Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW., para sahabat dan seluruh keluarga beliau sertra para pengikut beliau hingga akhir zaman. Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Ibu Jelita.M.Pd selaku dosen pengasuh mata kuliah Evaluasi Proses Pembelajaran matematika. Serta ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini. Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami selanjutnya.

Langsa, 17 September 2011

Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4 A. TEST ....................................................................................................................................... 4 1. Pengertian ........................................................................................................................... 4 2. Fungsi test ........................................................................................................................... 4 3. Penggolongan test ............................................................................................................... 5 4. Langkah-langkah penyususnan suatu test ........................................................................... 6 5. Ciri-ciri test yang baik ........................................................................................................ 7 6. Teknik penilaian suatu test ................................................................................................. 7 B. NON TEST ........................................................................................................................... 12 1. Pengertian ......................................................................................................................... 12 2. Jenis-jenis teknik non test ................................................................................................. 13 BAB III PENUTUPAN ................................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22

BAB I PEMBUKAAN
Secara formal, pendidikan diselengarakan di sekolah. Hal itu sering sering dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan? Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh? Apakah anak didiknya Mengalami kemunduran didalam belajar atau peningkatan, dan kalau mengalami kemunduran apakah penyebabnya? Oleh karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan itu, maka dari itulah kami menyajikan beberapa hal tentang teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah teknik tes dan teknik nontes. yaitu teknik yang sangat membantu dalam penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.

BAB II PEMBAHASAN
A. TEST 1. Pengertian. Test secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno testum artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian tugas berupa pertanyaan atau latihan atau perintah-perintah yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.1 Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang.

Adapun Istilah-istilah yang digunakan dalam proses evaluasi yaitu: a. Test yaitu alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian b. Testing yaitu peristiwa atau saat berlangsungnya pengukuran dan penilaian. c. Tester yaitu orang yang melaksanakan test (panitia test) atau pembuat test, atau orang yang sedang melakukan percobaan. d. Testee yaitu pihak yang sedang dikenai test atau peserta test = peserta ujian, atau orang yang sedang dikenai percobaan.2

2. Fungsi Test sebagai alat evaluasi hasil belajar, secara umum test mempunyai dua fungsi, yaitu: a. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu. b. Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

http://gurupkn.wordpress.com/2008/01/17/evaluasi-pembelajaran/ Drs. Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo : Jakarta hal. 66

Fungsi pertama lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran, sedang fungsi kedua lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan belajar masing-masing individu peserta tes. 3. Penggolongan Tes3 a. Berdasarkan fungsi test sebagai pengukur perkembangan dan kemajuan Testee. 1) Test seleksi Yaitu test yang dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil test menjadi acuan kelulusan terhadap calon peserta didik yang memenuhi standart penilaian. 2) Test Awal (pre Test) Yaitu test yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. 3) Test Akhir ( Post Test) Yaitu test yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana point-point materi yang telah diajarkan dapat dikuasai peserta didik. 4) Test Diagnotis Yaitu test yang dilaksanakan untuk menentukan jenis kesukaran yang dihadapi peserta didik dalam pelajaran tertentu. 5) Test Formatif (ulangan Harian) Yaitu test yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran) setelah proses pembelajaran dalam waktu tertentu. 6) Test Sumatif Yaitu test yang dilaksanakan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam sekumpulan materi pelajaran yang telah dibahas. Test ini juga sering disebut dengan Ulangan umum atau Ujian akhir. b. Berdasarkan aspek psikis yang ingin dinilai. 1) Test Intelegensi yaitu test untuk mengukur tingkat kecerdasan testee 2) Test aptitude yaitu test untuk mengukur kemampuan dan bakat khusus testee 3) Test Attitude yaitu test untuk mengukur kecendrungan atau respon tesee 4) Test Personality yaitu test untuk mengukur kepribadian atau cirri khas testee 5) Test Hasil Belajar yaitu test untuk mengukur tingkat pencapaian hasil belajar testee c. berdasarkan banyaknya peserta test 1) Test Individual yaitu test dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja
3

Drs. Anas Sudijono. Hal 67-75

2) Test Kelompok yaitu test tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee d. berdasarkan waktu yang disediakan dalam menyelesaikan test 1) Tes Kecepatan (Speed Test) Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testee) dalam hal kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah dipelajarinya. Waktu yang disediakan untuk menjawab atau menyelesaikan seluruh materi tes ini relatif singkat dibandingkan dengan tes lainnya, sebab yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat penyelesaiannya.Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang suatu alat. 2) Tes Kemampuan (Power Test) Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik analisis, sintesis dan evaluasi. e. Berdasarkan bentuk respon yang diinginkan 1) Verbal test yaitu test yang menuntut jawaban melalui kata-kata atau kalimat baik lisan ataupun tertulis. 2) Nonverbal Test yaitu test yang menuntut jawaban melalui tindakan atau tingkah laku berupa gerakan-gerakan tertentu. f. Berdasarkan cara bertanya atau menjawab test 1) Test tertulis yaitu test yang dilakukan dengan memberikan soal dan menuntut jawaban secara tertulis.
Secaratertulis test terbagi atas du macam test, yaitu test objectif dan test uraian

2) Test lisan yaitu test yang dilakukan dengan memberikan soal dan menuntut jawaban secara lisan

4. langkah-langkah penyusunan tes a. Penentuan tujuan tes, b. Penyusunan kisi-kisi tes, c. penulisan soal, d. penelaahan soal (validasi soal), e. Perakitan soal menjadi perangkat tes,
6

f. Uji coba soal termasuk analisis-nya, g. Bank Soal h. Penyajian tes kepada peserta didik i. Skoring (pemeriksaan jawaban)

5. Ciri-ciri Tes yang Baik Sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi kriteria, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis
a. Validitas

Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
b. Reliabilitas

berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Reliabilitas suatu tes menunjukan atau merupakan sederajat ketetapan, keterandalan atau kemantapan (the level of consistency) tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data (skor) yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada kesempatan (waktu) yang berbeda.
c. Objectivitas

Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi.
d. Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang mudah dilaksanakan dan mudah diperiksa serta Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawali oleh orang lain
e. ekonomis

Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak danwaktu yang lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya.4

6. Teknik penilaian suatu test a. Istilah yang digunakan dalam melakukan penilaian. Bobot adalah berupa bilangan yang dikenakan terhadap setiap butir soal yang nilainya ditentukan berdasarkan usaha siswa (testi) dalam menyelesaikan soal itu. Bobot untuk suatu butir
4

http://robiatulfazriah.blogspot.com/2011/05/jenis-jenis-ala-evaluasi-instrument-non.html

soal disebut skor untuk butir soal tersebut. Skor untuk keseluruhan butir soal dari suatu perangkat tes yang diperoleh seorang testi disebut skor tes dari testi tersebut. Skor adalah bilangan yang merupakan data mentah (raw data) dari hasil suatu evaluasi, belum diolah lebih lanjut. Jadi bersifat kuantitatif. Jika skor (data mentah) tersebut diolah lebih lanjut dengan menggunakan aturan dan kriteria tertentu sehingga dapat diinterpretasikan, hasil pengolahan tersebut dinamakan nilai. Nilai ini bisa berupa bilangan (kuantitatif) dan bisa pula berupa huruf atau kategori (kualitatif).5

b. Acuan Penilaian
Ada dua jenis pedoman yang bisa digunakan untuk menentukan nilai (mengubah skor menjadi nilai) sebagai hasil evaluasi, yaitu: 1) Penilaian Acuan Patokan (PAP), dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu (siswa) dengan suatu standar yang sifatnya mutlak (absolut).

2) Penilaian Acuan Normatif (PAN), dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang
individu (siswa) dengan skor yang diperoleh siswa lainnya dalam kelompok tes tersebut.

c. Penentuan Skor pada macam-macam test6 Tes Objektif Bentuk Tes Objektif adalah test yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Kelebihan Tes Objektif

lebih mewakili isi dan mencakup materi yang luas Lebih mudah dan cepat karena pemeriksaannya menggunakan kunci Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain Dapat digunakan untuk menilai kelompok yang besar Menghindari kemungkinan siswa berspekulasi dalam mempelajari bahan pelajaran Tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi

Kelemahan Tes Objektif


Penyusunan tes sukar dan memerlukan waktu yang cukup banyak Memberi peluang kepada siswa untuk memberikan jawaban yang bersifat coba-coba (untung-untungan)


5
6

Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyatakan kemampuan ilmiahnya Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi

Suryadi, S.Pd., M.Pd. Teknik menyusun alat evaluasi dan Analisis hasil belajar. Pdf. Google.com Ibid.op.cit

Kerjasama antar siswa dalam mengerjakan soal lebih terbuka Menggunakan bahan (kertas) yang lebih banyak

Cara Penilaian pada test objective yaitu: 1) Bentuk Tes Benar Salah (True False) Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah. Kelebihan Tes Benar Salah

Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak Mudah dalam penyusunannya Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti Dapat digunakan berkali-kali Objektif

Kelemahan Tes Benar Salah


Mudah ditebak Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan benar atau salah Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata tidak atau bukan Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki pengertian samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung salah sedikit cukup banyak

Petunjuk Penyusunan

Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Benar Salah

Dengan Denda Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban benar Jumlah jawaban Salah

Tanpa Denda Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban yang benar

2) Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test) Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan.
9

Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan) Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut. Hubungan antar hal (Sebab akibat) Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan. Analisa Kasus untuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah. Membaca Diagram, atau table Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai dengan tabel. Asosiasi pilihan ganda Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling tepat. Petunjuk: Pilih A jika (1), (2) dan (3) benar Pilih B jika (1) dan (3) benar Pilih C jika (2) dan (4) benar Pilih D jika hanya (4) yang benar Pilih E jika semuanya benar Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang sama Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya Cara Memberikan Skor Tanpa Denda Nilai = R Ket: R = JB (Jawaban Benar) x Bobot per soal jika benar :

10

Dengan Denda Menggunakan rumus : SK = Ket: SK = Skor yang diperoleh N = Nilai Tes Op = Banyaknya butir Alternatif Jawaban W = JS (jawaban Salah) x Bobot per soal jika salah R = JB (Jawaban Benar) x Bobot per soal jika benar

Contoh Soal: Seorang guru memberikan Soal tes sebanyak 30 soal dengan bentuk pilihan ganda 4 alternatif jawaban. Apabila siswa menjawab benar di beri bobot 2 dan jika salah diberi bobot 1. Apabila siswa menjawab benar 20 soal dari 23 buah soal yang dikerjakan, tentukan nilai yang diperoleh dengan denda dan tanpa denda. Penyelesaian: SK max = Jumlah Soal x bobot benar = 30 x 2 = 60

Dengan denda : SK = SK = (JB x bobot)

Tanpa Denda: R = JB x Bobot benar = 20 x 2

SK = 20 x 2

= 40

SK = 40 SK = 40 Nilai dengan denda = = 66,67

Nilai tanpa denda = R = 40

11

3) Menjodohkan (Matching Test) Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar. Saran Penulisan Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban. Cara Memberikan Skor Penskoran pada tes menjodohkan tidak diberikan denda terhadap jawaban yang salah Skor = Jumlah jawaban benar

4) Tes Isian (Complementary Test) Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar. Cara Memberikan Skor Pada tes ini sulit dilakukan tebakan, sehingga tidak diperlukan denda terhadap jawaban yang salah. Maka rumus yang digunakan adalah : Skor = Jumlah jawaban benar

Tes Uraian (Subjective Test / Essay Test) Tes Uraian atau Subjective Test (Essay Test)Tes uraian ialah tes yang disajikan dalam bentuk uraian, yang mengharapkan jawaban dalam bentuk uraian pula. Biasanya untuk mengukur kemampuan anak dalam menjabarkan, memadukan, dan menilai aspek kognitif di samping kemampuan lainnya. Kelebihan Tes Uraian

Mudah disiapkan dan disusun Siswa tidak mudah berspekulasi Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusunnya dalam kalimat yang baik

Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi


12

Ekonomis, sebab dapat menggunakan kertas yang sedikit

Kelemahan Tes Uraian


Kadar validitas dan reliabilitas rendah Scope yang dinilai sempit Pemeriksaan yang sulit dan subjektif Hanya dapat diperiksa oleh guru yang bersangkutan

Petunjuk Penyusunan Tes Uraian


Hendaknya tes meliputi ide-ide pokok bahan yang akan dites-kan Soal tidak sama persis dengan contoh yang ada pada catatan Pada waktu menyusun soal, hendaknya juga dibuatkan kunci jawaban Pertanyaan menggunakan kata tanya yang bervariasi Hendaknya rumus yang digunakan dalam menjawab soal jelas dan mudah dipahami Hendaknya ditegaskan model jawaban yang dikehendaki oleh pembuat, untuk itu harus spesifik dan tidak terlalu umum

Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Uraian Perhatikan petunjuk penyusunan soal, untuk menentukan skor jawaban sebaiknya digunakan kriteria yang akan digunakan Setiap jawaban soal hendaknya diklasifikasi dalam 4 atau 5 tingkatan, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4 atau dengan huruf A, B, C, D dan E. Tiap nomor soal seharusnya ditentukan bobot masing-masing Skor mentah yang diperoleh ditransfer ke nilai 1 10 atau 1 100 Contoh : Apakah yang dimaksud dengan titik fokus pada elips?

B. NON TEST 1. Pengertian Teknik Non tes merupakan cara pengumpulan data tidak menggunakan alat-alat baku, dengan demikian tidak bersifat mengukur dan tidak diperoleh angka-angka sebagai hasil pengukuran. Teknik ini hanya bersifat mendeskripsikan atau memberikan gambaran, hasilnya adalah suatu deskripsi atau gambaran. Terhadap gambaran-gambaran yang diperoleh dapat dibuat interpretasi, penyimpulan-penyimpulan bahkan dengan kualifikasi tertentu. 7 Dengan Teknik Non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan beberapa jenis
7

Dr. Sutomo. 1985. Teknik Penilaian Pendidikan. PT. Bina Ilmu : Surabaya hal. 25

13

teknik non tes. Teknik non tes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik daris segi ranah sikap hidup (effective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sebagaimana telah dikemukakan sebelum ini, lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitive domain).

2. Jenis-jenis Teknik Non Tes Teknik non tes ini tergolong menjadi beberapa bagian :

a. Kuesioner (Questionair) / Angket Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).8 Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan / data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain. Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Kuesioner sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah efektif. Ia dapat berupa kuesioner bentuk pilihan ganda (multiple choice item) dan dapat pula berbentuk skala sikap.

Tentang macam kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi : 1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada : Kuesioner langsung Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya. Kuesioner tidak langsung Adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga dan sebagainya. 2) Ditinjau dari segi cara menjawab Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
8

H. Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidkan. PT. Rineka Cipta : Jakarta hal. 30

14

Kuesioner terbuka. adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilih pilihan jawaban yang disediakan.

Contoh kuesioner : Nama Siswa:


1)

Pada waktu melihat sampah bertebaran di jalan, saya berusaha untuk membuang ke tempat sampah: a.sangat sering b.sering c.kadang-kadang d.jarang e.tidak pernah

2)

Saya mengerjakan PR setelah teman-teman mengerjakan: a.selalu b.sering c.kadang-kadang d.jarang e.tidak pernah Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat

anak, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan angket antara lain: Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat. Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan Sedangkan kelemahan angket, antara lain: Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali

15

Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail. Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.

b.

Wawancara (Interview) Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.

Tujuan wawancara ialah : 1) Untuk memperoleh informasi guna menjelaskan suatu situasi dan kondisi tertentu 2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah 3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.

Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1) Interviu bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi. 2) Interviu terpimpin, yaitu interviu yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Keuntungan wawancara yaitu : Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan angket. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.

16

Sedangkan Kelemahan wawancara sebagai alat penilain Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:9 Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa yang akan ditanyakan Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut Harus menjaga hubungan yang baik Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama Guru harus mengobrol dalam wawancara Batasi waktu wawancara Hindari penonjolan aku dari guru

c. Pengamatan (observasi) Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.10 Ada 3 macam observasi : 1) Observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. 2) Observasi sistematik yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sitematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok. Dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
9 10

Drs. Slamela. 1988. Evaluasi Pendidikan.: PT. Bina Aksara : Jakarta hal.134 Drs. Anas Sudijono, hal.76

17

3) Observasi eksperimen, Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejalagejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.11

Kebaikan dan Kelemahan Observasi Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara atau angket Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran. Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan Kelemahan observasi: Observer tiidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorang yang sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyayi, dia kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan. Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol sebelumya. Alat Pencatat Observasi Agar hasil observasi dapat dikumpulkan dengan baik maka sebelumnya guru harus menyiapkan alat untuk observasi yaitu:

1) Catatan Anekdot (Anecdotal Record) Yaitu catatan khusus mengenai hasil pengamatan tentang tingkah laku anak yang dianggap penting (istimewa). Catatan anekdot ini ada dua macam yaitu anekdot insidental, digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi sewaktu-waktu, tidak terus-menerus. Sedangkan catatan anekdot periodik digunakan untuk mencatat peristiwa tertentu yang terjadi secara insedental

11

Dr. Sutomo. Loc.cit hal. 28

18

dalam suatu periode tertentu. Catatan anekdot mempunyai kegunaan dalam melaksanakan observasi trerhadap tingkah laku anak. Kegunaanya untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang murid sebagai individu yang kompleks, memperoleh pemahaman tentang sebabsebab dari suatu problema yang dihadapinya, dan dapat dijadikan dasar utuk pemecahan masalah anak dalam belajar.

2) Daftar cek (Check Lish) Daftar cek adalah sebuah catatan tertulis yang berisi kemungkinan jawaban yang dipilih, dengan tinggal membubuhkan sebuah tanda pada kemungkinan jawaban yang benar. Dalam bentuk daftar cek, semua tingkah laku, sikap yang diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar. Contoh observasi dengan check-list Mengungkap perilaku/sikap siswa dalam mengikuti pelajaran Biologi Nama Siswa: Ali Kelas: II No 1 2 3 4 Kegiatan/ Aspek yang dinilai Hadir tepat waktu Rapi dalam berpakaian Hormat kepada guru Suka teman 5 Mngerjakan sekolah PR di V mengganggu SL selalu V V V V Sr sering Kd kadang TP tdkprnh

3) Skala Penilaian (Rating Scale) Dalam skala penilaian, tingkah laku, sikap yang diobservasikan dijabarkan dalam bentuk skala.

d. Pemeriksaan Dokumen Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik nontes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi).
19

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai. Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta didik, seperti: nama, tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, agama yang dianut, pekerjaan pokoknya, tingkat atau jenjang pendidikannya, rata-rata penghasilannya setiap bulan dan sebagainya.

20

BAB III KESIMPULAN


Teknik penilaian Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.Dengan demikian berarti sudah dapat dipastikan akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik berupa psikis maupun tingkah lakunya, sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan orang lain. Adapun jenis-jenis tes yaitu: 1. Berdasarkan fungsi test sebagai pengukur perkembangan dan kemajuan Testee. A. Test seleksi B. Test Awal (pre Test) C. Test Akhir ( Post Test) D. Test Diagnotis E. Test Formatif (ulangan Harian) F. Test Sumatif 2. Berdasarkan aspek psikis yang ingin dinilai. A. Test Intelegensi B. Test aptitude C. Test Attitude D. Test Personality E. Test Hasil Belajar 3. berdasarkan banyaknya peserta test A. Test Individual B. Test Kelompok 4. berdasarkan waktu yang disediakan dalam menyelesaikan test A. Tes Kecepatan (Speed Test) B. Tes Kemampuan (Power Test) 5. Berdasarkan bentuk respon yang diinginkan A. Verbal test B. Nonverbal Test 6. Berdasarkan cara bertanya atau menjawab test A. Test tertulis B. Test lisan

21

Teknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan Tehnik peniaian ini umunya untuk menilai keperibadian anak ecara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosialucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan elajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok. Penggolongan tehnik nontes 1. Observasi (pengamatan) Observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam: A. Observasi Partisipatif B. Observasi sistematis C. Observasi eksperimental 2. Wawancara (interview) Ada 2 jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi. Yaitu: A. Wawancara terpimpin B. Wawancara tidak terpimpin 3. Angket (Questionave) Ditinjau dari stukturnya angket dapat dibagi menjadi 2 macam: A. Angket langsung B. Angket tidak langsung 4. Pemeriksaan Dokumen

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Ariteunto,Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2. Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta 3. Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. 4. Sutomo. 1985. Teknik Penilaian Pendidikan. Surabaya : PT. Bina Ilmu 5. Slamela. 1988. Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT. Bina Aksara 6. http://gurupkn.wordpress.com/2008/01/17/evaluasi-pembelajaran/ 7. Suryadi, S.Pd., M.Pd. Teknik menyusun alat evaluasi dan Analisis hasil belajar. Pdf. Google.com 8. http://robiatulfazriah.blogspot.com/2011/05/jenis-jenis-ala-evaluasi-instrument-non.html

23

Anda mungkin juga menyukai