PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 mengenai Standar
Nasional Pendidikan juga dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning). University of Nottingham (2003:[online]) menjelaskan bahwa
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran
sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang
kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas. Thomas, dkk, dalam
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Wena, 2009:114) menyatakan bahwa
Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan kerja proyek.
1
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman
belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik (Santyasa, 2006:12). Dalam
pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya
sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam
hasil proyek yang dikerjakan.
Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami:
2
BAB 2.
PEMBAHASAN
Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari
suatu disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan
tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom
mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk
nyata. Biasanya memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi, tidak sekedar merupakan
rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok kolaboratif. Proyek memfokuskan pada
pengembangan produk atau unjuk kerja (performance), yang secara umum pebelajar
melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan
pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi.
1. Menurut Buck Institute for Education (BIE) (dalam Khamdi, 2007) “Project Based
Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan
pemecahan masalah dan tmemberi peluang siswa bekerja secara otonom
3
mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya
siswa bernilai dan realistik.
2. Project Based Learning merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa
(student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana
siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya.
3. Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model
pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam
kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis
informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan
sikap).
4. Thomas Mergendoller dan Michaelson mengatakan PBL adalah metodepengajaran
sistematik yang mengikutsertakan pelajaran ke dalampembelajaran pengetahuan dan
keahlian yang kompleks, pertanyaanautentik dan perancangan produk dan tugas.
5. Baron B. mengatakan PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secarakonstruktif
untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasisriset terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata relevanbagi kehidupannya.
6. Moeslichatoen mengatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan proyek
(PBL)adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan pengalaman
belajardengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus
dipecahkan secara berkelompok. Menurut hasil penelitian terdapat hubunganyang erat
antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan. Oleh
karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan
anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung.
7. Thomas, 2000 mengatakan bahwa Project Based Learning (PBL) atau Pembelajaran
Berbasis Proyek (PBP) merupakan tugas-tugas komplek, yang didasarkan pada
pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau permasalahan, yang melibatkan para
siswa di dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau aktivitas
investigasi; memberi peluang para siswa untuk bekerja secara otonomi dengan
periode waktu yang lama; dan akhirnya menghasilkan produk-produk yang nyata atau
presentasi-presentasi.
8. Santyasa (2006), yang menyatakan bahwa PBL adalah suatu pembelajaran yang
berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi dan menentukan
suatu pemecahan masalah yang dihadapi. PBL dirancang untuk digunakan pada
4
permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya.
9. Mahanal, 2009 mengatakan bahwa PBL adalah pembelajaran dengan menggunakan
proyek sebagai metoda pembelajaran. Para siswa bekerja secara nyata, seolah-olah
ada di dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis.
Santyasa (2006) juga menjelaskan bahwa di dalam PBL proyek dilakukan secara kolaboratif
dan inovatif yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan
siswa atau masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa PBL dalam
pelaksanaannya menekankan pada pembelajaran yang kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif
dalam hal ini menunjukkan bahwa antar siswa dalam kelompok saling ketergantungan dalam
menyelesaikan proyek dan antara siswa satu dengan siswa yang lain akan mencapai suatu
tujuan jika dalam kelompok tersebut dapat mencapai tujuan bersama yang diharapkan
(Slavin, 1995; Arends, 1998; Heinich et al., 2002 dalam Santyasa, 2006).
PBL membantu siswa dalam belajar pengetahuan dan ketrampilan yang kokoh yang dibangun
melalui tugas-tugas dan pekerjaan otentik. Situasi belajar, lingkungan, isi, dan tugas-tugas
yang relevan, realistik, otentik, dan menyajikan kompleksitas alami dunia nyata mampu
memberikan pengalaman pribadi siswa terhadap obyek siswa dan informasi yang diperoleh
siswa membawa pesan sugestif cukup kuat (Mahanal, 2009). Selain itu menurut Kamdi
(2007) menjelaskan bahwa PBL mendukung proses konstruksi pengetahuan dan
pengembangan kompetensi produktif pebelajar yang secara aktual muncul dalam bentuk-
bentuk keterampilan okupasional/teknikal (technical skills), dan keterampilan sebagai pekerja
yang baik (employability skills).
5
a) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
b) Permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
c) Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan.
d) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan.
e) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
f) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan.
g) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
h) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
Karakteristik Project Based Learning BIE ( dalam Susanti, 2008) menyebutkan ciri-ciri
Project Based Learning diantaranya adalah: isi, kondisi, aktivitas dan hasil. Keempat ciri-ciri
itu adalah sebagai berikut:
a. Isi Difokuskan pada ide-ide siswa yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja
atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman
siswa sehari-hari.
b. Kondisi Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam
mengelola tugas dan waktu belajar. Sehingga dalam belajar materisejarah siswa
mencari sumber informasi secara mandiri dari berbagai referensi seperti buku maupun
intenet.
c. Aktivitas Adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah
menggunakan keakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas
pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah. Pada
materi sejarah, siswa dituntut untuk aktif, menggunakan kecakapan untuk
memecahkan masalah dan berbagai tujuan belajar yang ingin dicapai.
d. Hasil, adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan
kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk
strategi dan kemampuan untuk mempergunakan kognitif strategi pemecahan masalah.
6
2.2 Alasan Model Project Based Learning (PBL) Tepat untuk Pembelajaran Akuntansi
Keuangan Dalam Menyajikan Laporan Keuangan
Menurut saya metode project based learning (PBL) sangat cocok di terapkan pada
pembelajaran sejarah karena Siswa dituntut untuk berfokus pada kreatifitas berpikir,
pemecahan masalah, dan interaksi antara pelajar dengan teman sebaya untuk menciptakan
dan menggunakan pengetahuan baru. Siswa akan bekerja didalam tim, menemukan
keterampilan merencanakan, mengorganisasi, bernegosiasi, dan membuat consensus tentang
isu-ius tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tugas, dan
bagaiman informasi akan dikumpulkan dan dipresentasikan secara ilmiah. Model
pembelajaran berbasis proyek yang dikonstruksi dari prinsip-prinsip pembelajaran
kontruktivis sesuai dengan kurikulum 2013, diduga dapat menumbuhkan nilai-nilai yang
hendak dibangun dalam soft skills, seperti: pemecahan masalah, kreativitas, inovasi,
kerjasama tim, kemampuan berkomunikasi dan presentasi.
7
2. Tahap pelaksanaan
Siswa dalam masing – masing kelompok melaksanakan proyek dengan melakukan investigasi
atau berpikir dengan kemampuannya berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki. Kemudian
diadakan diskusi kelompok. Sementara guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan
dengan betindak sebagai fasilitator.
3. Tahap penilian
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing –masing kelompok.
Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut
perlu diperbaiki atau tidak, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.
8
e. Guru menjelaskan kegiatan belajar berbasis proyek. Pada pembelajaran ini,
siswa diminta untuk menulis biografi singkat para tokoh dengan nilai-nilai
keteladanannya. Masing-masing kelompok menulis dan membuat proyek
untuk satu tokoh. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Menentukan judul biografi,
2) Menyusun rencana jadwal, misalnya sistematika biografi itu seperti,
perlu cari/informasi/sumber/ bacaan dimana, berapa hari, analisis dan
menyusun jadi tulisan kapan, selesai kapan,
3) monitoring, siswa harus mencermati sudah berapa hari, pekerjaan
sudah sampai apa dan guru menanyakan kemajuan pekerjaan siswa
itu,
4) pengujian hasil, masing-masing menyajikan dan guru memberikan
penilaian,
5) Evaluasi pengalaman, guru akan menanyakan pengalaman pada
waktu mencari sumber atau waktu menulis, juga menanyakan
perasaan siswa waktu sedang melaksanakan kegiatan penulisan
biografi ini.
a. Dalam kegiatan penutupan pertemuan hari itu lebih banyak pesan-pesan untuk
mengerjakan proyek penulisan biografi singkat. Halaman sengaja tidak diatur
disertakan kemampuan maisng-masing kelompok dan keberadaan sumber,
tetapi maksimal 6 halaman ketik, 1,5 spasi
b. Guru memberi saran ke siswa, mengerjakan tugas ini mencari informasi dan
data dari berbagai sumber sejarah.
NWRL (2002) dalam Mahanal (2009) mengidentifikasi beberapa kelebihan penerapan PBL
yang disarikan dari beberapa ahli sebagai berikut:
9
a) Menyiapkan siswa pada lapangan pekerjaan. Siswa disiapkan melalui pengembangan
ketrampilan-ketrampilan dan kemampuan-kemampuan seluas-luasnya melalui kerja
sama/kolaborasi, perencanaan projek, pengambilan keputusan, dan manajemen waktu (Blank,
1997; Dickinson et al., 1998).
f) Membuka peluang bagi para siswa untuk membuat dan melihat hubungan antar disiplin
ilmu.
10
g) Memberi kesempatan para siswa untuk berperan di sekolah atau di masyarakat.
h) Meningkatkan percaya diri. Para siswa merasa bangga akan memenuhi sesuatu yang
mempunyai nilai di luar kelas itu
l) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
Anatta (dalam Susanti, 2008) menyebutkan beberapa kelebihan dari Project Based Learning
diantaranya sebagai berikut: 1) Meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha
keras dalam mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih menyenangkan
daripada komponen kurikulum yang lain. 2)Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
dari berbagai sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat
siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. 3)
Meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa
mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Teori-teori kognitif yang baru
dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa
akan belajar lebih didalam lingkungan kolaboratif. 4)Meningkatkan keterampilan mengelola
11
sumber, bila diimplementasikan secara baik maka siswa akan belajar dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Adapun beberapa kelemahan model project based learning (PBL) antara lain:
c) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
h) Kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek
karena adanya kebebasan pada siswa sehingga memberi peluang untuk ribut dan untuk itu
diperlukannya kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik.
i) Walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup masih saja memerlukan waktu
yang lebih banyak untuk pencapaian hasil yang maksimal.
j) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
k) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas,
dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
l) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
12
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik
harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah,
membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan
peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang
mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa
nyaman dalam proses pembelajaran.
BAB 3.
KESIMPULAN
Project Based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan
pemecahan masalah dan tmemberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi
belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan
realistik. Santyasa (2006) juga menjelaskan bahwa di dalam PBL proyek dilakukan secara
kolaboratif dan inovatif yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan
kehidupan siswa atau masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa PBL
dalam pelaksanaannya menekankan pada pembelajaran yang kolaboratif.
13
Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan
pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan
memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan
yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka
lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge
terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang
mengiringinya. Terkahir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka
lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi
lebih baik lagi.
Model ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya ialahdapat merombak
pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang
dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan, pengetahuan yang diperoleh
fungsional, anak-anak belajar bersungguh-sungguh dalam bekerja bersama, dan anak-anak
bertanggung jawab penuh pada pekerjaannyasedangkan kelemahannya ialah kurikulum yang
berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang
pelaksanaan metode ini, organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini
sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini
danbahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/05/model-pembelajaran-project-based.html
https://docs.google.com/document/d/1noKMTmfQyofqEX461Wb2g5TP7Y9GWTPuBWR3l
kSiw2U/edit
http://sainsedutainment.blogspot.com/2012/09/project-based-learning.html
http://falerieducation.blogspot.com/2012/03/project-based-learning.html
http://www.m-edukasi.web.id/2014/06/pembelajaran-proyek-project-based.html
http://femisiburian.blogspot.com/2013/11/project-based-learning-problem-based.html
15