan media yang
digunakan
6. Penilaian dan tindak lanjut
E. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik dapat dijabarkan berikut ini:
Tahapan Kegiatan
a. Kegiatan pendahuluan/Awal/Pembukaan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak
Lanjut
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai