Anda di halaman 1dari 7

KB.

1 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA DI


KELAS RENDAH

Seperti kita pahami bersama, dalam membaca seseorang dituntut untuk mampu
menghubungkan informasi yang diperoleh dari teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN : FOKUS MEMBACA DI KELAS RENDAH

Salah satu ciri guru professional adalah sellau merencanakan pembelajaran yang akan
dilakukannya dengan baik.
Hal-hal yag harus anda lakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai antara lain:
1. Memilih bahan ajar
Memilih bahan ajar juga harus mempertimbangkan jenis kegiatan membaca yang
akan dilakukan. Untuk siswa di kelas rendah, jenis membaca yang digunakan masih
di seputar membaca teknik. Tujuan utama kegiatan membaca ini adalah untuk melek
huruf dan kelancaran membaca. Oleh karena itu, bahan ajar yang dipilih pun biasanya
sangat sederhana dan berupa teks pendek.
2. Memilih metode
Pemilihan metode pembelajaran ini hendaknya dipilih sesuai dengan karakteristik
siswa dan kondisi kelas.
a. Metode membaca permulaan
1) Metode abjad/alphabet
Prinsip dasar pada metode abjad/alfabet ini adalah memulai
pembelajaran membaca dengan terlebih dahulu mengenalkan huruf-
huruf secara alfabetis.

2) Metode bunyi
Pada dasarnya metode bunyi ini tidak jauh berbeda dengan metode
alfabet. Yang membedakan metode alfabet dan metode bunyi terletak
pada pelafalan-pelafalan hurufnya. Misalnya, pada metode alfabet
huruf /b/ dilafalkan [be]; sedangkan pada metode bunyi huruf /b.
3) Metode suku kata (Silaba)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode suku kata (Silaba)
berangkat dari pengenalan suku kata atau silaba. Mula-mula
diperkenalkan suku kata terbuka yang dibangun oleh dua lambang
fonem, seperti /ba/, /b/, /b/, /be/, /bo/ atau /ca/,/ci/, /eu/ ce, col dan
seterusnya. Selanjutnya, diperkenalkan paduan-paduan suku kata yang
dapat membangun kata bermakna. Sebagai contoh, paduan suku
kata/bo/ dan/bo/ akan membentuk kata bo-bo yang dibaca atau
dilatalkan [bobo].
2) Metode kata lembaga
Metode kata lembaga ini dikenal juga dengan metode kata atau metode
lembaga kata. Disebut demikian karena metode ini diawali dengan
kegiatan pengenalan kata tertentu yang dianggap sebagai lembaga atau
pangkal untuk mempelajari unsur-unsur pembangun terkecilnya, yakni
suku kata hingga huruf.
3) Metode global
Metode global sering juga disebut metode kalimat. Dikatakan global
karena pembelajaran membaca diawali oleh sajian kalimat secara
global (utuh).
4) Metode SAS
Metode SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik
Pada dasarnya, metode ini hampir sama dengan metode global. Hanya
saja pada metode ini disertai dengan proses perangkaian kembali
(sintesis).
a. Metode membaca lanjut di kelas rendah
Pembelajaran membaca harus sudah mulai diorientasikan pada membaca
pemahaman (melek wacana). Jenis membaca yang dikembangkan sudah mulai
diarahkan pada kegiatan membaca dalam hati. Kalaupun masih dilakukan
pembelajaran membaca nyaring, sifatnya hanya untuk mengontrol penguasaan
"melek huruf" mereka. Tujuan utamanya tetap harus diorientasikan pada
pemahaman isi bacaan.
Pembelajaran membaca nyaring dilakukan secara simultan dengan membaca
teknis.
3. Merancang kegiatan pembelajaran
Rancangan kegiatan pembelajaran ini disebut juga dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP berfungsi sebagai pemandu pelaksanaan pembelajaran
yang akan dibawakan guru.
4. Menyusun penilaian membaca di kelas rendah
Dalam menyusun penilaian pembelajaran membaca di kelas rendah, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh guru. Beberapa hal tersebut antara lain kemampuan:
a. membaca kata atau kalimat sederhana dengan tepat;
b. mengenal dan memahami fungsi pungtuasi;
c. memahami maksud kata atau kalimat yang dibacanya; dan
d. memahami isi teks bacaan sederhana yang dibacanya.

B. Pelaksanaan pembelajaran: Fokus membaca

Pada hakikatnya, pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan wujud nyata dari penjabaran
persiapan yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaannya, guru hendaknya bertindak sebagai
pembimbing, fasilitator, dan narasumber bagi siswa.

C. Penilaian membaca di kelas rendah

penilaian dapat diartikan sebagai proses untuk menghimpun informasi secara menyeluruh
berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil belajar yang telah dilaksanakan.

Bentuk bentuk tes membaca untuk kelas rendah :

1. Tes response terbatas

biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengenal bunyi-bunyi huruf
dan suku kata.

2. Tes pemahaman kalimat

Biasanya dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, yaitu dengan: (1) menggunakan gambar, (2)
jawaban benar-salah, dan (3) pilihan ganda.
3. Tes pemahaman wacana sederhana

dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi wacana sederhana
yang dibacanya. Dalam menyusun tes pemahaman wacana di kelas rendah, hendaknya guru bisa
memilih bank wacana yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Kegiatan Belajar 2

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca di kelas tinggi

A. Perencanaan pembelajaran membaca di kelas tinggi

perencanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran tak
terkecuali pembelajaran membaca. Perencanaan pembelajaran akan memberikan manfaat yang
sangat besar bagi guru, diantaranya adalah (1) memberikan rasa percaya diri bagi guru saat
mengajar; (2) sebagai pedoman dalam mengajar; (3) acuan sebagai sumber perencanaan
pembelajaran selanjutnya.

Komponen-komponen yang harus diperhatikan berkaitan dengan perencanaan pembelajaran :

1. Memilih bahan ajar

Dalam menentukan bahan ajar membaca, guru harus pandai memilih dan memilah nya. materi
yang memiliki daya tarik dan mudah dipahami akan memotivasi siswa membaca teks tersebut
dengan sungguh-sungguh yang selanjutnya akan menunjang pemahaman membaca siswa.

2. Memilih metode

Memilih metode pembelajaran dan beberapa metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran
membaca di kelas tinggi :

a. Know-want to know- learned (KWL)

Metode KWL ini membantu siswa memikirkan informasi baru yang akan mereka terima. metode
ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik.

b. Directed reading activity( DRA)


metode ini dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan
menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya untuk membangun
pemahaman. Komponen-komponen DRA meliputi prabaca, saat baca, dan pasca baca.

c. Directed reading thinking activity (DRTA)

metode ini lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks dengan cara mengarahkan siswa
untuk mampu memprediksi dan membuktikan informasi pada teks ketika mereka membaca.

3. Merangsang kegiatan pembelajaran

Ada beberapa komponen yang perlu dicermati dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran( RPP). Yaitu :

a. Standar kompetensi

b. Kompetensi dasar

c. Indikator

d. Materi pokok

e. Alokasi waktu

f. Kegiatan belajar mengajar

g. Sumber/ bahan/ media

h. Penilaian

4. Menyusun penilaian

a. Tujuan penilaian adalah memberikan umpan balik kepada siswa.

b. Alat penilaian harus mendorong siswa untuk menggunakan penalaran dan membangkitkan
kreativitas siswa.

c. penilaian dapat menggunakan berbagai cara seperti tes, portofoliokoma wawancara, observasi,
mengajukan pertanyaan dan sebagainya

d. Penilaian harus bersifat adil, artinya setiap siswa mendapat peluang untuk meningkatkan
kemampuannya.
B. PENILAIAN

Penilaian membaca di kelas tinggi lebih dititikberatkan pada aspek pemahaman bacaan. Dengan
demikian, salah satu alat penilaian yang bisa digunakan adalah tes pemahaman.

Secara umum, bentuk-bentuk penilaian membaca di kelas tinggi yang dapat digunakan oleh guru
terbagi menjadi dua yaitu :

1. Tas respons jawaban

merupakan bentuk tes untuk mengukur kemampuan membaca peserta didik dengan cara memilih
jawaban yang telah disediakan. Contohnya :

a. Tes objektif bentuk pilihan ganda

b. Tes objektif benar-salah

c. Soal menjodohkan

d. Isian tumpang dengan alternatif jawaban

2. Tes konstruksi jawaban

merupakan tes yang menuntut siswa untuk mengemukakan jawaban sendiri berdasarkan
informasi yang diperoleh dari wacana yang disajikan. Tes konstruksi jawaban dapat berbentuk
pertanyaan terbuka atau menceritakan kembali.

a. Pertanyaan terbuka

bentuk pertanyaan terbuka ini menuntut siswa untuk memberikan jawaban tidak hanya sekedar
mengingat atau menyebutkan fakta saja, melainkan juga menuntut mereka berpikir kritis.

b. Isian rumpang

Tes isian rumpang dapat digunakan untuk mengukur pemahaman bacaan. semakin banyak
resapan yang diisikan dengan benar oleh testi, semakin tinggi pula tingkat pemahaman testis
terhadap bahan bacaan tersebut.

c. Menceritakan kembali
bentuknya semacam ini menuntut siswa untuk benar-benar memahami isi wacana yang disajikan.
Pemahaman siswa tersebut menjadi modal mereka untuk menceritakan kembali informasi yang
terdapat dalam wacana.

3. Rubrik penilaian membaca

Untuk tes-ted yang bersifat subjektif,guru perlu membuat rubrik penilaian sebagai pedoman
dalam menilai kemampuan membaca siswa. Rubrik penilaian diperlukan untuk menilai tes
membaca nyaring (membacakan), membaca indah (puisi), membaca pemahaman atau membaca
dalam hati yang menggunakan jenis tes mengkonstruksi jawaban.

Anda mungkin juga menyukai