Anda di halaman 1dari 10

RESUME MATERI PERTEMUAN 7

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD

Dosen Pengampu : Andarini Permata Cahyaningtyas S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Anggota kelompok :

1. Popy Sugihwarni (1401422152)


2. Destira Auliani Dewi (1401422168)
3. Faisal Bagus Ardani (1401422175)
4. Diana Shafa Nur. A (1401422185)
5. Afitri Diah Utami (1401422199)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2024
Kelompok 1 Evaluasi Pembelajaran Menyimak

Fungsi kegiatan evaluasi dalam proses pembelajaran adalah

a. Memberikan angka yang tepat sebagai gambaran terhadap hasil belajar yang telah
dicapai peserta;
b. Laporan kemajuan peserta didik,
c. Menempatkan murid dalam situasi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimilikinya,
d. Mengetahui latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam
pemecahan kesulitan belajar yang dihadapinya, dan
e. Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
pembelajaran serta perbaikan bagi murid.

Sasaran utama evaluasi keterampilan menyimak adalah keterampilan peserta evaluasi


untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara, atau
sekedar rekaman audio dan video. Penilaian proses pada kemampuan menyimak dilakukan oleh
guru ketika pembelajaran menyimak sedang berlangsung dan guru harus merancang model
instrumen penilaian, sedangkan dalam penilaian hasil diperoleh dari hasil simakan peserta didik
berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Penilaian hasil dapat
diperoleh melalui tes.

Terdapat empat tingkatan dalam tes kemampuan menyimak yaitu tingkat ingatan, tingkat
pemahaman, tingkat penerapan, dan tingkat analisis. Tes keterampilan menyimak adalah tes
bahasa yang sasaran pokoknya adalah tingkat penguasaan keterampilan memahami wacana
yang didengar.

Evaluasi keterampilan menyimak dapat dipusatkan pada keterampilan memahami fakta-


fakta yang secara eksplisit dinyatakan termasuk urutan-urutan peristiwa atau yang hanya
dinyatakan secara implisit seperti mengenali implikasi dari wacana dan mengambil
kesimpulan, dan lain-lain.

Jika yang disimak berita, berarti penilaiannya ditekankan kepada segi bahasa dan segi
isinya. Segi bahasa mencakup aspek pelafalan, tekanan/intonasi, pilihan kata, struktur kalimat
atau kata, ragam bahasa, dan kekomunikatifnya. Segi isi berita mencakup kejelasan isi,
kelengkapan isi, kebenaran isi, pentingnya atau urgensinya isi, dan yang paling penting
pemahaman isi berita tersebut.

Tes menyimak juga mengukur kemampuan kemampuan pemecahan masalah, pembuatan


inferensi, dan keterampilan lain yang tidak terdapat dalam linguistik. Jenis tes ini dapat
dikategorikan sebagai tes diskrit atau tes nondiskrit. Dilihat dari segi pendekatannya, tes bahasa
dapat dibedakan menjadi tes diskrit dan tes nondiskrit (tes integratif, tes pragmatik dan tes
komunikatif). Dalam tes diskrit dapat dijumpai adanya tes fonologi, morfologi, sintaksis dan
kosa kata. Selain itu dapat juga dijumpai adanya tes menyimak, tes berbicara, tes membaca,
dan tes menulis. Dalam tes nondiskrit di antaranya, dapat dijumpai adanya tes campuran antara
tes menyimak dan berbicara yang lazim disebut tes interaksi lisan.

Kelompok 2 Evaluasi Pembelajaran Menyimak

Evaluasi pembelajaran menyimak adalah proses penilaian untuk mengukur sejauh mana
siswa telah memahami dan mampu mengaplikasikan keterampilan menyimak dalam
mendengarkan dan memahami informasi yang disampaikan melalui berbagai sumber, seperti
pidato, percakapan, atau rekaman audio.
Jenis-Jenis Jenis Evaluasi Menyimak
1. Evaluasi formatif: Evaluasi formatif dilakukan selama proses belajar dan mengajar
berlangsung.
2. Evaluasi sumatif: Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran untuk
mengevaluasi hasil belajar siswa secara keseluruhan.
3. Evaluasi diri: Evaluasi diri dilakukan oleh siswa secara mandiri dengan tujuan untuk
mengevaluasi kemampuan menyimaknya sendiri.
4. Evaluasi sejawat: Evaluasi sejawat dilakukan oleh sesama siswa atau peserta didik
dalam kelompok belajar dengan tujuan untuk memberikan umpan balik dan membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan menyimaknya.
5. Evaluasi oleh guru: Evaluasi oleh guru dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
mengevaluasi kemampuan menyimak siswa secara individu atau kelompok.
Tahapan Evaluasi Menyimak
Tahapan evaluasi menyimak dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:
1. Persiapan: Persiapan dilakukan untuk menentukan tujuan evaluasi, metode evaluasi,
serta instrumen evaluasi yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan: Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen evaluasi
yang telah disiapkan.
3. Pengolahan data: Setelah pelaksanaan evaluasi, data yang diperoleh perlu diolah
dengan menggunakan teknik pengolahan data yang sesuai.
4. Analisis data: Analisis data dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan menyimak
siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Umpan balik: Umpan balik dapat dilakukan secara individual maupun kelompok
dengan tujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
menyimaknya.
6. Tindak lanjut: Tindak lanjut dilakukan untuk membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan menyimaknya. Tindak lanjut dapat berupa pembelajaran tambahan,
pengayaan materi, atau penyediaan sumber belajar yang lebih variatif dan mendalam.
Instrumen Pembelajaran Menyimak
Ada beberapa contoh instrumen keterampilan menyimak yang dapat digunakan, di antaranya
adalah:
1. Tes Menyimak
2. Tugas Menyimak
3. Latihan Mendengarkan
4. Diskusi Kelompok
5. Presentasi
6. Simulasi

Kelompok 3 Evaluasi Pembelajaran Berbicara


Evaluasi pembelajaran berbicara meliputi tingkat ingatan/pengetahuan, pemahaman,
dan penerapan/penggunaan. Evaluasi ini dilakukan dengan cara menugasi peserta didik
berbicara dan dievaluasi sesuai dengan indikator keterampilan berbicara yang telah ditentukan.
Evaluasi pembelajaran berbicara dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua jenis penilaian,
yaitu:

1. Penilaian proses: dilakukan sepanjang aktivitas pembelajaran berlangsung dengan


menilai beberapa aspek, yaitu
a. Kelancaran menyampaikan pendapat atau tanggapan
b. Kejelasan vokal
c. Ketepatan intonasi
d. Ketepatan pemilihan kata atau diksi
e. Struktur kalimat
f. Kontak mata dengan pendengar
g. Ketepatan mengungkapkan gagasan atau ide
2. Penilaian hasil: dilakukan berdasarkan unjuk kerja ketika peserta didik
mempresentasikan secara individu atau kelompok. Aspek-aspek yang diukur adalah
a. Penguasaan lafal
b. Penggunaan struktur kosa kata
c. Kekayaan kosa kata
d. Penguasaan atau pemahaman masalah yang menjadi bahan pembicaraan
e. Kemampuan mengungkapkan gagasan
f. Kemampuan memahami bahasa lawan bicara

Penilaian berbicara dapat dilakukan dengan:

1. Pembicaraan berdasarkan gambar: dilakukan dengan bantuan gambar.

2. Berbicara berdasarkan rangsangan visual dan suara

3. Bercerita

4. Berdiskusi atau berdebat

5. Berpidato

6. Bermain peran

Kelompok 4 Evaluasi Pembelajaran Berbicara

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak
ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Prinsip evaluasi pembelajaran berbicara adalah kepastian dan kejelasan, Teknik evaluasi,
komprehensif kesadaran adanya kesalahan pengukuran, evaluasi adalah alat bukan tujuan

Teknik evaluasi ;

1. Teknik nontes
teknik nontes dapat digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa ,baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
a. Kuesioner dan wawancara
b. Observasi dan pengamatan
2. Teknik tes
Tes merupakan alat yang tepat untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan,
termasuk keterampilan berbicara.
3. Teknik berbicara berdasarkan gambar
a. Wawancara
b. Bercerita
c. Diskusi
d. Ujaran terstruktur
Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi keterampilan berbicara
Perencanaan evaluasi meliputi empat kegiatan, yaitu merumuskan tujuan, menetapkan aspek
yang dinilai, menetapkan metode, dan menyiapkan alat-alat.

Kelompok 5 Evaluasi Pembelajaran Membaca


Evaluasi pembelajaran membaca adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi tentang
hasil pembelajaran membaca, kemudian mengolah dan menafsirkannya dengan tolak ukur
tertentu. • Beberapa jenis tes yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan membaca
diantaranya:

a. Tes cloze/Teknik rumpang

b. Menceritakan kembali

c. Tes meringkas

d. Tes subjektif

e. Tes objektif:

• Faktor yang perlu dipertimbangkan (Bahan Tes Keterampilan Membaca)

a. Tingkat kesulitan bacaan

b. Isi teks bacaan

c. Panjang pendeknya teks bacaan

d. Bentuk/model teks atau wacana.


• Taksonomi dalam tes membaca:

1. Taksonomi Bloom:

a. Tes membaca tingkat ingatan : pembaca dituntut menyebutkan kembali fakta, definisi,
atau konsep yang terkandung dalam wacana
b. Tes membaca tingkat pemahaman : pembaca dituntut tuntuk dapat memahami wacana
yang dibacanya, memahami isi bacaan, mencari hubungan antar hal, hubungan sebab -
akibat, perbedaan dan persamaan antar hal dalam wacana.
c. Tes membaca tingkat penerapan : menuntut pembaca untuk dapat menerapkan
pemahamannya pada situasi atau hal lain yang berkaitan.
d. Tes membaca tingkat analisis : menuntut pembaca untuk menganalisis informasi yang
terdapat dalam wacana, mengenali, mengidentifikasi, serta membedakan pesan dengan
informasi.
e. Tes membaca tingkat sintesis : menuntut pembaca untuk menghubungkan dan
menggeneralisasikan antarhal, konsep, masalah, atau pendapat yang terdapat dalam
wacana
f. Tes membaca tingkat evaluasi: Tes membaca tingkat evaluasi menuntut pembaca untuk
dapat memberikan penilaian terhadap wacana yang dibacanya, baik dari segi isi atau
permasalahan yang dikemukakan maupun dari segi bahasa serta cara penuturannya.

2. Taksonomi Barret P

a. Pemahaman literal, yakni kemampuan mengenal sesuatu atau fakta atau mengingat
kembali sesuatu atau fakta.
b. Penataan kembali (reorganisation), yakni kemampuan menganalisis, mensintesis,
menata ide - ide dan informasi yang diungkapkan secara eksplit dalam bacaan
c. Pemahaman inferensial, yakni kemampuan untuk menggunakan ide atau informasi
yang secara eksplisit tertuang dalam bacaan berserta dengan intuisi dan pengalaman
pribadi yang dimilikinya sebagai dasar untuk memecahkan persoalan;
d. Pemahaman evaluatif, yakni kemampuan untuk memastikan dan menilai kulalitas,
ketelitian, kebergunaan atau kebermanfaatan ide yang terdapat dalam wacana;
e. Apresiasi, yakni kemampuan untuk menerapkan kepekaan emosional dan estetika yang
dimilikinya dalam mersepon bentuk, gaya, struktur, serta teknik pemaparan ide dalam
bacaan.
K6_Evaluasi Pembelajaran Membaca
Evaluasi pembelajaran membaca adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi
tentang hasil pembelajaran membaca, kemudian mengolah dan menafsirkannya dengan tolok
ukur tertentu. Dapat diuraikan bahwa dalam mengevaluasi pembelajaran membaca permulaan
harus mencakup 1) ketepatan menyuarakan tulisan, 2) kewajaran lafal, 3) kewajaran
intonasi, 4) kelancaran, 5) kejelasan suara, dan 6) pemahaman makna kata.
Evaluasi perkembangan membaca siswa adalah tindakan menghimpun informasi
tentang kemajuan belajar siswa dalam membaca, menganalisis informasi tersebut, memaknai
hasil analisis, dan menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran
membaca.
Evaluasi kemajuan membaca siswa dibagi menjadi dua jenis,
1. Evaluasi proses dalam pembelajaran membaca awal adalah evaluasi pengajaran
membaca yang fokus pada proses pembelajaran siswa dalam membaca. Evaluasi ini
dilakukan secara non formal selama proses pembelajaran membaca berlangsung.
2. Evaluasi produk adalah evaluasi pembelajaran membaca yang menekankan pada
hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar membaca. Evaluasi ini dilaksanakan pada
saat-saat tertentu secara formal untuk melihat kemampuan membaca siswa.
Secara teknis, hal-hal berikut harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan penilaian:
a. Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu keterampilan dasar
yang harus dicapai, pada akhir semester, dan pada tingkat satuan pendidikan.
b. Penilaian terhadap aspekafektif yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran baik di
dalam maupun di luar kelas.
c. Penilaian aspek psikomotorik dievaluasi selama proses pembelajaran

Kelompok 7 Evaluasi Pembelajaran Menulis


Keterampilan menulis merupakan kiat menggunakan pola-pola lisan dalam
menyampaikan suatu informasi. Tujuan pembelajaran menulis dapat dibedakan menjadi dua,
yakni: (1) siswa mampu mengungkapkan unsur-unsur kebahasaan, seperti ejaan, kosakata,
struktur kalimat, dan pemakaian paragraf, dan (2) siswa mampu mengungkapkan gagasannya
dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan konteks (pragmatik). Evaluasi keterampilan menulis
bertujuan mengetahui kemampuan pembelajar dalam menyampikan ide, perasaan, dan
pikirannya, serta menggunakan perangkat bahasa target secara tulis.
Tes menulis dapat disikapi dalam dua aspek, yakni sebagai tes proses (tes menulis
sebagai proses) dan tes produk (tes menulis sebagai produk). Oleh karena itu disarankan agar
tes menggunakan portofolio. Cara langsung untuk mengukur kemampuan menulis seseorang
adalah dengan menyuruh seseorang itu menulis. Unsur-unsur yang menjadi bahan penilaian
atau evaluasi pengajaran menulis adalah sebagaimana yang ditulis oleh Suhendar, dkk
(1997:17) dalam Djuanda sebagai berikut.

a. Isu karangan
b. Bentuk karangan,
c. Gramatika,
d. Ejaan
Selain unsur yang sudah dijelaskan biasanya di sekolah dasar ditambah satu unsur yang
umum, yaitu kerapian tulisan. Hal ini penting karena siswa sering menulis dengan keadaan
kurang bersih, sering dihapus atau keretas tidak beresih

Kelompok 8 Evaluasi Pembelajaran Menulis

Menulis adalah sebuah proses dalam menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan
yang disampaikan penulis dapat dipahami oleh pembaca. Evaluasi menulis merupakan suatu
evaluasi yang mengukur keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan, menentukan
teknik penyajiannya (dalam mengarang), dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar di dalam bahasa tulisan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pembelajar dalam
menyampaikan ide, perasaan, dan pikirannya, serta menggunakan perangkat bahasa target
secara tertulis.

Fungsi evaluasi menulis:

a. Fungsi normatif: berfungsi untuk perbaikan sistem pembelajaran.


b. Fungsi diagnostik: untuk mengetahui faktor kesulitan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Fungsi sumatif: berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
Untuk mengukur keterampilan menulis siswa, dalam evaluasi menulis dapat ditanyakan hal-
hal seperti berikut ini:

a. Menguji kesesuaian antara subjek dan bentuk kata kerja dalam kalimat.
b. Menguji kesejajaran bentuk kata dalam kalimat.
c. Menguji pemakaian/penggunaan kata ganti, kata sifat, kata tambahan, gaya bahasa,
ejaan dan tanda baca.
d. Menguji kemampuan menyusun isi karangan atau menyusun ulang kalimat/paragraf
yang diacak tempatnya.
e. Menuliskan, meliputi:
1. Nama diri berdasarkan hasil penyusunan nama diri dengan menggunakan kartu
huruf yang telah dilakukan.
2. Kata, kalimat, paragraf atau wacana yang didektekan.
3. Pesan, perasaan, atau keinginan.
4. Cerita berdasarkan gambar berseri.
5. Daftar kegiatan sehari-hari dengan menggunakan tebel sederhana.
6. Kata-kata berdasarkan urutan alfabet untuk membuat kamus.
7. Cerita atau dongeng.
8. Pengalaman dalam bahasa puisi.
9. Poster yang berisikan imbauan untuk menjaga kelestarian lingkungan, iklan,
pengumuman, slogan, atau imbauan.
10. Ucapan selamat.
11. Melengkapi cerita pada bagian awal, tengah, atau akhir yang dihilangkan.
12. Membuat/menyusun meliputi:
a. Laporan: pengamatan, hasil kunjungan, wawancara.
b. Paragraf yang diacak/kalimat-kalimat yang diacak menjadi paragraf.
c. Kerangka karangan.
d. Buku harian, jadwal pelaksanaan kegiatan.
e. Naskah pidato, sambutan tertulis.
f. Menulis surat; surat dinas, surat pribadi, surat permohonan izin.
g. Karya tulis.
Perkembangan keterampilan menulis yang baik dan benar pada siswa sangat
dipengaruhi oleh evaluasi mereka terhadap instruksi menulis awal mereka. Guru perlu menilai
penulisan siswa. Menulis dengan tanda baca adalah salah satunya.

Ketika menilai pembelajaran menulis permulaan, sangat penting untuk memberikan


feedback yang secara khusus ditargetkan pada siswa. Selain itu, guru dapat mengevaluasi
peserta didik dengan menentukan seberapa baik strategi pengajaran dan pembelajaran yang
digunakan dan kemudian memodifikasi pendekatan mereka untuk membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan siswa menulis.

Anda mungkin juga menyukai