Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK TES DAN NON-TES

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

yang dibina oleh Yusuf suharto

Oleh:
Amalia Rizmy 160721614479
Ana Yulina 160721614418
Anggun Faradila Sandi 160721614477
Awib Muhtar Dzulqornain AS 160721614495
Bryan Kusuma Bangsa 160721614506
Danang Abdurrahman 160721614435
Windy Ayu Agustin 160711614245

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
OKTOBER 2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai calon pendidik atau calon guru kita harus mempunyai pegetahuan,
kreativitas, juga wawasan yang luas untuk memhami setiap karakter peserta didiknya.
Selain mengetahui setiap karakter peserta didiknya, calon pendidik juga harus mengetahui
dan memahami psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak
mengenai setiap potensi tertentu yang mereka miliki.
Calon pendidik atau calon guru harus mengetahui tingkat kemampuan dan
perkembangan peserta didiknya. Salah satunya yang dapat kita lakukan yaitu
menggunakan cara Tes. Adapun mengenai tes untuk mengukur tingkat kemampuan dan
perkembangan setiap peserta didik bermacam-macam, sesuai dengan kemampuan dan
minat peserta didik.
Tes dapat membantu kita sebagai peserta didik untuk dapat mengetahui
kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi suatu problem di kehidupannya.
Untuk itu kita dapat membahas sedikit tekhnik-tekhnik memahami setiap individu peserta
didik yang berbeda-beda.

1.2 Rumusan masalah


Adapun mengenai permasalahan yang akan dibahas didalam makalah ini sebagai
berikut:
1. Pengertian dan macam-macam tekhnik-tekhnik tes.
2. Pengertian tekhnik Tes dan tekhnik Non Tes.
3. Pengaplikasian tekhnik Tes dan Tekhnik Non Tes terhadap peserta didik.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan yang ada di makalah ini sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian dan macam-macam tekhnik tes maupun tekhnik non
tes.
2. Mengetahui dan dapat menguraikan tekhnik Tes dan tekhnik Non Tes.
3. Memaparkan cara pengaplikasian jenis jenis tekhnik tes maupun non tes untuk
mengukur kemampuan peserta didik.
BAB II
BAHASAN

2.1 Teknik tes


2.1.1 Pengertian Teknik Tes
Teknik Tes atau system testing merupakan usahan pemahaman murid dengan
menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mentes. Sedangkan tes
merupakan sebagai prosedur yang sistematis untuk mengamati tingkah laku individu
melalui skala angka atau system kategori. Selain itu tes mengandung pengertian alat
untuk menentukan atau menguji sesuatu. Menurut Shertzer & Stone Penggunaan
teknik dari tes bertujuan untuk:
1) Menilai kemampuan belajar murid
2) Memberikan bimbingan belajar kapada murid
3) Mengecek kamampuan belajar
4) Memahami kesulitan kesulitan belajar
5) Menilai keberhasilan atau efektivitas dalam belajar
2.2 Penggolongan Tes
2.2.1 Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Ukur Perkembangan Peserta
Didik
1) Tes Seleksi , sering dikenal dengan istilah ujian ringan. Tes ini
dilaksanaan dalam cara penenerimaan calon siswa baru, dimana
hasil hasil tes digunkan memilih calon peserta didik baru, dimana
hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang
tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2) Tes Awal, sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah
materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan
sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik, karena itu
butir-butir soalnya dibuat mudah.
3) Tes Akhir sering dikenal denganpost-test. Tes akhir dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran
yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya
oleh para peserta didik.
4) Tes Diagnostic adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan
secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik
dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-
jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik itu maka lebih
lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat.
Tes ini juga bertujuan ingin menemukan jawaban atas pertanyaan
apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang
merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan
selanjutnya.
5) Tes Formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.
6) Tes Sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di
sekolah tes ini dikenal dengan istilah ulangan umum atau EBTA
(Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya digunakan untuk
mengisi ijazah. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua
siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang
dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit
atau lebih berat daripada butir soal tes formatif.

2.2.2 Berdasarkan Aspek yang Diukur


Berdasarkan aspek yang diukur penggolongan tes dapat dibedakan menjadi:
1) Tes intelegensi
Tes intelegensi merupakan suatu teknik atau alat yang digunakan untuk
mengungkap tarap kempuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berfikir,
bertindak dan menyelesaikan diri secara efektif. Macam- macam tes intelegensi
yaitu;
Tes Intelegensi umum, bertujuan untuk memberikan gambaran
umum tentang taraf kemampuan sesorang
Tes intelegensi khusus , memgambarkan taraf kemmpuan sesorang
secara spesifik
Tes intelegensi differensial, memberikan gamabaran tentang
kemampuan seseorang dalam berbagai bidang yang memungkinkan
didapatnya profil kemampuan tersebut.
2.2.3 Manfaat Tes Intelegensi
1) Menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
2) Membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan tinggi juga
yang rendah
3) Manafsirkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa
2.3 Tes Kepribadian
Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang
yang terorganisasi secara dinamis dan system-sistempsikologis dalam sisi individu yang
menentukan pnyelesaian-penyelesaian yang unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat diukur dengan jalan melihat :
1) Apa seseorang yang katakana tentang keadaan diri sendiri
2) Apa yang orang lain katakana tentang keadaan diri seseorang
3) Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu
2.4 Teknik Tes Prestasi Belajar
Yaitu suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran.
Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapat membuat
keputusan-keputusan seleksi dan klasifikasi serta menentukan keefektifan pengajaran.
Tes ini meliputi:
1). Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui letak kesulitan murid,
terutama dalam berhitung dan membaca.
2). Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3). Tes prestasi belajar yang disusun guru.
2.5 Teknik Non Tes
2.5.1 Pengertian Non Tes
Penilaian non test adalah penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik
dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain penilaian
non tes berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan dengan
pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.
2.6 Fungsi
Menurut Hasyim (1997:6), penilaian non tes berfungsi antara lain sebagai berikut:
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan
fungsi ini maka penilaian dapat mengacu pada rumusan-rumusan
instruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan siswa, strategi mengajar
guru, dan lain-lain.
3) Dalam menyusun laporan pengajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nila-nilai prestasi
yang didapatinya.
4) Dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek
afektif dan psikomotorik.
5) Dapat memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak
sekolah pada pihak-pihak yang lain, karena diperoleh langsung dari proses
belajar baik di kelas, laboratorium, lapangan, dan lain-lain.
2.7 Karakteristik
Mengukur perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang dibuat atau
dikerjakan oleh peserta didik ketimbang apa yang diketahui atau dipahaminya. salah satu
alat pengukuran non tes yaitu rating scale berisikan seperangkat pernyataan tentang
karakteristik atau kualitas dari sesuatu yang akan diukur.
2.8 Macam-macam Teknik Non Tes
2.8.1 Observasi (Pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku).
Yang paling berperan adalah panca indra atau pengindraan terutama indra
penglihatan, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu
2) direncanakan secara sistematis
3) hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan
4) perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu:
Observasi sehari-hari
Observasi sistematis
Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta dalam kegiatan yang
dilakukan oleh orang yang damati.
Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan
yang dilakukan oleh orang yang diamati.

2.9 Catatan Anekdot


Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau
kejadian dalam situasi khusus bisa menyangkut individu juga kelompok.Dengan
menggunakan catatan anekdot guru juga dapat memperoleh pemahaman yang lebih tentang
perkembangan anak,sebab dari gejala tingkah laku murid serta mudah menyesuaikan diri
dengan murid.
Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
2.9.1 Objektif
Untuk mempertahankan objektivitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Catatan dibuat sendiri oleh guru
2) Pencatatan dilakukan setelah mengetahui suatu kegiatan yang terjadi
3) Deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri
2.10 Deskripsif
Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya disertai latar
belakang,percakapan dicatat secara langsung,dan kejadian dicatat secara tersusun sesuai
dengan kejadiannya.
2.11 Selektif
Situasi yang relavan dngan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru
sesuai keadaan murid.
2.12 Wawancara
Yaitu teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan
responden atau orang yang diminta informasi.
Kelebihan dalam wawancara yaitu:
1) merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi murid.
2) dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.
3) dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi.
Kekurangan dalam wawancara yaitu:
1.tidak efesien,karena tidak dapat menghemat waktu
2.sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
3.menuntut penguasaan bahasa dari pihak wawancara
2.13 Angket
Merupakan alat pengumpulan data melalui tidak secara langsung,yaitu dengan cara
melalui tulisan.Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan
keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.Untuk menyusun angket
diharapkan menggunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap,susunan kalimat
sederhana dan mudah dipahami,jangan menggunakan pertanyaan yang sifat nya memaksa
dan menyinggung perasaan responden.
2.14 Autobiografi
Autobiografi merupakan karangan pribadi seseorang (siswa) yang berasal dari
dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari orang lain. Pada autobiografi lebih menjurus
pada pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebagainya. Kebanyakan pada autobiografi
penulis menuliskan pengalaman pribadi dari kecil hingga keadaan penulis seperti saat ini.
Dalam penulisan autobiografi penulis sering pula menuliskan pengalaman hidup yang
paling menyulitkan dalam hidupnya hingga mencapai suatu keberhasilan yang besar bagi
penulis.
Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang
berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru lainnya atau sekolah
dan pengalaman hidupnya. Bagi guru menulis autobiografi lebih kepada menceritakan
pengalaman mereka mengajar dan lebih cenderung menulis tentang sikap-sikap murid
kepada guru tersebut. Dalam pembuatan autobiografi dibagi kedalam dua jenis, yaitu
karangan terstruktur dan tidak terstruktur:
1) Terstruktur
Karangan pribadi disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya,
seperti: cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecil, masa depan, masalah
pribadi. Pada penulisan karya ini penulis sudah memperhatikan kerangka apa saja yang
akan penulis tulis dalam karyanya.
2) Tidak terstruktur
Penulis lebih menulis karyanya secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka
karangannya terlebih dahulu. Pada karya ini penulis lebih bebas untuk menuangkan
pemikirannya dalam tulisan dan tidak terpaut pada kerangka apa saja yang harus
terpenuhi. Pada karya ini penulis lebih seperti curhat terhadap apa yang dia rasakan
dan langsung menulisnya dalam sebuh tulisan.
2.15 Sosiometri
Teknik sosiometri bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan
atau interaksi sosial diantara murid. Pengertian lain menjelaskan bahwa sosiometri
merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan
sosial dan tingkah laku sosial murid, sosiometri juga berfungsi sebagai alat mengetahui
hubungan pertemanan seseorang. Teknik sosiometri bertujuan untuk memperoleh
informasi dengan interaksi, sehingga guru mengetahui tentang:
1) Murid yang popular (banyak disenangi teman).
2) Murid yang terisolir (tidak disukai teman).
3) Klik (kelompok kecil, 2-3 orang murid)
Fungsi lain sosiometri yaitu:
Memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu
Menentukan kelompok kerja
Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu untuk
sutu kegiatan tertentu.
2.16 Studi Kasus
Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. pendapat
lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi riset, yang menyelidiki suatu
gejala dalam latar belakang kehidupan nyata.
Dalam melaksanakan studi kasus dapat ditempuh langkah-langkah:
2.16.1 Menentukan murid yang bermasalah, contoh: prestasi belajar sangat rendah,
nakal, sering bertengkar dan sering bolos.
2.16.2 Memperoleh data, cara memperoleh data:
1) Wawancara dengan guru lain
2) Home visit, yaitu kunjungan kerumah orang tua murid
3) Wawancara langsung dengan siswa yang bersangkutan.
Berdasarkan data tersebut kita mengetahui apa problematika atau masalah yang
dihadapi oleh sisiwa, untuk itu perlu adanya analisis terhadap data yang kita peroleh.
Dengan menganalisis data tersebut kita mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi
permasalahan siswa tersebut. berbagai faktor yang mungkin terjadi yaitu:
Kondisi keluarga yang tidak harmonis, keluarga merupakan media anak untuk
mendapatkan kasih sayang dan perhatian oleh kedua orang tua. Namun, dengan adanya
maslah yang melanda kedua orang tua menyababkan anak tersebut merasa gelisah bahkan
menggangu pikiran sang anak dan berdampak pada proses pembelajaran sang siswa.
Tingkat kecerdasan lemah, pada kasus ini tingkat kecerdasan rendah bisa terjadi karena
siswa malas untuk belajar lebih giat dari pada siswa-siswa lain yang memang mereka
semangat menikuti pembelajaran dan ditambah belajar di rumah masing-masing. Sehingga
dengan adanyaketidak nyamanan untuk belajar mengakibatkan sisiwa tidak bisa
memahami materi yang di sampaikan oleh guru tersebut.
Motivasi belajar rendah, sebagai makhluk sosial memang sepantasnya kita membutuhkan
orang lain untuk bertahan hidup. Motivasi bisa berasal dari individu maupun berasal dari
orang lain. Namun memang banyak siswa mendapat motivasi dari orang lain dan dengan
adanya motivasi tersebut membuat semangat siswa dalam belajar juga bertambah.
Sehingga motivasi sangat mempengaruhi perkembangan siswa.
2.17 Penerapan Teknik Tes dan Non Tes
2.17.1 Teknik Tes
1) Tes intelegensi
Tes ini sama seperti tes pada tes untuk menentukan IQ , ada tes angka,
matematia, logika dan lain-lain
2) Tes bakat
Pada tes bakat ada tes kemampuan bahasa, angka, mekanika atau fisika, dan
ruang bidang, contohnya seseorang disuruh menggambar hewan
3) Tes kepribadian
Pertanyaan yang mengarah ke introvet dan eksovert, seperti: anda lebih suka
tempat yang sepi atau ramai?
4) Tes Prestasi belajar
Tes formatif yaitu tes yang dilakukan diakhir proses pembelajaran untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami materiyang telah diajarkan
2.17.2 Teknik Non Tes
1) Autobiografi
Siswa disuruh membuat karangan bebas atau sesui tema yang telah ditentukan
seperti pengalaman pribadi, cita-cita dan tentang keluarganya
2) Sosiometri
guru menyuruh muridnya menulis jawaban pertanyaan dalam sebuah kertas,
contoh pertanyaannya : - siapa teman-teman di kelas yang paling akrab dengan
mu? Dan siapa teman-teman di kelas yang kamu tidak sukai?
3) Angket
Guru membagikan angket ke pada siswa yang tidak tampil untuk menilai siswa
yang tampil berdasarkan panduan angket tersebut.
4) Wawancara
Guru melakukan wawancara dengan muridnya tentang kehidupanya dan dirinya
5) Observasi
Guru mengamatai tingkah laku dan nilai siswa di dalam kelas sehingga tau
mana siswa yang aktif, diam, pintar, dan kurang pintar
6) Anekdot
Guru mencatat kejadian yang dialami pada siswa secara berkala supaya guru
memahami siswa
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan paparan bahasan pada bab 2, berikut ini disajikan beberapa simpulan
yang mengenai pengertian, macam-macam serta pengaplikasian teknik tes dan
non-tes.
1) Teknik Tes atau system testing merupakan usahan pemahaman murid dengan
menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mentes. Sedangkan tes
merupakan sebagai prosedur yang sistematis untuk mengamati tingkah laku
individu melalui skala angka atau system kategori.
Penilaian non test adalah penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta
didik dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata
lain penilaian non tes berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati
dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat
diamati oleh indera.
2) Teknik tes digolongkan menjadi 2, berdasarkan fungsinya sebagai alat ukur
perkembangan peserta didik dan berdasarkan aspek yang diukur. Berdasarkan
fungsinya, penggolongan tes dibedakan menjadi 6 yaitu, 1. Tes seleksi, 2. Tes
awal (pre-test), 3. Tes akhir (post-test), 4. Tes diagnostic, 5. Tes formatif dan
6. Tes sumatif. Berdasarkan aspek yang diukur penggolongan tes digolongkan
menjadi 3, yaitu tes intelegensi, tes kepribadian, dan tes prestasi belajar.
Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik
digunakan Non-tes yang merupakan proses pengumpulan data untuk
memahami
pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.
Macam-macam non-tes diantaranya:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Catatan anekdot
4. Autobiografi
5. Sosiometri
6. Studi khusus
3) Pengaplikasian jenis jenis teknik pembelajaran yang berupa tes, guru harus
mampu menentukan jenis tes berdasarkan fungsi dan aspek yang diukur.
Karena disetiap tes terdapat fungsi yang berbeda-beda serta pengukuran
terhadap kemampuan siswa. Pengaplikasian teknik non-tes guru menyusun
laporan pengajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan
tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai
bidang studi dalam bentuk nila-nilai prestasi yang didapatinya. Dapat
digunakan untuk menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik. Dapat memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari
pihak sekolah pada pihak-pihak yang lain, karena diperoleh langsung dari
proses belajar baik di kelas, laboratorium, lapangan, dan lain-lain.
Daftar pustaka

Anonim. Teknik-teknik memahami perkembangan anak. (online),


(https://www.scribd.com/doc/77467926/TEKNIK-Non-Tes), diakses 25 september 2017.

Suryana, ojim. 2008. Teknik-teknik memahami perkembangan anak. (online),


(https://www.google.co.id/amp/s/makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/09/23/tekni
k-teknik-memahami-perkembangan-anak/amp/), diakses 27 september 2015.

Anda mungkin juga menyukai