Dosen Pengampu:
Firdasari (220407551016)
Januarti (220407552012)
Kelas: C22C
TAHUN 2023
Project Based Learning (PJBL)
diterjemahkan dalam bahasa Inggris yaitu Project Based Learning. Buck Institute
siswa yang bernilai dan realistik (Trianto, 2017). Lebih lanjut Astuti (2021, p. 8)
tertentu sambil menginspirasi siswa untuk bertanya secara aktif, berfikir kritis dan
kepada masalah praktis melalui stimulus dalam belajar”. Lebih lanjut menurut
instructional model based on having student confront real world issues and
problems that they find meaningful, determine how to addres them, and then act in
proyek adalah model instruksional yang didasarkan pada meminta peserta didik
menghadapi masalah dan masalah dunia nyata yang mereka anggap bermakna,
Menurut Sari & Angreni (2018) Project Based Learning ialah proses
Dalam implementasinya, model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa
berbasis proyek adalah model yang ideal untuk memenuhi tujuan pendidikan abad
Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
(PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran dengan ciri khusus adanya
belajar secara langsung kepada peserta didik melalui kegiatan pembuatan proyek
proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas
1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai awal agar
peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
penting agar proyek dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang
1. Connecting with the problem. Guru membuat pilihan, menyusun rancangan serta
guru menyusun struktur kerja melalui masalah yang akan dihadapi siswa. Struktur
ini hendaknya memberikan rancangan tugas yang wajib diselesaikan oleh peserta
didik. Struktur merupakan kunci dari segenap proses, terkait dengan cara peserta
didik melatih proses berfikir melalui situasi nyata dan menemukan solusi.
tersebut ditujukan guna memunculkan fakta dan daftar perihal yang membutuhkan
klarifikasi.
4. Revisiting the problem. Peserta didik yang tergabung dalam kelompok kecil yang
telah menyelesaikan tugas mandiri harus segera menggabungkan diri dalam kelas
sebagai referensi, durasi waktu yang dipergunakan, serta efektivitas solusi yang
pemecahan masalah dan disampaikan kepada guru agar dievaluasi. Guru menilai
6. Evaluating performance and the problem. Guru menugaskan siswa untuk menilai
1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai awal agar
peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
3) Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru memonitoring terhadap
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang
dimulai dengan pemberian pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan ini lah menjadi
dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
5) Menguji hasil (assess the outcome). Penilaian dilakukaan untuk membantu guru
yang sudah dicapai siswa, serta membantu guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
pembelajaraan, siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
ribut dan diperlukan kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang
baik, selain itu, peserta didik mengalami kesulitan dalam proses pengumpulan
informasi serta membuat beberapa anak menjadi tidak aktif dalam kelompok.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah-
4) Meningkatkan kolaborasi.
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber lain seperti
8) Melibatkan peserta didik secara kompleks untuk belajar mengabil informasi dan
dunia nyata.
Darmaji (2018) bahwa disisi lain, guru dan siswa harus mempertimbangkan
dalam jangka panjang seperti beberapa minggu, atau bahkan lebih dari sebulan
1) Kondisi kelas sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek
2) Walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup, masih saja memerlukan
masalah.
f.Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
dengan kebutuhan dan minatnya, menghasilkan produk dan berpikir kreatif, kritis
1) Terdapat persoalan yang bersifat rumit yang diberikan kepada peserta didik.
telah dilewatinya.
pembelajaran kooperatif yang memadukan tiga gaya belajar yaitu belajar dengan
melihat (visual), belajar dengan mendengarkan (auditori) dan belajar dengan gerak
dan emosi (kinestetik), Bahkan jika seseorang cenderung hanya menggunakan satu
gaya belajar atau suka belajar hanya menggunakan satu gaya belajar, pembelajaran
yang menggunakan lebih banyak gaya belajar dapat membuat siswa lebih aktif
melibatkan ketiga modalitas belajar agar menjadikan siswa merasa nyaman dalam
belajar, ketiga modalitas belajar tersebut dikenal sebagai gaya belajar. Lebih lanjut
pembelajaran IPA bagi peserta didik sangat dibutuhkan keterlibatan siswa dan
guru secara optimal agar tercapainya proses belajar yang baik. Adapun salah satu
tolok ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik yaitu jika peserta didik itu dapat
mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang
indra yang dimiliki siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran VAK adalah
suatu pembelajaran yang memanfaatkan gaya belajar setiap individu dengan tujuan
agar semua kebiasaan belajar siswa akan terpenuhi. Lebih lanjut Menurut Ngalimun
(2013: 138) model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif
dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic. Jadi
ketiga gaya belajar (melihat, mendengar, dan bergerak) setiap individu dengan cara
tugas guru dalam mendesain proses pembelajaran di dalam kelas. Model VAK
memanfaatkan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik dengan cara melatih
dan mengembangkannya agar hasil yang diperoleh dari belajar dapat meningkat,
media & alat peraga. Auditor dengan belajar dengan berbicara dan mendengar.
Kinestetic dengan belajar bergerak dan berbuat. Kinestetic bermakna gerakan tubuh
(hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami dan melakukan.24 Model
Kinesthetic (VAK) ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
yang memperhatikan ketiga gaya belajar siswa yaitu visual (melihat), auditori
bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indera yang dimiliki oleh siswa dengan
cara mengkombinasikan ketiga gaya belajar setiap individu agar semua kebiasaan
memadukan tiga gaya belajar yaitu belajar dengan melihat (visual), belajar dengan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar langsung dengan
memanfaatkan alat indera yang dimiliki oleh siswa agar semua kebiasaan belajar
Kinesthetic yaitu memadukan tiga gaya belajar yakni melihat, mendengar, dan
bergerak dengan cara memanfaatkan potensi yang telah dimiliki oleh setiap
individu dengan melatih dan mengembangkannya agar aktivitas belajar akan lebih
optimal.
yaitu Visual Auditory Kinesthetic (VAK). Menurut Siswono (Setiawan & Alimah,
mendengar, dan bergerak. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang
mengoptimalkan ketiga modalitas yang sudah dimiliki oleh manusia yang bertujuan
untuk menjadikan siswa belajar merasa nyaman. Pembelajaran dengan model ini
dalam model pembelajaran yang menekankan pada ketiga unsur gaya belajar, yaitu
penglihatan, pendengaran, dan gerakan yang tentunya dapat mengoptimalkan
ketiga modalitas belajar sehingga dapat meningkatkan minat, motivasi peserta didik
dan menuntut peserta didik agar aktif dan berkreatif pada proses pembelajaran.
proses pembelajaran.
Hal ini diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Huda (Sultan, et al
(2019), yaitu:
Gaya belajar ini adalah gaya belajar yang memanfaatkan indra mata melalui
Gaya belajar atau modalitas belajar ini adalah gaya belajar dengan cara mendengar,
berargumentasi. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar dengan
mendengarkan apa yang orang disekitarnya katakan dan biasanya dapat menghafal
auditori bisa dengan mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka
memilih kata-kata,
1) Ranah Kognitif
Pada revisi Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif mencakup enam bagian, yakni
dikuasai oleh siswa agar mampu menerapkan atau mengaplikasikan teori yang telah
2) Ranah Afektif
Ranah afektif terdiri dari lima tahap kemampuan yakni menerima. merespon,
dapat dilihat melalui aspek moral yang ditunjukkan, baik itu melalui perasaan,
3) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik dilihat dari keterampilan dan juga kemampuan dalam
bertindak oleh siswa itu sendiri. Siswa bukan hanya menghafal teori akan tetapi
menerapkan teori yang sifatnya abstrak ke dalam dunia nyata. Terdapat lima
diukur dengan bentuk penilaian berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi
yakni cara memahami materi yang diajarkan, cara memahami tingkat kemampuan
siswa, dan cara mereka menerima materi yang telah guru berikan.
dari model pembelajaran VAK adalah peserta didik maupun siswa akan
mendapatkan proses pembelajaran yang lebih bermakna dengan memaksimalkan
dari model pembelajaran VAK yaitu, adanya antusias yang tinggi dari siswa ketika
model pembelajaran VAK diterapkan, hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran
sedang berlangsung, tingginya rasa ingin tahu siswa, serta siswa dapat berpikir
kritis dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Selain itu, kekurangan model
pembelajaran VAK yaitu, waktu sangat terbatas, dan dari pihak sekolah kurang
ketiga gaya belajar sehingga diperlukan pendidik yang terampil dan mampu
VAK yakni dapat menjangkau setiap gaya belajar siswa sehingga memberikan
visual, auditori, dan kinestetic. Visual dengan belajar dengan mengamati dan
media & alat peraga. Auditor dengan belajar dengan berbicara dan mendengar.
tubuh (hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami dan melakukan.
Kinesthetic (VAK) ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
proses pembelajaran adalah hasil belajar yang diperoleh siswa masih kurang
maksimal. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu dari dalam
diri siswa dan lingkungan sekitarnya. Menurut Taiyeb & Mukhlisa (2015)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
individu itu sendiri yang meliputi pengetahuan, bakat, minat, kesehatan jasmani,
motivasi dan minat belajar. sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal
dari luar individu, yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan di masyarakat.
atau dengan kata lain siswa mengalami kesulitan belajar selain itu juga dipengaruhi
oleh kemampuan sosial dalam belajar, hal inilah yang menyebabkan hasil belajar
siswa tersebut kurang maksimal. Menurut Djabba & Halik (2019) menjelaskan
bahwa suatu pembelajaran akan menjadi efektif akan tercermin dari hasil belajar
yang didapatkan oleh siswa. Lebih lanjut Menurut Pingge & Wangid (2015)
menyatakan bahwa penyebab kesulitan belajar siswa bersumber dari faktor internal
(dari dalam diri pelajar) meliputi intelektual, percaya diri, kebiasaan belajar.
bersumber dari faktor internal (dari luar pelajar) meliputi kondisi dalam proses
pembelajaran, dalam hal ini adalah guru, kualitas pembelajaran, dan instrumen yang
dua yaitu faktor internal yaitu berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor
eksternal yaitu faktor yaitu berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.
Sari, Rona, Taula & Siska Angraeni. 2018. Penerapan Model Pembelajaran
Susanti, Eka Dian. 2019. Project Based Learning: Pemanfaatan Vlog Dalam
Fitri, Hikmatul, I Wayan Dasna & Suharjo. 2018. Pengaruh Model Project Based
Wahyuni, Eka & Fitriani. 2021. Implementasi Model Pembelajaran Project Based
TANGERANG. Vol 3: 1.
Hasil Belajar Ipa Peserta Didik Kelas Iv Sd Negeri 147 Pekanbaru. Jurnal
Magdalena, I, Fajriyati Islami, N., Rasyid, E, A, & Diasty, N.,I (2020). Tiga
Ranah Taksonomi Bloom dalam Pendidikan. Jurnal Edukasi dan Sains 2(1).
132-139.
Pingge, H. D & Wangid, M.N (2015). Faktor Yang mempengaruhi Hasil Belajar
156-164.
10. http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend.
Taiyeb, A, M., & Mukhlisa, N (2015). Hubungan Gaya Beljar dan Motivasi
Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tanete