Penyusun :
Adelia cahyani 105401118721
Kelas 4 G
NILAI (75)TERLAMBAT
Fakultas ilmu pendidikan dan Keguruan
Jurusan ilmu pendidikan guru sekolah dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar
2023
1
PEMBAHASAN
B. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno : testum dengan arti :
“piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Inggris ditulis dengan
test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”,atau
“percobaan”.Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya
pengukuran dan penilaian.Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat
tes.Testee adalah pihak yang dikenai tes (peserta tes).
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul
Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang
mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta
dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis
atau tingkah laku individu.
Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara atau
prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
2
pemberian tugas atau serangkaian tugas/baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang
harus dijawab), atau perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai
yang melambangkan tingkah laku atau prestasi, nilai mana dapat dibandingkan
dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu.
1. Persyaratan Tes
Tes diusahakan mengikuti aturan tentang suasana, cara, dan prosedur yang
telah ditentukan namun tes itu sendiri mengandung kelemahan-kelemahan.
1. Adakalanya tes (secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi seseorang
2. Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil bela
3. Tes mengategorikan siswa secara tetap
4. Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa
5. Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas
2. Klasifikasi Tes
Tes dapat diklasifikasikan atas :
1) Bagaimana ia diadministrasikan (tes individual atau kelompok)
2) Bagaimana ia di skor (tes objektif atau tes subjektif)
3) Respon apa yang ditekankan (kemampuan atau kecepatan)
4) Tipe respon yang bagaimana yang harus dikerjakan subjek (tes unjuk kerja
atau tes kertas dan pensil )
5) Apa yang akan diukur (tes sampel atau tes sign)
6) Hakikat dari kelompok yang akan diperbandingkan ( tes buatan guru atau tes
baku)
3. Ciri-Ciri Tes
1. Validitas
2. Reliabili
3. Objektifitas
4. Praktis
5. Ekonomis
3
Tes hasil belajar yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian, yakni
tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi
belajar siswa. Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari oleh
siswa diberbagai mata pelajaran. Tes hasil belajar terdapat beberapa macam antara
lain: tes kompetensi, yaitu tes untuk mengukur taraf penguasaan keterampilan
dasar; dan tes diagnostik, yaitu tes untuk mengukur atau mencari sebab timbulnya
kesulitan siswa dalam mempelajari mata pelajaran tertentu.
2. Tes kemampuan khusus atau tes bakat khusus
Tes kemampuan khusus atau tes bakat khusus, yakni tes yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengungkapkan kemampuan dasar atau bakat khusus yang
dimiliki oleh seseorang. Tes ini digunakan untuk mengukur taraf kemampuan
seseorang untuk berhasil di mata pelajaran tertentu, program pendidikan
vokasional tertentu, dan atau bidang karier tertentu. Tes ini lingkupnya lebih
terbatas dari tes kemampuan intelektual
3. Tes minat
Tes ini digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan yang paling diminati
oleh siswa.
4. Tes kepribadian
Tes ini digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa
seperti karakter, temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental,
relasi social dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan
kesukaran dalam penyesuaian diri.
Selain beberapa macam tes diatas, adapula macam-macam tes sebagai berikut:
1) Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Tes
kecerdasan digunakan untuk mengukur kemampuan akademik,
kemampuan mental dan kemampuan kecerdasan, yang paling populer dari
tes ini adalah digunakan untuk mengukur IQ.
2) Tes sikap, Salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap
predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon
tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun
obyek-obyek tertentu. Secara umum berbagai jenis tes diatas dapat
membantu konselor tes dalam:
4
- Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai
masalah pada individu yang di tes, seperti masalah penyesuaian dengan
lingkungan, masalah prestasi atau hasil belajar, masalah penempatan
dan penyaluran;
- Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu;
- Mengenali individu (misalnya peserta didik) yang memiliki
kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan
bantuan khusus;
- Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau
keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu
Dalam penulisan soal penulis butir soal harus memperhatikan
ketentuan atau kaidah penulisan soal. Kaidah tersebut adalah
1) Pilihan Ganda
Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah
a. Soal harus sesuai dengan indikator,
b. Setiap soal hanya ada satu jawaban,
c. Pengecoh harus berfungsi,
d. Rumusan soal tegas dan jelas,
e. Pokok soal jangan memberi petunjuk kepada jawaban,
f. Pokok soal jangan mengandung pernyataan negative ganda,
g. Pilihan jawaban harus homogen dan logis,
h. Jawaban diurutkan dengan kaidah dari kecil ke besar; dari a ke z.
i. Rumusan jawaban seharusnya relative sama panjang,gunakan bahasa yang
sesuai EYD.
2) Esai/ bentuk isian
Kaidah penulisan soal esai yang baik adalah
a. soal harus sesuai dengan indicator,
b. materi yang diukur sesuai dengan tubtutan jawaban,
c. pernyataan disusun denganbentuk pertanyaan langsung agar siswa
d. lebih mudah merumuskan jawaban,
e. hindari pernyataan yang menggunakan kata-kata yang langsung
mengutip dari buku,
f. jika jawaban yang dikehendaki adalah mentut satuan urutan, maka
ungkapkanlah secara rinci dengan pernyataan,
5
g. bahasa harus komunikatif sesuai dengan jenjang pendidikan siswa,
h. gunakan bahasa yang sesuai dengan EYD.
D. Instrument Nontes
Dengan instrument nontes, evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa
menguji peserta didik tersebut, melainkan dilakukan dengan pengamatan secara
wawancara (interview), observasi, kunjungan rumah, tes, konferensi kasus, dan alih
tangan.Teknik non tes ini memegang peranan penting terutama dalam rangka evaluasi
hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah
keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sering digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berfikirnya (cognitive
domain). Secara umum kegunaan hasil pengungkapan melalui intsrumen non-tes ialah
dapat membantu konselor dalam:
1. Memperkokoh dasar – dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai
masalah pada individu seperti masalah penyesuaiyan dengan lingkungan,
masalah prestasi hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran.
2. Memahami sebab – sebab terjadinya masalah dari individu
3. Mengenali individu yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan sangat
rendah yang memerlukan bantuam khusus.
4. Memperoleh gambaran tentang kecakapan. Kemampuan atau keterampilan
seseorang individu dalam bidang tertentu.
Sedangkan kegunaan hasil intsrumentasi non-tes bagi siswa antara lain:
1. Membantu Siswa memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam
proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat.
2. Siswa dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potenti dasar,
minat, sikap, kecakapan dan cita – citanya.
3. Siswa akan sadar dan memahami nilai – nilai yang ada dalam masyarakat
4. Siswa dapat menemukan hambatan – hambatan yang sifatnya dari dirinya dan
dapat mengatasi hambatan – hambatan itu.
5. Membantu siswa dalam melaksanakan masa depannya, hingga dia dapat
menemukan karier yang cocok dalam kehidupannya.
2. Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-
bahan keterangan yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran
pengamatan. Teknik ini digunakan dengan mengadakan pengamatan secara
seksama baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai
aktivitas siswa di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Terdapat dua cara dalam melakukan observasi, yakni observasi partisipatif
(terlibat) dan observasi nonpartisipatif. Pada observasi partisipatif, observer
melibatkan diri ditengah-tengah observe. Sedangkan pada observasi
nonpartisipatif, observer bertindak sebagai penonton saja. Observasi juga
dapat bersifat eksperimental, yang dilakukan dalam situasi buatan atau yang
dilakukan dalam situasi yang wajar. Sedangkan observasi sistematis
dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat matang.
Adapun alat dan cara dalam melaksanakan observasi adalah sebagai berikut :
a. Catatan anekdot (Anekdotal Record) Alat untuk mencatat gejala-
gejala khusus atau luar biasa menurut aturan kejadian, terhadap
bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian
tersebut.
8
b. Catatan Berkala (Insidental Record) Dilakukan berurutan menurut
waktu munculnya suatu gejala tetapi tadak dilakukan terus menerus,
melainkan pada waktu tertentu dan tebatas pula pada waktu yang telah
ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.
c. Daftar Check (Check List) Penataan data dilakukan dengan
menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis
gejala yang diamati.
d. Skala Penilaian (Rating Scale) Pencatatan data dengan alat ini
dilakukan seperti check list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi
gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama
objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidki akan tetapi
tercantum kolom – kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang
setiap gejala terasebut.
e. Peralatan Mekanis (Mechanical Device) Pencatatan dengan alat ini
tidak dilakukan pada saat opservasi berlangsung, karena sebagian atau
seluruh peristiwa direkam dengan alat sesuai dengan keperluan.
3. Skala
Skala menggambarkan suatu nilai terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
Biasanya angka-angka yang digunakan, diterapkan pada skala dengan jarak
yang sama, secara bertingkat dari yang rendah ke tinggi.Oleh karena itu, skala
demikian disebut skala bertingkat. Skala ini dapat digunakan untuk melakukan
pencatatan secara objektif menilai penampilan atau penggambaran kepribadian
seseorang
4. Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa Latin, yaitu Questionaire yang berarti
suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dini lai,
dengan maksud untuk mendapatkan informasi atau data. Kuesioner juga sering
disebut sebagai angket. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh orang yang akan diukur (responden).
5. Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentangkeadaanseseorang selama
dalam masa kehidupannya. Denganmempelajari riwayat hidup, maka peneliti
9
dapat menariksuatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut tentangkepribadian,
kebiasaan, dan sikap dari respondenyangdinilai.
6. Angket
e. Angket
Angket sering disebut sebagai kuesioner. Angket merupakan teknik
atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrumen atau alat
pendgumpulan datanya juga disebut sebagai angket.Jenis angket sama
dengan wawancara. Bentuknya bias berupapertanyaan terbuka,
pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan instrument angket
atau kuesioner adalah : a) buatlah pengantar atau petunjuk pengisian
sebelum butir pertanyaan, b) butir pertanyaan dirumuskan secara
jelas, c) untuk setiap pertanyaan terbuka dan bestruktur disediakan
kolom untuk menuliskan jawaban. Berikut ini disajikan contoh angket.
Petunjuk Isian :
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi tempat kosong yang
tersedia dengan memberi tanda check (√ ) pada pilihan yang mewakili
jawaban saudara.
Nomor Responden :…………….
Tanggal pengisian :…………….
1. Jenis kelamin
1) Pria
2) Wanita
2. Usia
1) 15 – 24 tahun
2) 25 – 40 tahun
3) 40 tahun keatas
3. Tingkat pendidikan terakhir
1) Pendidikan Tinggi
2) SMA / sederajat
3) SMP / sederajat
4) SD
5) Tidak Sekolah
4. Pekerjaan
10
1) Tidak Bekerja
2) Pensiunan
3) Pelajar / Mahasiswa
4) Pegawai Negeri
5) Pegawai Swasta
11
rendah. Sedangkan Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa
sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Untuk memahami konsep penyusunan dan pengembangan
instrumen, maka di bawah ini akan disajikan proses atau langkah-langkah
yang ditempuh dalam penyusunan instrumen dilengkapi dengan bagan
proses penyusunan item-item instrumen suatu penelitian. Menurut
Muljono (2002:3-4) langkah-langkah penyusunan dan pengembangan
instrumen adalah sebagai berikut :
Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari
variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari
variabel tersebut. Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu
konsep yang dirumuskan oleh peneliti.
Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator
variabel yang sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada
rumusan konstruk variabel pada langkah pertama.
Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang
memuat dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap
dimensi dan indikator.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://erfifitrisusari.blogspot.com/2018/05/instrumen-tes-dan-non-tes-revolusi-40.html
https://aneechan.github.io/pdfjs/web/PPT-Instrumen-Non-Tes.pdf
13